Cangkang Kapsul Keras Kapsul

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Kapsul gelatin lunak harus memiliki spesifikasi sebagai berikut :  Kekuatan Gel 150-200 Bloom, tergantung pada jenis gelatin  Viskositas 60°C6-23 b b dalam air 2,8-4,5 MPa s, tergantung pada tipe gelatin  Ukuran partikel yang baik untuk memungkinkan disolusi yang cepat. Pada gelatin konsentrasi tinggi kapsul lunak bentuknya bagus dan lebih mudah ditelan oleh pasien.  Kapsul gelatin lunak dapat digunakan untuk mengisi macam-macam jenis bahan, bentuk cair dan kering. Cairan yang dapat dimasukkan ke dalam kapsul gelatin lunak termasuk : 1. Tidak tersatukan dengan air, cairan yang mudah menguap dan tidak menguap, seperti minyak nabati, hidrokarbon aromatik dan hidrokarbon alifatik. 2. Tersatukan dengan air, cairan yang tidak menguap seperti polietilen glikol dan surfaktan nonionik 3. Tersatukan dengan air dan kelompok kompnen yang tidak meguap seperti propilen glikol dan isopropil alcohol Ansel, 1989.

2.3 Protein

Protein berasal dari kata proteos yang berarti pertama atau utama. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh Podjiadi,1994. Protein adalah polimer dari asam amino yang dihubungkan dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung unsur-unsur C, H, O, N, P, S, dan terkadang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga Winarno, 2004. Komposisi rata rata unsur kimia yang terdapat dalam protein adalah karbon 50, hidrogen 7, oksigen 23, nitrogen 16, belerang 0 – 3 dan fosfor 0 – 3 . Protein mempunyai molekul besar dengan bobot molekul bervariasi antara 5000 sampai jutaan. Dengan cara hidrolisis oleh asam atau oleh enzim , protein akan menghasilkan asam asam amino. Ada 20 jenis asam amino yang terdapat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam molekul protein. Asam asam amino ini terikat satu dengan lain oleh ikatan peptida. Protein mudah dipengaruhi oleh suhu tinggi, pH dan pelarut organik Poedjiadi, 1994. Terdapat empat tingkatan struktur yang saling mempengaruhi konformasi fungsional biologis dari protein, yaitu:

2.3.1 Struktur Primer

Struktur ini merupakan urutan asam amino penyusun protein yang disebutkan dari N-terminal kiri ke C-terminal kanan. Ikatan peptida kovalen merupakan satu-satunya jenis ikatan yang terlibat pada tingkat struktur protein ini. Penetapan struktur primer suatu polipeptida atau protein dapat dilakukan dengan beberapa metode, salah satunya, hidrolisis protein dengan asam kuat misalnya HCL 6 N, yang diikuti oleh pemisahan dan identifikasi konstituen-konstituen dari hidrolisat produk hidrolisis. Salah satu pereaksi yang umum dipakai untuk menetapkan asam amino N-terminal adalah 2,4-dinitrofluorobenzena pereaksi Sanger. Selama bereaksi, atom fluor menjalani pergantian nukleofilik oleh gugus amino bebas. Tripeptida termodifikasi ini kemudian dihidrolisis, produk-produknya dipisahkan, dan asam aminonya dimodifikasi dengan 2,4-dinitroflourobenzena sehingga dapat diidentifikasi dengan kromatografi karena berwarna kuning. Enzim karboksipeptidase mengkatalis dengan efektif reaksi pembelahan hidrolitik pada ujung C-terminal dari peptide tersebut. Dengan demikian asam amino C-terminal bisa diidentifikasi dengan segera. Struktur primer akan menentukan sifat dasar protein dan bentuk struktur sekunder serta tersier. Bila protein mengandung banyak asam amino dengan gugus hidrofobik, daya kelarutannya kurang dalam air dibandingkan dengan protein yang banyak mengandung asam amino dengan gugus hidrofil Winarno, 2004, h. 65.

2.3.2 Struktur Sekunder

Struktur sekunder protein berkaitan dengan pelipatan struktur primer. Ikatan hidrogen antara nitrogen amida dan oksigen karbonil merupakan gaya yang menstabilkan yang utama. Ikatan ini dapat terbentuk antara bagian yang berbeda pada rantai polipeptida yang sama atau antara rantai yang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berdampingan Deman, 1997, h.110. Berbagai bentuk struktur sekunder yaitu: a. Alpha-helix, terbentuk oleh ‘backbone’ ikatan peptida yang membentuk spiral, dinamakan alpha karena ketika dilihat tidak lurus dari atas, arah putarannya adalah searah jarum jam menjauhi pengamat. Satu putaran terdiri atas 3,6 residu asam amino. Struktur ini terbentuk karena adanya ikatan hidrogen antara atom O pada gugus CO dengan atom H pada gugus NH. b. Beta-sheet lempeng beta, terbentuk karena adanya ikatan hidrogen atau ikatan tiol S-H. Ikatan hidrogen terjadi antara dua bagian rantai yang pararel sehingga membentuk lembaran yang berlipat-lipat. c. Beta-turn lekukan beta d. Gamma-turn lekukan gamma

2.3.3 Struktur Tersier

Struktur ini menggambarkan keseluruhan rantai polipeptida yang dapat melipat atau menggulung sehingga membentuk struktur 3 dimensi yang tepat. Pembentukan struktur tersier menyebabkan terbentuknya satuan yang tersusun padat dan rapat dengan sebagian besar residu asam amino polar terletak pada bagian luar dan dihidrasi. Hal ini mengakibatkan sebagian besar rantai samping apolar berada pada bagian dalam dan sebenarnya tidak ada hidrasi Deman, 1997. Pelipatan dipengaruhi oleh interaksi antara gugus samping R satu sama lain. Interaksi yang terlibat yaitu: a. Ikatan ion, terjadi antara gugus samping yang bermuatan positif dan gugus negatif. b. Ikatan hidrogen, terjadi antar gugus samping, seperti –OH, -COOH, - CONH2, atau –NH2. c. Jembatan Sulfida, seperti pada sistein yang memiliki gugus samping –SH yang dapat membentuk ikatan sulfida dengan –SH sistein lainnya. Ikatan ini berupa ikatan kovalen sehingga lebih kuat dibandingkan dengan ikatan yang lain. d. Gaya Dispersi Van der Waals.