Root Cause Analysis RCA Fishbone Diagram

6 digunakan untuk pemindahan bahan dan industri yang membutuhkan fan dengan tekanan di atas menengah. c. Radial tip fan, lebih efisien dibandingkan fan tipe radial blade yang di desain tahan terhadap keausan dan aliran udara yang erosif. d. Backward-inclined fan memiliki blade yang lurus dengan ketebalan tunggal. Fan ini diaplikasikan pada sistem pemanas, ventilasi, air conditioning dan industri dimana blade akan mengalami lingkungan yang korosif dan lingkungan yang erosif. e. Air foil fan adalah tipe centrifugal fan yang dikembangkan untuk memperoleh efisiensi tinggi. Fan ini diaplikasikan pada sistem pemanas, ventilasi, air conditioning dan udara bersih industri dimana penghematan energi sangatlah penting.

2.2 Root Cause Analysis RCA

RCA adalah salah satu tool continuous improvement dan metode problem solving yang bertujuan untuk mengidentifikasi akar dari masalah tertentu yang muncul pada sistem atau proses. RCA dapat diarahkan kepada banyak tujuan yang spesifik, para praktisi continuous improvement merumuskan lima pendekatan dasar yang dapat dilakukan dengan RCA, mereka adalah [11]. 1. RCA satefy-based: merupakan usaha identifikasi permasalahan yang berkaitan dengan keselamatan, RCA dilakukan dengan analisa kecelakaan yang pernah terjadi dan penyebab-penyebabnya, untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan pekerja. 2. RCA production-based: berasal dari konsep quality control untuk manufaktur, RCA produksi fokus kepada analisa penyebab cacat dan masalah yang terjadi pada proses produksi mencakup mesin, operator, dan peralatan. 3. RCA process-based: pada dasarnya merupakan perluasan dari konsep RCA production-based, namun dengan ruang lingkup yang lebih luas, termasuk analisa penyebab masalah yang terjadi pada business process. Universitas Sumatera Utara 7 4. RCA failure-based: berasal dari praktek failure analysis yang dilakukan pada proses engineering dan maintenance, bertujuan untuk mengetahui akar masalah yang menjadi penyebab masalah pada kedua proses tersebut. 5. RCA systems-based: ini adalah pendekatan gabungan yang merangkul pendekatan-pendekatan RCA yang lain, dengan konsep-konsep yang diadaptasi dari berbagai sudut pandang, seperti change management, risk management dan systems analysis. Gambar 2.3 Diagram Root Cause Analysis

2.3 Fishbone Diagram

2.3.1 Konsep dan Pengertian Diagram Tulang Ikan Fishbone Diagram Fishbone Diagram Diagram Tulang Ikan merupakan konsepanalisis sebab akibat yang dikembangkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa untukmendeskripsikan suatu permasalahan dan penyebabnya dalam sebuahkerangka tulang ikan. Fishbone Diagrams juga dikenal dengan istilahdiagram Ishikawa, yang diadopsi dari nama seorang ahli pengendali statistik dari Jepang, yang menemukan dan mengembangkan diagram inipada tahun 1960-an. Diagram ini pertama kali digunakan oleh Dr. KaoruIshikawa untuk manajemen kualitas di perusahaan Kawasaki, yangselanjutnya diakui sebagai salah satu pioner pembangunan dari prosesmanajemen modern. Mendefinisikan masalah Mencari akar masalah Membuat perencanaan dan jadwal perbaikan Melaksanakan hasil perencanaan Mengevaluasi dan pemantauan efektivitas Universitas Sumatera Utara 8 Watson 2004 dalam Illie G. Dan Ciocoiu C.N. 2010mendefinisikan diagram Fishbone sebagai alat tool yangmenggambarkan sebuah cara yang sistematis dalam memandang berbagaidampak atau akibat dan penyebab yang membuat atau berkontribusi dalamberbagai dampak tersebut. Oleh karena fungsinya tersebut, diagram inibiasa disebut dengan diagram sebab-akibat.Illie G. Dan Ciocoiu C.N 2010 mengutip dari Basic Tools forProcess Improvement 