Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masjid adalah lembaga pembinaan masyarakat Islam yang didirikan atas dasar ketakwaan dan berfungsi mensucikan masyarakat Islam yang dibina di dalamnya. Sedemikian pentingnya lembaga Masjid, sehingga Nabi Muhammad SAW menjadikan program pertamanya yang beliau kerjakan tatkala beliau mampir di desa Quba, dalam hijrahnya dari Mekkah ke Madinah adalah mendirikan Masjid Quba. Setibanya di Madinah, beliau bukan membangun rumah untuk diri dan keluarganya, juga bukan asrama untuk kaum Muhajirin melainkan membangun Masjid, yaitu Masjid Nabawi. Penomorsatuan mendirikan Masjid itu tak lain karena sebagaimana belakangan ini terbukti lembaga Masjid menjadi pusat pembinaan masyarakat Islam, bahkan pusat pemerintahan Islam. Semua masalah dari ideology, politik, sosial, budaya, hingga kepersoalan militer dipecahkan di dalam lembaga Masjid. Lembaga Masjid juga sebagai pusat pendidikan dan penerangan rakyat, disamping sebagai pusat belajar bagi yang ingin mendalami Islam juga sebagai pusat pembinaan masyarakat Islam, dari Masjid akan lahir pribadi-pribadi muslim yang suci, bersih dan berahklak baik. Masjid sebagai tempat sujud kepada Allah SWT, tempat ibadah Mahdhoh ibadah ritual vertical, bukan berarti Masjid tidak bisa melakukan ibadah ghair mahdhoh relasi horizontalsosial, bahkan belakangan ini banyak Masjid yang mempunyai program untuk mensejahterakan masyarakat di sekitar Masjid tersebut. Lima waktu dalam sehari semalam, umat Islam dianjurkan mengunjungi Masjid guna melaksanakan shalat berjama’ah. Masjid juga merupakan tempat yang paling banyak dikumandangkan nama Allah SWT melalui adzan, iqomat, tasbih tahmid, tahlil istighfar, dan masih banyak lagi yang dianjurkan dibaca di Masjid sebagai lafadz pengangungan Asma Allah SWT. Menurut Sidi Gazalba, “Dilihat dari segi harfiah Masjid memanglah tempat sembahyang. Perkataan Masjid dari bahasa Arab. Kata pokoknya sujudan, fi’il madinya sajada ia sudah sujud. Fi’il sajada diberi awalan ma, sehingga terjadilah isim makan. Isim makan ini menyebabkan perubahan bentuk sajada menjadi masjidu, Masjid. Jadi ejaan aslinya adalah Masjid dengan a.” 1 Pada masa sekarang banyak sekali Masjid-Masjid yang dibangun dengan arsitektur yang indah dan mengagumkan. Fungsi-fungsinya telah banyak direktualisasikan, terutama di lingkungan Masjid yang besar dan syarat kegiatan. Seperti kegiatan remaja, pembinaan anak-anak, bulletin Masjid, pembinaan kaderisasi, koperasi Masjid dan masih banyak lagi. Masjid-Masjid yang telah dibangun dengan megah dan fasilitas yang memadai tidak jarang kegiatan untuk memakmurkan Masjid sangat minim sekali, adapun tentang perkataan dari Rasulullah SAW yaitu : “Tentang kapan terjadinya suatu zaman, mereka saling bermegah-megahan dengan membangun beberapa Masjid, tapi yang memakmurkannya hanya sedikit.” Sabda Rasulullah SAW yang dimaksud “hanya sedikit” itu ? menurut Al- Qur’an Surat At-Taubah 18 : ☺ ☺ ☺ “Hanya yang memakmurkan Masjid-Masjid Allah, orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, mendirikan shalat dan menunaikan 1 Sidi Gazalba, Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam, Jakarta : Pustaka Al-Husna, 1994, h. 118. zakat dan tidak takut pada siapapun selain kepada Allah SWT : mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” Salah satu cara memakmurkan Masjid, Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa yang masuk ke dalam Masjid -Ku ini untuk mengajarkan kebaikan atau belajar mencari ilmu, maka ia bagaikan orang yang berjuang menegakkan Agama Allah.” HR Ibnu Majah Masjid Raya Al-Musyawarah berdiri di kawasan kota satelit Kelapa Gading, Jakarta Utara. Hal itu berkat perjuangan dan pengorbanan yang dimotori oleh Bapak Zailani Zein dan Bapak H. Syamhudi selaku Direksi PT. Sumarecon Agung, maka pada tahun 1991 dibangunlah Masjid Raya Al-Musyawarah di atas tanah fasos seluas 2,2 Ha yang dicanangkan pengembang sebagai Developer. Sebagai sebuah Masjid yang ingin mencontoh standar Masjid ideal yang dibangun oleh Rasulullah yang berdasarkan takwa. Banyak harapan dan tujuan yang diletakkan pada pembangunan Masjid ini, terutama dalam masalah pengelolaan dan pengembangan Masjid Raya Al-Musyawarah. Dibutuhkan orang- orang yang sabar, istiqomah serta mempunyai niat hanya semata-mata mendapatkan Ridho dari Allah SWT. Fasilitas yang memadai dan letaknya sangat strategis, yaitu di dekat Mega Mall Kelapa Gading, perumahan, perkantoran dan dekat dengan penduduk merupakan suatu keteduhan di tengah-tengah masyarakat yang sangat sibuk dengan segala kegiatannya. Dan didukung dengan berbagai program yang telah dirancang oleh badan pengembangan Masjid Raya Al-Musyawarah menjadi Masjid yang dapat memberikan solusi terhadap semua permasalahan umat dan sebagai pusat peradaban Islam. Salah satu program yang ada di Masjid ini yaitu adanya layanan Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah. Berdasarkan paparan di atas, penulis sangat tertarik untuk mengambil judul “Fungsi Layanan Kesehatan Masjid : Analisis Fungsi Manajemen Pos Sehat Masjid Raya Al-Musyawarah Kelapa Gading Jakarta Utara.”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah