EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI PARIWISATA DI KOTA PONTIANAK (Studi penelitian pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di Kota Pontianak)

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Negara Republik Indonesia merupakan Negara kesatuan yang menganut
asas Desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan
keleluasan kepada Daerah untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah, hal ini
sesuai dengan pasal 18 UUD 1945, bahwa pembagian daerah atas daerah besar
dan kecil, dengan bentuk dan susunan pemerintahan yang ditetapkan UndangUndang, dengan memandang dan mengingat dasar permusyawaratan dalam sistem
pemerintahan dan hak-hak asal usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa.
Penegasan tersebut kemudian dijabarkan dalam Undang-Undang No.32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dimana menurut Undang-Undang ini
prinsip otonomi yang dianut adalah dengan memberikan kewenangan nyata, luas
dan bertanggung jawab kepada daerah secara proporsional. Dengan adanya
otonomi, Pemerintah Daerah memiliki kewenangan dan tanggung jawab
sepenuhnya dalam penyelenggaraaan pemerintahan serta kewenangan dalam
mengelola dan memanfaatkan potensi yang ada di daerahnya, serta menetapkan
dan menyusun sendiri upaya-upaya untuk pengembangannya. Sehingga setiap
daerah dituntut untuk dapat bersaing secara kompetitif untuk meningkatkan

kemampuannya dalam mengelola dan menggali serta mengembangkan potensi
daerahnya khususnya pertanian, kelautan, industri dan pariwisata dengan tujuan
terwujudnya

kondisi

peningkatan

kesejahteraan

dikalangan

masyarakat,

2

peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Dan semua itu
harus berdasarkan semangat desentralisasi dalam kerangka kehidupan yang
demokratis dan good governance.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 16 Tahun 2004 tentang

Pembentukan Dinas Daerah Kota Pontianak, maka dibentuklah Dinas Pariwisata
Kebudayaan, Informasi dan Komunikasi Kota Pontianak sebagai salah satu
lembaga tehnis yang merupakan gabungan dari Kantor Pariwisata, Kantor
Informasi dan Komunikasi serta Bagian Kebudayaan yang ada di Dinas
Pendidikan Kota Pontianak. Namun seiring dengan perkembangan organisasi
pemerintahan maka sesuai dengan PP no. 41 tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah dan Peraturan Daerah Nomor 11 tahun 2008

tentang

pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kota Pontianak, maka Dinas
Pariwisata di Kota Pontianak berubah nomenklaturnya menjadi Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pontianak, dimana untuk susunan organisasi,
Tugas pokok organisasi dan tata kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Pontianak diatur di dalam Peraturan Walikota Pontianak Nomor 62 Tahun 2008.
Lembaga ini dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang bertanggung jawab
langsung kepada Walikota Pontianak.
Pemerintah Kota Pontianak memiliki visi kedepan yaitu sebagai kota
Khatulistiwa Berwawasan Lingkungan dan Terdepan dalam Pembangunan. lebih
memposisikan dirinya sebagai fasilitator dalam meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat. Salah satunya adalah peningkatan dalam bidang pariwisata dan
kebudayaan.

Untuk

dapat

melaksanakan

dan

mewujudkan

peningkatan

3

kesejahteraan masyarakat tersebut, Pemerintah kota Pontianak mempunyai
program, baik itu program jangka panjang, menengah, maupun tahunan. Karena
pengembangan pariwisata menjadi suatu industrialisasi merupakan sebuah

keharusan akan tetapi tidak hanya sebatas modernisasi serta tidak hanya dengan
kerja sama dengan pihak swasta maupun kegiatan promosi kepariwisataan namun
juga ke daerah lain.
Urusan Kepariwisataan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Pontianak
meliputi 20 urusan dan berlaku sejak Januari 2001 sejalan dengan pelaksanaan
otonomi daerah, sehingga di dalam pelaksanaan rencana strategis Dinas
Pariwisata Kebudayaan, Informasi dan Komunikasi Kota Pontianak merupakan
kegiatan-kegiatan kelanjutan disamping melaksanakan agenda rutin dinas
pemerintahan.
Isu-isu strategis dalam pengembangan pariwisata adalah belum optimalnya
pelibatan dan peran masyarakat, potensi dan posisi masyarakat lokal sebagai
pelaku/subyek penting dalam pengembangan pariwisata masih belum terwujud
secara nyata dan optimal; Belum optimalnya nilai manfaat pariwisata bagi
masyarakat lokal, kedudukan masyarakat sebagai penerima manfaat dalam
pengembangan pariwisata juga masih sering terabaikan dan belum mendapat
manfaat secara memadai; Belum kuatnya komitmen sadar wisata di kalangan
masyarakat,

sadar


wisata

sebagai

bentuk

komitmen

strategis

dalam

pengembangan pariwisata masih belum mengakar, dipahami dan disikapi secara
konkret di masyarakat; Belum kuatnya komitmen sadarwisata di kalangan
masyarakat, masih muncul ego sektoral dan kedaerahan dalam pengembangan

4

pariwisata, upaya pemberdayaan masyarakat masih menjadi sasaran sekunder
upaya pengembangan belum terintegrasi “.1

Dari permasalahan di atas, penyusun ingin lebih jauh meneliti sejauh mana
efektivitas kebijakan Pemerintah Kota dalam pengembangan industri pariwisata di
Kota Pontianak (Studi pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di Kota Pontianak
di Kota Pontianak).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana efektivitas kebijakan Pemerintah Kota dalam pengembangan
industri pariwisata di Kota Pontianak?
2. Faktor-Faktor apa saja yang menjadi pendorong dan penghambat
kebijakan Pemerintah Kota dalam pengembangan industri pariwisata di
Kota Pontianak?
C. Tujuan Penelitian
Untuk menciptakan sebuah hasil yang maksimal dari penelitian dengan
judul efektivitas kebijakan Pemerintah Kota dalam pengembangan industri
pariwisata di Kota Pontianak harus memiliki gambaran atau penjelasan yang jelas,
adapun tujuan penelitian ini berdasarkan rumusan masalah di atas adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mendeskripsikan efektivitas kebijakan Pemerintah Kota dalam
pengembangan industri pariwisata di Kota Pontianak.