2009 bahwa diagram Fishbone Ishikawa padadasarnya menggambarkan sebuah model sugestif dari hubungan antarasebuah kejadian dampak dan berbagai penyebab kejadiannya. Strukturdari diagram tersebut membantu para pengguna untuk berpikir secarasistematis. Beberapa keuntungan dari konstruksi diagram tulang ikanantara lain membantu untuk mempertimbangkan akar berbagai penyebabdari permasalahan dengan pendekatan struktur, mendorong adanyapartisipasi kelompok dan meningkatkan pengetahuan anggota kelompokterhadap proses analisis penyebab masalah, dan mengidentifikasi wilayah dimana data seharusnya dikumpulkan untuk penelitian lebih lanjut. Fishbone Diagram Gambar 2.4 Fishbone Diagram Diagram Tulang Ikan Desain diagram Ishikawa terlihat seperti tulang ikan. Representasidari diagram tersebut sederhana, yakni sebuah garis horizontal yangmelalui Universitas Sumatera Utara 9 berbagai garis sub penyebab permasalahan. Diagram ini dapatdigunakan juga untuk mempertimbangan risiko dari berbagai penyebabdan sub penyebab dari dampak tersebut, termasuk risikonya secara global. 2.3.2 Tujuan Diagram Tulang Ikan Fishbone Diagrams Fishbone Diagrams Diagram Tulang Ikan adalah diagram sebab-akibat yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi potensi masalahkinerja. Diagram tulang ikan menyediakan struktur untuk diskusikelompok sekitar potensi penyebab masalah tersebut. Tujuan utama daridiagram tulang ikan adalah untuk menggambarkan secara grafik carahubungan antara penyampaian akibat dan semua faktor yang berpengaruhpada akibat ini. Fishbone Diagrams adalah alat analisis yang menyediakan carasistematis melihat efek dan penyebab yang membuat atau berkontribusiterhadap efek tersebut. Karena fungsi diagram Fishbone, dapat disebutsebagai diagram sebab-akibat Watson, 2004. Fungsi dasar diagram5tulang ikan adalah untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi penyebab-penyebab yang mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan kemudianmemisahkan akar penyebabnya. 2.3.3 Manfaat Diagram Tulang Ikan Fishbone Diagrams Dengan adanya diagram tulang ikan ini sebenarnya memberibanyak sekali keuntungan bagi dunia bisnis. Selain memecahkan masalahkualitas yang menjadi perhatian penting perusahaan, masalah-masalahklasik yang dapat diselesaikan di industri antara lain: a. Keterlambatan proses produksi. b. Tingkat defect cacat produk yang tinggi. c. Mesin produksi yang sering mengalami masalah. d. Output lini produksi yang tidak stabil yang berakibat kacaunya rencanaproduksi. e. Produktivitas yang tidak mencapai target. f. Komplain pelanggan yang terus berulang. Universitas Sumatera Utara 10 Namun, pada dasarnya diagram tulang ikan dapat dipergunakan untuk kebutuhan-kebutuhan berikut: 1. Membantu mengidentifikasi akar penyebab masalah dari suatumasalah. 2. Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah. 3. Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut. 4. Mengidentifikasi tindakan untuk menciptakan hasil yang diinginkan. 5. Membuat issue secara lengkap dan rapi. 6. Menghasilkan pemikiran baru. Beberapa manfaat lainnya dari membangun diagram tulang ikan adalah membantu menentukan akar penyebab masalah atau karakteristikkualitas menggunakan pendekatan terstruktur, mendorong partisipasikelompok dan memanfaatkan pengetahuan kelompok proses, sertamengidentifikasi area dimana data harus dikumpulkan untuk studi lebihlanjut Balanced Scorecard Institute, 2009. 2.3.4 Langkah-Langkah Pembuatan Diagram Tulang Ikan FishboneDiagrams Diagram tulang ikan atau sebab akibat merupakan pendekatan terstruktur yang memungkinkan dilakukan suatu analisis lebih terperincidalam menemukan penyebab-penyebab suatu masalah, ketidaksesuaian,dan kesenjangan yang ada Gasversz 1997: 112. Terdapat 6 langkahyang harus dilakukan dalam melakukan analisis dengan diagram tulangikan yaitu: 1 Menyepakati permasalahan utama yang terjadi dan diungkapkanbahwa masalah tersebut merupakan suatu pernyataan masalahproblem statement. Masalah merupakan perbedaan antara kondisi yang ada dengankondisi yang diinginkan W. Pounds, 1969 dalam Robbins danCoulter, 2012. Pada langkah pertama ini, harus dilakukan kesepakatanterhadap sebuah pernyataan masalah problem statement. Pernyataanmasalah tersebut kemudian diinterpretasilan sebagai “effect” atausecara visual dalam fishbone seperti “kepala ikan”. Selanjutnyamenuliskan problem statement disebelah kanan diagram Universitas Sumatera Utara 11 danmenggambar sebuah kotak yang mengelilingi tulisan pernyataanmasalah tersebut dan membuat panah horizontal panjang menuju kearah kotak. Gambar 2.5 Kesepakatan permasalahan utama 2 Mengidentifikasi penyebab masalah yang mungkin. Identifikasi ini dilakukan dengan metode brainstorming.Menurut Scarvada 2004, penyebab permasalahan dapatdikelompokkan dalam enam kelompok yaitu materials bahan baku,machines and equipment mesin dan peralatan, manpower sumberdaya manusia, methods metode, mother natureenvironmentlingkungan, dan measurement pengukuran. Gaspersz dan Fontana2011 mengelompokkan penyebab masalah menjadi tujuh yaitumanpower SDM, machines mesin dan peralatan, methods metode,materials bahan baku, media, motivation motivasi, dan moneykeuangan. Kelompok penyebab masalah ini ditempatkan di DiagramFishbone pada sirip ikan. Pada tahap kedua ini, dilanjutkan denganpengisian penyebab masalah yang disepakati seperti pada gambarberikut: Gambar 2.6 Identifikasi penyebab masalah Universitas Sumatera Utara 12 3 Identifikasi kategori penyebab. Dimulai dari garis horizontal utama, membuat garis diagonalyang menjadi cabang. Setiap cabang mewakili sebab utama darimasalah yang ditulis. Sebab ini diinterpretasikan sebagai cause, secaravisual dalam fishbone seperti tulang ikan. Kategori sebab utamamengorganisasikan sebab sedemikian rupa sehingga masuk akaldengan situasi. Kategori- kategori ini antara lain: a. Kategori 6M yang biasa digunakan dalam industri manufaktur: 1. Machine mesin atau teknologi 2. Method metode atau proses 3. Material termasuk raw material, consumption, dan informasi 4. Man Power tenaga kerja atau pekerjaan fisik Mind Powerpekerjaan pikiran: kaizen, saran, dan sebagainya 5. Measurement pengukuran atau inspeksi 6. Milieu Mother Nature lingkungan b. Kategori 8P yang biasa digunakan dalam industri jasa: 1. Product produkjasa 2. Price harga 3. Place tempat 4. Promotion promosi atau hiburan 5. People orang 6. Process proses 7. Physical Evidence bukti fisik 8. Productivity Quality produktivitas dan kualitas c. Kategori 5S yang biasa digunakan dalam industri jasa: 1. Surroundings lingkungan 2. Suppliers pemasok 3. Systems sistem 4. Skills keterampilan 5. Safety keselamatan Universitas Sumatera Utara 13 Kategori di atas hanya sebagai saran, bisa digunakan kategorilain yang dapat membantu mengatur gagasan-gagasan. Jumlah kategoribiasanya sekitar 4 sampai dengan 6 kategori. 4 Menemukan sebab potensial Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming. Saat sebab-sebab dikemukakan, tentukan bersama- sama dimana sebab tersebut harus ditempatkan dalam fishbone diagram, yaitu tentukan dibawah kategori yang mana gagasan tersebut harus ditempatkan. Sebab-sebab ditulis dengan garis horizontal sehingga banyak “tulang” kecil keluar dari garis diagonal. Pertanyakan kembali “Mengapa sebab itu muncul?” sehingga “tulang”lebih kecil sub-sebab keluar dari garis horizontal tadi. Satu sebabbisa ditulis di beberapa tempat jika sebab tersebut berhubungan denganbeberapa kategori. 