Perbedaan Tingkat Kooperatif Anak Usia Prasekolah yang Sudah Pernah dan Tidak Pernah Dilakukan Family Centered Care di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
Lampiran 1 PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Judul : Perbedaan Tingkat Kooperatif Anak Usia Prasekolah (3-5 tahun) Yang Sudah Pernah Dan Tidak Pernah Dilakukan Family Centered Care di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2015
Peneliti : PEPRINA
Nim : 141121131
Alamat : Jl. Setia Budi, Kec Tanjung Rejo, Gg Cempaka Putih. Medan
Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang ada di RSUP Haji Adam Malik Medan maka kami bermaksud melakukan penelitian tentang “ Perbedaan Tingkat Kooperatif Anak Usia Prasekolah (3-5 tahun) Yang Sudah Pernah Dan Tidak Pernah Dilakukan family centered care di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2015.
Partisipasi anda dalam penelitian ini bersifat sukarela, Anda mempunyai hak bebas untuk berpartisifasi atau menolak menjadi responden maka jika anda tidak bersedia menjadi responden kami akan tetap menghargai. Jika anda bersedia, mohon untuk menandatangani lembaran ini.
Peneliti akan menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban yang anda berikan. Jika anda mempunyai pertanyaan mengenai peneliti ini, maka peneliti dengan senang hati akan memberikan penjelasan. Atas kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.
Medan, Desember 2014 Responden Peneliti
(2)
Lampiran 2 INSTRUMEN PENELITIAN
Kuesioner 1 : Data Demografi Petujuk Penelitian
1. Anak/Orangtua/Wali dan Perawat diharapkan : Menjawab setiap pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda cheek list
2. Tiap satu pertayaan diisi dengan satu jawaban
3. Bila ada yang kurang mengerti dapat ditanyakan kepada peneliti Kode (diisi oleh peneliti) :
1. Jenis kelamin 1). Laki-laki 2). Perempuan 2. Umur
1). 3 Tahun 2). 4 Tahun 3). 5 Tahun
Data yang berhubungan dengan karekteristik responden yaitu: 3. Lamanya perawatan dirumah sakit
1). 1-3 hari 2). 4-6 hari 3).7-10 hari
(3)
4. pengalaman dirumah sakit sebelumnya 1). Ada
2). Tidak Ada
5.Jenis Penyakit Sekarang 1). diare
2). Demam berdarah 3). Ispa
(4)
Lembar observasi terhadap tingkat kooperatif anak
No Pernyataan ya tidak
1 Anak masih menangis saat diberikan tindakan perawatan 2 Anak tersenyum kepada perawatan setelah diberikan tindakan
perawatan
3 Anak mengucapkan terimakasi setelah diberikan tindakan perawatan
4 Anak memperhatikan perawat saat diberikan perawatan 5 Anak berespon mau menyambung pembicaraan perawat 6 Anak mau melakukan perintah perawat
7 Anak menolak tindakan perawatan yang akan dilakukan 8 Anak memukul-mukul orangtuanya jika perawat datang
melakukan perawatan
9 Anak mengusir perawat saat perawat datang ke kamar anak 10 Anak menunjukkan respon marah kepada perawat ketika akan
dilakukan tindakan perawatan
11 Anak menghindari kontak mata dengan perawat
12 Anak tidak mengeluarkan sepatah kata pun saat disapa oleh perawat
13 Anak menekuk kaku tangan atau anggota tubuh yang akan dilakukan pemeriksaan agar tidak diperiksa oleh perawat 14 Anak menendang-nendang kakinya saat disentuh bagian tubuh
anak oleh perawat
15 Anak memukul tangan perawat yang memberikan tindakan perawat
16
(5)
Prosedur Pelaksanaan Penelitian Family Centered Care 1. Perawat memperkenalkan diri kepada anak dan orang tua
a.Memperkenalkan : nama dan identitas singkat dari peneliti
b.Memberikan informasi tentang pentingnya orang tua dalam mendampingi anak selama dilakukan family centered care oleh peneliti
2. Memberitahukan tentang tujuan dan mamfaat dan efek peneliti family centered care
a.Persiapan : b. Persiapan anak:
- Posisi yang nyaman bagi anak
- Keadaan umum anak : compos mentis
- Tidak mengganggu kenyamanan anak dan keluarga seperti anak lagi tidur atau ada kerabat/keluarga lain yang menjenguk anak
c.Waktu pelaksanaan :
Dilakukan sewaktu pemberian tindakan perawatan pada anak. d. Prosedur
- Menyapa anak pada saat masuk ruangan anak - Mengadakan kontrak waktu dengan anak - Menjelaskan tujuan dari penelitian
- Mengakhiri pertemuan seperti : meminta ijin kepada perawat, anak, serta orangtua yang diberikan partisipasinya, dan meminta perawat dan orangtuanya untuk selalu melakukan family centered care
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Lampiran 7
Tabel distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan tingkat kooperatifanak usia prasekolah (3-5 tahun) di ruang infeksi (n=18)
No
Pernyataan Tingkat Kooperatif Anak Prasekolah
Infeksi
Ya Tidak
f % f %
1 Anak masih menangis saat diberikan tindakan perawatan
6 33,3 12 66,7 2 Anak tersenyum kepada perawatan setelah
diberikan tindakan perawatan
10 55,6 8 44,4 3 A diberikan mengucapkan terimakasi setelah
diberikan tindakan perawatan
11 61,1 7 38,9 4 Anak memperhatikan perawat saat diberikan
perawatan
11 61,1 7 38,9 5 Anak berespon mau menyambung
pembicaraan perawat
10 55,6 8 44,4 6 Anak mau melakukan perintah perawat 14 77,8 4 22,2 7 Anak menolak tindakan perawatan yang akan
dilakukan
8 44,4 10 55,6 8 Anak memukul-mukul orangtuanya jika
perawat datang melakukan perawatan
4 22,2 14 77,8 9 Anak mengusir perawat saat perawat datang ke
kamar anak
5 27,8 13 72,2 10 Anak menunjukkan respon marah kepada
perawat ketika akan dilakukan tindakan perawatan
6 33,3 12 66,7
11 Anak menghindari kontak mata dengan perawat
8 44,4 10 55,6 12 Anak tidak mengeluarkan sepatah katapun saat
disapa oleh perawat
6 33,3 12 66,7 13 Anak menekuk kaku tangan atau anggota
tubuh yang akan dilakukan pemeriksaan agar tidak diperiksa oleh perawat
5 27,8 13 72,2
14 Anak menendang-nendang kakinya saat disentuh bagian tubuh anak oleh perawat
8 44,4 10 55,6 15 Anak memukul tangan perawat yang
memberikan tindakan perawat
5 27,8 13 72,2 16 Anak memegang orangtuanya saat diberikan
tindakan perawatan
(11)
Tabel distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan tingkat kooperatifanak usia prasekolah (3-5 tahun) di ruang non infeksi (n=18)
No
Pernyataan Tingkat Kooperatif Anak Prasekolah
Non infeksi
Ya Tidak
f % f %
1 Anak masih menangis saat diberikan tindakan perawatan
14 77,8 4 22,2 2 Anak tersenyum kepada perawatan setelah
diberikan tindakan perawatan
15 83,3 3 16,7 3 A diberikan mengucapkan terimakasi setelah
diberikan tindakan perawatan
16 88,9 2 11,1 4 Anak memperhatikan perawat saat diberikan
perawatan
4 22,2 14 77,8 5 Anak berespon mau menyambung
pembicaraan perawat
15 83,3 3 16,7 6 Anak mau melakukan perintah perawat 10 55,6 8 44,4 7 Anak menolak tindakan perawatan yang akan
dilakukan
13 72,2 5 27,8 8 Anak memukul-mukul orangtuanya jika
perawat datang melakukan perawatan
9 50,0 9 50,0 9 Anak mengusir perawat saat perawat datang ke
kamar anak
10 55,6 8 44,4 10 Anak menunjukkan respon marah kepada
perawat ketika akan dilakukan tindakan perawatan
14 77,8 4 22,4
11 Anak menghindari kontak mata dengan perawat
14 77,8 4 22,2 12 Anak tidak mengeluarkan sepatah katapun saat
disapa oleh perawat
12 66,7 6 33,3 13 Anak menekuk kaku tangan atau anggota
tubuh yang akan dilakukan pemeriksaan agar tidak diperiksa oleh perawat
13 72,2 5 27,8
14 Anak menendang-nendang kakinya saat disentuh bagian tubuh anak oleh perawat
16 88,9 2 11,1 15 Anak memukul tangan perawat yang
memberikan tindakan perawat
12 66,7 6 33,3 16 Anak memegang orangtuanya saat diberikan
tindakan perawatan
(12)
Lampiran 8 Frek Data Demografi Anak Usia Prasekolah
Di R. Infeksi dan R. Non Infeksi
FREQUENCIES VARIABLES=JK UMUR LPDS PDSS JPS Ruangan /STATISTICS=STDDEV MINIMUM MAXIMUM MEAN MEDIAN MODE SUM /ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
[DataSet1] D:\PEBRI\spss alhamdulilah\spss gabungan alhamdulilah.sav Statistics
JK UMUR LPDS PDSS JPS Ruangan
N Valid 36 36 36 36 36 36
Missing 0 0 0 0 0 0
Mean 1.42 2.00 1.75 .22 3.44 1.50
Median 1.00 2.00 1.50 .00 4.00 1.50
Mode 1 1a 1 0 4 1a
Std. Deviation .500 .862 .841 .422 1.132 .507
Minimum 1 1 1 0 1 1
Maximum 2 3 3 1 4 2
Sum 51 72 63 8 124 54
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Frequency Table
JK
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid laki-laki 21 58.3 58.3 58.3
perempuan 15 41.7 41.7 100.0
(13)
UMUR
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3 tahun 13 36.1 36.1 36.1
4 tahun 10 27.8 27.8 63.9
5 tahun 13 36.1 36.1 100.0
Total 36 100.0 100.0
LPDS
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1-5hari 18 50.0 50.0 50.0
6-10hari 9 25.0 25.0 75.0
>10 hari 9 25.0 25.0 100.0
Total 36 100.0 100.0
PDSS
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tdk ada 28 77.8 77.8 77.8
Ada 8 22.2 22.2 100.0
Total 36 100.0 100.0
(14)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Diare 6 16.7 16.7 16.7
Ispa 2 5.6 5.6 22.2
lain-lain 28 77.8 77.8 100.0
Total 36 100.0 100.0
Ruangan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid infeksi 18 50.0 50.0 50.0
noninfeksi 18 50.0 50.0 100.0
(15)
Frekuensi Kuesioner Tingkat Kooperatif Anak Usia Prasekolah Di Ruang Infeksi
FREQUENCIES VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8
/STATISTICS=STDDEV MINIMUM MAXIMUM MEAN MEDIAN MODE SUM /ORDER=ANALYSIS.
FREQUENCIES VARIABLES=p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 /STATISTICS=STDDEV MINIMUM MAXIMUM MEAN MEDIAN MODE SUM /ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
[DataSet1] D:\PEBRI\spss alhamdulilah\spss prek r. infeksi alhamdulilah.sav Statistics
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8
N Valid 18 18 18 18 18 18 18 18
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean .67 .56 .61 .61 .56 .78 .56 .78
Median 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
Mode 1 1 1 1 1 1 1 1
Std. Deviation .485 .511 .502 .502 .511 .428 .511 .428
Minimum 0 0 0 0 0 0 0 0
Maximum 1 1 1 1 1 1 1 1
(16)
Statistics
p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16
N Valid 18 18 18 18 18 18 18 18
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean .72 .67 .56 .67 .72 .56 .72 .56
Median 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
Mode 1 1 1 1 1 1 1 1
Std. Deviation .461 .485 .511 .485 .461 .511 .461 .511
Minimum 0 0 0 0 0 0 0 0
Maximum 1 1 1 1 1 1 1 1
Sum 13 12 10 12 13 10 13 10
Frequency Table
p1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 6 33.3 33.3 33.3
1 12 66.7 66.7 100.0
Total 18 100.0 100.0
p2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 8 44.4 44.4 44.4
1 10 55.6 55.6 100.0
Total 18 100.0 100.0
(17)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 7 38.9 38.9 38.9
1 11 61.1 61.1 100.0
Total 18 100.0 100.0
p4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 7 38.9 38.9 38.9
1 11 61.1 61.1 100.0
Total 18 100.0 100.0
p5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 8 44.4 44.4 44.4
1 10 55.6 55.6 100.0
Total 18 100.0 100.0
p6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 4 22.2 22.2 22.2
1 14 77.8 77.8 100.0
Total 18 100.0 100.0
(18)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 8 44.4 44.4 44.4
1 10 55.6 55.6 100.0
Total 18 100.0 100.0
p8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 4 22.2 22.2 22.2
1 14 77.8 77.8 100.0
Total 18 100.0 100.0
p9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 5 27.8 27.8 27.8
1 13 72.2 72.2 100.0
Total 18 100.0 100.0
p10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 6 33.3 33.3 33.3
1 12 66.7 66.7 100.0
Total 18 100.0 100.0
(19)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 8 44.4 44.4 44.4
1 10 55.6 55.6 100.0
Total 18 100.0 100.0
p12
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 6 33.3 33.3 33.3
1 12 66.7 66.7 100.0
Total 18 100.0 100.0
p13
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 5 27.8 27.8 27.8
1 13 72.2 72.2 100.0
Total 18 100.0 100.0
p14
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 8 44.4 44.4 44.4
1 10 55.6 55.6 100.0
Total 18 100.0 100.0
(20)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 5 27.8 27.8 27.8
1 13 72.2 72.2 100.0
Total 18 100.0 100.0
p16
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 8 44.4 44.4 44.4
1 10 55.6 55.6 100.0
(21)
Frekuensi Kuesioner Tingkat Kooperatif Anak Usia Prasekolah Di Ruang Non Infeksi
FREQUENCIES VARIABLES=P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8
/STATISTICS=STDDEV MINIMUM MAXIMUM MEAN MEDIAN MODE SUM /ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
[DataSet1] D:\PEBRI\spss alhamdulilah\spss prek non infeksi alhamdulilah.sav Statistics
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8
N Valid 18 18 18 18 18 18 18 18
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean .22 .17 .11 .17 .17 .44 .28 .50
Median .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .50
Mode 0 0 0 0 0 0 0 0a
Std. Deviation .428 .383 .323 .383 .383 .511 .461 .514
Minimum 0 0 0 0 0 0 0 0
Maximum 1 1 1 1 1 1 1 1
Sum 4 3 2 3 3 8 5 9
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
FREQUENCIES VARIABLES=P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 /STATISTICS=STDDEV MINIMUM MAXIMUM MEAN MEDIAN MODE SUM /ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
[DataSet1] D:\PEBRI\spss alhamdulilah\spss prek non infeksi alhamdulilah.sav
Statistics
(22)
N Valid 18 18 18 18 18 18 18 18
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean .44 .22 .22 .33 .28 .11 .33 .11
Median .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00
Mode 0 0 0 0 0 0 0 0
Std. Deviation .511 .428 .428 .485 .461 .323 .485 .323
Minimum 0 0 0 0 0 0 0 0
Maximum 1 1 1 1 1 1 1 1
Sum 8 4 4 6 5 2 6 2
P1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 14 77.8 77.8 77.8
1 4 22.2 22.2 100.0
Total 18 100.0 100.0
P2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 15 83.3 83.3 83.3
1 3 16.7 16.7 100.0
Total 18 100.0 100.0
(23)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 16 88.9 88.9 88.9
1 2 11.1 11.1 100.0
Total 18 100.0 100.0
P4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 15 83.3 83.3 83.3
1 3 16.7 16.7 100.0
Total 18 100.0 100.0
P5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 15 83.3 83.3 83.3
1 3 16.7 16.7 100.0
Total 18 100.0 100.0
P6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 10 55.6 55.6 55.6
1 8 44.4 44.4 100.0
Total 18 100.0 100.0
(24)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 13 72.2 72.2 72.2
1 5 27.8 27.8 100.0
Total 18 100.0 100.0
P8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 9 50.0 50.0 50.0
1 9 50.0 50.0 100.0
Total 18 100.0 100.0
P9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 10 55.6 55.6 55.6
1 8 44.4 44.4 100.0
Total 18 100.0 100.0
P10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 14 77.8 77.8 77.8
1 4 22.2 22.2 100.0
Total 18 100.0 100.0
(25)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 14 77.8 77.8 77.8
1 4 22.2 22.2 100.0
Total 18 100.0 100.0
P12
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 12 66.7 66.7 66.7
1 6 33.3 33.3 100.0
Total 18 100.0 100.0
P13
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 13 72.2 72.2 72.2
1 5 27.8 27.8 100.0
Total 18 100.0 100.0
P14
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 16 88.9 88.9 88.9
1 2 11.1 11.1 100.0
Total 18 100.0 100.0
(26)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 12 66.7 66.7 66.7
1 6 33.3 33.3 100.0
Total 18 100.0 100.0
P16
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 16 88.9 88.9 88.9
1 2 11.1 11.1 100.0
(27)
NPar Tests
[DataSet1] D:\PEBRI\SPSS PERBAIKAN\spss mann whitney alhamdulilah.sav Mann-Whitney Test
Ranks
status
ruangan N Mean Rank Sum of Ranks
kooperatif 1 18 23.47 422.50
2 18 13.53 243.50
Total 36
Test Statisticsb
kooperatif
Mann-Whitney U 72.500
Wilcoxon W 243.500
Z -2.856
Asymp. Sig. (2-tailed) .004 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .004a a. Not corrected for ties.
(28)
Lampiran 10 TAKSASI DANA
1. Biaya print menyelesaikan skripsi : Rp. 680.000 2. Biaya perbanyak proposal : Rp. 100.000 3. Biaya transportasi survey awal dan penelitian : Rp. 200.000 4. Biaya penelitian skripsi : Rp. 400.000 5. Foto copy lembar kuesioner : Rp. 40.000
6. Dana perbanyak skripsi : Rp. 150.000
7. Biaya tidak terduga : Rp. 200.000
Jumlah : Rp. 1.770.000
Medan, 09 Februaru 2016 Peneliti
(29)
Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup
Nama : PEPRINA
Tempat / Tanggal Lahir : Mahato / 05 Pebruari 1994 Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Mahato, Kec Tambusai Utara, Kab Rokan Hulu, Prov. Riau
Riwayat Pendidikan :
1. SD N 017 Tambusai Utara Lulus tahun 2005
2. MTsS Darul Arofah Lulus tahun 2008
3. SMA N2 Tambusai Utara Lulusan tahun 20011 4. Keperawatan Poltekkes Medan Lulusan tahun 2014 5. Fakultas Keperawatan USU Lulus tahun 2016
(30)
LEMBAR BUKTI BIMBINGAN
Nama Mahasiswa : Peprina NIM : 1411210131
Judul Penelitian : Perbedaan Tingkat Kooperatif Anak Usia Prasekolah (3-5 tahun) Yang Sudah Pernah Dan Tidak Pernah Dilakukan Family Centered Care di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2015
Pembimbing : Dewi Elizadiani Suza, S.Kp.,MNS,PhD
No Tanggal Materi
Bimbingan
Komentar/Saran Tanda Tangan Pembimbing
1 11 Maret Pengajuan
Judul
Perbaikan Judul
2 15 Maret Pengajuan
Judul
Perbaikan judul
3 18 Maret Pengajuan
Judul
Perbaikan Judul
4 20 Maret Pengajuan
Judul
Penetapan Judul 5 2 April Konsul Bab 1 Perbaikan Bab 1
dengan fenomena yang terbaru, system pengetikan, dan tanda baca 6 6 April Konsul Bab 1 Perbaikan Bab 1
dengan fenomena terbaru,system
pengetikan, dan tanda baca
7 10 April Konsul Bab
1dan 2
Perbaikan Bab 1dan 2, Perbaikan tanda baca.
8 12 April Konsul Bab 1 dan 2
Perbaikan Bab 1 dan 2, penambahan konsep, dan tanda baca.
9 18 April Konsul Bab 1, 2, 3
Perbaikan Bab 1, 2, dan 3, system penulisan,kerangka konsep.
(31)
10 22 April Konsul Bab 1,2,3
Perbaikan Bab 1, 2, dan 3, system penulisan.
11 4 Mei Konsul Bab
1,2,3,4
Perbaikan
penulisan dan tanda baca
12 13 Mei Konsul Bab 1,
2, 3, 4
Perbaikan
penulisan dan tanda baca.
13 22 Mei Konsul Bab 1,
2, 3, dan 4
Perbaikan Bab 1, 2,3,4 dan tanda baca
14 8 Juni Konsul Bab 1,
2, 3, dan 4
Perbaikan penulisan.
15 14 Sep Konsul Bab 1,
2, 3, dan 4
Revisi perbaikan, Judul, kerangka konsep, metopel, daftar pusta
16 5 Okt Konsul bab 1,
2, 3, dan 4
Konsul penulisan dan perbaikan Bab 1, 2, 3, 4
17 12 Okt Konsul Bab 1,
2, 3 dan 4
ACC revisi perbaikan
proposal skripsi
18 21 Des Konsul Bab 5
dan 6
Pembahasan dan saran
19 11 Jan Konsul Bab 1,
2, 3 ,4, 5, dan 6
Metopel, tabel, dan pembahasan
20 25 Jan Konsul Bab 1,
2, 3, 4, 5, dan 6
Analisa data, Cara membuat tabel, abstrak
21 2 Feb Konsul
abstrak, Bab 1, 2 , 3, 4, 5, dan
6
Abstrak, cara membuat tabel,
22 3 Feb Konsul Bab 1,
2 , 3, 4, 5, dan 6
(32)
DAFTAR PUSTAKA
American academy of pediatrics and institute for famyli centered care.(2011). Patient and family centered care and the pediatrician’s role. Diunduh maret 2015,
from.http://search.prequest.com/www.pediatrics.org/cig/doi/10.1542/peds.2011-3084.
