Aksi pelarutan MTAD terhadap dentin dan pulpa Biokompatibilitas MTAD

Syahnita Sari Nugraha Nasution : Mixture Of A Tetracycline Isomer, An Acid And A Detergent MTAD Sebagai Bahan Irigasi Saluran Akar, 2009 Gambar 12. Erosi berat terlihat Gambar 13. Penggunaan NaOCl pada tubulus dentin 5,25 dan EDTA akibat penggunaan 17 meninggalkan NaOCl 5,25 dan debris pada tubulus EDTA 17. 12 dentin. 12 Permukaan saluran akar dan tubulus dentin yang diirigasi dengan NaOCl selama preparasi dan menggunakan MTAD sebagai larutan irigasi akhir, pada sepertiga koronal, tengah dan apikal saluran akar bebas debris gambar 14. 12 Gambar14.Penggunaan NaOCl selama instrumentasi dan MTAD sebagai irigan akhir membuang smear layer pada sepertiga koronal a, tengah b dan apikal c saluran akar. 12

c. Aksi pelarutan MTAD terhadap dentin dan pulpa

MTAD telah terbukti mampu mengangkat komponen organik maupun anorganik smear layer dari permukan dinding saluran akar maupun dari tubulus dentin. Kemampuan MTAD dalam melarutkan dentin dan pulpa diuji oleh Beltz et al. Syahnita Sari Nugraha Nasution : Mixture Of A Tetracycline Isomer, An Acid And A Detergent MTAD Sebagai Bahan Irigasi Saluran Akar, 2009 2003. Penelitian ini menggunakan dentin dan pulpa nekrotik gigi sapi sebagaimana yang dilakukan oleh beberapa peneliti lain yang juga menggunakan organ hewan seperti sapi, kelinci, babi dan tikus untuk menentukan keefektifan larutan irigasi saluran akar. 25 Efek pelarutan komponen anorganik tertinggi adalah EDTA, sementara MTAD membentuk dentin pellet, walaupun demikian Beltz et al. 2003 mengutarakan bahwa asam sitrat yang terkandung dalam MTAD mampu melarutkan dentin dalam persentase tinggi. 25 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa MTAD mampu melarutkan 50 komponen organik berupa pulpa hampir sama dengan EDTA. Perbedaan kedua irigan ini adalah tingginya daya ikat doksisiklin dalam MTAD terhadap dentin tabel 2 dan 3. 25 Tabel 2. Perubahan berat pulpa setelah pemaparan larutan irigasi 25 Larutan Irigasi Persentase Kehilangan Berat NaOCl 5,5 NaOCl 2,6 NaOCl 1,3 NaOCl Isotonik EDTA MTAD 90,1 90,3 83,2 62,2 51,5 49,3 Tabel 3. Perubahan berat dentin setelah pemaparan larutan irigasi 25 Larutan Irigasi Persentase Perubahan Berat NaOCl 5,5 NaOCl 2,6 NaOCl 1,3 NaOCl Isotonik EDTA MTAD -21,8 -17,7 -11,8 - 3,2 -70,4 +58,9 Syahnita Sari Nugraha Nasution : Mixture Of A Tetracycline Isomer, An Acid And A Detergent MTAD Sebagai Bahan Irigasi Saluran Akar, 2009

