50
Dari data yang ditemukan, umur responden 34 tahun sebanyak 9 atau 2 orang, 35 tahun sebanyak 2 orang atau 9 , 36 tahun sebanyak 2 orang atau
9, 42 tahun sebanyak 1 orang atau 5, 43 tahun sebanyak 2 orang atau 9, 44 tahun sebanyak 1 orang atau 5, 52 tahun sebanyak 1 orang atau 5, 55
tahun sebanyak 1 orang atau 5, 56 tahun sebanyak 2 orang atau 9, 58 tahun sebanyak 2 orang atau 9, 60 tahun sebanyak 2 orang atau 9, 62
tahun sebanyak 2 orang atau 9, 63 tahun sebanyak 2 orang atau 9, 65 tahun sebanyak 2 orang atau 9.
B. Metode Pengajaran yang Diterapkan Pada Pengajian ”Qiraat Sab’ah” di
LBIQ Provinsi DKI Jakarta.
Program pengajaran di LBIQ sangat beraneka ragam, semua tergantung dari dosen, ustadz atau guru pada bidangnya masing-masing.
Untuk metode pengajaran yang dterapkan pada pengajian qiraat sab’ah ini, LBIQ menggunakan bentuk komunikasi kelompok dan antar pribadi. Dalam
hal komunikasi kelompok yakni komunikasi yang dilakukan oleh ustadz dengan sejumlah jam’ah yang berkumpul dalam bentuk kelompok. Dalam
komunikasi ini ustadz secara langsung berhadapan dengan komunikan atau jama’ah untuk memberikan penjelasan tentang kaidah ushul dan kaidah farsy
yakni kaidah qiraat qur’aniyyah beberapa cara membaca al-Qur’an. Kaidah ushul ialah kaidah-kaidah dasar yang berlaku umum seperti
kaidah cara-cara membaca mim jama’, macam-macam mad, fath, imalah, idgham, tashil, raum, isymam, ikhtilas dan lain-lain.
51
Kaidah farsyu huruf ialah kaidah-kaidah khusus cara membaca kata atau kalimat tertentu.
1
Dalam hal ini, penulis juga melakukan tes secara langsung kepada para jama’ah, dengan melakukan tes secara langsung penulis
mendapatkan hasil yang lebih nyata dan dapat mengetahui berhasil atau tidak metode pengajaran yang diterapkan di LBIQ. Contohnya ketika penulis
menyaksikan dan melakukan tes langsung yang tentunya di dampingi oleh staff pengajar, penulis mendapatkan hasil yang memuaskan karena selain
membaca dengan bacaan imam Ashim layaknya bacaan yang seperti kita bawakan sehari-hari. Sebagian besar para jama’ah mampu membaca al-Qur’an
dengan bacaan imam yang tujuh, diantaranya bacaan imam Abu Amir dengan riwayat as-Susi dalam surat al-Fatihah, jama’ah membaca dengan menerapkan
kaidah ushul dan kaidah Farsy secara benar. Seperti halnya ketika membaca mim jama’ jika diikuti hamzah qatha’ maka jama’ah membacanya dengan
benar yakni dengan shilah, untuk mad dan qashr sesuai kaidah yakni mad asli dua harakat, mad aridh lissukun dan mad badal dapat dibaca duaqashr
empattawassuth dan enam thul harakat, mad muttasil dan munfasil enam harakat serta membaca kalimat
ﻚﻠﻣ tanpa menggunakan alif.
Komunikasi kelompok ini memberikan feedback secara langsung, sehingga komunikan atau ustadz dapat mengetahui berhasil atau tidak
komunikasi yang sedang berlangsung. Sedangkan untuk menerapkan cara bacaan tersebut dalam pengajaran qiraat sab’ah seorang ustadz menggunakan
bentuk komunikasi antarpribadi. Komunikasi yang sifatnya dua arah dan timbal balik ini, juga memberikan feedback secara langsung karena
1
Muhsin Salim, Ilmu Qiraat Tujuh : Bacaan Al-Qur’an Menurut Tujuh Imam Qiraat Dalam Thariq Asy Stathibiyyah,h.12-13
52
komunikasi ini dilakukan bertatap muka langsung antara dua orang. Dalam komunikasi antarpribadi ini komunikator dan komunikan dapat bergantian
fungsi, contohnya ketika ustadz atau komunikator menmpraktekkan cara baca al-Qur’an dengan salah satu imam yang tujuh maka komunikan atau jama’ah
hanya melihat cara pengucapan secara lisan iqra dan memperhatikan secara seksama. Begitu juga sebaliknya, jika peran komunikator usai, maka jama’ah
dapat berperan sebagai komunikator dengan menirukan yang telah di contohkan.
Komunikasi ini merupakan komunikasi yang dapat merubah perilaku seseorang, untuk pengajaran qiraat sab’ah komunikasi antarpribadi
memberikan perspektif baru tentang diri sendiri, memahami lebih mendalam tentang sikap dan juga perilaku kita terutama dalam hal bagaimana diri kita
mempelajari qiraat.
C. Efektifitas Pengajian ”Qiraat Sab’ah” pada jama’ah LBIQ Provinsi DKI