BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1      Kesimpulan
Setelah  membahas  mengenai  miso  maka  penulis  dapat  mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1.  Miso  adalah  kedelai  yang  di  fermentasi  yang  mempunyai  teksture  seperti pasta  dan  mempunyai  rasa  asin.  Miso  merupakan  bahan  masakan  atau
bumbu tradisional Jepang yang banyak di gandrungi masyarakat Jepang dan masyarakat  di  luar  Jepang  ,  orang  orang  sering  menyebutnya  tauco  dari
Jepang. Hal ini dapat dilihat dari kegemaran masyarakat menggunakan miso sebagai  bahan  baku  tambahan  membuat  masakan  Jepang  dan  masakan
lainnya.  Miso  dapat  ditemui  di  toko  toko  khusus  tapi  sekarang  bisa didapatkan di toko toko sepanjang tahun.
2.  Miso  dapat  dikenali  dari  warna  dan  rasa  miso  itu  sendiri  rasa  miso bervariatif  tergantung  dari  cara  pembuatannya  semakin  lama  difermentasi
semakin  enak  rasanya.  Rasa  miso  dari  manis,  asam,  asin,  dan  pahit.3.Miso memiliki  berbagai  fungsi  dan  kegunaan  yang  sangat  berguna  bagi  tubuh
karena  miso  merupakan  sumber  protein  dan  mengandung  vitamin  B-12, vitamin B-2, vitamin E dan isoflavon.
22
Universitas Sumatera Utara
4.2      Saran
Setelah mengetahui seluk beluk miso, maka penulis dapat menyarankan: 1.Sebaiknya  miso  lebih  sering  diguakan  ke  masakan  lain.  Selain  enak  miso
juga sebagai sumber protein dan vitamin yang sangat baik bagi tubuh. 2.Sebaiknya  miso  lebih  di  perkenalkan  lagi  kepada  masyarakat  luar  Jepang.
Agar semua jenis miso dapat diketahui dan dinikmati oleh masyarakat luas.
23
Universitas Sumatera Utara
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MISO JEPANG
2.1     Sejarah Miso di Jepang
Asal-usul  miso  adalah  makanan  bernama  chiang  atau  jang  yang  sudah dikenal di Dinasti Zhou, Tiongkok sejak tahun 700 SM. Pada waktu itu sudah ada
pegawai bagian dapur istana yang bertugas khusus membuat chiang. Dalam kitab Zhouli  tentang  protokol  istana  asal  abad  ke-2  SM  ditulis  tentang  kaisar  yang
berlutut di depan sebuah piring berisi chiang. Pendeta  Buddha  membawa  chiang  dari  Tiongkok  melalui  Semenanjung
Korea  pada  abad  ke-7.  Di  Jepang,  makanan  tersebut  disebut  Hishio  atau  Kuki. Penjelasan sejarawan dari zaman Edo mengatakan bahwa chiang dikembangkan di
Jepang  dengan  resep dan proses  pembuatan tersendiri, dan menghasilkan  produk yang disebut miso serta shoyu. Sewaktu miso mengalami fermentasi, cairan yang
mengambang  di  atas  miso  ternyata  enak  bila  dipakai  untuk  bumbu  masakan  dan disebut taman salah satu jenis shoyu atau kecap asin.
Pada  zaman  Nara,  di  ibu  kota  Heian-kyo  sudah  ada  toko  yang  menjual miso,  namun  ditulis  dengan  aksara  kanji  yang  berbeda.  Literatur  klasik  zaman
Heian menyebut tentang resep zosui bubur dari nasi dengan bumbu miso. Menu  satu  hari  untuk  makanan  samurai  zaman  Kamakura  adalah  5  Go
beras  yang  tidak  disosoh,  sup  miso,  dan  ikan  asin.  Menu  seperti  ini  nantinya menjadi menu dasar bagi makanan sehari-hari orang Jepang. Pada perkembangan
7
Universitas Sumatera Utara
selanjutnya, miso mulai dibuat sendiri di rumah. Jumlah miso yang dibuat untuk  satu  keluarga  dihitung  berdasarkan  jumlah  anggota  keluarga,  dengan
perkiraan  konsumsi  miso  per  tahun  untuk  satu  orang  sebanyak  lTo  sekitar  18 liter.
Pada  zaman Muromachi, berbagai jenis  miso  mulai diproduksi  di  daerah, dan  rakyat  biasa  mulai  bisa  menikmati  sup  miso.  Sebelumnya,  miso  hanya
digunakan sebagai lauk untuk makan nasi dan makanan olahan. Hobamiso adalah salah  satu  jenis  miso  yang  dipanggang  di  atas  daun  sebagai  lauk  untuk  makan
nasi. Miso  merupakan  komoditas  penting  dan  salah  satu  makanan  untuk
perbekalan  perang  di  zaman  Sengoku.  Selama  perang,  miso  menjadi  sumber protein  yang  penting  bagi  kalangan  samurai.  Bagi  samurai  di  berbagai  daerah,
perdagangan  miso  juga  merupakan  salah  satu  sumber  pemasukan  daerah  yang penting. Pada zaman Edo, miso kembali digunakan sebagai bumbu masak. Sejak
abad ke-19 zaman Meiji, miso mulai menjadi barang dagangan yang diproduksi secara besar-besaran.
Kedalaman  warna  dengan  miso  tertentu  juga  dapat  memberitahu  Anda sesuatu tentang rasa. Secara umum, semakin gelap warna, semakin lama itu sudah
difermentasi  dan  kuat akan  rasa. Kedua misos kuning  dan merah kadang-kadang diberi  label  barley  miso,  jadi  warna  sebenarnya  dari  pasta  untuk  indikasi
seberapa ringan atau kuat itu.
8
Universitas Sumatera Utara
2.2 Macam-macam Miso Menurut Daerah di Jepang