PENGARUH KUALITAS PELAYANAN FISKUS DAN PENGETAHUAN TENTANG PERATURAN PERPAJAKAN Pengaruh Kualitas Pelayanan Fiskus Dan Pengetahuan Tentang Peraturan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus Pada Wajib Pajak Yang Terdaftar Di KPP Pratama Pe

(1)

i

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN FISKUS DAN PENGETAHUAN TENTANG PERATURAN PERPAJAKAN

TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

(STUDI KASUS PADA WAJIB PAJAK YANG TERDAFTAR DI KPP PRATAMA PEKALONGAN)

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:

Putri Rizky Utami

B 200 090 040

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


(2)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini telah membaca skripsi dengan judul:

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN FISKUS DAN PENGETAHUAN TENTANG PERATURAN PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi kasus pada wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama Pekalongan).

Yang ditulis oleh PUTRI RIZKY UTAMI

B 200 090 040

Penandatangan berpendapat bahwa skripsi tersebut telah memenuhi syarat untuk diterima.

Surakarta, Februari 2013 Pembimbing Utama

(Drs. M. Abdul Aris, M.Si.)

Co Pembimbing

(Eny Kusumawati, SE., Ak.)

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

(Dr. H. Triyono, M.Si.)


(3)

iii

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN FISKUS DAN PENGETAHUAN TENTANG PERATURAN PERPAJAKAN

TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

(STUDI KASUS PADA WAJIB PAJAK YANG TERDAFTAR DI KPP PRATAMA PEKALONGAN)

Putri Rizky Utami

Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak dan menganalisis pengaruh pengetahuan wajib pajak tentang peraturan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama Pekalongan.

Populasi penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi, wajib pajak badan, dan wajib pajak bendaharawan yang terdaftar di KPP Pratama Pekalongan. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan metode probabilitas sampling yaitu sampel acak berstrata proporsional, sedangkan penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin. Terdapat 90 kuisioner yang dapat diolah dalam penelitian ini. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan fiskus dan pengetahuan wajib pajak tentang peraturan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak pada taraf signifikansi 5%.

Kata kunci: pajak, kualitas pelayanan, pengetahuan perpajakan, kepatuhan wajib pajak


(4)

1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang sedang berkembang. Untuk mewujudkan perekonomian yang mandiri, pemerintah mulai mengurangi pembiayaan yang berasal dari luar negeri dan mengoptimalkan pembiayaan dari sektor pajak. Sebagian besar penerimaan negara Indonesia saat ini bersumber dari dalam negeri yaitu pajak. Menurut UU No. 28 Tahun 2007 pasal 1 ayat 1 tentang Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP), pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Sedangkan pajak memiliki dua fungsi utama yaitu pajak sebagai fungsi budgetair atau sumber keuangan negara dan fungsi regulerend atau mengatur (Munawir, 2000: 6).

Dalam kaitannya dengan wajib pajak, kepatuhan dapat didefinisikan sebagai perilaku wajib pajak untuk melakukan sesuatu yang didasari oleh kesadaran maupun paksaan dalam memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kepatuhan masyarakat terlihat pada bersedia atau tidaknya masyarakat baik badan maupun orang pribadi yang mendaftarkan diri untuk menjadi wajib pajak yang memiliki NPWP dan kepatuhan masyarakat dalam melaksanakan hak dan kewajiban pajaknya. Peningkatan kepatuhan masyarakat dibidang perpajakan harus ditunjang dengan kualitas pelayanan yang mendukung peningkatan peran aktif masyarakat serta pemahaman akan hak dan kewajibannya dalam melaksanakan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Persentase tingkat kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya masih menunjukkan tidak mengalami peningkatan yang berarti. Hal ini didasarkan pada perbandingan jumlah penerimaan SPT yang masih sedikit oleh DJP jika dibandingkan dengan jumlah total wajib pajak yang terdaftar. Menurut Rahmany dalam Suara Merdeka, dari enam puluh juta penduduk Indonesia yang mampu membayar pajak, hanya tiga puluh persen yang telah memenuhi kewajibannya. Rendahnya tingkat kepatuhan masyarakat baik untuk mendaftarkan diri maupun melaksanakan kewajiban pajaknya dapat disebabkan karena beberapa faktor. Salah satunya adalah kualitas pelayanan yang diberikan fiskus kepada wajib pajak. Menurut Handayani (2009) dalam Adi (2011), untuk meningkatkan kualitas pelayanan tersebut dapat dilakukan dengan menyediakan sarana-prasarana maupun sistem informasi terutama pembentukan perilaku pegawai yang berdasarkan prinsip budaya kerja profesional dengan rambu-rambu kode etik pegawai, yang siap melayani masyarakat selaku wajib pajak. Untuk menciptakan fiskus yang berkualitas harus diperkuat oleh mekanisme kerja yang adil dan memberikan kesempatan kepada masing-masing fiskus untuk saling berkompetisi dalam memberikan pelayanan yang berkualitas kepada wajib pajak.

Sikap positif wajib pajak untuk tulus patuh membayar pajaknya tidak terlepas dari pengetahuan dalam memahami peraturan perpajakan yang berlaku dengan baik dan benar. Semakin banyak informasi yang mereka ketahui maka akan membantu mereka untuk bisa memberikan tanggapan (Anita, 2012). Pada


(5)

2

akhirnya, tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh wajib pajak akan mempengaruhi keputusan mereka untuk memenuhi kewajiban perpajakannya (Anita, 2012). Wajib pajak yang tidak memahami peraturan perpajakan secara jelas cenderung akan menjadi wajib pajak yang tidak taat (Hardiningsih, 2011). Oleh karena itu, pemerintah mengambil langkah terbaik untuk meningkatkan pengetahuan tentang peraturan perpajakan dengan diadakannya materi perpajakan dalam pendidikan formal sampai perguruan tinggi maupun pendidikan informal berupa penyuluhan dan seminar perpajakan.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Apakah kualitas pelayanan fiskus berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Pekalongan?

2. Apakah pengetahuan tentang peraturan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Pekalongan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis adanya pengaruh kualitas pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Pekalongan.

2. Untuk menganalisis adanya pengaruh pengetahuan tentang peraturan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Pekalongan. D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti dan wajib pajak mengenai peraturan perpajakan yang berlaku.

2. Penelitian ini memberikan referensi kepada civitas akademika dan peneliti-peneliti selanjutnya dalam pembuatan makalah peneliti-penelitian perpajakan khususnya tentang kualitas pelayanan fiskus dan pengetahuan tentang peraturan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak.

3. Penelitian ini memberikan referensi atau masukan-masukan yang positif kepada KPP Pratama Pekalongan dalam melakukan perbaikan kualitas kinerjanya kepada wajib pajak dan memberikan referensi atau masukan-masukan yang positif kepada KPP Pratama Pekalongan agar selalu melakukan sosialisasi peraturan perpajakan yang berlaku untuk meningkatkan pengetahuan tentang peraturan perpajakan wajib pajak sehingga wajib pajak mengetahui, memahami dan patuh dalam melakukan kewajiban perpajakannya. TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Kepatuhan Wajib Pajak

Kepatuhan merupakan tingkat sampai dimana wajib pajak mematuhi undang-undang perpajakan dan memenuhi bidang perpajakan (Pramushinta,


(6)

3

2011). Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.74/PMK.03/2012 pasal 2, untuk dapat ditetapkan sebagai wajib pajak dengan kriteria tertentu, wajib pajak harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Tepat waktu dalam menyampaikan surat pemberitahuan, meliputi:

a. Penyampaian surat pemberitahuan tahunan selama tiga tahun pajak terakhir yang wajib disampaikan sampai dengan akhir tahun sebelum tahun penetapan wajib pajak dengan kriteria tertentu dilakukan tepat waktu. b. Penyampaian surat pemberitahuan masa yang terlambat dalam tahun

terakhir sebelum tahun penetapan wajib pajak dengan kriteria tertentu untuk masa pajak Januari sampai November tidak lebih dari tiga masa pajak untuk setiap jenis pajak dan tidak berturut-turut.

c. Seluruh surat pemberitahuan masa dalam tahun terakhir sebelum tahun penetapan wajib pajak dengan kriteria tertentu untuk masa pajak Januari sampai November telah disampaikan.

d. Surat pemberitahuan masa yang terlambat sebagaimana dimaksud pada huruf b telah disampaikan tidak lewat dari batas waktu penyampaian surat pemberitahuan masa masa pajak berikutnya.

e. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali tunggakan pajak yang telah memperoleh izin mengangsur atau menunda pembayaran pajak.

2. Laporan keuangan diaudit oleh akuntan publik atau lembaga pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat wajar tanpa pengecualian selama tiga tahun berturut-turut.

3. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu lima tahun terakhir.

B. Kualitas Pelayanan Fiskus

Kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan pelayanan yang dapat memenuhi keinginan wajib pajak yang diberikan oleh fiskus (Tri Antini, 2012). Kualitas pelayanan yang diberikan fiskus kepada wajib pajak harus mencerminkan 4K yaitu keamanan, kepastian hukum, kenyamanan, dan kelancaran. Pelayanan kepada pelanggan dikatakan berkualitas jika memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau semakin kecil kesenjangan antara pemenuhan janji dengan harapan pelanggan adalah semakin mendekati ukuran berkualitas. Semakin baik pelayanan yang diberikan fiskus kepada wajib pajak, maka wajib pajak bersedia untuk patuh membayar pajaknya dan kepatuhan wajib pajak semakin meningkat. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:

Ha1 = Kualitas pelayanan fiskus berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak di

KPP Pratama Pekalongan.

C. Pengetahuan tentang Peraturan Perpajakan

Pengetahuan tentang peraturan perpajakan adalah wawasan seseorang mengenai konsep pajak, dimana pengetahuan ini diukur dengan melihat seberapa besar tingkat pemahaman wajib pajak terhadap pengertian pajak, kepemilikan


(7)

4

NPWP, manfaat pajak, sistem perpajakan, tata cara pembayaran pajak dan pelaporan SPT dan konsekuensinya bila tidak memenuhi kewajiban pajaknya (Anggraini, 2012). Sikap positif wajib pajak untuk patuh melaksanakan kewajiban pajaknya tidak terlepas dalam memahami peraturan perpajakan dengan baik dan benar.

Semakin paham dan tinggi pengetahuan tentang peraturan perpajakan yang dimiliki oleh seseorang, maka semakin tinggi pula keloyalitasan dalam membayar pajaknya. Pada akhirnya, tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh wajib pajak akan mempengaruhi keputusan mereka untuk memenuhi kewajiban perpajakannya (Anita, 2012). Berdasarkan uraian diatas, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:

Ha2 = Pengetahuan tentang peraturan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan

wajib pajak di KPP Pratama Pekalongan. D. Kerangka Pemikiran

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 1 Kerangka Pemikiran METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Menurut Indriantoro (2002: 12) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.

B. Populasi, Sampel, dan Metode Pengambilan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi, wajib pajak badan, dan wajib pajak bendaharawan yang terdaftar di KPP Pratama Pekalongan s.d Bulan Desember 2012. Sampel yang digunakan dalam pemilihan data menggunakan probabilitas sampling yaitu sampel acak berstrata proporsional. Untuk mendapatkan sampel yang dapat menggambarkan populasi, maka dalam penentuan sampel penelitian ini menggunakan rumus Slovin. Dari rumus Slovin diperoleh sampel 100 wajib pajak yang terdiri dari 91 wajib pajak orang pribadi, 6 wajib pajak badan, 3 wajib pajak bendaharawan.

C. Data dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data primer yang didukung oleh data-data sekunder. Data primer dalam penelitian ini yaitu sampel wajib pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekalongan. Data sekunder dalam penelitian ini berupa data kepustakaan dalam mencari sumber referensi yang terkait.

1. Kualitas Pelayanan Fiskus Kepatuhan

Wajib Pajak 2. Pengetahuan tentang Peraturan Perpajakan


(8)

5 D. Metode Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan cara menyebarkan kuesioner tertutup yang berisikan data mengenai informasi responden dan daftar pernyataan untuk mendapatkan data-data penilaian wajib pajak yang berkaitan dengan kualitas pelayanan fiskus dan pengetahuan tentang peraturan perpajakan. Kuisioner dibagi menjadi tiga bagian yaitu kuisioner tentang penilaian wajib pajak terhadap kualitas pelayanan yang diberikan fiskus, pengetahuan wajib pajak yang terdaftar, dan kepatuhan wajib pajak. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan model kuesioner dengan pilihan skala likert 1-5 dengan pilihan jawaban STS, TS, CS, S, dan SS.

E. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya

Variabel dalam penelitian ini adalah kualitas pelayanan fiskus, pengetahuan tentang peraturan perpajakan, dan kepatuhan wajib pajak. Berikut ini penjelasan dari masing masing variabel tersebut:

1. Kepatuhan wajib pajak adalah tingkat sampai dimana wajib pajak mematuhi undang-undang perpajakan dan memenuhi bidang perpajakan (Pramushinta, 2011). Instrumen kepatuhan wajib pajak dimodifikasi dari penelitian Supadmi (2009). Kuisioner terdiri dari 5 pernyataan dengan skala likert 1-5 dan dengan pilihan jawaban STS, TS, CS, S, dan SS. Sedangkan untuk klasifikasi nilai kepatuhan wajib pajak terdiri dari sangat tidak patuh, tidak patuh, cukup patuh, patuh, dan sangat patuh.

2. Kualitas pelayanan fiskus adalah tingkat kualitas atau mutu atas pelayanan yang diberikan fiskus kepada wajib pajak. Instrumen kualitas pelayanan fiskus dimodifikasi dari penelitian Tri Antini (2012) dan Supadmi (2009). Kuisioner terdiri dari 12 pernyataan dengan skala likert 1-5 dan dengan pilihan jawaban STS, TS, CS, S, dan SS. Sedangkan untuk klasifikasi nilai kualitas pelayanan fiskus terdiri dari sangat tidak baik, tidak baik, cukup baik, baik, dan sangat baik.

3. Pengetahuan tentang peraturan perpajakan adalah wawasan seseorang mengenai konsep pajak, dimana pengetahuan ini diukur dengan melihat seberapa besar tingkat pemahaman wajib pajak terhadap pengertian pajak, kepemilikan NPWP, manfaat pajak, sistem perpajakan, tata cara pembayaran pajak dan pelaporan SPT dan konsekuensinya bila tidak memenuhi kewajiban pajaknya (Anggraini, 2012). Instrumen pengetahuan tentang peraturan perpajakan dimodifikasi dari penelitian Widayati (2010) dan Supriyati (2008). Kuisioner terdiri dari 8 pernyataan dengan skala likert 1-5 dan dengan pilihan jawaban STS, TS, CS, S, dan SS. Sedangkan untuk klasifikasi nilai pengetahuan tentang peraturan perpajakan terdiri dari sangat tidak paham, tidak paham, cukup paham, paham, dan sangat paham.

F. Metode Kualitas Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas untuk menguji kualitas pengumpulan data. Kuisioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Uji reliabilitas adalah suatu metode analisis data yang digunakan untuk


(9)

6

mengetahui keandalan suatu instrumen yang digunakan. Reliabilitas (keandalan) yang digunakan untuk membuktikan konsistensi dan stabilitas instrumen pengukuran dari masing-masing faktor dengan menggunakan uji Alpha-Cronbach. G. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Adapun persamaan untuk menguji hipotesis secara keseluruhan adalah sebagai berikut: KWP = α + β1KPF + β2PTPP + ε

Keterangan:

KWP = kepatuhan wajib pajak

α = konstanta

β1, β2 = koefisien regresi

KPF = kualitas pelayanan fiskus

PTPP = pengetahuan tentang peraturan perpajakan

ε = tingkat kesalahan atau tingkat gangguan (error) ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

Dari 100 kuisioner yang disebar kepada sampel wajib pajak yang terdaftar, hanya 96 kuisioner yang diisi secara lengkap dan sisanya sebanyak 4 kuisioner merupakan kuisioner yang tidak lengkap. Dari 90 sampel yang dapat diolah dialokasikan 82 wajib pajak orang pribadi, 5 wajib pajak badan, dan 3 wajib pajak bendaharawan. Sebagian besar responden didominasi oleh pria yaitu 47 (52%), sisanya wanita sebanyak 43 (48%). Untuk responden yang berumur 21-30 sebesar 38%, 31-40 sebesar 34%, 41-50 sebesar 13%, < 21 sebesar 9%, 51-60 sebesar 6% dan > 60 tahun tidak ada. Pendidikan terakhir sebagian besar responden yaitu sarjana (40%), SMA/sederajat (39%), akademi (16%), SMP/sederajat (3%), lain-lain dan SD sebesar (2%) dan tidak ada. Pekerjaan responden didominasi oleh wiraswasta (42%), pegawai swasta (37%), PNS (8%), lain-lain (6%), buruh (4%), pelajar/mahasiswa (3%), TNI/POLRI dan petani tidak ada. Sedangkan untuk jenis wajib pajak, responden didominasi oleh orang pribadi (91%), badan (6%), bendaharawan (3%). Untuk kategori lama memiliki NPWP, responden yang memiliki NPWP selama 1-5 tahun (52%), < 1 tahun (34%), 6-10 tahun (11%), > 15 tahun (2%), dan 11-15 tahun tidak ada. Sebagian besar responden memiliki penghasilan per tahun < 50 juta (82%), 50-250 juta (12%), 510-1 milyar (3%), 260-300 juta (1%), 310-500 juta (1%), dan >1 milyar tidak ada.

B. Statistik Deskriptif

Dari hasil analisis deskriptif diketahui variabel kepatuhan wajib pajak memiliki nilai minimum sebesar 15,00, nilai maksimum sebesar 25,00 dengan nilai rata-rata 19,6333. Sedangkan variabel kualitas pelayanan fiskus memiliki nilai minimum sebesar 34,00, nilai maksimum sebesar 60,00, dengan nilai rata-rata sebesar 46,8889 dan variabel pengetahuan tentang peraturan perpajakan memiliki nilai minimum sebesar 18,00, nilai maksimum sebesar 40,00 dengan nilai rata-rata 31,8000.