1


Ukus Kuswara.2005. "Peningkatan Sadar Wisata Dalam Pengembangan Pariwisata
Indonesia". Diakses pada Tanggal 19 Februari 2008 Dari http//www.myindonesia.
info/filedata/1468_5 54 BahanPemberdayaanMasyarakat.pdf.2005

5

2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi pendorong dan
penghambat Pemerintah Kota dalam pengembangan industri pariwisata di
Kota Pontianak.
D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian tentunya penyusun akan mengharapkan beberapa
manfaat dari hasil penelitian yang telah dilakukan baik secara akademis maupun
praktis yang diantaranya sebagai berikut:
1. Manfaat Akademis
Diharapkan akan mampu memberikan masukan dan referensi bagi jurusan
ilmu pemerintahan. Khususnya pada lembaga Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata di Kota Pontianak.
2. Manfaat Praktis
a. Melalui penelitian ini bisa mengkaji, memahami, dan memberi

pengetahuan bagi penyusun dan menjadi tolak ukur serta evaluasi bagi
kebijakan Pemerintah Kota dalam pengembangan industri pariwisata di
Kota Pontianak
b. Dalam rangka memenuhi dan melengkapi sebagian syarat dan tugas
sebagaimana ketentuan Universitas dan Fakultas untuk mendapatkan
derajad kesarjanaan.
E. Definisi Konseptual.
Konsep yang ada pada judul penelitian perlu dibatasi pengertiannya, hal
ini dilakukan untuk menghindari meluasnya konsep penyusun dengan pembaca.
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas maka yang menjadi

6

fokus penelitian ini adalah ”Efektivitas kebijakan Pemerintah Kota dalam
pengembangan industri pariwisata di Kota Pontianak”. Konsep yang akan
diuraikan antara lain :
1. Efektivitas
Menurut Gibson (1996:30) pengertian efektivitas adalah: Penilaian yang
dibuat sehubungan dengan prestasi individu, kelompok, dan organisasi.
Makin dekat prestasi mereka terhadap prestasi yang diharapkan (standar),

maka makin lebih efektif dalam menilai mereka. Dari pengertian tersebut di
atas

dari

sudut

pandang

kinerja

keorganisasian

maka

dapat

diidentifikasikan tiga tingkatan analisis yaitu: (1) individu, (2) kelompok,
(3) organisasi. Ketiga tingkatan analisis tersebut sejalan dengan ketiga
tingkatan tanggung jawab manajerial yaitu


bahwa para manajer

bertanggung jawab atas efektivitas individu, kelompok dan organisasi.2
2. Pemerintah Daerah
Dalam Undang-undang otonomi daerah No 32 Tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah telah dijelaskan bahwa yang dimaksud pemerintah
daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah
daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan
prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dengan UUD 1945.3
3. Industri pariwisata

2

Gibson, James L., John M. Ivancevich dan James H. Donnely Jr. 1996. Organisasi: Perilaku,
Struktur, Proses. (Terjemahan) Edisi Delapan. Jakarta:Binarupa Aksara
3
UU Otonomi Daerah No. 32 Tahun 2004 pasal 1 ayat 2


7

Pariwisata sebagai industri atau lebih dikenal dengan istilah "Industri
Pariwisata" belum dijumpai batasan pengertiannya dalam peraturan
perundangan di Indonesia. Namun demikian para ahli kepariwisataan telah
merumuskan pengertian tentang industri pariwisata. misalnya menurut
Karyono, industri pariwisata adalah keseluruhan rangkaian dan usaha
menjual barang dan jasa yang diperlukan wisatawan, selama ia melakukan
perjalanan wisata sampai kembali ketempat asalnya. Sedangkan menurut
Soekadijo, industri pariwisata dalam pengertian yang lain ialah industri
yang berupa seluruh kegiatan pariwisata yang utuh sebagai lokasi wisata
yang dapat dinikmati oleh masyarakat.4 Pariwisata adalah konsep umum
yang definisinya terus berubah, pariwisata dapat dilihat sebagai suatu
kegiatan bisnis yang berhubungan dengan penyediaan barang atau jasa
bagi wisatawan dan menyangkut setiap pengeluaran oleh atau untuk
wisatawan atau pengunjung dalam perjalanan.5
F. Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal
yang didefinisikan dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu
akan menunjuk alat pengambil data yang cocok digunakan atau mengacu pada
bagaimana mengukur suatu variable. 6 Dengan demikian definisi operasional

4

Dahliana Hasan. 2008"Pendapatan Asli Daerah Dari Industri Pariwisata dalam Menunjang
Otonomi Daerah" Diakses pada tanggal 12 September 2008 Dari www. wisatamelayu-com
5
Kusmayadi, dan Endor Sugiarto. 2000. Metodologi Penelitian Dalam Bidang Kepariwisataan.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
66
Tim dosen bahasa Indonesia UMM, 2003. Bahasa Indonesia untuk karangan ilmiah, UMM
Press, Malang, Halaman 207

8

merupakan penetapan dari indikator-indikator yang akan di pelajari dan di analisa,
sehingga nantinya dapat di peroleh gambaran yang jelas, diantaranya:
1. Efektivitas kebijakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di Kota Pontianak
dalam pengembangan industri pariwisata di Kota Pontianak.
a. Kualitas Sumber Daya Manusia
b. Pengembangan sarana dan prasarana pendukung pariwisata
c. Usaha Promosi wisata di Kota Pontianak
d. Pelibatan masyarakat dalam penyusunan perencanaan skala lokal dalam
upaya mengembangkan wisata di Kota Pontianak
2. Faktor-faktor pendorong dan penghambat kebijakan Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata dalam pengembangan industri pariwisata di Kota
Pontianak.
a. Partisipasi masyarakat dalam upaya mengembangkan wisata
b. Kinerja Pemerintah Kota dalam pengembangan industri pariwisata
c. Pendanaan dalam pengembangan industri pariwisata di Kota Pontianak

G. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif, dengan alasan agar
dapat menggali informasi yang mendalam mengenai industri pariwisata. Metode
deskriptif sebagai prosedur pemecahan masalah yang diteliti berdasarkan faktafakta yang ada, sehingga tujuan dari metode deskriptif adalah untuk

9

menggambarkan tentang suatu masyarakat atau kelompok tertentu atau gambaram
tentang gejala sosial. 7
Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan alasan
bahwa dalam penelitian ini berupaya menggali data, yaitu data berupa pandangan
responden dalam bentuk cerita rinci atau asli. Metodologi kualitatif merupakan
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati8. Kemudian responden
bersama peneliti memberikan penafsiran, sehingga dapat memunculkan suatu
temuan dan memberikan informasi tentang kinerja Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata di Kota Pontianak dalam pengembangan industri pariwisata.
2. Subyek Penelitian
Peneliti telah menetapkan para informan penelitian yang dipandang dapat
memberikan tentang kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di Kota Pontianak
dalam pengembangan industri pariwisata, subyek penelitian diantaranya adalah :
a. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (1 orang)
b. Seksi Pengembangan dan Pelestarian Seni (1 orang)
c. Seksi Jasa Pariwisata (1 orang)
d. Seksi Promosi Wisata (1 orang)
e. Masyarakat di lingkungan Pariwisata (6 orang)
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian dilakukan untuk
mendapatkan informasi serta data-data yang diperlukan oleh peneliti untuk
7
8

Soehartono, Irawan. 2002. Metode penelitian sosial. Bandung: hlm:35
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif: Bandung: Rosdakarya

10

menunjang penelitian ini. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata di Kota Pontianak, dengan pertimbangan kemudahan akses
informasi data dan subyek utama penelitian dilakukan.
4. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah salah satu sumber data yang diperoleh secara
langsung peneliti dari nara sumber yang dapat dipercaya dalam
memberikan informasi yang berkaitan dengan judul peneliti. Data
primer dalam penelitian ini seperti orang (pejabat) yang terlibat
langsung didalamnya, yaitu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukung data
primer. Data sekunder tersebut adalah dokumen-dokumen resmi,
koran-koran maupun internet atau televisi, perundang-undangan yang
berhubungan dan berkaitan dengan penelitian ini serta masyarakat
umum yang juga menjadi bagian penting dalam penelitian ini.
5. Teknik Pengumpulan Data
Pada dasarnya penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data mengenai
masalah yang menjadi obyek penelitian, maka diperlukan alat pengambilan data
sesuai permasalahan yang diteliti, sebab kualitas data ditentukan oleh alat
pengumpulan data. Pengumpulan data ini bertujuan untuk mengumpulkan atau
memperoleh data yang ada dilapangan secara akurat dan sesuai dengan fakta yang
ada dilapangan, agar dapat memecahkan permasalahan yang ada dalam penelitian

11

ini. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1) Wawancara (interview)
Wawancara adalah pembicaraan dengan maksud tertentu. Pembicaraan
itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban
atas pertanyaan itu.

Maksud

mengadakan

wawancara,

seperti

ditegaskan oleh Lincoln dan Guba, antara lain: mengkontruksi
mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan,
kepedulian dan lain-lain kebulatan; merekontruksi kebulatan-kebulatan
demikian sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan
datang; memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi yang
diperoleh

orang

lain,

baik

manusia

maupun

bukan manusia

(triangulasi); dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi
yang dikembangkan oleh peneliti. Dengan adanya wawancara ini
diharapkan tidak terjadi perbedaan pengertian antara peneliti dengan
responden, serta teknik ini digunakan untuk memperoleh data primer
dari subyek peneliti secara langsung.9
Dalam peneliti ini wawancara hanya diajukan pertanyaan-pertanyaan
secara bebas dan leluasa tanpa terkait dengan susunan pertanyaan yang
telah disiapkan sebelumnya. Tetapi tetap terpusat pada satu pokok
masalah

9

Ibid: 186

yaitu

Efektivitas

kebijakan

Pemerintah

Kota

dalam

12

pengembangan industri pariwisata di Kota Pontianak. Keadaan
demikian ini memungkinkan wawancara berlangsung secara luwes,
arahnya bisa berlangsung secara lebih terbuka, sehingga dapat diperoleh
informasi yang lebih lengkap dan pembicara tidak terlalu terpaku dan
pada akhirnya menjemukan kedua belah pihak.
2) Observasi
Observasi adalah suatu usaha untuk mengumpulkan data yang
dilakukan secara sistematis, dengan prosedur yang standart. Observasi
diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat
fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek
dalam fenomena tersebut.10
3) Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang
digunakan dalam metodologi penelitian sosial untuk menelusuri data
histories.11 Selain itu, dikatakan juga bahwa dokumentasi juga dapat
dikategorikan peneliti sebagai sumber data sekundar atau pendukung.
6. Teknik Analisis Data (SWOT)
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara

10

Ardani, Tristiadi A. 2004. Observasi dan Wawancara. Malang: Bayumedia
Bungin, M. Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif; Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana
11

13

bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman
(Threats).12
Dengan demikian untuk menganalisis efektivitas kebijakan Pemerintah
Kota dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dalam pengembangan
industri pariwisata di Kota Pontianak harus menganalisis faktor-faktor strategis
pariwisata (kekuatan, peluang, kelemahan dan ancaman dalam kondisi yang ada
saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model ini sangat populer untuk
analisia situasi adalah analisis SWOT. Berikut ini matrik analisis SWOT yang
diperlihatkan oleh Rangkuti:13
Gambar 1
Matrik Analisis SWOT

EKSTERNAL OPPORTUNITY

TREATHS

INTERNAL
STRENGTH

Comparative
Advantage

Mobilization

WEAKNESS

Divestment/Investment

Damage Control

a. Kekuatan (strenght), mencerminkan suatu kondisi yang dimiliki oleh
organisasi yang dapat membuat segala sesuatu yang potensial menjadi
suatu kekayaan atau kekuatan merupakan sumber daya potensial yang
dapat diberdayakan untuk mewujudkan segala sesuatu yang diinginkan.

12

Rangkuti, F. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.Hlm:5
13
Ibid

14

b. Kelemahan (weakness), merupakan kondisi-kondisi tertentu yang
dipandang sebagai ketidakberdayaan organisasi dalam mengembangkan
kinerja sebaik-baiknya dalam rangka mencapai tujuan.
c. Peluang (opportunity), merupakan segala sesuatu yang mungkin dapat
diterobos atau diraih oleh potensi kinerja-kinerja organisasi.
d. Ancaman (treath), merupakan kondisi yang memiliki potensial tinggi
untuk

menghancurkan

kondisi

organisasi

selaras

ketidakberdayaan untuk menghadapi atau memecahkannya.

dengan

EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA DALAM
PENGEMBANGAN INDUSTRI PARIWISATA DI KOTA PONTIANAK
(Studi penelitian pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di Kota Pontianak)

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan untuk
Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Disusun oleh:
Andri Satria
06230009

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011

LEMBAR PERSETUJUAN
UJIAN SKRIPSI

Nama
NIM
Jurusan
Fakultas
Judul Skripsi

: Andri Satria
: 06230009
: Ilmu Pemerintahan
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)
: Efektivitas kebijakan Pemerintah Kota dalam pengembangan
industri pariwisata di Kota Pontianak (Studi pada Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata di Kota Pontianak di Kota Pontianak).

Disetujui,

Pembimbing I

Pembimbing II

(Drs. Jainuri, M.Si)

(Drs. H.Achmadur.Rifa’i, M.Si)

Dekan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan

(Dr. Wahyudi, M.Si)

(Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN

Nama
: Andri Satria
NIM
: 06230009
Jurusan
: Ilmu Pemerintahan
Program Studi: Strata. 1 (S-1)
Fakultas
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)
Judul Skripsi : Efektivitas kebijakan Pemerintah Kota dalam pengembangan
industri pariwisata di Kota Pontianak (Studi pada Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata di Kota Pontianak di Kota Pontianak).

Telah dipertahankan di depan dewan penguji
dan dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan (S.IP)
Pada tanggal: 30-April- 2011
Dihadapan Dewan Penguji

1. Drs. Imam Hidayat, MM

(.........................)

2. Drs. Krishno Hadi

(.........................)

3. Drs. Jainuri, M.Si

(.........................)

4. Drs. H.Achmadur.Rifa’I, M.Si

(.........................)

Mengetahui,
Dekan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(Dr. Wahyudi, M.Si)

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI
Nama
: Andri Satria
NIM
: 06230009
Jurusan
: Ilmu Pemerintahan
Program Studi: Strata. 1 (S-1)
Fakultas
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)
Judul Skripsi : Efektivitas kebijakan Pemerintah Kota dalam pengembangan
industri pariwisata di Kota Pontianak (Studi pada Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata di Kota Pontianak di Kota Pontianak).

Pembimbing
Tanggal Bimbingan
Tanggal 09-01-2010
Tanggal 23-11-2010
Tanggal 26-11-2010
Tanggal 14-12-2010
Tanggal 23-01-2011
Tanggal 18-02-2011
Tanggal 12-03-2011
Tanggal 16-04-2011
Tanggal 19-04-2011

: 1. Drs. Jainuri, M.Si
2. Drs. H.Achmadur.Rifa’i, M.Si
Paraf Pembimbing
Keterangan
I
II
Revisi Bab I /Proposal
ACC Bab I
Seminar
Revisi Bab II/III
ACC Bab II/III
Bimbingan Bab IV/V
Revisi Bab IV/V
ACC Bab IV dan V
ACC ujian
Malang, 23-April- 2011
Mengetahui,

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

Drs. Jainuri, M.Si

Drs. H.Achmadur.Rifa’i, M.Si
Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dr. Wahyudi, M.Si

