Perbedaan dengan Riset yang lain Pendahuluan

2.6. Perbedaan dengan Riset yang lain

Dalam penelitian ini, penulis akan membangun sebuah pemodelan sistem pendukung keputusan bersifat statis yaitu suatu model sistem pendukung keputusan dalam mengambil satu kejadian saja dalam suatu situasi yang semuanya terjadi dalam 1 interval, baik waktunya sebentar ataupun yang lama dalam penilaian kriteria melalui pendekatan fuzzy dengan Analytic Hierarchy Process AHP untuk menentukan alternatif terbaik yang akan dipilih. Dimana fuzzy akan memberikan preferensinya untuk penilaian kriteria yang direpresentasikan fuzzy segitiga. Sedangkan Analytic Hierarchy Process AHP dalam pemodelan sistem pendukung keputusan digunakan untuk menentukan tingkat kepentingan setiap kriteria C 1 , C 2 , C 3 , C 4 , untuk memperoleh vektor bobot serta melakukan proses perankingan. 2.7. Konstribusi Riset Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dalam pemodelan sistem pendukung keputusan dalam penilai kriteria C 1 , C 2 , C 3 , C 4 untuk menentukan alternatif melalui pendekatan fuzzy dengan Analytic Hierarchy Process AHP mampu menyelesaikan setiap permasalahan dan memberikan hasil yang lebih baik serta pemodelan sistem pendukung tersebut dapat di terapkan untuk menyelesaikan permasalahan yang lain, khususnya permasalahan yang berkaitan dalam penilain kriteria. Universitas Sumatera Utara BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Pendahuluan

Dalam rancangan ini, akan menjelaskan bentuk pendekatan fuzzy dalam pemodelan sistem pendukung keputusan dengan Analytic Hierarchi Process AHP berserta langkah – langkah penyelesaiannya: 3.1.1. Model sistem pendukung keputusan Pada rancangan dibawah akan menjelaskan bentuk pemodelan sistem pendukung keputusan bersifat statis melalui pendekatan fuzzy dengan Analytic Hierarchy Process AHP dalam penilaian keriteria C 1, C 2, C 3, C 4 untuk menentukan alternatif yang akan dipilih. Adapun bentuk rancangan tersebut terdapat pada gambar 3.1 dibawah: Gambar 3.1 Model sistem pendukung keputusan Dialog Pendukung Keputusan - Ipk C 1 - P. Orangtua C 2 - Jml T Orangtua C 3 - Jarak C 4 Manajemen Basisdata Jenis Kriteria C 1, C 2, C 3, C 4, nilai variabel dan kisaran data untuk setiap kriteria Input kriteria C 1, C 2, C 3, C 4, Representasi Fuzzy segitiga untuk penilai kriteria C 1, C 2, C 3, C 4, Manajemen Model Matrik Keputusan Alternatif Terpilih Perankingan Pengetahuan Tampilan Vektor bobot Logika Fuzzy Hasil fuzzy segitiga dan variabel, setelah disesuaikan dengan parameter Metode Analytic Hierarchy Procces AHP Universitas Sumatera Utara Pada Gambar 3.1 di atas menjelaskan rancangan dari pemodelan sistem pendukung keputusan bersifat statis. Sistem pendukung keputusan bersifat statis yaitu merupakan suatu bentuk model statis yang hanya mengambil satu kejadian saja dalam suatu situasi, selama kejadian tersebut semuanya terjadi dalam 1 interval, baik waktunya sebentar atau lama dengan penilaian kriteria yang akan diuji yaitu; ipk C 1 , penghasilan orangtua C 2 , tanggungan orangtua C 3 dan jarak C 4 melalui pendekatan fuzzy dengan Analytic Hierarchy Process AHP untuk menentukan alternatif terbaik yang akan dipilih. Dalam rancangan pemodelan sistem pendukung keputusan terbagi kepada tiga bagian, yaitu manajemen model, manajemen basisdata dan dialog. ketiga bagian tersebut saling berhubungan untuk mencapai hasil yang lebih baik dalam penyelesaian masalah. Dimana manajemen model merupakan suatu bagian untuk menganalisa dan memodelkan sebuah model penyelesaian masalah yang baik, melalui pendekatan fuzzy. Pendukung keputusan melalui manajemen model juga menentukan jumlah kriteria, memberikan variabel dan kisaran data untuk setiap kriteria. Selanjutnya fuzzy akan memberikan preferensinya untuk penilaian setiap kriteria yang direpresentasikan menggunakan fuzzy segitiga. Hasil representasi yang diberikan fuzzy segitiga dari penilaian setiap kriteria setelah disesuaikan dengan parameter dan selanjutnya oleh pendukung keputusan akan membentuk sebuah matrik keputusan. Sedangkan Analytic Hierarcy process AHP dalam pemodelan sistem pendukung keputusan digunakan untuk menentukan tingkat kepentingan setiap kriteria ipk C 1 , penghasilan orangtua C 2 , tanggungan orangtua C 3 dan jarak C 4 dengan tujuan untuk memproleh vektor bobot serta melakukan proses perankingan. Tujuan dari Analytic Hierarcy Process AHP memperoleh vektor bobot untuk dijumlahkan dengan matrik keputusan melalui perankingan dengan harapan agar memperoleh alternatif terbaik yang akan dipilih. Pada bagian manajemen basisdata diperlukan untuk mendukung proses manajemen model melalui pengambilan data yang relevan yang akan dipilih dan diuji seperti data ipk, penghasilan orangtua, tanggungan orangtua dan jarak. Sedangkan dialog dalam pemodelan sistem pendukung keputusan diperlukan sebagai implementasikan hasil pengujian dari pemodelan sistem pendukung keputusan dari penilaian kriteria C 1, C 2 ,C 3 , C 4 melalui pendekatan fuzzy AHP. Universitas Sumatera Utara Dalam penelitian ini, pemodelan sistem pendukung keputusan melalui pendekatan fuzzy dengan Analytic Hierarcy Process AHP. Adapun kriteria – kriteria yang akan dinilai yaitu kriteria C 1, C 2 ,C 3 , C 4 Sebagaimana terdapat pada Tabel 3.1 dibawah: Tabel 3.1 Jenis – jenis kriteria Nama Kriteria Keterangan Ipk Sebagai C 1 Penghasilan orangtua Sebagai C 2 Tanggungan orangtua Sebagai C 3 Jarak Sebagai C 4 Pada Tabel 3.1 di atas menunjukkan jumlah kriteria yang akan dinilai. berdasarkan jenis – jenis kriteria diatas, maka pendukung keputusan dapat menggambarkan sebuah struktur hirarki dalam pemodelan sistem pendukung keputusan yang dapat diberikan sebagai berikut: a. Phase pertama = Goal tujuan keputusan b. Phase kedua = Kriteria c. Phase ketiga = Alternatif Dari tiga phase diatas, maka bentuk struktur dekomposisi permasalahan dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 3.2 Model struktur hirarki analytic hierarchy process AHP Tujuan C 1 C 2 C 3 C 4 Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 4 Alternatif 5 Alternatif 6 Universitas Sumatera Utara 3.1.2. Jenis – jenis kriteria berdasarkan tingkat kepentingan Dalam pemodelan sistem pendukung keputusan melalui pendekatan fuzzy dengan Analytic Hierarcy Process AHP, pendukung keputusan akan memberikan variabel dan kisaran data untuk setiap kriteria. Fuzzy akan memberikan preferensinya untuk penilaian setiap