(10)

7

C. Hasil Pengujian Kualitas Pengumpulan Data

Berdasarkan hasil validitas dengan SPSS versi 16.0, diketahui nilai signifikansi ketiga variabel tersebut < 5% dan nilai rhitung > 0,213, sehingga

pernyataan untuk setiap variabel dinyatakan valid. Sedangkan berdasarkan hasil reliabilitas, diketahui ketiga variabel tersebut memiliki nilai cronbach’s alpha diatas 0,60, sehingga pernyataan yang digunakan oleh variabel kualitas pelayanan fiskus, pengetahuan tentang peraturan perpajakan, dan kepatuhan wajib pajak dapat dipercaya atau handal untuk digunakan sebagai alat ukur variabel.

D. Hasil Pengujian Asumsi Klasik

Dari hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov (K-S) diketahui nilai probabilitas > α, sehingga dapat dinyatakan bahwa model regresi memenuhi asumsi normal. Sedangkan dari hasil uji multikolinieritas, variabel kualitas pelayanan fiskus dan pengetahuan tentang peraturan perpajakan memiliki VIF < 10 dan nilai Tolerance lebih besar dari 0,1, sehingga model regresi yang digunakan tidak terjadi multikolinieritas. Dan dari hasil uji heteroskedastisitas dengan uji Glejser, variabel kualitas pelayanan fiskus dan pengetahuan tentang peraturan perpajakan memiliki nilai signifikansi > 0,05, sehingga tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi tersebut.

E. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda dengan program SPSS versi 16.0, diketahui persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

KWP = 11,207 + 0,074 KPF + 0,156 PTPP + ε

Persamaan diatas menunjukkan adanya pengaruh yang positif kualitas pelayanan fiskus dan pengetahuan tentang peraturan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak. Koefisien regresi kualitas pelayanan fiskus bernilai positif. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan fiskus berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak, artinya semakin meningkat tingkat kualitas pelayanan fiskus, maka kepatuhan wajib pajak akan semakin meningkat. Koefisien regresi pengetahuan tentang peraturan perpajakan bernilai positif. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan tentang peraturan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak yaitu apabila pengetahuan tentang peraturan perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak KPP Pratama Pekalongan bertambah, maka kepatuhan wajib pajak akan semakin meningkat.

F. Hasil Pengujian Hipotesis

Dari hasil uji koefisien determinasi (R²), diketahui 17% variasi kepatuhan wajib pajak dapat dijelaskan oleh variabel kualitas pelayanan fiskus dan variabel pengetahuan tentang peraturan perpajakan, sedangkan sebesar 83% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak masuk dalam model yang diteliti.

Dari hasil uji signifikan simultan (uji F), diketahui nilai signifikansi F untuk variabel kualitas pelayanan fiskus dan pengetahuan tentang peraturan perpajakan < 5% dan nilai Fhitung > 3,15, sehingga dapat disimpulkan bahwa

model regresi KWP = α + β1KPF + β2PTPP + ε yang digunakan dalam penelitian ini fit.


(11)

8

Dari hasil uji t pada variabel kualitas pelayanan fiskus menunjukkan nilai thitung > 1,990 dan nilai signifikansi t < 0,05, sehingga hipotesis pertama yang

menyatakan kualitas pelayanan fiskus berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Pekalongan gagal ditolak. Hasil uji t pada variabel pengetahuan tentang peraturan perpajakan menunjukkan nilai thitung > 1,990 dan

nilai signifikansi t < 0,05, sehingga hipotesis kedua yang menyatakan pengetahuan tentang peraturan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Pekalongan gagal ditolak.

G. Pembahasan

Hipotesis pertama menyatakan bahwa “kualitas pelayanan fiskus berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Pekalongan”. Apabila semakin meningkat tingkat kualitas pelayanan fiskus, maka kepatuhan wajib pajak akan semakin meningkat. Dari hasil analisis regresi linier berganda diketahui bahwa kualitas pelayanan fiskus mempunyai koefisien regresi yang positif sehingga variabel kualitas pelayanan fiskus berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini berarti apabila semakin meningkat tingkat kualitas pelayanan fiskus, maka kepatuhan wajib pajak akan semakin meningkat. Sebaliknya, apabila semakin menurun tingkat kualitas pelayanan fiskus, maka kepatuhan wajib pajak akan semakin menurun.

Pelayanan kepada pelanggan dikatakan berkualitas jika memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau semakin kecil kesenjangan antara pemenuhan janji dengan harapan pelanggan adalah semakin mendekati ukuran berkualitas. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Rajif (2010), Adi (2012), Pramushinta (2012), dan Puspa (2012) serta diperkuat oleh penelitian Anita (2012) tentang pengaruh kualitas pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan yang diberikan oleh fiskus berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak, semakin baik pelayanan yang diberikan fiskus maka kepatuhan wajib pajak semakin meningkat.

Hipotesis kedua menyatakan bahwa “pengetahuan tentang peraturan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Pekalongan”. Apabila pengetahuan tentang peraturan perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak bertambah, maka kepatuhan wajib pajak akan semakin meningkat. Dari hasil analisis regresi linier berganda diketahui bahwa variabel pengetahuan tentang peraturan perpajakan mempunyai koefisien regresi yang positif sehingga variabel pengetahuan tentang peraturan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini menunjukkan apabila pengetahuan tentang peraturan perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak bertambah, maka kepatuhan wajib pajak akan semakin meningkat. Sebaliknya, apabila pengetahuan tentang peraturan perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak berkurang, maka kepatuhan wajib pajak akan semakin menurun.

Semakin bertambah, paham dan tinggi pengetahuan tentang peraturan perpajakan yang dimiliki oleh seorang wajib pajak, maka semakin tinggi pula keloyalitasan dalam membayar pajaknya. Pada akhirnya, tingkat pengetahuan tentang peraturan perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak akan mempengaruhi keputusannya untuk patuh atau tidak patuh dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang


(12)

9

dilakukan Supriyati (2008), Rajif (2010), Anggraini (2012), dan Anita (2012) mengenai pengaruh pengetahuan tentang peraturan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian tersebut menemukan adanya pengaruh positif pengetahuan tentang peraturan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dan dari analisis data yang dilakukan, maka penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil uji model atau uji F diperoleh nilai Fhitung sebesar 10,127 dan nilai

signifikansi F sebesar 0,000. Hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi KWP = α + β1KPF + β2PTPP + ε yang digunakan dalam penelitian ini fit.

