BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelayanan kesehatan merupakan suatu implementasi sosial yang kompleks, karena bergerak dibidang pelayanan jasa yang melibatkan berbagai kelompok profesi,
salah satunya yaitu perawat Sumijatun, 2010. Perawat sebagai tenaga kesehatan profesional mempunyai kesempatan paling besar untuk memberikan pelayanan
kesehatan khususnya pelayananasuhan keperawatan yang komprehensif dengan membantu klien memenuhi kebutuhan dasar yang holistik Hamid,2009.Sebagai perawat
professional diperoleh kepuasan kerja yang selanjutnya memacu pencapaian kemampuan melalui penampilan kerja yang lebih baik lagi. Kemampuan berpikir kritis dalam
mengambil keputusan serta mampu mempertanggungjawabkan keputusan dan tindakan yang dilakukan accountable tersebut merupakan salah satu faktor utama tercapainya
kepuasan kerja Jones dan Beck,1996. Kepuasan kerja perawat akan menghasilkan kepuasan pada pemakaian jasa keperawatan, baik masyarakat maupun institusi tempat
bekerja Nursalam, 2008. Kepuasan kerja sudah menjadi unsur yang penting dalam dunia kerja, baik
dalam bidang industri maupun dibidang klinis misalnya keperawatan. Menurut Wasis 2008 kepuasan kerja dalam keperawatan merupakan perasaan yang menyokong untuk
mendapatkan hasil kerja yang optimal.Menurut Nursalam 2002, faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja perawat adalah; pekerjaan itu sendiri, gaji, rekan sekerja,
atasan, promosi, lingkungan kerja. Elemen pekerjaan merupakan hal yang penting dalam menentukan puas atau tidaknya seorang pekerja dalam melaksanakan tugasnya.
Salah satu ruang lingkup praktek profesi keperawatan adalah keperawatan anak. Dalam menjalankan tugasnya sebagai perawat anak di butuhkan kompetensi yang
mumpuni karena Anak tidak dipandang lagi sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai makhluk yang unik yang memiliki kebutuhan spesifik dan berbeda dengan orang
dewasa Supartini,
2002. Waktu
yang dibutuhkan
dalam pasien
penderita anak-anak 20-45 lebih banyak daripada waktu untuk merawat orang dewasa Hikmawati, 2000. Menurut intenational council of nursing 1997 kompetensi
bermakna pengetahuan, keterampilan, sikap, dan pertimbangan yang terintegrasi yang harus dimiliki atau dipersyaratkan untuk melakukan tindakan secara aman terutama pada
pasien-pasien anak. Pada anak usia pra sekolah, kecemasan yang paling besar yang dialami adalah
ketika pertama kali masuk sekolah dan kondisi sakit yang dialami. Apabila anak mengalami kecemasan yang tinggi saat dirawat dirumah sakit maka besar kemungkinan
anak mengalami disfungsi perkembangan anak akan mengalami gangguan seperti gangguan somatik, emosional dan psikomotor. Reaksi terhadap penyakit atau masalah
diri yang dialami anak usia pra sekolah seperti perpisahan, tidak mengenal lingkungan yang asing, hilangnya kasih sayang,body image maka akan bereaksi seperti regresi yaitu
hilangnya kontrol, displacement, agresimenyangkal, menarik diri, tingkah laku protes serta lebih peka dan pasif seperti menolak makan dan lain-lain sehingga diperlukan
pendampingan keterlibatan keluarga selama anak dirumah sakit Alimul, 2005.