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, ni’mat dan taufiknya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi
ini. Penyelesaian penelitian ini memerlukan pencurahan tenaga dan pikiran, oleh
sebab itu diharapkan hasilnya akan banyak memberikan konstribusi, manfaat dan
informasi baru tentang pengembangan industri pariwisata dalam rangka
membangun wawasan berfikir dibidang sosial dan upaya meningkatkan kebijakan
publik yang lebih baik.
Penelitian yang kami lakukan ini berjudul “Efektivitas kebijakan
Pemerintah Kota dalam pengembangan industri pariwisata di Kota Pontianak
(Studi

pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di Kota Pontianak di Kota

Pontianak)”. Secara sadar kami mengakui, bahwa penelitian ini masih terdapat
kekurangan terutama karena penelitian sifatnya kasuistik, sehingga kesimpulan
yang dihasilkan tidak dapat digeneralisasi secara umum. Untuk itu, penelitian
lebih lanjut sebagai pengembangan fokus penelitian ini sangat diperlukan.
Selanjutnya, ucapan terima kasih yang tidak terhingga kami sampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung
terhadap penelitian ini. Mudah-mudahan amal baiknya diterima disisi Allah SWT
sebagai amal shaleh, Amiin. Secara khusus kami sampaikan kepada :
1. Kedua orang tuaku, karena pengorbanan dan motivasinya, sehingga kami
dapat menyelesaikan perkuliahan sekaligus penulisan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Jainuri, M.Si, kepada beliau kami sampaikan terima kasih dan
rasa simpati saya atas motivasi dan pengorbanannya dalam penyelesaian
skripsi ini
3. Bapak Drs. H.Achmadur.Rifa’i, M.Si, kepada beliau juga kami sampaikan
banyak terimakasi atas pengorbanan dan waktu yang diberikan dalam
proses bimbingan skripsi
4. Bapak Drs. Imam Hidayat, MM, selaku penguji terimakasi atas masukan
yang diberikan dalam perbaikan skripsi ini
5. Bapak Drs. Krishno Hadi, selaku penguji terimakasi atas masukan dan
kritikan dalam perbaikan skripsi ini
6. Teman-teman seperjuangan di Universitas Muhammadiyah Malang,
tempat dimana kami dapat saling berbagi, berdiskusi bersama.
Akhirnya kami tidak lupa mohon maaf yang sebesar-besarnya selama
perkuliahan ini terutama terhadap kekurangan yang ada dalam penelitian ini.
Kami tetap berharap adanya kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan
penelitian ini. Semoga penelitian ini bermanfaat, Amiin.
Malang, 30-April- 2011
Penyusun

Andri Satria

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama
: Andri Satria
NIM
: 06230009
Jurusan
: Ilmu Pemerintahan
Program Studi: Strata. 1 (S-1)
Fakultas
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)
Judul Skripsi : Efektivitas kebijakan Pemerintah Kota dalam pengembangan
industri pariwisata di Kota Pontianak (Studi pada Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata di Kota Pontianak di Kota Pontianak).

Menyatakan bahwa karya ilmiah (Skripsi) dengan Judul: Efektivitas kebijakan
Pemerintah Kota dalam pengembangan industri pariwisata di Kota Pontianak
(Studi pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di Kota Pontianak di Kota
Pontianak) adalah bukan karya tulis ilmiah (Skripsi) orang lain, baik sebagian
ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan
sumbernya dengan benar.
Demikian Surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

Malang, 30-April- 2011
Yang menyatakan

Andri Satria

ABSTRAKSI

Andri Satria, 06230009. Universitas Muhammadiyah Malang. Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Pemerintahan. “Efektivitas kebijakan
Pemerintah Kota dalam pengembangan industri pariwisata di Kota Pontianak
(Studi pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di Kota Pontianak di Kota
Pontianak)”, Pembimbing I: Drs. Jainuri, M.Si; Pembimbing II: Drs.
H.Achmadur.Rifa’i, M.Si.
Pemerintah Kota Pontianak memiliki visi kedepan yaitu sebagai kota
Khatulistiwa Berwawasan Lingkungan dan Terdepan dalam Pembangunan. lebih
memposisikan dirinya sebagai fasilitator dalam meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat. Salah satunya adalah peningkatan dalam bidang pariwisata dan
kebudayaan. Untuk dapat melaksanakan dan mewujudkan peningkatan
kesejahteraan masyarakat tersebut, Pemerintah kota Pontianak mempunyai
program, baik itu program jangka panjang, menengah, maupun tahunan. Karena
pengembangan pariwisata menjadi suatu industrialisasi merupakan sebuah
keharusan akan tetapi tidak hanya sebatas modernisasi serta tidak hanya dengan
kerja sama dengan pihak swasta maupun kegiatan promosi kepariwisataan namun
juga ke daerah lain. Urusan Kepariwisataan yang menjadi kewenangan
Pemerintah Kota Pontianak meliputi 20 urusan dan berlaku sejak Januari 2001
sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, sehingga di dalam pelaksanaan
rencana strategis Dinas Pariwisata Kebudayaan, Informasi dan Komunikasi Kota
Pontianak merupakan kegiatan-kegiatan kelanjutan disamping melaksanakan
agenda rutin dinas pemerintahan.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif
dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui:
Observasi dan wawancara serta dokumentasi. Setelah dilakukan pemeriksaan
keabsahanya, data dianalisis dengan cara penyajian data sekaligus dianalisis dan
penarikan kesimpulan.
Dari hasil data yang diperoleh (1). Efektivitas kebijakan Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata di Kota Pontianak dalam pengembangan industri
pariwisata di Kota Pontianak terlihat pada pengembangan sarana dan prasarana
pendukung pariwisata menjadikan hal yang penting untuk mengembangkan
industri pariwisata khususnya masalah kualitasnya dengan cara merenovasi objek
wisata mulai dari menyediakan toilet, tempat parkir, toko souvenir, kantin makan
tradisional, mushola dan keamanan. Dalam rangkah pengembangan sarana dan
prasarana kepariwisataan Pemerintah Kota Pontianak dan DPRD akan
mengalokasikan dana untuk pengembangan dan pelestarian kebudayaan dan juga
kerjasama dengan Propinsi (APBD Propinsi) dan Pusat APBN). Selain itu Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata di Kota Pontianak melakukan promosi-promosi yang
dapat menarik para wisatawan, baik dari dalam negeri amaupun luar negeri. Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata di Kota Pontianak fokus pada pembuatan dan
pengelolaan websate Pariwisata Kota Pontianak dan juga mengadakan penyuluhan
Sadar Wisata dan Sapta Pesona di Sekolah. (2) Faktor-faktor pendorong dan