2. Kualitas pelayanan fiskus berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis regresi linier berganda diketahui koefisien regresi kualitas pelayanan fiskus positif sebesar +0,074 dan signifikan pada taraf signifikansi 5%, artinya hipotesis pertama yang menyatakan kualitas pelayanan fiskus berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Pekalongan gagal ditolak, sehingga semakin meningkat tingkat kualitas pelayanan fiskus, maka kepatuhan wajib pajak akan semakin meningkat.

3. Pengetahuan tentang peraturan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis regresi linier berganda diketahui koefisien regresi pengetahuan tentang peraturan perpajakan positif sebesar +0,156 dan signifikan pada taraf signifikansi 5%, sehingga hipotesis kedua yang menyatakan pengetahuan tentang peraturan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Pekalongan gagal ditolak, artinya pengetahuan tentang peraturan perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak bertambah, maka akan meningkatkan tingkat kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

B. Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya sebagai berikut: 1. Penelitian ini memfokuskan pada satu objek penelitian yaitu Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Pekalongan.

2. Periode penelitian yang dilakukan relatif pendek terhadap wajib pajak yang terdaftar yaitu wajib pajak yang terdaftar sampai dengan Bulan Desember 2012 sehingga terdapat kemungkinan hasil penelitian kurang mencerminkan keadaan yang sesungguhnya.

3. Terbatasnya variabel-variabel independen yang sangat mempengaruhi secara positif terhadap kepatuhan wajib pajak.

4. Jumlah wajib pajak terdaftar yang akan dijadikan sampel sangat banyak jumlahnya dan beraneka ragam jenis wajib pajak sehingga terdapat kemungkinan hasil penelitian kurang mencerminkan karakteristik wajib pajak. 5. Rata-rata wajib pajak mengeluh kurangnya informasi perpajakan yang terbaru


(13)

10

6. Wajib pajak kurang mengerti istilah-istilah perpajakan seperti PTKP, SSP, SPT, cara pengisian formulir pendaftaran NPWP dan cara pengisian SPT, sehingga peneliti memberikan sedikit penjelasan pada saat wajib pajak melakukan pengisian kuisioner tersebut.

7. Sebagian besar wajib pajak yang bertempat tinggal diluar Kota Pekalongan kurang bersedia datang untuk membayarkan pajaknya sendiri dan memberikan kuasa kepada orang lain untuk membayarkan pajaknya ke KPP Pratama Pekalongan, sehingga dapat dikatakan self assessment system belum berjalan dengan sepenuhnya.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian diatas, ada beberapa saran yang dapat dipakai untuk penelitian selanjutnya dan KPP Pratama Pekalongan sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan tidak hanya mengambil satu objek penelitian, tetapi mengambil beberapa objek penelitian sehingga didapat sampel penelitian yang lebih besar dengan harapan hasil penelitian dapat digeneralisasi.

2. Perluasan tahun penelitian agar hasil penelitian lebih dapat menjelaskan pengaruh dan menambah keakuratan hasil penelitian.

3. Menambah variasi variabel independen yang belum digunakan dalam penelitian ini, misal sikap wajib pajak, sistem administrasi modern, ketegasan sanksi perpajakan, sunset policy, penagihan pajak, persepsi tentang fiskus, kesadaran membayar pajak, dan variabel-variabel lainnya.

4. Menggunakan sampel wajib pajak terdaftar dengan kriteria tertentu, misal wajib pajak yang melakukan pekerjaan bebas, wajib pajak pelaku UKM, dan kriteria tertentu lainnya.

5. KPP Pratama Pekalongan harus lebih sering untuk menginformasikan peraturan perpajakan yang terbaru melalui sosialisasi dan seminar, serta menanamkan kepada wajib pajak bahwa pajak digunakan untuk kepentingan bersama, sehingga pengetahuan tentang peraturan perpajakan masyarakat semakin luas dan bertambah serta wajib pajak menjadi lebih mengetahui dan taat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

6. KPP Pratama Pekalongan harus lebih menyederhanakan prosedur dalam perpajakan, harus lebih sering melakukan komunikasi efektif kepada wajib pajak, harus berpakaian lebih sopan dan lebih ramah, fiskus harus memiliki pengetahuan yang sangat luas sehingga mampu memberikan penjelasan secara jelas dan cepat tanggap terhadap keluhan wajib pajak.

7. KPP Pratama Pekalongan harus mulai memberlakukan peraturan penunjukkan surat kuasa bagi orang yang diberi kuasa untuk membayarkan pajak terutang yang telah ditandatangani oleh wajib pajak yang bersangkutan kepada fiskus, sehingga self assessment system dapat berjalan dengan sepenuhnya.


(14)

11

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Made Mertha Prabawa. 2012. Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Sikap Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Utara. Media Bina Ilmiah. Vol.6, No.2:51-55. ISSN No. 1978-3787.

Anggraini, Romandana. 2012. Pengaruh Pengetahuan Pajak, Persepsi tentang Petugas Pajak dan Sistem Administrasi Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Artikel Ilmiah. STIE Perbanas Surabaya.

Anita, Yuli Siregar dkk. 2012. Pengaruh Pelayanan Fiskus dan Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris terhadap Wajib Pajak di Semarang Tengah). Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis. Universitas Diponegoro Semarang.

Direktur Jenderal Pajak, Surat Edaran No. SE-84/PJ/2011 Tentang Pelayanan Prima.

Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-43/PJ/2011 tentang Penentuan Subjek Pajak dalam Negeri dan Subjek Pajak Luar Negeri.

Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hadi, Wiyoso. 2012. Bagaimana Ya Cara Terbaik Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak?. Diakses pada tanggal 5 November 2012. 21:34 WIB. www.pajak.go.id.

Hardiningsih, Pancawati dan Nila Yulianawati. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak. Dinamika Keuangan dan Perbankan. Vol. 3, No.1, Hal. 126 – 142.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Satu. Yogyakarta: BPFE-UGM. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 187/KMK.01/2010 tentang Standar

Prosedur Operasi Layanan Unggulan Kementerian Keuangan. Diakses pada tanggal 5 Januari 2013. 08:38 WIB.

Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi 2011. Yogjakarta: C.V Andi Offset (Penerbit Andi).

Mujiati dan Abdul Aris. 2010. Perpajakan (Pendekatan Teori dan Soal Latihan). Muhammadiyah University Press, Surakarta.

Munawir. 2000. Perpajakan. Edisi Kelima. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Pramushinta dan Baldric Siregar. 2011. Pengaruh Layanan Fiskus dan


(15)

12

Upaya Peningkatan Pajak. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 5, No. 2 : 173-189.ISSN : 1978-3116.

Purwono, Herry. 2010. Dasar-Dasar Perpajakan dan Akuntansi Pajak. Jakarta: Erlangga.

Puspa, Harjanti Arum. 2012. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Orang Pribadi Yang Melakukan Kegiatan Usaha Dan Pekerjaan Bebas. Skripsi. Semarang : Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Rahmany, Fuad. 2012. Tingkat Kepatuhan Bayar Pajak Rendah. Semarang: Koran Suara Merdeka. Edisi Kamis 25 Oktober 2012.

Rajif, Muhamad. 2010. Pengaruh Pemahaman, Kualitas Pelayanan, Dan Ketegasan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Pajak Pengusaha Ukm Di Daerah Cirebon. Universitas Gunadarma.

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Penetapan dan Pencabutan Penetapan Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu dalam Rangka Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak. Diakses pada tanggal 25 September 2012. 14:01 WIB.

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Diakses pada tanggal 21 September 2012. 13:14 WIB.

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan retribusi Daerah. Diakses pada tanggal 6 Januari 2013. 14:36 WIB.

Rustiyaningsih, Sri. 2011. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak. Widya Warta, No. 02, tahun XXXV. ISSN 0854-1981.

Sekaran, Uma. 2009. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Buku 1 Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.

Siregar, L. Suzanna. Pembuatan Tabel Koefisien Korelasi Momen-produk Pearson (Pearson Product moment Correlation Coefficient) dengan Microsoft Excel.

(www.google.com/ssiregar.staff.gunadarma.ac.id/../files/.../Tabel R.p...). Diakases pada tanggal 26 Januari 2013. 12:26 WIB.

Supadmi, Ni Luh. 2009. Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kualitas Pelayanan. Universitas Udayana Bali.

Supranto. 2009. The Power of Statistics untuk Pemecahan Masalah. Jakarta: Salemba Empat.

Suprianto, Edy. 2011. Perpajakan Di Indonesia. Edisi Satu. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Supriyati dan Nur Hidayati. 2008. Pengaruh Pengetahuan Pajak dan Persepsi Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Akuntansi dan Teknologi Informasi. Vol. 7, No.1. Hal 41-50.

Tri Antini, Amelia. 2012. Pengaruh Kualitas Pelayanan Fiskus terhadap Tingkat Kepuasan Wajib Pajak (Studi Kasus pada Wajib Pajak yang Terdaftar di


(16)

13

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta). Skripsi. Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Undang-Undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Terakhir Atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (PPh). Widayati dan Nurlis. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan untuk

Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas (Studi Kasus Pada KPP Pratama Gambir Tiga). Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto. Witono, Banu. 2008. Peranan Pengetahuan Pajak Pada Kepatuhan Wajib Pajak.

Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.7, No. 2 : 196-208.

Wiyono, Gendro. 2011. 3 In One Merancang Penelitian Bisnis Dengan Alat Analisis SPSS 17.0 dan SmartPLS 2.0. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. www.kamusbahasaindonesia.org/. Diakses pada tanggal 1 November 2012. 09:59

WIB.

www.pajak.go.id. Visi dan Misi Direktorat Jenderal Pajak. Diakses pada tanggal 18 Januari 2013. 01:44 WIB.

www.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 18 Januari 2012. 01:22 WIB.

www.kppbengkulu.wordpress.com. Visi, Misi, dan Nilai. Diakses pada tanggal 18 Januari 2013. 01:44 WIB.


(1)

8

Dari hasil uji t pada variabel kualitas pelayanan fiskus menunjukkan nilai thitung > 1,990 dan nilai signifikansi t < 0,05, sehingga hipotesis pertama yang menyatakan kualitas pelayanan fiskus berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Pekalongan gagal ditolak. Hasil uji t pada variabel pengetahuan tentang peraturan perpajakan menunjukkan nilai thitung > 1,990 dan nilai signifikansi t < 0,05, sehingga hipotesis kedua yang menyatakan pengetahuan tentang peraturan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Pekalongan gagal ditolak.

G. Pembahasan

Hipotesis pertama menyatakan bahwa “kualitas pelayanan fiskus berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Pekalongan”. Apabila semakin meningkat tingkat kualitas pelayanan fiskus, maka kepatuhan wajib pajak akan semakin meningkat. Dari hasil analisis regresi linier berganda diketahui bahwa kualitas pelayanan fiskus mempunyai koefisien regresi yang positif sehingga variabel kualitas pelayanan fiskus berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini berarti apabila semakin meningkat tingkat kualitas pelayanan fiskus, maka kepatuhan wajib pajak akan semakin meningkat. Sebaliknya, apabila semakin menurun tingkat kualitas pelayanan fiskus, maka kepatuhan wajib pajak akan semakin menurun.

Pelayanan kepada pelanggan dikatakan berkualitas jika memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau semakin kecil kesenjangan antara pemenuhan janji dengan harapan pelanggan adalah semakin mendekati ukuran berkualitas. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Rajif (2010), Adi (2012), Pramushinta (2012), dan Puspa (2012) serta diperkuat oleh penelitian Anita (2012) tentang pengaruh kualitas pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan yang diberikan oleh fiskus berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak, semakin baik pelayanan yang diberikan fiskus maka kepatuhan wajib pajak semakin meningkat.

