commit to user
9
E. Prosedur Kerja Kearsipan
Kegiatan  yang  termasuk  dalam  kerja  kearsipan  adalah  penerimaan, pencatatan,
penyimpanan, penggunaan,
pemeliharaan, penyusutan
dan pemusnahan. Ig.Wursanto, 1991:15
1. Penerimaan dan pencatatan
Kegiatan  administrasi  yang  pertama  kali  dilakukan  oleh  suatu organisasi  adalah  penerimaan  dan  pencatatan  arsip  yang  untuk  selanjutnya
dilakukan  kegiatan  penyimpanan  arsip.  Menurut  Ig.Wursanto  1991:110 penanganan  dokumen  masuk  sebaiknya  ditangani  oleh  suatu  unit  tersendiri
yaitu unit kearsipan yang disertai dengan pencatatan sesuai dengan ketentuan atau  prosedur  yang  telah  ditentukan.  Pada  tahap  awal  dari  proses  atau  daur
hidup  arsip,  arsip  mempunyai  berbagai  bentuk  misalnya  ;  surat,  dokumen, formulir, data dan sebagainya. Dengan pencatatan tersebut pegawai akan lebih
mudah  dalam  melakukan  pengawasan  atau  pengontrolan  kepada  arsip  yang dikelola.
2. Penyimpanan
Penyimpanan  yaitu  penempatan  dokumen  sesuai  dengan  sistem penyimpanan  dan  peralatan  yang  diperlukan.  Arsip  perlu  disimpan  karena
karena  mempunyai  nilai  dan  kegunaan  bagi  organisasi  yaitu  sebagai  sumber informasi,  untuk  mengetahui  usaha-usaha  yang  telah  dicapai  baik  mengenai
kegagalan  maupun  keberhasilanya,  dan  yang  paling  penting  adalah  sebagai bahan  evaluasi  demi  kelangsungan  organisasi.  Menurut  Basir  Barthos
1990:115 ada 8 nilai kegunaan arsip yaitu : a.
Nilai kegunaan Administrasi b.
Nilai kegunaan dokumentasi c.
Nilai kegunaan hukum d.
Nilai kegunaan fiscal e.
Nilai kegunaan perorangan f.
Nilai kegunaan pemeriksaan g.
Nilai kegunaan penunjang h.
Nilai kegunaan penelitian  sejarah
commit to user
10
Arsip  disimpan  berdasarkan  suatu  sistem  tertentu  yang memungkinkan  penemuan  kembali  secara  cepat.  Menurut  AW  Widjaja
1986:104-109 ada 5 macam sistem penyimpanaan yaitu; 1.
Sistem Abjad
Alphabetical Filing Sistem
Sistem  abjad  adalah  suatu  sistem  penyimpanan  dan  penemuan kembali  arsip  berdasarkan  abjad.  Dalam  sistem  ini  semua  arsip  atau
dokumen  diatur  berdasarkan  abjad  nama  orang,  organisasi  atau kantor.
Abjad yang dijadikan dasar kode adalah abjad pertama dari unit pertama  dari  sesuatu  nama  atau  judul.  Dalam  sistem  abjad  diambil
dari  abjad  pertama  nama  si  pengirim  atau  si  penerima  surat.  Untuk menentukan dengan pasti unit pertama, kedua, ketiga dari judul nama
dalam  rangka  penyimpanan  arsip,  maka  perlu  ditetapkan  terlebih dahulu  peraturan  yang  mantap  guna  tercapainya  keseragaman  dan
mempermudah petugas dalam penataan arsip. Apabila pada surat yang akan disimpan terdapat judul surat lebih
dati  satu,  maka  untuk  memudahkan  penemuan  kembali  pada  waktu diperlukan  nanti,  surat  tersebut  perlu  dibuatkan  lembar  penunjuk
silangnya, yang cukup dituliskan pada kolom catatan kartu kendali. 2.
Sistem Pokok Soal
Subject Filing Sistem
Dalam  sistem  ini  semua  dokumen  disusun  dan  dikelompokkan berdasarkan  pokok  soal  atau  masalah.  Satu  masalah  dapat  dipecah
menjadi  sub-masalah,  sub-masalah  dapat  dipecah  lagi  menjadi  sub- sub masalah dan seterusnya sampai pada masalah yang terkecil. Arsip
mengenai  masalah  yang  sama  ditempatkan  dalam  satu  atau  lebih folder atau map yang sudah diberi label yang bertuliskan judulnya dan
terletak di kanan atas secara horizontal. 3.
Sistem Nomor atau Angka
Numerical Filing Sistem
commit to user
11
Sistem  nomor  atau  angka  sering  disebut  kode  klasifikasi persepuluhan. Pada sistem ini yang dijadikan kode surat adalah nomor
yang ditetapkan sendiri oleh unit organisasi yang bersangkutan. Contoh:
000 Personalia
100 Keuangan              Main Subject
200 Material
000 Personalia
010 Formasi
020 Lamaran
Sub Subject 030
Pengangkatan 000
Personalia 010
Formasi 011
Formasi Guru TK 012
Formasi Guru SLTP Sub-sub Subject
013 Formasi Guru SMA
4. Sistem Wilayah atau Daerah
Geograpgical Filing Sistem
Dalam  sistem  ini  susunan  arsip  diatur  berdasarkan  judul  nama wilayah  atau  daerah.  Sama  halnya  dengan  sistem  abjad  dan  sistem
nomor,  susunan  guide  dan  folder  atau  mapnya  diatur  menurut  tingkat judul  wilayah  seperti  negara,  provinsi,  kabupaten,  kecamatan  dan
seterusnya.  Sedangkan  dalam  tempat  penyimpanannya  itu  sendiri sistem  wilayah  ini  harus  dibantu  dengan  sistem  lain  seperti  sistem
abjad  atau  sistem  tanggal.  Cara  ini  menggunakan  setiap  surat  yang berasal dari daerah yang sama, disimpan pada tempat yang sama pula.
Apabila  petugas  arsip  menggunakan  sistem  tanggal,  maka  ia harus mempersiapkan guide dan folder sebanyak yang diperlukan pada
sistem tanggal. 5.
Sistem Tanggal
Chronological Filing Sistem
commit to user
12
Susunan  arsip  dan  sistem  ini  diatur  berdasarkan  waktu  seperti tahun,  bulan  dan  tanggal.  Hal  yang  dijadikan  petunjuk  pokok  adalah
tahun, kemudian bulan dan tanggal. Cara kronologis digunakan dalam filing jika arsip merupakan rangkaian yang menyangkut suatu masalah
yang sama dan berasal dari instansi yang sama pula. Perbedaannya  hanya  didasarkan  pada  tanggal  surat,  oleh  karena
itu indeksnya mungkin nama instansi atau masalah  yang sama namun judulnya  adalah  tanggal.  Penulisan  indeks  :  tanggal-bulan-tahun  atau
tahun-bulan-tanggal. Bentuk penulisannya harus dengan angka. Contoh :
Kode 260182 menyatakan tanggal  26, bulan Januari, tahun
1982 Kode  820126
menyatakan  tahun  1982,  bulan  Januari, tanggal 26.
Dalam  penyelenggaraan  penyimpanan  arsip  menurut  zulkifli Amsyah 1998:16 ada tiga macam asas penyimpanan yaitu:
1 Asas sentralisasi
Adalah cara penyimpanan arsip  yang dipusatkan di satu unit kerja khusus, yang lazim disebut sentral file
Keuntungan : a.
Ruang dan peralatan arsip dapat dihemat. b.
Petugas dapat mengkonsentrasikan diri khusus pada pekerjaan kearsipan.
c. Kantor  hanya  menyimpan  satu  arsip,  duplikasinya  dapat
dimusnahkan. d.
Sistem  penyimpanan  dari  berbagai  macam  arsip  dapat diseragamkan.
Kerugian : a.
Sentralisasi  arsip  hanya  efisien  dan  efektif  untuk  organisasi kecil.
commit to user
13
b. Tidak  semua  jenis  arsip  dapat  disimpan  dengan  satu  sistem
penyimpanan yang seragam. c.
Unit kerja yang memerlukan arsip akan memakan waktu lebih lama untuk memperoleh arsip yang diperlukan.
2 Asas desentralisasi
Berarti bahwa semua unit kerja mengelola arsipnya masing- masing.  Sistem  yang  digunakan  pada  masing-masing  unit  kerja
tergantung pada ketentuan kantor yang bersangkutan. Keuntungan :
a. Pengelolaan  arsip  dapat  dilakukan  sesuai  kebutuhan  unit  kerja
masing-masing b.
Keperluan akan arsip mudah dipenuhi, karena berada pada unit kerja sendiri
c. Penanganan arsi lebih mudah dilakukan, karena arsipnya sudah
dikenal baik. Kerugian:
a. Penyimpanan  arsi  tersebar  di  berbagai  lokasi,  dan  dapat
menimbulkan duplikasi arsip yang disimpan. b.
Kantor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan arsip di setiap  unit  kerja,  sehingga  penghematan  pemakaian  peralatan
dan perlengkapan sukar dijalankan. c.
Penataan  dan  pelatihan  kearsipan  perlu  diadakan  karena petugas-petugas  umumnya  bertugas  rangkap  dan  tidak
mempunyai latar belakang pendidikan tentang kearsipan. d.
Kegiatan  pemusnahan  arsip  harus  dilakukan  setiap  unit  kerja dan ini merupakan pemborosan.
3 Asas campuran
Asas  campuran  adalah  sistem  penyimpanan  arsip  dimana arsip yang aktif dikelola di unit kerja masing-masing pengolah dan
arsip yang sudah kurang dipergunakan dikelola di sentral arsip.
commit to user
14
3. Penggunaan
Dalam  pelaksanaan  kegiatan  organisasi,  kadang  memerlukan  arsip  yang sudah  lama  disimpan  untuk  membantu  menyelesaikan  suatu  persoalan.
Menurut  Basir  Barthos  1990:  109  arsip  berdasarkan  fungsinya  dibedakan menjadi 2 yaitu sebagai berikut:
a. Arsip dinamis
Arsip  dinamis  adalah  arsip-arsip  yang  masih  sering  dipergunakan  secara langsung  dalam  perencanaan,  pelaksanaan,  penyelenggaraan  kehidupan
kebangsaan  pada  umumnyadipergunakan  secara  langsung  dalam penyelenggaraan administrasi Negara.
b. Arsip statis
Arsip  statis  adalah  arsip-arsip  yang  dipergunakan  secara  langsung  untuk perencanaan,  penyelenggaraan  kehidupan  kebangsaan  pada  umumnya
maupun penyelenggaraan sehari-hari administrasi. 4.
Pemeliharaan Pemeliharaan  menurut  Ig.  Wursanto  1991:  220  adalah  usaha  yang
dilakukan  untuk  menjaga  arsip-arsip  dari  segala  kerusakan  dan  kemusnahan yang  datangnya  dari  arsip  itu  sendiri  maupun  yang  datang  dari  luar.
Pemeliharaan arsip dapat dilakukan dengan usaha-usaha sebagai berikut: a.
Pengaturan ruangan. b.
Menjaga  kebersihan  yang  melliputi  kebersihan  ruangan  dan  kebersihan arsip itu sendiri.
c. Pemeliharaan tempat penyimpanan arsip.
5. Penyusutan
Selama  organisasi  masih  menjalankan  aktivitasnya,  maka  pelayanan administrasi  berlangsung  terus  sehingga  volume  arsip  pada  organisasi  itu
semakin hari semakin bertambah. Arsip-arsip  yang  dimiliki  oleh  suatu  organisasi  tidak  selamanya
mempunyai  nilai  kegunaan  abadi.  Arsip  yang  sudah  tidak  mempunyai  nilai kegunaan,  apabila  disimpan  terus-menerus  akan  menimbulkan  masalah
tersendiri  baik  bagi  para  pegawai  pada  umumnya  maupun  bagi  pegawai kearsipan  khususnyadan  bagi  pimpinan  organisasi  itu  sendiri.  Untuk
commit to user
15
mengatasi  masalah  tersebut  diperlukan  penyusutan  tehadap  arsip-arsip  yang benar-benar tidak mempunyai nilai kegunaan lagi. Menurut Arsip Nasional RI
dalam  Ig.  Wursanto,  1991:  209  penyusutan  dan  penghapusan  arsip  berarti pemindahan arsip-arsip dari file aktif ke file inaktif atau pemindahan arsip dari
unit pengolah ke pusat penyimpanan arsip. 6.
Pemusnahan Ig.  Wursanto  1991:  207  memberikan  pendapat  bahwa  pemusnahan
arsip  adalah  tindakan  atau  kegiatan  menghancurkan  secara  fisik  arsip  yang sudah berakhir fungsinya serta yang tidak memiliki nilai guna. Penghancuran
tersebut  harus  dilakukan  secara  total  yaitu  dengan  cara  membakar  habis, dicacah  atau  dengan  cara  lain  sehingga  tidak  dapat  dikenal  lagi  baik  isi
maupun  bentuknya.  Sesuai  PP  No.  341979  tentang  Penyusutan  Arsip, pemusnahan arsip dapat  dilakukan oeh lembaga-lembaga Negara atau badan-
badan  pemerintahan  terhadp  arsip  yang  tidak  mempunyai  nilai  kegunaan  dan telah  melampaui  jangka  waktu  penyimpanan  sebagaimana  tercantum  dalam
jadwal  retensi  arsip  pada  masing-masing  instansi.  Sebelum  dilakukan pemusnahan terlebih dahulu harus membuat berita acara pemusnahan.
F. Faktor-faktor yang mempengaruhi tata pelaksanaan kearsipan