penghambat kebijakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di dalam pengembangan
industri pariwisata di Kota Pontianak adalah dukungan kegiatan Pembuatan dan
pengelolaan Websate Parlwisata Kota Pontianak, Pengadaan dan pendistribusian
Bahan promosi Pariwisata. Selain itu, untuk meningkatkan pariwisata adalah
dengan berupaya meningkatkan pendapatan dari sektor pariwisata. Sektor hiburan
sebagai penunjang pariwisata sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal.
Sedangkan faktor penghambat kebijakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di
dalam pengembangan industri pariwisata di Kota Pontianak adalah Disbudpar
Kota Pontianak hanya memiliki 2 orang staf. Dilihat dari segi jumlah, maka untuk
pelayanan perizinan se Kota pontianak tidaklah memadai mengingat lokasi usaha
pariwisata tersebar di 6 kecamatan. Eselon IV serta staf/pegawai Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata belum mempunyai latar belakang tehnis baik bidang
Kebudayaan maupun pariwisata, sehingga dalam melakanakan tugas dan kegiatan
belum maksimal. Kurang tersedianya aksesibilitas terutama infrastruktur,
prasarana dan sarana lainnya. Kurangnya kualitas nilai jual produk kebudayaan
yang akan dipromosikan. Belum tersusunnya rencana detail pengembangan
kawasan wisata dan budaya. Kesadaran masyarakat terhadap pelestarian nilai-nilai
kebudayaan relatif kurang. Minimnya SDM setingkat D3, S1 dan S2 yang
memiliki spesialisasi di bidang kebudayaan. Kurangnya penguasaan bahasa asing
sehingga bepengaruh terhadap pengembangan pelestarian budaya. Terbatasnya
alokasi dana untuk pengembangan dan pelestarian kebudayaan termasuk untuk
kegiatan promosi. Terbatasnya penyelenggaraan maupun promosi kebudayaan. (3)
Sedangkan masalah industri pariwisata yang menyangkut kualitas SDM adalah
terkait dengan pengembangan industri pariwisata dilaksanakan melalui kegiatan
penyuluhan sadar wisata dan sapta pesona di sekolah dan disekitar ODTW.
Pemerintah Kota Pontianak yang mandiri dimaksudkan meningkatnya
kemampuan pemerintah daerah dalam penyediaan sumberdaya pembangunan,
yang dapat dilakukan melalui optimalisasi penerimaan pendapatan asli daerah,
sehingga mampu melaksanakan pembangunan sesuai dengan kewenangannya dan
mampu menjalankan tugas pokok dan fungsi secara baik.

Meyetujui,

Dosen Pembimbing I

(Drs. Jainuri, M.Si)

Dosen Pembimbing II

(Drs. H.Achmadur.Rifa’i, M.Si)

ABSTRACT
Andri Satria, 06230009. Muhammadiyah University of Malang. Faculty of Social
and Political Sciences, Department of Government. "The effectiveness of the City
Government policy in the development of tourism industry in the city of
Pontianak (Studies in Department of Culture and Tourism in Pontianak city)",
Advisor I: Drs. Jainuri, M. Si; Advisors II: Drs. H.Achmadur.Rifa 'i, M.Si.
Pontianak City Government has a vision of the future as the city of Green
Equator and Leadership Development. better position itself as a facilitator in
improving service to the community. One is the increase in tourism and culture.
To be able to implement and realize the welfare of society, the Government of
Pontianak city have a program, whether long-term program, medium, and annual.
Because the development of tourism into an industrialization is a necessity but is
not limited to modernization and not only by cooperation with private parties and
promotional activities of tourism but also to other areas. Tourism Affairs of the
authority of the Government of Pontianak City include 20 business and effective
since January 2001 in line with the implementation of regional autonomy, so that
in the implementation of the strategic plan of the Department of Tourism Culture,
Information and Communication Pontianak is a continuation of activities in
addition to carrying out routine agenda of government service.
This research was conducted using a qualitative approach with descriptive
methods. Technique of data collecting is done through: Observations and
interviews and documentation. After validity examination, data were analyzed by
way of presenting the data at once analyzed and conclusion.
From the data obtained (1). The effectiveness of the policy of Culture and
Tourism in the city of Pontianak in the development of tourism industry in the city
of Pontianak seen in the development of tourism facilities and infrastructure
makes it important to develop the tourism industry in particular its quality
problems by renovating the tourist attractions ranging from providing toilets,
parking, souvenir shop , traditional food canteen, mosque and security. In
framework development of tourism facilities and infrastructure of the City of
Pontianak and the parliament will allocate funds for development and preservation
of culture and also cooperation with the Provincial (APBD) and the Center for
Budget). In addition, the Office of Culture and Tourism in Pontianak do
promotions to attract the tourists, both from domestic amaupun abroad. Culture
and Tourism Office in Pontianak focus on creating and managing websate
Pontianak City Tourism and also conducts counseling and Sapta Enchantment
Tourism Awareness in Schools. (2) The factors driving and inhibiting the Office
of Culture and Tourism policies in the development of tourism industry in the city
of Pontianak is the creation and management of support activities Websate
Parlwisata Pontianak, Procurement and distribution of promotional materials of
Tourism. In addition, to increase tourism is to attempt to increase revenue from
tourism. Entertainment sector as a supporter of tourism to date has not been used
optimal. Whereas policy disincentives to the Office of Culture and Tourism in the
development of tourism industry in the city of Pontianak is Disbudpar has only 2

staff. Viewed in terms of number, then to permit service se Pontianak City is not
appropriate, considering the location of the tourism business in 6 districts.
Echelon IV, and staff / employees of the Office of Culture and Tourism does not
have a good technical background field of culture and tourism, so in do tasks and
activities is not maximized. Lack of availability of accessibility, especially
infrastructure, infrastructure and other facilities. Lack of quality cultural product
selling points that will be promoted. Not drafting plans detail the development of
tourism and culture. Public awareness of preservation of cultural values are
relatively less. The minimal level of human resources D3, S1 and S2 that has
specialized in the field of culture. Lack of mastery of foreign languages so that
influential to the development of cultural preservation. The limited allocation of
funds for development and cultural preservation, including for promotional
activities. Lack of implementation and promotion of culture. (3) While the
tourism industry issues related to the quality of human resources is related to the
development of the tourism industry is carried out through extension activities and
Sapta charm tourism awareness in schools and around ODTW. Pontianak is an
independent government intended to enhance the capacity of local government in
the provision of development resources, which can be done by optimizing the
revenue receipts, so as to carry out development in accordance with its authority
and able to perform basic tasks and functions properly.

Approved,

Advisors I

(Drs. Jainuri, M.Si)

Advisors II

(Drs. H.Achmadur.Rifa’i, M.Si)

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan ......................................................................................... i
Lembar Pengesahan ......................................................................................... ii
Lembar Pernyataan .......................................................................................... iii
Lembar Persembahan ....................................................................................... iv
Kata pengantar ................................................................................................. v
Abstraksi ......................................................................................................... vi
Daftar Isi ......................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5
E. Definisi Konseptual ..................................................................................... 5
F. Definisi Operasional .................................................................................... 7
G. Metode Penelitian ....................................................................................... 8
1. Jenis Penelitian ........................................................................................ 8
2. Subyek Penelitian .................................................................................... 9
3. Lokasi Penelitian ..................................................................................... 9
4. Sumber Data............................................................................................ 10
5. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 10
6. Teknik Analisa Data ................................................................................ 12
BAB II KAJIAN TEORI
A. Efektifitas.. ................................................................................................. 15
1. Pengertian Efektifitas ............................................................................. 15
2. Ukuran Efektivitas ................................................................................. 16
B. Kebijakan Pemerintah ................................................................................ 18
1. Pengertian Kebijakan ............................................................................. 18
2. Implementasi Kebijakan ......................................................................... 19
3. Pemerintahan Daerah Dalam Konteks Good Governance ....................... 23

C. Industri Pariwisata ...................................................................................... 29
1. Definisi Industri Pariwisata .................................................................... 29
2. Penggolongan Industri Pariwisata........................................................... 30
3. Pengembangan Industri Pariwisata Daerah ............................................. 35
BAB III. DESKRIPSI WILAYAH
A. Potensi Wilayah .......................................................................................... 41
1. Letak Geografis ...................................................................................... 41
2. Demografi .............................................................................................. 42
3. Perekonomian Kota Pontianak ............................................................... 42
4. Pendidikan ............................................................................................. 44
5. Pariwisata .............................................................................................. 45
B. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan ............................................................... 46
1. Status Dinas Pariwisata dan Kebudayaan ............................................... 46
2. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi ........................................ 48
3. Kepegawaian ( Personalia) ..................................................................... 52
BAB IV. PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
A. Penyajian Data ............................................................................................ 54
1. Efektivitas kebijakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di Kota Pontianak
dalam pengembangan industri pariwisata di Kota Pontianak .................. 54
2. Faktor-faktor pendorong dan penghambat kebijakan Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata dalam pengembangan industri pariwisata di Kota Pontianak . 67
B. Analisis Data ............................................................................................... 90
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................. 95
B. Saran ........................................................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR PSUTAKA

