Konflik PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KOMISARIS INDEPENDEN, KONFLIK BONDHOLDER SHAREHOLDER DAN BIAYA POLITIS TERHADAP KEBIJAKAN AKUNTANSI KONSERVATIF PERUSAHAAN

18 menyusun laporan keuangan, sehingga dapat diperoleh suatu laporan laba yang berkualitas. Adanya komisaris independen diharapkan mampu meningkatkan peran dewan komisaris dan tercipta corporate governance di dalam perusahaan Rukminingsih, 2009. Hasil penelitian Wardhani 2008 membuktikan bahwa komisaris independen berpengaruh secara positif terhadap tingkat konservatisme akuntansi, kepemilikan oleh komisaris yang terafiliasi dan direksi berpengaruh negatif terhadap tingkat konservatisme akuntansi serta komite audit berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap tingkat konservatisme akuntansi. Wardhani 2008 yang meneliti pengaruh transparansi good corporate governance terhadap nilai perusahaan menyatakan bahwa variabel karakteristik dewan yang berupa jumlah komisaris terbukti berhubungan dengan nilai perusahaan dengan tingkat signifikansi 5. Penelitian yang dilakukan oleh Ngui et al, 2007 menyatakan bahwa komisaris independen menjembatani kepentingan manajemen dan kepentingan pemegang saham. Komisaris independen memiliki peran monitoring yang akan berusaha untuk memastikan bahwa manajemen akan melakukan pengelolaan perusahaan yang bertujuan memaksimalkan return bagi pemegang saham. Dengan adanya mekanisme pengawasan, diharapkan sikap oportunis yang menguntungkan manajemen akan dapat dikurangi, sehingga kinerja perusahaan akan meningkat.

D. Konflik

Bondholder-shareholder 19 Keputusan pendanaan perusahaan menyangkut keputusan tentang bentuk dan komposisi pendanaan yang akan dipergunakan oleh perusahaan. Sumber pendanaan dapat diperoleh dari dalam perusahaan internal financing dan dari luar perusahaan external financing . Modal internal berasal dari laba ditahan, sedangkan modal eksternal dapat bersumber dari modal sendiri dan melalui hutang Jensen-Meckling, 1976. Almilia 2005 menyatakan bahwa hutang memberikan insentif bagi manajer-pemilik untuk melakukan tindakan-tindakan lain yang dapat mengurangi nilai perusahaan, melalui keputusan-keputusan investasi dan keputusan-keputusan pendanaan. Hasil penelitian Zmijewski dan Hagerman 1990 dalam Almilia 2005 mendukung debtequity hypothesis , yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara leverage dan pilihan prosedur akuntansi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin besar debtequity ratio , semakin besar pula kemungkinan perusahaan akan menggunakan prosedur yang cenderung meningkatkan laba yang dilaporkan periode sekarang atau laporan keuangan yang disajikan cenderung tidak konservatif optimis. Sari 2004 menyatakan bahwa konflik bondholders-shareholders timbul pada saat perusahaan mencari pendanaan dari hutang. Masalah yang timbul antara lain adalah seputar kebijakan dividen. Pembayaran dividen yang terlalu tinggi akan menyebabkan ancaman bagi debtholder karena akan mengurangi aktiva yang seharusnya tersedia untuk pelunasan hutang. Untuk mengatasi masalah ini, debtholder biasanya akan mensyaratkan pembatasan pembayaran dividen. Peningkatan pada hutang perusahaan akan mengurangi 20 klaim bondholders atas aktiva perusahaan. Hal ini terjadi karena hutang baru akan meningkatkan kemungkinan bahwa hutang bondholders tidak bisa dilunasi sepenuhnya. Lasdi 2008 menyatakan bahwa kontrak hutang menggunakan konservatisme dalam dua cara. Pertama, bondholders dapat secara eksplisit menggunakan akuntansi konservatif. Kedua, manajer dapat secara implisit menggunakan akuntansi konservatif secara konsisten dalam rangka membangun reputasi untuk pelaporan keuangan yang konservatif. Terkait dengan negosiasi ulang kontrak hutang, debt covenants cenderung untuk berpedoman pada angka-angka akuntansi. Menurut Lasdi 2008, hipotesis debt covenant memprediksi bahwa manajer cenderung untuk menyatakan secara berlebihan laba dan aset untuk mengurangi negosiasi ulang biaya kontrak hutang ketika perusahaan berusaha melanggar kontrak hutangnya. Bukti empiris menunjukkan bahwa perusahaan pelanggar mempunyai lebih banyak akrual abnormal yang agresif. Tidak seperti investor, kreditor tidak mempunyai mekanisme untuk mengatasi inflasi laba perusahaan. Sebagai gantinya, kreditor dilindungi oleh standar akuntansi konservatif. Watts 2003 menyatakan debtholders akan mengalami asimetri pembayaran asymmetric payoff yang berhubungan dengan aktiva bersih. Apabila pada saat hutang jatuh tempo aktiva bersih perusahaan berada di atas nilai nominal hutang, maka debtholders hanya menerima pembayaran sejumlah nilai nominal hutang. Tetapi bila pada saat jatuh tempo nilai aktiva bersih berada di bawah nilai nominal hutang, maka debtholders terpaksa menerima pembayaran yang lebih kecil dari nilai nominal hutang. Dengan 21 demikian, debtholders menginginkan jaminan bahwa jumlah minimum aktiva bersih lebih besar daripada nilai nominal hutang. Konservatisme berperan penting dalam menyajikan laba dan aktiva yang konservatif. Konservatisme akan membatasi perilaku oportunistik manajer misalnya, menciptakan distorsi pada laba dalam menyajikan laporan keuangan. Dengan demikian, laba yang konservatif akan membatasi pembayaran dividen yang terlalu tinggi. Aktiva yang konservatif akan memberikan gambaran kepada debtholder tentang ketersediaan aktiva untuk pembayaran hutang.

E. Biaya Politis

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba (studi empiris perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI)

2 33 138

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Kualitas Kantor Akuntan Publik terhadap Integritas Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2011)

0 9 136

Pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance : studi empiris pada sektor perbankan yang terdaftar di bei periode tahun 2009-2013

0 15 0

PENGARUH PROPORSI DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL PENGARUH PROPORSI DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP PEMBERIAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Empi

0 4 13

PROPORSI DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KEPEMILIKAN PENGARUH PROPORSI DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP PEMBERIAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di B

2 5 32

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL KAPEMILIKAN DEWAN KOMISARIS DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN.

0 3 6

Pengaruh karakteristik komisaris independen dan direktur independen terhadap kebijakan dividen AWAL

0 0 18

PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR - Perbanas Institutional Repository

0 0 18

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROPORSI DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

0 0 18

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROPORSI DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR - repository perpustakaan

0 0 20