SEJARAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

BAB 3 SEJARAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

3.1 Sejarah Singkat Kabupaten Humbang Hasundutan Tapanuli Utara sebagai kabupaten induk dari Humbang Hasundutan terbentuk berdasarkan dari Undang Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang pembentukan daerah otonomi kabupaten dalam lingkungan Provinsi Sumatera Utara. Pada masa pemerintahan penjajahan Belanda, salah satu afdeling di wilayah Kepresidenan Tapanuli adalah Afdeling Bataklanden dengan ibukotanya Tarutung terdiri atas lima onder afdeling. Setelah kemerdekaannya tepat tahun 1947 Kabupaten Tanah Batak menjadi empat kabupaten yaitu : 1. Kabupaten Silindung ibukotanya Tarutung 2. Kabupaten Humbang ibukotanya Doloksanggul 3. Kabupaten Toba Samosir ibukotanya Balige 4. Kabupaten Dairi ibukotanya Sidikalang Pada tahun 1950 keempat kabupaten ini dilebur menjadi Kabupaten Tapanuli Utara, dan seiring dengan terbentuknnya Kabupaten Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, dan Kabupaten Nias. Keadaan ini bertahan hingga tahun 1964, karna pada saat itu Tapanuli Utara dimekarkan dengan terpisahnya Dairi menjadi kabupaten berdasarkan Undang undang Nomor 15 Tahun 1964 dan selanjutnya berdasarkan Undang Undang Nomor 12 Tahun 1998 terbentuknya Kabupaten Toba Samosir. Kenyataan menunjukkan bahwa kedua daerah tersebut mengalami perkembangan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Berbekal keinginan untuk mendambakan peningkatan kesejahteraan masyarakat, peluang tersebut dimanfaatkan secara tepat oleh masyarakat di wilayah Humbang Hasundutan melalui Panitia Pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan. Ternyata sejalan dengan tuntutan kemajuan jaman mampu menumbuhkan aspirasi masyarakat untuk mengusulkan Pemekaran Aspirasi murni masyarakat tersebut disambut dan difasilitasi oleh pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, serta dukungan DPRD Kabupaten Tapanuli Utara, yang kemudian memperoleh Dukungan Gubernur Sumatera Utara dan DPRD Provinsi Sumatera Utara. Pemerintah Pusat sangat responsive terhadap aspirasi ini karena dalam waktu relatif singkat Tim Terpadu Depdagri, DPOD dan Komisi II DPRRI melakukan kunjungan dan Universitas Sumatera Utara pertemuan dengan masyarakat se-wilayah Humbang Hasundutan tanggal 5 September 2002 sebagai lanjutan kunjungan Komisi II DPR-RI tanggal 29 Juli 2002. Sebagai tindak lanjutnya maka usul pemekaran ini mendapat pembahasan pada Sidang Paripurna DPR-RI yang pada puncaknya melahirkan Undang - Undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang Pembentukan Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan di Provinsi Sumatera Utara. Pada hari Senin tanggal 28 Juli 2003 Kabupaten Humbang Hasundutan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri RI sekaligus melantik Penjabat Bupati Drs.Manatap Simanungkalit di Kantor Gubernur Sumatera Utara, Medan. Mengawali tugasnya sebagai Bupati Humbang Hasundutan telah membuat pertemuan dengan para Tokoh Masyarakat, adat, dan Tokoh Pendidikan serta Tokoh Agama di daerah ini antara lain guna membicarakan pembuatan LogoKabupaten Humbang Hasundutan yang disyahkan oleh DPRD.

3.2 Lambang dan Arti Lambang Kabupaten Humbang Hasundutan

Gambar 2.1 Logo Humbang Hasundutan Logo Humbang Hasundutan mempunyai makna yaitu : 1. Padi dan kapas dalam komposisi lingkaran Bulat dan nama Kabupaten Humbang Hasundutan yang melambangkan Masyarakat Humbang Hasundutan yang telah membulatkan tekad membangun menuju masyarakat sejahtera dan makmur. Universitas Sumatera Utara 2. Bintang Sudut lima berwarna kuning dengan Latar Belakang warna merah, melambangkan bahwa Masyarakat Humbang Hasundutan menganut dan percaya kepada Tuhan yang Maha Esa. Kuning sebagai lambang keagungan dan keemasan. 3. Kopi, Ternak, Kuda melambangkan Humbang Hasundutan sebagai daerah pertanian dan perekonomian. 4. Timbangan melambangkan bahwa Masyarakat Humbang Hasundutan senantiasa taat kepada hukum dan aturan. 5. Pisau, Tunggal Panaluan dan Perangkatnya melambangkan warisan sejarah tempat lahirnya raja. 6. Pohon Beringin melambangkan perlindungan dan penganyoman masyarakat. 7. Buku melambangkan wujud dan kepedulian masyarakat Humbang Hasundutan dalam pendidikan dan berjuang menyekolahkan generasi muda. 8. Gunung, Tanah, Pohon dan Persawahan melambangkan bahwa masyarakat Humbang Hasundutan sebagai daerah pertanian, tanah kesejukan dan tanah pengharapan. 9. Lipatan Ulos berwarna merah, bertuliskan Bona Pasogit merupakan sarana kata untuk menggugah perasaan masyarakat Humbang Hasundutan di desa sampai perantauan agar mengingat kampung halamannya. Universitas Sumatera Utara

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN