TINJAUAN PUSTAKA Analisis Wajah Perempuan Suku Batak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Analisis wajah dimulai dengan memeriksa faktor personal yang dapat secara signifikan memberi efek pada intervensi pembedahan nantinya. Ada 5 komponen personal yang mempengaruhi analisis wajah, yaitu umur, jenis kelamin, ras etnis, bentuk tubuh dan personaliti Nassif, 2005; Patrocinio, 2006.. Petunjuk untuk dasar anatomi harus dipahami dalam melakukan analisis karakteristik wajah. Pada penampakan frontal wajah , trichion Tr ditandai sebagai batas atas dahi, yang berlokasi pada garis rambut frontal. Nasion N adalah depresi dari pangkal hidung sejalan dengan suture nasofrontal. Radix R adalah pangkal hidung , bagian lanjutan sisi superior dari alis mata ke dinding nasal lateral. Subnasal Sn adalah pertemuan antara columella dan bibir atas pada dasar hidung. Pertemuan mukokutaneus dari bibir atas dan bawah disebut sebagai vermilion superior dan inferior Vs dan Vi . Stomion St adalah pertemuan dari kedua bibir itu. Menton atau Gnathion Gn adalah batas bawah dari jaringan lunak dagu Stevens, 1997; Wall, 1998; Reddy, 2003; Horioglu, 2005. Pada penampakan lateral, Glabella G adalah bagian paling menonjol pada penampang midsagital dari dahi. Rhinion Rh adalah pertemuan antara tulang dan tulang rawan dorsum nasi yang merupakan bagian paling menonjol pada dorsum nasi. Puncak hidung Tp adalah proyeksi paling anterior dari Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009 puncak hidung dan pertemuan dari kedua kubah kartilago lateral bawah. Titik kolumela Cm adalah bagian paling anterior dari jaringan lunak kolumela nasi. Pada bagian lateral, lekukan alar Al , adalah bagian paling posterior hidung. Pada dagu, mentolabial sulcus Ms adalah bagian menurun dari bibir bawah dan dagu. Dan pogonion Pg adalah bagian paling menonjol pada proyeksi anterior dari dagu. Tragion Tg adalah titik supratragal pada telinga Stevens, 1997; Wall, 1998; Reddy, 2003; Horioglu, 2005. Gambar 2.1. Titik-titik antropometri pada wajah Wall, 1998 Banyak bidang dan sudut yang digunakan untuk mendefinisikan hubungan inter-fasial. Sudut nasofrontal NFA diukur dari gablella ke nasion dan dorsum nasi G-N-Tp. Sudut nasofasial NfcA dibentuk dari antara Glabella ke Pogonion dan garis tangensial dorsum nasi. Sudut nasolabial NLA Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009 dibentuk oleh columella nasi dan bibir atas Cm-Sn-Vs. Sudut mentoservikal MCA mengukur sudut Pg-Gn-M pada Gnathion Stevens, 1997; Wall, 1998; Becker, 2003. Gambar 2.2. Bidang dan sudut wajah Trenite, 1994 Frankfort horizontal merupakan garis yang digunakan pada analisis sefalometri. Garis ini ditarik dari batas superior kanalis auditorius eksternus ke batas inferior rima infraorbitalis pada foto lateral Larrabee, 1987; Trenite, 1994; Swasonoprijo, 2002. Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009 Gambar 2.3. Garis Frankfort horizontal Nassif, 2005 Bentuk wajah yang ideal adalah oval. Bentuk-bentuk wajah yang lain adalah bulat, segiempat atau segitiga. Secara umum, perbandingan lebar dan panjang wajah sebaiknya lebih kurang 3:4. Pada penampakan frontal , simetri wajah dinilai pada garis tengah dengan membagi wajah menjadi dua secara vertikal. Penilaian simetri dan proporsi wajah selanjutnya dilakukan dengan membagi wajah menjadi 5 secara vertikal, dengan setiap bagian kira-kira selebar 1 mata Tardy, 1995; Wall, 1998; Farkas, 2000; Orten, 2002; Arslan, 2008. Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009 Gambar 2.4. Pembagian wajah secara vertikal dan horizontal Trenite, 1994 Tinggi horizontal dievaluasi dengan membagi wajah menjadi tiga, dengan sepertiga atas dimulai dari trichion hingga glabella, sepertiga tengah dari glabella hingga subnasal, dan sepertiga bawah dari subnasal ke menton. Tinggi nasal vertikal sebaiknya 43 dari tinggi wajah total dari nasion ke menton sedangkan wajah bagian bawah 57 dari total tinggi wajah Tardy, 1995; Wall, 1998; Leach, 2005. Dalam menganalisis wajah, kita dapat membagi dalam beberapa proporsi, yaitu dahi, mata, hidung, bibir dan dagu, serta telinga. Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009 Dahi Dahi membentuk sepertiga atas wajah yang berawal dari trichion sampai dengan glabella dan bagian superior dari alis mata pada lateralnya. Bentuk dahi ini dapat rata, melandai atau menonjol, yang akan turut berperan dalam bentuk wajah secara keseluruhan. Bagian yang paling penting dari dahi pada segi bedah adalah sudut nasofrontal yang biasanya membentuk sudut 115-130 Stevens, 1997; Wall, 1998; Nassif, 2005. Gambar 2.5. Sudut nasofrontal Nassif, 2005 Mata Bersama-sama dengan hidung, mata merupakan bagian sentral dari wajah. Mata berguna untuk menunjukkan ekspresi dan lebih banyak penjabarannya diliteratur dibandingkan dengan bagian wajah lainnya. Lebar Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009 mata antara kantus medial dan lateral biasanya seperlima dari keseluruhan lebar wajah. Jarak antara kedua sisi kantus medial adalah sama dengan lebar mata. Bentuk dan ukuran fisura palpebra bervariasi sesuai dengan umur dan etnik. Kelopak mata atas biasanya menutupi sebagian kecil iris, namun bukan pupil mata. Kelopak mata bawah juga menutupi sebagian kecil iris, kira-kira 2 mm dari pupil pada kondisi normal Stevens, 1997; Wall, 1998. Idealnya, jarak interkantus sama dengan setengah jarak interpupil. Jarak interkantus juga sebaiknya sama dengan lebar ala-ala pada dasar hidung pasien Kaukasia. Rata-rata jarak interkantus adalah 30-35 mm, dan rata-rata jarak interpupil adalah 60-70 mm Wall, 1998. Bentuk dan posisi alis bervariasi sesuai dengan jenis kelamin. Pada wanita umumnya, alis terletak pada supraorbital rim, dengan bentuk yang lebih melengkung. Pada pria umumnya, alis terletak tepat di atas atau sedikit superior dari supraorbital rim, dengan bentuk sedikit melengkung. Lateral dan medial alis mata terletak sejajar pada satu garis horisontal. Medial alis mata terletak pada garis vertikal yang melalui lateral ala dan medial kantus. Lokasi dari titik tertinggi dari kelengkungan alis pada garis vertikal yang melewati batas lateral limbus iris, yaitu pada 23 medial atau 13 lateral alis Stevens, 1997; Wall, 1998. Hidung Hidung merupakan bagian estetika yang paling menonjol dari profil wajah, karena hidung terproyeksi paling anterior secara tampak lateral. Pada penampakan frontal, posisi hidung terletak di garis tengah, maka bila terdapat Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009 asimetri hidung akan teridentifikasi dengan mudah. Hidung merupakan bagian estetika tersering yang diubah oleh para ahli bedah plastik dan rekonstruksi, oleh karena itu hidung banyak dipelajari untuk menentukan proporsional estetika dan hubungannya dengan bagian wajah lainnya Wall, 1998; Becker, 2003; Finn, 2005. Analisis hidung sebelum operasi sangat penting. Sebaiknya kita dapat melihat melalui kutis dan subkutis serta dapat membayangkan bentuk kerangka tulang dan tulang rawan. Terminologi yang digunakan untuk mendeskripsikan hubungan anatomi struktur hidung adalah unik. Wall, 1998; Chang, 2003. Pada tampak frontal, karakteristik hidung mencakup lebar hidung, simetri dan tampilan lengkung dorsum