d. Pengaruh MTAD terhadap daya ikat dinding saluran akar

Tingginya materi organik dentin, struktur tubulus dentin yang menyerupai pipa, dan pergerakan cairan membuat proses bonding antara resin dan dentin sulit dicapai. 33 Metode standar yang dapat menghasilkan ikatan mikromolekul yaitu berupa pengetsaan dentin dengan asam yang bertujuan untuk membuang smear layer dan mendekalsifikasi permukaan terluar dentin setebal 5- 7 m. 33 Proses polimerisasi yang kemudian terjadi menghasilkan suatu zona transisi dentin yang terisi oleh resin disebut lapisan hybrid yang terbentuk diantara resin polimerisasi dan permukaan dentin yang tidak mengalami perubahan struktur. 33 Phosphoric acid 30-37 sebagai condisioner asam selain menghasilkan permukaan bonding dentin juga menghasilkan permukaan enamel yang ideal bagi proses bonding. 33 Pengangkatan kolagen setelah pengaplikasian condisioner asam yang diikuti bonding langsung terhadap permukaan lapisan dentin yang mengalami demineralisasi dapat menghasilkan adhesi yang lebih kuat terhadap komponen hydroxyapatite dentin. 33 Oleh karena itu bahan irigasi saluran akar juga hendaknya dapat mempersiapkan permukaan dentin untuk proses bonding. Kombinasi EDTA, NaOCl dan condisioner asam dapat digunakan untuk mempersiapkan permukaan dentin bagi proses bonding. Namun NaOCl tidak efektif membuang smear layer, tidak memiliki kemampuan antibakteri yang baik dan toksik terhadap jaringan terutama jika dipergunakan pada konsentrasi tinggi. 3,5,12,31 Sementara EDTA tidak memiliki efek antibakteri dan dapat mengikis dentin jika dipaparkan lebih dari satu menit. 33 Kandungan asam sitrat di dalam MTAD dan kemampuan larutan ini dalam membuang smear layer, mengakibatkan MTAD mampu Syahnita Sari Nugraha Nasution : Mixture Of A Tetracycline Isomer, An Acid And A Detergent MTAD Sebagai Bahan Irigasi Saluran Akar, 2009 membentuk bonding pada permukaan seperti apa yang dihasilkan dengan pengetsaan asam. 33 Machnik et al. 2003 melakukan penelitian untuk membandingkan efek MTAD dan phosphoric acid yang biasa digunakan sebagai condisioner asam terhadap bond strength enamel dan dentin. 33 Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan MTAD dan phosphoric acid pada kelompok dentin menghasilkan bond strength yang lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan larutan saline, sementara itu tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara bond strength yang dihasilkan dengan menggunakan MTAD dan phosphoric acid. Bond strength yang dihasilkan oleh phosphoric acid pada kelompok enamel terlihat lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan semua larutan yang diuji kecuali terhadap penggunaan MTAD sesuai protokol klinis. Hal ini dimungkinkan karena adanya proses yang sama seperti apa yang dihasilkan dengan pengetsaan asam dimana NaOCl yang dipergunakan pada protokol klinis MTAD membuang komponen organik smear layer. 33 Sementara itu tidak ada perbedaan yang signifikan antara bond strength yang dihasilkan larutan uji dibandingkan dengan larutan saline tabel 4. 33 Perdaigo 2002 mengemukakan bahwa para peneliti saat ini yakin bahwa adhesi dentin terutama bergantung pada penetrasi monomer adhesi ke dalam serat kolagen yang tidak terpapar oleh etsa asam 33 Syahnita Sari Nugraha Nasution : Mixture Of A Tetracycline Isomer, An Acid And A Detergent MTAD Sebagai Bahan Irigasi Saluran Akar, 2009 Tabel 4. Mean shear bond strength MPa dan standar deviasi enamel dan dentin. 33 Bahan Irigasi Dentin Enamel Saline kontrol negatif NaOClEDTA NaOClMTAD MTAD protokol klinis Etsa Asam metode standar 20.895 ± 7.47 36.124 ± 4.55 36.990 ± 6.22 25.427 ± 5.54 39.900 ± 5.04 18.742 ± 5.26 21.997 ± 3.60 23.357 ± 5.23 21.275 ± 3.42 27.405 ± 4.18 Pengaruh smear layer terhadap kekuatan bonding juga masih dalam perdebatan. Satu sisi smear layer mempengaruhi retensi yang penting bagi tercapainya bonding dentin yang sempurna namun tidak seluruh sistem bonding dentin memiliki mekanisme yang sama, hal ini tergantung pada bahan yang dipergunakan. Beberapa adhesi dentin mungkin tidak menunjukkan penurunan bond strength ketika smear layer dibuang karena adhesi tersebut berikatan dengan kolagen dentin namun bahan adhesi lain berinteraksi dengan kalsium dentin. 33 Penggunaan NaOCl sebelum EDTA dan MTAD yang dilakukan pada penelitian ini untuk mempertahankan serat kolagen dentin yang jika NaOCl dipergunakan setelah permukaan dentin mengalami demineralisasi maka serat kolagen dentin telah terbuang seluruhnya. Keutuhan serat kolagen yang tertinggal selama pemaparan etsa asam berperan penting terhadap mekanisme adhesi dan penyatuan monomer adhesif dengan serat kolagen atau lapisan hybrid harus dipertimbangkan sebagai mekanisme bonding dentin yang utama. 33 Prati et al. 1999 menemukan bahwa beberapa bahan bonding dentin menghasilkan bond strength yang tinggi tanpa adanya serat kolagen. Namun bagaimanapun, morfologi permukaan dentin akan berubah ketika Syahnita Sari Nugraha Nasution : Mixture Of A Tetracycline Isomer, An Acid And A Detergent MTAD Sebagai Bahan Irigasi Saluran Akar, 2009 diperlakukan dengan NaOCl maupun pengetsaan asam dan dalam hal ini tubulus dentin terbuka dan menghasilkan permukaan dentin yang berpori dan bermineralisasi, dimana terlihat bahwa sebagian dentin telah terbuang dan dapat menyebabkan destruksi dentin. 33 Kombinasi NaOCl dan EDTA maupun NaOCl dan MTAD mampu mempersiapkan permukaan dentin untuk proses bonding. Namun hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa MTAD memiliki efek antibakteri sedangkan EDTA tidak selain itu penggunaan EDTA 17 selama lebih dari satu menit memungkinkan terjadinya erosi pada peritubuler dan intertubuler dentin. Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan MTAD sesuai protokol klinis menghasilkan bond strength yang sama dengan pengetsaan asam sehingga penambahan dentin condisioner sebelum pengaplikasian bahan adhesif dentin tidak dibutuhkan. 33

