PENGADAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN DARI

BAB IV PENGADAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN DARI

25. PENGADAAN ALAT KESEHATAN

a. Apakah harga e-catalogue alat kesehatan LKPP sudah termasuk ongkos kirim sampai Kabupaten kami

b. Apakah harga e-catalogue alat kesehatan LKPP sudah termasuk uji fungsi alat (teknisi datang ke tempat kami), serta biaya training ?

c. Apakah harga e-catalogue alat kesehatan LKPP sudah termasuk garansi dan jaminan ketersediaan suku cadang ?

d. Apakah dalam satu kode rekening dokumen anggaran bisa banyak kontrak ?

e. Bagaimana pengadaan alkes yang belum ada di e-catalogue LKPP ?

Tanggapan:

a. Harga yang tercantum di e-catalogue sudah termasuk biaya kirim dan uji fungsi alat (tetapi ada beberapa yang tidak termasuk, maka K/L/D/I diharapkan melakukan konfirmasi harga tersebut kepada penyedia).

b. Bila belum termasuk, agar dibuat kontrak/SPK terpisah.

c. Harga e-catalogue alat kesehatan LKPP sudah termasuk garansi dan jaminan ketersedian suku cadang

d. Dalam satu kode rekening bisa banyak kontrak e-catalogue ,

dikarenakan penyedianya berbeda sesuai kebutuhan.

e. pengadaan alkes yang belum ada di e-catalogue LKPP disarankan agar dilakukan dengan memilih jenis alat kesehatan yang mempunyai fungsi yang sama sesuai kebutuhan pada e-catalogue LKPP, dengan melakukan e. pengadaan alkes yang belum ada di e-catalogue LKPP disarankan agar dilakukan dengan memilih jenis alat kesehatan yang mempunyai fungsi yang sama sesuai kebutuhan pada e-catalogue LKPP, dengan melakukan

26. KATALOG OBAT, PERSEDIAAN PENYEDIA TIDAK ADA

Setelah dilakukan pengiriman informasi paket pembelian obat SRR ke penyedia PT. DDD pada tanggal 17 juni 2014 oleh ULP Kab. Bagus, belum ada tanggapan sama sekali. Apakah pesanan obat kami bisa dipenuhi atau tidak mohon penjelasannya.Jika pesanan obat kami tidak dapat dipenuhi, bagaimana caranya supaya kami bisa mendapatkan obat tersebut.

Terhadap produk obat :

a)

XXX tidak dapat dilayani/disuplai oleh PT. TTT karena ada kendala dalam proses produksi.

b) Obat FFF tidak dapat dilayani/disuplai oleh PT. MMM karena kuota produk tersebut telah digunakan untuk memenuhi pesanan proyek Kementrian

c) Produk BBB tablet salut 100 mg tidak dapat dilayani/disuplai karena sudah melebihi dari RKO.

Pertanyaan:

Bagaimana caranya untuk mendapatkan obat tersebut, bisakah dilakukan pembelian diluar e-catalogue?

Kalau bisa apa dasar hukumnya dan untuk HPS apakah tetap harga e-catalogue atau harga pasar?

Tanggapan:

a. Selama ada penjelasan dari PT. xxx yang berkontrak payung (pabrikan) bahwa terdapat kendala dalam penyediaan obat. Hal tersebut diperbolehkan, namun bila tidak ada respon pelayanan sesuai kontrak payung LKPP dengan penyedia, agar berkirim surat ke dit catalog LKPP

b. dalam hal obat diperlukan segera karena tidak tersedia obat untuk kepentingan pelayanan maka dapat dilakukan dengan pengadaan langsung/penunjukan langsung

c. untuk kebutuhan obat yang tidak mendesak dan nilai pengadaan di atas Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) dilakukan pelelalangan sederhana/pelelangan umum

d. dalam hal pengadaan tidak dapat dilakukan secara e- purchasing dibuktikan dengan pernyataan penyedia catalog maka pengadaan dilakukan diluar e-catalogue dengan harga mengikuti harga pasar.

27. PENGADAAN-PENGADAAN DI RUMAH SAKIT

Kalau dalam pelelangan ulang pemilihan penyedia kedua kalinya untuk pekerjaan Pengisian Tabung Oksigen dan Pemilihan Penyedia yang ketiga kalinya untuk pekerjaan pengadaan makanan dan minuman pasien rawat inap ternyata kembali mengalarni kegagalan karena tidak ada yang memasukkan penawaran, apa yang harus dilakukan?

Selanjutnya apakah boleh dilakukan penunjukan langsung kepada penyedia tahun sebelumnya? Atau dilakukan dilakukan pelelangan ulang kembali, proses pengadaan apa yang harus dilakukan sambil menunggu proses lelang selesai sementara Selanjutnya apakah boleh dilakukan penunjukan langsung kepada penyedia tahun sebelumnya? Atau dilakukan dilakukan pelelangan ulang kembali, proses pengadaan apa yang harus dilakukan sambil menunggu proses lelang selesai sementara

Apakah adendum kuantitas diperbolehkan karena terjadi kesalahan perhitungan untuk kontrak harga satuan?

Proses pelelangan obat-obatan non e-catalogue di Rumah Sakit terhambat karena e-catalogue terus berubah dan bertambah sementara stok obat dirumah sakit dalam kondisi kosong, apa yang harus dilakukan?

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; pasal

bahwa dalam hal Pelelangan/Seleksi/Pemilihan Langsung Ulang gagal, Kelompok kerja ULP dapat melakukan Penunjukan Langsung berdasarkan persetujuan PA, dengan tetap memperhatikan prinsip efisiensi, efektifitas, dan akuntabilitas, dengan ketentuan:

84 ayat (6)

dinyatakan

a. Hasil Pekerjaan tidak dapat ditunda;

b. Menyangkut kepentingan/keselamatan masyarakat;

c. Tidak cukup waktu untuk melaksanakan proses Pelelangan/Seleksi/Pemilihan Langsung dalam Pelaksanaan Pekerjaan.

Mengacu pada ketentuan di atas berdasarkan perintah PA, Pokja ULP dapat melakukan penunjukan langsung untuk pengadaan obat, bahan makanan dan tabung oksigen untuk keselamatan/pelayanan masyarakat dengan negosiasi kewajaran harga.

Dalam hal pekerjaan pelayanan masyarakat telah dilaksanakan tanpa didasari oleh perjanjian/perikatan sebelumnya dengan pihak penyedia barang/jasa karena pelaksanaan Dalam hal pekerjaan pelayanan masyarakat telah dilaksanakan tanpa didasari oleh perjanjian/perikatan sebelumnya dengan pihak penyedia barang/jasa karena pelaksanaan

Untuk mendukung proses audit sebagaimana tersebut di atas, maka disarankan untuk mengumpulkan bukti-bukti antara lain:

 Berita Acara Pelaksanaan Pekerjaan,  Kuitansi,  Tanda Terima,  Foto-foto pelaksanaan dan/atau  Bukti pendukung lainnya.

Hasil audit dan kepastian telah teralokasinya anggaran menjadi salah satu dasar Penandatanganan Kontrak Pembayaran Hutang pekerjaan ini.

Selanjutnya karena pekerjaan ini adalah pekerjaan yang berkelanjutan, untuk Tahun Anggaran berikutnya Pengadaan Pemeliharaan Sistem pelayanan masyarakat dilakukan dengan Pelelangan Umum yang prosesnya dapat dimulai pada tahun anggaran sekarang, setelah dokumen RKAKL-nya disetujui (Pasal 73 ayat (1) huruf b Perpres Nomor 70 Tahun 2012). Atau kalau memungkinkan dibuat Kontrak untuk tahun jamak.

Untuk pekerjaan yang menggunakan kontrak harga satuan dapat dilakukan perubahan kontrak terhadap volume (kuantitas).

Untuk pengadaan obat dan alat kesehatan yang sudah tersedia di e-catalogue dapat dilakukan dengan pengadaan secara prosedur e-catalogue. Untuk obat dan alat kesehatan yang belum ada dalam e-catalogue menggunakan proses pengadaan sesuai dengan peraturan presiden no. 54 tahun 2010 sebagaimana telah diubah dalam peraturan Presiden no. 54

Tahun 2010 sebagaimana diubah dalam Peraturan Presiden No.

70 tahun 2012.

Pengadaan yang sifatnya mendesak untuk keselamatan masyarakat dilakukan dengan penunjukan langsung dengan negosiasi teknis dan harga (Peraturan Presiden No. 70 tahun 2012 Pasal 38 ayat 4a3, penunjukan langsung dapat dilakukan untuk keselamatan/ perlindungan masyarakat yang pelaksanakan pekerjaannya tidak dapat ditunda/harus dilakukan segera).