kriteria yang direpresentasikan menggunakan fuzzy segitiga. Adapun kriteria – kriteria tersebut yaitu: a. Kriteria ipk C 1 Tabel 3.2 Kriteria ipk Variabel Kisaran data ipk Rendah [0 – 2.90] Sedang [2.70 – 3.20] Tinggi [3.00 – 4.00] b. Kriteria penghasilan orangtua C 2 Tabel 3.3 Kriteria penghasilan orangtua Variabel Kisaran data penghasilan orangtua Rendah 3.500.000 – 6.000.000 Sedang 1.500.000 – 4.000.000 Tinggi 0 – 2.000.000 c. Kriteria tanggungan orangtua C 3 Tabel 3.4 Kriteria tanggungan orangtua Variabel Kisaran data tanggungan orangtua Rendah [1 – 3] Sedang [2 – 5] Tinggi [4 – 7] Universitas Sumatera Utara d. Kriteria jarak C 4 Tabel 3.5 Kriteria jarak Variabel Kisaran data jarak Rendah [0 – 10] Sedang [6 – 15] Tinggi [11 – 30] Berdasarkan pada tabel setiap kriteria ipk C 1 , penghasilan orangtua C 2 , tanggungan orangtua C 3 dan jarak C 4 di atas, maka pendukung keputusan akan mengambil keputusan dari setiap kriteria – kriteria diatas untuk membentuk sebuah tabel keputusan setiap alternatif pada setiap kriteria. Sebagaimana Tabel 3.6 dibawah: Tabel 3.6 Pengambilan keputusan pada setiap alternatif pada setiap kriteria Alternatif Kriteria Ipk C 1 Penghasilan Ortua C 2 Tanggungan Ortua C 3 Jarak C 4 A 1 3.00 1.500.000 2 10 A 2 3.50 1.300.000 6 20 A 3 3.30 2.000.000 4 16 A 4 3.00 3.600.000 6 20 A 5 3.80 1.500.000 4 23 A 6 3.65 2.000.000 3 7 Pada Tabel 3.6 di atas, kriteria seperti Ipk C 1 , penghasilan orangtua C 2 , tanggungan orangtua C 3 dan jarak C 4 merupakan suatu nilai yang akan diuji dari 6 alternatif. Dimana nilai setiap kriteria pada alternatif tersebut akan diselesaikan melalui pendekatan fuzzy dengan Analytic Hierarcy Process AHP. Universitas Sumatera Utara Phase pertama: Pada phase pertama ini, pendukung keputusan akan menerapkan konsep kerja dari pada fuzzy, dimana fuzzy akan memberikan preferensinya untuk penilaian setiap kriteria yang akan direpresentasikan menggunakan fuzzy segitiga. a. Kriteria ipk C 1 Tabel 3.7 Kriteria ipk Variabel Kisaran data ipk Rendah [0 – 2.90] Sedang [2.70 – 3.20] Tinggi [3.00 – 4.00] Representasi fuzzy segitiga untuk kriteria Ipk: Fungsi keanggotaan untuk setiap himpunan pada kriteria ipk dapat diberikan sebagai berikut: 0 2.70 2.90 3.00 3.20 3.60 4.00 � 2.90 ; 0 � 2.90 1; � = 2.90 0 ; � ≤ 0 Rendah � − 2.70 3.20 − 2.70 ; 2.70 � 3.20 1 ; � = 3.20 0 ; � ≤ 2.70 Sedang � − 3.00 3.60 − 3.00 ; 3.00 � 3.60 1 ; � = 4 0 ; � ≤ 3.00 Tinggi Universitas Sumatera Utara b. Kriteria penghasilan orangtua C 2 Tabel 3.8 Kriteria penghasilan orangtua Variabel Kisaran data penghasilan orangtua Rendah 3.500.000 – 6.000.000 Sedang 1.500.000 – 4.000.000 Tinggi 0 – 2.000.000 Representasi fuzzy segitiga untuk kriteria penghasilan orangtua: Fungsi keanggotaan untuk setiap himpunan pada kriteria penghasilan orangtua dapat diberikan sebagai berikut: 4.000.000 − � 4.000.000 − 1.500.000 ; 1.500.000 � 4.000.000 1 ; � = 1.500.000 0 ; � ≥ 4.000.000 Sedang 0 ; � 6.000.000 6.000.000 − x 6.000.000 − 3.500.000 ; 3.500.000 � 6.000.000 1 ; � = 3.500.000 Rendah 2.000.000 − � 2.000.000 − 1.000.000 ; 1.000.000 � 2.000.000 0 ; � ≥ 2.000.000 1 ; � = 1.000.000 Tinggi 6 jt 4 jt 3,5 jt 2 jt 1,5 jt 1 0 Universitas Sumatera Utara c. Kriteria