Hipotesis kedua menyatakan bahwa “pengetahuan tentang peraturan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Pekalongan”. Apabila pengetahuan tentang peraturan perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak bertambah, maka kepatuhan wajib pajak akan semakin meningkat. Dari hasil analisis regresi linier berganda diketahui bahwa variabel pengetahuan tentang peraturan perpajakan mempunyai koefisien regresi yang positif sehingga variabel pengetahuan tentang peraturan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini menunjukkan apabila pengetahuan tentang peraturan perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak bertambah, maka kepatuhan wajib pajak akan semakin meningkat. Sebaliknya, apabila pengetahuan tentang peraturan perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak berkurang, maka kepatuhan wajib pajak akan semakin menurun.

Semakin bertambah, paham dan tinggi pengetahuan tentang peraturan perpajakan yang dimiliki oleh seorang wajib pajak, maka semakin tinggi pula keloyalitasan dalam membayar pajaknya. Pada akhirnya, tingkat pengetahuan tentang peraturan perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak akan mempengaruhi keputusannya untuk patuh atau tidak patuh dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang


(2)

9

dilakukan Supriyati (2008), Rajif (2010), Anggraini (2012), dan Anita (2012) mengenai pengaruh pengetahuan tentang peraturan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian tersebut menemukan adanya pengaruh positif pengetahuan tentang peraturan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dan dari analisis data yang dilakukan, maka penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil uji model atau uji F diperoleh nilai Fhitung sebesar 10,127 dan nilai signifikansi F sebesar 0,000. Hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi KWP = α + β1KPF + β2PTPP + ε yang digunakan dalam penelitian ini fit.

2. Kualitas pelayanan fiskus berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis regresi linier berganda diketahui koefisien regresi kualitas pelayanan fiskus positif sebesar +0,074 dan signifikan pada taraf signifikansi 5%, artinya hipotesis pertama yang menyatakan kualitas pelayanan fiskus berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Pekalongan gagal ditolak, sehingga semakin meningkat tingkat kualitas pelayanan fiskus, maka kepatuhan wajib pajak akan semakin meningkat.

3. Pengetahuan tentang peraturan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis regresi linier berganda diketahui koefisien regresi pengetahuan tentang peraturan perpajakan positif sebesar +0,156 dan signifikan pada taraf signifikansi 5%, sehingga hipotesis kedua yang menyatakan pengetahuan tentang peraturan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Pekalongan gagal ditolak, artinya pengetahuan tentang peraturan perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak bertambah, maka akan meningkatkan tingkat kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

B. Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya sebagai berikut: 1. Penelitian ini memfokuskan pada satu objek penelitian yaitu Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Pekalongan.

2. Periode penelitian yang dilakukan relatif pendek terhadap wajib pajak yang terdaftar yaitu wajib pajak yang terdaftar sampai dengan Bulan Desember 2012 sehingga terdapat kemungkinan hasil penelitian kurang mencerminkan keadaan yang sesungguhnya.

3. Terbatasnya variabel-variabel independen yang sangat mempengaruhi secara positif terhadap kepatuhan wajib pajak.

4. Jumlah wajib pajak terdaftar yang akan dijadikan sampel sangat banyak jumlahnya dan beraneka ragam jenis wajib pajak sehingga terdapat kemungkinan hasil penelitian kurang mencerminkan karakteristik wajib pajak. 5. Rata-rata wajib pajak mengeluh kurangnya informasi perpajakan yang terbaru


(3)

10

6. Wajib pajak kurang mengerti istilah-istilah perpajakan seperti PTKP, SSP, SPT, cara pengisian formulir pendaftaran NPWP dan cara pengisian SPT, sehingga peneliti memberikan sedikit penjelasan pada saat wajib pajak melakukan pengisian kuisioner tersebut.

7. Sebagian besar wajib pajak yang bertempat tinggal diluar Kota Pekalongan kurang bersedia datang untuk membayarkan pajaknya sendiri dan memberikan kuasa kepada orang lain untuk membayarkan pajaknya ke KPP Pratama Pekalongan, sehingga dapat dikatakan self assessment system belum berjalan dengan sepenuhnya.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian diatas, ada beberapa saran yang dapat dipakai untuk penelitian selanjutnya dan KPP Pratama Pekalongan sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan tidak hanya mengambil satu objek penelitian, tetapi mengambil beberapa objek penelitian sehingga didapat sampel penelitian yang lebih besar dengan harapan hasil penelitian dapat digeneralisasi.

2. Perluasan tahun penelitian agar hasil penelitian lebih dapat menjelaskan pengaruh dan menambah keakuratan hasil penelitian.

3. Menambah variasi variabel independen yang belum digunakan dalam penelitian ini, misal sikap wajib pajak, sistem administrasi modern, ketegasan sanksi perpajakan, sunset policy, penagihan pajak, persepsi tentang fiskus, kesadaran membayar pajak, dan variabel-variabel lainnya.

4. Menggunakan sampel wajib pajak terdaftar dengan kriteria tertentu, misal wajib pajak yang melakukan pekerjaan bebas, wajib pajak pelaku UKM, dan kriteria tertentu lainnya.

5. KPP Pratama Pekalongan harus lebih sering untuk menginformasikan peraturan perpajakan yang terbaru melalui sosialisasi dan seminar, serta menanamkan kepada wajib pajak bahwa pajak digunakan untuk kepentingan bersama, sehingga pengetahuan tentang peraturan perpajakan masyarakat semakin luas dan bertambah serta wajib pajak menjadi lebih mengetahui dan taat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

6. KPP Pratama Pekalongan harus lebih menyederhanakan prosedur dalam perpajakan, harus lebih sering melakukan komunikasi efektif kepada wajib pajak, harus berpakaian lebih sopan dan lebih ramah, fiskus harus memiliki pengetahuan yang sangat luas sehingga mampu memberikan penjelasan secara jelas dan cepat tanggap terhadap keluhan wajib pajak.

7. KPP Pratama Pekalongan harus mulai memberlakukan peraturan penunjukkan surat kuasa bagi orang yang diberi kuasa untuk membayarkan pajak terutang yang telah ditandatangani oleh wajib pajak yang bersangkutan kepada fiskus, sehingga self assessment system dapat berjalan dengan sepenuhnya.


(4)

11

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Made Mertha Prabawa. 2012. Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Sikap Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Utara. Media Bina Ilmiah. Vol.6, No.2:51-55. ISSN No. 1978-3787.