Perawat harus bekerja sama dengan keluarga untuk memutuskan rencana perawatan terbaik buat anak karena keluarga tidak dipandang hanya sebagai pengunjung
bagi anak yang sakit ,melainkan sebagai mitra bagi perawat dalam menentukan kebutuhan anak dan pemenuhannya dalam bentuk pelayanan kesehatan Supartini,
2002. Keluarga sangat ahli dalam merawat dan lebih mengenal karakteristik anak serta merupakan sumber dukungan utama bagi anak ketika dirawat dirumah sakit. Melibatkan
anak dan keluarga dalam proses perawatan dapat menurunkan tingkat kecemasan keluarga maupun anak, dengan menurunnya tingkat stress anak dan keluarga dapat
menurunkan tingkat stress tenaga kesehatan sehingga dapat berefek pada kemampuan mereka dalam memberikan layanan kesehatan. Dilibatkannya keluarga dalam proses
perawatan anak ini dikenal dengan pendekatan family centered care Neff, 2003. Family center care
merupakan sebuah pendekatan yang dapat meminimalisir terjadinya trauma pada anak maupun keluarga.Pendekatan ini dibangun dengan
kolaborasi antar keluarga, perawat, staf rumah sakit, pemberi dan pengevaluasi layanan kesehatan Neal et al., 2007. Family center caredapat memperbaiki dan meningkatkan
hubungan pasien dan keluarga, serta membangun hubungan baik antara anak dan keluarga, memperbaiki kepuasan kerja tenaga kesehatan profesional, menurunkan biaya
perawatan anak dan lebih efektifnya penggunaan tenaga kesehatan American academy of pediatric, 2003. Menurut Crock 2008 dalam Patient and Family Centred Care in
Australia menyatakan dalam layanan kesehatan, ketika tenaga kesehatan, administrasi
kesehatan, pasien, dan keluarga bermitra ”partnership”, dapat memperbaiki kualitas dan
keamanan layanan kesehatan, menurunkan biaya perawatan, meningkatkan kepuasan keluarga, pasien, dan pemberi layanan kesehatan. Dalam family center care, terdapat prinsip-
prinsip inti core principles untuk mempermudah perawat dalam mengimplementasikan pendekatan tersebut.
Wilayah blitar terdapat 2 RSUD yaitu RSUD Ngudi Waluyo dan RSUD Mardi Waluyo , dengan jumlah perawat anak sebanyak 24 perawat. Berdasarkan hasil studi
pendahuluan yang dilakukan pada bulan Mei 2013, RSUD Ngudi Waluyo terdapat 10 orang perawat anak dan di RSUD Mardi Waluyo terdapat 14 perawat anak. Berdasarkan
hasil pengamatan peneliti dirumah sakit Ngudi Waluyo, keluarga dilibatkan dalam proses bermain anak, keluarga juga diajarkan keterampilan merawat anak serta diberikan
pendidikan kesehatan oleh perawat begitupun halnya di rumah sakit Mardi Waluyo hanya ada beberapa anak yang menunjukan perilaku agresif dan ada yang kooperatif
ketika diberikan tindakan keperawatanserta beberapa anak sedang bermain didampingi orang tua. Hal ini merupakan suatu bentuk dari pendekatan family centered care. Pada bulan
april 2013 kepala ruangan anak melakukan evaluasi mengenai kepuasan keluarga terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan dari hasil evaluasi tersebut didapatkan kesimpulan
bahwa keluarga merasa puas terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan tapi terdapat evaluasi dari keluargabahwa perawat tidak memperkenalkan diri sebelum
memberikan tindakan keperawatan kepada pasien dan keluarga, hal ini menjadi evaluasi bagi kepala ruangan maupun perawat-perawat yang bekerja diruang tersebut agar lebih
meningkatkan pelayanan keperawatan yang diberikan. RSUD Mardi Waluyo pada bulan desember 2012 juga telah melakukan evaluasi kepuasan keluarga terhadap mutu
pelayanan, didapatkan keluarga merasa puas dengan pelayanan yang diberikan tapi terdapat evaluasi pada perawat yang tidak memperkenalkan diri ketika memberikan
tindakan keperawatan. Hal tersebut menjadi evaluasi bagi perawat-perawat yang bekerja di ruangan tersebut agar meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan.
Berdasarkan uraian latar belakang, maka hal tersebut yang mendasari penulis ingin melakukan suatu penelitian dengan judul hubungan pendekatan family centered care
anak usia prasekolah dengan kepuasan kerja perawat di ruang anak RSUD wilayah blitar.
1.2 Rumusan masalah