Hasil HASIL DAN PEMBAHASAN

17

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, diperoleh bahwa pertumbuhan diameter koloni Ganoderma sp. berkembang secara bertahap dan mampu memenuhi cawan petri rata-rata pada hari ke-10. Sedangkan koloni Trichoderma sp. mampu berkembang secara pesat dan memenuhi cawan petri pada hari ke-5. Berikut pertumbuhan Ganoderma sp. dan pertumbuhan Trichoderma sp. Gambar 5 Pertumbuhan Koloni Ganoderma sp. 18 Gambar 6 Pertumbuhan Koloni Trichoderma sp. A B C D E Gambar 7 Pertumbuhan Isolat Ganoderma di Cawan Petri pada Hari Ke-10. 7A Isolat Ganoderma L12. 7B Isolat Ganoderma L6. 7C Isolat Ganoderma L3. 7D Isolat Ganoderma K2. 7E Isolat Ganoderma K1 B A C D E 19 A B Gambar 8 Pertumbuhan Isolat Trichoderma sp.di Cawan Petri pada Hari Ke-5. 8A Isolat T38. 8B Isolat T39. Hasil pengamatan terhadap uji antagonisme isolat T38 dan T39 dengan Ganoderma sp. adalah sebagai berikut : Gambar 9 Penghambatan Pertumbuhan in-vitro Ganoderma sp. oleh Trichoderma sp. Berdasarkan hasil pengamatan, isolat T39 dan T38 mampu menghambat pertumbuhan koloni Ganoderma L12, L6, L3, K2 dan K1 berturut-turut sebesar rata-rata 27.3, 37.2, 25.9, 33.5 dan 13.1 pada media PDA Gambar 2. Isolat T39 menghambat pertumbuhan isolat Ganoderma L12, L6, L3, K2 dan K1 berturut-turut sebesar rata-rata 48.8, 42.3, 34.8, 25.3 dan 11.7 pada media PDA Gambar 2. Hasil pengamatan menunjukan bahwa isolat T38 dan T39 yang diantagoniskan dengan Ganoderma L12, L6, L3, K2 dan K1 tidak menimbulkan A B 20 zona penghambatan terhadap kedua patogen tersebut pada media PDA. Dengan nilai rata-rata penghambatan uji antagonis isolat T39 sebesar 32.6 dan isolat T38 sebesar 27.4. A Gambar 10 Pertumbuhan Isolat Ganoderma sp. dan Trichoderma sp. pada Cawan Konfrontasi. 10A Isolat Ganoderma L12T38. 10B Isolat Ganoderma L12T39. 10C Isolat Ganoderma L6T38. 10D Isolat Ganoderma L6T39. 10E Isolat Ganoderma L3T38. 10F Isolat Ganoderma L3T39. 10G Isolat Ganoderma K2T38. 10H Isolat Ganoderma K2T39. 10I Isolat Ganoderma K1T38. 10J Isolat Ganoderma K1T39. Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam terhadap Variabel yang Diamati Variabel Isolat Ganoderma sp. G Isolat Trichoderma sp. T GT Persen penghambatan tn tn Keterangan : = Berbeda nyata pada taraf uji 0,01 = Berbeda nyata pada taraf uji 0,05 = Berbeda nyata pada taraf uji 0,1 tn= Tidak berbeda nyata A B C D E F G H I J 21 Pada hasil data sidik ragam, tidak terlihat perbedaan yang signifikan pada tingkat kepercayaan 95 dari kedua faktor yang diuji. Faktor isolat Ganoderma sp. hanya berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 90. Faktor isolat Trichoderma sp. dan interaksi dari kedua faktor tidak berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 90. Tabel 3. Hasil Uji Duncan Pengaruh Jenis Isolat Ganoderma sp. terhadap Persen Penghambatan Jenis isolat Ganoderma sp. Rata-rata persen penghambatan L6 39.6 a L12 38.1 a L3 30.4 ab K2 29.4 ab K1 12.4 b Keterangan: Huruf yang sama dibelakang angka menunjukkan pengaruh yang tidakberbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95. Berdasarkan hasil uji Duncan diatas, isolat L6 adalah isolat yang memiliki rata-rata persen penghambatan yang paling tinggi 39.6 dan isolat K1 adalah isolat yang memiliki persen penghambatan yang paling rendah 12.4. Isolat K1 berbeda nyata terhadap isolat L6 dan L12, namun tidak berbeda nyata dengan isolat L3 dan K2. Isolat L6 tidak berbeda nyata dengan isolat L12, L3 dan K2. Meskipun rata-rata persen penghambatan antara isolat T38 dan isolat T39 terpaut 5.2, namun kedua isolat tidak berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95. Isolat T39 memiliki rata-rata persen penghambatan yang lebih tinggi 32.6 dibandingkan dengan isolat T38 27.4. 22 Tabel 4. Hasil Uji Duncan Pengaruh Jenis Isolat Trichoderma sp. terhadap Persen Penghambatan Jenis isolat Trichoderma sp. Rata-rata persen penghambatan T39 32.6 a T38 27.4 a Keterangan: Huruf yang sama dibelakang angka menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95.

4.2 Pembahasan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Fungi Aspergillus flavus, Aspergillus terreus dan Trichoderma harzianum Terhadap Pertumbuhan Bibit Avicennia officinalis

1 78 45

Pemanfaatan Trichoderma Harzianum Dan Pupuk Kandang Dalam Menekan Pertumbuhan Penyakit Busuk Pangkal Batang (Sclerotium rolfsii) Pada Kacang Tanah (Arachis hipogaea L)

2 36 83

Penggunaan Beberapa Jamur Antagonis Untuk Mengendalikan Penyakit Hawar Daun(Phytophthora Infestans (mont.) De Bary) Pada Tanaman Kentang (Solanum Tuberosum L) Di Lapangan

1 40 102

Pengaruh Kerapatan Trichoderma Harzianum Terhadap Penyakit Layu Fusarium (Fusarium Oxysporum Schlecht. F.Sp. Cepae (Hanz.) Snyd. Et Hans.)Pada Tanaman Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.)

5 50 71

Penggunaan Jamur Antagonis Trichoderma harzianum Rifai Dan Kompos Dalam Menekan Penyakit Layu Fusarium oxysporum f.sp. passiflora Pada Pembibitan Markisa

5 50 125

Pengaruh Jamur Antagonis Trichoderma harzianum Dan Pupuk Organik Untuk Mengendalikan Patogen Tular Tanah Sclerotium rolfsii Sacc. Pada Tanaman Kedelai (Glycine max L.) Di Rumah Kasa

4 83 73

Kajian Sifat Fisis Kayu Sengon (Paraserianthes Falcataria (L.) Nielsen) Pada Berbagai Bagian Dan Posisi Batang

1 35 14

Pengujian Antagonisme Trichoderma harzianum Rifai terhadap Pythium sp. Penyebab Penyakit Lodoh pada Semai Sengon (Paraserianthes falcataria (L) Nielsen)

0 8 48

Pengelolaan Penyakit di Pembibitan Sengon Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen

0 6 69

Potensi Trichoderma spp. Sebagai Agens Hayati dalam Pengendalian Ganoderma sp. yang Menyerang Tanaman Sengon.

0 4 42