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan peraktik, Edisi 14. Jakarta: Rineka cipta.
Anonim. (2011). Family centered care. Diunduh Mei 2015. From http://www.family centered care.
Bissel. C. (2010). “family centered care. Oleh as retrieved on 23 Mei 2015 GMT.
http://community gateway.org/faq/fcc.htm.
Coker, Rodriguez, & Flores. (2010). Nurses practices and perceptions of family
centered care jurnal of pediatric nursing.
Dennis, Z., Kuot., T., Moc Bird, & J., Mick Tilford. (2012). Asoociations of family
centered care with health care out comesfor children with special health care needs. Diunduh Mei 2015. From
Dunst, J.C., Trivatte C.M.T (2009). Meta-Analytic Structural Equation Modeling of
the Family Centered Care on Parent and Child Psychological Health. International Journal of Pediatrics, (2009), 1-9.
Feretes, T. (2012). Hubungan family centered care terhadap efek hospitalisasi pada
anak di Ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang. Diunduh
April 2015.From
Ferdina, S., (2010). Pengaruh terapi bermain terhadap tindakan kooperatif anak
Dalam Menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan. Diunduh April 2015.From
Fiane Bisel, C. (2012). Family centered care. DiunduhMaret 2015.
Fr
Follett Tara, L. (2006). Nurses perceptions of practicing family centered care in the
neonatal intensive care unit. Diunduh Maret 2015. From
Jovan, (2007). Tingkat kecemasan anak usia prasekolah terhadap hospitalisasi. Diunduh oktober 2015. From http://www.Lontar.ui.ac.id.
(33)
Paradigm shifts in inpatient psychiatric care of children: Approaching child- and family-centered care. Diunduh Maret 2015. From
Kusumaningrum. (2010). Aplikasi dan strategi family centered care pada Hospitalisasi
anak prasekolah. Diunduh Maret 2015, from
Lestari Kustati Budi.(2013). Dampak dekapan keluarga dan pemberian posisi duduk
Terhadap distress anak saat dilakukan pemasangan infuse. Diunduh maret
2015.From
Muningar, (2008). Hubungan pretingstrees dengan presepsi terhadap pelayanan
Family centered carepada orangtua anak tuna gandanetra. Diunduh april 2015,
from
Notoadmojo.S. (2003). Pendidikan prilaku kesehatan. Jakarta: PT. RinekaCipta. Notoadmojo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: RinekeCipta Nursalam. (2013). Metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta: Selemba
Medika
Neal, E., Petersen M, F, Cohe J, Parson, Bromme M E. (2007). Mate analytic
structural equation modeling of the influences of family centeredcare on parent and child psychological health, International Jurnal of Pediatrics
Purmailani, (2014). Pengaruh pendekatan family centered care oleh Perawat
terhadap penurunan kecemasan pasien anak toddler di Rumah Sakit Emanuel Klanpok Banjar Negara. Diunduh mei 2015 from
Polit, D., F., &Beack, C. T. (2012). Nursing research: Generating and assensing
evidence for nursing practice. Eight Edition. Loppincott Williams and Wilkins.
Puspasari, (2013). Pengaruh perogram family centered care terhadap penerimaan
pemberian obat pada anak usia prasekolah. Diunduh Januari 2015 From
Regan., Kethlen., M. Curtin., Carol., Varderer& Lee.(2006). Paradigma shifts in
patient psychiatric care of children: Approaching child and family centered care. Diunduh maret 2015.From
Rahma, (2008). Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Tingkat Kooperatif Selama
Menjalani Perawatan Pada Anak Usia Pra Sekolah (3-5 Tahun) Di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Di unduh 16 Mei 2015. Froom
(34)
Sujarweni, S. (2008). Panduan Penelitian Keperawatan SPSS, Yogyakarta: Pustaka Bare Press
Supartini, (2004). Konsep dasar keperawatan anak, Jakarta: EGC.
Smith, Neal. (2010). Family centered care within an infant toddler unit. Diunduh April
2014.From http:/
Undang- undang Perlindungan Anak (2014) Diunduh Maret 2015 .http://www.ilo.org.docs t.
Wong, D., L., Hockenberry, M., Wilson, D.,Winkelstein, ML., Schwartz, P.(2000).
(35)
BAB 3
KERANGKA KONSEP
1. Kerangka Konsep
`Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu dengan konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2005). Dari hasil tinjauan kepustakaan serta masalah penelitian mengenai “Perbedaan tingkat kooperatif anak usi prasekolah (3-5 tahun) yang telah dilakukan dan tidak dilakukan
family centered care di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan” maka
dapat dibuat kerangka konsep penelitian adalah sebagai berikut:
Skema 1: Kerangka konseptual
- Perilaku regresif - Perilaku agresif - Hiperaktif - Negativisme
Anak usia prasekolah Family centered care
Sudah pernah
dilakukan (R. Infeksi) Tingkat kooperatif
Tidak pernah dilakukan (R. Non Infeksi)
(36)
2. Defenisi Oprasional
Table 1 : Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi oprasional Cara Ukur Hasil ukur Skala ukur 1 Sudah
pernah dilakukan
family centered care (R. Infeksi)
Dilakukan family
centered care /
perawatan yang melibatkan keluarga untuk melihat tingkat kooperatif seorang anak Kusioner lembar observasi pernyataan
-Kooperatif : apabila responden menjawab > 9−16 peryataan kooperatif -Tidak kooperatif apabila responden menjawab 0-8 pernyataan Nominal
2 Tidak pernah dilakukan
family centered care (R. Non
Infeksi)
Tidak dilakukan
family centered care / tidak dilakukan perawatan yang melibatkan keluarga terhadap tingkat kooperatif anak usiaprasekolah Kusioner lembar observasi pernyataan -Kooperatif apabila responden menjawab > 9−16 peryataan kooperatif -Tidak kooperatif apabila responden menjawab 0-8 pernyataan Nominal
3. Hipotesis Dugaan
Ho : Tidak ada perbedaan tingkat kooperatif anak usia prasekolah yang sudah dilakukan dan tidak dilakukan family centered care
Ha : Ada perbedaan tingkat kooperatif anak usia prasekolah yang sudah dilakukan dan tidak dilakukan family centered care
(37)
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
1. Desain dan Metologi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Descriptive Comparative yaitu bertujuan untuk mencari perbedaan antara dua variable yang tidak saling berhubungan. Perbedaan tingkat kooperatif anak usia prasekolah (3-5 tahun) yang sudah pernah dan tidak pernah dilakukan family centered care. Dan apakah ada perbedaan tingkat kooperatif anak usia prasekolah yang sudah pernah dilakukan dan tidak pernah dilakukan family centered
care.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di ruang Anak Rumah Sakit Adam Malik Medan. Ada sejumlah alasan rumah sakit tersebut menjadi tempat penelitian ini. Rumah Sakit Adam Malik adalah salah satu rumah sakit pemerintah dan sebagai rumah sakit rujukan di kota Medan. Selain itu juga, sebagai salah satu rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa kedokteran dan keperawatan.
3. Populasi Dan Sampel 3.1 Populasi
Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti. Bukan hanya objek atau subjek yang dipelajari saja tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek atau objek tersebut (Arikunto, 2010). Dari hasil wawan cara yang peneliti lakukan pada tanggal 16 Mei 2015 pada salah satu pegawai Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, jumlah kunjungan atau pasien yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dalam
(38)
satu bulan rata-rata sebanyak 80 orang pasien anak menjalani rawat inap, dan 36 diantaranya anak usia prasekolah. Target populasi dalam penelitian ini adalah pasien anak prasekolah usia (3-5 tahun) yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan 2016. Dari data yang didapatkan peneliti jumlah rata-rata anak yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan sebanyak 36 anak.
3.2 Sampel
Sampel adalalah sebagian yang diambil dari keseluruhan dari objek yang diteliti dan dianggap dapat mewakili seluruh populasi penelitian (Notoadmodjo, 2005).
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara pemilihan sampel dilakukan tanpa menggunakan randomisasi (non probability sampling), dengan tehnik purposive
sampling, akan digunakan untuk menentukan sampel yang berkualifikasi untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini. Adapun kriteria inklusinya adalah: 1) anak usia 3-5 tahun yang dirawat di RSUP Haji Adam Malik Medan, 2) anak yang dirawat 1- >10 hari, 3) anak yang ditemani orangtua/keluarga selama menjalani perawatan.
4. Pertimbangan Etik
Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapatkan izin dari bagian pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (F.Kep USU) dan permintaan izin dari bagian administrasi RSUP Haji Adam Malik Medan.
Lembar persetujuan diberikan kepada orang tua responden. Tujuannya adalah subjek mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama pengumpulan data. Jika subjek bersedia diteliti maka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika subjek menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.
(39)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti tidak akan mencantumkan nama subjek pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang diisi oleh subjek. Lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subjek dijamin oleh peneliti.
5. Istrument Peneliti
Intrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu: kuesioner data demografi, kuesioner pernyataan tingkat kooperatif. Kusioner yang digunakan peneliti ini merupakan kusioner yang sudah baku yang sudah pernah digunakan oleh peneliti sebelumnya, penelitian sebelumnya memiliki parsamaan dengan penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat kooperatif anak usia prasekolah yang sedang menjalani hospitalisai di Rumah Sakit. peneliti sebelumnya juga melakukan penelitian di Rumah Sakit yang sama dan pada ruangan yang sama RB 4 anak Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
5.1 Kusioner Data Demografi
instrument penelitian tentang pengumpulan data demografi anak seperti: jenis kelamin, umur, serta data yang berhubungan dengan karakteristik responden yaitu : lama perawatan dirumah sakit, pengalaman dirumah sakit sebelumnya dan jenis penyakit sekarang.
5.2Kusioner Tingkat kooperatif
Instrument penelitian ini merupakan instrument yang sudah baku yang sudah digunakan oleh peneliti sebelumnya, instrument penelitian tentang tindakan family
centered care terhadap tingkat kooperatif terdiri dari 16 pernyataan penilaian
(40)
tiap-tiap item yaitu skor pernyataan positif dengan jawaban ya (skor 1) tidak (skor 0) dan untuk pernyataan negatif dengan jawaban ya (skor 0) tidak (skor 1). Untuk pernyataan positif terdapat 5 kuesioner pada no 2, 3, 4, 5, 6, dan untuk pernyataan negatif ada 11 kuesioner terdapat pada nomor 1, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16. Total skor terendah 0 dan tertinggi 16. Semakin tinggi nilai maka semakin baik tingkat kooperatif anak .
