Gambar 13. Hasil tangkapan udang mantis Harpiosquilla raphidea di
Kabupaten Tanjabar, Jambi Berdasarkan Gambar 13 terlihat bahwa secara total, hasil tangkapan udang
mantis di Kabupaten Tanjabar cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Namun secara rataan, hasil tangkapan udang mantis per trip penangkapan di Kabupaten
Tanjabar telah mengalami penurunan dari dari 462 ekor per trip pada tahun 2005 menjadi 160 ekor per trip pada tahun 2008 DPK Kabupaten Tanjabar 2010.
Kondisi tersebut diperkuat dengan hasil wawancara tidak terstruktur terhadap beberapa nelayan udang mantis Kuala Tungkal bahwa saat ini selama penelitian,
hasil tangkapan udang mantis mereka rata-rata kurang dari 20 ekor per hari, padahal 5-10 tahun sebelumnya rata-rata mereka dapat menangkap lebih dari 30
ekor per hari udang mantis. Selain itu, dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, juga sudah ada
peningkatan upaya penangkapan, yaitu penggunaan umpan. Jika sebelumnya mereka tidak pernah menggunakan umpan, namun sejak 5 tahun terakhir mereka
menggunakan umpan, berupa ikan keting atau sembilang yang segar, untuk menangkap udang mantis sehingga ada penambahan biaya penangkapan yang
pada akhirnya akan mengurangi pendapatan nelayan.
3.9. Alternatif Pengelolaan Sumberdaya Udang Mantis
Udang mantis Harpiosquilla raphidea merupakan jenis udang yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan menjadi komoditas perikanan andalan bagi
nelayan Kuala Tungkal, Jambi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah
intertidal Kuala Tungkal merupakan habitat bagi udang mantis muda, sedangkan daerah subtidal merupakan habitat bagi udang mantis dewasa. Udang mantis H.
raphidea tergolong jenis udang yang mempunyai umur panjang, namun pertumbuhannya lambat dan dalam kondisi tertentu dapat bersifat kanibal
memangsa sesama jenis udang mantis. Dengan demikian, udang mantis tersebut memiliki resiko kepunahan yang cukup tinggi. Hasil penelitian juga menunjukkan
bahwa laju eksploitasi udang mantis di Kuala Tungkal masih dibawah laju eksploitasi optimum sehingga masih ada peluang peningkatan hasil tangkapan
udang mantis. Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut diatas dan berdasarkan kondisi
eksisting pemanfaatan sumberdaya udang mantis H. raphidea di Kuala Tungkal, Jambi saat ini, maka harus segera dilakukan pengelolaan udang mantis agar
pemanfaatan sumberdaya udang mantis dimasa mendatang memperhatikan kelestarian stok udang mantis agar dapat berkelanjutan, baik secara ekologi
maupun ekonomis. Secara ekologi, pemanfaatan udang mantis tidak melebihi laju eskploitasi udang mantis optimum, sedangkan secara ekonomi, nilai ekonomis
udang mantis pada saat sekarang dengan pada masa mendatang relatif sama. Adapun langkah-langkah pengelolaan udang mantis yang dapat dilakukan
diantaranya adalah:
1. Perlindungan habitat udang mantis
Perlindungan habitat udang mantis ini terkait dengan perlindungan terhadap daerah asuhan nursery ground udang mantis di daerah intertidal dan
perlindungan terhadap daerah pemijahan spawning ground udang mantis di daerah subtidal sehingga proses rekruitmen udang mantis dapat berlangsung
dengan baik. Perlindungan terhadap habitat udang mantis yang dapat dilakukan di
Kuala Tungkal, Jambi, saat ini minimal dengan tetap mempertahankan pola penangkapan udang mantis yang sudah dilakukan beberapa nelayan udang
mantis selama ini, yaitu hanya menangkap udang mantis ukuran komersial atau ekonomis di daerah subtidal.
Untuk meningkatkan upaya perlindungan habitat udang mantis, langkah selanjutnya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan pemahaman dan