Anggraini, Romandana. 2012. Pengaruh Pengetahuan Pajak, Persepsi tentang Petugas Pajak dan Sistem Administrasi Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Artikel Ilmiah. STIE Perbanas Surabaya.

Anita, Yuli Siregar dkk. 2012. Pengaruh Pelayanan Fiskus dan Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris terhadap Wajib Pajak di Semarang Tengah). Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis. Universitas Diponegoro Semarang.

Direktur Jenderal Pajak, Surat Edaran No. SE-84/PJ/2011 Tentang Pelayanan Prima.

Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-43/PJ/2011 tentang Penentuan Subjek Pajak dalam Negeri dan Subjek Pajak Luar Negeri.

Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hadi, Wiyoso. 2012. Bagaimana Ya Cara Terbaik Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak?. Diakses pada tanggal 5 November 2012. 21:34 WIB.

www.pajak.go.id.

Hardiningsih, Pancawati dan Nila Yulianawati. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak. Dinamika Keuangan dan Perbankan. Vol. 3, No.1, Hal. 126 – 142.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Satu. Yogyakarta: BPFE-UGM. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 187/KMK.01/2010 tentang Standar

Prosedur Operasi Layanan Unggulan Kementerian Keuangan. Diakses pada tanggal 5 Januari 2013. 08:38 WIB.

Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi 2011. Yogjakarta: C.V Andi Offset (Penerbit Andi).

Mujiati dan Abdul Aris. 2010. Perpajakan (Pendekatan Teori dan Soal Latihan). Muhammadiyah University Press, Surakarta.

Munawir. 2000. Perpajakan. Edisi Kelima. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Pramushinta dan Baldric Siregar. 2011. Pengaruh Layanan Fiskus dan


(5)

12

Upaya Peningkatan Pajak. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 5, No. 2 : 173-189.ISSN : 1978-3116.

Purwono, Herry. 2010. Dasar-Dasar Perpajakan dan Akuntansi Pajak. Jakarta: Erlangga.

Puspa, Harjanti Arum. 2012. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Orang Pribadi Yang Melakukan Kegiatan Usaha Dan Pekerjaan Bebas. Skripsi. Semarang : Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Rahmany, Fuad. 2012. Tingkat Kepatuhan Bayar Pajak Rendah. Semarang: Koran Suara Merdeka. Edisi Kamis 25 Oktober 2012.

Rajif, Muhamad. 2010. Pengaruh Pemahaman, Kualitas Pelayanan, Dan Ketegasan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Pajak Pengusaha Ukm Di Daerah Cirebon. Universitas Gunadarma.

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Penetapan dan Pencabutan Penetapan Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu dalam Rangka Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak. Diakses pada tanggal 25 September 2012. 14:01 WIB.

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Diakses pada tanggal 21 September 2012. 13:14 WIB.

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan retribusi Daerah. Diakses pada tanggal 6 Januari 2013. 14:36 WIB.

Rustiyaningsih, Sri. 2011. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak. Widya Warta, No. 02, tahun XXXV. ISSN 0854-1981.

Sekaran, Uma. 2009. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Buku 1 Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.

Siregar, L. Suzanna. Pembuatan Tabel Koefisien Korelasi Momen-produk Pearson (Pearson Product moment Correlation Coefficient) dengan Microsoft Excel.

(www.google.com/ssiregar.staff.gunadarma.ac.id/../files/.../Tabel R.p...). Diakases pada tanggal 26 Januari 2013. 12:26 WIB.

Supadmi, Ni Luh. 2009. Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kualitas Pelayanan. Universitas Udayana Bali.

Supranto. 2009. The Power of Statistics untuk Pemecahan Masalah. Jakarta: Salemba Empat.

Suprianto, Edy. 2011. Perpajakan Di Indonesia. Edisi Satu. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Supriyati dan Nur Hidayati. 2008. Pengaruh Pengetahuan Pajak dan Persepsi Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Akuntansi dan Teknologi Informasi. Vol. 7, No.1. Hal 41-50.

Tri Antini, Amelia. 2012. Pengaruh Kualitas Pelayanan Fiskus terhadap Tingkat Kepuasan Wajib Pajak (Studi Kasus pada Wajib Pajak yang Terdaftar di


(6)

13

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta). Skripsi. Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Undang-Undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Terakhir Atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (PPh). Widayati dan Nurlis. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan untuk

Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas (Studi Kasus Pada KPP Pratama Gambir Tiga). Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto. Witono, Banu. 2008. Peranan Pengetahuan Pajak Pada Kepatuhan Wajib Pajak.

Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.7, No. 2 : 196-208.

Wiyono, Gendro. 2011. 3 In One Merancang Penelitian Bisnis Dengan Alat Analisis SPSS 17.0 dan SmartPLS 2.0. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

www.kamusbahasaindonesia.org/. Diakses pada tanggal 1 November 2012. 09:59 WIB.

www.pajak.go.id. Visi dan Misi Direktorat Jenderal Pajak. Diakses pada tanggal 18 Januari 2013. 01:44 WIB.

www.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 18 Januari 2012. 01:22 WIB.

www.kppbengkulu.wordpress.com. Visi, Misi, dan Nilai. Diakses pada tanggal 18 Januari 2013. 01:44 WIB.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak Dan Self Assessment System Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di KPP Pratama Bandung Karees)

0 9 7

Pengaruh Penerapan Hukum Pajak Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di KPP Pratama Bandung Tegallega)

0 18 44

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Kualitas Pelayanan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Bandung Karees)

11 50 87

Pengaruh Pengetahuan Perpajakan Dan Kualitas Pelayanan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada Wajib Pajak Orang pribadi Di KPP Pratama Majalaya)

0 4 1

Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Dan Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying)

0 5 1

Pengaruh Kualitas pelayanan Pajak Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Survey Pada Wajib Orang pribadi Di KPP Pratama Soreang)

4 31 49

Pengaruh Pengetahuan Pajak Dan Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees)

16 165 122

Pengaruh Account Representative Dan Kualitas Pelayanan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pratama Soreang)

18 182 55

Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak Dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Badan Di KPP Pratama Bandung Tegallega)

0 9 44

Pengaruh Pemeriksaan Pajak Dan Pengetahuan Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Badan Di KPP Pratama Bandung Cicadas)

3 75 107