Berdasarkan rumus statistik menurut Sudjana (2002) adalah :
�= Rentang
Banyak kelas=
16 2 = 8
Dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang 16 dan 2 kategori kelas untuk menilai tindakan perawat dalam melakukan family centered care terhadap tingkat kooperatif anak prasekolah tindakan baik, tindakan cukup, tindakan kooperatif dan tindakan tidak kooperatif maka didapatkan panjang kelas 2. Menggunakan P=2 dengan nilai terendah 0 sebagai batas bawah kelas, maka tindakan dikategorikan nominal sebagai berikut: 0-8 adalah tidak kooperatif, 9-16 kooperatif.
6. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat ke valitan atau kesahihan suatu instrument. Tujuan dari content validity index (CVI) adalah untuk menilai relevansi dari masing-masing intem terhadap apa yang akan diukur oleh peneliti sebelumnya. Para ahli diberikan dan diminta pendapatnya tentang data demografi, kusioner observasi dilakukan mencari perbedaan tingkat kooperatif, Content validity
index (CVI) merupakan penilaian dilakukan untuk mencari tingkat kooperatif melalui
tenaga ahli dari tiap keterkaitan intem. Tenaga ahli diminta untuk mengevaluasi intem individu pada pengukuran yang baru seperti halnya keseluruhan instrument. Dua hal
(41)
yang penting dalam mengevaluasi adalah apakah intem individu relevan dan sesuai dalam keterkaitan, dan apakah intem yang diambil bersama-sama cukup mengukur semua dimensi yang dibangun (Polit & Beck, 2012).
Peneliti tidak melakukan uji validitas karena peneliti menggunakan instrument yang sudah baku yang telah di uji validitas oleh dosen yang berkompoten, peneliti sebelumnya mengunakan teknik content validity yang membuktikan instrument lebih sahih, instrument divalidkan oleh 1 Dosen Keperawatan Anak Universitas Sumatera Utara ibu Farida L. Siregar, S. Kep, Ns, M.Kep pada tahun 2010. Dengan content
validity index (CVI) instrument dalam penelitian ini sebesar 0,86 oleh karena itu
instrument dalam penelitian ini dikatakan valid.
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010). Uji reliabilitas telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya pada 10 orang anak usia prasekolah diluar dari responden yang sudah ditetapkan di ruang Paviliun Aank Rumah Sakit Umum Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar. Uji yang digunakan alpha dimana alpha harus > 0,7 agar dianggap reliabel maka kusioner ini layak digunakan (Polit, 1995). Hasil uji reabilitas diperoleh 0,98.
7. Teknik Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data dilakukan melalui proses atministrasi dengan cara mendapatkan izin dari komite etik Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
Cara pengumpulan data yang digunakan dengan kuisioner lembar observasi pernyataan, terlebih dahulu memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan penelitian, memberikan surat persetujuan menjadi responden, lembar instrument berisi tentang
(42)
data umum pasien sarta kuisioner lembar observai tingkat kooperatif. Pengumpulan data dimulai setelah proposal skripsi disetujui oleh Komisi Etik Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara. Izin juga didapatkan dari direktur Rumah Sakit Adam Malik untuk pengumpulan data. Peneliti menginformasikan pada kepala dan staf perawat tentang tujuan dari penelitian, protokol dalam pengumpulan data dan kerangka kerja dalam penelitian.
Peneliti melakukan penelitian mulai dari tanggal 17 Nopember sampai dengan 17 Desember 2015, peneliti melakukan penelitian dengan cara memberikan jarak waktu untuk datang lagi ke ruangan untuk mengantisipasi responden yang masih sama, peneliti memilih sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi diundang berpartisipasi dalam penelitian. Peneliti membangun kepercayaan dan hubungan yang baik terhadap responden. Peneliti kemudian menjelaskan kepada responden, prosedur kegiatan penelitian, pertimbangan etik, dan hasil yang diharapkan dalam penelitian. Ketika responden setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, peneliti memberikan lembar persetujuan untuk ditandatangani, dan responden mengisi lembar data demografi, kemudian peneliti akan melakukan penelitian dengan cara observasi melalui lembar observasi kuesioner pernyataan terhadap responden yang telah bersedia menjadi responden, peneliti membutuhkan waktu 10-15 menit untuk 1 orang responden peneliti melakukan pengisian lembar observasi kuesioner pernyataan dan peneliti melakukan observasi pada saat anak dilakukan tindakan keperawatan oleh perawat, pada saat melakukan penelitian ada 2 orangtua responden yang menolak anaknya di ajak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini tanpa ada alasan yang jelas dari ke 2 orangtua, ke 2 orangtua responden yang menolak anaknya dijadikan responden tersebut adalah
(43)
orangtua yang anaknya dirawat di ruang non infeksi bagi orangtua yang tidak mengijinkan atau bersedia untuk menjadi responden peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati haknya. Setelah selesai peneliti melakukan terminasi dengan responden. 8. Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji statistik yaitu dengan langkah-langkah; Editing, dilakukan pengecekan data yang telah terkumpul, bila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam pengumpulan data maka akan diperbaiki dengan pendataan ulang terhadap responden. Coding, pemberian kode atau tanda pada setiap data yang telah terkumpul untuk memperoleh atau memasukkan data ke dalam tabel. Tabulating, mengelola data ke dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk mempermudah analisa data, pengelolahan data, serta pengambilan kesimpulan.
Setelah semua data terkumpul, maka dilakukan analisa data. Dilanjutkan dengan mengklarifikasi data dengan mentabulasi data yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan pengolahan data dengan menggunakan tehnik komputerisasi.
9. Analisa Data
Analisis dalam penelitian dilakukan untuk mengetahui perbedaan data yaitu tingkat kooperatif anak usia prasekolah (3-5 tahun) yang sudah pernah dan belum pernah dilakukan family centered care dengan menggunakan uji Statistik non parametrik dengan uji Mann Whitney, karena variabel bersekala nominal, membedakan nilai rata-rata dari dua kelompok dengan dua kriteria yang berbeda (Sujarweni 2008).
Apabila pada uji mann whitney ditemukan nilai sig < 0,05 maka Ho diterima Tidak ada perbedaan tingkat kooperatif anak usia prasekolah yang sudah pernah dan belum pernah dilakukan family centered care, sebaliknya apabila nilai sig > 0,05 maka
(44)
Ho ditolak jadi keputusannya adalah ada perbedaan tingkat kooperatif anak usia prasekolah yang sudah pernah dan tidak pernah dilakukan family centered care.
(45)
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang perbedaan tingkat kooperatif anak usia prasekolah (3-5 tahun) yang sudah pernah dilakukan dan tidak pernah dilakukan family centered care di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Dengan responden yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini yaitu sebanyak 36 orang. Ruangan yang pernah dilakukan family centered care di Ruang Infeksi dan yang belum pernah dilakukan family centered care di Ruang Non Infeksi, penelitian ini dilakukan dari tgl 17 Nopember 2015 sampai dengan 17 desember 2015.
1.1Karakteristik Data Demografi
Analisa univariat dalam penelitian ini akan menggambarkan karakteristik data demografi meliputi jenis kelamin, umur, lama dirawat, pengalaman dirawat sebelumnya, jenis penyakit sekarang. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden yang berada di ruang non infeksi berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 11 orang (61,1%) dan perempuan sebanyak 7 orang (38,9%). Sedangkan responden yang berada di ruang infeksi berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 10 (55,6%) dan perempuan 8 (44,4%). Berdasarkan umur, pada responden yang dirawat di ruang non infeksi umur 3 tahun 7 (38,9%), 4 tahun 6 (33,3%), 5 tahun 5 (27,8%), sedangkan responden yang dirawat di ruang infeksi umur 3 tahun 6 (33,3%), 4 tahun 4 (22,2%), 5 tahun 8 (44,4%). Berdasarkan lamanya dirawat, pada responden di ruang non infeksi dirawat 1-5 hari 11 orang (61,1%), 6-10 hari 3 (16,7%), >10 hari 4 (22,2%) sedangkan responden di ruang infeksi 1-5 hari 7 (38,9%), 6-10 hari 6 (33,3%), >10 hari 5 (27,8%).
(46)
Berdasarkan pengalaman di rawat di Rumah Sakit responden yang di rawat di ruang non infeksi ada 3 (16,7%), tidak ada 15 (83,3%), sedangkan di ruang infeksi ada 5 (27,8%), tidak ada 13 (72,2%). Berdasarkan jenis penyakit, responden yang dirawat di ruang non infeksi, diare 4 (22,2%), ispa 1 (5,6%), lain-lain 13 (72,2%), sedangkan responden yang di ruang infeksi diare 2 (11,1), ispa 1 (5,6%), lain-lain 15 (83,3%). Hasil penelitian tentang karakteristik responden dapat dilihat pada tabel.