2. Sifat Biologi

Selain harus mampu membuang smear layer dari sistem saluran akar bahan irigasi saluran akar juga harus memiliki efek antibakteri sehingga dapat mendesinfekasi saluran akar. 1,4,5,12 Sebelum mengetahui efek antibakteri yang dimiliki oleh MTAD, perlu diketahui tingkat biokompatibilitas MTAD mengingat bahwa irigan merupakan bahanzat asing bagi tubuh.

a. Biokompatibilitas MTAD

Bahan irigasi dan medikamen intrakanal yang dipergunakan dalam perawatan saluran akar bukan hanya akan berkontak dengan permukaan dan tubulus dentin tapi juga akan berkontak dengan jaringan periradikuler, oleh karena itu bahan irigasi saluran akar ideal harus biokompatibel atau memiliki efek sitotoksik minimal Syahnita Sari Nugraha Nasution : Mixture Of A Tetracycline Isomer, An Acid And A Detergent MTAD Sebagai Bahan Irigasi Saluran Akar, 2009 terhadap jaringan host. 1,6 Salah satu hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih bahan irigasi saluran akar adalah perbandingan antara manfaat terapeutik dan efek sitotoksik yang dimiliki bahan tersebut. 6 Sitotoksisitas dapat didefinisikan sebagai efek in vitro suatu zatbahan atau prosedur terhadap permukaan sel. 17 NaOCl sebagai bahan irigasi yang paling sering digunakan saat ini masih memiliki kekurangan. NaOCl 5,25 paling banyak digunakan dalam perawatan saluran akar dan dalam konsentrasi ini NaOCl mampu membuang komposisi organik smear layer 3 , memiliki efek bakterisidal 1,3,4,9 namun sangat toksik terhadap jaringan host dan periapikal 1,9 , serta dapat mengiritasi mata dan kulit. 34,35 Mempertimbangkan hal ini maka konsentrasi NaOCl diturunkan menjadi 2,6, 1,33, 0,66 yang masih dapat dipergunakan di bidang kedokteran gigi. 2 Pengenceran yang dilakukan terhadap NaOCl akan mengurangi efek toksik NaOCl terhadap jaringan host dan periapikal namun efek antibakteri maupun kemampuan pelarutan jaringan nekrotik dan komponen organik smear layer juga menurun secara signifikan. 5,6,9,34 Malheiros et al. 2005 mengevaluasi tingkat sitotoksisitas larutan EDTA 17 dan larutan asam sitrat dengan tiga konsentrasi berbeda 10, 15, 25 terhadap fibroblas yang dikultur. Hasilnya menunjukkan bahwa larutan EDTA 17 memiliki efek toksik yang lebih tinggi dibandingkan larutan asam sitrat. 17 Larutan dissodium salt EDTA yang terdorong ke apikal selama preparasi juga dapat mengganggu sistem imun jaringan periapikal. 36 MTAD merupakan bahan irigasi yang biokompatibel terhadap jaringan. Doksisiklin yang terkandung dalam MTAD memberikan efek antibakteri dan mengeliminasi kebutuhan pemakaian NaOCl konsentrasi tinggi sehingga hal ini Syahnita Sari Nugraha Nasution : Mixture Of A Tetracycline Isomer, An Acid And A Detergent MTAD Sebagai Bahan Irigasi Saluran Akar, 2009 menurunkan efek yang tidak diinginkan akibat pelepasan NaOCl ke jaringan periradikuler secara tidak sengaja. 22 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Zhang et al. 2003 terbukti bahwa tingkat sitotoksisitas MTAD lebih rendah dibandingkan dengan eugenol, H 2 O 2 3 Hidrogen Peroksida, CaOH 2, NaOCl 5,25, Peridex Chlorhexidine gluconate 0,12 dan EDTA Gambar 15 dan 16. 6 Gambar 15. Hubungan antara dosis dan inhibisi proliferasi sel diakibatkan MTAD dibandingkan dengan Pulpdent, REDTA dan Peridex. 6 Gambar 16. Hubungan antara dosis dan inhibisi proliferasi sel diakibatkan MTAD dibandingkan dengan NaOCl 5,25, 2,63, 1,31 dan 0,66. 6 Syahnita Sari Nugraha Nasution : Mixture Of A Tetracycline Isomer, An Acid And A Detergent MTAD Sebagai Bahan Irigasi Saluran Akar, 2009 Dua tes biokompatibilitas terhadap larutan MTAD sebagai bahan irigasi juga telah dilakuka n oleh Laboratorium Pusat Penelitian Biokompatibilitas dan Toksisitas Universitas Loma Linda, CA 2002 dimana kedua tes ini menunjukkan bahwa MTAD merupakan bahan irigasi yang biokompatibel. 8

b. Efek antibakteri MTAD