Kerapatan HASIL DAN PEMBAHASAN

43

a. Sifat Fisis

1. Kerapatan

Kerapatan menunjukkan perbandingan antara berat dan volume briket arang. Kerapatan berpengaruh terhadap kualitas briket arang, karena dengan kerapatan yang tinggi dapat meningkatkan nilai kalor briket arang. Besar kecilnya kerapatan dipengaruhi oleh ukuran dan kehomogenan arang penyusun briket arang tersebut. Menurut Nurhayati 1983, semakin tinggi keseragaman ukuran serbuk arang maka akan menghasilkan briket arang dengan kerapatan dan keteguhan yang semakin tinggi pula. Gambar 3 : Grafik Nilai Kerapatan pada Setiap Perlakuan

0.51 0.53

0.56 0.7

0.84

0.1 0.2

0.3 0.4

0.5 0.6

0.7 0.8

0.9 Kerapatan gr cm3 100 70 + 30 50 + 50 30 + 70 10 + 90 Perlakuan Keterangan : T = 100 arang serbuk gergajian kayu T 1 = 70 arang serbuk gergajian kayu + 30 arang limbah potongan kayu BJ tinggi T 2 = 50 arang serbuk gergajian kayu + 50 arang limbah potongan kayu BJ tinggi T 3 = 30 arang serbuk gergajian kayu + 70 arang limbah potongan kayu BJ tinggi T 4 = 10 arang serbuk gergajian kayu + 90 arang limbah potongan kayu BJ tinggi Samsul Bahri : Pemanfaatan Limbah Industri Pengolahan Kayu Untuk Pembuatan Briket Arang dalam Mengurangi Pencemaran Lingkungan di Nanggroe Aceh Darussalam. USU e-Repository © 2008. 44 Hasil penelitian ini diperoleh nilai kerapatan briket arang yang dihasilkan bervariasi antara 0,51 – 0,90 grcm³. Lampiran 1a. Pada Tabel 12 terlihat bahwa kerapatan rata-rata terendah sebesar 0,51 grcm³ diperoleh pada briket arang dengan komposisi 100 arang serbuk gergajian, sedangkan kerapatan rata-rata tertinggi sebesar 0,84 grcm³ diperoleh pada komposisi 10 arang serbuk gergajian + 90 serbuk arang limbah potongan kayu BJ tinggi. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam terhadap nilai kerapatan Lampiran 1b, diketahui bahwa perlakuan pencampuran arang serbuk gergajian kayu dengan arang serbuk limbah potongan kayu BJ tinggi berpengaruh sangat nyata T 0,01 terhadap nilai kerapatan briket arang yang dihasilkan. Hal ini dapat terjadi karena arang serbuk limbah potongan kayu BJ tinggi akan memberikan nilai kerapatan yang tinggi pula, dibandingkan dengan arang serbuk gergajian kayu yang merupakan campuran bahan baku serbuk gergajian kayu BJ tinggi dan BJ rendah. Disamping itu ukuran serbuk arang potongan kayu BJ tinggi hasil penyaringan lebih halus dan seragam bila dibandingkan dengan arang serbuk gergajian kayu, sehingga ikatan antar partikel arangnya lebih maksimal. Kecenderungan terdapatnya ruang-ruang kosong antar partikel sangat kecil. Tekanan pengempaan merapatkan dan memadatkan partikel-partikel arang, saling mengisi ruang-ruang kosong dan berikatan satu sama lainnya secara maksimal. Nilai kerapatan briket arang yang dihasilkan meningkat dengan adanya penambahan persentase arang serbuk limbah potongan kayu BJ tinggi, walaupun Samsul Bahri : Pemanfaatan Limbah Industri Pengolahan Kayu Untuk Pembuatan Briket Arang dalam Mengurangi Pencemaran Lingkungan di Nanggroe Aceh Darussalam. USU e-Repository © 2008. 