Proses pengadaan adalah pilihan-pilihan prosedural, jangan sampai penerapan hukum yang tidak proporsional mengakibatkan rumah sakit di negeri ini tersandera dalam memberikan pelayanan yang baik.

28. PEMAKETAN DI SATU KODE REKENING UNTUK PENGADAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN

Pada paket kegiatan Pengadaaan sarana dan prasarana puskesmas Paket Pekerjaan Belanja modal Pengadaan alat-alat kedokteran umum Sebesar Rp. 1.800.000.000.pada saat perencanaan semula semua item barang yang terdapat dalam satu anggaran tersebut belum ada di e-catalogue. saat akan diadakan proses pemilihan penyedia ternyata e-catalogue nya telah keluar.

Apa langkah yang harus dilakukan oleh PPK, apalagi bila harganya melebihi harga e-catalogue? Dapatkah Paket Pekerjaan tersebut terdiri dari beberapa bentuk perikatan/perjanjian dengan Penyedia sesuai dengan jumlah transaksi, tanpa harus merubah dokumen anggarannya?

Pengadaan yang dilakukan melalui pelelangan karena kemarin belum tersedia catalognya tetap dapat diteruskan. Harga Pengadaan yang dilakukan melalui pelelangan karena kemarin belum tersedia catalognya tetap dapat diteruskan. Harga

Satu kode rekening anggaran (akun) dapat dilakukan banyak pemaketan sehingga akan banyak kontrak dengan berbagai penyedia.

Dalam hal satu kode rekening (akun) dengan satu penyedia maka dilakukan dengan satu kontrak (walaupun transaksinya banyak) e-catalogue merupakan salah satu pilihan, dimana penunjukan langsung dapat dilakukan. Ketentuan e-catalogue ada di Pasal 38 perpres 70/2012.

29. BILA HARGA E-CATALOGUE OBAT DI AWAL JANUARI 2014 BELUM TERSEDIA

Pelayanan Bagaimana bila harga di e-catalogue untuk obat sedang di update? Pelayanan kepada masyarakat tidak boleh terhenti, karena masalah pengadaan.

Dalam hal harga e-catalogue obat belum tersedia, pengadaan dilakukan untuk kebutuhan 2 minggu atau satu bulan dengan pengadaan langsung/penunjukan langsung, dengan negosiasi kewajaran harga. Diharapkan harga e-catalogue obat akan segera ada.

30. STOK DI E-CATALOGUE TIDAK DAPAT DIPESAN LAGI

Pengadaan di e-catalogue secara e-purchasing disusun atas dasar kebutuhan nasional.

Misal ada 500 kota/kabupaten menyusun kebutuhan atas suatu obat tertentu misal obat Z dengan total kebutuhan ada 100.000 butir. 100.000 butir bisa disediakan oleh Pabrikan W . Maka LKPP melakukan kontrak payung dengan kewajaran harga kepada Pabrikan W.

Semua instansi pemerintah seperti Rumah Sakit pemerintah dapat melakukan pengadaan obat secara e-catalogue dengan e-purchasing (bahkan untuk pengadaan obat secara e- purchasing ini, bisa menyebut merek dan tidak diperlukan lagi negosiasi harga).

Suatu saat semua kebutuhan Rumah Sakit akan mencapai lebih dari 100.000 butir, sehingga penyedia tersebut tidak bisa memenuhi lagi sesuai kontrak payung.

Stok sesuai kontrak payung telah dicapai dengan pabrikan W. Penyedia tidak memenuhi karena kita memberi angka 100.000 butir yang didapat dari penjumlahan masing-masing kota/kabupaten, yang mungkin sekali angka yang disampaikan oleh kota/kabupaten tidak begitu akurat atau selama ini tidak teruji bila dicocokkan dibandingkan dengan realisasinya. E-catalogue obat sudah dikompetisikan dan ditentukan 1 pemenang dari 1 penyedia obat, target adalah RKO, bila permintaan melebihi RKO maka tidak dapat dipenuhi oleh penyedia obat.

Dalam hal ada kebutuhan obat tidak bisa dipenuhi lagi oleh Pabrikan W tersebut, kita agar mencatat penyataan penyedia tersebut, yang selanjutnya kita dapat mengadakan melalui pelelangan atau pengadaan langsung. Untuk kebutuhan obat yang sifatnya mendesak untuk pelayanan masyarakat dapat dilakukan dengan penunjukan langsung.

Setiap pengadaan langsung atau penunjukan langsung agar dilakukan kewajaran harga.

31. TIDAK ADA NEGOSIASI DALAM PENGADAAN OBAT SECARA E-PURCHASING

Apakah dalam pengadaan obat melalui e-purchasing masih diperlukan negosiasi harga?

Harga obat di e-catalogue INAPROC merupakan harga hasil kompetisi yang merupakan harga transaksi sehingga tidak diperlukan negosiasi harga.

32. CARA PENGADAAN ALAT KESEHATAN PUSKESMAS

Mohon petunjuk untuk pengadaan alat kesehatan puskesmas dimana dalam uraian barang/ kebutuhan barang yang akan dilakukan pelelangan, barang alkes yang dibutuhkan ada yang belum tersedia harga e-catalogue (harga dari LPSE/LKPP).

Pengadaan sebaiknya dilakukan dengan e-catalogue/e- purchasing LKPP. Sehingga barang/jasa yang ada di e-catalogue dilakukan dengan e-purchasing. Dalam hal tidak ada di e- catalogue LKPP, barang/jasa yang diperlukan agar dilakukan pemaketan berdasarkan kompetensi penyedia.

Berikutnya terhadap paket yang barangnya hanya bisa disediakan oleh satu penyedia agar dilakukan penunjukan langsung dengan negosiasi harga. Terhadap barang/jasa yang penyedianya banyak agar dilelangkan atau bila nilainya s.d. Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) dilakukan dengan pengadaan langsung.

33. PEMAKETAN UNTUK ALAT KESEHATAN DENGAN E- CATALOGUE LKPP

Apakah Rumah Sakit hanya boleh mengadakan alat alat kesehatan yg ada di e-catalogue?

Bila demikian bagaimana cara pemaketan dan pelaksaannya mengingat tidak seluruhnya alkes sudah ada di e- catalogue? DIPA sudah ditetapkan.

Apa boleh dilaksanakan secara pengadaan langsung pekerjaan pengadaan barang dengan pagu dibawah Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), namun barang tersebut menambah aset K/L/D/I, dan bukan operasional rutin K/L/D/I?

Pasal 39 Pepres 70 thn 2012

Misalkan ada satu kode akun pengadaan alkes senilai satu miliar rupiah untuk 3 alat.

Ada dua alat di e-catalogue LKPP.

Alat di e-catalogue LKPP dari penyedia A Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) dan dari penyedia B senilai Rp. 320.000.000,- (tiga ratus dua puluh juta rupiah) sehingga senilai total Rp. 820.000.000,- (delapan ratus dua puluh juta rupiah).

Pengadaan langsung diutamakan terhadap barang yang tidak menambah aset, namun demikian sisa tersebut sebesar Rp. 180.000.000,- (seratus delapan puluh juta rupiah) dapat dilakukan dengan pengadaan langsung.

Jadi di satu akun rekening DIPA bisa menjadi banyak kontrak/SPK (contoh ini ada tiga kontrak/SPK).

34. E-CATALOGUE ALAT KESEHATAN TELAH ADA

Telah tersedia e-catalogue alat kesehatan, yang dapat diadakan secara e-purchasing. Harga catalog masih perlu untuk dilakukan negosiasi harga.

Silahkan klik di

http://inaproc.lkpp.go.id/v3/public/ee-catalogue /ee-catalogue

.htm

35. SATU KODE REKENING DI DPA ATAU DIPA UNTUK BANYAK KONTRAK PENGADAAN OBAT

Dalam DPA/DIPA 2013 untuk pengadaan obat untuk satu kode rekening DPA senilai Rp. 2,4 miliar. Tahun lalu dilelangkan dengan satu kontrak. Tahun ini melalui e-catalogue – e- purchasing. Obat yang kami perlukan tersedia di e-catalogue. Penyedianya adalah sebagai berikut:

1) PT Kimia Farma

2) PT Indo Farma

3) PT Novapahrin

4) PT Phapros

5) PT Kalbe Farma

6) Tidak ada di catalog Dengan demikian akan ada 6 penyedia. Bagaimana pengadaan dan kontraknya? Pengadaan yang sudah ada e- catalogue maka dilakukan pengadaan dengan e-purchasing, berdasarkan hal ini, maka ada 5 penyedia.

Sedangkan yang tidak ada di e-catalogue dilakukan pelelangan atau pengadaan langsung berdasarkan besaran nilainya. Misalnya terpilih penyedia PT. X, kontrak dilakukan dengan masing-masing penyedia, sehingga ada 6 kontrak.

Kontrak dengan penyedia disarankan menggunakan kontrak harga satuan.

Jadi dalam satu kode rekening dapat dilakukan dengan banyak kontrak, tidak ada larangannya, yang tidak boleh adalah adanya perikatan kontrak/SPK yang semua nilai kontraknya bila dijumlahkan akan melebihi anggaran. Jadi dalam satu kode rekening dapat dilakukan dengan banyak kontrak. Kita terbiasa dengan satu kode rekening dengan satu kontrak saja. Padahal dapat dilakukan satu kode rekening dengan banyak kontrak.

36. PENGADAAN OBAT 2013

Untuk pengadaan obat dan alat kesehatan yang sudah tersedia di e-catalogue dapat dilakukan dengan pengadaan secara prosedur e-purchasing.

E-purchasing adalah tata cara pembelian barang/Jasa melalui e-catalogue

Untuk obat dan alat kesehatan yang belum ada dalam e- catalogue menggunakan proses pengadaan sesuai dengan Peraturan Presiden No 54 tahun 2010 sebagaimana telah diubah dalam Peraturan Presiden No. 70 tahun 2012.

Pengadaan yang sifatnya mendesak untuk keselamatan masyarakat dilakukan dengan Penunjukan Langsung dengan negosiasi teknis dan harga (Peraturan Presiden No. 70 tahun 2012 Pasal 38 ayat 4 a3, penunjukan langsung dapat dilakukan untuk keselamatan/perlindungan masyarakat yang pelaksanaan pekerjaannya tidak dapat ditunda/ harus dilakukan segera).

Penunjukan langsung dilakukan kepada pabrikan atau distributor resmi dari pabrikan tersebut.

Untuk pengadaan bukan kebutuhan mendesak, dalam rangka ketersediaan cadangan obat tidak dapat dilakukan dengan penunjukan langsung.

Untuk paket-paket sampai dengan Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) dapat dilakukan dengan pengadaan langsung dengan negosiasi teknis dan harga.

Penyedia yang ditunjuk dengan Pengadaan Langsung atau Penunjukan Langsung diumumkan di papan pengumuman.

37. BAGAIMANA PENGADAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN DI TAHUN 2013?

Untuk pengadaan obat dan alat kesehatan yang sudah tersedia di e-catalogue dapat dilakukan dengan pengadaan secara prosedur e-purchasing.

E-purchasing adalah tata cara pembelian Barang/Jasa melalui sistem katalog elektronik

Untuk obat dan alat kesehatan yang belum ada dalam e- catalogue menggunakan proses pengadaan sesuai dengan Peraturan Presiden No 54 tahun 2010 sebagaimana telah diubah dalam Peraturan Presiden No. 70 tahun 2012.

Pengadaan yang sifatnya mendesak untuk keselamatan masyarakat dilakukan dengan Penunjukan Langsung dengan negosiasi teknis dan harga (Peraturan Presiden No. 70 tahun 2012 Pasal 38 ayat 4 a3, penunjukan langsung dapat dilakukan untuk keselamatan/perlindungan masyarakat yang pelaksanaan pekerjaannya tidak dapat ditunda/ harus dilakukan segera).

Penunjukan Langsung dilakukan kepada pabrikan atau distributor resmi dari pabrikan tersebut.

Untuk pengadaan bukan kebutuhan mendesak, dalam rangka ketersediaan cadangan obat tidak dapat dilakukan dengan penunjukan langsung.

Untuk paket-paket sampai dengan Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) dapat dilakukan dengan pengadaan langsung dengan negosiasi teknis dan harga.

Penyedia yang ditunjuk dengan Pengadaan Langsung atau Penunjukan Langsung diumumkan di papan pengumuman.

38. PEMAKETAN ALAT KESEHATAN

Kegiatan: Pengadaan Alat Kesehatan dan Alat Penunjang Kesehatan. Terdiri dari 5 Pekerjaan dengan kode rekening pekerjaan masing – masing:

a. Pengadaan Alat Kedokteran Mata, Pagu Rp 1.000.000.000,- ( Sudah Kontrak )

b. Pengadaan Alat Kedokteran Gigi, Pagu Rp 200.000.000,-

c. Pengadaan Alat Kebidanan dan Penyakit Kandungan, Pagu Rp 200.000.000,-

d. Pengadaan Alat Fisiotherapy, Pagu Rp 200.000.000,-

e. Pengadaan Alat Farmasi, Pagu Rp 200.000.000,- Rencananya, akan dilaksanakan pengadaan alat untuk pekerjaan no 2 s.d. no 5 dengan cara Pengadaan Langsung untuk masing-masing Pengadaan di atas, jadi akan ada 4 Pengadaan Langsung

Pertanyaan:

Apakah Rencana tersebut sudah tepat?

Tanggapan:

Apabila alat kesehatan yang dibutuhkan terdapat dalam e- catalogue , maka dapat dilakukan dengan e-purchasing. Terkait dengan karakteristik alat kesehatan tersebut, apabila dalam praktek bisnisnya dapat dipenuhi dalam satu kompentesi penyedia, maka pemaketan dilakukan dalam satu paket. Bila tidak dapat dipenuhi dalam satu kompentesi penyedia maka pemaketan pengadaan dilakukan sesuai kompetensi penyedia.

Berdasarkan hasil pemaketan, bila nilai paket di atas Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) dan tidak tersedia di e- catalogue LKPP maka dilakukan dengan pelelangan.

39. PENGADAAN OBAT GENERIK/OBAT PATEN

a. Apa diperbolehkan pengadaan obat generik yang tidak ada dalam e-catalogue dilakukan secara Penunjukan Langsung atau harus tender?

b. Apa diperbolehkan memisah pengadaan obat generik dan paten dalam 1 (satu) rekening? atau harus ditender semua?

Tanggapan:

a. bila penyedianya hanya satu, dilakukan penunjukan langsung.

b. bila penyedianya banyak dan nilainya dibawah Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) maka dilakukan dengan pengadaan langsung.

c. bila penyedianya banyak dan nilainya di atas Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) maka dilakukan dengan pelelengan sederhana.

Dalam satu kode rekening dapat dilakukan banyak SPK/kontrak dengan:

a. e-catalogue LKPP dengan e-purchasing (bisa banyak penyedia, yang akan SPK/kontrak ),

b. pelelangan,

c. pengadaan langsung,

d. penunjukan langsung.

40. KONTRAK OBAT SECARA E-PURCHASING YANG TIDAK BISA DIPENUHI

Telah dilakukan kontrak pengadaan obat secara e- catalogue dengan e-purchasing. Dalam pelaksanaannya, penyedia tidak dapat memenuhi sebagian obat karena dihentikan/belum dipenuhinya ketentuan sesuai ketentuan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan).

Berdasarkan hal tersebut, kontrak hanya dilakukan terhadap yang dapat dipenuhi oleh penyedia atau dilakukan pemutusan kontrak.

Pemutusan kontrak dilakukan berdasarkan penelitian PPK, bila Penyedia barang/Jasa tidak akan mampu menyelesaikan keseluruhan pekerjaan ...(Pasal 93 Perpres 54/2010 beserta perubahannya).

Instansi dapat melaporkan ke LKPP mengenai tidak dipenuhinya kontrak. Pemberian sanksi dilakukan oleh LKPP dalam hal kesalahan tersebut merupakan kesalahan penyedia.

41. SATU KODE REKENING UNTUK BANYAK KONTRAK PENGADAAN OBAT

Sehubungan dengan penerapan ketentuan pelaksanaan pengadaan obat generik melalui e-catalogue pada bulan Mei 2013, dalam pengadaan obat Rumah Sakit kami pada proses pengadaan obat tersebut ditemui beberapa masalah. Berdasarkan masalah tersebut kami mohon penjelasan agar permasalahan yang kami hadapi dalam proses pengadaan obat terselesaikan dan pelaksanaannya berjalan baik.

Adapun masalah yang kami hadapi sebagai berikut : Kegiatan pengadaan obat rumah sakit di DPA satu kode rekening antara obat generik dan non generik, terjadi pemisahan sehubungan penerapan e-catalogue untuk obat generik.Hal tersebut apakah dibenarkan karena DPA satu kode rekening?

Dalam pengadaan obat generik sesuai e-catalogue terjadi pemecahan anggaran dan SPK(kontrak). Hal ini apakah dibenarkan karena DPA satu kode rekening?

Obat generik yang tidak termasuk dalam e-catalogue, untuk pengadaannya apakah digabungkan dengan lelang obat non generic atau melalui penunjukan langsung?

Pencairan anggaran untuk penyedia barang (obat generik) karena banyaknya SPK atau kontrak terjadi permasalahan di Bagian Keuangan.

Mohon penjelasan terkait dengan tata cara dan prosedur pencairan anggaran!

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pasal

110 ayat (4) K/L/D/I melakukan e-purchasing terhadap barang/jasayang sudah dimuat dalam sistem e-catalogue elektronik. Sedangkan berdasar pasal 1 ayat (41) E-purchasing adalah tata cara pembelian Barang/Jasa melalui sistem katalog elektronik.

Mengacu kepada ketentuan tersebut diatas, maka untuk pengadaan obat yang sudah tercantum harganya dalam e- catalogue, dapat dilakukan dengan penunjukan langsung dengan menggunakan aplikasi e-purchasing dan memperhatikan Surat Edaran Kepala LKPP No.1 Tahun 2013 tentang e-purchasing. Sedangkan untuk obat yang tidak dalam e-catalogue dilakukan dengan pemaketan berdasar kompetensi Penyedia. Selanjutnya berdasarkan pemaketan tersebut dilakukan pengadaan langsung/pelelangan sesuai dengan nilainya. Bila penyedia yang dapat memenuhi hanya 1 (satu) dilakukan penunjukan langsung dengan negosiasi kewajaran harga;

Untuk 1 (satu) kode rekening dapat dilakukan dengan banyak transaksi atau banyak Kontrak, bagi keuangan daerah hal tersebut sering tidak biasa namun bisa dilakukan dan selanjutnya untuk pencairan anggaran silahkan Saudara berkoordinasi dengan bagian keuangan.

42. PENGADAAN OBAT SECARA E-PURCHASING

Pengadaan obat secara E-purchasing dapat dilihat di http://116.66.204.151/e-e-catalogue -obat/ Kementerian/Lembaga/Pemda/Instansi

dalam melakukan penunjukan kepada penyedia tidak perlu melakukan kualifikasi penyedia lagi (kecuali ada hal yang diperlukan).

Bila yang diperlukan banyak obat dan banyak penyedia di e-catalogue maka akan diperlukan banyak kontrak berdasar pabrikan tersebut.

Harga di e-catalogue obat sudah merupakan harga transaksi sehingga dapat dilakukan transaksi tanpa ada negosiasi lagi. Lebih lanjut lanjut mengenai e-purchasing silahkan mempelajari pasal 110 perpres 54/2010 jo perpres 70/2012.

BAB V

BAB V PENGADAAN DENGAN E-CATALOGUE LKPP SECARA E-PURCHASING

43. AUDITOR TENTANG PPH UNTUK E-CATALOGUE

Pada tahun 2013 kami ada pengadaan kendaraan. Disini ada perbedaan pemahaman antara kami dengan auditor dalam memaknai redaksi "Harga Off The Road Plat Merah sudah termasuk PPN dan PPh" yang tercantum pada harga e-catalogue LKPP.

Auditor beranggapan LKPP memasukkan PPh dalam harga off the road plat merah, padahal komponen PPh tidak boleh dianggarkan.

Sehingga HPS kami (yang berdasarkan e-catalogue) dianggap oleh auditor terdapat pula komponen PPh sehingga kami dianggap melanggar Perpres 70. Mohon informasi.

Tanggapan:

Harga sudah termasuk pajak sesuai ketentuan yang berlaku.

Semua instansi dalam membuat HPS tidak boleh memasukan PPh.

Sedangkan semua instansi dapat menggunakan harga e- catalogue untuk negosiasi dalam pengadaan secara e-catalogue.

Yang didalam e-catalogue sudah dimasukkan anggaran PPN dan tidak perlu ditambahkan PPh lagi.

Dengan demikian ketika Saudara mengambil harga e-catalogue dan melakukan negosiasi, maka hal tersebut telah benar. Kemudian ketika melakukan pembayaran dilakukan pemotongan PPN dan PPh.

44. E-CATALOGUE SEBAGAI SALAH SATU SUMBER SPESIFIKASI UNTUK PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH

Spesifikasi adalah rincian atau kriteria-kriteria dari suatu barang atau jasa.

Sedangkan spesifikasi untuk pengadaan barang dan jasa pemerintah adalah rincian atau kriteria-kriteria dari suatu barang atau jasa yang diperlukan dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah.

Sering juga kita menyebut suatu kriteria minimal yang diperlukan.Namun dalam beberapa hal kriteria minimal yang telah ditetapkan ketika diperoleh suatu kriteria yang lebih, tidak cocok dengan yang kita perlukan.

Spesifikasi agar menuju ketepatan dari barang dan jasa yang diperlukan.Spesifikasi menggambarkan batasan minimum dan maksimum untuk barang dan jasa yang diperlukan.

Banyak cara untuk menyusun spesifikasi berdasar asal data spesifikasi, dalam penulisan ini diambil beberapa saja yang memudahkan dalam pemahaman kita. Spesifikasi bisa diperoleh dari:

a. brosur atau penjelasan produk

b. kinerja b. kinerja

d. ahli /konsultan

e. e-catalogue INAPROC

Dalam menyusun spesfikasi melalui brosur atau penjelasan produk kita bisa melihat dari brosur atau penjelasan produk yang menjelaskan kemampuan teknis dari barang atau jasa yang diperlukan. Lebih baik lagi bila ada beberapa brosur sehingga kita dapat membandingkan untuk mencari standar minimal dari kinerja yang diharapkan atas suatu produk atau jasa.

Bentuk dari brosur dari suatu produk atau penjelasan produk bisa berwujud daftar barang dan jasa yang dikeluarkan oleh suatu pabrikan atau catalogue produk.

Brosur atau daftar produk dapat diperoleh dari lembar promosi atau buku catalogue produk. Publikasi produk banyak ditemui di bagian pemasaran, di buku telepon atau di publikasi internet.

Menyusun spesifikasi berdasar kinerja, dilakukan atas identifikasi atau keperluan kinerja tertentu yang kita harapkan.Setelah ditemukan kinerja yang diharapkan maka kita membuat kriteria teknis untuk mencapai kinerja tersebut. Contoh diperlukan kinerja mengangkut sampah seberat 50 ton sehari maka diperlukan secara teknis adanya kendaraan tertentu yang harus dapat didetailkan secara teknis kriteria atau spesifikasinya yang mampu menyelesaikan sampah sebesar 50 ton dalam sehari.

Spesifikasi secara standar dapat diperoleh dari standar yang telah ditetapkan oleh suatu lembaga tertentu, misalanya dari SNI (Standar Nasional Indonesia) atau standar pembangunan jalan dari Kemen PU.

Untuk suatu institusi yang mempunyai kantor yang banyak dan menyebar dapat membuat spesifikasi standar yang diwujudkan dalam pedoman/petunjuk teknis. Dengan demikian maka spesesifikasi pengadaannya dapat langsung mengacu kepada spesifikasi dalam pedoman/petunjuk teknis.

Untuk keperluan akan barang/jasa tertentu yang kita tidak memiliki kompetensi maka dalam pembuatan spesifikasi dapat dibantu oleh yang ahli dalam bidang tersebut. Contoh untuk pengadaan alat-alat khusus atau alat yang merupakan teknologi tinggi dapat meminta kepada ahlinya untuk membantu membuat spesifikasinya dan sekaligus cara mengevaluasi penawaran dari segi teknisnya. Jangan sampai PPK menyusun spesifikasi sembarangan saja dan pokja ULP melakukan evaluasi dengan asal evaluasi saja.

Dalam pekerjaan konstruksi, dalam pembuatan spesifikasi dapat dibuatkan spesifikasinya oleh konsultan perencana. Tugas kita bersama dengan tim teknis untuk mengkaji hasil pekerjaan dari konsultan perencana.

Proses pengadaan pemerintah yang cepat dapat diperoleh melalui e-catalogue INAPROC. Ketika suatu produk atau jasa sudah ada dalam e-catalogue INAPROC, maka tidak diperlukan lelang, kita dapat langsung melakukan penunjukan langsung atau e-purchasing berdasarkan kecocokan kita atas spesifikasi yang ada dalam e-catalogue INAPROC. Bila spesifikasi yang ada, tidak ada dalam e-catalogue INAPROC maka dilakukan pengadaan langsung atau pelelangan sesuai dengan nilai pengadaan. Dalam hal memenuhi ketentuan khusus atau tertentu maka dapat dilakukan penunjukan langsung.

45. PENGADAAN DI E-CATALOGUE LKPP, HARUSKAH YANG TERMURAH?

No. Nama alat

Penyedia

Harga Rp.

1 XXX spesifikasi zzzz

$ 90.000 2 XXX spesifikasi zzzz

PT A

$ 91.500 3 XXX spesifikasi zzw

PT B

$ 92.200 4 XXX spesifikasi zmzy

PT C

$ 92.800 5 XXX spesifikasi zznk

Dalam pengadaan dengan e-catalogue LKPP, instansi pemerintah tidak diharamkan lagi menyebut merek kepada Pejabat Pengadaan atau Pokja ULP untuk diproses pengadaannya, dan spesifikasi tidak perlu membuat lagi, sudah tersedia di e-catalogue LKPP.

Apakah pengadaan harus dilakukan kepada yang termurah di antara yang tersedia di catalog LKPP ?

Bila dalam satu daerah terdapat beberapa penyedia e- catalogue yang menawarkan barang dengan merek, tipe, spek yang sama, maka yang diutamakan adalah penyedia yang menawarkan harga yang paling murah.

Pengadaan dilakukan terhadap barang yang diperlukan, dan dilakukan klarifikasi serta negosiasi harga. Misalkan terhadap produk PT D, dilakukan klarifikasi teknis dan negosiasi kewajaran harga.

Harga untuk mata uang asing sudah dikonversi kedalam rupiah dan sudah ter-update dengan kurs tengah, harian Bank Indonesia.

46. PENGADAAN ALAT BERAT

a. Siapakan penyedia untuk pengadaan alat berat?

b. Harga survei yang merupakan harga jual sebesar Rp. X, kemudian profit HPS adalah 10%

c. Apakah HPS = Rp. X + Profit 10% ?

d. Apakah pengadaan alat berat yang tidak di e-catalogue LKPP bisa dilakukan penunjukan langsung kepada dealer/distributor resmi?

e. Apakah pengadaan alat berat harus menggunakan pihak ke tiga?

f. Apakah ada daftar harga LKPP untuk alat berat?

g. Kemudian untuk penentuan HPS bagaimana caranya?

Tanggapan:

a. Berdasarkan Perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya pada pasal 19 antara lain disebutkan "memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial untuk menyediakan Barang/Jasa". Dengan demikian pengadaan alat berat dapat disyaratkan penyedianya adalah dealer atau distributor.

b. Berdasarkan Perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya pada pasal 66 antara lain disebutkan mengenai harga pasar. Dengan demikian bila harga survai kepada level penyedia (dealer/distributor) yang akan ikut dalam pelelangan kita adalah harga jual, maka tidak perlu ditambahkan keuntungan, karena harga jual sudah termasuk keuntungan.

c. Dalam hal spesifikasi alat berat yang diperlukan tidak ada di e-catalogue, maka agar dicari terlebih dahulu di e-catalogue mengenai alat berat yang spesifikasinya mendekati. Dalam hal tidak ada di e-catalogue maka dilakukan pelelangan/pengadaan langsung sesuai dengan nilai c. Dalam hal spesifikasi alat berat yang diperlukan tidak ada di e-catalogue, maka agar dicari terlebih dahulu di e-catalogue mengenai alat berat yang spesifikasinya mendekati. Dalam hal tidak ada di e-catalogue maka dilakukan pelelangan/pengadaan langsung sesuai dengan nilai

d. Dalam hal berdasarkan identifikasi kebutuhan hanya bisa dipenuhi oleh satu penyedia maka dilakukan dengan penunjukan langsung, dengan klarifikasi teknis dan negosiasi kewajaran harga.

e. Pengadaan alat berat harus melalui pemilihan penyedia.

f. Daftar harga dapat dilihat pada e-catalogue dalam aplikasi e- purchasing. Bila belum/tidak tercantum dalam e-catalogue maka pengadaannya melalui pelelangan kepada usaha non kecil yaitu pabrikan, dealer, distributor resmi yang memiliki garansi barang, bukan PT / CV yang sehari-hari tidak menjual produk ini.

g. Perhitungan HPS sebagaimana disebutkan dalam Perpres Nomor 70 Tahun 2012 Pasal 66. HPS adalah harga beli dari para pembeli atau harga jual dilevel agen, distributor resmi dan pabrikan (tidak perlu ditambah keuntungan, karena harga jual adalah harga yang sudah termasuk keuntungan).

47. TIDAK ADA DI E-CATALOGUE LKPP MAKA PENUNJUKAN LANGSUNG ATAU PELELANGAN

Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota XXX hendak melakukan penyusunan HPS untuk pengadaan alat berat (1 unit Excavator dan 1 unit Bulldozer) untuk pemeliharaan TPA Sampah. Disini kami berkeinginan agar pengadaan ini dilaksanakan secara e-purchasing/ e-catalogue, agar Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota XXX hendak melakukan penyusunan HPS untuk pengadaan alat berat (1 unit Excavator dan 1 unit Bulldozer) untuk pemeliharaan TPA Sampah. Disini kami berkeinginan agar pengadaan ini dilaksanakan secara e-purchasing/ e-catalogue, agar

Bagaimana agar barang yang kami maksud dapat ditampilkan di e-catalogue LKPP atau apakah kami dapat melaksanakan pembelian (barang yang kami maksud adalah Bulldozer Zzzzz, dan Excavator Cccccek dibawah agen tunggal adalah PT. Hemmmm) langsung saja ke Distributor/Agen Tunggal (Kontrak antara PPK dengan Agen Tunggal/Distributor) seperti layaknya pribadi/swasta membeli alat berat?

Bila spesifikasi minimal yang diperlukan hanya ada di satu merek maka dilakukan penunjukan langsung ke distributor/agen tunggal. Bila dapat dipenuhi oleh banyak distributor/agen tunggal dari berbagai merek maka dilakukan pelelangan dengan pesertanya adalah para distributor/agen tunggal.

Ada beberapa point:

Bagaimana secara umum melakukan proses pengadaan, jika dikaitkan dengan proses e-purchasing/ e-catalogue maka apa bila fungsi barang yang dibutuhkan tidak ada di e-catalogue maka dapat dilakukan sesuai proses pengadaan sesuai yang diatur dalam Perpres, namun jika sudah menuju pada merek tertentu maka belum dapat difasilitasi untuk saat ini. Tetapi tidak menutup kemungkinan di kemudian hari semua merek dapat tersedia dalam e-catalogue. Proses pemasukan produk dalam e-catalogue masih memerlukan waktu yang saat ini belum dapat dipastikan karena banyaknya produk yang masih ditangani oleh pokja;

Mengenai pelelangan yang dilakukan antar distributor sebenarnya tidak ada larangan sepanjang memenihi syarat sesuai pasal 19, dengan level penyedia yang setara. Perlu di cek apakah level distributor dapat langsung menjual kepada Mengenai pelelangan yang dilakukan antar distributor sebenarnya tidak ada larangan sepanjang memenihi syarat sesuai pasal 19, dengan level penyedia yang setara. Perlu di cek apakah level distributor dapat langsung menjual kepada

48. E-PURCHASING LKPP SAMA DENGAN PENUNJUKAN LANGSUNG?

Apakah pengadaan e-purchasing melalui e-catalogue dapat disebut sebagai metode Penunjukan Langsung.

E-purchasing berbeda dengan penunjukan langsung, karena diatur tersendiri dengan memperhatikan kontrak payungnya. E- purchasing (pembelian lewat e-catalogue ) hanya dapat dilakukan bila tercantum dalam e-catalogue LKPP dengan menggunakan aplikasi LKPP.

E-purchasing adalah pembelian barang/jasa yang tercantum dalam e-catalogue. Sedangkan penunjukan langsung adalah proses penetapan penyedia barang/jasa sebagaimana yang diatur dalam pasal 38 dan pasal 44 Perpres 54/2010 jo Perpres 70/2012.

Proses e-purchasing dapat dilakukan oleh pejabat pengadaan untuk anggaran s.d. Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) atau pokja ULP untuk anggaran di atas Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah).

49. PENGADAAN LANGSUNG KARENA DI E-CATALOGUE TIDAK ADA

Dana dalam dokumen anggaran senilai Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah). Dari dana tersebut diadakan senilai Rp. 400.000.000,- (empat ratus juta rupiah) secara e-catalogue Dana dalam dokumen anggaran senilai Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah). Dari dana tersebut diadakan senilai Rp. 400.000.000,- (empat ratus juta rupiah) secara e-catalogue

Nilai sisa sebesar Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) dapat dilakukan dengan pelelangan atau pengadaan langsung. Dalam hal dilakukan dengan pengadaan langsung agar dilakukan dengan klarifikasi teknis dan negosiasi kewajaran harga

50. PENGADAAN LELANG KARENA DI E-CATALOGUE TIDAK ADA

Dana dalam dokumen anggaran senilai Rp. 900.000.000,- (sembilan ratus juta rupiah). Dari dana tersebut diadakan senilai Rp. 400.000.000,- (empat ratus juta rupiah) secara e-catalogue dengan e-purchasing. Bagaimana dengan dana Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) yang tidak ada di e- catalogue, dapatkah diadakan dengan Pengadaan Langsung?

Nilai sisa sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) dapat dilakukan dengan pelelangan.

51. PENYEDIA DI E-CATALOGUE BERBEDA LOKASI

Untuk pengadaan alat pertanian (hand tractor) sudah ada harga e-catalogue yang penyedianya berlokasi di Yogyakarta. Apakah untuk pengadaan hand tractor di Kota Pariaman (Sumatra Barat) dapat dilaksanakan secara penunjukan langsung kepada penyedia tersebut atau dilelangkan?

Dalam hal barang tersebut sudah tercantum di e-catalogue dengan penyedia berlokasi di Yogyakarta maka dapat dilakukan e-purchasing dengan menambahkan ongkos kirim. Bila di e- Dalam hal barang tersebut sudah tercantum di e-catalogue dengan penyedia berlokasi di Yogyakarta maka dapat dilakukan e-purchasing dengan menambahkan ongkos kirim. Bila di e-

52. PENETAPAN SPESIFIKASI DAN PENETAPAN METODE PEMILIHAN PENYEDIA

Berdasarkan identifikasi spesifikasi maka ditetapkan metode pemilihan penyedia sbb:

a. Bila spesifikasi ada dalam e-catalogue INAPROC dapat dilakukan pengadaan secara e-purchasing, berapapun nilainya

b. Bila tidak terdapat dalam e-catalogue INAPROC maka dilakukan pengadaan sesuai dengan nilainya yaitu pengadaan langsung atau pelelangan

c. Bila tidak terdapat dalam e-catalogue INAPROC dan penyedianya hanya satu maka dilakukan dengan penunjukan langsung, berapapun nilainya

53. PROSES LELANG KEMUDIAN MUNCUL E-CATALOGUE LKPP

E-catalogue belum ada. Kemudian dilakukan pelelangan. Ketika proses lelang ada e-catalogue LKPP dan HPS yang ditetapkan melebihi e-catalogue. Bagaimana ?

Disarankan untuk menggunakan e-catalogue LKPP atau HPS pelelangan disesuaikan dengan harga e-catalogue. Lebih lanjut dapat dilihat pada SE Kepala LKPP Nomor 1 tahun 2013 poin 5.

54. KONTRAK PAYUNG

tentang Kontrak Payung/Framework Contract. Kami ingin menanyakan hal-hal sebagai berikut:

Kami ingin

menanyakan

Dengan adanya kontrak payung ini, maka untuk pengadaan perawatan kendaraan, sewa bandwith, cleaning service, travel agent, hotel, ATK, bahan computer dan sebagainya harus wajib dengan Kontrak Payung? Ada referensi apa saja pengadaan yang wajib menggunakan kontrak payung?

Kontrak payung untuk pengadaan barang dan jasa digunakan untuk pekerjaan yang berulang yang ada setiap tahun dan berada di banyak PPK, yang proses kontrak payung tersebut dilakukan dengan pelelangan atau penunjukan langsung bila memenuhi syarat untuk penunjukan langsung. Kalau pekerjaannya hanya ada di satu PPK saja disarankan agar menggunakan kontrak harga satuan, tidak perlu menggunakan kontrak payung.

Kontrak payung dilakukan oleh satu PPK yang mewakili PPK-PPK yang mempunyai pekerjaan yang sama. Kontrak payung yang pernah ada seperti pelelangan surat kabar sebagai media pengumuman lelang/seleksi, kendaraan dinas pemerintah dan bandwith internet.

Hasil kontrak payung seperti pengadaan kendaraan dinas pemerintah dan bandwith internet dimunculkan dalam e-catalogue di INAPROC sehingga dapat dilakukan dengan penunjukan langsung atau e-purchasing.

Terhadap yang tersedia dalam e-catalogue maka dilakukan penunjukan langsung atau e-purchasing. Untuk barang/jasa yang Terhadap yang tersedia dalam e-catalogue maka dilakukan penunjukan langsung atau e-purchasing. Untuk barang/jasa yang

Pasal 53 Perpres 54 tahun 2010

Kontrak Payung (Framework Contract) merupakan Kontrak Harga Satuan antara Pejabat K/L/D/I dengan Penyedia Barang/Jasa yang dapat dimanfaatkan oleh K/L/D/I, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. diadakan untuk menjamin harga Barang/Jasa yang lebih efisien, ketersediaan Barang/Jasa terjamin, dan sifatnya dibutuhkan secara berulang dengan volume atau kuantitas pekerjaan yang belum dapat ditentukan pada saat Kontrak ditandatangani; dan

b. pembayarannya dilakukan oleh setiap PPK/Satuan Kerja yang didasarkan pada hasil penilaian/pengukuran bersama terhadap volume/kuantitas pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa secara nyata.

Penjelasan: Pejabat K/L/D/I dimaksud adalah pejabat yang berwenang mewakili 1 (satu) atau lebih dari 1 (satu) PPK untuk melakukan perjanjian.

Pengadaan Barang/Jasa dengan Kontrak Payung antara lain dilakukan untuk pengadaan alat tulis kantor (ATK), pekerjaan pengadaan kendaraan dinas, jasa boga, jasa layanan perjalanan (travel agent) dan pekerjaan/jasa lain yang sejenis.

55. PERBEDAAN PENGADAAN DENGAN PENUNJUKAN LANGSUNG DAN PENGADAAN SECARA E-PURCHASING

Apa perbedaan pengadaan dengan penunjukan langsung dan pengadaan secara e-purchasing dalam konteks Peraturan

Presiden nomor 70 tahun 2012 pengadaan secara penunjukan langsung diantaranya didasarkan kepada Pasal 38 Perpres 70 tahun 2012, dalam Pasal ini telah disebutkan barang/jasa yang dapat dilakukan dengan penunjukan langsung. Barang/jasa yang disebutkan, telah dimasukkan sebagian dalam e-catalogue (di INAPROC).

Dalam penunjukan langsung secara e-catalogue ini, harga yang dicantumkan masih merupakan acauan HPS, sehingga PPK masih harus membuat HPS lagi dan kemudian terhadap penyedia yang terpilih dilakukan negosiasi kewajaran harga. Contoh pengadaan kendaraan dinas.

Sedangkan pengadaan secara e-purchasing didasarkan pada pasal 110 Perpres 70 tahun 2012. Pengadaan dengan e- purchasing tidak diperlukan pembuatan HPS lagi oleh PPK. Harga yang tercantum di e-catalogue menjadi HPS bagi PPK. Namun mengenai negosiasi harga masih tetap diperlukan.

Contoh pengadaan jasa bandwith Dalam masa mendatang untuk semua yang tercantum dalam e- catalogue dilakukan pengadaan secara e-purchasing, sebagai kemudahan dalam proses pengadaan.

1. E-purchasing adalah tata cara pembelian barang/jasa melalui sistem katalog elektronik.

2. Pengadaan barang/jasa secara elektronik dilakukan dengan cara e-tendering atau e-purchasing.

Pasal 110**)

1) Dalam rangka e-purchasing, sistem katalog elektronik (e- catalogue) sekurang-kurangnya memuat informasi teknis dan harga barang/jasa.

2) Sistem katalog elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh LKPP. (2a) Barang/jasa yang dicantumkan dalam katalog

elektronik ditetapkan oleh Kepala LKPP.

3) Dalam rangka pengelolaan sistem katalog elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), LKPP melaksanakan Kontrak Payung dengan Penyedia barang/jasa untuk barang/jasa tertentu.

4) K/L/D/I melakukan e-purchasing terhadap barang/jasa yang sudah dimuat dalam sistem katalog elektronik.

56. PENGADAAN E-CATALOGUE/E-PURCHASING TIDAK HARUS BARANG/JASA YANG MURAH

Sehubungan dengan pengadaan barang pada kegiatan lingkup Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi yang menggunakan mekanisme e-purchasing, maka bersama ini kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:

1. Apakah dalam memilih barang kami dibebaskan untuk memilih barang manapun (yang sejenis) yang terdapat pada e-catalogue meskipun harganya berbeda, untuk kemudian kami akan menegosiasikan harga ke pihak penyedia barang tersebut sehingga harga dapat tetap lebih menguntungkan negara.