Abeng, Tanri, 2000, Managing atau Chaous?: Tantangan Globalisasi dan
Ketidakpastian, Peneribit Institut Pembelajaran Manajemen dengan
Pustaka Sinar Harapan, Jakarta
Ardani, Tristiadi A. 2004. Observasi dan Wawancara. Malang: Bayumedia
Bastian, Indra, 2004. ”Akuntansi Sektor Publik Di Indonesia”. Yogyakarta
Bungin, M. Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif; Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana
Dahliana Hasan. 2008"Pendapatan Asli Daerah Dari Industri Pariwisata dalam
Menunjang Otonomi Daerah" Diakses pada tanggal 12 September 2008
Dari www. wisatamelayu-com
Gibson, James L., John M. Ivancevich dan James H. Donnely Jr. 1996.
Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses. (Terjemahan) Edisi Delapan.
Jakarta:Binarupa Aksara
George Poulus, Basil S dan Tannen baum, Arnold S. 1969. “A Study of
Organizational Effectiveness” Dalam Amitai Etzioni (Ed). New York.
Reading on Capability for Development United Nations.
Hardmoto, Kusdianto. 1996. Peencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata.
Jakarta: UI-Press
Indrawijaya Adam I. 2000. Perilaku Organisasi. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Irfan, Islamy M,. 2004. Prinsip-prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Edisi
2, Cetakan 13. Bumi Aksara. Jakarta
Modul I, 2000, Sosialisasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan
(AKIP), “Akuntabilitas dan Good Governance”, Lembaga Administrasi
Negara, Jakarta
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif: Bandung: Rosdakarya
Pendit, Nyoman. S. 2003. Ilmu Pariwisata, Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta:
Pradya Paramita
Putra, Fadillah dan Saiful Arif, 2001, Kapitalisme Birokrasi, Kritik Reinventing
Goverment Osborne-Gaebler, LkiS, Yogyakarta
Reksohadjiprodjo, Sukanto dan Handoko T. Hani, 1986. Teori dan Perilaku
Organisasi Perusahaan. BPFE, Yogyakarta

Rasyid Ryaas, 2003. Pemerintahan Daerah dipresentasikan pada tanggal 22-23
Mei 2003
Soehartono, Irawan. 2002. Metode penelitian sosial. Bandung
Sholichin Abdul, Wahab S. 2005. Analisis Kebijaksanaan Dari Formulasi Ke
Implementasi Kebijaksanaan Negara. Edisi 2, cetakan 5. Bumi Aksara.
Jakarta
Spillane, James. J. 1994. Ekonomi Pariwisata Sejarah Dan Prospeknya.
Yogyakarta: Kanisius
Tim dosen bahasa Indonesia UMM, 2003. Bahasa Indonesia untuk karangan
ilmiah, UMM Press, Malang
Ukus Kuswara.2005. "Peningkatan Sadar Wisata Dalam Pengembangan
Pariwisata Indonesia". Diakses pada Tanggal 19 Februari 2008 Dari
http//www.myindonesia. info/filedata/1468_5 54
Ulum Ikhtiaul, 2004. Akuntansi Sektor Publik, UMM Press.
UU Otonomi Daerah No. 32 Tahun 2004 pasal 1 ayat 2
Widarta, I. Pokok-pokok Pemerintahan Daerah. 2005.
Winardi,1986. Kamus Ekonomi, Tarsito, Bandung,
Yoeti, Oka, A. 1997. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: Pradya
Paramita

KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DI KOTA PONTIANAK PROVINSI
KALIMANTAN BARAT

Tugu Khatulistiwa: Monumen ini ditemukan pada tahun 1928 oleh sebuah
Ekspedisi Astronomi Belanda

Taman alun kapuas: Taman alun kapuas dengan water front city nya merupakan
tempat yang indah dan nyaman untuk bersantai sambil menikmati pemandangan
sungai kapuas dengan aktifitasnya

Keraton Kadariah: Keraton kadariah yang berada di daerah kampung dalam
bugis, kecamatan Pontianak Timur

Aloe vera Center: Tanaman Aloevera berasal dari Kapulauan Canary, Afrika
Utara. Di Yunani pada tahun 333 SM Aloevera dikenal sebagai tanaman yang
dapat mengobati berbagai jenis penyakit, sedangkan di negeri Cina sebagai
tanaman suci

Makam batu layang: Makam batu layang biasa di sebut dengan Taman Makam
dari Kerajaan Pontianak, mulai dari Raja pertama (Sultan Syarif Abdurrahman
Alqadrie) hingga raja terakhir (Sultan Hamid II) serta beberapa keluarga raja

Mega Mall A Yani: Pusat perbelanjaan terbesar yang berada di Kota Pontianak

GUIDE INTERVIW
(Bahan wawancara)

a. Menurut bapak/ibu bagaimana pengembangan sarana dan prasarana
pendukung pariwisata di Kota Pontianak?
b. Bagaimana pelaksanaan promosi wisata yang dilakukan oleh Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata di Kota Pontianak?
c. Bagaimana selama ini pelibatan masyarakat dalam penyusunan
perencanaan skala lokal dalam upaya mengembangkan wisata di Kota
Pontianak?
d. Apakah

ada

kendala

partisipasi

masyarakat

dalam

upaya

mengembangkan wisata di Kota Pontianak?
e. Apa saja yang menjadi kendala kinerja Pemerintah Kota dalam
pengembangan industri pariwisata selama ini?
f. Apakah selama ini ada kendala pendanaan dalam pengembangan
industri pariwisata di Kota Pontianak?
g. Bagaimana selama ini Kualitas Sumber Daya Manusia dalam
pengembangan industri pariwisata di Kota Pontianak?
h. Bagaimana efektivitas Promosi Kepariwisataan selama ini?
i. Bagaimana kondisi sarana dan prasarana kepariwisataan di Kota
Pontianak?

Informan:
a. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (1 orang)
b. Seksi Pengembangan dan Pelestarian Seni (1 orang)
c. Seksi Jasa Pariwisata (1 orang)
d. Seksi Promosi Wisata (1 orang)
e. Masyarakat di lingkungan Pariwisata (6 orang)

NB:Cantumkan nama, pekerjaan dan tgl wawancara