BAB 4
METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain potong lintang cross sectional.
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RSUP H. Adam Malik selama 3 bulan, yaitu pada bulan September-November 2015.
4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi Target
Populasi target penelitian ini adalah seluruh pasien katarak senilis yang dilakukan operasi katarak
4.3.2. Populasi Terjangkau
Penderita katarak senilis yang menjalani operasi katarak di RSUP H. Adam Malik
4.3.3. Sampel 4.3.3.1. Kriteria Inklusi
1 Pasien katarak senilis usia ≥ 50 tahun yang telah menjalani operasi
katarak yang disertai penanaman lensa intraocular 2
Pasien datang untuk evaluasi pascaoperasi dan tajam penglihatan stabil diukur antara minggu 4 sampai minggu 8 pascaoperasi
4.3.3.2 Kriteria Eksklusi
1 Data rekam medik tidak lengkap
4.3.4. Metode Pengambilan Sample
Metode pengambilan sample yang digunakan adalah consecutive sampling
Universitas Sumatera Utara
4.3.5. Besar Sample
Besar sample dalam penelitian ini adalah seluruh anggota populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi
4.4. Teknik Pengumpulan Data 4.4.1. Bahan
Bahan penelitian ini adalah rekam medik penderita katarak senilis di RSUP H. Adam Malik
4.4.2. Cara Kerja
1 Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatra Utara RSUP H. Adam Malik dengan menggunakan rekam medik.
2 Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder dari rekam medic yang
meliputi identitas penderita nama, usia, jenis kelamin, riwayat penyakit, visus preoperasi, visus pascaoperasi antara minggu ke-4 sampai minggu
ke-8, stadium katarak, bagian mata yang dioperasi, dan kadar gula darah KGD preoperasi.
4.4.3. Alur Penelitian
Gambar 4. Alur Penelitian Hitung sampel
Pemilihan rekam medik
Memenuhi kriteria inklusi
Pencatatan data yang diperlukan kriteria eksklusi
Analisis data dan penyusunan laporan penelitian
Universitas Sumatera Utara
4.5. Pengolahan dan Analisis Data
Data tersebut dianalisa menggunakan program statistik analisa data yaitu analisa univariat. Analisis univariat untuk deskripsi data seperti rerata, median,
mode , proporsi, dan seterusnya. Analisis data dilakukan menggunakan program
komputer.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian 5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bagian Rekam Medis RSUP H. Adam Malik Medan yang berlokasi di Jl. Bunga Lau No. 17, Medan Tuntungan Km. 12.
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan merupakan rumah sakit kelas A sesuai SK Menkes No. 334Menkes SK VII1990 dan sebagai rumah sakit
pendidikan sesuai dengan SK Menkes No. 502MenkesSKIX1991. Rumah sakit ini juga sebagai pusat rujukan wilayah pembangunan A yang meliputi Provinsi
Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat dan Riau.
5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden Penelitian
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pasien katarak senilis yang dioperasi dan menjalani rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan
tahun 2012-2014 yang memenuhi criteria inklusi yaitu sebanyak 72 sampel.
5.1.3 Distribusi Penderita Katarak 5.1.3.1 Umur
Tabel 5.1 Distribusi Kelompok Umur Pasien Katarak Senilis di RSUP H. Adam Malik
Berdasarkan penelitian, diperoleh data penderita katarak senilis yang paling banyak adalah kelompok berumur 55 tahun dimana terdapat 59 pasien 81,9,
kemudian diikuti dengan kelompok usia ≤ 55 tahun sebanyak 13 pasien 18,1.
No Umur
Jumlah Persentase
1 ≤ 55tahun
13 18.1
2 55 tahun
59 81.9
Total 72
100
Universitas Sumatera Utara
5.1.3.2 Jenis Kelamin Tabel 5.2
Distribusi Jenis Kelamin Pasien Katarak Senilis di RSUP H. Adam Malik
No Jenis Kelamin
Jumlah Persentase
1 Laki-Laki
35 48.6
2 Perempuan
37 51.4
Total 72
100
Berdasarkan penelitian, jenis kelamin pasien katarak senilis yang paling banyak adalah perempuan yaitu sebanyak 37 51,4 pasien dan laki-laki sebanyak 35
48,6 pasien.
5.1.3.3 Mata yang dioperasi Tabel 5.3
Distribusi Mata Pasien Katarak Senilis yang Dioperasi di RSUP H. Adam Malik
No Jenis Kelamin
Jumlah Persentase
1 Kanan
45 62.5
2 Kiri
27 37.5
Total 72
100
Berdasarkan penelitian, sisi mata pasien katarak senilis yang dioperasi paling banyak adalah mata kanan yaitu sebanyak 45 62,5 pasien dan mata kiri
sebanyak 27 37,5 pasien.
