“IDENTIFIKASI STRESSOR DAN COPING STRESS KEHIDUPAN BERKELUARGA PADA MAHASISWI YANG MENIKAH”
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Setiap manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya bantuan orang lain
dengan kata lain manusia memiliki naluri untuk hidup bersama atau berkelompok
dengan manusia lainnya. Sebagai bagian dari proses hidup, manusia dituntut untuk
memenuhi segala kebutuhannya. Kebutuhan yang terdiri mulai kebutuhan akan kasih
sayang dan penerimaan sampai kebutuhan akan kesempurnaan. Pada kadar yang lebih
khusus terutama pada persoalan yang menyangkut kedirian seseorang, menikah itu
menjadi harapan sekaligus bisa jadi menjadi cita-cita, atau juga bahkan sudah menjadi
bagian dari kebutuhan yang memang harus dipenuhi. Pada kondisi seperti ini menikah
termasuk bagian dari kebutuhan akan kasih sayang dan kebutuhan akan adanya
partner yang bersedia mengambil alih kehidupan.
Semua orang yang normal tentu memiliki keinginan untuk memasuki gerbang
pernikahan meskipun itu hanya dalam hati. Ketika usia sudah dirasa cukup, maka
menikah merupakan sebuah tujuan, dimana menikah juga merupakan kebutuhan
naluriah semua manusia. Selain itu, menurut agama Islam menikah merupakan salah
satu cara untuk menyempurnakan separuh dari dien atau agama.
Dari segi agama pernikahan memang diwajibkan, dimana juga telah dijelaskan
dalam Al Qur’an :
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan
dijadikan diantara kamu rasa kasih sayang . Sesungguhnya yang demikian itu benarbenar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir ” (QS Ar Rum : 21)
Menurut Kamal Al-Fawwal direktur Rumah Sakit Jiwa dan Mental di
Iskandariah, yang mengadakan penelitian dimana yang salah satu hasilnya
mempertegas bahwa pernikahan mampu mencegah dari kegilaan, karena berbagai
penyakit jiwa maupun penyakit fisik itu dapat timbul sebagai dampak rasa ingin
bertumpu kepada orang lain, dimana dalam kasus ini lebih dikhususkan pada
pasangan hidup. Disamping itu pernikahan bisa memberi kepuasan emosi dan insting,
maka jika kepuasan emosi dan insting tidak dapat terpenuhi maka hal itu merupakan
awal mula dari penyakit jiwa. (Albani, 2007)
Secara harfiah bahasa, mengambil dari bahasa Arab, pernikahan bisa
disebut dengan
zawaj yang artinya persandingan, penyatuan, perkumpulan.
Sedangkan dalam bahasa Indonesia pernikahan lebih dikenal dengan perkawinan,
yang menurut Undang-Undang tentang Perkawinan tahun 1974 pada Bab I pasal 1
menyebutkan bahwasannya perkawinan atau pernikahan adalah ikatan lahir batin
antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa. Secara pengertian psikologi pernikahan bisa digambarkan
dengan bersatunya dua individu, dua sistem keluarga menjadi kesatuan yang utuh. (
Santrock, 1995)
Mengenai fenomena pernikahan yang dapat diamati dalam kehidupan sosial
akhir-akhir ini, ada yang menarik dari biasanya. Walaupun seiring dengan budaya
modernitas yang memberikan ruang seluas-luasnya pada segala aspek perilaku serta
pilihan sebagai dasar keputusan disetiap individu, termasuk dalam hal pernikahan.
Tampak bahwa kecenderungan untuk menikah di lingkungan mahasiswa menjadi hal
menarik untuk dikaji dan diteliti. Hal ini terkait dengan kondisi padatnya jam
perkuliahan, namun disisi lain juga harus menjadi individu yang telah berpasangan.
Kondisi yang demikian jika kita mau merujuk pada perubahan paradigma,
dapat kita lihat bahwa adanya pernikahan pada saat masih menempuh pendidikan
khususnya pendidikan di perguruan tinggi dulunya masih sangat jarang ditemui,
karena pernikahan tidak hanya diukur dari segi finansial saja, namun juga diukur dari
kematangan emosi serta kesiapan mental dalam menjalankan dua tanggung jawab
secara sekaligus, yaitu kewajiban dalam menjalankan studi dan kewajiban sebagai
individu yang telah menikah dan memiliki pasangan. Sebab itulah yang kemudian
menarik pada pembahasan kali ini. Pernikahan di kalangan mahasiwa saat ini menjadi
marak, bahkan menjadi suatu yang biasa untuk saat ini. Seakan urusan pernikahan
adalah hal yang tidak perlu ditakutkan atau dikhawatirkan lagi efeknya, atau bahkan
menjadi kekhawatiran dikarenakan mereka yang sudah mempunyai keinginan untuk
menikah tidak tersalurkan. Perlu diketahui bahwa dampak modernitas juga membawa
dampak laten pada kondisi masyarakat kita, kondisi mahasiswa dengan lingkungan
yang bebas, dikhawatirkan bisa membawa pada posisi yang merusak moral.
Hal itu yang banyak memicu orang tua maupun anaknya yang masih berada
di bangku kuliah untuk mensegerakan dan memutuskan untuk menikah, selain
memang dari intern anak dan karena berbagai alasan lain yang menjadi landasan
untuk menikah pada saat kuliah. Untuk memutuskan menikah pada saat kuliah setiap
pasangan pastinya juga harus mempertimbangkan dampak positif serta negativnya.
Dampak tidak hanya dilihat dari dalam individu tapi juga harus mempertimbangkan
masa depan studi di perguruan tinggi. Kelancaran studi sampai tingkat akhir dan lulus
dengan prestasi yang gemilang merupakan sebuah cita-cita yang sangat diharapkan
mahasiswa dan orang tua serta pihak perguruan tinggi itu sendiri. Namun di sisi lain
mereka juga memiliki kebutuhan-kebutuhan yang mengharapkan suatu pemenuhan.
Adanya pernikahan di kalangan mahasiswa merupakan alternatif untuk
memenuhi kebutuhan. Dimana pada usia ini mahasiswa sudah memasuki usia
menikah, seperti yang dijelaskan Hurlock(1980) bahwa usia dewasa dini yang dimulai
pada umur 18 tahun mempunyai tugas perkembangan untuk mendapatkan suatu
pekerjaan, memilih seorang teman hidup, belajar hidup bersama antar suami istri,
membesarkan anak-anak, mengelola sebuah rumah tangga dan menerima tanggung
jawab sebagai warga negara. Namun pada kenyataannya tugas-tugas perkembangan
tersebut tidak selamanya harus terpenuhi pada saat yang bersamaan, salah satunya
tugas perkembangan dalam belajar hidup bersama dengan suami maupun istri,
mengelola sebuah rumah tangga serta membesarkan anak-anak. Tugas perkembangan
harus dilakukan setahap demi setahap demi menghindari terjadinya loncatan yang
mengakibatkan tidak terjalankannya salah satu tugas perkembangan.
Untuk melakukan pernikahan pada saat masih kuliah itu tidak semudah
membalikkan telapak tangan, bahkan setelah pasangan suami istri selesai kuliahpun
dan telah matang secara emosi dan ekonomi masih sering mengalami stress yang
memang menjadi bagian hidup dari manusia. Karena untuk memutuskan menikah,
seorang individu itu tidak hanya sekedar menikah tetapi ada komitmen yang harus
dijalankan, yaitu salah satunya komitmen untuk hidup bersama dan bertanggung
jawab atas sesuatu yang menjadi pilihan hidupnya. Komitmen tersebut juga menjadi
salah satu konsekuensi yang memang harus dijalankan dan diterima dengan penuh
tanggung jawab, karena jika tidak demikian akan terjadi permasalahan-permasalahan
yang sulit untuk dihindari.
Banyaknya masalah yang dihadapi para mahasiswa yang menikah pada saat
masih kuliah, membuat perlunya mengidentifikasi stress yang dialami, guna untuk
membantu mahasiswa yang menikah pada saat masih kuliah dapat menyelesaikan
permasalahan yang menimbulkan stress dengan baik tanpa adanya efek buruk dari
permasalahan tersebut.
Menurut data yang ada di Departemen Agama, bahwasannya di beberapa kota
besar maupun kota kecil, sangat tinggi tingkat perceraian. Faktor terbesar yang
mempengaruhi besarnya angka perceraian adalah karena kurangnya tanggung jawab.
(DepatemenAgama.com). Tanggung jawab itu sendiri juga berbagai macam, mulai
dari tanggung jawab antar individu pasangan sampai tanggung jawab secara finansial.
Namun banyak juga pasangan yang mengalami stress tapi tidak sampai melakukan
perceraian, mereka melakukan strategi untuk mengatasi stress yang dihadapi guna
untuk meminimalisasi terjadinya perceraian. Jika dilihat lagi sesuai kondisi yang
banyak terjadi sebenarnya penyebab stress bukan hanya masalah tanggung jawab
saja, banyak sekali resiko mengenai semua hal yang menyangkut kedua pasangan
terutama yang masih kuliah, banyak sekali masalah-masalah yang memicu timbulnya
stress, mulai dari stress karena sulitnya penyesuaian diri dengan pasangan, stress
karena sulit dalam pembagian waktu antara kegiatan akademik dan waktu untuk
keluarga, stress karena kurang mampu dalam pemenuhan nafkah bagi para mahasiswa
yang melakukan pernikahan di saat kuliah tetapi belum mempunyai penghasilan
sendiri, bahkan sampai stress karena keikutcampuran mertua atau orang tua dalam
urusan rumah tangga, semua hal ini bisa jadi memicu timbulnya stress.
Jika ditinjau lagi, stress merupakan hal yang tidak dapat dihindari dalam
kehidupan manusia, karena dalam kehidupan tentu manusia mengalami tekanan,
tuntutan, serta berbagai kesulitan hidup dan hal itu bisa menyebabkan stress. Salah
satu cara individu untuk bertahan dan mengurangi tingkat stress yang dialami yaitu
dengan melakukan coping.
Murphy (Safaria dan Saputra) menjelaskan bahwasannya coping adalah segala
usaha sehat maupun tidak sehat, positiv atau negativ, sadar atau tidak sadar yang
digunakan untuk melemahkan, atau menghilangkan stressor. Coping ini nantinya
terdiri dari upaya-upaya yang dilakukan individu tersebut untuk mengurangi stressor
yang ada.
Coping digunakan untuk berdamai dengan stressor, coping harus segera
dilakukan agar stress yang dialami tidak berkepanjangan tanpa adanya penyelesaian.
Coping juga harus selalu dilakukan dalam setiap kehidupan berkeluarga yang
mengalami stress, terutama bagi masing-masing pasangan. Jika masing-masing
pasangan tidak sanggup dalam melakukan coping, coping harus dilakukan secara
bersama untuk menghindari terjadinya tekanan-tekanan dalam diri yang dapat
menimbulkan konflik.
Ditinjau dari permasalahan yang dipaparkan di atas, mahasiswa yang
memutuskan menikah pada saat masih kuliah harus dapat meminimalisasi
permasalahan yang dihadapi dengan cara melakukan coping, karena jika stressorstressor nya sudah diketahui dengan jelas, maka salah satu cara untuk menyelesaikan
permasalahannya yaitu dengan cara melakukan coping dengan tepat bisa jadi salah
satunya dengan
melakukan mekanisme pertahanan diri atau melakukan refleksi
melalui media lain, misalnya mengurangi stressor dengan cara mendengarkan musik
serta mengalihkan fokus masalah terhadap aktivitas lain yang membuat individu
menjadi lebih rileks, atau dengan cara lain. Melalui hal-hal tersebut sangat
dimungkinkan bagi mereka yang sedang menghadapi masalah akan dapat
menyelesaikanya.
Menilik dari uraian dan permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk
mengambil judul tentang “ identifikasi stressor dan coping stress kehidupan
berkeluarga pada mahasiswa yang menikah” guna untuk memberikan informasi
kepada pembaca serta untuk dapat memberikan referensi untuk mahasiswa maupun
masyarakat lain yang ingin melanjutkan tugas perkembangan selanjutnya agar lebih
siap dalam menghadapi setiap permasalahan.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari penjelasan latar belakang diatas maka peneliti mengambil rumusan
masalah yaitu :
1. Stressor apa saja yang dihadapi pada kehidupan berkeluarga mahasiswa yang
menikah?
2. Bagaimana mahasiswa yang sudah menikah melakukan coping stress?
C. TUJUAN PENELITIAN
Dengan adanya rumusan masalah diatas maka dapat diketahui tujuan dari
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui stressor pada mahasiswa yang menikah.
2. Untuk mengetahui coping stress pada mahasiswa yang menikah
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran yang dapat
menambah ilmu serta wawasan tentang psikologi terutama psikologi perkembangan.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan pertimbangan pengetahuan
bagi para mahasiswa/mahasiswi yang akan melanjutkan tugas perkembangan
selanjutnya atau menapaki kehidupan berumah tangga, untuk dapat mengantisipasi
masalah-masalah yang akan muncul pada saat hidup berumah tangga.
“IDENTIFIKASI STRESSOR DAN COPING STRESS KEHIDUPAN
BERKELUARGA PADA MAHASISWI YANG MENIKAH”
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Kesarjanaan (S-1) pada Jurusan Psikologi
Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang
Oleh:
NOVITA KUSUMA WARDHANI
06810067
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012
LEMBAR PENGESAHAN
Dipertahankan Di HadapanDewanPengujiSkripsi
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama
: Novita Kusuma Wardhani
NIM
: 06810067
Fakultas / Jurusan
: Psikologi/Psikologi
Judul
:“
IDENTIFIKASI
KEHIDUPAN
STRESSOR
BERKELUARGA
DAN
PADA
COPING
MAHASISWA
MENIKAH”
Disetujui,
DosenPembimbing I
(Yudi Suharsono M,psi)
DosenPembimbing II
(Diana Savitri M,psi)
Mengetahui,
Fakultas Psikologi
Dekan Psikologi
(Tulus Winarsunu )
Ketua program studi
(Salis Yuniardi M.psi)
STRESS
YANG
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertandatangandibawahini :
Nama
: Novita Kusuma Wardhani
Tempat/tanggallahir : Tulungagung, 11 November 1987
NIM
: 06810067
Jurusan
: Psikologi
Fakultas
: Psikologi
Perguruan tinggi
: Universitas Muhammadiyah Malang
Menyatakan bahwa laporan penelitian skripsi saya yang berjudul “IDENTIFIKASI
STRESSOR DAN COPING STRESS KEHIDUPAN BERKELUARGA PADA
MAHASISWA YANG MENIKAHadalah bukan merupakan laporan orang lain, baik
sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk referensi atau kutipan yang telah saya
sebutkan sumber-sumbernya.
Demikian pernyataan keaslian laporan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan
apabila ternyata ada ketidakbenaran, saya bersedia mendapatkan sanksi akademis.
Malang, 13Januari 2012
Yang menyatakan
Novita Kusuma Wardhani
KATA PENGANTAR
Dengan selalu mengucap syukur sebesar-besarnya atas kehadirat Allah S.W.T. yang
dengan ijin dan keridhoaNya penyelesaian Skripsi jurusan Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang dapat terselesaikan. Segenap shalawat serta salam juga selalu
terhaturkan kepada Nabi selaku junjungan dan pemimpin umat Islam, Nabi Besar
Muhammad SAW.
Alhamdulillah laporan ini dapat terselesaikan, hal ini tentunya tidak bisa lepas dari
pihak –terkait secara langsung maupun tidak. skripsi adalah rancangan studi laporan akhir,
yang dari situ diharapkan mahasiswa menjadi lebih bisa menggunakan teori yang telah
dipelajarinya untuk kemudian menggunakan secara praktis dan riil.
Oleh karenanya, penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang mendorong
penyelesaian Skripsi, untuk itu penyusun ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya
kepada :
1. Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmad serta hidayahnya kepada saya dan nabi
besar Muhammad yang telah membimbing kita semua ke jalan kebenaran.
2. Bpk Dr. Muhajir Effendy M.Ap selaku Rektor serta ibu Cahyaning Suryaningrum Dra.
M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi
3. Bapak Yudi Suharsono S.Psi M.Si serta ibu Diana Savitri S.psi M.Psi yang telah sabar
membimbing saya dalam menyelesaiakan skripsi.
4. Kedua orang tua “ayah dan ibu” terima kasih atas doa yang setiap saat dipanjatkan
untukku, atas dukungannya sehingga saya mampu menyelesaikan skripsi. Mbak Dina
serta Erwin, trimakasih atas dukungannya pula dan pinjaman laptopnya.
5. Ibu Linda yang telah meminjamkan buku sebagai referensi buat penyelesaian skripsi.
6. Teman-teman yang selalu mendukung dan memberikan semangat bagi saya dalam
menyelesaikan skripsi.
7. Saudari Syafa’atul Irnawati yang selalu memberi omelan untuk menyelesaiakan
skripsi.
8. Bapak dan ibu kabag teller BCA madiun yang telah memberikan izin untuk cuti dihari
jum’at atau senin guna membantu kelancaran dalam penyelesaian skripsi.
9. Bapak Salam Ashari yang banyak memberi referensi dalam penyelesaian skripsi.
10. Yang tercinta Gigih Wahtu Pratomo, tiada hari tanpa doa dan dukungan serta
semangatmu, semangat kita, untuk segera menyelesaikan skripsi yang memang
seharusnya sudah terselesaikan sejak dulu, yang itu semua menjadi awalan serta syarat
untuk kebaikanku juga, kebaikan kita, dan dari sini semoga kita bisa secepatnya
meraih dan membuktikan cita-cita dari mimpi kita, amien. Trimakasih atas nasehatnya
yang selalu membuatku lebih berfikir untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
11. Kawan-kawan psikologi 06, kawan-kawan yang dulu selalu menemani bimbingan
pada pukul 04.30 pagi, kawan-kawan HMI, terima kasih untuk intrik, serta ide-ide
cerdas dan kreatif kaliyan semua.
Serta untuk semua pihak yang tidak dapat dan belum saya sebutkan, terima kasih atas
atensi dan bantuannya dalam penyusunan skripsi ini. skripsi ini sendiri juga diharapkan
mampu memberikan kebaikan secara teoritis maupun aplikatif, walaupun penulis secara sadar
memang masih perlu untuk adanya perbaikan- perbaikan seiring dengan metode serta konsep
yang lebih baru dan baik. untuk itu penyusun selalu membutuhkan kritik saran dan ide-ide
liar dalam perbaikan, demi kemajuan ilmu psikologi yang lebih baik di masa mendatang.
Malang, 24 Januari 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. i
Lembar Pengesahan.......................................................................................... ii
Kata Pengantar................................................................................................. iii
Daftar Isi........................................................................................................... vi
Daftar Tabel...................................................................................................... ix
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar belakang...........................................................................
1
B.
Rumusan masalah.....................................................................
6
C.
Tujuan ......................................................................................
6
D.
Manfaat Penelitian....................................................................
7
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A.
Stress
1. Pengertian Stress ..................................................................
8
2. Macam-macam stress ..........................................................
8
3. Faktor-faktor penyebab Stress .............................................
9
4. Gejala Stress .......................................................................
10
5. Dampak psikologis dari stress ............................................
11
B.
Coping
1. Pengertian Coping...............................................................
12
2. Bentuk Coping....................................................................
13
C.
Pernikahan dan Kehidupan Berkeluarga
1. Pengertian Pernikahan ...........................................................
14
2. Tujuan Pernikahan .................................................................
15
3. Azas & Prinsip Pernikahan ....................................................
16
4. Pengertian Keluarga................................................................
17
5. Bentuk-bentuk Keluarga.........................................................
17
6. Fungsi keluarga.......................................................................
19
D.
Mahasiswa
1. Definisi Mahasiswa................................................................
23
2. Tugas Perkembangan Mahasiswa..........................................
25
BAB III : Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian........................................................................... 27
B. Batasan Istilah............................................................................
27
C. Subyek Penelitian.......................................................................
28
D. Metode Pengambilan Data.........................................................
28
E. Prosedur Penelitian..................................................................... 29
F. Metode Analisa Data.................................................................
30
G. Keabsahan Data........................................................................
31
BAB VI : PEMBAHASAN
A. Identitas Subyek ..................................................................
33
B. Deskripsi Subyek..................................................................
33
C. Analisa Hasil Penelitian........................................................
40
D. Pembahasan...........................................................................
46
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan dan saran..............................................................
50
Daftar Pustaka..........................................................................................
53
Lampiran-lampiran...................................................................................
54
DAFTAR PUSTAKA
Abdul karim, (2005) Dr Indahnya nikah sambil kuliah Jakarta : cendekia
Abdul karim, Dr, (2005) Indahnya nikah sambil kuliah:Jakarta: cendekia
Al Qur’an
Albani, M (2007) Bila pernikahan tak seindah Impian :Solo: Muntaza
Aswi (2008),Cinta abadi sampai mati:Jakarta:Galang press
Ginting EP, (1999) Mengantisipasi stress dan penanggulangannya : Yogyakarta : Yayasan
Andi
Goode, William (1990),Sosiologi keluarga,Jakarta:Bina aksara
Hamidi Prof,Dr (2010), Metode penelitian kualitatif, Malang:UMM press
Hurlock, B, Elizabeth(1980) Psikologi perkembangan : Jakarta : Erlangga
Koeswara (1991), Teori-teori psikologi kepribadian,bandung:Eresco
Moleong, lexy. J, (2000)Metodologi penelitian kualitatif, Bandung: Remaja rosdakarya
Mufidah, M. Ag, (2008) ,Psikologi keluarga islam, Malang, UIN Malang press
Safaria triantoro & Nofrans Eka Saputra (2009) Management emosi: Jakarta : Bumi Aksara
Murtadho ali (2009) konseling perkawinan perspektif agama : Semarang: Wali songo press
Shihab, Quraish, (2007) Perempuan, Jakarta, lentera hati
Walgito Bimo (2004), Bimbingan dan konseling perkawinan, Yogyakarta : Yayasan Andi
Wikipedia.http//www.wikipedia.com
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Setiap manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya bantuan orang lain
dengan kata lain manusia memiliki naluri untuk hidup bersama atau berkelompok
dengan manusia lainnya. Sebagai bagian dari proses hidup, manusia dituntut untuk
memenuhi segala kebutuhannya. Kebutuhan yang terdiri mulai kebutuhan akan kasih
sayang dan penerimaan sampai kebutuhan akan kesempurnaan. Pada kadar yang lebih
khusus terutama pada persoalan yang menyangkut kedirian seseorang, menikah itu
menjadi harapan sekaligus bisa jadi menjadi cita-cita, atau juga bahkan sudah menjadi
bagian dari kebutuhan yang memang harus dipenuhi. Pada kondisi seperti ini menikah
termasuk bagian dari kebutuhan akan kasih sayang dan kebutuhan akan adanya
partner yang bersedia mengambil alih kehidupan.
Semua orang yang normal tentu memiliki keinginan untuk memasuki gerbang
pernikahan meskipun itu hanya dalam hati. Ketika usia sudah dirasa cukup, maka
menikah merupakan sebuah tujuan, dimana menikah juga merupakan kebutuhan
naluriah semua manusia. Selain itu, menurut agama Islam menikah merupakan salah
satu cara untuk menyempurnakan separuh dari dien atau agama.
Dari segi agama pernikahan memang diwajibkan, dimana juga telah dijelaskan
dalam Al Qur’an :
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan
dijadikan diantara kamu rasa kasih sayang . Sesungguhnya yang demikian itu benarbenar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir ” (QS Ar Rum : 21)
Menurut Kamal Al-Fawwal direktur Rumah Sakit Jiwa dan Mental di
Iskandariah, yang mengadakan penelitian dimana yang salah satu hasilnya
mempertegas bahwa pernikahan mampu mencegah dari kegilaan, karena berbagai
penyakit jiwa maupun penyakit fisik itu dapat timbul sebagai dampak rasa ingin
bertumpu kepada orang lain, dimana dalam kasus ini lebih dikhususkan pada
pasangan hidup. Disamping itu pernikahan bisa memberi kepuasan emosi dan insting,
maka jika kepuasan emosi dan insting tidak dapat terpenuhi maka hal itu merupakan
awal mula dari penyakit jiwa. (Albani, 2007)
Secara harfiah bahasa, mengambil dari bahasa Arab, pernikahan bisa
disebut dengan
zawaj yang artinya persandingan, penyatuan, perkumpulan.
Sedangkan dalam bahasa Indonesia pernikahan lebih dikenal dengan perkawinan,
yang menurut Undang-Undang tentang Perkawinan tahun 1974 pada Bab I pasal 1
menyebutkan bahwasannya perkawinan atau pernikahan adalah ikatan lahir batin
antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa. Secara pengertian psikologi pernikahan bisa digambarkan
dengan bersatunya dua individu, dua sistem keluarga menjadi kesatuan yang utuh. (
Santrock, 1995)
Mengenai fenomena pernikahan yang dapat diamati dalam kehidupan sosial
akhir-akhir ini, ada yang menarik dari biasanya. Walaupun seiring dengan budaya
modernitas yang memberikan ruang seluas-luasnya pada segala aspek perilaku serta
pilihan sebagai dasar keputusan disetiap individu, termasuk dalam hal pernikahan.
Tampak bahwa kecenderungan untuk menikah di lingkungan mahasiswa menjadi hal
menarik untuk dikaji dan diteliti. Hal ini terkait dengan kondisi padatnya jam
perkuliahan, namun disisi lain juga harus menjadi individu yang telah berpasangan.
Kondisi yang demikian jika kita mau merujuk pada perubahan paradigma,
dapat kita lihat bahwa adanya pernikahan pada saat masih menempuh pendidikan
khususnya pendidikan di perguruan tinggi dulunya masih sangat jarang ditemui,
karena pernikahan tidak hanya diukur dari segi finansial saja, namun juga diukur dari
kematangan emosi serta kesiapan mental dalam menjalankan dua tanggung jawab
secara sekaligus, yaitu kewajiban dalam menjalankan studi dan kewajiban sebagai
individu yang telah menikah dan memiliki pasangan. Sebab itulah yang kemudian
menarik pada pembahasan kali ini. Pernikahan di kalangan mahasiwa saat ini menjadi
marak, bahkan menjadi suatu yang biasa untuk saat ini. Seakan urusan pernikahan
adalah hal yang tidak perlu ditakutkan atau dikhawatirkan lagi efeknya, atau bahkan
menjadi kekhawatiran dikarenakan mereka yang sudah mempunyai keinginan untuk
menikah tidak tersalurkan. Perlu diketahui bahwa dampak modernitas juga membawa
dampak laten pada kondisi masyarakat kita, kondisi mahasiswa dengan lingkungan
yang bebas, dikhawatirkan bisa membawa pada posisi yang merusak moral.
Hal itu yang banyak memicu orang tua maupun anaknya yang masih berada
di bangku kuliah untuk mensegerakan dan memutuskan untuk menikah, selain
memang dari intern anak dan karena berbagai alasan lain yang menjadi landasan
untuk menikah pada saat kuliah. Untuk memutuskan menikah pada saat kuliah setiap
pasangan pastinya juga harus mempertimbangkan dampak positif serta negativnya.
Dampak tidak hanya dilihat dari dalam individu tapi juga harus mempertimbangkan
masa depan studi di perguruan tinggi. Kelancaran studi sampai tingkat akhir dan lulus
dengan prestasi yang gemilang merupakan sebuah cita-cita yang sangat diharapkan
mahasiswa dan orang tua serta pihak perguruan tinggi itu sendiri. Namun di sisi lain
mereka juga memiliki kebutuhan-kebutuhan yang mengharapkan suatu pemenuhan.
Adanya pernikahan di kalangan mahasiswa merupakan alternatif untuk
memenuhi kebutuhan. Dimana pada usia ini mahasiswa sudah memasuki usia
menikah, seperti yang dijelaskan Hurlock(1980) bahwa usia dewasa dini yang dimulai
pada umur 18 tahun mempunyai tugas perkembangan untuk mendapatkan suatu
pekerjaan, memilih seorang teman hidup, belajar hidup bersama antar suami istri,
membesarkan anak-anak, mengelola sebuah rumah tangga dan menerima tanggung
jawab sebagai warga negara. Namun pada kenyataannya tugas-tugas perkembangan
tersebut tidak selamanya harus terpenuhi pada saat yang bersamaan, salah satunya
tugas perkembangan dalam belajar hidup bersama dengan suami maupun istri,
mengelola sebuah rumah tangga serta membesarkan anak-anak. Tugas perkembangan
harus dilakukan setahap demi setahap demi menghindari terjadinya loncatan yang
mengakibatkan tidak terjalankannya salah satu tugas perkembangan.
Untuk melakukan pernikahan pada saat masih kuliah itu tidak semudah
membalikkan telapak tangan, bahkan setelah pasangan suami istri selesai kuliahpun
dan telah matang secara emosi dan ekonomi masih sering mengalami stress yang
memang menjadi bagian hidup dari manusia. Karena untuk memutuskan menikah,
seorang individu itu tidak hanya sekedar menikah tetapi ada komitmen yang harus
dijalankan, yaitu salah satunya komitmen untuk hidup bersama dan bertanggung
jawab atas sesuatu yang menjadi pilihan hidupnya. Komitmen tersebut juga menjadi
salah satu konsekuensi yang memang harus dijalankan dan diterima dengan penuh
tanggung jawab, karena jika tidak demikian akan terjadi permasalahan-permasalahan
yang sulit untuk dihindari.
Banyaknya masalah yang dihadapi para mahasiswa yang menikah pada saat
masih kuliah, membuat perlunya mengidentifikasi stress yang dialami, guna untuk
membantu mahasiswa yang menikah pada saat masih kuliah dapat menyelesaikan
permasalahan yang menimbulkan stress dengan baik tanpa adanya efek buruk dari
permasalahan tersebut.
Menurut data yang ada di Departemen Agama, bahwasannya di beberapa kota
besar maupun kota kecil, sangat tinggi tingkat perceraian. Faktor terbesar yang
mempengaruhi besarnya angka perceraian adalah karena kurangnya tanggung jawab.
(DepatemenAgama.com). Tanggung jawab itu sendiri juga berbagai macam, mulai
dari tanggung jawab antar individu pasangan sampai tanggung jawab secara finansial.
Namun banyak juga pasangan yang mengalami stress tapi tidak sampai melakukan
perceraian, mereka melakukan strategi untuk mengatasi stress yang dihadapi guna
untuk meminimalisasi terjadinya perceraian. Jika dilihat lagi sesuai kondisi yang
banyak terjadi sebenarnya penyebab stress bukan hanya masalah tanggung jawab
saja, banyak sekali resiko mengenai semua hal yang menyangkut kedua pasangan
terutama yang masih kuliah, banyak sekali masalah-masalah yang memicu timbulnya
stress, mulai dari stress karena sulitnya penyesuaian diri dengan pasangan, stress
karena sulit dalam pembagian waktu antara kegiatan akademik dan waktu untuk
keluarga, stress karena kurang mampu dalam pemenuhan nafkah bagi para mahasiswa
yang melakukan pernikahan di saat kuliah tetapi belum mempunyai penghasilan
sendiri, bahkan sampai stress karena keikutcampuran mertua atau orang tua dalam
urusan rumah tangga, semua hal ini bisa jadi memicu timbulnya stress.
Jika ditinjau lagi, stress merupakan hal yang tidak dapat dihindari dalam
kehidupan manusia, karena dalam kehidupan tentu manusia mengalami tekanan,
tuntutan, serta berbagai kesulitan hidup dan hal itu bisa menyebabkan stress. Salah
satu cara individu untuk bertahan dan mengurangi tingkat stress yang dialami yaitu
dengan melakukan coping.
Murphy (Safaria dan Saputra) menjelaskan bahwasannya coping adalah segala
usaha sehat maupun tidak sehat, positiv atau negativ, sadar atau tidak sadar yang
digunakan untuk melemahkan, atau menghilangkan stressor. Coping ini nantinya
terdiri dari upaya-upaya yang dilakukan individu tersebut untuk mengurangi stressor
yang ada.
Coping digunakan untuk berdamai dengan stressor, coping harus segera
dilakukan agar stress yang dialami tidak berkepanjangan tanpa adanya penyelesaian.
Coping juga harus selalu dilakukan dalam setiap kehidupan berkeluarga yang
mengalami stress, terutama bagi masing-masing pasangan. Jika masing-masing
pasangan tidak sanggup dalam melakukan coping, coping harus dilakukan secara
bersama untuk menghindari terjadinya tekanan-tekanan dalam diri yang dapat
menimbulkan konflik.
Ditinjau dari permasalahan yang dipaparkan di atas, mahasiswa yang
memutuskan menikah pada saat masih kuliah harus dapat meminimalisasi
permasalahan yang dihadapi dengan cara melakukan coping, karena jika stressorstressor nya sudah diketahui dengan jelas, maka salah satu cara untuk menyelesaikan
permasalahannya yaitu dengan cara melakukan coping dengan tepat bisa jadi salah
satunya dengan
melakukan mekanisme pertahanan diri atau melakukan refleksi
melalui media lain, misalnya mengurangi stressor dengan cara mendengarkan musik
serta mengalihkan fokus masalah terhadap aktivitas lain yang membuat individu
menjadi lebih rileks, atau dengan cara lain. Melalui hal-hal tersebut sangat
dimungkinkan bagi mereka yang sedang menghadapi masalah akan dapat
menyelesaikanya.
Menilik dari uraian dan permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk
mengambil judul tentang “ identifikasi stressor dan coping stress kehidupan
berkeluarga pada mahasiswa yang menikah” guna untuk memberikan informasi
kepada pembaca serta untuk dapat memberikan referensi untuk mahasiswa maupun
masyarakat lain yang ingin melanjutkan tugas perkembangan selanjutnya agar lebih
siap dalam menghadapi setiap permasalahan.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari penjelasan latar belakang diatas maka peneliti mengambil rumusan
masalah yaitu :
1. Stressor apa saja yang dihadapi pada kehidupan berkeluarga mahasiswa yang
menikah?
2. Bagaimana mahasiswa yang sudah menikah melakukan coping stress?
C. TUJUAN PENELITIAN
Dengan adanya rumusan masalah diatas maka dapat diketahui tujuan dari
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui stressor pada mahasiswa yang menikah.
2. Untuk mengetahui coping stress pada mahasiswa yang menikah
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran yang dapat
menambah ilmu serta wawasan tentang psikologi terutama psikologi perkembangan.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan pertimbangan pengetahuan
bagi para mahasiswa/mahasiswi yang akan melanjutkan tugas perkembangan
selanjutnya atau menapaki kehidupan berumah tangga, untuk dapat mengantisipasi
masalah-masalah yang akan muncul pada saat hidup berumah tangga.
“IDENTIFIKASI STRESSOR DAN COPING STRESS KEHIDUPAN
BERKELUARGA PADA MAHASISWI YANG MENIKAH”
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Kesarjanaan (S-1) pada Jurusan Psikologi
Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang
Oleh:
NOVITA KUSUMA WARDHANI
06810067
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012
LEMBAR PENGESAHAN
Dipertahankan Di HadapanDewanPengujiSkripsi
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama
: Novita Kusuma Wardhani
NIM
: 06810067
Fakultas / Jurusan
: Psikologi/Psikologi
Judul
:“
IDENTIFIKASI
KEHIDUPAN
STRESSOR
BERKELUARGA
DAN
PADA
COPING
MAHASISWA
MENIKAH”
Disetujui,
DosenPembimbing I
(Yudi Suharsono M,psi)
DosenPembimbing II
(Diana Savitri M,psi)
Mengetahui,
Fakultas Psikologi
Dekan Psikologi
(Tulus Winarsunu )
Ketua program studi
(Salis Yuniardi M.psi)
STRESS
YANG
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertandatangandibawahini :
Nama
: Novita Kusuma Wardhani
Tempat/tanggallahir : Tulungagung, 11 November 1987
NIM
: 06810067
Jurusan
: Psikologi
Fakultas
: Psikologi
Perguruan tinggi
: Universitas Muhammadiyah Malang
Menyatakan bahwa laporan penelitian skripsi saya yang berjudul “IDENTIFIKASI
STRESSOR DAN COPING STRESS KEHIDUPAN BERKELUARGA PADA
MAHASISWA YANG MENIKAHadalah bukan merupakan laporan orang lain, baik
sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk referensi atau kutipan yang telah saya
sebutkan sumber-sumbernya.
Demikian pernyataan keaslian laporan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan
apabila ternyata ada ketidakbenaran, saya bersedia mendapatkan sanksi akademis.
Malang, 13Januari 2012
Yang menyatakan
Novita Kusuma Wardhani
KATA PENGANTAR
Dengan selalu mengucap syukur sebesar-besarnya atas kehadirat Allah S.W.T. yang
dengan ijin dan keridhoaNya penyelesaian Skripsi jurusan Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang dapat terselesaikan. Segenap shalawat serta salam juga selalu
terhaturkan kepada Nabi selaku junjungan dan pemimpin umat Islam, Nabi Besar
Muhammad SAW.
Alhamdulillah laporan ini dapat terselesaikan, hal ini tentunya tidak bisa lepas dari
pihak –terkait secara langsung maupun tidak. skripsi adalah rancangan studi laporan akhir,
yang dari situ diharapkan mahasiswa menjadi lebih bisa menggunakan teori yang telah
dipelajarinya untuk kemudian menggunakan secara praktis dan riil.
Oleh karenanya, penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang mendorong
penyelesaian Skripsi, untuk itu penyusun ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya
kepada :
1. Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmad serta hidayahnya kepada saya dan nabi
besar Muhammad yang telah membimbing kita semua ke jalan kebenaran.
2. Bpk Dr. Muhajir Effendy M.Ap selaku Rektor serta ibu Cahyaning Suryaningrum Dra.
M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi
3. Bapak Yudi Suharsono S.Psi M.Si serta ibu Diana Savitri S.psi M.Psi yang telah sabar
membimbing saya dalam menyelesaiakan skripsi.
4. Kedua orang tua “ayah dan ibu” terima kasih atas doa yang setiap saat dipanjatkan
untukku, atas dukungannya sehingga saya mampu menyelesaikan skripsi. Mbak Dina
serta Erwin, trimakasih atas dukungannya pula dan pinjaman laptopnya.
