9
pidana. Juga dapat memberikan sumbangan pemikiran di kalangan akademisi dan para pembaca pada umumnya serta dapat dijadikan sebagai referensi bagi
para akademisi yang berminat pada masalah-masalah hukum pidana. 2.
Kegunaan Secara Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sehubungan dengan
pembuktian unsur tindak pidana pemyalahgunaan zat narkotika dan akibat hukumnya. Atau minimal dijadikan sebagai bahan kajian dalam pertimbangan
dan demi suksesnya pemberantasan tindak pidana narkotika di Indonesia.
E. Metode Penelitian
1. Pendekatan
Metode pendekatan yang akan penulis gunakan adalah metode pendekatan yuridis normatif. Penelitian hukum normatif adalah suatu prosedur
penelitian ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi normatifnya. Logika keilmuan yang ajeg dalam penelitian
hukum normatif dibangun berdasarkan disiplin ilmiah dan cara-cara kerja ilmu hukum normatif, yaitu ilmu hukum yang objeknya hukum itu sendiri.
6
Metode penelitian yuridis normatif, merupakan penelitian hukum secara kepustakaan mencakup:
7
1 Penelitian terhadap asas-asas hukum
2 Penelitian terhadap sistematik hukum
3 Penelitian terhadap taraf sinkronisasi vertical dan horizontal
6
Sudikno Mertokusumo.2002.Mengenal Hukum.Yogyakarta.Liberty.hal.9
7
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji.2003.Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat.Jakarta.PT Raja Grafindo Perkasa.Hal.22
10
4 Perbandingan hukum
5 Sejarah hukum
Disini, penulis melakukan penelitian terhadap unsur tindak pidana penyalahgunaan zat narkotika yang tidak terdapat dalam Undang-Undang
Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan akibat hukumnya yang merupakan penelitian terhadap asas-asas hukum.
2. Sumber Bahan Hukum
Dalam penelitian ini terdapat dua macam jenis data yang menjadi acuan penulis, yaitu :
a. Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer yakni bahan hukum yang secara langsung dianalisis penulis, yaitu Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika
b. Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang diperoleh dari buku teks, jurnal, pendapat para sarjana.
c. Bahan Hukum Tersier
Bahan hukum tersier berasal dari kamus dan ensiklopedia yang menjelaskan berbagai peristilahan terkait dengan kasus yang dianalisis
oleh penulis, yaitu analisis terhadap unsur tindak pidana penyalahgunaan zat narkotika yang tidak terdapat dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun
2009 tentang Narkotika beserta akibat hukumnya.
11
3. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum