5. Kewajiban Jurusita Pajak
1 Memperlihatkan kartu tanda pengenal Jurusita Pajak.
2 Memberitahukan dengan pernyataan dan penyerahan Surat Paksa.
3 Membuat Berita Acara Pemberitahuan Surat Paksa SP.
4 Menyampaikan Surat Perintah Melakukan Penyitaan SPMP.
5 Membuat Berita Acara Pelaksanaan Sita BAS.
6 Membuat Lampiran Berita Acara Pelaksanaan Sita.
7 Menempelkan segel sita pada barang-barang yang di sita yang dianggap
perlu. 8
Meninggalkan Surat Paksa salinan dalam hal penanggung pajak menolak atau menerima salinan Surat Paksa.
B. Penagihan Pajak
1. Pengertian Penagihan Pajak
Menurut Pasal 1 angka 9 Undang-Undang 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 19 Tahun 2000. Penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan
menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa , mengusulkan pencegahan, melaksanakan
penyitaan, melaksanakan penyenderaan, menjual barang yang di sita.
2. Dasar Hukum Penagihan Pajak
1 Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
2 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan
Surat Paksa sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun
1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa selanjutnya disebut pula UU PPSP.
a Peraturan Pemerintah Nomor 135 Tahun 2000 tentang Tata Cara
Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. b
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 562KMK.042000 tentang Syarat-Syarat Pengangkatan dan
Pemberhentian Jurusita Pajak. c
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 24PMK.032008 tentang Tatacara Penagihan Pajak Seketika dan
Sekaligus dan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. d
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor 62PJ.2001 tentang Tatacara Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Penanggung
Pajak yang Tersimpan pada Bank dalam Rangka Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.
3. Dasar Penagihan Pajak
Sesuai dengan Pasal 18 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 Tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan, yang menjadi dasar penagihan pajak adalah Surat Tagihan Pajak STP, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambah
SKPKBT, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan , dan
Keputusan Banding. Atas ketetapan di atas , Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak yang harus di
bayar dengan syarat sebagai berikut ini: 1
Permohonan tersebut harus diajukan secara tertulis paling lambat 15 hari sebelum saat jatuh tempo pembayaran , utang pajak berakhir kecuali dalam
hal Wajib Pajak mengalami keadaan di luar kekuasaannya, dapat diajukan setelah batas waktu tersebut disertai alasan jumlah pembayaran pajak yang
dimohon diangsur atau ditunda. 2
Bersedia memberikan jaminan yang besarnya ditetapkan berdasarkan pertimbangan Kepala Kantor Pajak, kecuali apabila Kepala Kantor
Pelayanan Pajak menganggap tidak perlu. 3
Tidak mempunyai tunggakan pajak yang jatuh tempo. Apabila permohonan tersebut disetujui maka Kepala Kantor Pelayanan
Pajak atas nama Direktur Jendral Pajak menerbitkan Surat Keputusan sebagai berikut ini.
a Surat Keputusan Angsuran Pembayaran Pajak dengan masa
angsuran paling lama 12 bulan sejak diterbitkan tersebut. b
Surat Keputusan Penundaan Pembayaran Pajak dengan masa penundaan 12 bulan sejak diterbitkan keputusan tersebut.
4. Jadwal Waktu Pelaksanaan Tindakan Penagihan
Kegiatan Pelaksanaan penagihan sejak tanggal jatuh tempo pembayaran sampai dengan pengajuan permintaan penetapan tanggal dan tempat
pelelangan, meliputi jangka waktu 58 hari. Penentuan jangka waktu 58 hari tersebut diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1 Surat Teguran
Apabila utang pajak yang tercantum dalam Surat Teguran Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar,Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan , tidak dilunasi sampai melewati 7 hari dari batas waktu jatuh tempo satu bulan sejak tanggal diterbitkannya.
2 Surat Paksa
Surat Paksa diberitahukan dengan pernyataan kepada Wajib Pajak atau Penanggung Pajak setelah lewat 21 hari sejak tanggal Surat Teguran.
3 Surat Perintah Melakukan Penyitaan
Surat Perintah Melakukan Penyitaan dibuat , jika Wajib Pajak tidak melunasi utang pajaknya meskipun sudah dilaksanakan penagihan
dengan Surat Paksa. Surat Perintah Melakukan Penyitaan dikeluarkan segera setelah dua
kali dua puluh empat jam Surat Paksa diberitahukan dengan pernyataan Wajib Pajak.
4 Pengumuman Lelang
Pengumuman Lelang dilakukan jika, Wajib Pajak tidak melunasi utang pajaknya meskipun sudah dilaksanakan penagihan dengan Surat
Perintah Melakukan Penyitaan. Pengumuman lelang dikeluarkan setelah 14 hari SPMP diberitahukan dengan pernyataan kepada Wajib
Pajak.
5 Lelang
Lelang dilakukan jika Wajib Pajak tidak melunasi utang pajaknya meskipun sudah dilakukan pengumuman lelang. Lelang dilakukan
setelah 14 hari pengumuman lelang dilaksanakan.
5. Petunjuk Teknisi Tindakan Pelaksanaan Penagihan
Petunjuk Teknis Tindakan Pelaksanaan Penagihan yang dilakukan dapat dijelaskan sebagai berikut ini:
1 Pengeluaran Surat Paksa
a Jurusita menilai Buku Register Tindakan Penagihan dan Buku Register
Tindakan Pengawasan Penagihan terhadap Wajib Pajak yang belum melunasi utang pajaknya setelah dikeluarkan Surat Teguran.
b Setelah Jurusita Pajak meneliti Buku-Buku Register tersebut di atas,
kemudian Jurusita membuat Surat Paksa dengn menggunakan formulir dan melalui Kasubsi Penagihan serta Kasi Penagihan meneruskannya
kepada Kepala KPP untuk ditandatangani oleh Kepala KPP, Surat Paksa dicatat pada Buku Register Surat Paksa Nomor dan tanggal Surat Paksa
Dicatat pada Buku Register Pengawasan Penagihan. Buku Register Tindakan Penagihan dan pada Tindakan STPSKPKBSKPKBT yang
bersangkutan. Buku Register Surat Paksa memuat kolom nomor urut,tanggal, nama, alamat WP,NPWP, dan Keterangan Pengisian formulir
Surat Paksa dilakukan secara jelas,lengkap, dan benar. c
Jurusita melaksanakan penagihan dengan Surat Paksa Pelaksanaan penagihan pajak dengan Surat Paksa dapat dijelaskan sebagai
berikut ini:
1 Jurusita menandatangani tempat tingaal atau tempat kedudukan
Wajib Pajak atau Penanggung Pajak dengan memperlihatkan tanda pengenal dari Jurusita mengemukakan maksud kedatangannya,
yaitu memberitahukan Surat Paksa dengan Pernyataan dan menyerahkan salinan Surat Paksa tersebut..
2 Jika Jurusita bertemu langsung dengan Wajib Pajak Penanggung
Pajak, maka Wajib PajakPenanggung Pajak diminta memperlihatkan surat-surat keterangan pajak yang ada untuk
diteliti. Tujuan penelitian surat-surat keterangan pajak dari Wajib PajakPenanggung Pajak dapat dijelaskan sebagai berikut ini.
- Untuk mengetahui kesesuaian jumlah tunggakan pajak
menurut STPSKPKBSKPKBTSK. PembetulanSK KeberatanPutusan banding dengan jumlah tunggakan
yang tercantum pada Surat Paksa. -
Untuk mengetahui adanya Surat Paksa Keputusan Pembetulan dan Keberatan Penghapusan.
- Untuk mengetahui adanya kelebihan pembayaran dari
tahun atau jenis pajak lainnya yang belum diperhitungkan. -
Untuk mengetahui apakah utang pajak di dalam Surat Paksa ada pengajuan keberatan.
3 Apabila Jurusita tidak menjumpai Wajib Pajak Penanggung Pajak
maka Salinan Surat Paksa tersebut dapat diserahkan kepada pihak- pihak sebagai berikut ini:
- Keluarga Penanggung Pajak atau orang yang bertempat
tinggal bersama Wajib PajakPenanggung Pajak yang akil baliqdewasa dan sehat mental.
- Anggota Pengurus Komisaris atau para persero dari Badan
Usaha yang bersangkutan. -
Pejabat Pemerintah setempat,dalam hal ini mereka yang tersebut pada angka satu dan angka dua diatas tidak
terjumpai. 4
Penanggung Pajak tidak ditemukan di kantor atau tempat usahatempat tinggal. Apabila hal ini terjadi, maka Jurusita dapat
menyerahkan salinan Surat Paksa kepada pihak-pihak sebagai berikuit ini:
- Seseorang yang ada di kantornya salah seorang pegawai
- Seseorang yang ada di tempat tinggalnya.
5 Tunggakan Pajak berbeda
Apabila dalam menyampaikan Surat Paksa Jurusita menemukan persoalan seperti diatas,yaitu tunggakan menurut Surat Paksa
berbeda dengan tunggakan menurut STPSKPKBSK Pembetulan, SK KeberatanPutusan Banding yang ada pada Penanggung Pajak,
maka Jurusita tidak boleh merubah,mencoret dan menambah apa yang tertulis pada Surat Paksa.
Jurusita mengembalikan Surat Paksa tersebut kepada Kepala Seksi Penagihan Sub Seksi Penagihan dengan disertai laporan dan
usulan agar dikeluarkan Surat Paksa yang baru dengan menggunakan nomor dan tanggal yang sama sesuai dengan data-
data sebenarnya. Hal ini dapat pula atas kesalahan alamat Nomor Tindakan STPSKPKBSKPKBTSK Pembetulan SK
KeberatanPutusan Banding. 6
Penanggung Pajak menolak Surat Paksa Adakalanya Penanggung Pajak menolak menerima Surat Paksa
dengan berbagai alasan. Apabila alasan penolakan adalah karena kesalahan Surat Paksa sendiri maka penyelesaiannya adalah
seperti yang telah diuraikan di atas.Apabila penolakan didasarkan pada alasan lain yang dapat disebut dibawah ini.
a Karena sedang mengajukan surat keberatan
b Sengaja menolak dengan alasan yang tidak jelas
Maka terhadap hal-hal yang demikian, Jurusita Pajak tetap melaksanakan Surat Paksa tersebut dengan menyerahkan salinan
Surat Paksa kepada yang bersangutan. Dan apabila Penanggung Pajak atau wakilnya tetap menolak maka salinan Surat Paksa
tersebut dapat ditinggalkan saja pada tempat kediaman atau tempat Surat Paksa dianggap telah diberitahukan.
7 Surat Paksa tidak dapat disampaikan
Apabila karena satu dan lain hal Surat Paksa tidak dapat disampaikan kepada Penaggung Pajak yang bersangkutan maka
Jurusita harus membuat laporan tertulis mengenai sebab-sebab tidak dapat disampaikannya Surat Paksa , dan usaha apa yang telah
dilakukannya. Perlu ditambahkan,Jurusita terlebih dahulu harus menghubungi camatlurah setempat untuk meminta keterangan
mengenai Wajib PajakPenanggung Pajak yang bersangkutan
masih bertempat tinggal di alamatnya maka Surat Paksa harus diserahkan kepada CamatLurah yang bersangkutan. Kalau Wajib
Pajak sudah pindah dan tidak diketahui alamatnya yang baru maka laporan Jurusita sedapat mungkin dilengkapi dengan keterangan
CamatLurah setempat. Dalam hal demikian Surat Paksa dapat ditempelkan pada pintu utama Kantor Pelayanan Pajak. Dengan
penempelan ini Surat Paksa dianggap telah diberitahukan kepada Wajib PajakPenanggung Pajak.
8 Wajib PajakPenanggung Pajak bertempat tinggal di wilayah KPP
lain . Apabila hal ini terjadi di dalam kota, maka Jurusita Pajak dari KPP
yang mengeluarkan Surat Paksa, dapat melaksanakan penyampaian salinan Surat Paksa tersebut kepada Wajib
PajakPenanggung Pajak yang bersangkutan, dengan terlebih dahulu melapor kepada Kepala KPP di Wilayah Wajib
PajakPenanggung Pajak tersebut bertempat tinggal. Apabila hal ini terjadi di KPP yang berlainan kota, maka Kepala KPP yang
berwenang dapat mengeluarkan Surat Paksa untuk meminta bantuan kepada Kepala KPP dimana Wajib PajakPenanggung
Pajak bertempat tinggal. d
Pemberitahuan Surat Paksa kepada Wajib PajakPenanggung Pajak yang telah meninggal dunia.
Mengenai hal ini, ketentuan pada pasal 6 ayat 2 huruf d Undang-Undang No 191959 membaginya dalam 2 hal yang dapat disebutkan berikut ini:
1 pemberitahuan Surat Paksa diserahkan kepada pihak–pihak sebagai
berikut ini: a.
Salah seorang dari ahli waris Wajib PajakPenanggung Pajak. b.
Pelaksana surat wasiat. c.
Seseorang yang diberi kuasa atas warisan Wajib PajakPenanggung Pajak tersebut.
2 Bagi Wajib PajakPenanggung Pajak yang telah meninggal dunia telah
lewat 6 bulan , maka Surat Paksa harus dibuat atas nama para ahli waris. Tiap orang ahli waris dikenakan Surat Paksa sendiri-sendiri dan
besarnya menurut perbandingan bagiannya masing-masing. e
Biaya Penyampaian Surat Paksa 1
Jumlah Biaya Menurut Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor KEP-01PJ.
751994 tanggal 14 Januari 1994 besarnya biaya penyampaian Surat Paksa adalah sebagai berikut ini:
Biaya Harian Jurusita = 10.000,00 Biaya Perjalanan = 15.000,00
Jumlah = 25.000,00
2 Apabila Jurusita Pajak telah melaksanakan tugasnya sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang berlaku, maka ia berhak sepenuhnya menerima biaya penagihan.
f Surat Paksa yang telah dilaksanakan kepada Kasubsi Penagihan disertai
Laporan Pelaksanaan Surat Paksa dan diteruskan kepada Kepala Seksi Penagihan untuk ditandatangani, selanjutnya dimasukkan dalam Berkas
Penagihan Wajib PajakPenanggung Pajak yang bersangkutan dengan
terlebih dahulu dicatat tanggal pelaksanaan Surat Paksa dalam Buku Register Pengawasan Penagihan, Buku Register Tindakan Penagihan,
Kartu Pengawasan Tunggakan Pajak dan pada tindakan STPSKPKBSKPKBSK. Pembetulan SK. Keberatan Putusan Banding
yang bersangkutan. g
Laporan Pelaksanaan Surat Paksa 1
Laporan Pelaksanaan Surat Paksa dibuat oleh Jurusita yang melaksanakan penagihan pajak dengan Surat Paksa tersebut.
2 Laporan Pelaksanaan Surat Paksa harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut: a Pengajuan Penyelesaian surat keberatan.
b Jenis,letak,dan taksiran harga dari obyek sita. c Dalam kesan dan usul, hendaknya Wajib PajakPenanggung
Pajak dilaporkan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. 3
Apabila Jurusita tidak dapat melaksanakan Surat Paksa secara langsung,maka harus dibuat laporan secara tertulis mengenai
sebab-sebab tidak dapat dilaksanakannya Surat Paksa dan usaha Jurusita dalam upaya melaksanakan Surat Paksa.
2 Pengeluaran Surat Perintah Melakukan Penyitaan
a Apabila setelah lampau dua kali dua puluh empat jam setelah tanggal
Pemberitahuan Surat Paksa Wajib PajakPenanggung Pajak masih belum melunasi utang pajaknya, maka dapat dilakukan penyitaan
terhadap harta kekayaan Wajib PajakPenanggung Pajak oleh Kepala KPP Dengan mengeluarkan Surat Perintah Melakukan Penyitaan.
b Sebelum melaksanakan penyitaan terhadap kekayaan Wajib
PajakPenanggung Pajak atau aktiva milik perusahaan, maka jurusita hendaknya mengumpulkan dan mempelajari data mengenai harta
kekayaan atau aktiva yang akan disita. Data mengenai harta kekayaan yang akan disita dapat diperoleh dari dokumen-
dokumen sebagai berikut . a
Surat Pemberitahuan b
Laporan Keuangan Wajib Pajak Neraca dan Daftar LabaRugi
c Laporan Pemeriksaan Pajak
d Laporan Pelaksanaan Surat Paksa
c Ketentuan-Ketentuan dalam melaksanakan sita dapat dijelaskan
sebagai berikut ini: 1
Syarat Sita dilakukan bersama-sama dengan 2 orang saksi yang telah memenuhi syarat menjadi saksi.
2 Pertama-tama disita barang bergerak, jika jumlah nilai barang
bergerak tidak mencukupi, maka dapat diteruskan dengan menyita barang tidak bergerak sampai nilai sejumlah utang pajak serta biaya
pelaksanaanya tercukupi. 3
Dibuat Berita Acara Sita BAS d
Dalam hal pembuatan Berita Acara Sita, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a BAS harus dibuat secara jelas,benar dan lengkap
b Pencantuman taksiran harga barang dimaksudkan untuk
membatasi sampai jumlah berapa penyitaan itu dilakukan. Taksiran harga berdasarkan harga pasar yang wajar
c Mencantumkan sebab-sebab tidak dapat dilakukannya
penyitaan d
Mencantumkan nama para saksi,pekerjaan dan alamat tempat tinggal saksi dalam Berita Acara serta salinan-salinannya.
e Wajib PajakPenanggung Pajak tidak hadir pada saat pelaksanaan sita
Dalam hal penyitaan tanpa hadirnya Wajib PajakPenanggung Pajak, dapat dilaksanakan dengan catatan salah satu saksi haruslah Kepala
Daerah SetempatCamat atau paling tidak Kepala Desa f
Biaya Penyitaan a
Jumlah Biaya Penyitaan Memuat Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor:Kep-
01PJ.751995 Tanggal 14 Januari 1994 besarnya biaya penyitaan adalah sebagai berikut ini.
Biaya Harian Jurusita =20.000,00
Biaya Harian Saksi Pertama =15,000,00
Biaya Harian Saksi Kedua =15.000,00
Biaya Perjalanan =25.000,00
Jumlah Rp.75.000,00
b Apabila seseorang Jurusita telah melaksanakan tugasnya sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku,maka Jurusita berhak sepenuhnya menerima biaya penagihan tanpa dikaitkan apakah
piutang pajak dan biaya penagihannya telah dilunasi oleh Wajib PajakPenanggung Pajak atau belum.
g Pengeluaran Pencabutan Sita
Apabila Wajib Pajak atau Penanggung Pajak sudah melunasi utang pajaknya sebelum permintaan penetapan tanggal pelelangan diajukan,
maka Kepala Kantor Pelayanan Pajak harus mengeluarkan Surat Pencabutan Sita.
h Pengeluaran Permintaan Jadwal Waktu dan Tempat Pelelangan
Jika setelah lampau 14 hari sejak tanggal Pelaksanaan Surat Perintah Melakukan Penyitaan, Wajib PajakPenanggung Pajak belum juga
melunasi utang pajaknya, maka Kepala KPP mengajukan permintaan penetapan tanggal dan tempat pelelangan kepada kantor Lelang Negara
setempat. i
Pengeluaran Surat Pemberitahuan Akan Dilakukan Pelelangan atau Kesempatan Terakhir setelah mendapat kepastian tanggal dan tempat
pelaksanaan pelelangan, maka Jurusita memberitahukan hal tersebut kepada Wajib PajakPenanggung Pajak dengan segera, dan secara
tertulis.Jurusita menyampaikan Surat Pemberitahuan Akan Dilakukan Pelelangan atau Kesempatan terakhir kepada Wajib PajakPenanggung
Pajak. j
Lelang Apabila Surat Pemberitahuan akan dilakukan pelelangan atau
kesempatan terakhir telah diberikan kepada Wajib PajakPenanggung Pajak ternyata utang pajak belum dilunasi maka dapat dilakukan
pelelangan atas barang-barang milik Wajib PajakPenanggung Pajak yang telah disita`
k Persiapan untuk mengadakan lelang
Dalam pelaksanaan pelelangan Jurusita harus mempersiapkan hal-hal yang dapat disebutkan sebagai berikut ini.
1 Menyiapkan Berkas-Berkas Penagihan yng dapat disebutkan sebagai
berikut ini: a
Surat Teguran b
Surat Paksa c
Laporan Surat Paksa d
Surat Perintah Melakukan Penyitaan e
Berita Acara Pelaksannan Sita f
Pemberitahuan Penyitaan Barang Tidak Bergerak Atas Nama WPPP
g Permintaan Jadwal Waktu dan tempat pelelangan
h Surat Pemberitahuan akan Dilakukan Pelelangan Atau
Kesempatan Terakhir i
Bukti-bukti pemilikan dari barang-barang yang disita l
Mengadakan Pengumuman Lelang Setelah hari,tanggal, dan jam pelelangan ditentukan , maka segera
diadakan pengumuman lelang.Tahapan-tahapan pengumuman lelang dapat dijelaskan sebagai berikut ini. Kepada Kepala Sub Seksi
Penagihan dan Kepala Seksi Penagihan. a
Jurusita membuat konsep pengumuman lelang dan meneruskan konsep pengumuman ini kepada Kepala Sub Seksi Penagihan
b Apabila pengumuman lelang sudah dimuat dalam surat
kabarmedia cetak media elektronik cara yang lazim, maka tanggal pemuatan dicatat dalam Buku Register Pengawasan
Penagihan ,Buku Register Tindakan Penagihan, dan pada tindasan STPSKPKBSKPKBT Yang bersangkutan
m Pembatalan Pengumuman Lelang
Apabila Wajib PajakPenangg Pajak melunasi utang-utang pajak serta biaya pelaksanaanya sesudah pengumuman lelang dimuat di surat
kabar atau media cetak dan elektronik sebelum pelaksanaan lelang,maka pengumuman lelang itu dibatalkan dengan memuat iklan
pembatalan lelang dalam surat kabar atau media elektronik dan elektronik yang bersangkutan.
Pembatalan pengumuman lelang baru dapat dilakukan apabila Wajib PajakPenanggung Pajak menunjukkan bukti pembayaran utang pajak
serta biaya pelaksanaanya. n
Saat Melakukan Pelelangan Juusita datang ketempat dimana barang-barang sitaan akan dilelang
untuk mendampingi Juru Lelang.Sebelum pelelangan dimulai Jurusita menanyakan kepada Wajib PajakPenanggung Pajak apakah utang
pajaknya akan dilunasi. Seandainya Wajib PajakPenanggung Pajak dapat dan bersedia melunasi utang pajaknya, maka pelelangan
dibatalkan. Apabila Wajib PajakPenanggung Pajak tidak dapat melunasi utang pajaknya, maka pelelangan segera dilakukan.Pada saat
pelelangan sebaiknya Kepala KPP yang bersangkutan atau wakilnya
dapat menghadiri tepat pada jam yang ditentukan segera pelelangan dimulai.
Juru lelang mengumumkan kepada calon pembeli tentang syarat-syrat penjualan barang telah mencapai jumlah hutang pajak ditambah
dengan biaya pelaksanaanya, maka penjualan tersebut dihentikan dan sisa barang dikembalikan dengan Wajib PajakPenanggung Pajak.
Setelah selesai pelelangan maka Kantor Lelang Negara,Jurusita,atau orang yang diserahi untuk menjual barang-barang sitaan,
melaporkannya kepada Kepala KPP dengan membuat laporan hasil pelaksanaan lelang.
o Akibat Pelelangan
Dengan telah dijualnya barang-barang sitaan, maka hak atas barang- barang tersebut Wajib PajakPenanggung Pajak kepada pembeli yang
tawarannya telah diterima. Kepada pembeli yang tawarannya telah diterima akan diberikan surat keterangan memenuhi syarat-syarat
tersebut oleh Kantor Lelang atau orang yang ditugaskan untuk penjualan tersebut.
C. Penyitaan