5. Ibu Linda yang telah meminjamkan buku sebagai referensi buat penyelesaian skripsi.
6. Teman-teman yang selalu mendukung dan memberikan semangat bagi saya dalam
menyelesaikan skripsi.
7. Saudari Syafa’atul Irnawati yang selalu memberi omelan untuk menyelesaiakan
skripsi.
8. Bapak dan ibu kabag teller BCA madiun yang telah memberikan izin untuk cuti dihari
jum’at atau senin guna membantu kelancaran dalam penyelesaian skripsi.
9. Bapak Salam Ashari yang banyak memberi referensi dalam penyelesaian skripsi.
10. Yang tercinta Gigih Wahtu Pratomo, tiada hari tanpa doa dan dukungan serta
semangatmu, semangat kita, untuk segera menyelesaikan skripsi yang memang
seharusnya sudah terselesaikan sejak dulu, yang itu semua menjadi awalan serta syarat
untuk kebaikanku juga, kebaikan kita, dan dari sini semoga kita bisa secepatnya
meraih dan membuktikan cita-cita dari mimpi kita, amien. Trimakasih atas nasehatnya
yang selalu membuatku lebih berfikir untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
11. Kawan-kawan psikologi 06, kawan-kawan yang dulu selalu menemani bimbingan
pada pukul 04.30 pagi, kawan-kawan HMI, terima kasih untuk intrik, serta ide-ide
cerdas dan kreatif kaliyan semua.
Serta untuk semua pihak yang tidak dapat dan belum saya sebutkan, terima kasih atas
atensi dan bantuannya dalam penyusunan skripsi ini. skripsi ini sendiri juga diharapkan
mampu memberikan kebaikan secara teoritis maupun aplikatif, walaupun penulis secara sadar
memang masih perlu untuk adanya perbaikan- perbaikan seiring dengan metode serta konsep
yang lebih baru dan baik. untuk itu penyusun selalu membutuhkan kritik saran dan ide-ide
liar dalam perbaikan, demi kemajuan ilmu psikologi yang lebih baik di masa mendatang.
Malang, 24 Januari 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. i
Lembar Pengesahan.......................................................................................... ii
Kata Pengantar................................................................................................. iii
Daftar Isi........................................................................................................... vi
Daftar Tabel...................................................................................................... ix
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar belakang...........................................................................
1
B.
Rumusan masalah.....................................................................
6
C.
Tujuan ......................................................................................
6
D.
Manfaat Penelitian....................................................................
7
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A.
Stress
1. Pengertian Stress ..................................................................
8
2. Macam-macam stress ..........................................................
8
3. Faktor-faktor penyebab Stress .............................................
9
4. Gejala Stress .......................................................................
10
5. Dampak psikologis dari stress ............................................
11
B.
Coping
1. Pengertian Coping...............................................................
12
2. Bentuk Coping....................................................................
13
C.
Pernikahan dan Kehidupan Berkeluarga
1. Pengertian Pernikahan ...........................................................
14
2. Tujuan Pernikahan .................................................................
15
3. Azas & Prinsip Pernikahan ....................................................
16
4. Pengertian Keluarga................................................................
17
5. Bentuk-bentuk Keluarga.........................................................
17
6. Fungsi keluarga.......................................................................
19
D.
Mahasiswa
1. Definisi Mahasiswa................................................................
23
2. Tugas Perkembangan Mahasiswa..........................................
25
BAB III : Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian........................................................................... 27
B. Batasan Istilah............................................................................
27
C. Subyek Penelitian.......................................................................
28
D. Metode Pengambilan Data.........................................................
28
E. Prosedur Penelitian..................................................................... 29
F. Metode Analisa Data.................................................................
30
G. Keabsahan Data........................................................................
31
BAB VI : PEMBAHASAN
A. Identitas Subyek ..................................................................
33
B. Deskripsi Subyek..................................................................
33
C. Analisa Hasil Penelitian........................................................
40
D. Pembahasan...........................................................................
46
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan dan saran..............................................................
50
Daftar Pustaka..........................................................................................
53
Lampiran-lampiran...................................................................................
54
DAFTAR PUSTAKA
Abdul karim, (2005) Dr Indahnya nikah sambil kuliah Jakarta : cendekia
Abdul karim, Dr, (2005) Indahnya nikah sambil kuliah:Jakarta: cendekia
Al Qur’an
Albani, M (2007) Bila pernikahan tak seindah Impian :Solo: Muntaza
Aswi (2008),Cinta abadi sampai mati:Jakarta:Galang press
Ginting EP, (1999) Mengantisipasi stress dan penanggulangannya : Yogyakarta : Yayasan
Andi
Goode, William (1990),Sosiologi keluarga,Jakarta:Bina aksara
Hamidi Prof,Dr (2010), Metode penelitian kualitatif, Malang:UMM press
Hurlock, B, Elizabeth(1980) Psikologi perkembangan : Jakarta : Erlangga
Koeswara (1991), Teori-teori psikologi kepribadian,bandung:Eresco
Moleong, lexy. J, (2000)Metodologi penelitian kualitatif, Bandung: Remaja rosdakarya
Mufidah, M. Ag, (2008) ,Psikologi keluarga islam, Malang, UIN Malang press
Safaria triantoro & Nofrans Eka Saputra (2009) Management emosi: Jakarta : Bumi Aksara
Murtadho ali (2009) konseling perkawinan perspektif agama : Semarang: Wali songo press
Shihab, Quraish, (2007) Perempuan, Jakarta, lentera hati
Walgito Bimo (2004), Bimbingan dan konseling perkawinan, Yogyakarta : Yayasan Andi
Wikipedia.http//www.wikipedia.com