Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

2

1.2. Rumusan Masalah

Pengaruh kinerja motor dan percikan bunga api pada busi menggunakan 2 variasi koil dengan 3 variasi busi di motor bensin 4 langkah 110 cc

1.3. Batasan Masalah

Batasan-batasan dalam penelitian ini : 1. Menggunakan mesin 4-tak motor Honda blade 110 cc. 2. CDI yang digunakan adalah CDI standar Honda blade. 3. Koil yang digunakan dalam penelitian ini adalah koil standard dan koil racing Blue Thunder. 4. Jenis busi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu busi standar DENSO U20EPR9, double iridium DURATION 071Z, platinum NGK CPR8EAGP-9. 5. Bahan bakar mengunakan premium. 6. Parameter acuan : Daya, Torsi, Percikan bunga api, dan konsumsi bahan bakar.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh 2 jenis koil dan 3 jenis busi terhadap kinerja motor 4 langkah 110 cc dengan : 1. Pengaruh daya, torsi terhadap penggunaan variasi koil dan variasi busi. 2. Mengetahui perbedaan karakteristik percikan bunga api yang dihasilkan menggunakan variasi koil dan variasi busi. 3. Pengaruh konsumsi bahan bakar terhadap penggunaan variasi koil dan variasi busi.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Menambah pengetahuan pemilik kendaran Honda blade 110 cc yang ingin menambah daya maupun torsi menggunakan variasi koil dan busi 3 2. Diharapkan akan sebagai acuan pada pengguna kendaran Honda blade 110 cc memilih busi dan koil sesuai kebutuhan. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Nurdianto dan Ansori, 2015, meneliti pengaruh variasi tingkat panas busi terhadap performa mesin dan emisi gas buang sepeda motor 4 tak. Penelitian tersebut memperoleh hasil sebagai berikut: busi sedang dapat menaikkan performa mesin dan menurunkan emisi gas buang kendaraan, jika menggunakan busi panas dapat menyebabkan terjadinya pre-ignition jika digunakan secara terus menerus dapat menyebabkan performa mesin turun dan emisi gas buang meningkat dikarenakan busi panas memiliki karakteristik melepas panas yang rendah. Penggunaan busi NGK C7HSA pada sepeda motor Honda New Supra Fit 2006 lebih baik terhadap performa maupun emisi gas buang kendaraan yang dihasilkan sepeda motor dibandingkan menggunakan busi Denso U22FS-U, Denso U16FS-U dan NGK C6HSA. Gambar 2.1. Grafik Hubungan Torsi dengan busi NGK C7HSA, busi Denso U16FS-U dan NGK C6HSA 5 Gambar 2.2. Grafik Hubungan Torsi dengan busi NGK C7HSA, busi Denso U16FS-U dan NGK C6HSA Ludfianto, 2013, meneliti penggunaan twin spark ignition dengan konfigurasi berhadapan secara Horizontal pada Motor Yamaha fizr dua langkah 100 cc. Penelitian tersebut memperoleh hasil sebagai berikut: Torsi tertinggi untuk pengapian standar 2 busi adalah 9,34 N.m pada putaran 6323 rpm. Daya tertinggi untuk pengapian 2 busi standar adalah 6,24 kW pada putaran 6382 rpm. Sedangkan Torsi tertinggi untuk pengapian racing 2 busi adalah 9,48 N.m pada putaran 6283 rpm. Daya tertinggi untuk pengapian racing 2 busi adalah 6,338 kW pada putaran 6424 rpm. Hasil analisa perbandingan antara pengapian racing dan pengapian standar adalah sebagai berikut: Pada penggunaan pengapian racing kinerja motor uji meningkat dibanding dengan penggunaan pengapian standar. Dan Pada penggunaan pengapian racing konsumsi bahan bakar lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan pengapian standar. Marlon Marlindo, 2012, meneliti analisa penggunaan cdi racing programmable dan koil racing pada mesin sepeda motor standar. Penelitian tersebut memperoleh data Torsi tertinggi menggunakan pengapian standar pada rpm 4500 sampai 6000 dengan maximal torsi 9,77 pada rpm 5842. Tetapi untuk putaran di atas 6000 rpm terbesar dihasilkan oleh pengapian menggunakan CDI

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI 3 JENIS BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH HONDA BLADE 110 CC BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX 95

1 9 6

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI KOIL TIPE STANDAR DAN RACING TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC BERBAHAN BAKAR PERTAMAX PLUS DAN PERTALITE

0 4 19

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI 2 JENIS KOIL DAN VARIASI 4 JENIS BUSI TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 135 CC BERBAHAN BAKAR PERTALITE

5 23 103

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI 2 JENIS KOIL DAN VARIASI 4 JENIS BUSI TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 135 CC BERBAHAN BAKAR PERTAMAX

1 19 150

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI 2 JENIS KOIL DAN VARIASI 4 JENIS BUSI TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 135 CC BERBAHAN BAKAR PERTAMAX PLUS

3 32 123

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH VARIASI 2 JENIS KOIL DAN 4 JENIS BUSI TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 135 CC BERBAHAN BAKAR PREMIUM

2 19 137

PENGARUH PENGGUNAAN CDI DAN KOIL RACING TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 160 CC BERBAHAN BAKAR PREMIUM

0 10 77

PENGARUH PENGGUNAAN CDI DAN KOIL RACING TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 160 CC BERBAHAN BAKAR PREMIUM

0 9 77

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI 3 JENIS BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH HONDA BLADE 110 CC BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX 95

2 20 106

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC

3 27 99