Tabel 2. Distribusi Responden Ruang Non Infeksi dan Ruang Infeksi RB4 Berdasarkan Karakteristik Demografi dengan N = 36
Hasil penelitian menunjukkan dari 18 orang anak usia prasekolah yang belum pernah dilakukan family centered care, yang dirawat di ruang non infeksi anak yang berprilaku kooperatif sebanyak 3 orang (16,7%). Sedangkan dari 18 orang anak usia prasekolah yang sudah pernah dilakukan family centered care, yang dirawat di ruang infeksi anak yang berprilaku kooperatif sebanyak 11 orang (61,1%). Dapat dilihat pada
Karakteristik R. non infeksi R. infeksi
F % F %
Jenis kelamin
Laki-laki 11 61,1 10 55,6
Perempuan 7 38,9 8 44,4
Umur
3 tahun 7 38,9 6 33,3
4 tahun 6 33,3 4 22,2
5 tahun 5 27,8 8 44,4
Lamanya perawatan di RS
1-5 hari 11 61,1 7 38,9
6-10 hari 3 16,7 6 33,3
>10hari 4 22,2 5 27,8
Pengalaman di RS sebelumnya
Ada 3 16,7 5 27,8
Tidak ada 15 83,3 13 72,2
Jenis penyakit sekarang
Diare 4 22,2 2 11,1
DBD - - - -
ISPA 1 5,6 1 5,6
(47)
tabel di bawah ini. Sedangkan responden anak usia prasekolah (3-5 tahun) yang sudah pernah dilakukan family centered care di Ruang infeksi yang tidak kooperatif sebanyak 7 orang (38,3), pada anak yang belum pernah dilakukan family centered care di Ruang Non infeksi sebanyak 15 orang (83,3),
Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan tingkat kooperatif Anak Usia Prasekolah (3-5 tahun) di Ruang Non Infeksi dan Infeksi N= 36
Tingkat Kooperatif R. Non infeksi R. Infeksi
F % F %
Kooperatif 3 16,7 11 61,1
Tidak kooferatif 15 83,3 7 38,9
1.2Analisa Bivariat
Analisa dalam penelitian ini menggunakan uji Mann Whitney dengan tujuan membedakan tingkat koopertif anak usia prasekolah (3-5 tahun) yang sudah pernah dan tidak pernah dilakukan family centered care di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Nilai rata-rata prilaku kooperatif anak usia prasekolah (3-5 tahun) yang dirawat di ruang non infeksi adalah 13,5, sedangkan nilai rata-rata prilaku kooperatif anak usia prasekolah (3-5 tahun) yang dirawat di ruang infeksi 23,4. Hasil uji Mann
Whitney diperoleh nilai p= 0,04 (p< 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan tingkat kooperatif pada anak usia prasekolah (3-5 tahun) yang sudah pernah dan belum pernah dilakukan family centered care. Dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 4. Hasil Uji Mann Whitney Perbedaan Tingkat Kooperatif Anak yang Belum
Pernah Dilakukan dan Sudah Pernah Dilakukan Family Centered Care N= 36
Tingkat Kooperatif Mean Mann-Whitney
U
Sig Sudah Pernah dilakukan FCC (R. Infeksi) 23,4 72,5 0,04 Belum Pernah dilakukan FCC (R. Non Infeksi) 13,5
(48)
2. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata tingkat kooperatif anak usia prasekolah (3-5 tahun) di ruang non infeksi yang belum pernah dilakukan family centered care adalah 13,5%. Hal ini disebabkan karena anak selama dirawat di Rumah Sakit menjalani tindakan medis seperti diinfuse dan disuntik. Kemudian perawat di ruang non infeksi tidak pernah melakukan family centered care pada anak, perawat belum pernah mendapatkan seminar atau penyuluhan dari Rumah Sakit maupun dari peneliti mengenai konsep dan cara pengaplikasian family centered care pada asuhan keperawatan yang dilakukan pada anak usia prasekolah. Kemudian hal ini juga bisa disebabkan karena anak sedang beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Teori Andrew (1996), menyebutkan bahwa anak selama dirawat di Rumah Sakit akan mengalami keadaan yang tidak menyenangkan sehingga dapat mengakibatkan kecemasan pada anak, kondisi cemas pada anak yang menjalani perawatan di rumah sakit merupakan masalah serius dan harus mendapatkan perhatian khusus (Supartini, 2004), pada masa prasekolah (usia 3-5 tahun) reaksi anak terhadap hospitalisasi adalah menolak makan, sering bertanya, menangis perlahan, tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan. sehingga perawat di Rumah Sakit menjadi kehilangan kontrol dan pembatasan aktivitas. Seringkali hospitalisasi dipresepsikan oleh anak sebagai hukuman, sehingga ada perasaan malu, takut sehingga menimbulkan reaksi agresif, marah, brontak, tidak mau bekerja sama dengan perawat (Jovan, 2007).
Didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan Rahma (2008), melalui observasi pada 10 anak prasekolah yang di rawat di ruang CB2 anak kelas 2 dan 3 Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta didapatkan bahwa dari 10 anak yang diobservasi
(49)
semuanya tidak kooperatif terhadap tindakan yang diberikan seperti saat diinjeksi, dipasang thermometer, saat perawat datang dengan membawa obat, saat mengambil darah untuk dicek laboratorium semua anak menunjukkan respon seperti menangis meronta-ronta, memeluk ibu, mengajak pulang, dan berteriak, dan untuk mengatasi masalah anak tidak kooperatif perawat mengatakan seringkali bekerjasama dengan orangtua/keluarga yang menunggu pasian saat melakukan tindakan keperawatan agar anak lebih kooperatif.
Hasil penelitian yang dilakukan pada anak usia prasekolah (3-5 tahun) yang dirawat di ruang Infeksi RB4 Anak Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan nilai rata-rata tingkat kooperati yang sudah pernah dilakukan family centered care 23,4%. Hal ini didukung oleh keterampilan perawat yang bertugas diruang infeksi yang sudah pernah mendapatkan pendidikan tantang konsep dan cara pengaplikasian family
centered care dari peneliti yang pernah melakukan penelitian tentang family centered
care pada anak. Family centered care membuat anak terlihat tenang karena selalu
didampingi oleh orangtua/keluarga, dan dapat menguragi dampak hospitalisai dan rasa nyeri. Family centered care juga merupakan suatu bentuk kerjasama antar perawat dan orangtua dalam melakukan perawatan terhadap anak, orangtua juga dapat menjadi perantara komunikasi antara perawat dengan anak, hal ini dapat mengubah presepsi negatif anak terhadap perawat dan proses hospitalisasi, hospitalisasi tindak hanya di identifikasi sebagai tempat yang menyeramkan dan tempat yang dapat memisahkan antara anak dan orangtua, perawat juga tidak hanya di identifikasi sebagai seseorang yang menimbulkan nyeri saja tetapi perawat juga dapat melakukan hal-hal yang menyenangkan anak. Hubungan yang dekat antara perawat, orantua/keluarga dan anak
(50)
ini akan membuat anak lebih menerima tindakan yang akan dilakukan oleh perawat terhadap anak sehingga dapat diajak kerjasama dalam tidakan perawatan dan lebih kooperatif (Puspasari, 2013).
Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fiane (2012) Terhadap 34 orang pasien anak usia prasekolah, 31 orangtua merasakan bahwa penerapan family centered care yang dilakukan perawat mempengaruhi efek hospitalisasi yang baik pada anak mereka. Penelitian ini menunjukkan bahwa peran perawat sangat penting dalam penerapan family centered
care. Family centered care sangat bermamfaat dan berdampak positif pada anak yang
sedang dihospitalisasi dan mendapatkan asuhan keperawatan dari perawat yang bertugas.
Hasil penelitian ini juga di dukung oleh sistem family centered care yang telah dilakukan oleh perawat yang bekerja di ruang NICU, perawat yang bekerja di ruang NICU melibatkan orangtua dalam perawatan, pengambialan keputusan serta orangtua diijinkan untuk menemani bayinya selama berada di ruang NICU, ini dapat mengurangi stress dan kecemasan orangtua dan meningkatkan kepuasan orangtua, family centered
care terbukti memberikan mamfaat seperti peningkatan perkembangan, kemajuan
koognitif, dan mempercepat kemajuan penyembuhan penyakit kronis sehingga mempersingkat waktu perawatan (American Academy of Pediatrics and Institute for
Family Cetered Care, 2003).
Hasil penelitian dari keseluruhan dapat diketahui dengan nilai rata-rata kooperatif anak usia prasekolah (3-5 tahun) yang belum pernah dilakukan family
(51)
kooperatif anak usia prasekolah yang sudah pernah dilakukan family centered care yang di rawat di ruang infeksi 23,4. Sedangkan berdasarkan signifikasi dimana nilai sig
P=0,04 (P< 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara rata-rata
prilaku kooperatif anak usia prasekolah (3-5 tahun) yang sudah pernah dan tidak pernah dilakukan family centered care.
(52)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kooperatif pada anak usia prasekolah yang sudah pernah dan tidak pernah dilakukan family centered care. Yang sudah pernah melakukan family centered care nilai rata-rata tingkat kooperatif pada anak, lebih tinggi anak berprilaku kooperatif dari pada nilai rata-rata tingkat kooperatif pada anak yang belum pernah dilakukan family centerd care. Dengan menggunakan uji
Mann Whitney didapatkan perbedaan mean antara yang belum pernah dan yang sudah
pernah dilakukan family centered care terhadap anak usia prasekolah (3-5 tahun). 2. Saran
2.1 Perawat di ruang RB 4
Bagi seluruh perawat yang bertugas di ruang infeksi dan non infeksi untuk melakukan family centered care terhadap anak usia prasekolah yang sedang menjalani perawatan di ruangan tersebut.
2.2Bagi rumah sakit
Diharapkan untuk menyelenggarakan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan perawat dalam melaksanakan konsep familycentered care serta memotivasi perawat untuk memperhatikan peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dengan memperhatikan peran perawat.
2.3 Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya, untuk lebih mengembangkan penelitian inimenggunakan metode kualitatif dan eksperimen untuk mengetahui family centered care terhadap
(53)
tingkat kooperatif anak, untuk memberikan pengaruh positif bagi perkembangan anak yang mengalami hospitalisasi.
2.4Keluarga Responden
Bagi keluarga responden dapat melaksanakan family centered care yang dapat mengurangi dampak hospitalisasi sehingga anak lebih kooperatif dalam perawatan yang akan dilakukan oleh perawat.
(54)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Family Centered Care
1.1 pengertian
Dalam paradigma keperawatan anak, anak merupakan individu yang masih bergantung pada lingkungan untuk memenuhi kebutuhan individualnya. Lingkungan yang mendukung tersebut salah satunya adalah keluarga (Supartini, 2004). Sebagai suatu system, keluarga dipandang sebagai suatu system yang berintraksi secara berkelanjutan. Intraksi merupakan hal penting dalam keluarga sehingga perubahan pada salah satu anggota keluarga dapat mempegaruhi anggota keluarga yang lain. Jenis intraksi yang digunakan dalam keluarga akan dapat menyebabkan disfungsi. Jenis intraksi tertutup terhadap informasi dari lingkungan luar dan tidak mampu beradaptasi dengan perubahan yang ada dapat menyebabkan gangguan dalam system keluarga. Oleh karena itu, penerapan asuhan keperawatan turut berfokus pada keluarga dalam hal ini perawat harus mengenal hubungan dalam keluarga untuk mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan keluarga yang dapat dimamfaatkan untuk membantu keluarga beradaptasi dengan perubahan yang terjadi (Wong, 2008).
Menurut Wong (2008), perubahan dalam anggota keluarga yang bisa mempengaruhi anggota keluarga yang lain adalah stress. Misalnya anak mengalami sakit. Kondisi sakit, membuat perubahan dalam keluarga. Dalam hal ini, fokus intraksi pada keluarga adalah pada anak yang sakit sedangkan kebutuhan intraksi dengan anggota atau lingkungan yang lain menjadi berkurang. Stres dalam keluarga dapat diminimalkan dengan cara melibatkan keluarga dalam perawatan anak. Keterlibatan
(55)
keluarga dalam perawatan anak diterapkan dalam asuhan keperawatan yang dikenal dengan konsep Family Centered Care (perawatan yang berfokus pada keluarga).
Family Centered Care muncul sebagai konsep penting dalam perawatan kesehatan pada akhir abad ke 20. Konsep family centered care awalnya dikembangkan di Negara-negara diuntungkan secara ekonomi, didasarkan pada pentingnya memenuhi kebutuhan pisikososial dan perkembangan anak dengan penekanan pada peran keluarga dan pemahaman bahwa keluarga merupakan sumber utama kekuatan dan dukungan anak (American Pediatric Role). Family centered care sebagai standar perawatan kesehatan anak di banyak Rumah Sakit dan peraktek klinik. Meskipun dukungan luas namun family centered care kurang diimplementasikan kedalam peraktik klinik (Denmis, 2012). Aplikasi family centered care di Rumah sakit anak California dan Piladelphia sudah terstandard dengan baik, sedangkan di Indonesia kemungkinan bisa diterapkan namun untuk mewujudkan penerapan yang ideal tidak mudah karna belum banyak petugas kesehatan yang memahami konsep family centered care dan asuhan keperawatan sering terjebak rutinitas.
Family Centered Care di defenisikan menurut (Harson, 1997 dalam Fiane,
2012), sebagai suatu pendekatan inovatif dalam merencanakan, melakukan dan mengevaluasi tindakan keperawatan yang diberikan kepada anak didasarkan pada mamfaat hubangan antar perawat dan keluarga yaitu orang tua.
Menurut Stower (1992 dalam Fiane, 2012), Family Centered Care merupakan suatu pendekatan yang holistik. Pendekatan Family Centered Care tidak hanya memfokuskan asuhan keperawatan kepada anak sebagai klien atau individu dengan kebutuhan biologis, pisikologi, sosial, dan spiritual (biopisikospritual) tetapi juga
(56)
melibatkan keluarga sebagai bagian yang konstan dan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan anak.
Menurut Stower (1992), didukung oleh Gill (1993, dalam Fiane, 2012) yang menyebutkan bahwa Family Centered Care merupakan kalaborasi bersama antara orangtua dan tenaga profesional. Kalaborasi orangtua dan tenaga professional dalam membentuk mendukung keluarga terutama dalam aturan perawatan yang mereka lakukan merupakan filosofi Family Centered Care. Kemudian, secara lebih sfesifik dijelaskan bahwa filosofi Family Centered Care yang dimaksudkan marupakan dasar pemikiran dalam keperawatan anak yang digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada anak dengan melibatkan keluarga sebagai fokus utama perawatan. Kutipan defenisi dari para ahli diatas memberikan bahwa dalam penerepan Family
Centered Care sebagai suatu pendekatan holistik dan filisofi dalam keperawatan anak,
Perawat sebagai tenaga professional perlu melibatkan orangtua dalam perawatan anak. Adapun peran perawat dalam menerapkan Family Centered Care adalah sebagai mitra dan pasilitator dalam perawatan anak dirumah sakit.
Tujuan penerapan konsep Family Centered Care dalam perawatan anak, menurut Brunner and Suddarth (1986 dalam Fretes, 2012) adalah memberikan kesempatan bagi orangtua untuk merawat anak mereka selama proses hospitalisasi dengan pengawasan dari perawat sesuai dengan aturan yang berlaku
Selain itu Family Centered Care juga bertujuan untuk meminimalkan trauma selama perawatan anak dirumah sakit dan meningkatkan kemandirian sehingga peningkatan kualitas hidup dapat tercapai (Robbins, 1991 dalam American Academy of
(57)
2. Element Family Centered Care
Menurut Shelton (1987, dalam Fretes 2012), terdapat beberapa elemen Family
Centered Care, yaitu:
1. Perawat menyadari bahwa keluarga adalah bagian yang konstan dalam kehidupan anak, sementara system layanan dan anggota dalam system tersebut berfluktuasi.
Kesadaran perawat bahwa keluarga adalah bagian yang konstan, merupakan hal yang penting. Fungsi perawat sebagai motivator menghargai dan menghormati peran keluarga dalam merawat anak serta bertanggung jawab penuh dalam mengelola kesehatan anak. Selain itu, perawat mendukung perkembangan sosial dan emosional, serta memenuhi kebutuhan anak dalam keluarga. Oleh karena itu, dalam menjalankan sistem perawatan kesehatan, keluarga dilibatkan dalam membuat keputusan, mengasuh, mendidik, dan melakukan pembelaan terhadap hak anak-anak mereka selama menjalani masa perawatan. Keputusan keluarga dalam perawatan anak merupakan suatu pertimbangan yang utama karena keputusan ini didasarkan pada mekanisme koping dan kebutuhan yang ada dalam keluarga. Dalam pembuatan keputusan, perawat memberikan saran yang sesuai namun keluarga tetap berhak memutuskan layanan yang ingin didapatkannya. Beberapa hal yang diterapkan untuk menghargai dan mendukung individualitas dan kekuatan yang dimiliki dalam satu keluarga seperti 1). Kunjungan yang dibuat dirumah keluarga atau ditempat lain dengan waktu dan lokasi yang disepakati bersama keluarga, 2) Perawat mengkaji keluarga berdasarkan kebutuhan keluarga, 3). Orangtua adalah bagian dari keluarga yang menjadi fokus utama dari perawatan yang diberikan mereka turut merencanakan perawatan dan peran mereka
(58)
dalam perawatan anak dan 4). Perencanaan perawatan yang diberikan bersifat komprehensif dan perawatan memberikan semua perawatan yang dibutuhkan misalnya perawatan pada anak, dukungan kepada orangtua, bantuan keuangan, hiburan dan dukungan emosional (Shelton 1987, dalam Fretes, 2012).
2. Memfassilitassi kerjasama antara keluarga den perawat di semua tingkat pelayanan kesehatan, merawat anak secara individual, pengembangan program, pelaksanaan dan evaluasi serta pembentukan kebijakan hal ini ditujukan ketika
1. Kalaborasi untuk memberikan perawatan kepada anak peran kerjasama antara orangtua dan tenaga perofesional sangat penting dan vital. Keluarga bukan sekedar sebagai pendamping, tetapi terlibat didalam pemberian pelayanan kesehatan kepada anak mereka. Tenaga professional memberikan pelayanan sesuai dengan keahlian dan ilmu yang mereka peroleh sedangkan orangtua berkontribusi dengan memberikan imformasi tentang anak mereka. Dalam kerja sama antara orangtua dengan tenaga professional, orangtua bisa memberikan masukan untuk perawatan anak mereka. Tapi, tidak semua tenaga professional dapat menerima masukan yang diberikan. Beberapa disebabkan karena kurangnya pengalaman tenaga professional dalam melakukan kerjasama dengan orang tua (Shelton 1987, dalam Fretes, 2012).
2. Kerjasama dalam mengembangkan masyarakat dan pelayanan rumah sakit Pada tahap ini anak-anak dengan kebutuhan khusus merasakan mampaat dari kemamfuan orangtua dan perawat dalam mengembangkan, melaksanakan dan mengevaluasi program. Hal yang harus diutamakan pada tahap ini adalah kalaborasi dengan bidang yang lain untuk menunjang proses perawatan. Family Centered Care memberikan kesempatan kepada orangtua dengan professional untuk berkontribusi
(59)
melalui pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki untuk mengembangkan perawatan terhadap anak di rumah sakit. Pengalaman merawat anak membuat orangtua dapat memberikan perspektif yang penting, berkaitan dengan perawatan anak serta cara perawat untuk menerima dan mendukung keluarga (Shelton 1987, dalam Fretes, 2012).
3. Kalaborasi dalam tahap kebijakan Family Centered Care dapat tercapai melalui kalaborasi orangtua dan tenaga professional dalam tahap kebijakan.
Kalaborasi ini untuk memberikan mamfaat kepada orangtua, anak dan tenaga professional. Orangtua bisa menghargai kemampuan yang mereka miliki dengan memberikan pengetahuan mereka tentang sistem pelayanan kesehatan serta kompotensi mereka. Keterlibatan mereka dalam membuat keputusan menambah kualitas pelayanan kesehatan.
Orangtua dapat melakukan peran mereka sebagai role model kepada anak-anak. Peran orangtua dengan mengambil bagian dalam hubungan kolborasi dengan tenaga professional, memberikan kesehatan kepada orangtua memjalankan peraturan dalam kehidupan anak mereka. Kaloborasi yang harus dilakukan oleh perawat dengan keluarga dalam berbagai tingkat pelayanan baik dirumah sakit maupun masyarakat dapat dilakukan dengan beberapa cara: 1). Kemampuan bekerjasama dan 2). Kesempatan berintraksi dan 3). Penilaian kepribadian 4). Perencanaan perawatan untuk setiap anak dan 5). Pengembangan dimasyarakat dan pelayanan kesehatan (Shelton, 1987, dalam Fretes, 2012)
3. Menghormati keanekaragaman ras, etnis budaya dan sosial ekonomi dalam keluarga.
(60)
Tujuannya adalah untuk menunjang keberhasilan perawatan anak mereka dirumah sakit dengan mempertimbangkan tingkat perkembangan anak diagnosa medis. Hal ini akan menjadi sulit apabila program perawatan diterapkan bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut dalam keluarga (Shelton, 1987, dalam Fretes, 2012).
4. Mengakui kekuatan keluarga dan individualitas serta memperhatikan perbedaan mekanisme koping dalam keluarga elemen ini mewujudkan 2 konsep yang seimbang pertama, Family Centered Care harus menggambarkan keseimbangan anak dan keluarga.
Hal ini berarti dalam menemukan maslah pada anak, maka kelebihan dari anak dan keluarga harus dipertimbangkan dengan baik. Kedua menghargai dan menghormati mekanisme koping dan individualitas yang dimiliki oleh anak maupun keluarga dalam kehidupan mereka.
Terkadang pengkajian dan intervensi dan keperawatan hanya berfokus pada masalah kesehatan dan perkembangan anak serta mengesampingkan kelebihan yang dimiliki oleh anak sehingga menimbulkan ketidak akuratan keadaan. Orangtua dan perawat memiliki peran penting untuk menemukan kekuatan yang dimiliki anak. Pendekatan ini dapat membuat perbedaan yang positif dalam intraksi antara perawat dan orangtua terutama orangtua dan anak. Kesadaran terhadap kekuatan yang dimiliki anak dan orangtua merupakan suatu langkah yang penting dalam mengatur kepribadian dan penghargaan mereka terhadap mekanisme koping (Shelton, 1987, dalam Fretes, 2012).
5. Memberikan imformasi yang lengkap dan jelas kepada orangtua dan secara berkelanjutan dengan dukungan penuh
(61)
Memberikan imformasi kepada orangtua bertujuan untuk mengurangi kecemasan yang dirasakan orangtua terhadap perawat anak mereka. Selain itu, dengan demikian imformasi orangtua akan merasa menjadi bagian yang penting dalam perawatan anak. Ketersedian imformasi tidak hanya memiliki pengaruh emosional, melainkan hal ini merupakan faktor kritikal dalam melibatkan partisifasi orangtua secara penuh dalam proses membuat keputusan terutama untuk setiap tindakan medis dalam perawatan anak mereka (Shelton, 1987, dalam Fretes, 2012).
