Pembangunan Manusia Berbasis Pada Pengelolaan Sumber Daya Berbasis Tujuan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pembangunan

2. Keberlanjutan Sustainability Bahwa generasi yang akan datang harus bisa menikmati kesempatan yang sama dengan generasi sekarang. 3. Produktivitas Productivity Bahwa dibutuhkan investasi pada pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia SDM.Target dari peningkatan produktifitas adalah peningkatan kualitas manusia, sedangkan pertumbuhan ekonomi hanya menjadi salah satu bagian dari produktivitas. 4. Pemberdayaan Empowerment Bahwa masyarakat memiliki pilihan untuk kepentingan sendiri sehingga mereka harus bisa mempengaruhi keputusan yang terkait dengan hidup mereka. Dengan demikian konsep pembangunan dalam teori People Centered Development, pembangunan manusia adalah menjadi hal yang utama.

b. Pembangunan Manusia Berbasis Pada Pengelolaan Sumber Daya Berbasis

Komunitas Community Based Resources Management. Dalam mewujudkan empat komponen pembangunan manusia terdapat strategi pembangunan yang dapat dikembangkan, menurut Soetomo 2006 yaitu melalui Pengelolaan Sumber Daya berbasis komunitas Community Based Resources Management. Strategi Pengelolaan Sumber Daya berbasis komunitas Community Based Resources Management adalah strategi pembagunan masyarakat yang memberikan peran dominan pada masyarakat pada tingkat komunitas untuk mengelola proses pembangunan, khususnya dalam mengotrol dan mengelola sumber daya produktif komunitas. Dalam hal ini peran, partisipasi serta kreatifitas masyarakat komunitas sangat berpengaruf terhadap keberhasilan pembangunan.

c. Pembangunan Manusia Melalui Pengarusutamaan Gender PUG

Pengarusutamaan Gender PUG merupakan salah satu strategi pembangunan yang dilakukan dengan cara pengintegrasian pengalaman, aspirasi, kebutuhan, dan kepentingan perempuan dan laki-laki ke dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan, program, proyek dan kegiatan di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan. Dalam pembangunan melalui Pengarusutamaan Gender PUG ditandai dengan tidak adanya diskriminasi antara perempuan dan laki-laki, memiliki akses, kesempatan berpartisipasi, mengontrol dan 8 memperoleh manfaat yang setara dan adil dari pembangunan. Adapun indikator kesetaraan gender adalah sebagai berikut: a Akses Yang dimaksud dengan aspek akses adalah peluang atau kesempatan dalam memperoleh atau menggunakan sumber daya tertentu. Mempertimbangkan bagaimana memperoleh akses yang adil dan setara antara perempuan dan laki-laki, anak perempuan dan laki-laki terhadap sumberdaya yang akan dibuat. b Partisipasi Aspek partisipasi merupakan keikutsertaan atau partisipasi seseorang atau kelompok dalam kegiatan dan atau dalam pengambilan keputusan. c Kontrol Kontrol adalah penguasaan atau wewenang atau kekuatan untuk mengambil keputusan. d Manfaat Manfaat adalah kegunaan yang dapat dinikmati secara optimal yang adil dan setara bagi perempuan dan laki-laki. Sejak Pelita VI Program Perencanaan Pembangunan Propenas, Pengarusutamaan Gender PUG merupakan strategi kebijakan nasional yang pendekatannya menfokuskan pada peran dan keterlibatan perempuan di berbagai sektor pembangunan. Adapun isu-isu gender yang diutamakan dalam Propenas adalah sebagai berikut: a. Rendahnya kesempatan kerja untuk perempuan b. Rendahnya akses perempuan terhadap sumber-sumber ekonomi c. Suatu asumsi bahwa kerja perempuan sebagai pekerjaan tambahan atau tenaga kerja keluarga d. Rendahnya partisipasi tenaga kerja perempuan e. Tingginya partisipasi perempuan dalam pekerjaan marginal f. Diskriminasi terhadap perempuan pekerja dalam proses seleksi dan promosi g. Rendahnya proteksi terhadap perempuan pekerja Adapun strategi kebijakan Pengarusutamaan Gender PUG untuk mewujudkan tujuan dan pendekatan pembangunan adalah sebagai berikut: 1. Pengarusutamaan gender ke semua proses dan tahap pembangunan 2. Melaksanakan kegiatan spesifik yang ditujukan pada perempuan 3. Memperbaiki kapasitas dan kapabilitas kelembagaan dengan visi pemberdayaan perempuan termasuk pada organisasi perempuan. 9 Untuk meningkatkan peran perempuan dalam pembangunan menggunakan pendekatan pembangunan yang secara langsung maupun secara tidak langsung terkait dalam peningkatan peran perempuan antara lain: a Pendekatan Kesejahteraan Pendekatan pembangunan yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat. Pada konteks peningkatan peran perempuan dalam pembangunan, pendekatan ini digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan dan keluarganya. b Pendekatan Penyamaan Hak Pendekatan pembangunan yang diarahkan pada upaya pencapaian kesamaan pengembangan peran perempuan agar dapat berperan aktif dalam pembangunan seperti halnya laki-laki dengan memperhatikan tiga peran perempuan yaitu peran reproduksi, produktif dan peran sosial c Pendekatan Penguatan Empowerment Pendekatan pembangunan ini dilakukan dalam upaya meningkatkan peran perempuan dalam pembangunan yang diarahkan pada pemampudayaan perempuan melalui kemandirian Hubeis, 2010

2. Pemberdayaan a. Pemberdayaan Masyarakat

Penelitian ini menggunakan teori Community Development CD atau pengembangan masyarakat pemberdayaan masyarakat sebagai teori dasar yang merupakan landasan berpikir penelitian. Menurut World Bank 2001 pemberdayaan sebagai upaya untuk memberikan kesempatan dan kemampuan kepada kelompok masyarakat miskin untuk mampu dan berani bersuara voice atau menyuarakan pendapat, ide dan gagasannya, serta kemampuan dan keberanian untuk memilih choice sesuatu konsep, metode, produk, tindakanyang terbaik bagi pribadi, keluarga, dan masyarakat. Dengan kata lain, pemberdayaan masyarakat merupakan proses meningkatkan kemampuan dan sikap kemandirian masyarakat. Secara konseptual, pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan, sehingga 10 memberdayakan tersebutadalah memampukan dan memandirikan masyarakat Mardikanto, 2010c. Pemberdayaan masyarakat menurut Tim Deliveri 2004 dalam Mardikanto,2014 sebagai suatu proses yang bertitik tolak untuk memandirikan masyarakat agar dapat meningkatkan taraf hidupnya sendiri dengan menggunakan dan mengakses sumber daya setempat sebaik mungkin. Proses pemberdayaan masyarakat ini menempatkan masyarakat sebagai pihak utama atau pusat pengembangan people or community centered development. Menurut Moh Ali Aziz dkk 2005, pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat khususnya mereka yang kurang memiliki akses ke sumber daya pembangunan, didorong untuk meningkatkan kemandiriannya di dalam mengembangkan perikehidupan mereka. Sedangkan menurut Sumodiningrat 1999 pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang mereka miliki. Dalam hal ini pemberdayaan masyarakat senantiasa menyangkut dua kelompok yang saling terkait yaitu masyarakat sebagai pihak yang diberdayakan dan perusahaan sebagai pihak yang menaruh kepedulian sebagai pihak yang memberdayakan. Adapun prinsip-prinsip pengembangan masyarakat menurut Ife terdapat 22 prinsip adalah : 1. Pembangunan terpadu intergrated development 2. Melawan ketidakberdayaan struktural confronting struktural disadvantages 3. Hak asasi manusia human rights 4. Keberlanjutan sustainability 5. Pemberdayaan empowerment 6. Kaitan masalah pribadi dan politik the personal and the political 7. Kepemilikan oleh komunitas community ownership 8. Kemandirian self reliance 9. Ketidaktergantungan pada pemerintah independent from the state 10. Keterkaitan tujuan pendek dengan visi jangka panjang immediate goals and ultimate vision 11 11. Pembangunan bersifat organik organic development 12. Kecepatan pembangunan the pace of development 13. Keahlian dari luar external expertise 14. Pembangunan komunitas community buiding 15. Kaitan proses dengan hasil process and outcome 16. Integritas proses the integrity of process 17. Tanpa kekerasan non violance 18. Keinklusifan inclusiveness 19. Konsensus concencus 20. Kerjasama cooperation 21. Partisipasi participation 22. Perumusan kebutuhan defining need

b. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pembangunan

Secara umum tujuan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan adalah memberdayakan kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat secara sosio ekonomis. Dengan demikian, mereka dapat lebih mandiri, mampu memenuhi kebutuhan dasar hidup mereka, dan sanggup berperan serta dalam pengembangan masyarakat. Tujuan yang lebih spesifik lagi dari pemberdayaan masyarakat Mardikato, 2013 adalah sebagai berikut: a Perbaikan kelembagaan better institution Dengan perbaikan kegiatan tindakan yang dilakukan, diharapkan akan memperbaiki kelembagaan, termasuk pengembangan jejaring kemitraan usaha. b Perbaikan usaha better business Dengan adanya perbaikan aksesbilitas dan perbaikan kelembagaan diharapkan dapat memperbaiki bisnis yang dilakukan c Perbaikan pendapatan better income Dengan adanya perbaikan bisnis yang dilakukan diharapkan akan dapat memperbaiki pendapatan yang diperolehnya termasuk pendapatan keluarga dan masyarakatnya. d Perbaikan Lingkungan better environment 12 Perbaikan pendapatan diharapkan dapat memperbaiki lingkungan fisik dan sosial karena kerusakan lingkungan seringkali disebabkan oleh kemiskinan e Perbaikan kehidupan better living Tingkat pendapatan dan keadaan lingkungan yang baik diharapkan dapat memperbaiki keadaan kehidupan setiap keluarga dan masyarakat f Perbaikan masyarakat better community Keadaan kehidupan yang lebih baik, yang didukung oleh lingkungan fisik dan sosial yang lebih baik, diharapkan akan terwujud kehidupan masyarakat yang lebih baik pula. Melalui pemberdayaan masyarakat, warga masyarakat diharapkan dapat menjadi lebih berdaya, berkekuatan dan bekemampuan. Menurut Sumardjo 1999 dalam Hadi 2014 ciri-ciri masyarakat yang berdaya adalah sebagai berikut: 1. Mampu memahami diri dan potensinya 2. Mampu merencanakan mengantisipasi kondisi perubahan ke depan 3. Mampu mengarahkan dirinya sendiri 4. Memiliki kekuatan untuk berunding 5. Memiliki bargaining power yang memadai dalam melakukan kerjasama saling menguntungkan 6. Bertanggungjawab atas tindakannya Dengan demikian melalui program pemberdayaan masyarakat, masyarakat yang dulunya belum berdaya secara ekonomi, sosial dan ekologi menjadi masyarakat yang lebih berdaya, berkekuatan dan berkemampuan sehingga dapat menjadi agen perubahan dalam pembangunan.

c.Pemberdayaan Perempuan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Csr), Firm Size, Dan Struktur Modal Terhadap Earning Response Coefficient (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013)

0 85 100

Pengaruh Penyajian Informasi Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Terhadap Earning Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012

1 64 102

Pengaruh Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Arun NGL Terhadap Pengembangan Wilayah Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe

3 65 100

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina (Persero) Unit Pengolahan II Dumai (Studi Deskriptif: Penerima Program CSR Masyarakat Kelurahan Jaya Mukti, Dumai).

13 105 123

Program Corporate Social Responsibilty (CSR) Dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Program Corporate Social Responsibility (CSR) “Satu untuk Sepuluh” Terhadap Citra AQUA di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara)

5 38 137

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (Csr) Pt. Perkebunan Nusantara Iiidalam Pemberdayaan Umkm Kabupaten Asahan (Studi Pada Program Kemitraan Pt. Perkebunan Nusantara Iiidistrik Asahan)

4 63 140

MODEL PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY)

0 3 40

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN MELALUI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR).

0 4 20

Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Program Corporate Social Responsibility (Csr) bab 1

0 0 20

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PROGRAM K

0 1 41