nasi. Lebar hidung dari lekukan ala nasi ke lekukan ala nasi sisi sebelahnya adalah 70 panjang hidung dari nasion ke puncak hidung. Pelebaran jarak interalar ini ditemukan pada ras oriental dan afrika Milgrim, 1996; Wall, 1998. Pembagian bentuk hidung menurut antropologi menjadi 3 golongan besar, yaitu golongan Kaukasia lepthorrhine, Asia mesorrhine dan Afrika platyrrhine. Perbedaan utama antara hidung Kaukasia dan non Kaukasia meliputi ketebalan kulit dan jaringan lunak, kekuatan dan ketebalan kartilago, tinggi dan panjang os nasal, serta bentuk dan orientasi lubang hidung. Secara umum, orang Afrika memiliki perbedaan paling nyata dibandingkan orang Kaukasia, sedangkan orang Asia memiliki karakteristik fisik di antara keduanya Matory, 1986; Milgrim, 1996; Stevens, 1997; Hodgkinson, 2007. Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009 Kekhasan hidung Asia adalah dorsum yang lebar dan rendah, defisiensi proyeksi tip, lobul lebar, kulit lobul tebal, jaringan lemak subkutis dan retraksi kolumela. Hidung bangsa non Kaukasia mempunyai variasi anatomi tersendiri. Pasien non Kaukasia ini terdiri dari berbagai latar belakang etnik dan morfologi Matory, 1986. Profil Hidung Parameter yang dianggap menentukan bentuk hidung adalah profil hidung, proyeksi dan rotasi puncak hidung dan panjang hidung. Bila terdapat kelebihan lekukan rhinion pada penampakan wajah anterior, maka akan memperlihatkan profil hidung berpunuk nasal hump. Bentuk ideal profil dorsum nasi adalah lurus, walaupun sedikit lekukan pada rhinion masih dapat diterima Wall, 1998. Proyeksi Tip Sampai saat ini pengukuran proyeksi puncak hidung masih diperdebatkan, oleh karena itu sudut nasofasial sering digunakan untuk mengevaluasi secara tidak langsung derajat proyeksi puncak hidung. Sudut nasofasial ini berkisar 36 . Perbandingan antara nasion-subnasal dan garis perpendikular yang melewati puncak hidung adalah 2,8:1, untuk menjaga pengukuran estetika dari sudut nasofasial 36 . Metode paling mudah untuk mengukur proyeksi tip adalah metode Simmons, yang menghubungkan proyeksi yang diukur dari tip defining point ke subnasal, dengan panjang bibir atas, yang diukur dari subnasal ke batas Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009 vermillion Wall, 1998; Becker, 2003; Reddy, 2003; Devan, 2003. Gambar 2.6. Sudut nasofasial Nassif, Kokoska, 2005 Dasar Hidung Hidung berbentuk seperti segitiga sama kaki pada penampakan dari dasar hidung, dengan kolumela yang membagi dua segitiga yang sama sisi. Rasio perbandingan lobul dengan kolumela adalah 2:1 dan lebar kedua sisi lobul adalah 75 dari lebar dasar hidung. Lubang hidung biasanya sedikit menyerupai bentuk buah pir, dengan bagian paling lebar pada dasar. Pada penampakan lateral dari dasar hidung, rasio ala-lobul adalah 1:1,4. Umumnya bangsa non- Kaukasia mempunyai dasar hidung yang lebih lebar daripada jarak interkantus Matory, 1986; Milgrim, 1996; Wall, 1998. Terdapat perbedaan nyata antar etnik pada konfigurasi ala nasi. Hidung Afrika lebih lebar dan proyeksi rendah serta memiliki lubang hidung yang horisontal. Hidung Asia berada di tengah antara hidung Kaukasia dan Afrika. Pada tampak frontal, lebar ala nasi kurang lebih sama dengan jarak antara Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009 kantus medius Wall, 1998. Bibir dan Dagu Dagu membentuk sepertiga bawah dari wajah. Metoda untuk menilai posisi dagu dengan menarik garis vertikal tangensial dari titik Li dengan garis horisontal Frankfort. Sulkus mentolabial terletak sekitar 4 mm di belakang garis ini Stevens R, 1997; Nassif, 2005. Gambar 2.7. Posisi horizontal bibir dengan sulkus mentolabial Nassif, 2005 Bibir merupakan suatu yang dinamik dan kompleks ekspresi. Bibir atas dan hidung saling berhubungan dan merupakan unit penting pada estetika. Bibir umumnya penuh dengan definisi yang baik pada usia muda dan menipis dengan karakter yang menghilang pada proses penuaan. Bibir bawah dan dagu membentuk duapertiga pada sepertiga bawah wajah. Bibir atas merupakan sepertiga atas pada sepertiga bawah wajah. Bibir atas biasanya berukuran lebih panjang sekitar 2-3 mm dari bibir bawah, namun ini semua tergantung dari stuktur gigi Wall, 1998. Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009 Telinga Ukuran telinga biasanya sesuai dengan jarak antara alis mata dengan ala nasi. Lebar telinga biasanya 55 panjang telinga. Axis panjang telinga paralel dengan axis panjang dorsum nasi. Sudut kelengkungan telinga sekitar 30 Wall, 1998; Nassif, 2005. Metode Analisis Wajah Cephalometrics Foto Rontgent dipergunakan untuk mendapatkan landmarks dari jaringan lunak dan tulang kepala, yang kemudian dapat menetukan jarak antara maksila ke kranium, mandibula ke kranium, maksila ke mandibula, gigi bagian atas ke maksila, gigi bagian bawah ke mandibula, gigi atas ke gigi bawah. Cara ini merupakan yang paling baik dalam mengevaluasi hubungan antara kraniofasial dan orthognathic, tetapi kurang tepat dalam menganalisa jaringan lunak Wall, 1998; Nomura, 1999; Bass, 2003; Riveiro, 2003; Ferrario, 2004; Umar, 2006; Behbehani, 2006; Shlomi, 2007; Honn, 2007. Photometrics Dikarenakan lebih menekankan pada proporsi jaringan lunak dibanding dengan menggunakan foto rontgent, menjadikan cara ini lebih disukai ahli bedah plastik. Dan merupakan cara yang lebih baik dalam menentukan perbandingan pre operatif dan hasil post operatif Ahmed, 1991; Wall, 1998; Terris, 2002; Jain, Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009 2004. Tabel 2.1. Nilai normal analisis wajah Wall, 1998 Tinggi vertikal wajah Tinggi rasio hidung 47 Tinggi rasio wajah bawah 53 Sudut kelengkungan wajah G-Sn-Pg = 8-16 12 Segitiga estetika Sudut nasofrontal G-N-Tp 115-130 Sudut nasofasial G-Pg,N-Tp 30-40 36 Sudut nasomental N-Prn-Pg, 120-132 Sudut mentoservikal G-Pg,M-C 80-95 Proporsional wajah Sudut hidung N-Tr-Prn 20-27 Sudut maksila Tp-Tr-Vs12-17 Sudut mandibula Vs-Tr-Pg14-20 Proyeksi hidung Sn-PrnN-Sn 2,8:1 Sudut nasolabial Cm-Sn-Vs 90-120 Rasio ala-lobular , 1:1 Lebar hidung = jarak interokular = ½ jarak interpupil, 30-35mm Rasio 13 wajah bawah Sn-StSt-M, 0,5:1 Proyeksi horisontal bibir atas 3,5 mm Proyeksi horisontal bibir bawah 2,2 mm Interlabial gap, 0-3 mm Rasio Wajah bawah-leher, 1,2:1 N,nasion; Sn,subnasal; Gn,gnathiom; G,gablella; Pg,pogonion; Tp,titk tipnasi; M,menton; C,titik leher; Tg,tragion; Vs,batas vermilion superior; A,ala nasi; Cm,kolimela; St,stomion Dokumentasi Fotografi berkualitas baik yang konsisten dengan standar penampakan diperlukan untuk membandingan sebelum dan sesudah hasil operasi. Hal ini penting untuk keperluan mengajar, dokumentasi medikolegal, dan sebagai fasilitas komunikasi terhadap pasien. Pada pasien-pasien rinoplasti tampilan Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009 yang diperlukan adalah frontal, kedua sisi lateral, kedua sisi oblik dan tampak basal Trenite, 1994; Tardy, 1995; Riveiro, 2003. Petunjuk untuk mengambil fotografi perspektif rinoplasti posisi estetik: Foto wajah tampak frontal diambil secara vertikal, harus mencakup seluruh wajah dan leher, mulai dari batas atas kepala sampai dengan batas atas klavikula. Foto tampak lateral wajah harus mencakup seluruh wajah, leher anterior sampai dengan kepala sternum dari klavikula, tengkuk leher, dan sebagian rambut ditarik agar telinga tampak dengan jelas. Pastikan bahwa kita tidak dapat melihat alis kontralateral. Garis Frankfort horisontal merupakan standart yang digunakan untuk mendapatkan posisi ini. Foto tampak oblik, puncak hidung harus sejajar dengan batas lateral pipi. Foto tampak basal hidung ini merupakan penampakan yang memberikan banyak informasi pada perencanaan operasi rinoplasti. Posisi kepala ekstensi, sehingga puncak hidung terletak setinggi alis mata dan dasar kolumela setinggi kantus lateral Trenite, 1994; Bass, 2003. Suku Batak 3000-1000 SM Sebelum Masehi Suku Batak yang merupakan bagian dari Ras Proto Malayan hidup damai bermukim di perbatasan BurmaMyanmar dengan India. Beberapa komunitas tersebut yang kemudian menjadi cikal-bakal bangsa adalah kelompok suku Karen, Toradja, Tayal, Ranau, Bontoc, Meo serta trio Naga, Manipur, Mizoram. Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009 Tiga yang terakhir ini sekarang berwarga negara India. Adat istiadat mereka dan aksesoris pakaian yang dimiliki sampai sekarang masih mirip dengan pakaian suku Batak, misalnya pernak-pernik dan warna ulos Marbun, 2006. Sifat dominan dari suku ini adalah kebiasaan hidup dalam Splendid Isolation di lembah lembah sungai dan di puncak-puncak pegunungan. Mereka sangat jarang membuat kontak bersifat permanen dengan pendatang yang berasal dari komunitas lainnya misalnya komunitas yang berada di tepi pantai, pesisir, yang saat itu banyak dipengaruhi oleh ideologi yang berbeda dengan mereka, misalnya Hinduisme, Zoroaster, Animisme gaya Yunani dan Romawi dan juga paham-paham baru seperti Buddha, Tao dan Shintoisme. Sifat tersebut masih membekas dan terus dipertahankan oleh orang-orang Batak hingga abad 19. Sampai saat ini, diperkirakan suku bangsa yang berasal dari ras ini masih mempertahankan kebiasaan ini, terutama Bangsa Tayal, suku pribumi di Taiwan, Suku Bontoc dan Batak Palawan penghuni pertama daerah Filipina Marbun, 2006. 1000 SM Bangsa Mongol yang dikenal bengis dan mempunyai kemajuan teknologi yang lebih tinggi berkat hubungan mereka yang konsisten dengan berbagai bangsa mulai bergerak ke arah selatan. Di sana, keturunan mereka menyebut dirinya Bangsa Syan dan kemudian menciptakan komunitas Burma, Siam Thai dan Kamboja yang kemudian menjadi cikal-bakal negara. Ras Proto Malayan mulai terdesak. Ketertutupan mereka menjadi bumerang karena teknologi Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009 mereka tidak up to date . Sebagian dari mereka kemudian mulai meninggalkan daerah-daerah tersebut, menempuh perjalanan untuk mencari daerah baru bahkan ke seberang lautan, di mana mereka akan menikmati hidup dalam splendid isolation kembali Marbun, 2006. Suku Bontoc bergerak ke daerah Filipina, Suku Toraja ke selatannya, Sulawesi. Di Filipina, Batak Palawan merupakan sebuah suku yang sampai sekarang menggunakan istilah Batak. Saudara mereka bangsa Tayal membuka daerah di kepulauan Formosa, yang kemudian, beberapa abad setelah itu, daerah mereka diserobot dan kedamaian hidup mereka terusak oleh orang-orang Cina nasionalis yang kemudian menamakannya Taiwan. Yang lain, suku Ranau terdampar di Lampung. Suku Karen tidak sempat mempersiapkan diri untuk migrasi, mereka tertinggal di hutan belantara BurmaMyanmar dan sampai sekarang masih melakukan pemberontakan atas dominasi Suku Burma atau Myamar yang memerintah Swasonoprijo, 2002; Marbun, 2006. Selebihnya, suku Meo berhasil mempertahankan eksistensinya di Thailand. Bangsa Naga, Manipur, Mizo, Assamese mendirikan negara-negara bagian di India dan setiap tahun mereka