4. Keterkaitan objek dengan peubah
Berdasarkan analisis biplot, keterkaitan objek dengan peubah ditunjukkan oleh letak objek tersebut terhadap vektor peubah. Apabila objek terletak searah
dengan arah suatu peubah, maka objek tersebut mempunyai nilai di atas rata-rata. Sebaliknya, jika objek terletak berlawanan dengan arah suatu peubah maka objek
tersebut nilainya di bawah rata-rata. Informasi ini digunakan untuk melihat keunggulan dari setiap objek.
Keterkaitan objek provinsi dengan peubah dibagi ke dalam delapan kelompok, yaitu:
Kelompok 1.
Provinsi yang mempunyai IPK di atas rata-rata. Untuk data disagregat dan agregat provinsi-provinsi berikut memiliki kesamaan posisi
terhadap IPK yaitu: Bengkulu 13, Lampung BUD 15, 54 Jawa Tengah BUD
25, Kalimantan Barat 34, Kalimantan Tengah 35, Kalimantan Selatan 37, Kalimantan Timur 39, dan Papua BUD 54. Kedelapan provinsi ini mempunyai
IPK di atas rata-rata dan termasuk provinsi yang mendapat peringkat 10 besar pada IPK. Pada biplot data agregat posisi objek ke-37 Kalimantan Selatan 1
merupakan provinsi dengan peringkat IPK tertinggi.
Kelompok 2. Provinsi yang memiliki keunggulan pada mata kuliah Fisika,
Kimia, Pengantar Matematika, Kalkulus, Pengantar Kewirausahaan, Agama dan Sosiologi. Untuk data disagregat dan agregat provinsi-provinsi Sumatera Selatan
BUD 12, DKI Jakarta BUD 19, Jawa Tengah 24, DI Yogyakarta BUD 27, Jawa Timur 28, Kalimantan Selatan BUD 38, Kalimantan Timur BUD 40,
dan Gorontalo 48, memiliki posisi yang sama terhadap peubah Fisika, Kimia, Pengantar Matematika, Kalkulus, Pengantar Kewirausahaan, Agama dan
Sosiologi Umum. Berdasarkan posisi objek pada biplot, dapat disimpulkan bahwa objek-objek tersebut atau provinsi tersebut mempunyai prestasi yang unggul pada
mata kuliah Fisika, Kimia, Pengantar Matematika, dan Kalkulus serta sebaliknya provinsi-provins i tersebut mempunyai prestasi di bawah rata-rata pada mata
kuliah Pengantar Kewirausahaan, Agama dan Sosiologi Umum.
Kelompok 3. Provinsi yang memiliki prestasi rata-rata untuk semua mata kuliah.
Pada data disagregat maupun agregat provinsi Riau 7, Jambi 9, Jambi BUD
10, Kepulauan Bangka Belitung 16, DKI Jakarta 18, Banten 22, DI Yogyakarta 26, Jawa Timur BUD 29, dan Papua 53 menggerombol dekat
dengan pusat sumbu koordinat dan dekat dengan vektor-vektor peubah, sehingga objek-objek tersebut mempunyai prestasi rata-rata pada semua mata kuliah dan
IPK.
Kelompok 4. Provinsi yang memiliki keunggulan pada mata kuliah Agama,
Sosiologi Umum dan Pengantar Kewirausahaan tetapi rendah untuk mata kuliah Fisika, Kimia, Kalkulus dan Pengantar Matematika. Pada data disagregat dan
agregat Sumatera Utara 4, Nusa Tenggara Timur 32, Sulawesi Utara 41, Sulawesi Tenggara BUD 45, Sulawesi Tengah 46, Sulawesi Tengah BUD
47, Maluku 49, dan Maluku BUD 50 mempunyai prestasi yang unggul pada mata kuliah Agama, Sosiologi Umum dan Pengantar Kewirausahaan, sebaliknya
provinsi-provinsi tersebut mempunyai prestasi di bawah rata-rata pada mata kuliah Fisika, Kimia, Kalkulus, dan Pengantar Matematika. Pada data disagregat
Sulawesi Tengah BUD 47 memiliki prestasi di bawah rata-rata untuk mata kuliah Agama AG, Sosiologi Umum SO dan Pengantar Kewirausahaan. Jika
dilihat dari data asal, rata-rata IPKnya hampir sama, yang berarti objek-objek tersebut cenderung mempunyai prestasi yang hampir sama.
Kelompok 5. Provinsi yang unggul pada mata kuliah Ekonomi Umum tetapi
rendah untuk mata kuliah Biologi. Untuk data disagregat dan agregat provinsi Sumatera Barat 5, Lampung 14, Jawa Barat BUD 21, Nusa Tenggara Barat
31, dan Sulawesi Tenggara 44 memiliki keunggulan pada mata kuliah Ekonomi umum EK tetapi rendah untuk mata kuliah biologi BI.
Kelompok 6. Provinsi yang memiliki nilai tertinggi untuk mata kuliah Fisika
FI, Kima KI, Ekonomi Umum EK, Kewarganegaraan KN, Olah Raga dan Seni OS, Pengantar Kewirausahaan. dan Pengantar Ilmu Pertanian PP. Pada
data disagregat objek 15 Lampung 2 memiliki nilai Fisika FI di atas rata-rata, sedangkan pada data agregat objek 15 Lampung 2 memiliki nilai tertinggi untuk
mata kuliah Fisika FI. Pada data disagregat objek 19 DKI Jakarta BUD memiliki nilai Fisika di atas rata-rata sedangkan pada data agregat memiliki nilai
tertinggi untuk mata kuliah Fisika. Objek 25 Jawa Tengah pada data disagregat