kualitas pelayanan fiskus berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, sedangkan variabel demografi dan sanksi pajak tidak berpengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak. Penjelasan lebih lanjut untuk pengujian diatas adalah sebagai berikut.
1. Hubungan Demografi terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Hasil penelitian pada hipotesis pertama adalah demografi tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian ini tidak
konsisten dengan penelitian Amalia dan Fevriera 2011 yang menyatakan demografi berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Namun penelitian ini konsisten dengan penelitian Frisno dan Tjen 2015; yang menyatakan bahwa proxy dari demografi yaitu usia tidak berpengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak. Penelitian ini juga konsisten dengan penelitian Dianawati 2008 yang menyatakan bahwa proxy demografi yaitu
tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian menunjukan usia tidak menentukan tingkat
kepatuhan wajib pajak. Wajib pajak orang pribadi ataupun wajib pajak badan yang baru memiliki NPWP lebih patuh karena salah satu motivasi
dalam membuat NPWP dikarenakan hak perpajakan yang didapatkanya. Wajib pajak badan akan dapat keuntungan-keuntungan pajak dan usaha jika
memiliki NPWP, dan agar NPWP nya dapat digunakan Wajib Pajak harus patuh dalam membayar pajak.
Hasil penelitian juga menunjukan tingkat pendidikan tidak mempengaruhi kepatuhan wajib pajak. Wajib pajak yang memiliki tingkat
pendidikan tinggi tidak menentukan bagaimana pengetahuan pajaknya. Wajib pajak yang berpendidikan formal tinggi belum tentu lebih
berpengetahuan daripada wajib pajak yang berpendidikan formal rendah.
2. Hubungan Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan wajib pajak
Hasil penelitian pada hipotesis kedua adalah pengetahuan perpajakan berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Evi dan Budiartha 2013; Witono 2013; Debbianita dan Carolina 2013 yang menyatakan
pengetahuan perpajakan berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, namun penelitian irianingsih 2015 tidak mendukung
penelitian ini. Kemudahan bagi wajib pajak yang memiliki pengetahuan pajak
dibandingkan wajib pajak yang tidak memiliki pengetahuan dapat membedakan tingkat kepatuhannya. Wajib pajak yang tidak memiliki
pengetahuan pajak jika telah berniat ingin patuh, pertama harus mengubah pandangan terhadap dirinya sendiri dan mencoba untuk datang ke kantor
pelayanan pajak untuk mendapatkan penjelasan tentang pajak disana. Fiskus akan dengan senang hati menjelaskan hal-hal yang wajib pajak tidak
ketahui tentang pajak sehingga wajib pajak yang tidak paham akan menjadi paham. Wajib pajak yang semakin paham akan semakin patuh.