45 nilainya tidak begitu jauh. Gambar 3. Meningkatnya nilai kerapatan briket arang dengan komposisi 100 serbuk limbah potongan kayu BJ tinggi, disebabkan karena partikel arang serbuk limbah potongan kayu BJ tinggi ukurannya lebih halus dan seragam sehingga ikatan antar partikelnya lebih maksimal. Tabel 13. Analisis Uji Duncan terhadap Kerapatan Perlakuan Rata-rata grcm 3 a UJGD b T 0,51 c T 1 0,53 c T 2 0,56 c T 3 0,70 b T 4 0,84 a Keterangan : a Rata-rata dari tiga ulangan b Setiap dua rataan yang mempunyai huruf yang sama dinyatakan tidak berbeda nyata pada taraf 5 Berdasarkan hasil analisis uji lanjutan Duncan terhadap nilai kerapatan briket arang Tabel 13 diketahui bahwa perlakuan 70 + 30, 50 + 50 dan 100 arang serbuk gergajian kayu tidak berbeda nyata pengaruhnya pada taraf 5 terhadap nilai kerapatan briket arang yang dihasilkan. Tetapi perlakuan ini berbeda nyata dengan perlakuan 30 + 70 dan 10 arang serbuk gergajian kayu + 90 serbuk arang limbah potongan kayu BJ tinggi. Kerapatan akan berpengaruh terhadap pengemasan, penyimpanan dan pengangkutan briket, jika semakin besar kerapatan maka volume atau ruang yang diperlukan akan lebih kecil untuk berat briket yang sama Hendra dan Darmawan, 2000. Samsul Bahri : Pemanfaatan Limbah Industri Pengolahan Kayu Untuk Pembuatan Briket Arang dalam Mengurangi Pencemaran Lingkungan di Nanggroe Aceh Darussalam. USU e-Repository © 2008. 46 Nilai kerapatan briket arang tidak hanya ditentukan oleh penggunaan bahan baku yang mempunyai berat jenis tinggi, tetapi juga ditentukan oleh konsentrasi perekat dan tekanan pengempaan. Apabila konsentrasi perekat yang diberikan makin tinggi maka akan menghasilkan kerapatan briket arang yang tinggi pula. Hal ini disebabkan semakin tinggi jumlah perekat maka akan semakin banyak perekat yang mengisi pori-pori briket arang sehingga mengakibatkan ikatan antara perekat dengan serbuk arang akan semakin baik karena partikel-partikel arang dapat menyatu, solid dan lebih rapat satu sama lain. Adapun jenis perekat pati tapioka mengandung amilopektin yang dapat mempengaruhi kekuatan ikatan perekat dengan serbuk arang, dimana semakin tinggi kandungan amilopektin maka pati akan bersifat lekat dan lengket. Menurut Knight 1969 dalam Haryanto dan Pangloli 1992, menyatakan perekat tapioka mempunyai amilopektin yang cukup tinggi yaitu sekitar 83 sehingga semakin tinggi jumlah perekat maka semakin tinggi pula kandungan amilopektin yang akan mengikat serbuk arang sehingga daya rekatnya relatif tinggi dibandingkan dengan jumlah perekat yang lebih rendah. Hasil penelitian yang dilakukan dengan memakai konsentrasi perekat 5,0 bisa memberikan nilai kerapatan rata-rata yang lebih baik 0,51 - 0,84 grcm³ dibandingkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rustini 2004 berkisar antara 0,5417 - 0,5996 grcm³ dengan konsentrasi perekat 2,5. Samsul Bahri : Pemanfaatan Limbah Industri Pengolahan Kayu Untuk Pembuatan Briket Arang dalam Mengurangi Pencemaran Lingkungan di Nanggroe Aceh Darussalam. USU e-Repository © 2008. 47 Tekanan pengempaan yang diberikan juga ikut mempengaruhi kerapatan briket arang, semakin besar tekanan pengempaan yang diberikan maka semakin besar pula kerapatan yang dihasilkan dan sebaliknya. Nilai kerapatan briket arang yang dihasilkan berkisar 0,51 – 0,84 grcm³ Lampiran 1a. Nilai ini masih rendah dari nilai kerapatan briket arang buatan Jepang 1 – 1,2 grcm³ dan briket buatan Amerika 1 grcm³, tetapi nilai ini cukup memenuhi syarat untuk briket arang buatan Inggris dan Indonesia. Lihat Tabel.7.

2. Keteguhan Tekan