harus berjuang dan berperang untuk mempertahankan identitas mereka dari supremasi bangsa Arya-Dravidian, yakni Bangsa India, yang mulai menduduki daerah tersebut karena kelebihan populasi Marbun, 2006. Suku Batak sendiri, selain terdampar di Filipina, sebagian terdampat di kepulauan Andaman sekarang merupakan bagian dari India dan Andalas dalam Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009 tiga gelombang. Yang pertama mendarat di Nias, Mentawai, Siberut dan sampai ke Pulau Enggano. Gelombang kedua terdampar di muara Sungai Simpang. Mereka kemudian bergerak memasuki pedalaman Pulau Andalas menyusuri sungai Simpang Kiri dan mulai mendirikan tempat di Kotacane. Komunitas ini berkembang dan membuat identitas sendiri yang bernama Batak Gayo. Mereka yang menyusuri Sungai Simpang Kanan membentuk Komunitas Batak Alas dan Pakpak. Batak Gayo dan Alas kemudian dimasukkan Belanda ke peta Aceh Marbun, 2006. Mainstream d ari Suku bangsa Batak mendarat di Muara Sungai Sorkam. Mereka kemudian bergerak ke pedalaman, perbukitan. Melewati Pakkat, Dolok Sanggul, dan dataran tinggi Tele mencapai Pantai Barat Danau Toba. Mereka kemudian mendirikan perkampungan pertama di Pusuk Buhit di Sianjur Sagala Limbong Mulana di seberang kota Pangururan yang sekarang Mitos Pusuk Buhit pun tercipta. Masih dalam budaya splendid isolation, di sini suku Batak dapat berkembang dengan damai sesuai dengan kodratnya. Komunitas ini kemudian terbagi dalam dua kubu. Pertama Tatea Bulan yang dianggap secara adat sebagai kubu tertua dan yang kedua Kubu Isumbaon yang di dalam adat dianggap yang bungsu. Sementara itu komunitas awal suku Batak, jumlahnya sangat kecil, yang hijrah dan migrasi jauh sebelumnya, mulai menyadari kelemahan budayanya dan mengolah hasil-hasil hutan dan melakukan kontak dagang dengan Bangsa Arab, Yunani dan Romawi kuno melalui pelabuhan Barus. Di Mesir hasil produksi Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009 mereka, kapur Barus, digunakan sebagai bahan dasar pengawetan mumi, Raja- raja Fir’aun yang sudah meninggal. Marbun, 2006. 1000 SM – 1510 M Komunitas suku Batak berkembang dan struktur masyarakat berfungsi. Persaingan dan kerjasama menciptakan sebuah pemerintahan yang berkuasa mengatur dan menetapkan sistem adat. Dinasti Sori Mangaraja telah berkuasa dan menciptakan tatanan suku yang maju selama 90 generasi di Sianjur Sagala Limbong Mulana. Dinasti tersebut bersama menteri-menterinya yang sebagian besar adalah Datu, Magician, mengatur pemerintahan atas seluruh suku Batak, di daerah tersebut, dalam sebuah pemerintahan berbentuk Teokrasi. Dinasti Sorimangaraja terdiri dari orang-orang bermarga Sagala cabang Tatea Bulan. Mereka sangat disegani oleh suku Batak di bagian selatan yang keturunan dari Tatea Bulan. Dengan bertambahnya penduduk, maka berkurang pula lahan yang digunakan untuk pertanian, yang menjadi sumber makanan untuk mempertahankan regenerasi. Maka perpindahan terpaksa dilakukan untuk mencari lokasi baru. Alasan lain dari perpindahan tersebut adalah karena para tenaga medis kerajaan gagal membasmi penyakit menular yang sudah menjangkiti penduduk sampai menjadi epidemik yang parah. Perpindahan diarahkan ke segala arah, sebagian membuka pemukiman baru di daerah hutan belukar di arah selatan yang kemudian bernama Rao, sekarang di Sumatera Barat. Beberapa kelompok di antaranya turun ke arah timur, menetap dan Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009 membuka tanah, sekarang dikenal sebagai Tanjung Morawa, daerah di pinggir Kota Medan Marbun, 2006. Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009

BAB 3 KERANGKA KONSEP