Konseling MANAJEMEN LAKTASI 1. Defenisi Manajemen Laktasi

d. Fungsi Motivasi

Menurut Notoatmodjo 2007, motivasi mempunyai 3 tiga fungsi yaitu : a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan yang sudah direncanakan sebelumnya. c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Pilihan perbuatan yang sudah ditentukan atau dikerjakan akan memberikan kepercayaan diri yang tinggi karena sudah melakukan proses penyeleksian.

2. Konseling

Konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang- seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya. Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli disebut konselor kepada individu yang mengalami sesuatu masalah disebut konsele yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien\ Konseling menurut Prayitno dan Erman Amti dalam buku Dasar-Dasar Bimbingan Universitas Sumatera Utara Konseling 2004:105 adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli disebut konselor kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah disebut klien yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Sejalan dengan itu, Winkel mendefinisikan konseling sebagai serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu konseliklien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. Berdasarkan pengertian konseling di atas dapat dipahami bahwa konseling adalah usaha membantu konseliklien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. Dengan kata lain, teratasinya masalah yang dihadapi oleh konseliklien. 3. Perawatan payudara Perawata payudara adalah usaha untuk memperlancar aliran ASI, dan mencegah masalah-masalah yang mungkin muncul pada saat menyusui seperti puting nyeri atau lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat. Perawatan payudara tidak hanya dilakukan sebelum melahirkan tetapi juga dilakukan setelah melahirkan. Menurut Soetjiningsih 1997, perawatan payudara dilakukan sehari dua kali saat mandi dan bila ada masalah dengan menyusui juga dilakukan dua kali sehari. Menurut Gulardi H. Wiknyosastro 1991 dijelaskan bahwa perawatan yang dilakukan pada payudara bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu, sehingga setelah melahirkan ibu dapat sesegera mungkin memberikan ASI kepada bayinya. Perawatan payudara yang dilakukan selama hamil atau pada masa antenatal menurut Soetjiningsih 1997 mempunyai banyak manfaat, antara lain menjaga kebersihan payudara terutama kebersihan punting susu, melenturkan dan menguatkan punting susu sehingga memudah-kan bayi untuk Universitas Sumatera Utara menyusui, merangsang kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi banyak dan lancar, dapat mendeteksi kelainan-kelaianan payudara secara dini dan melakukan upaya untuk mengatasinya, mempersiapkan mental psikis ibu untuk menyusui. Apabila ibu tidak melakukan perawatan payudara pada masa antenatal dengan baik, maka dapat menimbulkan berbagai masalah antara lain dapat menyebabkan payudara menjadi bengkak, puting susu lecetluka ketika menyusui bayi, puting susu datar atau mendalam sehingga ibu akan kesulitan dalam memberikan ASI setelah melahirkan, dapat menyebabkan radang payudara mastitis, atau saluran susu tersumbat sehingga air susu menjadi tersumbat dan tidak dapat keluar dengan lancar terutama setelah melahirkan Nichols, 2000.

B. LAKTASI 1. Fisiologi Laktasi

Selama masa kehamilan, hormon estrogen dan progesteron menginduksi perkembangan alveoli dan duktus lactiferous di dalam payudara, serta merangsang produksi ksolostrum. Produksi ASI tidak berlangsung sampai masa sesudah kelahiran bayi ketika kadar hormon estrogen menurun. Penurunan kadar estrogen ini memungkinkan naiknya kadar prolaktin dan produksi ASI. Produksi prolaktin yang berkesinambungan disebabkan oleh menyusunya bayi pada payudara ibu. Pelepasan ASI berada dibawah kendali neuro – endokrin. Rangsangan sentuhan pada payudara bayi menghisap akan merangsang produksi oksitoksin yang menyebabakan kontraksi sel – sel myoepithel. Proses ini disebut juga sebagai “ refleks prolaktin” atau milk production reflect yang membuat ASI tersedia bagi bayi. Dalam hari – hari dini, laktasi refleks ini tidak dipengaruhi oleh keadaan emosi ibu. Universitas Sumatera Utara