tanggungan orangtua C 3 Tabel 3.9 Kriteria tanggungan orangtua Variabel Kisaran data tanggungan orangtua Rendah [1 – 3] Sedang [2 – 5] Tinggi [4 – 7] Representasi fuzzy segitiga untuk kriteria tanggungan orangtua: Fungsi keanggotaan untuk setiap himpunan pada kriteria tanggungan orangtua dapat diberikan sebagai berikut: � − 1 3 − 1 ; 1 � 3 1 ; � = 3 0 ; � ≤ 1 Rendah � − 2 5 − 2 ; 2 � 5 1 ; � = 5 0 ; � ≤ 2 Sedang � − 4 6 − 4 ; 4 � 6 1 ; � = 7 0 ; � ≤ 4 Tinggi 0 1 2 3 4 5 6 7 Universitas Sumatera Utara d. Kriteria jarak C 4 Tabel 3.10 Kriteria jarak Variabel Kisaran data jarak Rendah [0 – 10] Sedang [6 – 15] Tinggi [11 – 30] Representasi fuzzy segitiga untuk kriteria jarak: Fungsi keanggotaan untuk setiap himpunan pada kriteria jarak dapat diberikan sebagai berikut: � 10 ; 0 � 10 1 ; � = 10 0 ; � ≤ 0 Rendah � − 6 15 − 6 ; 6 � 15 1 ; � = 15 0 ; � ≤ 6 Sedang 0 ; � ≤ 11 � − 11 25 − 11 ; 11 � 25 1 ; � = 25 Tinggi 0 6 10 11 15 25 30 Universitas Sumatera Utara Phase kedua: Sedangkan pada phase kedua ini, pendukung keputusan akan memberikan preferensinya berdasarkan Cheng, 1999 yang direpsentasikan fuzzy segitiga dengan parameter � � , � � , � � dapat dikatagorikan sebagai berikut: Sangat tinggi = 1 ; 0,8 ; 1 Tinggi = 0,75 ; 0,6 ; 0,9 Sedang = 0,5 ; 0,3 ; 0,7 Rendah = 0,25 ; 0,05 ; 0,45 Sangat rendah = 0 ; 0 ; 0,2 Berdasarkan parameter di atas, nilai parameter yang diambil oleh pendukung keputusan untuk penilaian setiap kriteria C 1 , C 2 , C 3 , C 4 adalah rendah 0,25 ; 0,05 ; 0,45, sedang 0,5 ; 0,3 ; 0,7 dan tinggi 0,75 ; 0,6 ; 0,9. Adapun hasil dari representasi fuzzy segitiga pada C 1 , C 2 , C 3 , C 4 serta setiap nilai yang diberikan untuk kriteria C 1 , C 2 , C 3 , C 4 dan setelah disesuaikan dengan nilai parameter yaitu; rendah, sedang dan tinggi, maka hasil yang diberikan untuk setiap alternatif adalah sebagai berikut: Alternatif ke – 1 C 1 = Hasil representasi fuzzy segitiga = 0,6 Variabel = Sedang 0,3 ; 0,18 ; 0,42 C 2 = Hasil representasi fuzzy segitiga = 1 Variabel = Sedang 0,5 ; 0,3 ; 0,07 C 3 = Hasil representasi fuzzy segitiga = 0,5 Variabel = Rendah 0,125 ; 0,025 ; 0,225 C 4 = Hasil representasi fuzzy segitiga = 1 Variabel = Rendah 0,25 ; 0,05 ; 0,45 Alternatif ke – 2 C 1 = Hasil representasi fuzzy segitiga = 0,833 Variabel = Tinggi 0,625 ; 0,499 ; 0,749 C 2 = Hasil representasi fuzzy segitiga = 0,7 Variabel = Tinggi 0,525 ; 0,42 ; 0,63 C 3 = Hasil representasi fuzzy segitiga = 1 Variabel = Tinggi 0,75 ; 0,6 ; 0,9 C 4 = Hasil representasi fuzzy segitiga = 0,642 Variabel = Tinggi 0,482 ; 0,386 ; 0,578 Universitas Sumatera Utara Alternatif ke – 3 C 1 = Hasil representasi fuzzy segitiga = 0,5 Variabel = Tinggi 0,375 ; 0,3 ; 0,45 C 2 = Hasil representasi fuzzy segitiga = 0,8 Variabel = Sedang 0,4 ; 0,24 ; 0,56 C 3 = Hasil representasi fuzzy segitiga = 0,666 Variabel = Sedang 0,333 ; 0,099 ; 0,467 C 4 = Hasil representasi fuzzy segitiga = 0,357 Variabel = Tinggi 0,268 ; 0,215 ; 0,332 Alternatif ke – 4 C 1 = Hasil representasi fuzzy segitiga = 0,6 Variabel = Sedang 0,3 ; 0,18 ; 0,42 C 2 = Hasil representasi fuzzy segitiga = 0,96 Variabel = Rendah 0,24 ; 0,048 ; 0,432 C 3 = Hasil representasi fuzzy segitiga = 1 Variabel = Tinggi 0,75 ; 0,6 ; 0,9 C 4 = Hasil representasi fuzzy segitiga = 0,642 Variabel = Tinggi 0,482 ; 0,386 ; 0,578 Alternatif ke – 5 C 1 = Hasil representasi fuzzy segitiga = 1 Variabel = Tinggi 0,75 ; 0,6 ; 0,9 C 2 = Hasil representasi fuzzy segitiga = 1 Variabel = Sedang 0,5 ; 0,3 ; 0,7 C 3 = Hasil representasi fuzzy segitiga = 0,666 Variabel = Sedang 0,333 ; 0,099 ; 0, 467 C 4 = Hasil representasi fuzzy segitiga = 0,857 Variabel = Tinggi 0,643 ; 0,515 ; 0,772 Alternatif ke – 6 C 1 = Hasil representasi fuzzy segitiga = 1 Variabel = Tinggi 0,75 ; 0,6 ; 0,9 C 2 = Hasil representasi fuzzy segitiga = 0,8 Variabel = Sedang 0,4 ; 0,24 ; 0,56 C 3 = Hasil representasi fuzzy segitiga = 1 Variabel = Rendah 0,25 ; 0,05 ; 0,45 C 4 = Hasil representasi fuzzy segitiga = 0,7 Variabel = Rendah 0,175 ; 0,035 ; 0,315 Universitas Sumatera Utara Dari hasil representasi fuzzy segitiga untuk kriteria C 1 , C 2 , C 3 , C 4 di atas, maka pendukung keputusan akan membentuk sebuah matrik keputusan sebagai berikut: K = Phase ketiga: Pada phase ketiga ini, selanjutnya pendukung keputusan akan menggunakan Analytic Hierarcy Process AHP untuk menentukan tingkat kepentingan setiap kriteria dengan tujuan agar memperoleh vektor bobot. Dimana Analytic Hierarcy Process AHP akan menentukan skala perbandingan dari 1 – 9 untuk setiap kriteria C 1 , C 2 , C 3 , C 4 . Adapun skala perbandingan tersebut terdapat pada tabel 3.11 dibawah: Tabel 3.11 Tingkat kepentingan kriteria Skala Pasangan Keterangan 1 1 Sama penting 3 1 3 Agak lebih penting yang 1 dengan yang lainnya 5 1 5 Cukup penting 7 1 7 Sangat penting 9 1 9 Mutlak lebih penting 2, 4, 6, 8 1 2 1 4 1 6 1 8 Nilai tengah Pada Tabel 3.11 di atas, merupakan tabel tingkat kepentingan untuk setiap kriteria yang akan dinilai terhadap 4 kriteria yang sebelumnya telah ditetapkan oleh pendukung keputusan yaitu ipk C 1 , penghasilan orangtua C 2 , tanggungan orangtua C 3 dan jarak C 4 . Adapun dibawah ini menunjukkan tahapan – tahapan yang dilakukan Analytic Hierarcy Process AHP untuk memperoleh vektor bobot: 0,3 0,5 0,125 0,25 0,625 0,525 0,75 0,482 0,375 0,4 0,333 0,268 0,3 0,24 0,75 0,482 0,75 0,5 0,333 0,643 0,75 0,4 0,25 0,175 Universitas Sumatera Utara � 1 � 2 � 3 � 4 � 9 7 5 3 � = Konsisten = ⎣ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎡9 9 7 9 5 9 3 7 7 7 7 5 7 3 5 5 7 5 5 5 3 3 3 7 3 5 3 3 ⎦ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎤ 9 1,28 1,8 3 7 1 1,4 2,33 5 0,71 1 1,66 3 0,42 0,6 1 Jumlah 24 3,41 4,8 7,99 Setelah dilakukan normalisasi menjadi: � 0,375 0,375 0,375 0,375 0,291 0,293 0,291 0,291 0,208 0,208 0,208 0,207 0,125 0,123 0,125 0,125 � Kemudian nilai vektor bobot yang didapatkan: W = [0,375 ; 0,291 ; 0,207 ; 0,124] Setelah vektor bobot diperoleh, Selanjutnya pendukung keputusan akan menentukan alternatif yang akan dipilih, dimana vektor bobot akan dijumlahkan dengan matrik keputusan menggunakan persamaan berikut: � � = ��� �� �� � � S 1 = 0,30,375 + 0,50,291 + 0,1250,207 + 0,250,124 = 0,314875 S 2 = 0,6250,375 + 0,5250,291 + 0,750,207 + 0,4820,124 = 0,602168 S 3 = 0,3750,375 + 0,40,291 + 0,3330,207 + 0,2680,124 = 0,359239 S 4 = 0,30,375 + 0,240,291 + 0,750,207 + 0,4820,124 = 0,397376 S 5 = 0,750,375 + 0,50,291 + 0,3330,207 + 0,6430,124 = 0,575464 S 6 = 0,750,375+ 0,40,291 + 0,250,207 + 0,1750,124 = 0,471100 Setelah dilakukan perankingan terhadap 6 alternatif berdasarkan penilaian 4 kriteria yaitu ipk C 1 , penghasilan orangtua C 2 , tanggungan orangtua C 3 dan jarak C 4 , maka alternatif yang terpilih adalah alternatif yang memiliki nilai tertinggi adalah S 2 = 0,602168 Universitas Sumatera Utara 3.1.3. Desain rancangan Dalam desain rancangan ini, akan menggambarkan bentuk rancangan tampilan dari pemodelan sistem pendukung keputusan. Adapun dalam rancangan tampilan tersebut akan memberikan 4 rancangan tampilan yaitu: a. Rancangan utama program perankingan calon penerima beasiswa Pada gambar 3.3 rancangan utama program perangkingan ini, menjelaskan bentuk rancangan dari pada tampilan utama program perankingan, dimana rancangan tersebut nantinya akan di tampilkan hasilnya dalam bahasa pemogramaan C++. Gambar 3.3 Rancangan utama program perankingan calon penerima beasiswa b. Rancangan input alternatif Pada rancangan input alternatif gambar 3.4 dibawah, menjelaskan suatu bentuk rangangan dari jumlah alternatif yang akan diseleksi. Rancangan ini juga di rancang sedemikian rupa dengan tujuan agar dapat memberikan suatu hasil yang sesuai dengan data – data input setiap alternatif yang ada dalam rancangan, sehingga nantinya hasil tampilan yang diberikan sesuai dengan rancangan dari pada input alternatif tersebut. Gambar 3.4 Rancangan input alternatif PROGRAM PERANKINGAN CALON PENERIMA BEASISWA MENGGUNAKAN FUZZY DAN AHP AUTHOR : MUHAMMAD IQBAL Jumlah mahasiswa calon penerima beasiswa = PROGRAM PERANKINGAN CALON PENERIMA BEASISWA MENGGUNAKAN FUZZY DAN AHP AUTHOR : MUHAMMAD IQBAL Jumlah mahasiswa calon penerima beasiswa = xx Data mahasiswa ke –x Nim : xxxxxxxx Nama : xxxxxxxx Ipk : xxx Penghasilan ortua : xxxxxxxx Tanggungan ortua : xx Jarak : xx Universitas Sumatera Utara c. Rancangan output matrik keputusan Untuk rancangan output matrik keputusan, merupakan suatu bentuk rancangan output awal sebelum output hasil perankingan yang di rancang. Dalam rancangan tersebut hanya menjelaskan bentuk rancangan output matrik yang diberikan, sebagaimana Gambar 3.5 dibawah: Gambar 3.5 Rancangan output matrik keputusan d. Rancangan output hasil perankingan Sedangkan pada rancangan output hasil perankingan seperti gambar 3.6 di bawah, merupakan suatu rancangan output akhir dalam proses perankingan yang dirancang. Sehingga diharapkan rancangan tersebut nantinya akan memberikan bentuk tampilan yang baik sesuai rancangan tersebut. Gambar 3.6 Rancangan output hasil perankingan Berdasarkan dari empat bentuk rancangan yang berbeda pada gambar diatas, rancangan tersebut akan di tampilkan sebagai bentuk implementasi yang nantinya akan di tampilkan dalam bahasa pemograman C++, sebagaimana terdapat dalam bab selanjutnya. Jika Weight = [ xxx xxx xxx xxx ] Maka didapatkan perankingan sebagai berikut : 1. Nim : xxxxxxxx Nama : xxxxxx Total nilai = xxxx 2. Nim : xxxxxxxx Nama : xxxxxx Total nilai = xxxx MATRIK KEPUTUSAN: xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx Tekan enter untuk melanjutkan Universitas Sumatera Utara BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil