Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Csr), Firm Size, Dan Struktur Modal Terhadap Earning Response Coefficient (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013)

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIALRESPONSIBILITY

(CSR), FIRM SIZE, DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP EARNING RESPONSECOEFFICIENT

(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013)

OLEH

LAURA MONICA AGNESIA 110503133

PROGRAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

i PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Pengungkapan

Corporate Social Responsibiliy (CSR), Firm Size, dan Struktur Modal Terhadap Earning Response Coefficient ( Studi Empiris Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013)” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 14 April 2015 Yang Membuat Pernyataan,

`

Laura Monica Agnesia NIM : 110503133


(3)

ii ABSTRAK

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIALRESPONSIBILITY

(CSR), FIRM SIZE, DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP EARNING RESPONSECOEFFICIENT

(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013)

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR), firm size dan struktur modal pada laporan tahunan terhadap Earning Response Coefficient (ERC). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR), firm size dan struktur modal terhadap ERC pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Hipotesis dalam penelitian ini adalah hubungan antara pengungkapan

Corporate Social Responsibility (CSR), firm size dan struktur modal berpengaruh terhadap ERC.

Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mengunduh data laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

melalui situs

kuantitatif dengan menggunakan regresi linier berganda untuk pengujian hipotesis.

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa secara bersama-sama pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR), firm size dan struktur modal tidak berpengaruh signifikan terhadap ERC. Uji parsial juga menunjukkan bahwa pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR), firm size dan struktur modal tidak berpengaruh signifikan terhadap ERC pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Kata Kunci : Corporate Social Responsibility, Firm Size, Capital Structure, dan Earning Response Coefficient


(4)

iii ABSTRACT

THE EFFECT OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PRESENTATION, FIRM SIZE AND CAPITAL STRUCTURE ON COMPANY

ANNUAL REPORT TO EARNING RESPONSE COEFFICIENT (ERC) (EMPIRICAL STUDY ON MINING COMPANIES LISTED IN INDONESIA

STOCK EXCHANGE (IDX) ON 2013)

The problems of this research is the extent to which the effect of Corporate Social Responsibility (CSR), firm size and capital structure on company annual report to Earning Response Cofficient (ERC). The purpose of this study is to investigate and analyze the effect of CSR, firm size and capital structure on company annual report to ERC in mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange ( IDX ).

The hypothesis of this study is the CSR, firm size and capital structure on company annual report affect the ERC of the company on mining companies listed in Indonesia stock exchange on 2013.

Secondary data collection is done by downloading financial statement data companies listed in Indonesia Stock Exchange through the site The analytical method used is descriptive quantitative by using multiple linear regression to test the hypothesis .

The results of hypothesis testing showed that together CSR, firm size and capital structure do not affect the ERC significantly. Partial test showed that CSR CSR, firm size and capital structure do not affect the ERC significantly on the mining companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX).

Keywords : Corporate Social Responsibility, Firm Size, Capital Structure, and Earning Response Coefficient


(5)

iv KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan kasih, berkat, dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR),

FIRM SIZE, DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP EARNING

RESPONSE COEFFICIENT (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN

PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013)”. Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntasi Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua penulis, Drs. Dokles Pasaribu dan Dra. Minarda Simanjuntak, terima kasih untuk segala hal terbaik yang telah diberikan kepada penulis, baik itu dukungan doa, materi, semangat, dan cinta kasih yang dicurahkan kepada penulis hingga penulis sampai pada tahapan ini, dan kepada tante penulis, Erikam Simanjuntak dan nenek penulis, Ratna Marpaung yang juga telah banyak memberikan banyak dukungan baik dalam doa, materi, dan dukungan bagi penulis.

Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa pengarahan, bimbingan, bantuan dan kerja sama semua pihak yang telah turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :


(6)

v 1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak., C.A., selaku Dekan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, M.A.F.I.S., Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak M. Zainul Bahri Torong, M.Si., Ak., selaku Dosen Pembimbing

yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga dalam membimbing dan mengarahkan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 5. Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak., selaku Dosen Penguji dan Ibu Dra.

Nurzaimah, M.M., Ak., selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Untuk yang terkasih, Jonathan Anggi Sitorus yang telah memberikan dukungan doa, motivasi dan semangat bagi penulis hingga penulisan skripsi ini selesai. Sahabat-sahabat tersayang penulis Gabriella, Nurhayati, Ade dan Ratri yang telah banyak memberikan dukungan, doa, dan motivasi bagi penulis selama penulisan skripsi. Sahabat-sahabat seperjuangan di akuntansi yang sangat luar biasa khususnya Jessica,


(7)

vi Vania, Dhebby, dan Hany yang saling topang menopang dalam menjalani masa-masa susah dan senang selama penulis menjalani masa perkuliahan hingga menyelesaikan skripsi ini. Serta seluruh teman-teman mahasiswa S1- Akuntansi stambuk 2011 yang telah memberikan dukungan, saran dan semangat.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membacanya.

Medan, 16 April 2015 Penulis

Laura Monica Agnesia NIM : 110503133


(8)

vii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Originalitas ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Landasan Teori ... 10

2.1.1 Earning Response Coefficient (ERC) ... 10

2.1.2 Corporate Social Responsibility (CSR) ... 12

2.1.3 Firm Size Atau Ukuran Perusahan ... 16

2.1.4 Struktur Modal ... 17

2.1.5 Teori Stakeholders ... 21

2.1.6 Teori Signaling ... 22

2.1.7 Teori Legitimasi ... 24

2.2 Penelitian Terdahulu ... 24

2.3 Kerangka Konseptual dan Pengembangan Hipotesis ... 31

2.3.1 Kerangka Konseptual ... 31

2.3.2 Pengembangan Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

3.1 Jenis Penelitian ... 35

3.2 Populasi dan Sampel ... 35

3.3 Sumber dan Metode Pengumpulan Data ... 36

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran ... 36

3.4.1 Variabel Independen ... 37

3.4.2 Variabel Dependen ... 38

3.5 Metode Analisis ... 42

3.5.1 Uji Asumsi Klasik ... 42

3.5.2 Pengujian Hipotesis ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

4.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 49

4.2 Uji Asumsi Klasik ... 57


(9)

viii

2.1.2 4.2.2 Uji Heteroskedastisitas ... 61

4.2.3 Uji Multikolinieritas ... 62

4.2.4 Uji Autokorelasi ... 63

4.3 Analisis Linier Berganda... 65

4.4 Uji Hipotesis ... 68

4.4.1 Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 68

4.4.2 Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 70

4.5 Pengujian Koefesien Determinasi (R2) ... 72

4.6 Pembahasan ... 73

4.6.1 Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap 4.6.1 Earning Response Coefficient ... 73

4.6.2 Pengaruh Firm Size Terhadap Earning Response 4.6.1 Coefficient ... 74

4.6.3 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Earning 4.6.1 Response Coefficient ... 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

5.1 Kesimpulan ... 78

5.2 Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80


(10)

ix DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 28

Tabel 3.1 Autokorelasi ... 44

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 49

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Corporate Social Responsibility, Firm Size, Struktur Modal, dan Earning Response Coefficient ... 50

Tabel 4.3 Statistik Frekuensi Variabel Corporate Social Responsibility ... 51

Tabel 4.4 Statistik Frekuensi Variabel Firm Size ... 52

Tabel 4.5 Statistik Frekuensi Variabel Struktur Modal... 54

Tabel 4.6 Statistik Frekuensi Variabel Earning Response Coefficient ... 56

Tabel 4.7 Uji Kolmogrov Smirnov ... 60

Tabel 4.8 Uji Glejser ... 62

Tabel 4.9 Uji Multikolinieritas ... 63

Tabel 4.10 Uji Autokorelasi ... 64

Tabel 4.11 Variabel Entered/removedb ... 65

Tabel 4.12 Analisis Linier Berganda... 66

Tabel 4.13 Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 69

Tabel 4.14 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 71


(11)

x DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 31

Gambar 4.1 Pengujian Normalitas Histogram ... 58

Gambar 4.2 Pengujian Normalitas P-P Plot ... 59


(12)

xi DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Daftar Perusahaan Yang Memenuhi Kriteria ... 83

2 Item Kategori Corporate Social Responsibility ... 84

3 Item Kategori Corporate Social Responsibility ... 84

4 Item Kategori Corporate Social Responsibility ... 84

6 Output Uji Asumsi Klasik ... 88


(13)

ii ABSTRAK

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIALRESPONSIBILITY

(CSR), FIRM SIZE, DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP EARNING RESPONSECOEFFICIENT

(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013)

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR), firm size dan struktur modal pada laporan tahunan terhadap Earning Response Coefficient (ERC). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR), firm size dan struktur modal terhadap ERC pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Hipotesis dalam penelitian ini adalah hubungan antara pengungkapan

Corporate Social Responsibility (CSR), firm size dan struktur modal berpengaruh terhadap ERC.

Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mengunduh data laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

melalui situs

kuantitatif dengan menggunakan regresi linier berganda untuk pengujian hipotesis.

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa secara bersama-sama pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR), firm size dan struktur modal tidak berpengaruh signifikan terhadap ERC. Uji parsial juga menunjukkan bahwa pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR), firm size dan struktur modal tidak berpengaruh signifikan terhadap ERC pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Kata Kunci : Corporate Social Responsibility, Firm Size, Capital Structure, dan Earning Response Coefficient


(14)

iii ABSTRACT

THE EFFECT OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PRESENTATION, FIRM SIZE AND CAPITAL STRUCTURE ON COMPANY

ANNUAL REPORT TO EARNING RESPONSE COEFFICIENT (ERC) (EMPIRICAL STUDY ON MINING COMPANIES LISTED IN INDONESIA

STOCK EXCHANGE (IDX) ON 2013)

The problems of this research is the extent to which the effect of Corporate Social Responsibility (CSR), firm size and capital structure on company annual report to Earning Response Cofficient (ERC). The purpose of this study is to investigate and analyze the effect of CSR, firm size and capital structure on company annual report to ERC in mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange ( IDX ).

The hypothesis of this study is the CSR, firm size and capital structure on company annual report affect the ERC of the company on mining companies listed in Indonesia stock exchange on 2013.

Secondary data collection is done by downloading financial statement data companies listed in Indonesia Stock Exchange through the site The analytical method used is descriptive quantitative by using multiple linear regression to test the hypothesis .

The results of hypothesis testing showed that together CSR, firm size and capital structure do not affect the ERC significantly. Partial test showed that CSR CSR, firm size and capital structure do not affect the ERC significantly on the mining companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX).

Keywords : Corporate Social Responsibility, Firm Size, Capital Structure, and Earning Response Coefficient


(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasar modal merupakan sarana perusahaan dalam menghimpun dana investasi melalui penjualan saham. Keputusan investor dalam memilih saham yang akan dibeli berkaitan dengan ekspekstasi investor terhadap return yang akan diterima dimasa mendatang. Oleh karena itu investor menggunakan berbagai informasi sebagai dasar pertimbangan pengambilan keputusan dalam melalukan investasi.

Salah satu informasi utama yang digunakan investor sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi adalah laporan keuangan dan laporan tahunan. Setiap perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia wajib mempublikasikan laporan keuangan baik laporan keuangan tahunan (annual report) maupun laporan keuangan interim kepada publik. Secara umum tujuan dasar laporan keuangan adalah menyediakan informasi sebagai dasar dalam mengambil keputusan ekonomi. Informasi tersebut meliputi informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi para investor.

Informasi yang berhubungan dengan laba suatu perusahaan memiliki peran yang sangat penting dalam mengambil keputusan oleh berbagai pihak yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan tersebut. Baik pihak internal maupun eksternal sering kali menggunakan dasar sebagai dasar dalam pengambilan suatu


(16)

2 keputusan seperti dalam pemberian bonus manajer, sebagai indikator keberhasilan dan kinerja manajemen, dan dasar penentuan pengenaan pajak. Hal ini menyebabkan kualitas laba menjadi perhatian bagi semua pihak yang berkepentingan baik investor, kreditor, dan pemerintah.

Dalam prakteknya di pasar modal kenaikan laba perusahaan tidak selalu diikuti oleh kenaikan harga saham. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah ada yang mempengaruhi harga saham selain laba, dan bagaimana cara mengukur perubahan harga saham terhadap laba. Perubahan harga saham disebabkan oleh aktivitas investor dalam menjual dan membeli saham. Artinya dalam hal ini laba bukan merupakan satu-satunya pertimbangan investor dalam membeli atau menjual saham. Salah satu pengukuran yang dapat digunakan untuk mengukur reaksi investor terhadap informasi laba akuntansi adalah koefisien respon laba atau earning response coefficient (ERC). ERC merupakan koefisien yang mengukur respon abnormal return sekuritas terhadap unexpected earning

perusahaan yang menerbitkan sekuritas (Naimah dan Utama, 2006 dalam Adisusilo, 2011). ERC merupakan indikator adanya kuat dan lemahnya reaksi pasar terhadap informasi laba. Apabila pasar beraksi kuat terhadap suatu pengumuman laba maka akan tercermin dari nilai ERC yang tinggi, sebaliknya apabila pasar beraksi lemah terhadap suatu pengumuman maka akan tercermin dari nilai ERC yang rendah.

Berdasarkan hasil para peneliti terdahulu yang telah meneliti tentang ruang lingkup laba seperti Ball dan Brown (1986) yang menemukan hubungan yang


(17)

3 signifikan antara pengumuman laba perusahaan terhadap perubahan harga saham yang mengungkapkan apabila perubahan unexpected earning positif maka memiliki cummulative abnormal return positif dan jika perubahan unexpected earning negatif, maka memiliki cummulative abnormal return rata-rata negative. Jika suatu pengumuman mengandung informasi, maka akan tercermin dengan adanya abnormal return yang diterima oleh investor. Cummulative abnormal return menunjukan respons pasar terhadap laporan keuangan yang dipublikasi.

Menurut Andayani (2007) dalam Nurrohman (2013), semua informasi keuangan yang telah dipublikasikan ke pasar akan mendapat reaksi pasar yang ditunjukan dengan perubahan harga saham yang bersangkutan. Reaksi para investor terhadap informasi yang dipublikasikan di pasar modal ditunjukan dengan perubahan harga saham yang bersangkutan. Informasi keuangan yang mempengaruhi reaksi pasar selain laba yang menarik perhatian peneliti untuk dijadikan variabel penelitian adalah pengungkapan CSR, firm size dan struktur modal dalam laporan keuangan tahunan perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Menurut Scoot (2003) salah satu faktor yang mempengaruhi ERC adalah struktur modal. Perusahaan yang memiliki liabilitas yang cukup tinggi dalam menjalankan aktifitas operasional perusahaannya tentunya memiliki beban bunga yang tinggi pula yang harus dibayar yang akan muncul dalam laporan keuangan. Hal ini mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi, karena apabila perusahaan memiliki beban bunga yang tinggi tentu akan berpengaruh terhadap laba perusahaan dan akan mempengaruhi return yang akan diterima oleh investor


(18)

4 karena manfaat dari laba yang diterima oleh perusahaan akan berkurang karena perusahaan harus membayar bunga terhadap kreditor bukan untuk melakukan ekspansi, riset atau pengembangan perusahaan yang dinilai dapat menaikan return

yang akan diterima oleh investor. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dhliwal

et al (1991) dapat disimpulkan bahwa earning response coefficient berpengaruh dengan tingkat leverage, dimana struktur modal dalam penelitian ini diproxikan oleh tingkat leverage.

Penelitian yang dilakukan oleh Mulyani, et.al (2006) menyimpulkan adanya hubungan positif antara earning response coefficient dan firm size. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Tiolemba dan Ekawati (2008) yang menyimpulkan adanya hubungan negative antara firm size dan earning response coefficient. Dalam implementasinya, investor lebih percaya berinvestasi di perusahaan besar dibanding perusahaan berkembang. Hal ini terjadi karena investor memiliki ekspektasi bahwa perusahaan besar lebih mampu untuk meningkatkan kinerja perusahaannya dengan berupaya meningkatkan kualitas labanya dengan memanfaatkan sumber daya yang dicerminkan oleh aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Disisi lain investor juga cenderung lebih memilih perusahaan kecil atau berkembang dengan pertimbangan harga saham yang ditawakan relatif lebih terjangkau dibanding perusahaan besar dan berinvestasi pada perusahaan yang berkembang investor dapat mengharapkan harga saham yang akan terus naik seiring dengan perkembangan perusahaan tersebut. Selain itu perusahaan kecil dan menengah dinilai lebih jarang melakukan manipulasi terhadap laporan keuangan dibanding perusahaan besar. (Scoot, 2003)


(19)

5 Berbagai kasus lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas yang menggunakan berbagai sumber daya alam, menimbulkan berbagai polusi, serta kepedulian masyarakat global terhadap berbagai produk ramah lingkungan dan tanggung jawab perusahaan terhadap perkerja dan organisasinya menjadikan

Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu hal penting yang diperhatikan semua pihak dan sudah banyak diterapkan sebagai bagian dari aktivitas perusahaaan. Pengungkapan CSR menjadi salah satu informasi tambahan kepada investor selain dari pada yang tercakup pada laba akuntansi. Penelitian Sayekti dan Wondabio (2008) dan Adisusilo (2011) ,menyimpulkan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh negatif terhadap ERC

Beberapa penelitian sebelumnya memilih seluruh perusahaan go public

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai tempat penelitian. Peneliti memilih melakukan penelitian pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia karena sebelumnya ada beberapa perusahaan pertambangan yang tersandung kasus yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial antara lain PT Freeport Indonesia dengan kasus runtuhnya Big Gossan pada 14 Mei 2013 dan kasus PT Newmont Nusa Tenggara pada tahun 2012 yang melakukan pembuangan tailing ke Teluk Senunu, pencemaran sungai Sekongkang dan sungai Tongo Sejorong, membuka 198,65 Ha hutan lindung dan CSR yang diberikan perusahaan dinilai hanya untuk meredam tuntutan warga. Selain masalah lingkungan banyak sekali kasus yang melibatkan perusahaan pertambangan dengan masyarakat sekitar seperti konflik antara perusahaan tambang emas PT Sumber Energi Jaya dengan Masyarakat Adat Motoling Picuan pada awal tahun


(20)

6 2014. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk meneliti apakah penggungkapan CSR berpengaruh terhadap earning response coefficient pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik menggunakan Earning Response Coefficient sebagai indikator ukuran atas tingkat abnormal return

saham dalam merespon komponen unexpected earning sebagai akibat penyajian informasi tentang pengungkapan CSR, firm size dan struktur modal yang mendasari peneliti melakukan penelitian tentang “ Pengaruh Pengungkapan

Corporate Social Responsibility , Firm Size dan Struktur Modal terhadap

Earning Response Coefficient (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah pengungkapan Corporate Social Responsibility berpengaruh secara parsial terhadap Earning Response Coefficient perusahaan pertambangan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah Firm Size berpengaruh secara parsial terhadap Earning Response Coefficient perusahaan pertambangan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia ?


(21)

7 3. Apakah struktur modal berpengaruh secara parsial terhadap Earning Response Coefficient perusahaan pertambangan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia?

4. Apakah pengungkapan Corporate Social Responsibility , Firm Size dan Struktur Modal berpengaruh secara simultan terhadap Earning Response Coefficient perusahaan pertambangan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris tentang :

1. Untuk mengetahui apakah pengungkapan Corporate Social Responsibility

berpengaruh terhadap Earning Response Coefficient perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk mengetahui apakah Firm Size berpengaruh terhadap Earning Response Coefficient perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Untuk mengetahui apakah Struktur Modal berpengaruh terhadap Earning Response Coefficient perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Untuk mengetahui apakah pengungkapan Corporate Social Responsibility

, Firm Size dan Struktur Modal berpengaruh secara simultan terhadap

Earning Response Coefficient perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(22)

8 1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain:

1. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility , Firm Size dan Struktur Modal terhadap Earning Response Coefficient.

2. Bagi akademisi, penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan studi mengenai Earning Response Coefficient di pasar modal indonesia dan penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi bagi penelitian selanjutnya.

3. Bagi emiten, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada manajemen perusahaan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi pasar atau respons harga saham yang diukur dengan Earning Respons,

sehingga perusahaan bisa melakukan kebijakan yang tepat dan legal sehingga investor tertarik untuk melakukan kegiatan investasi kepada perusahaan.

4. Bagi investor dan calon investor, dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam analisis dasar yang dapat dipakai untuk keputusan berinvestasi 1.5 Originalitas

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh Adisusilo (2011), meneliti apakah pengungkapan Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap Earning Response Coefficient pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitiannya


(23)

9 menunjukan bahwa pengungkapan Corporate Social Responsibility berpengaruh negatif terhadap Earning Response Coefficient secara signifikan.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Adisusilo (2011), penelitian tersebut dilakukan pada periode tahun 2012, sedangkan pada penelitian terdahuu dilakukan pada periode 2008. Selain itu penelitian ini meneliti pada perusahaan pertambangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia, sedangkan pada penelitian sebelumnya meneliti pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perbedaan lainnya adalah adanya penambahan variabel lain yaitu firm size dan struktur modal pada penelitian ini.

Alasan melakukan replikasi adalah peneliti ingin mengetahui apakah faktor-faktor yang mempengaruhi ERC hasilnya masih konsisten ketika tahun pengamatan dan lokasi penelitiannya diubah, dan penelitian yang meneliti tentang pengungkapan CSR, firm size, dan struktur modal terhadap ERC masih sangat terbatas.


(24)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Earning Response Coefficient (ERC)

Studi peristiwa merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar atas suatu perisitiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman (Subekti, 2005). Studi tersebut bertujuan untuk mengukur hubungan atau pengaruh suatu peristiwa atau informasi dengan reaksi pasar. Jika suatu pengumuman mengandung informasi maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar dan reaksi pasar ditunjukan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang besangkutan.

Earning Response Coefficient (ERC) adalah ukuran besaran abnormal return suatu saham sebagai respon tehadap komponen laba abnormal (unexpected earnings) yang dilaporkan oleh perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut (Scott, 2003). ERC digunakan dalam analisis fundamental oleh investor, dalam model penilaian untuk menentukan reaksi pasar atas informasi laba perusahaan. ERC merupakan koefisien yang diperoleh dari regresi antara proksi harga saham dan laba akuntansi. Proksi harga saham yang digunakan adalah cumulative abnormal return (CAR), sedangkan proksi laba akuntansi adalah unexpected earning (UE)(Chaney dan Jeter, 1991). Regresi model tersebut akan menghasilkan ERC untuk masing-masing sampel yang akan digunakan untuk analisis berikutnya.


(25)

11 Asumsi yang menjadi landasan penelitian ERC adalah bahwa investor merespon secara berbeda terhadap informasi laba akuntansi sesuai dengan kredibilitas atau kualitas informasi laba akuntansi tersebut (Syafrudin, 2004). Laporan yang diumumkan dikatakan memiliki kandungan informasi jika jumlah lembar saham yang diperdagangkan menjadi lebih besar ketika earning

diumumkan dibandingkan waktu lain (Beaver, 1968 dalam Subekti 2005). Jadi, dalam hal ini pasar akan bereaksi terhadap informasi yang diberikan oleh perusahaan baik itu informasi yang bersifat positif maupun negatif. Selama laporan keuangan dapat memberikan informasi yang akan dapat merubah harapan investor terhadap perusahaan, maka informasi tersebut akan terefleksi dalam volume perdagangan perusahaan dan perubahan harga saham.

Beberapa penelitian yang menyatakan bahwa respon pasar terhadap laba di masing-masing perusahaan dapat bervariasi dan tidak konstan. Beberapa penelti yang memiliki pendapat tersebut adalah Easton dan Zmijweski (1989) dan Collins dan Khotari (1989). Pihak lain yang mengatakan bahwa Earning Response Coefficient relative tidak berubah dan tetap, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Kormendi dan Lipe (1987).

Perbedaan perubahan harga saham terhadap terhadap laba dapat berbeda-beda karena adanya hal-hal berikut, yaitu persistensi laba, beta, struktur permodalan perusahaan, kualitas laba, peluang pertumbuhan perusahaan dan

informativeness of price (Scott, 2009). Nilai ERC diprediksi berhubungan psositf dengan perisitensi laba. Hal ini mengakibatkan nilai ERC akan semakin tinggi jika laba perusahaan lebih persisten di masa depan, memilik kualitas laba yang tinggi


(26)

12 dan memiliki kesempatan bertumbuh yang tinggi. Sedangkan beta dan struktur modal berhubungan negatif terhadap ERC. Apabila nilai beta dan struktur modal semakin tinggi, maka nilai ERC akan semakin rendah (Scott, 2009). Peningkatan laba (sebelum bunga) bagi perusahaan high levered berarti bahwa kondisi perusahaan semakin baik bagi pemberi pinjaman dibandingkan bagi pemegang saham. Oleh karena itu, perusahaan yang high levered memiliki ERC yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang low levered. Infomativeness harga pasar saham perusahaan tersebut diproksi dengan ukuran perusahaan. Semakin besar perusahaan maka akan semakin banyak informasi perusahaan yang tersedia untuk publik sehingga nilai informativeness harga saham semakin tinggi. Nilai kandungan informasi perusahaan dan ERC berbanding terbalik sehingga jika nilai

informativeness suatu perusahaan semakin tinggi, maka ERC akan semakin rendah.

Penelitian lain tentang ERC , yaitu penelitian Teoh dan Wang (1993) yang menguji apakah ERC perusahaan yang diauditor oleh kantor akuntan publik the Big Eight berbeda dengan ERC perusahaan yang diauditor oleh kantor akuntan

non-the Big Eight. Dalam peneltian ini kualitas auditor dihipotesakan sebagai variabel yang berpengaruh terhadap kualitas laba, dan hasilnya ternyata menunjukan bahwa ukuran auditor merupakan proksi untuk mengukur kredibilas auditor yang artinya secara signifikan ERC perusahaan yang diauditor oleh the Big Eight nilainya lebih tinggi dibanding perusahaan yang diauditor non-the Big Eight.


(27)

13 2.1.2 Corporate Social Responsibility (CSR)

Tujuan utama emiten dalam menjalankan opersional perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang maksimal dari kegiatan operasional yang dilaksanakan. Hal ini menyebabkan perusahaan lalai dalam memperhatikan komunitas dan lingkungan. Pencemaran lingkungan, ketidaksejahteraan masyarakat di sekitar lingkungan perusahaan, bencana alam yang terjadi akibat aktivitas perusahaan dan dampak negatif lainnya dari aktivitas perusahaan yang dirasakan oleh masyarakat terjadi akibat ketidakpedulian perusahaan terhadap hal-hal lain diluar kegiatan bisnisnya.

Secara global setelah penerbitan buku Cannibals with Forks: The Triple Bottom Line in 21st Century Businness karya John Elkington pada tahun 1998 melalui pengembangan konsep single bottom line yang hanya berorientasi pada profit menjadi konsep triple bottom line menambahkan unsure people dan planet

sebagai faktor yang mempengaruhi profit yang menjadi tujuan utama perusahaan. Hal ini menimbulkan kesadaran masyakarat secara global dalam memahami apa-apa saja yang menjadi hak mereka dan hal-hal apa-apa saja yang menjadi tanggung jawab perusahaan.

Corporate Social Responsibility dapat diartikan sebagai komitmen industri untuk mempertanggungjawabkan dampak operasi dalam dimensi sosial, ekonomi, dan lingkungan serta menjaga agar dampak tersebut menyumbang manfaat kepada masyarakat dan lingkungan hidupnya (Tanudjaja, 2006). Perusahaan semakin menyadari kelangsungan hidup perusahaan juga tergantung dari hubungan perusahaan dengan masyarakat dan lingkungannya. Pinasti (2004) dalam


(28)

14 Adisusilo (2011), menyatakan dari waktu ke waktu semakin banyak informasi alternative yang tersedia selain informasi akuntansi bagi investor di pasar modal. Informasi tersebut memberi pengaruh yang cukup besar kepada investor dalam memberi penilaian pada perusahaan. Dari sudut pandang ekonomi, perusahaan akan mengungkapkan suatu informasi jika informasi tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan (Verecchia, 1983 dalam Basalamah dan Jermias, 2005). Pengungkapan informasi CSR diharapkan memberikan informasi tambahan kepada para investor selain dari yang sudah tercakup dalam laporan keuangan.

Definisi CSR menurut World Bank dalam Public Policy for Corporate Social Responsibility tahun 2003 adalah “the commitment of business to contribute to sustainable economic development, working with employees, their families, the local community and society at large to improve quality of life, in ways that are both good for business and good for development”. Berdasarkan definisi World Bank tersebut, CSR diartikan sebagai komitmen bisnis untuk berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, bekerja sama dengan pekerja, keluarga mereka, komunitas lokal dan masyarakat secara luas untuk meningkatkan kualitas hidup, dengan cara-cara yang baik untuk bisnis dan juga baik untuk pembangunan.

The Jakarta Consulting Group dalam Susanto (2009) membagi CSR ke dalam dua bagian, yaitu Internal Responsibilities dan External Responsibilities.

Internal Responsibilities berarti tanggung jawab diarahkan kepada pemegang saham dalam bentuk profitabilitas dan pertumbuhan, sedangkan External Responsibilities dikaitkan dengan peran perusahaan sebagai pembayar pajak dan


(29)

15 penyedia lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan dan kompetensi masyarakat, serta memelihara lingkungan bagi kepentingan generasi mendatang.

Pada tanggal 20 Juli 2007 pemerintah mengesahkan Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang mengatur kewajiban perusahaan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility. Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 dalam pasal 1 butir 3 mendefinisikan tanggung jawab sosial sebagai komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.

Pelaksaanaan CSR di Indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 74, yang berbunyi:

1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.

2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.


(30)

16 4. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan diatur dengan aturan pemerintah.

Informasi mengenai pelaksanaan CSR masing-masing perusahaan bias dilihat dalam laporan tahunan (annual report) perusahaan. Laporan tahunan ini menyajikan informasi mengenai aktivitas-aktivitas yang telah dilaksanakan perusahaan, perkembangan, kinerja dan pencapaian yang berhasil diraih perusahaan selama satu tahun. Selain itu, laporan tahunan juga memuat laporan keuangan perusahaan yang memberi informasi mengenai laba yang diperoleh perusahaan selama satu periode.

Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang sering juga disebut sebagai social disclosure, corporate social reporting, social accounting

(Mathews, 1997) merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara kesuluruhan.

2.1.3 Firm Size atau Ukuran Perusahan

Firm size atau ukutan perusahaan merupakan suatu klasifikasi besar kecilnya perusahaaan dengan menggunakan beberapa skala antara lain dengan ukuran pendapatan, total aset, dan total modal (Brigham dan Houston, 2001). Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam tiga kategori yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium size) dan perusahaan kecil (small firm). Penentuan ukuran perusahaan dalam penelitian ini


(31)

17 berdasarkan total asset perusahaan mengikuti penelitian yang dilakukan oleh Ardila (2012).

Ukuran perusahaan juga merupakan salah satu indikator dalam menilai pengalaman dan kemampuan tumbuhnya suatu perusahaan dan digunakan dalam menilai kemampuan dan tingkat risiko dalam mengelola investasi yang diberikan para Stockholder untuk meningkatkan kemakmuran mereka. Total aktiva perusahaan dapat menjadi tolak ukur tingkat kedewasaan perusahaan tersebut dimana perusahaan yang memiliki total aktiva besar dapat dikatakan perusahan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini perusahaan mempunyai prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, diprediksi relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibandingkan perusahaan kecil. Jika prospek perusahaan perusahaan baik karena lebih mampu menghasilkan laba maka akan dapat menarik investor untuk menanamkan dananya pada perusahaan tersebut.

Ukuran perusahaan mempengaruhi kebijakan hutang yang dipakai oleh perusahaan tersebut. Publik lebih banyak menerima informasi dari perusahaan besar dibanding dengan perusaan kecil, hal ini memberikan keuntungan tersendiri pada perusahaan besar. Namun untuk penggunaan hutang lebih banyak digunakan oleh perusahaan besar dibandingkan dengan perusahaan kecil.

Penelitian yang menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap Earnings Response Coefficients menemukan hasil yang beragam. Penelitian Chaney dan Jater (2003) yang menguji hubungan firm size dengan Earning Response Coefficients menyatakan bahwa semakin banyak ketersediaan sumber informasi


(32)

18 pada perusahaan-perusahaan besar, akan meningkatkan Earning Response Coefficients dalam jangka panjang. Penelitian Naimah dan Utama (2003) dalam Adisusil (2012) menyatakan bahwa Earnings Response Coefficients ditemukan lebih besar pada perusahaan besar. Beberapa penelitian yang diungkapkan oleh Cho dan Jung (1991) mendukung adanya pengaruh positif antara Earnings Response Coefficient dan ukuran perusahaan..

2.1.4 Struktur Modal

Perusahaan tentu memerlukan modal dalam menjalankan aktifitas operasionalnya. Modal tersebut dapat diperoleh dari internal perusahaan maupun dari eksternal perusahaan. Dalam menentukan sumber dan jumlah modal yang akan dipakai dalam aktivitas operasionalnya perusahaan harus memiliki keputusan pendanaan yang baik.

Keputusan pendanaan atau keputusan atas struktur modal merupakan suatu keputusan keuangan yang berkaitan dengan komposisi utang, saham preferen dan saham biasa yang harus digunakan oleh perusahaan. Keputusan struktur modal secara langsung berpengaruh terhadap besarnya resiko yang ditanggung oleh pemegang saham beserta besarnya tingkat pengembalian atau tingkat keuntungan yang diharapkan (Brigham dan Houston, 2001). Oleh karena itu kebijakan pendanaan yang tepat harus diterapkan dalam setiap emiten.

Sumber dana bagi perusahaan dapat diperoleh dari internal maupun dari eksternal perusahaan. Dana dari dalam perusahaan, yaitu melalui laba ditahan dan depresiasi, sedangkan dana dari luar perusahaan berasal dari para kreditur dan


(33)

19 dana dari peserta yang mengambil bagian dari perusahaan yang akan menjadi modal sendiri. Apabila perusahaan melakukan pinjaman kepada pihak di luar perusahaan maka akan timbul utang sebagai konsekuensi dari pinjamannya tersebut dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang maka financial leverage juga akan semakin besar. Berarti resiko yang dihadapi perusahaan akan semakin besar karena utangnya tersebut.

Ketika perbandingan laba lebih besar dibandingakan beban bunga yang timbul akibat penggunaan hutang maka financial leverage dianggap menguntungkan. Sebaliknya financial leverage di anggap merugikan ketika laba yang diperoleh lebih kecil dari pada beban bunga yang timbul akibat penggunaan utangnya tersebut.

Beberapa teori yang berkaitan dengan stuktur modal adalah : 1. Miller & Modiglani (M&M) Proposition Theori

Miller & Modiglani (1958) menyatakan definisi operasional dari biaya modal dan dasar teori investasi. Dalam teori ini secara ekspilisit mengakui tidak adanya hubungan antara pendanaan dan investasi. Hal ini mengungkapkan bahwa antara perusahaan yang menggunakan dana hutang sebagai sumber pendanaan dan perusahaan yang tidak menggunakan hutang dalam pendanaan tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan.


(34)

20 Menurut trade-off theory yang diungkapkan oleh Myers (2001:81), “Perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat utang tertentu, dimana penghematan pajak (tax shields) dari tambahan hutang sama dengan biaya kesulitan keuangan (financial distress)”. Financial distress biaya keagenan (agency costs) yang meningkat akibat dari turunnya kredibilitas suatu perusahaan.Trade-off theory dalam menentukan struktur modal yang optimal menggunakan beberapa faktor antara lain pajak, biaya keagenan (agency costs) dan biaya kesulitan keuangan (financial distress) tetapi tetap mempertahankan asumsi efisiensi pasar dan symmetric information

sebagai imbangan dan manfaat penggunaan utang.

1. Pecking Order Theory

Menurut Myers (1984), pecking order theory menyatakan bahwa ”Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi justru tingkat hutangnya rendah, dikarenakan perusahaan yang profitabilitasnya tinggi memiliki sumber dana internal yang berlimpah.” Dalam pecking order theory ini tidak terdapat struktur modal yang optimal.

2. Signaling Theory

Signal atau isyarat adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan (Brigham dan Houston,2001). Menurut Brigham dan Houston (2001), Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham sedangkan perusahaan dengan prospek yang kurang


(35)

21 menguntungkan akan cenderung untuk menjual sahamnya. Pengumuman emisi saham merupakan suatu signal bahwa manajemen memandang prospek perusahaan tersebut suram. Apabila penawaran saham baru meningkat dibandingkan jumlah penawaran normal maka harga sahamnya akan menurun, karena menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah.

2.1.5 Teori Stakeholders

Teori ini menyatakan bahwa perusahaan harus mampu memperhatikan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) secara seimbang dan tidak hanyamemperhatikan kepentingan para pemegang saham (shareholders). Kemampuan perusahaan untuk melaksanakan hal ini sangat menentukan kesuksesan dan keberlangsungan hidup (sustainability) perusahaan dalam jangka panjang.

Menurut Meutia (2008) dalam Adisusilo (2011) teori stakeholders

menjelaskan pengungkapan sosial perusahaan sebagai cara untuk berkomunikasi dengan stakeholders, dan memiliki 2 cabang yaitu:

1. Ethical dan normative menyatakan bahwa semua stakeholders memiliki hak yang sama untuk diperlakukan secara adil, dan isu kekuasaan

stakeholders tidak relevan dalam hal ini. Pandangan ini merefleksikan kerangka pertanggungjawaban yang dilakukan oleh Gray et al (1987) yang


(36)

22 menyatakan bahwa organisasi bertanggungjawab kepada semua stakeholders untuk mengungkapkan informasi sosial dan lingkungan.

2. Cabang positive menjelaskan bahwa pengungkapan sosial perusahaan merupakan cara untuk mengelola hubungan organisasi dengan kelompok

stakeholders yang berbeda. Semakin penting stakeholders bagi organisasi semakin besar usaha yang dilakukan untuk mengelola hubungan tersebut. 2.1.6 Teori Signaling

Signal atau isyarat adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan (Brigham dan Houston,2001). Menurut Brigham dan Houston (2001), Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal yang normal. Perusahaan dengan prospek yang kurang menguntungkan akan cenderung untuk menjual sahamnya. Pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan umumnya merupakan suatu isyarat (signal) bahwa manajemen memandang prospek perusahaan tersebut suram. Apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun, karena menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah.

Teori ini muncul karena adanya kesenjangan informasi yang diperoleh investor dengan informasi yang dimiliki oleh manajemen perusahaan (asymmetric


(37)

23

information). Asymmetric information adalah situasi dimana manajer memiliki informasi yang berbeda (lebih baik) tentang prospek perusahaan dibandingkan dengan yang dimiliki oleh investor (Brigham, 2011).

Berdasarkan teori signalling, informasi yang terkandung dalam laporan keuangan merupakan suatu sinyal yang dapat mempengaruhi nilai saham. Dengan demikian pihak manajemen cenderung selalu berupaya untuk menyampaikan informasi yang baik kepada pasar dan cenderung menyembunyikan kondisi perusahaan yang sebenarnya dengan tujuan menambah nilai perusahaan agar para

shareholders atau investor menanamkan modal dalam perusahaan untuk membiayai proyek yang sedang dan akan dikerjakan serta memungkinkan adanya beberapa investor yang mendapatkan informasi lebih banyak tentang perusahaan dari pihak manajemen yang tidak oleh investor lainnya.

Asymmetric information ini pada kenyataannya justru mengakibatkan menurunnya tingkat kepercayaan shareholders sehingga untuk mengatasinya perusahaan yang memiliki nilai yang tinggi perlu melakukan signalling melalui kebijakan akuntansi perusahaan. Menurut Jogiyanto (2000), ada beberapa penjelasan yang mendasari penyebaran informasi asimetris (asymmetric information) menjadi informasi simetris (symmetric information), yaitu :

1. Informasi privat disebarkan ke publik secara resmi melalui pengumuman oleh perusahaan emiten

2. Investor yang memiliki informasi privat akan menggunakannya dan setelah itu mereka akan bersedia untuk menjualnya


(38)

24 3. Investor yang mendapat informasi secara privatakan melakukan tindakan

yang spekulatip (speculative behavior)

4. Teori ekspektasi rasional (rational expectation theory) menjelaskan bahwa investor yang tidak mendapatkan informasi tersebut akan melakukan transaksi dengan mengikuti transaksi yang dilakukan oleh investor yang mempunyai informasi dengan cara mengamati perubahan dari harga yang terjadi.

2.1.7 Teori Legitimasi

Berdasarkan teori legitimasi, perusahaan dalam melaksanakan aktivitas operasionalnya tidak dapat dipisahkan dari lingkungan sosial yang berada disekitarnya. Perusahaan dan lingkungan sosial saling berhubungan erat karena keduanya terikat pada kontrak sosial (social contract). Perusahaan diberikan izin untuk melaksanakan aktivitasnya melalui izin dari pemerintah selaku perpanjangan tangan masyarakat dan perusahaan dianggap perlu melaksanakan tanggung jawab sosialnya kepada stakeholders khususnya masyarakat dan komunitas lingkungan sekitar.


(39)

25 2.2 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Earning Respons Coeficient yang telah dilakukan sebelumnya adalah :

1. Adisusilo (2011) meneliti tentang pengaruh pengungkapan informasi

Corporate Social Responsibility terhadap Earning Response pada perusahaan manufaktur yang listed di Bursa Efek Indonesia (BEJ) pada tahun 2009. Sampel penelitian yaitu berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, diperoleh sebanyak 39 perusahaan sebagai sample penelitian selama satu tahun. Pengujian dilakukan dengan menggunakan regresi berganda. Penelitian ini menyimpulkan adanya pengaruh yang signifikan dan negatif antara CSR terhadap ERC secara parsial.

2. Sri Mulyani dkk (2007) melakukan penelitian untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi earning response yang terdiri dari persistensi laba, struktur modal, risiko sistematik atau beta, kesempatan bertumbuh, ukuran perusahaan, dan kualitas auditor pada perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 2001-2005. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa semua faktor mempengaruhi earning response, kecuali kualitas auditor yang tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

Earning Response. Penelitian ini dilakukan terhadap 255 perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta.

3. Suaryana (2008) melakukan penelitian yang mengkaji tentang Earning Response Coefficient dari perusahaan yang menerapkan akuntansi konservatisme dan yang tidak. Populasi dari penelitian ini adalah


(40)

26 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama periode 1995-2005. Sample yang di gunakan adalah 91 perusahaan yang dipilih menggunakn metode purposive sampling method. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa apabila menerapkan akuntansi konservatis memiliki Earning Response Coefficient yang lebih rendah dibanding yang tidak.

4. Mawarti (2007) menganalisis dan mengkaji pengaruh income smoothing

terhadap earning response pada perusahaan manufaktur di BEJ. Populasi sasaran dalam peneliian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ sebelum tahun 2001, menerbitkan laporan keuangan per 31 Desember pada tahun 2004 sampai 2006, tersedia data mengenai harga saham selama periode estimasi dan periode pengamatan, tersedia data mengenai tanggal pengumuman laba dan tidak mengalami kerugian selama periode peneltian. Dalam penelitian ini menunjukan bahwa tindak perataan laba memberikan pengaruh yang negatif terhadap reaksi pasar. 5. Retuningdiah (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui perataan

laba terhadap reaksi pasar dengan mekanisme good corpotate governance

dan pengungkapan corporate social responsibility sebagai variabel moderator. Analisa regresi terhadap 30 perusahaan publik yang listed di Bursa Efek Indoesia dari tahun 2008 sampai 2009 dengan menggunakan teknik pengambilan sample purposive random sampling mengindikasikan bahwa perataan laba berpengaruh negatif terhadap reaksi pasar. Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa GCG dan CSR bukan merupakan


(41)

27 variabel moderating bagi penelitian ini melainkan independent predictor

tersendiri bagi reaksi pasar.

6. Ngadiman dan Hartini (2011) menganalis beberapa faktor yang mempengaruhi Earning Response, diantaranya ukuran perusahaan, persistensi laba, struktur modal, dan variabel indikator. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 80 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2009. Penelitian ini menggunakan metode analisi regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukan

Earning Response Coefficient dipengaruhi secara signifikan oleh perisitensi laba. Selain itu, ukuran perusahaan, struktur modal, dan variabel indicator tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

Earning Response Coefficient.

7. Ardila (2012) melakukan penelitian untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi Earning Response Coefficient pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index. Faktor-faktor tersebut adalah persistensi laba, struktur modal, risiko sistematik, kesempatan bertumbuh, ukuran perusahaan dan Corporate Social Responsibility. Populasi penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2007-2010. Peneliti menggunakan 8 perusahaan sebagai sampel dan diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa persistensi laba, struktuk modal, risiko sistematik, kesempatan bertumbuh, ukuran perusahaan dan Corporate Social


(42)

28

Responsibility berpengaruh secara simultan terhadap Earning Response Coefficient.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1 Adisusilo (2011)

Pengaruh Pengungkapan

Informasi Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Laporan Tahunan Terhadap Earning Response Coefficient (ERC) : Studi Empiris Terhadap Perusahaan

Manufaktur Yang Listed di Bursa Efek Jakarta (BEJ) Variabel independen : Pengungkapan Informasi Corporate Social Responsibility (CSR)Variabel

dependen : : Earning Response Coefficient (ERC)

Ditemukan adanya

pengaruh yang signifikan dan negatif antara CSR dan ERC

2. Asyik dkk

(2007) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Earning Response Coefficient Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Variabel independen: Perisitensi laba, struktu modal, risiko, kesempatan bertumbuh, ukuran perusahaan, kualitas auditor Variabel dependen :

Earning Response Coefficient Semua faktor-faktor tersebut mempengaruhi Earning Response Coefficient secara signifikan kecuali kualitas auditor

3. Suaryana (2008) Pengaruh Konservatisme Laba Terhadap Kefisien Respons Laba Variabel independen : Konservatisme,pers istensi laba, pertumbuhan laba, struktur modal dan besar perusahaan Variabel dependen : Earning Response Coefficient Perusahaan yang menerapkan akuntansi konservatis memiliki ERC yang lebih rendah dibanding dengan yang tidak

4. Mawarti (2007)

Pengaruh Income Smoothing (Perataan

Laba) terhadap Variabel independen : Income smoothing Tindakan perataan laba mempunyai


(43)

29

Earning Respone Pada Perusahaan

Manufaktur di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

Variabel dependen : Cumullative abnormal return pengaruh negative terhadap reaksi pasar dan perataan laba tidak berpengaruh secara signifikan apabila diukur dengan CAR 5. Retuningdiah

(2010)

Perataan Laba Terhadap Reaksi Pasar

Dengan Mekanisme GCG dan CSR Disclousure

Variabel dependen : Perataan laba dengan GCG dan CSR Disclousure sebagai variabel pemoderasi Variabel dependen: Cumullative abnormal return Penelitian ini mengindikasan bahwa perataan laba berpengaruh negative terhadap reaksi pasar yang diproxikan melalui CAR dan mekanisme GCG dan CSR disclousure bukan merupakan variabel moderasi melainkan independent predictor tersendiri 6. Ngadiman dan

Hartini (2011)

Pengaruh Ukuran Perusahaan,

Persistensi Laba Akuntnasi, Struktur Modal dan Variabel Indikator Terhadap Koefisien Respon Laba Akuntansi Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Untuk Tahun 2009

Variabel independen : ukuran perusahaan, peristensi laba, struktur modal Variabel dependen : Cumullative abnormal return Cumullative abnormal return dipengaruhi secara signifikan oleh perisitensi laba. Sedangkan, ukuran perusahaan, struktur modal, dan variabel indicator tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Earning Response


(44)

30

Yang Mempengaruhi Earning Response Coefficient (Studi

Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index)

: persistensi laba, struktur modal, risiko sistematik, kesempatan bertumbuh, ukuran perusahaan dan Corporate Social Responsibility. Variabel independen : Faktor-faktor tersebut adalah persistensi laba, struktur modal, risiko sistematik, kesempatan bertumbuh, ukuran perusahaan dan Corporate Social Responsibility. struktuk modal, risiko sistematik, kesempatan bertumbuh, ukuran perusahaan dan Corporate Social Responsibility berpengaruh secara simultan terhadap Earning Response Coefficient.


(45)

31 2.3 Kerangka Konseptual dan Pengembangan Hipotesis

2.3.1 Kerangka Konseptual

Gambar 2.1

Kerangka konseptual Earning Response Coefficient dalam penelitian ini dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu pengungkapan Corporate Social Responsibility ,

firm size dan kualitas auditor.

2.3.2 Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap ERC

Berdasarkan Legitimacy Theory menyatakan bahwa perusahaan memiliki kontrak dengan masyarakat untuk melakukan nilai-nilai sosial (social contract), maka pengungkapan tanggung jawab sosial Pengungkapan Corporate

Social Responsibility (X1)

Earning Response Coefficient

(Y)

Firm Size

(X2) Struktur Modal


(46)

32 akan mencerminkan akuntabilitas perusahaan terhadap sosial lingkungannya dan diharapkan dapat memberikan informasi tambahan kepada investor selain dari pada yang tercakup dalam laba akuntansi. Widiastuti (2002) dalam Adisusilo (2011) secara empiris menemukan adanya pengaruh signifikan dari luas pengungkapan sukarela tehadap ERC.

H1: Pengungkapan Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap ERC perusahaan pertambangan yang terdaftaf di BEI tahun 2013

2. Pengaruh Firm Size Terhadap ERC

Firm size dalam isu ERC digunakan sebagai proksi atas keinformatifan harga saham. Perusahaan besar dianggap mempunyai informasi yang lebih banyak dibandingkan perusahaan kecil. Oleh karena itu, jika terdapat inovasi baru maka inovasi tersebut besar pengaruhnya terhadap laba perusahaan berskala kecil dibanding pada perusahaan besar. Sehingga secara statistik arahnya dapat negatif ataupun positif. Chaney dan Jeter (1991) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mempunyai korelasi signifikan positif dengan koefisien respon laba.

H2 : Firm Size berpengaruh terhadap ERC perusahaan pertambangan yang terdaftaf di BEI tahun 2013


(47)

33 3. Pengaruh Struktur Modal Terhadap ERC

Perusahaan memilih hutang sebagai sumber pendanaanya akan menimbulkan beberapa konsekuensi dari pinjaman tersebut seperti pembayaran bunga dan pokok pinjaman. Oleh sebab itu, struktur modal menjadi pertimbangan bagi investor karena hal tersebut akan berpengaruh terhadap return yang diterima oleh investor. Penelitian yang dilakukan oleh Mulyani, et.al (2007) bahwa ERC berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Namun, hasil berbeda di temukan oleh Chandarin (2003), dan Jaswadi (2003) yang menyimpulkan bahwa struktur modal tidak berpengaruh terhadap ERC.

H3 : Struktur modal berpengaruh secara parsial terhadap ERC

4. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility, Firm Size dan Struktur Modal Terhadap ERC

Pengungkapan Corporate Social Responsibility mencerminkan akuntabilitas perusahaan terhadap lingkungannya yang diharapkan menjadi tambahan informasi dan nilai tambah bagi perusahaan. Sedangkan

firm size dan struktur modal merupakan salah satu factor yang mempengaruhi investor dalam melakukan investasi selain laba tahunan. H4 : Pengungkapan Corporate Social Responsibility, firm size dan struktur modal berpengaruh secara simultan terhadap ERC.


(48)

34

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kausal atau sebab akibat. Jenis penelitian ini digunakan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lain lainnya (Umar, 2003). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengungkapan Corporate Social Responsibiliy, firm size dan struktur modal sebagai variabel independen dan Earning Response Coefficient

sebagai variabel dependen. 3.2 Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2006), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari kemudin ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013. Penelitian ini menggunakan sampel yang ditentukan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling), yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu (Jogianto, 2004:79). Adapun kriteria perusahaan pertambangan yang dijadikan sampel antara lain:

• Tersedia laporan keuangan perusahaan dan laporan tahunan secara lengkap selama tahun 2012 baik secara fisik maupun melalui website


(49)

35 • Menyajikan informasi Corporate Social Responsibility dalam laporan

tahunan sebagai salah satu akibat penerapan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Berdasarkan kriteria tersebut didapat sampel perusahaan pertambangan sebanyak 32 perusahaan dari 39 perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI dalam satu tahun penelitian.

3.3 Sumber dan Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data eksternal. Data eksternal adalah data yang dicari secara manual dengan cara mendapatkannya dari luar perusahaan. Sumber data dari penelitian ini adalah website Bursa Efek Indonesia,

dipublikasi.

Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan mengunduh data sekunder berupa laporan keuangan dan laporan tahunan (annual report) yang dipublikasikan oleh perusahaan selama tahun 2013 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui websit saham dari Yahoo Finance melalui website finance.yahoo.com

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran

..

Sugiyono (2007), variabel merupakan apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi, untuk kemudian ditarik suatu kesimpulan. Variabel penelitian yang akan digunakan di dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel dependen.


(50)

36 3.4.1 Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau variabel yang akan menyebabkan perubahan atau timbulnya variabel dependen ( Sugiyono, 2012). Adapun variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

1. Pengungkapan Corporate Social Responsibily (X1)

Instrumen pengukuran CSR yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada instrumen yang digunakan oleh Sembiring (2005), yang membagi informasi CSR ke dalam empat kategori, yaitu Lingkungan dan Energi, Tenaga Kerja, Produk dan Konsumen, serta Keterlibatan masyarakat dan umum dengan total item sebanyak 78 item untuk industri pertambangan (Lampiran 2).

Pendekatan yang digunakan dalam menghitung CSRI adalah pendekatan dikotomi yaitu untuk setiap item CSR dalam instrumen penelitian yang disajikan oleh perusahaan diberi nilai 1 dan jika tidak diungkapkan diberi nilai 0.Selanjutnya, skor dari setiap item ditotalkan untuk memperoleh jumlah keseluruhan skor untuk masing-masing perusahaan (Haniffa et al, 2005 dalam Sayekti dan Wondabio, 2007).

Rumus penghitungan CSRI (Sayekti dan Wondabio, 2008) adalah : Keterangan :

����� =∑ X ij


(51)

37 X ij = Jumlah item/indikator yang diungkapkan perusahaan j

n = Total item/indikator pengungkapan 2. Firm Size (X2)

Firm size merupakan suatu ukuran yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan diukur dari total aktiva. Pengukuran atas variabel ukuran perusahaan dilakukan berdasarkan natural logaritma dari total aset perusahaan (Collins dan Khotari, 1989).

3. Struktur Modal (X3)

Struktur Modal adalah perbandingan antara total kewajiban perusahaan dengan total aktiva perusahaan. Struktur modal diukur dari perbandingan antara total kewajiban dan total aktiva (Dhaliwal dan Fargher, 1991) . Keterangan :

��������������� = TU �� TA �� TU �� = Total utang perusahaan i pada tahun t TA �� = Total aktiva perusahaan i pada tahun t 3.4.2 Variabel Dependen

Variabel terikat (dependen variable) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono,2012). Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Earning Response Coefficient

(ERC). ERC merupakan koefisien yang diperoleh dari regresi antara proksi harga saham dan laba akuntansi (Scoot, 2003). Proksi harga saham yang digunakan adalah Cumulative Abnormal Return (CAR), sedangkan proksilaba akuntansi adalah Unexpected Earning (UE) (Scoot, 2003). Berdasarkan definisi diatas


(52)

38 Earnings Response Coefficients (ERC) dapat dirumuskan sebagai berikut (Chaney dan Jeter, 1991) :

CARit = β0 + β1 UEit + e it

Keterangan :

CARit = Abnormal return kumulatif perusahaan i pada peroide t UEit = Unexpected Earnings perusahaan i pada periode t

eit = Komponen error dalam model atas perusahaan i pada periode t

β0 = Konstanta

β1 = Koefisien yang menunjukan ERC

Tahapan menghitung Cummulative Abnormal Return (CAR) dan Unexpected Earnings (UE) sebagai berikut :

1. Cummulative Abnormal Return (CAR) dihiutung saat laba akuntansi dipublikasikan menggunakan window (time interval) yang mengacu pada penelitian Utaminingtyas dan Ahalik (2010) yaitu 30 hari sebelum, 1 hari pengumuman annual report, dan 30 hari setelah pengumuman annual report perusahaan yang dipandang cukup untuk mendeteksi abnormal return yang terjadi akibat publikasi laba sebelum confounding effect yaitu dampak disebabkan adanya pengumuman corporate action yang memungkinkan akan mempengaruhi abnormal return tersebut (Kurniawati, 2006 dalam Ardila, 2012). CAR dirumuskan sebagai berikut :


(53)

39 Keterangan :

CAR �� = Cumulatif Abnormal Return perusahaan i pada tahun t AR �� = Abnormal return untuk saham perusahaan i pada hari t

Dalam penelitian ini Abnormal Return dihitung menggunakan

market-adjusted model yang mengasumsikan bahwa pengukuran expected return saham yang terbaik adalah return indeks pasar (Pincus,1993, dalam Subekti ,2005).

Abnormal return diperoleh dari :

�� , = �, – � , Keterangan :

�� , = Abnormal Return perusahaan i pada periode ke-t

��,� = Actual Return saham perusahaan i pada periode ke-t

, = Return pasar pada periode ke-t

Untuk memperoleh data abnormal return, terlebih dahulu harus mencari

actual return (return sesungguhnya) perusahaan i pada hari t adalah sebagai berikut :

��� =���− ���−1 ��−1 Keterangan :

��� = return saham perusahaan i pada hari t

��� = harga penutupan saham i pada hari t


(54)

40 Return pasar diwakili dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dihitung secara harian sebagai berikut :

��� = ��������� − �����−1 �−1 Keterangan :

��� = return pasar harian

����� = indeks harga saham gabungan pada hari t

�����−1 = indeks harga saham gabungan pada hari t-1

2. Unexpected Earnings adalah perubahan laba per saham sebelum pos luar biasa tahun sekarang dikurangi dengan laba persaham sebelum pos luar biasa tahun sebelumnya, dan diskalakan dengan harga perlembar saham pada akhir periode sebelumnya.

Keterangan :

��=(�����− �����−1) |���−1|

UE�� = Unexpected Earnings perusahaan i pada periode t

����� = Earning Per Share perusahaan i pada periode t

�����−1=Earning Per Share perusahaan i pada periode sebelumnya (t-1) P��−1 = Harga saham perusahaan i pada periode sebelumnya (t-1) 3.5 Metode Analisis

Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi linier berganda yaitu bertujuan untuk menguji dan menganalisis, baik secara


(55)

41 parsial maupun secara simultan pengaruh Corporate Social Responsibility, firm size dan struktur modal terhadap Earnings Response Coefficient pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013. Data diolah dengan program Statistical PackageFor Social Science (SPSS).

Persamaan regresi linier berganda pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Y = β 0+ β 1X 1+ β 2X 2+ β 3X 3+ e Keterangan :

Y = Earnings Response Coefficient

β 0 = Konstanta

β 1–β 3 = Koefisien Regresi

X 1 = Pengungkapan Corporate Social Responsibility

X 2 = Firm Size

X 3 = Struktur Modal e = Error of term

3.5.1 Uji Asumsi Klasik

Sebelum analisi ini dilaksanan, terlebih dahulu perlu dilakukan uji asumsi klasik untuk menghasilkan nilai parameter model penduga yang sah. Nilai tersebut akan terpenuhi jika hasil uji asumsi klasiknya memenuhi asumsi normalitas, serta tidak terjadi heteroskedastisitas, autokorelasi dan multikolinearitas. Beberapa pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(56)

42 1. Uji Multikolinearitas

Ghozali (2011), uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel-variabel independennya. Untuk menguji multikolinearitas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) nilaivariance inflation factor (VIF) masing-masing variabel independen. Nilai umum cutoff yang sering dipakai untuk menunjukkan multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF

≥ 10, setelah itu maka dapat disimpulkan data bebas dari gejal multikolinearitas.

2. Uji Autokorelasi

Ghozali (2011), Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah didalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1.

Pendeteksian ada atau tidaknya autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson (DW test). Uji durbin-watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first orderautocorrelation) dan mensyaratkan adanya

intercept (konstanta) dalam regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel independen. Hipotesis yang akan diuji adalah:

H0 : tidak ada autokorelasi ( r = 0 ) H1 : ada autokorelasi ( r ≠ 0 )


(57)

43 Tabel 3.1

Autokorelasi

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif.

Tolak 0 < d < dl

Tidak ada autokorelasi positif.

No desicison dl ≤ d ≤ du

Tidak ada autokorelasi Negatif.

Tolak 4 – dl < d < 4

Tidak ada autokorelasi Negatif.

No desicison 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl

Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif.

Tidak ditolak du < d < 4 - du

Sumber: Imam Ghozali (2011)

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varians dari residual satu pengamat ke pengamat lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas ( Ghozali, 2011). Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan uji glejser.Uji glejser dapat dilakukan dengan meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.


(58)

44 4. Uji Normalitas

Ghozali (2011), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Ada dua cara untuk mengetahui apakah residual terdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Untuk melihat normalitas residu dengan analisis grafik yaitu dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.Sedangkan uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan skewness dari residual.Apabila nilai Z hitung > Z tabel maka distribusi tidak normal. Uji statistik lain yang dapat digunakan yaitu uji statistik non parametrik KS (Kolomogorov Smirnov) .Uji ini dilakukan dengan membuat hipotesis :

H0 : Data Residual berdistribusi normal HA : Data Residual tidak berdistribusi normal 3.5.2 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis yang dilakukan meliputi uji F (uji siginifikasi simultan) dan uji t (uji signifikansi individual/parsial).

1. Uji F (uji signifikansi simultan)

Uji F untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari variable independen terhadap variable dependen bersama-sama.Menurut Kuncoro (2001) uji F pada dasarnya menunjukan apakah semua variable independen yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara


(1)

81

31 CTTH 326,960,068,946.00

26.51

32 MITI 156,993,369,479.00

25.78

Lampiran 5. Daftar Rasio Struktur Modal

No Kode

Saham Total Kewajiban Total Aset Struktur Modal 1 ADRO

3,538,784.00

3,195,003.00

1.107599586

2 ARII

183,181.00

132,996.00

1.377342176

3 ATPK

368,122,514.00

1,121,217,431.00

0.328323931

4 BRAU

1,920,871.00

80,151.00

23.96565233

5 BSSR

72,037,347.00

87,203,144.00

0.82608658

6 BUMI

7,306,867,650.00

(302,959,535.00)

-24.1182957

7 BYAN

1,116,947,635.00

449,841,218.00

2.482981973

8 DEWA

143,650,091.00

222,107,938.00

0.646758024

9 GEMS

1,053,418,020,786.00

2,968,975,546,523.00

0.354808588

10 GTBO

15,273,472.00

73,187,957.00

0.208688323

11 HRUM

85,645,546.00

394,975,591.00

0.216837567

12 ITMG

428,285.00

963,855.00

0.444345882

13 KKGI

32,736,996.00

73,350,706.00

0.446307851

14 MYOH

1,033,563,250.00

782,255,013.00

1.321261268

15 PTRO

311,666.00

197,576.00

1.577448678

16 SMMT

162,422,398,419.00

464,227,933,211.00

0.349876401

17 TOBA

181,166,695.00

130,481,244.00

1.38845009

18 ARTI

649,516,279,440.00

927,916,027,400.00

0.699973123

19 BIPI

864,147,070.00


(2)

82

20 ELSA

2,085,850.00

2,285,114.00

0.912799099

21 ENRG

1,430,698,099.00

887,949,535.00

1.611238074

22 ESSA

28,317,471.00

89,960,254.00

0.314777579

23 MEDC

1,634,923,055.00

896,756,415.00

1.823151781

24 RUIS

1,016,044,813,478.00

261,898,079,767.00

3.879542814

25 ANTM

9,071,629,859.00

12,793,487,532.00

0.709081854

26 DKFT

142,012,240,342.00

1,453,215,410,491.00

0.097722773

27 INCO

566,853.00

1,714,266.00

0.330668053

28 TINS

2,991,184.00

4,892,110.00

0.611430242

29 PSAB

546,089,415.00

259,387,919.00

2.105300112

30 SMRU

18,782,900,580.00

226,213,843,787.00

0.083031614

31 CTTH

247,724,204,360.00

79,235,864,586.00

3.126415111

32 MITI

45,429,682,728.00


(3)

83

Lampiran 6. Output Uji Asumsi Klasik

Regression

Variables Entered/Removed

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Struktur_Modal,

Corporate_Social _Responsibility, Firm_Sizea

. Enter

a. All requested variables entered.

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3.452E7 3 1.151E7 1.138 .351a

Residual 2.830E8 28 1.011E7

Total 3.175E8 31

a. Predictors: (Constant), Struktur_Modal, Corporate_Social_Responsibility, Firm_Size b. Dependent Variable: Earning_Response_Coefficient

Coefficient Correlationsa

Model Struktur_Modal

Corporate_Social

_Responsibility Firm_Size

1 Correlations Struktur_Modal 1.000 .136 .369

Corporate_Social_Responsib ility

.136 1.000 .043

Firm_Size .369 .043 1.000

Covariances Struktur_Modal 10053.603 63048.519 7229.071

Corporate_Social_Responsib ility


(4)

84

Firm_Size 7229.071 38613.134 38168.123

a. Dependent Variable: Earning_Response_Coefficient

Collinearity Diagnosticsa

Model

Dimensi

on Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions

(Constant)

Corporate_Social

_Responsibility Firm_Size Struktur_Modal

1 1 2.830 1.000 .00 .03 .00 .00

2 .982 1.698 .00 .00 .00 .83

3 .183 3.936 .01 .95 .01 .02

4 .006 22.188 .99 .02 .99 .15

a. Dependent Variable: Earning_Response_Coefficient

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value -1,42977380

371E3

2,666513916 02E3

5,799745621 04E2

1,055184678 160E3

32

Std. Predicted Value -1.905 1.977 .000 1.000 32

Standard Error of Predicted Value

597.454 2393.382 1041.760 428.690 32

Adjusted Predicted Value -1,97485205 078E3

3,184625000 00E3

5,938814758 43E2

1,174011356 161E3

32

Residual -2,66641406

2500E3

1,562078906 250E4

1,655564574 321E-12

3,021313406 949E3

32

Std. Residual -.839 4.914 .000 .950 32

Stud. Residual -.917 5.291 -.001 1.024 32

Deleted Residual -3,18452514

6484E3

1,811309375 000E4

-1,390691373 873E1

3,510250755 668E3

32

Stud. Deleted Residual -.914 451.027 13.930 79.762 32

Mahal. Distance .126 16.602 2.906 3.802 32

Cook's Distance .000 1.117 .041 .197 32

Centered Leverage Value .004 .536 .094 .123 32


(5)

85

Lampiran 4. Output Analisis Linier Berganda

Regression

Casewise Diagnosticsa

Case

Number Std. Residual

Earning_Respon

se_Coefficient Predicted Value Residual

1 -.138 2,935408477 4,41406525082E2 -4,384711166052E2

2 -.563 7,703597501E1 1,86834599292E3 -1,791310017912E3

3 -.839 ,099863280 2,66651382021E3 -2,666413956932E3

4 -.175 ,145864013 5,56798765818E2 -5,566529018052E2

5 .046 ,287551658 -1,44474554565E2 1,447621062234E2

6 -.206 ,000057000 6,55325450951E2 -6,553253939514E2

7 .451 3,888427990 -1,42977386101E3 1,433662288995E3

8 .146 4,130834110E1 -4,24144168333E2 4,654525094326E2

9 .218 1,891638499E2 -5,03320197401E2 6,924840473011E2

10 -.136 ,013578195 4,33284884640E2 -4,332713064446E2


(6)

86

12 -.469 1,534329659 1,49279491324E3 -1,491260583585E3

13 -.078 3,607597230 2,52205118654E2 -2,485975214244E2

14 -.768 ,893821905 2,44179073368E3 -2,440896911778E3

15 -.669 ,247318280 2,12690668375E3 -2,126659365467E3

16 4.914 1,811660555E4 2,49581612467E3 1,562078942533E4

17 .019 ,014800080 -5,96421423739E1 5,965694245388E1

18 -.114 ,653469857 3,62289666466E2 -3,616361966086E2

19 .216 ,463497790 -6,85316338113E2 6,857798359031E2

20 -.439 ,049267442 1,39412497235E3 -1,394075704907E3

21 .280 1,148646610 -8,88113374645E2 8,892620212550E2

22 -.109 ,113882431 3,46442413180E2 -3,463285307495E2

23 .175 2,049382207E1 -5,36650052066E2 5,571438741357E2

24 .041 4,130834110E1 -9,00664904050E1 1,313748315050E2

25 -.429 ,067105535 1,36360396087E3 -1,363536855331E3

26 -.049 6,505801796 1,62264501397E2 -1,557586996012E2

27 -.533 2,685056515 1,69608568269E3 -1,693400626173E3

28 -.301 8,043031816 9,64207222229E2 -9,561641904129E2

29 .128 ,063018172 -4,05269044516E2 4,053320626882E2

30 -.314 2,106858036 1,00138803702E3 -9,992811789813E2

31 -.195 6,624803087 6,28009892011E2 -6,213850889242E2

32 -.269 3,058833699E1 8,85944425959E2 -8,553560889691E2

a. Dependent Variable: Earning_Response_Coefficient

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value -1,42977380

371E3

2,666513916 02E3

5,799745621 04E2

1,055184678 160E3

32

Residual -2,66641406

2500E3

1,562078906 250E4

1,655564574 321E-12

3,021313406 949E3

32

Std. Predicted Value -1.905 1.977 .000 1.000 32

Std. Residual -.839 4.914 .000 .950 32


Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Social Responsibility, kepemilikan institusional, dan kepemilkan asing terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 dan 2013

0 89 119

Pengaruh Penyajian Informasi Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Terhadap Earning Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012

1 64 102

Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Struktur Modal Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 38 84

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Laporan Tahunan Dan Pengaruhnya Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 38 122

Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Earning Response Coefficient (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

1 54 90

Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Struktur Modal Sebagai Variabel Pemoderasi pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 42 103

Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2012-2014

2 82 70

Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Csr), Firm Size, Dan Struktur Modal Terhadap Earning Response Coefficient (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013)

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Csr), Firm Size, Dan Struktur Modal Terhadap Earning Response Coefficient (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahu

0 1 9

Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Csr), Firm Size, Dan Struktur Modal Terhadap Earning Response Coefficient (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013)

0 0 12