2. Adapun pertimbangan kami dalam memilih calon penyedia barang tersebut adalah kualitas barang yang sudah terjamin dikarenakan pengalaman kami selama ini menggunakan barang tersebut dan pengalaman penyedia dalam men- suplay barang ke titik bagi (kami akan bernegosiasi agar barang tersebut dapat kami terima dititik bagi/lokasi).

Tanggapan;

Dalam pengadaan melalui e-catalogue/e-purchasing, tidak harus memilih yang murah. Yang dipilih adalah yang diperlukan dan yang berkualitas. Jangan lupa untuk melakukan negosiasi harga.

57. PENGADAAN DENGAN E-CATALOGUE MELAUI E- PURCHASING

Dapatkah pengadaan jasa internet dari Maret 2014 s.d. 2015? Bagaimana bila dibayar dimuka? Apakah ini termasuk kontrak tahun jamak? Bagaimana dengan jaminan pelaksanaan?

Setiap perikatan dengan penyedia di e-catalogue dilakukan dengan kontrak payung antara penyedia dengan LKPP. Kontrak payung yang saat ini dibuat pertahun atau untuk tahun s.d. akhir Desember 2014.

Dengan demikian tidak dapat dibuat kontrak antara Satker dengan penyedia melebihi tahun 2014, sehingga tidak berlaku sebagai kontrak multi years.

Pembayaran dimuka dapat dilakukan bila secara bisnis hal tersebut biasa dilakukan dengan suatu perjanjian atau pernyataan yang jelas dari penyedia yang dapat dituntut secara hukum.

Umumnya untuk pembayaran jasa internet dilakukan perbulan. Jaminan pelaksanaan untuk pengadaan secara e- purchasing tidak diperlukan.Bila penyedia tidak dapat memenuhi sesuai kontrak dan sesuia kontrak payung maka silahkan dilaporkan ke LKPP untuk diproses dengan teguran atau tindakan lainnya.

58. HARGA PERIKATAN DENGAN PENGADAAN LANGSUNG ATAU PELELANGAN MELEBIHI HARGA E-CATALOGUE

Misal harga di SPK/Kontrak pada pertengahan Desember 2013 yang merupakan hasil proses dari pelelangan atau pengadaan langsung untuk pengadan alat senilai Rp. 145.000.000,- (seratus empat puluh lima juta rupiah).

Ketika kontrak berjalan pada akhir Desember 2013 di e- catalogue harganya adalah lebih murah misal Rp. 139.000.000,- (seratus tiga puluh sembilan juta rupiah). Apakah hal demikian dapat dipermasalahkan?

Perbandingan tersebut tidak bersifat setara (apple to apple). Penyedia untuk harga Rp 145.000.000,- (seratus empat puluh lima juta rupiah) dengan penyedia untuk harga Rp. 139.000.000,- (seratus tiga puluh sembilan juta rupiah) berbeda.

Bila sama penyedianya pun, tentunya sudut pandang penyedia tersebut akan berbeda. Sudut pandang tersebut (motivasi penyedia/target penyedia) antara lain Rp 145.000.000,- (seratus empat puluh lima juta rupiah) untuk skala kebutuhan sedikit sedangkan harga Rp. 139.000.000,- (seratus tiga puluh sembilan juta rupiah) untuk transaksi nasional.

Jadi yang lebih mendekati adalah mencocokan dengan harga pasar dengan skema yang tepat. Perhitungan yang nyata dan pasti memang agak sukar dilakukan. Selanjutnya nikmatilah kemudahan dengan menggunakan katalog LKPP dengan cara e- purchasing.

59. ALUR PROSEDUR E-PURCHASING

Suatu barang/jasa layak dimasukan ke dalam e-catalogue bila memiliki kriteria sebagai berikut:

a. dibutuhkan beberapa Kementerian/Lembaga/Pemda dan Instansi lainnya

b. merupakan kebutuhan berulang

c. penyedia adalah pabrikan dan agen dibawahnya

d. mempunyai harga yang tidak melebihi harga pasar

Selanjutnya alur proses e-purchasing secara garis besar sebagai berikut:

PPK (Pejabat Pembuat Komitmen)

PPK melihat pada e-catalogue inaproc LKPP di http://inaproc.lkpp.go.id/v3/public/ekatalog/ekatalog.htm , kemudian menyusun rencana pelaksanaan pengadaan (kebutuhan pengadaan) dan menyampaikan ke Pokja ULP.

POKJA

Pokja Log in dalam sistem aplikasi e-purchasing Membuat paket e-catalogue Kirim permintaan pembelian

PENYEDIA

Penyedia Log in dalam sistem aplikasi e-purchasing Lihat notifikasi Persetujuan permintaan pembelian

PPK

Pokja ULP menyampaikan ke PPK PPK login dan input data Cetak lampiran kontrak Tandatangan dengan penyedia

60. SPESIFIKASI YANG DIPERLUKAN BERBEDA DENGAN YANG ADA DI KATALOG

Di katalog tersedia armroll dengan kapasitas 10 kubik, sedangkan kebutuhan SKPD yang tercantum dalam RUP dan KAK kapasitas 6 kubik, bagaimana menyikapi kondisi ini?

Pilihannya;

A. lakukan revisi RUP/KAK sesuai dengan e-catalogue, sehingga dapat dilakukan dengan pengadaan di catalog (e- purchasing) atau

B. yang dibutuhkan adalah sesuai KAK, yang tidak ada di e- catalogue maka dilakukan pengadaannya dengan dealer/main dealer melalui:

a. pelelangan bila nilainya diatas Rp 200 juta

b. pengadaan langsung bila nilainya dibawah Rp 200 juta

c. penunjukan langsung bila penyedianya tunggal

61. PENGADAAN ALAT BERAT

Apakah pengadaan alat berat harus menggunakan pihak ke tiga? Dan apakah ada daftar harga LKPP untuk alat berat? Kemudian untuk penentuan HPS bagaimana caranya? Pengadaan alat berat harus melalui pemilihan penyedia.

Daftar harga dapat dilihat pada e-catalog dalam aplikasi e- purchasing. Bila belum/tidak tercantum dalam e-catalog maka pengadaannya melalui pelelangan kepada usaha non kecil yaitu pabrikan, dealer, distributor resmi yang memiliki garansi barang, bukan PT / CV yang sehari-hari tidak jualan produk ini.

Perhitungan HPS sebagaimana disebutkan dalam Perpres Nomor 70 Tahun 2012 Pasal 66.

HPS adalah harga beli dari para pembeli atau harga jual dilevel agen, distributor resmi dan pabrikan (tidak perlu ditambah keuntungan, karena harga jual adalah harga untung).

62. HARGA DI CATALOG INAPROC (INFO PER 20 MEI 2013)

Untuk pengadaan kendaraan, harga kendaraan masih merupakan acuan HPS sehingga diperlukan untuk dibuat HPS dan kemudian dilakukan negosiasi.

Pengadaan untuk alat pertanian dan bandwith internet, harga yang tertayang merupakan HPS sehingga masih dilakukan negosiasi.

Mengapa ada negosiasi harga? Karena ketika dimasukan dalam katalog harga tersebut, bukan hasil pelelangan oleh LKPP sehingga masih diperlukan negosiasi. Selanjutnya silahkan kunjungi, http://116.66.204.151/e-katalog- kb/pricelist/index.php/katalog/daftar_katalog_umum

Untuk pengadaan obat, harga merupakan harga transaksi sehingga tidak diperlukan adanya negosiasi harga. Untuk katalog obat, ketika dimasukkan dalam katalog untuk obat dilakukan Untuk pengadaan obat, harga merupakan harga transaksi sehingga tidak diperlukan adanya negosiasi harga. Untuk katalog obat, ketika dimasukkan dalam katalog untuk obat dilakukan

Untuk langkah-langkahnya epurchasing obat bagi pokja ULP silahkan kilik http://inaproc.lkpp.go.id/v3/public/ekatalog/files/Panduan%20Aplik asi%20-%20ePurchasing%20Obat%20-%20Panitia.pdf

63. MASA BERLAKU HARGA KATALOG

Harga kendaraan diupdate setiap tiga bulan sekali. Harga bandwith internet diupdate setiap 6 bulan sekali. Harga obat berlaku satu tahun. Harga alat mesin pertanian dapat diupdate kapan saja.

64. PENGADAAN ALAT BERAT SECARA E-PURCHASING

Bagi yang akan mengadakan alat berat, mungkin jangan langsung lelang. Pengadaan alat berat bisa pake katalog LKPP. silahkan klik di https://e-katalog.lkpp.go.id/e-katalog-alatberat/

Dalam pengadaan secara epurchasing spesifikasi telah ada, jangan lupa untuk negosiasi harga. Pengadaan tersebut untuk seluruh Indonesia. Kalau untuk sewa alat berat, hanya berlaku bagi Pemda DKI.

