Hasil Penelitian Yang Relevan
5. Hasil Penelitian Yang Relevan
Ada penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan penulis lakukan, yaitu sebagai berikut:
a. Teguh Hermawan Susilo (2009), dengan judul Penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) Pada SMK Negeri 1 Singosari Malang. Dalam penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara umum penerapan program SMM pada SMK Negeri 1 Singosari termasuk dalam kualifikasi baik dengan skor rata-rata (mean) sebesar 52,6667 (rentangan skor 1-75).
2. Faktor pendukung utama penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) pada SMK Negeri 1 Singosari adalah tingginya tingkat kebutuhan dunia industri akan tenaga terampil yang berkualitas dan ketersediaan dokumen baku sasaran mutu masing-masing unit sekolah dengan prosentase keterpilihan (setuju) sebesar 100%. Faktor pendukung terkecil dengan prosentase keterpilihan sebesar 83,33% adalah kesadaran akan pentingnya pencapaian mutu lulusan. Sedangkan yang
commit to user
penerapan SMM dengan prosentase keterpilihan (setuju) sebesar 66,67%.
3. Faktor penghambat penerapan SMM terkecil adalah keterbatasan sumber daya pelaksanaan program dengan prosentase keterpilihan sebesar 33,33%. Faktor penghambat lain yang disampaikan oleh responden yakni kurangnya pelatihan pada masing-masing unit sekolah untuk menerapkan program SMM dan kurangya kerja sama atau teamwork dari masing-masing unit pelaksana SMM yang menyebabkan penerapan SMM kurang maksimal.
b. Haniefah Noor Esa dan Agus Fanar Syukri (2011), dengan judul Budaya Mutu Dan Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Di PT. Para Bandung Propertindo. Dalam penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Dengan analisis berbasis pada 8 (delapan) prinsip manajemen mutu terhadap persepsi 133 karyawan PT. PBP dari jumlah total 523 orang (25,4%), diperoleh nilai rata-rata persepsi karyawan PT. PBP terhadap penerapan SMM berbasis ISO 9001:2008 cukup tinggi yaitu berkisar antara 3,39 hingga 4,06 dari skala 0,0 – 5,0. Sedangkan budaya mutu yang dirasakan oleh karyawan PT. PBP memiliki kisaran angka yang lebih tinggi dibandingkan penerapan SMM, yaitu antara 3,91 dan 4,09 dari sekala 0,0 – 5,0. Hal ini menunjukkan bahwa budaya mutu telah seiring dan sejalan dengan penerapan SMM di PT. PBP.
2. Budaya Mutu di karyawan PT. PBP yang tertinggi adalah pada dimensi pendekatan proses dan pendekatan sistem pada manajemen, yang masing-masing bernilai di atas 4. Sedangkan untuk pelaksanaan SMM poin tertinggi ada di dimensi fokus pelanggan dan perbaikan berkelanjutan yang nilainya di atas 4. Sebaliknya nilai gap tertinggi ada di dimensi hubungan dengan pemasok yang nilai gapnya 9,2 dari skala 100 menunjukkan bahwa pelaksanaan SMM belum sejalan
commit to user
mencarikan jalan keluarnya.
c. Penelitian J. Michalska-Cwiek (2009), yang berjudul “The quality management system in education – implementationand certification” . Dalam penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa, perhatian tentang kualitas pendidikan di universitas-universitas adalah salah satu proses dasar yang kini menciptakan peluang pada pelayanan pendidikan. Kualitas pendidikan menjadi dasar untuk menerapkan strategi pembangunan pada unit pendidikan. Ketika kita merancang dan menerapkan sistem manajemen kualitas di universitas kita harus mempertimbangkan bahwa ini adalah suatu proses jangka panjang yang harus diwujudkan secara bertahap, dan mendapat dukungan yang pasti dan berkelanjutan dari universitas. Setelah menerapkan sistem, unsur- unsurnya harus ditingkatkan secara permanen. Universitas yang mengimplementasikan sistem manajemen mutu ISO 9001, dimata pelanggan memiliki kredibilitas, dapat diandalkan dan terorganisir dengan baik. Keuntungan penerapan sistem manajemen mutu di universitas yaitu, menjamin sistem manajemen sumber daya dan ilmu pengetahuan, memulai proses yang tetap meningkatkan universitas, menjamin kelancaran arus informasi mengenai setiap tugas dan realisasinya, peningkatan kemampuan universitas dan manajemennya, cepat dan efektif memecahkan masalah, menghindari kesalahan (bukan memperbaiki kesalahan), perubahan pendekatan terhadap kualitas pendidikan, perbaikan perencanaan dan disiplin anggaran, meningkatkan produktivitas dan efektifitas dari universitas, pertumbuhan tanggung jawab, motivasi dan komitmen karyawan. Saat ini sertifikasi sistem manajemen mutu di universitas menjadi salah satu persyaratan yang paling penting pada berbagai kerjasama. Sertifikat sistem tersebut menegaskan bahwa universitas diatur dan dikelola dengan cara yang menjamin semua kebutuhan.
commit to user
Sekolah Menengah Kejuruan berfungsi untuk mendidik siswa menjadi mandiri, produktif, mampu berkompetisi, memiliki sikap profesional dan sikap wirausaha dalam keahlian yang diperlajarinya. Saat ini banyak SMK tak terkecuali SMK Negeri 1 Wonogiri mulai mengadopsi sistem manajemen mutu berstandar internasional yaitu Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dalam pengelolaan manajemen sekolah dengan harapan bahwa manajemen dapat terlaksana dengan baik dan mengarah pada peningkatan mutu sekolah. SMK Negeri 1 Wonogiri mengimplementasikan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dilatarbelakangi oleh usaha memperbaiki kualitas manajemen serta meningkatkan kualitas pelayanan yang bertujuan untuk peningkatan mutu sekolah.
Kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1. Skema Kerangka Berfikir
Faktor Penghambat
Personal Sekolah:
1. Kepala Sekolah
2. Guru dan staf
3. Siswa
Pelaksanaan SMM
ISO 9001:2008
Faktor Pendorong
Peningkatan Mutu Sekolah
commit to user