Universitas Sumatera Utara
5.1.3.4 Visus Pre Operasi Tabel 5.4
Distribusi Pasien Katarak Senilis Berdasarkan Visus Pre Operasi di RSUP H. Adam Malik
No Visus
Jumlah Persentase
1 Baik
2 Sedang
3 4.2
3 Buruk
69 95.8
Total 72
100
Berdasarkan penelitian, diperoleh visus pre operasi pasien katarak senilis kebanyakan sudah mencapai kategori buruk ketika akan dioperasi yaitu terdapat
69 95,8 pasien, kemudian diikuti dengan kategori sedang dan baik masing- masing 3 4.2 pasien dan 0 0 pasien.
5.1.3.5 Visus Post Operasi Tabel 5.5
Distribusi Pasien Katarak Senilis Berdasarkan Visus Post Operasi di RSUP H. Adam Malik
No Visus
Jumlah Persentase
1 Baik
27 37.5
2 Sedang
21 29.2
3 Buruk
24 33.3
Total 72
100
Berdasarkan penelitian, diperoleh visus pasien katarak senilis setelah operasi katarak persentase tiap kategori tidak jauh berbeda tetapi paling banyak mencapai
kategori baik yaitu terdapat 27 37,5 pasien, kemudian diikuti dengan kategori buruk dan sedang masing-masing 24 33.3 pasien dan 21 29.2 pasien.
Universitas Sumatera Utara
5.1.3.6 Riwayat Penyakit Tabel 5.6
No Riwayat Penyakit
Jumlah Persentase
1 DM
23 31.9
2 Non- DM
49 68.1
Total 72
100
Berdasarkan penelitian, diperoleh mayoritas pasien tidak memiliki riwayat penyakit Diabetes Melitus DM yaitu sebanyak 49 68,1 pasien diikuti dengan
pasien yang memiliki riwayat penyakit DM sebanyak 23 31,9 pasien.
5.1.3.7 Stadium Katarak Tabel 5.7
Distribusi Stadium Katarak Pasien Katarak Senilis di RSUP H. Adam Malik
No Stadium Katarak
Jumlah Persentase
1 Insipien
2 Imatur
21 29.2
3 Matur
51 70.8
4 Hipermatur
Total 72
100
Berdasarkan penelitian, diperoleh stadium katarak yang paling banyak adalah stadium matur dimana terdapat 51 pasien 70,8, kemudian diikuti dengan
stadium imatur 21 pasien 29,2, stadium insipient dan stadium hipermatur masing-masing 0 pasien 0.
Universitas Sumatera Utara
5.1.3.8 Kadar Gula Darah Tabel 5.8
Distribusi Kadar Gula Darah Pasien Katarak Senilis Berdasarakan Riwayat Penyakit DM di RSUP H. Adam Malik
No Kadar Gula Darah
DM Non-DM
Jumlah 1
Normoglikemi 5
49 54 75
2 Hiperglikemi
18 18 25
Total 23
49 72 100
Berdasarkan penelitian, diperoleh data jumlah pasien katarak senilis yang memiliki KGD normal ada 54 75 pasien dimana 49 90,7 pasien tidak
menderita Diabetes Melitus dan 5 9,3 pasien menderita Diabetes Melitus, diikuti dengan KGD tinggi ada 18 25 pasien dimana 18 100 pasien
tersebut menderita Diabetes Melitus.
5.1.3.9 Jenis Operasi Tabel 5.9
Distribusi Pasien Katarak Senilis Berdasarkan Jenis Operasi di RSUP H. Adam Malik
No Jenis Operasi
Jumlah Persentase
1 EKEK
60 83.3
2 SICS
7 9.7
3 Fakoemulsifikasi
5 6.9
Total 72
100
Berdasarkan penelitian, diperoleh jenis operasi yang dilakukan yang paling banyak adalah EKEK dimana terdapat 60 pasien 83,3, kemudian diikuti
dengan SICS dan Fakoemulsifikasi masing-masing 7 9,7 pasien dan 5 6,9 pasien.
Universitas Sumatera Utara
5.2 Pembahasan
Dalam penelitian ini ada beberapa karakteristik yang dapat mempengaruhi terjadinya katarak dan hasil operasi yaitu, umur, jenis kelamin, sisi mata yang
dioperasi, visus pre-operasi, visus pasca operasi, stadium katarak, riwayat diabetes melitus, dan kadar gula darah pre operasi.
Untuk mengetahui gambaran karakteristik dari katarak senilis maka dapat diuraikan:
5.2.1 Umur
Dari tabel 5.1 diketahui bahwa dari 72 orang penderita katarak senilis di RSUP H. Adam Malik, sebagian besar berada pada kelompok umur di atas 55
tahun yaitu 59 pasien 81,9 dan persentase terkecil berada pada kelompok umur di bawah 55 tahun yaitu 13 pasien 8,1. Hal ini juga didukung oleh penelitian
di RS. Sobirin tahun 2014 terhadap 48 penderita katarak senilis yang dilakukan Imelda Erman menunjukkan bahwa jumlah pasien di atas umur 55 tahun adalah
yang paling banyak yaitu 68,8.
5.2.2 Jenis Kelamin
Dari tabel 5.2 diketahui bahwa dari 72 orang penderita katarak senilis di RSUP H. Adam Malik, sebagian besar adalah perempuan yaitu sebanyak 37
51,4 pasien dan laki-laki 35 48,6 pasien. Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin didapatkan persentasi pasien laki-laki dan perempuan tidak banyak
berbeda. Hal ini juga didukung oleh penelitian oleh Laura pada tahun 2008 terhadap 68 pasien katarak senilis menunjukkan bahwa distribusi pasien katarak
senilis berdasarkan jenis kelamin tidak jauh berbeda yaitu 51,5 perempuan dan 48,5 laki-laki.
5.2.3 Mata yang Dioperasi
Dari tabel 5.3 diketahui bahwa dari 72 pasien katarak senilis di RSUP H. Adam Malik, sisi mata pasien yang paling banyak terkena katarak adalah mata
bagian kanan yaitu sebanyak 62,5. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian oleh
Universitas Sumatera Utara
Laura terhadap 68 pasien katarak senilis yang menunjukkan mayoritas 79,4 pasien pada sampel menjalani operasi katarak pada mata bagian kiri.
5.2.4 Visus Pre Operasi
Dari tabel 5.4 diketahui bahwa visus dari 72 pasien katarak senilis di RSUP H. Adam Malik 95,8 sudah mencapai kategori buruk ketika menjumpai
dokter mata. Hal yang sama juga terlihat pada penelitian yang dilakukan di Oman dimana 80,5 pasien sudah mencapai visus kategori buruk ketika menjumpai
dokter Khandaker dan Raisi, 2009. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2012 dimana 69,5 sudah
mencapai visus kategori buruk ketika menjumpai dokter Laura, 2008 . Hal ini dapat dipengaruhi oleh status pendidikan dan ekonomi pasien dimana kurangnya
informasi tentang kesehatan terutama katarak dan pasien dengan status ekonomi rendah cenderung tidak memprioritaskan pengobatan katarak sebelum keadaannya
benar-benar sangat mengganggu Pujiyanto, 2004.
5.2.5 Visus Post Operasi
Dari tabel 5.5 diketahui bahwa visus dari 72 pasien katarak senilis di RSUP H. Adam Malik mayoritas 37,5 27 pasien mencapai visus kategori baik
setelah dilakukan tindakan operasi. Dari 27 pasien tersebut, 70.3 adalah pasien dengan non-DM dan sisanya 29,7 adalah pasien DM. Hal ini di dukung juga
oleh penelitian Nungki yang dilakukan di Semarang dimana 97,5 pasien tanpa riwayat DM dapat memiliki visus baik setelah operasi dibandingkan pada pasien
DM yang hanya 77,5 Dari hasil penelitian masih ada pasien yang termasuk dalam kriteria visus
buruk, tetapi secara kuantitatif visusnya mengalami kenaikan. Hal ini dapat dipengaruhi oleh berbagai factor seperti usia, DM yang lama tidak terkontrol,
perawatan pasca operasi yang kurang baik, sehingga dapat menimbulkan komplikasi-komplikasi lainnya Harper et al, 2010.
Universitas Sumatera Utara
5.2.6 Riwayat Penyakit
Dari tabel 5.6 diketahui bahwa dari 72 pasien katarak senilis di RSUP H. Adam Malik, hanya 31,9 pasien yang memiliki riwayat penyakit DM, padahal
penelitian lain menyebutkan bahwa pasien diabetes melitus cenderung untuk menderita katarak pada usia lebih muda Devgan, 2010. Hal ini disebabkan
pasien katarak senilis yang memiliki riwayat DM di RSUP H. Adam Malik banyak yang menolak untuk dioperasi karena takut akan komplikasi yang
mungkin terjadi pasca operasi dan karena kebanyakan pasien sudah mencapai stadium kritis dan retinopati diabetika.
5.2.7 Stadium Katarak
Dari tabel 5.7 diketahui bahwa dari 72 pasien katarak senilis di RSUP H. Adam Malik, 70,8 pasien katarak sudah mencapai stadium matur ketika
menjumpai dokter. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada pasien katarak yang dioperasi di RSUP H. Adam Malik sebagian besar memiliki tingkat
pendidikan hanya sampai SD-SMP yaitu 71,3 sehingga kurangnya pengetahuan dan informasi tentang kesehatan khususnya katarak. Hal ini juga dapat
dipengaruhi oleh status ekonomi pasien, dimana pasien dengan status ekonomi rendah cenderung tidak memprioritaskan pengobatan katarak sebelum keadaannya
benar-benar sangat mengganggu Pujiyanto, 2004.
5.2.8 Kadar Gula Darah
Dari tabel 5.8 diketahui bahwa dari 72 pasien katarak senilis di RSUP H. Adam Malik 75 pasien katarak memiliki kadar gula darah yang normal sebelum
operasi. Sisanya 25 pasien yang memiliki kadar gula tinggi seluruhnya adalah pasien katarak yang juga memiliki riwayat penyakit diabetes melitus. Pasien
diabetes melitus cenderung untuk menderita katarak pada usia lebih muda Devgan, 2010
Universitas Sumatera Utara
5.2.9 Jenis Operasi
Dari tabel 5.9 diketahui bahwa dari 72 pasien katarak senilis di RSUP H. Adam Malik 83,3 pasien katarak dilakukan operasi katarak jenis EKEK Extra
capsular Cataract Extraction. Hal ini juga didukung oleh penelitian di Oman pada tahun 2009 dimana 84 pasien katarak dilakukan operasi katarak jenis EKEK
Khandekar dan Raisi, 2009. Hal ini juga mungkin disebabkan oleh biaya operasi untuk jenis operasi yang lain seperti fakoemulsifikasi lebih mahal daripada EKEK
namun hasil penelitian menunjukkan bahwa ketajaman visus pasca operasi untuk jenis operasi fakoemulsifikasi secara signifikan lebih baik daripada kelompok
EKEK p 0,05 dan odds ratio = 28,5 RSUP Fatmawati, 2009.
5.2.10 Tabulasi Silang Antara Umur Penderita dan Stadium Katarak
Tabel 5.10 Tabulasi Silang Penderita Katarak Berdasarkan Umur dengan Stadium Katarak di Unit Penyakit Mata di RSUP H. Adam Malik Medan
No Umur
Stadium Katarak Total
Imatur Matur
1 ≤ 55
6 46,1
7 53,9
13 100
2 55
15 25,4
44 74,6
59 100
Berdasarkan tabulasi silang pada tabel 5.10 menunjukkan jumlah penderita katarak yang paling banyak pada golongan umur 55 tahun dengan
stadium katarak senilis matur sebanyak 44 orang 74,6 sedangkan pada golongan umur ≤ 55 tahun juga dengan stadium katarak senilis matur sebanyak 7
orang 53,9 . Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa adanya hubungan antara usia dan stadium katarak. Penelitian tersebut
menunjukkan bahwa persentase pengaruh usia terhadap stadium katarak adalah sebesar 59 Tabandeh et al, 1994
Universitas Sumatera Utara
5.2.11 Tabulasi Silang Antara Riwayat DM dan Umur Penderita
Tabel 5.11 Tabulasi Silang Penderita Katarak Berdasarkan Riwayat DM dan Umur di Unit Penyakit Mata di RSUP H. Adam Malik Medan
No Riwayat
Penyakit Kelompok Usia
Total ≤ 55
55 1
DM 6
26 17
74 23
100 2
Non-DM 7
14,2 42
85,8 49
100
Berdasarkan tabulasi silang pada tabel 5.11 menunjukkan jumlah penderita katarak yang berusia ≤ 55 tahun dengan riwayat DM sebanyak 26 sedangkan
pada pasien tanpa riwayat DM sebanyak 14,2 . Penelitian yang dilakukan oleh Machan di Canada pada tahun 2012 menyatakan probabilitas dari 50 prevalensi
katarak terjadi pada usia 4 tahun lebih awal pada pasien DM di banding pasien yang tidak memiliki riwayat DM.
5.2.12 Tabulasi Silang Antara Riwayat DM dan Visus Post Operasi
Tabel 5.12 Tabulasi Silang Penderita Katarak Berdasarkan Riwayat DM dengan Visus Post Operasi di Unit Penyakit Mata di RSUP H. Adam Malik
Medan
No Riwayat
Penyakit Kategori Visus
Total Baik
Sedang Buruk
1 DM
8 34,7
4 17,3
11 48
23 100
2 Non-DM
19 38,7
17 34,7
13 26,6
49 100
Berdasarkan tabulasi silang pada tabel 5.12 menunjukkan jumlah penderita katarak yang tidak memiliki riwayat DM paling banyak memiliki visus pasca
operasi dengan kategori baik sebanyak 19 orang 38,7 juga pada penderita
Universitas Sumatera Utara
katarak denga riwayat DM paling banyak memiliki visus pasca operasi dengan kategori baik tetapi hanya sebanyak 8 orang 34,7. Hasil ini juga didukung oleh
penelitian Laura terhadap 68 pasien katarak dimana tidak terdapat perbedaan visus pasca operasi yang bermakna antara pasien katarak senilis dengan DM dan non-
DM.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Penderita katarak senilis yang paling banyak adalah kelompok berumur 55 tahun dimana terdapat 59 pasien 81,9, kemudian diikuti dengan
kelompok usia ≤ 55 tahun sebanyak 13 pasien 18,1.
6.1.2 Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin didapatkan persentasi pasien laki-laki dan perempuan tidak banyak berbeda yaitu sebanyak 37 51,4
pasien perempuan dan 35 48,6 pasien laki-laki.
6.1.3 Distribusi sampel berdasarkan sisi mata pasien yang terkena katarak mayoritas adalah mata bagian kanan yaitu sebanyak 62,5
6.1.4 Visus pre operasi pasien katarak senilis kebanyakan sudah mencapai kategori buruk ketika akan dioperasi yaitu terdapat 69 95,8 pasien, kemudian
diikuti dengan kategori sedang dan baik masing-masing 3 4.2 pasien dan 0 0 pasien.
6.1.5 Visus pasien katarak senilis setelah operasi katarak persentase tiap kategori tidak jauh berbeda tetapi paling banyak mencapai kategori baik yaitu
terdapat 27 37,5 pasien, kemudian diikuti dengan kategori buruk dan sedang masing-masing 24 33.3 pasien dan 21 29.2 pasien
6.1.6 Mayoritas pasien katarak senilis 49 68,1 pasien tidak memiliki riwayat penyakit Diabetes Melitus
6.1.7 Distribusi sampel berdasarkan stadium katarak mayoritas adalah stadium matur dimana terdapat 51 pasien 70,8, kemudian diikuti dengan stadium
imatur 21 pasien 29,2, stadium insipient dan stadium hipermatur masing- masing 0 pasien 0.
6.1.8 Jumlah pasien katarak senilis yang memiliki KGD normal ada 54 75 pasien dimana 49 90,7 pasien tidak menderita Diabetes Melitus dan 5
9,3 pasien menderita Diabetes Melitus, diikuti dengan KGD tinggi ada 18 25 pasien dimana 18 100 pasien tersebut menderita Diabetes
Melitus.
6.1.9 Jenis operasi yang dilakukan yang paling banyak adalah EKEK dimana terdapat 60 pasien 83,3, kemudian diikuti dengan SICS dan
Fakoemulsifikasi masing-masing 7 9,7 pasien dan 5 6,9 pasien.
Universitas Sumatera Utara
6.1.10 Dari hasil tabulasi silang antara umur penderita dan stadium katarak didapatkan bahwa mayoritas pada pasien berusia 55 tahun dengan stadium
katarak yang sudah mencapai stadium matur sebanyak 44 orang 74,6
6.1.11 Dari hasil tabulasi silang antara riwayat DM dan umur pasien didapatkan bahwa penderita katarak y
ang berusia ≤ 55 tahun dengan riwayat DM sebanyak 26 sedangkan pada pasien tanpa riwayat DM sebanyak 14,2 .
6.1.12Dari hasil tabulasi silang antara riwayat DM dan visus pasca operasi didapatkan jumlah penderita katarak yang tidak memiliki riwayat DM paling
banyak memiliki visus pasca operasi dengan kategori baik sebanyak 19 orang 38,7 juga pada penderita katarak dengan riwayat DM paling
banyak memiliki visus pasca operasi dengan kategori baik tetapi hanya sebanyak 8 orang 34,7
6.2 Saran