65. HARGA KATALOG LKPP MELEBIHI ANGGARAN YANG TERSEDIA.

Apakah harga mobil yang diumumkan di website LKPP bisa dilakukan dengan menggunakan metode penunjukan langsung sedangkan harga di LKPP melebihi pagu anggaran, misalnya: Apakah harga mobil yang diumumkan di website LKPP bisa dilakukan dengan menggunakan metode penunjukan langsung sedangkan harga di LKPP melebihi pagu anggaran, misalnya:

Bisa tidak pengadaan mobil tersebut dilakukan dengan penunjukan langsung dan sekaligus negaisasi harga? Silahkan dilakukan negosiasi harga, sehingga harga kontrak tidak boleh melebihi pagu anggaran.

66. PENGADAAN JASA DI KATALOG

Pokja 2 ULP kota akan melelangkan pekerjaan pengadaan koneksi internet 15 Mbbs, dalam e katalog terdapat beberapa provider internet dengan berbagai harga yang di tawarkan, bagaimana caranya pokja untuk menentukan provider yang di tunjuk, apakah dapat di tunjuk provider yang memiliki harga tinggi di karenakan pihak pengguna (skpd) telah terbiasa menggunakan provider tersebut, dikarenakan pelayanan yang di rasa baik dan memuaskan selama menggunakan provider tersebut.

Dapatkah kontrak pengadaan koneksi internet tersebut di tanda tangani oleh account executive perusahaan selaku pimpinan anak cabang di daerah kami, karena jika menandatangani kontrak harus ke pimpinan pusat perusahaan harus ke Jakarta, terima kasih.

Tanggapan;

a. Untuk pemilihan provider jasa internet dalam ekatalog, silahkan Saudara memilih Penyedia yg Saudara minati, dan dilakukan negosiasi kewajaran harga.

b. dapat ditandatangani oleh perwakilan di daerah Saudara.

67. PENGADAAN BUKU SD DENGAN CATALOG LKPP SENILAI RP. 904 MILIAR

Katalog Cetak Buku Kurikulum 2013 untuk Satuan Pendidikan Sekolah Dasar atau Sederajat Tahun Anggaran 2014 silahkan klik di http://lpse.lkpp.go.id/eproc/lelang/view/1268119.

68. BAGAIMANA USUL KONTRAK PAYUNG KE CATALOG LKPP

a. LKPP akan melakukan kontrak payung untuk readymix di Jakarta. Apakah berdasarkan permintaan pemda DKI, kalau demikian bagaimana dengan kami sebagai Pemda di luar Jawa, apakah bisa melakukan kontrak payung tersebut, termasuk komoditi lainnya?

b. Dapatkah Gubernur/ Bupati/Wako melakukan kontrak payung untuk keperluan di Daerah yangbersifat dibutuhkan secara sepesifik / dibutuhkan secara masal dan simultan?

Tanggapan :

a. Permintaan tersebut dari DKI Jakarta. Untuk daerah lain silahkan mengajukan ke LKPP

b. Kontrak payung oleh PA KPA maka scopenya hanya di bawah penandatangan kontrak payung.

69. BAGAIMANA MENJADI PERUSAHAAN (PENYEDIA) E- CATALOG INTERNET

Mohon bantuan/penjelasan bagaimana langkah agar perusahaan kami yaitu pt. xxx di zzz tercantum dalam e-catalog.

Apa yg mesti dilakukan agar dalam tender pemerintah, kami bisa sebagai penyedia, karena nama perusahaan kami tidak tercantum maka kami kehilangan kesempatan sebagai penyedia atau kami kehilangan kesempatan mengikuti pengadaan.

Agar dipastikan bidang usaha Saudara tersebut sesuai dengan E-catalog yang ada. Silahkan perhatikan pasal 110 Perpres 70 tahun 2012. Selanjutnya silahkan korespondesni ke LKPP Up.Deputi Monev dan PSI.

Bilamana perusahaan Saudara sudah terdaftar dalam e- katalog untuk Internet Service Provider (ISP), Saudara dapat melakukan promosi kepada dinas/instansi pemerintah yang termasuk dalam jangkauan layanan saudara berdasarkan lokasi e-katalog. Promosi tersebut dilakukan sesuai etika dan seluruh keputusan final berada di dinas/instansi pemerintah tersebut untuk membeli/menggunakan layanan yang Saudara tawarkan.

Ketentuan dan tata cara e-purchasing mengacu pada Peraturan Kepala LKPP No. 17 Tahun 2012 serta aturan lainnya sebagaimana

dalam laman http://inaproc.lkpp.go.id/v3/public/ekatalog/ekatalog.htm

dimuat

Pasal 110**)

1) Dalam rangka E-purchasing, sistem katalog elektronik (E- Catalogue) sekurang-kurangnya memuat informasi teknis dan harga Barang/Jasa.

2) Sistem katalog elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh LKPP. (2a) Barang/Jasa yang dicantumkan dalam katalog elektronik

ditetapkan oleh Kepala LKPP.

3) Dalam rangka pengelolaan sistem katalog elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), LKPP melaksanakan Kontrak Payung dengan Penyedia Barang/Jasa untuk Barang/Jasa tertentu.

4) K/L/D/I melakukan E-purchasing terhadap barang/jasayang sudah dimuat dalam sistem katalog elektronik.

70. PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DENGAN E- PURCHASING. SEBUAH PARADIGMA BARU

Perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi yang sangat pesat akhir-akhir ini mendorong perilaku individu maupun organisasi menjadi semakin lebih dinamis. Banyaknya kemudahan yang ditawarkan oleh produk yang dihasilkan dari perkembangan teknologi informasi semakin mempengaruhi gaya hidup, wawasan bahkan pengambilan keputusan baik yang dilakukan oleh pribadi, kelompok, maupun organisasi baik di sektor swasta dan juga pemerintahan.

Adanya perkembangan teknologi informasi, khususnya internet, telah mengubah pandangan hidup banyak orang.Kini, internet bukan lagi sekedar pelengkap.Bahkan telah menjadi kebutuhan sehari-hari.Tak heran jika di masa sekarang ini aksesibilitas internet tidak terbatas pada perangkat komputer.Namun sudah merambah ke perangkat telepon genggam dan barang- barang gadget lainnya.Singkatnya, internet sudah menjadi bagian dari budaya manusia saat ini.

Adalah suatu fakta yang tidak terbantahkan bahwa salah satu fenomena dari makin digunakannnya secara luas internet sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari oleh masyarakat pada akhir-akhir ini adalah adanya tren belanja secara on-line. Munculnya situs-situs yang menawarkan kemudahan untuk berbelanja seperti bhineka.com, tokobagus.com, berniaga.com Adalah suatu fakta yang tidak terbantahkan bahwa salah satu fenomena dari makin digunakannnya secara luas internet sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari oleh masyarakat pada akhir-akhir ini adalah adanya tren belanja secara on-line. Munculnya situs-situs yang menawarkan kemudahan untuk berbelanja seperti bhineka.com, tokobagus.com, berniaga.com

Tidak berhenti sampai disitu, bahkan pembeli dapat menghubungi pihak penjual karena situs-situs tadi juga mempublikasikan informasi tentang pihak penjual. Lengkap dengan nomor kontak yang dapat dihubungi. Kemudahan- kemudahan inilah yang diyakini banyak pihak bahwa belanja on- line kelak akan menjadi fenomena tersendiri di masyarakat yang semakin lama makin modern dan maju. Tidak hanya di dominasi oleh kelas atas, bahkan masyarakat kelas menengah dan bawah pun akan terbiasa untuk berbelanja secara on-line.

Dengan semakin murahnya harga perangkat gadget, tarif pulsa dari perusahaan telekomunikasi yang semakin kompetitif, maka makin menciptakan kemudahan yang lebih besar bagi masyarakat untuk melakukan belanja on-line dimana pun dan kapan pun tanpa harus dibatasi waktu dan tempat. Tak perlu lagi harus pergi ke pasar, toko, bahkan swalayan atau menghabiskan waktu luang dengan berbelanja, karena perkembangan teknologi telah memudahkan siapa pun untuk berbelanja secara on-line tanpa harus mengeluarkan tenaga extra. Tidak heran jika para produsen yang menguasai produk atau jasa yang sudah terkenal pun ramai-ramai menyediakan sistem yang memungkinkan masyarakat untuk membeli produk mereka secara on-line!