5 Mengkaji kembali Setelah menemukan penyebab potensial dari setiap penyebabyang mungkin, kemudian dikaji kembali urutan penyebab hinggaditemukan akar penyebabnya. Setelah itu tempatkan akar penyebabmasalah tersebut pada cabang yang sesuai dengan kategori utamasehingga membentuk seperti tulang-tulang kecil dari ikan. Selanjutnya adalah menginterpretasikan dan mengkaji kembali diagram sebabakibat tersebut mulai dari masalah awal hingga ditemukannya akarpenyebab tersebut. 6 Mencapai kesepakatan Setelah proses interpretasi dengan melihat penyebab yangmuncul secara berulang, didapatkan kesepakatan melalui konsensustentang penyebab itu, sehingga sudah dapat dilakukan pemilihanpenyebab yang paling penting dan dapat diatasi. Selanjutnya adalahmemfokus perhatian pada penyebab yang terpilih melalui konsensustersebut untuk hasil yang lebih optimal. Penerapan hasil analisisdengan menggunakan diagram tersebut adalah dengan caramengembangkan dan Universitas Sumatera Utara 14 mengimplementasikan tindakan korektif, sertamemonitor hasil-hasil untuk menjamin bahwa tindakan korektif yangdilakukan itu efektif dengan hilangnya penyebab masalah yangdihadapi. Gasversz 1997, 112:114 juga mengungkapkan tentang 7 langkahpenggunaan diagram Fishbone yaitu: 1. Dapatkan kesepakatan tentang masalah yang terjadi dan diungkapkanmasalah itu sebagai suatu pertanyaan masalah problem question. 2. Bangkitkan sekumpulan penyebab yang mungkin, denganmenggunakan teknik brainstorming atau membentuk anggota tim yangmemiliki ide-ide berkaitan dengan masalah yang sedang dihadapi. 3. Gambarkan diagram dengan pertanyaan masalah ditempatkan pada sisikanan membentuk kepala ikan dan kategori utama seperti material,metode, manusia, mesin, pengukuran, dan lingkungan ditempatkanpada cabang-cabang utama membentuk tulang-tulang besar dari ikan.Kategori utama ini bisa diubah sesuai dengan kebutuhan. 4. Tetapkan setiap penyebab dalam kategori utama yang sesuai denganmenempatkan pada cabang yang sesuai. 5. Untuk setiap penyebab yang mungkin, tanyakan ”mengapa?” untukmenemukan akar penyebab, kemudian daftarkan akar-akar penyebabmasalah itu pada cabang-cabang yang sesuai dengan kategori utamamembentuk tulang-tulang kecil dari ikan. Untuk menemukan akarpenyebab, kita dapat menggunakan teknik bertanya 5W. 6. Interpretasikan diagram sebab akibat itu dengan melihat penyebab- penyebab yang muncul secara berulang, kemudian dapatkankesepakatan melalui konsensus tentang penyebab itu. Selanjutnyafokuskan perhatian pada penyebab yang dipilih melalui konsensus itu. Universitas Sumatera Utara 15 7. Terapkan hasil analisis dengan menggunakan diagram sebab-akibat itudengan cara mengembangkan dan mengimplementasikan tindakankorektif, serta memonitor hasil-hasil untuk menjamin bahwa tindakankorektif yang dilakukan itu efektif karena telah menghilangkan akarpenyebab dari masalah yang dihadapi. 2.3.5 Kelebihan dan Kekurangan Diagram Tulang Ikan FishboneDiagrams Kelebihan Fishbone diagrams adalah dapat menjabarkan setiapmasalah yang terjadi dan setiap orang yang terlibat di dalamnya dapatmenyumbangkan saran yang mungkin menjadi penyebab masalah tersebut.Sedangkan kekurangan Fishbone diagrams adalah opinion based on tooldan didesain membatasi kemampuan timpengguna secara visual dalam menjabarkan masalah yang mengunakan metode “level why” yang dalam, kecuali bila kertas yang digunakan benar-benar besar untuk menyesuaikandengan kebutuhan tersebut. Serta biasanya voting digunakan untukmemilih penyebab yang paling mungkin yang terdaftar pada diagramtersebut.

2.4 Analisa Getaran