6. Mendorong dan mempasilitasi keluarga untuk saling mendukung
Pada bagian ini, Shelton menjelaskan bahwa dukungan yang lain yang dapat diberikan kepada keluarga adalah dukungan antar keluarga. Elemen ini awalnya diterapkan pada perawatan anak-anak dengan kebutuhan kusus misalnya down syndrome atau autisme. Perawat ataupun tenaga professional yang lain memfasilitasi keluarga untuk mendapatkan dukungan dari keluarga lain yang juga memiliki masalah yang sama mengenai anak mereka. Dukungan antara keluarga ini berfungsi untuk: 1). Saling memberikan dukungan dan menjalin hubungan persahabatan dan 2). Bertukar imformasi mengenai kondisi dan perawatan anak dan 3).Memamfaatkan dan meningkatkan system pelayanan yang ada untuk kebutuhan perawatan anak mereka Dukungan antara keluarga ini kemudian dimamfaatkan juga untuk perawatan anak dengan kondisi akut atau kronis dirumah sakit. Selain itu, perawat tidak hanya menggunakan ilmu yang mereka miliki untuk memberikan dukungan tetapi pengalaman mereka dalam melakukan perawatan pada anak dan keluarga yang lain juga menjadi pembelajaran klinik yang dapat digunakan untuk memberikan dukungan kepada keluarga dan anak (Shelton, 1987, dalam Fretes, 2012).
(62)
7. Memahami dan menggabungkan kebutuhan dalam setiap perkembangan bayi, anak-anak, remaja dan keluarga mereka ke dalam system perawatan kesehatan
Pemahaman dan penerapan setiap kebutuhan dalam perkembangan anak mendukung perawat untuk menerapkan pendekatan yang komprehensif terhadap anak dan keluarga agar mereka mampu dalam melewati setiap tahap perkembangan dengan baik (Shelton, 1987, dalam Fretes, 2012).
8. Menerapkan kebijakan yang komprehensif dan program program yang memberikan dukungan emosional dan keuangan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
Dukungan kepada keluarga bervariasi dan berubah setiap waktu sesuai dengan kebutuhan keluarga tersebut. Jenis dukungan yang diberikan misalnya mendukung keluarga untuk memenuhi waktu istrahat mereka, pelayanan home care, pelayan konseling, promosi kesehatan, program bermaian, serta koordinasi layanan keseehatan yang baik untuk membantu keluarga memamfaatkan layanan kesehatan yang ada untuk menunjang kebutuhan layanan kesehatan secara pinansial. Dukungan yang baik dapat membantu menurunkan stress yang dialami oleh keluarga karena ketidak seimbangan tuntutan kadaan kondisi dengan ketersediaan tenaga yang dimiliki oleh keluarga saat mendampingi anak selama dirawat dirumah sakit. Oleh karena itu perawat harus kritis dalam mengkaji kebutuhan keluarga sehingga dukungan dapat diberikan dengan tepat termasuk mempertimbangkan kebijakan yangberlaku baik dirumah sakit maupun dilingkungan untuk menunjang dukungan yang akan diberikan kepada keluarga (Shelton, 1987, dalam Fretes, 2012).
9. Merancang system perawatan kesehatan yang fleksibel, dapat dijangkau dengan mudah dan responsip terhadap kebutuhan keluarga teridentifikasi
(63)
Sistem pelayanan kesehatan yang fleksibel didasarkan pada pemahaman bahwa setiap anak memiliki kebutuhan terhadap layanan kesehatan yang berbeda maka layanan kesehatan yang ada harus menyesuaikan dengan kebutuhan dan kelebihan yang dimiliki oleh anak dan keluarga. Oleh karena itu, tidak hanya satu intervensi kesehatan untuk semua anak tetapi lebih dari satu intervensi yang berbeda untuk setiap anak.
Selain layanan yang fleksibel, dalam Family Centered Care juga mendukung agar layanan kesehatan mudah diakses oleh anak dan keluarga misalnya sistem pembayaran layanan kesehatan yang dipakai selama anak menjalani perawatan dirumah sakit baik menggunakan asuransi atau jaminan kesehatan pemerintah dan swasta, konsultasi kesehatan, prosedur pemeriksaan dan pembedahan, layanan selama anak menjalani rawat inap dirumah sakit dan sebagainya. Oleh karena itu perawat harus mengkaji kebutuhan anak atau keluarga terhadap akses layanan kesehatan yang dibutuhkan lalu melakukan intervensi sesuai dengan kebutuhan anak dan keluarga. Apabila layanan kesehatan yang direncanakan fleksibel dan dapat diakses oleh anak dan keluarga maka layanan kesehatan tersebut akan lebih responsif karena memproritaskan kebutuhan anak dan keluarga (Shelton, 1987, dalam Fretes, 2012).
Hucthfield (1999 dalam Fiane 2012), meyatakan bahwa dalam Family Centered
Care terdapat hirarki. Hirarki ini merupakan proses antara orantua dan perawat dalam
membagun hubungan kerjasama dalam perawatan anak. Pada setiap tahap, dibahas beberapa aspek yang ditingkatkan oleh orangtua dan perawat agar mencapai hubungan kerjasama yang baik untuk menunjang perawatan anak dirumah sakit. Aspek tersebut adalah status hubungan orangtua dan keluarga, komunikasi peran perawat dan orangtua. Hirarki Family Centerd Care terdiri dari 4 tahap yaitu:
(64)
1. Keterlibatan orangtua
Pada tahap ini orang tua dan perawat untuk pertamakalinya melakukan intraksi. Perawat berperan penuh dalam memberikan asuhan keperawatan dan bertindak sebagai pemimpin dalam memberikan perawatan dan orangtua dilibatkan dalam perawatan ini. Sedangkan orangtua dan keluarga harus menghargai kehidupan anak yang konstan, menghargai pengetahuan yang dimiliki oleh anak dan menerima perbedaan yang dimiliki oleh anak. Tahap keterlibatan orangtua ini merupakan tahap paling awal, oleh karena itu komunikasi dan penyampaian impormasi dari perawat mengenai perawatan anak dan dari orangtua ke anak mengenai imformasi yang mengenai kehidupan anak harus dilakukan dengan saling terbuka dan jujur sehingga terjalin rasa saling percaya. Peran orangtua adalah mendukung secara emosional dan sebagai atvokator bagi anak. Sedangkan peran perawat adalah melakukan proses keperawatan, menolong keluarga untuk memaksimalakan kehidupan normal mereka serta sebagai atvokator bagi keluarga (Hucthfield 1999 dalam Fiane, 2012).
2. Partisifasi orangtua
Pada tahap ini ditandai dengan telah terbinanya hubungan kerjasama antar orangtua dan perawat. Anggota keluarga yang lain dapat dilibatkan dalam hubungan ini. Peran orantua adalah berpartisipasi dalam asuhan keperwatan saat diminta oleh perawat maupun saat dibutuhkan oleh anak. Partisipasi orangtua dalam merawat anak dirundingkan bersama dan orangtua berpartisifasi secara sukarela. Sedangkan perawat bertanggungjawab terhadap semua bentuk perawatan yang diberikan orangtua maupun yang diberikan oleh perawat sendiri serta memberikan pendidikan kesehatan yang dibutuhkan orangtua dan anak. Komunikasi pada tahap ini adalah orangtua dan perawat
(65)
saling memberikan imformasi mengenai kondisi anak. Orangtua memberikan imformasi mengenai kebiyasaan dan tingkah laku anak selama dirumah untuk membantu perawat saat merencanakan dan melakukan intervensi keperawatan sedangkan perawat memberikan imformasi mengenai segala bentuk perawatan yang diberikan dan perkembangan kondisi anak selama perawatan (Hucthfield 1999 dalam Fiane, 2012).
3. Kerjasama dengan orangtua
Status hubungan orangtua dan perawat sama yaitu sebagai pemberi perawatan dengan memperhatikan kesejahtraan keluarga misalnya perawat harus menyadari bahwa kondisi sakit yang dialami oleh anak tidak hanya menjadi perhatian orangtua. Oleh karena itu, komunikasi orangtua dan perawat pada tahap ini adalah merundingkan peran orangtua dan perawat dalam memberikan perawatan serta mengidentifikasi kebutuhan orangtua terhadap dukungan baik pisikis maupun fisik misalnya perawat memastikan orangtua mendapatkan istrahat yang cukup dalam masa perawatan anak dan memberdayakan orangtua untuk memberikan perawatan kepada anak. Pada tahap ini, orangtua berperan sebagai pemberi asuhan yang utama. Oleh karena itu, orangtua juga memiliki wewenang untuk memberikan perawatan kepada anak sedangkan perawat berperana sebagai pendorong, penasehat dan fasilitator (Hucthfield 1999 dalam Fiane, 2012).
4. Family Centered Care
Hubungan yang terjalin pada tahap ini adalah perawat dan orangtua saling menghormati peran masing-masing dan melibatkan anggota keluarga dalam perawatan anak. Orangtua menghargai perawatan sebagai konselor atau konsultan sedangkan perawat menyadari bahwa orangtua mampu merawat anak meraka dalam semua aspek.
(66)
Oleh karena itu perawat mengkomunikasikan setiap keputusan yang akan diambil mengenai perawatan anak dengan orangtua (Hucthfield 1999 dalam Fiane 2012).
3. Kebijakan Terkait Family Centered Care 3.1 Jam Kunjung
Seiring dengan pemahaman keluarga sebagai sumber kekuatan dan pendukung yang utama bagi anak, maka kebijakan tentang jam kunjungan, ijin menemani anak selama dirawat harus disesuaikan dengan konsep family centered care, dalam konsep
family centered care, keluarga dipandang sebaagai unsure yang konstan sementara
kehadiran profesi kesehatan fluktuatif. Adalah sangat ideal jika anak dapat didampingi selama 24 jam oleh orang tuanya. Tidak perlu ada jam kunjung yang restrictive terhadap kenyamanan anak terhadap orang tua. Hal yang perlu diperhatikan adalah kujungan keluarga keruangan perawatan memperhatikan prinsip aseptic dengan mencuci tangan sebelum dan setelah kinjungan, pemakaian baju khusus dalam rangka meminimalkan infeksi nosokomial. Baju untuk pengunjung dibuat menarik dengan motif dan corak yang cocok untuk anak-anak (Bissel C, 2010).
3.2 Pre-hospital Konseling
Konseling yang dilakukan tenaga kesehatan kepada orang tua dan anak, terkait dengan kebijakan, prosedur dan peraturan rumah sakit sebelum anak dirawat. Konseling ini dilihat dari prinsip family centered care, petugas kesehatan memberikan hak imformasi yang jelas kepada klien dan keluarga. Menghormati anak dan keluarga, bahwa mereka memiliki hak untuk bertanya (Bissel C, 2010).
(67)
3.3 Prosedur (treatment)
1. Mempertahankan perasaan mengontrol
Mempertahankan perasaan mengontrol terbagi atas 4 bagian: 1). Mempertahankan kebebasan anak untuk bergerak, restrain untuk pemasangan intervena pada anak yang kooperatif tidak diperlukan. Hal ini akan memberikan kebebasan pada anak untuk bergerak, fasilitasi dengan kursi roda pada anak yang mengalami kesulitan berjalan agar dapat berkeliling ruangan dengan pengawasan dan 2). Pengaturan jadwal kegiatan untuk anak, mengatur jadwal aktivitas anak pada saat dirawat dengan melibatkan anak dan orang tua. Pengaturan jadwal dengan berdasarkan aktivitas yang dilakukan dirumah seperti jam mandi, makan, nonton televise, bermain. Pengaturan jadwal ini akan membantu anak beradaptasi dan 3). Fasilitasi kemandirian anak, anak dilibatkan dalam proses keperawatan dengan melibatkan kemandirian melalui self care seperti: mengatur jadwal kegiatan, memilih makanan, mengenakan baju, mengatur waktu tidur. Prinsip tindakan ini adalah perawat respek terhadap individualislitas pasien dan keputusan yang diambil paien dan 4). Berikan pemahaman atau informasi, anak prasekolah memiliki kemampuan koognitif berpikir yang mengakibatkan kesalahan interfretasi terhadap sakit dan perawatan. Anak merasa sakit sebagai hukuman. Petugas kesehatan memberikan imformasi yang jelas tentang prosedur yang akan dilakukan, berikan kesempatan anak memegang alat yang akan digunakan untuk pemeriksaan, misalnya stetoskop (Bissel C, 2010).
2. Meminimalkan injuri dan nyeri
Protap prosedur khusus/standar operasional prosedur atraumatik care, prinsip nyeri anak prasekolah sangat dipengaruhi oleh perkembangan koognitif anak yang
(68)
berada pada tahap pre-oprasional dan pikiran magis, prinsip tindakan pada anak pra-sekolah adalah atraumatic care. Adanya prosedur khusus untuk perawatan di ruang anak yang membedakan dengan dewasa akan meminimalkan kekuatan anak, misalnya melakukan prosedur dengan kegiatan bermain terlebih dahulu (Bissel C, 2010).
3. Meminimalkan dampak pemisahan pada prasekolah
Meminimalkan dampak pemisahan pada prasekolah dibagi jadi tiga bagian: 1). Melibatkan orangtua dan keluaraga dalam perawatan anak, mulai dari pengkajian, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pembuatan kebijakan dan 2). Mempromosikan
self mastery, perawat membantu klien dengan memfasilitasi pengalaman positif selama
dirawat, sehingga peningkatan perasaan otonomi anak, mengidentifikasi kekuatan atau kompetensi anak selama penyembuhan dan dapat digunakan sebagai dasar pengalaman untuk dimasa mendatang dan 3). Mempertahankan sosialisasi, mempasilitasi terbentuknya support group diantara orang tua dan anak, sehingga orang tua dan anak, mendapatkan dukungan dari lingkungan. Misalnya group orang tua dengan telesemia, group anak dengan penyakit asama. Perawat dapat mempasilitasi group untuk tukar menukar pengalaman selama merawat dengan anak, baik melalui kegiatan informal atau formal seperti seminar (Bissel C, 2010).
4. Fasilitas Family Centered Care
Adapun fasilitas yang harus disediakan dalam melakukan aplikasi family centered care. 1). Ruangan kuhusus untuk anak, 2). Menyediakan bed untuk penunggu, 3). Tempat memajang foto keluarga, 4). Lounge khusus untuk orang tua, 5). Fasilitas telfon untuk keluarga dan anak, 6). Menyediakan ruangan bermain, 7). Menyediakan perpustakaan untuk anak, 8). Konsultasi untuk orang tua (Anonim, 2011).
(69)
5. Konsep Tindakan
5.1 Defenisi Tindakan (practice)
Merupakan suatu sikap yang belum otomatis terwujud dalam satu tindakan (overt behavior) yang mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata yang diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan seperti fasilitas yang diperlukan faktor dukungan (support) dari pihak lain (Notoadmodjo, 2003)
6. Tindakan Mempunyai Beberapa Tindakan 6.1 Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan tindakan tingkat pertama. Misalnya, seorang ibu dapat memilih makanan bergizi tinggi bagi anak balitanya.
6.2 Respon Terpimpin (guide response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar adalah merupakan indikator tingkat dua. Misalnya, seorang ibu dapat memasak sayur dengan benar, mulai cara mencucinya dan memotong-motongnya, lama memasaknya, menutup pancinya dan sebagainya.
6.3 Mekanisme (guide response)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesudah itu sudah merupakan kebiyasaan, maka ia sudah mencapai tindakan tingkat. Misalnya, seorang ibu yang sudah mengimunisasikan bayinya pada umur tertentu, tanpa menunggu perintah atau ajakan orang lain.
(70)
6.4 Adopsi (adoption)
Adaptasi adalah suatu peraktik atau suatu tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. Misalnya, ibu dapat memilih dan memasak makanan bergizi tinggi berdasarkan bahan-bahan yang murah dan sederhana.
Pengukuran tindakan dapat dilakukan secara tidak langsung yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran ini juga dapat dilakukan secara langsung yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan ressponden (Notoadmodjo, 2003).
7. Perubahan (adopsi) dan Indikator Tindakan Kesehatan 7.1 Perubahan (adopsi)
Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau memperaktikkan apa yang diketahui atau disikapi (nilai baik). Inilah yang disebut tindakan (practice) kesehatan.
7.2 Indikator Kesehatan
Indikator tersebut meliputi 1). Tindakan (praktik) sehubungan dengan penyakit, tindakan mencakup pencegahan penyakit seperti melakukan pengurasan bak seminggu sekali dan penyembuhan penyakit seperti minum obat sesuai anjuran dokter, berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan yang tepat dan 2). Tindakan (praktik) pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, tindakan ini mencakup: menkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, melakukan olahraga teratur, tidak minum miras dan sebagainya dan 3).Tindakan (praktik) kesehatan lingkungan, tindakan ini mencakup: membuang
(1)
6. Erniyati, S.Kp, MNS selaku dosen penguji II di Fakultas Keparawatan Universitas Sumatera Utara.
7. Terima kasih yang sebesar-besarnya peneleti ucapkan kepada kepada kedua orang tuaku tercinta ayahanda Sardik Harahap dan Ibunda Rosnah Hasibuan yang selalu memberikan dukungan dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini. Serta kepada abangku Khairuddin Harahap, Halim Munawar Harahap, adikku Panangaran Harahap, Hamdi Harahap, dan M. Guntur Alam Harahap.
8. Terima kasih kepada Irwan Sudin Tambak yang telah membantu dan memberikan motivasi kepada peneliti.
9. Kepada kakak kos ku kak Nila, kak Ziza, kak Yola, kak Armi, adik Imel, dan teman satu bimbinganku Siska Oktavia Saragih terima kasih atas segala bantuan dan dukungannya.
10. Teman-teman sejawat S1 Ekstensi Keperawatan, terima kasih atas bantuan dan semangatnya selama ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penulisan maupun tata bahasa, maka dengan kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik serta masukan dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan harapan penulis semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 03 Februari 2016 Penulis
(2)
iii DAFTAR ISI
JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR SKEMA ... vi
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
ABSTRAK ... ix
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1. Latar Belakang ... 1
2. Permasalahan ... 4
3. Tujuan Penelitian ... 5
4. Manfaat Penelitian ... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 7
1. Pengertian family centered care ... 7
2. Elemen Family centered care ... 10
3. Kebijakan terkait family centered care ... 20
3.1 Jam kunjung ... 20
3.2 Pre-hospitak konseling ... 21
3.3 Prosedur ... 21
4. Fasilitas family centered care ... 23
5. Konsep Tindakan ... 23
5.1 Defenisi Tindakan ... 23
6. Tindakan mempunyai beberapa tindakan ... 24
6.1 Presepsi (perception) ... 24
6.2 Respon terpimpin (guide respon) ... 25
6.3 Mekanisme (guide respon) ... 24
6.4 Adopsi (adoption)... 24
7. Perubahan dan Indikator Tindakan ... 25
7.1 Perubahan Adobsi... 25
7.2 Indikator kesehatan... 25
8. Klasifikasi tingkah laku anak menurut wright ... 25
8.1 Kooperatif ... 26
8.2 Tidak kooperatif ... 26
8.3 Penampilan anak dapat diajak kooperatif ... 26
BAB 3 KERANGKA KONSEP ... 28
1. Kerangka Konseptual ... 28
2. Defenisi Operasional ... 29
3. Hipotesis Dugaan ... 30
(3)
BAB 4 METODELOGI PENELITIAN ... 31
1. Desain Penelitian ... 31
2. Lokasi dan waktu penelitian ... 31
3. Populasi dan sampel ... 31
3.1 populasi ... . 31
3.2 sampel ... . 32
4. Pertimbangan Etik ... 32
5. Instrumen Penelitian ... 33
5.1 Kuesioner Data Demografi ... 33
5.2 Kuesioner Tingkat kooperatif ... 34
6. Uji Validitas Reliabilitas Instrumen ... 35
7. Teknik Pengumpulan Data ... 36
7.1 Tahap Persiapan ... 35
8. Pengolahan Data ... 38
9. Analisa Data ... 38
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 39
1. Hasil Penelitian ... 39
1.1Analisa Univariat ... 39
1.2Analisa Bivariat... 40
2. Pembahasan ... 42
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 46
1. Kesimpulan ... 46
2. Saran ... 46 DAFTAR PUSTAKA
(4)
v
DAFTAR SKEMA
Skema 1 Kerangka Konseptual... 28
(5)
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Defenisi Oprasional ... 29 Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Demografi ... 40 Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kooperatif
Anak Usia Prasekolah ... 41 Tabel 4 Distribusi Tingkat Kooperatif Anak Usia prasekola Yang Sudah
(6)
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Persetujuan Menjadi Responden ... 49 Lampiran 2 Instrumen Penelitian ... 50 Lampiran 3 Surat Komisi Etik ... 54 Lampiran 4 Surat Ijin Melakukan Penelitian dari Fakultas
Keperawatan USU ... 55 Lampiran 5 Surat Ijin Melakukan Penelitian dari Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan ... 56 Lampiran 6 Surat Ijin Melakukan Penelitian dari Kepala instalasi
RB Rumah SakitUmum Pusat Haji Adam Malik
Medan ... 57 Lampiran 7 Frekuensi Tingkat kooperatif anak usa prasekolah 58 Lampiran 8 Hasil Penelitian ... 60 Lampiran 9 Master Tabel ... 74 Lampiran 10 Jadwal Penelitian ... 77
Lampiran 11 Taksasi Dana ... 78
Lampiran 12 Daftar Riwayat Hidup... 79 Lampiran 13 Lembar Bukti Bimbingan ... 80