8
2.4. Slip Slippage
Intensitas slip merupakan pengurangan kecepatan maju traktor karena beban operasi pada kondisi lapang. Slip roda yang terjadi pada roda traksi traktor dapat diketahui dari
pengurangan kecepatan traktor pada saat operasi dengan beban dibandingkan dengan kecepatan teoritis Liljedahl et al, 1989. Slip roda traktor merupakan salah satu faktor
pembatas bagi pengoperasian traktor-traktor pertanian. Slip akan selalu terjadi pada traktor baik pada saat menarik beban maupun saat tidak menarik beban. Drawbar pull masih dapat
terus meningkat hingga nilai maksimum yaitu sampai slip roda mencapai 30, slip optimum 16 terjadi pada saat efisiensi traksi maksimum Wanders, 1978.
Slip terjadi bila roda meneruskan gaya-gaya pada permukaan alas, pengukuran slip agak rumit akibat pengecilan jari-jari ban efektif statis maupun dinamis. Meningkatkan slip
roda dapat menambah kemampuan traksi, gaya tarik traktor masih dapat ditambah dengan menaikkan slip hingga 30, tetapi slip yang optimum pada operasi traktor adalah 10-17
Wanders, 1978. Tenaga yang tersedia pada roda traksi tidak seluruhnya dapat digunakan sebagai
tenaga tarik, sehingga dikenal dengan istilah efisiensi tenaga tarik traktive power efficiency. Efisiensi tenaga tarik adalah perbandingan drawbar power dengan tenaga pada as roda.
Kehilangan tenaga ini, yaitu untuk mengatasi tahanan gelinding dan slip roda. Makin besar slip yang terjadi maka akan makin kecil tenaga yang tersedia untuk menarik alat handy
strain meter. Jadi untuk mengetahui berapa besar gaya tarik yang dapat dihasilkan oleh traktor, maka perlu diketahui koefisiensi traksi. Koefisien traksi coefficient of traction
adalah perbandingan antara gaya tarik yang dihasilkan traktor dengan beban dinamis pada alat penarik handy strain meter. Koefisien traksi dipengaruhi oleh hubungan roda traktor
dengan permukaan landasan. Slip roda traksi merupakan selisih antara jarak tempuh traktor saat dikenai beban
dengan jarak tempuh traktor tanpa beban pada putaran roda penggerak yang sama. Untuk menghitung slip roda traksi digunakan persamaan 4 berikut Suastawa et al, 2006.
St = ቀͳ െ
ௌ ௌ
ቁ x 100 ..........................................................4 Keterangan : St = Slip roda traksi
Sb = Jarak tempuh traktor saat diberi pembebanan dalam 5 putaran roda m So = Jarak tempuh traktor tanpa beban dalam 5 putaran roda m
2.5. Kapasitas Kerja dan Kapasitas Lapang Efektif
Kapasitas kerja suatu alat didefinisikan sebagai suatu kemampuan kerja suatu alat atau mesin memberikan hasil hektar, kilogram, liter per satuan waktu Suastawa, 2000.
Kapasitas kerja dapat dibedakan menjadi kapasitas teoritis dan kapasitas efektif. Kapasitas efektif merupakan waktu nyata yang diperlukan di lapangan dalam
menyelesaikan suatu unit pekerjaan tertentu. Kapasitas teoritis adalah hasil kerja yang akan dicapai alat dan mesin bila seluruh waktu digunakan pada spesifikasi operasinya.
Kapasitas lapang efektif suatu alat merupakan fungsi dari lebar kerja teoritis mesin, persentase lebar teoritis yang secara aktual terpakai, kecepatan jalan dan besarnya kehilangan
waktu lapang selama pengerjaan. Dengan alat-alat semacam garu, penyiang lapangan, pemotong rumput dan pemanen padi, secara praktis tidak mungkin untuk memanfaatkan
9
lebar teoritisnya tanpa adanya tumpang tindih. Besarnya tumpang tindih yang diperlukan terutama merupakan fungsi dari kecepatan, kondisi tanah dan keterampilan operator. Pada
beberapa keadaan, hasil suatu tanaman bisa jadi terlalu banyak sehingga pemanen tidak dapat digunakan memanen selebar lebar kerjanya, bahkan pada kecepatan maju minimum yang
masih mungkin. Kapasitas lapang teoritis K
LT
dapat dihitung menggunakan persamaan 5 berikut Suastawa et al, 2006.
K
LT
= 0.36 v x l
P
..........................................................5 Keterangan : K
LT
= Kapasitas lapang teoritis hajam v
= Kecepatan rata-rata ms l
P
= Lebar pembajakan rata-rata m 0.36
= Faktor konversi 1 m
2
s = 0.36 hajam Untuk menghitung kapasitas lapang pengolahan efektif K
LE
diperlukan data waktu kerja keseluruhan; dari mulai bekerja hingga selesai W
K
dan luas tanah hasil pengolahan keseluruhan L. Persamaan yang digunakan untuk menghitung K
LE
adalah persamaan 6 sebagai berikut Suastawa et al, 2006.
K
LE
=
ௐ
......................................................................6 Keterangan : K
LE
= Kapasitas lapang efektif hajam L
= Luas lahan hasil pengolahan ha W
K
= Waktu kerja jam Untuk menghitung efisiensi lapang Eff diperlukan data kapasitas lapang teoritis
K
LT
dan kapasitas lapang pengolahan efektif K
LE
. Persamaan yang digunakan untuk menghitung Eff adalah persamaan 7 sebagai berikut Suastawa et al, 2006.
Eff = K
LE
x 100..................................................................7 K
LT
10
III. METODOLOGI