Ikon Kota Sejarah Dan Peranan Becak Di Pematangsiantar 1960-2006

4.2 Ikon Kota

Dalam awal kemunculannya becak di Siantar hanya berfungsi sebagai alat transporasi dalam kota. Namun seiring perjalanan waktu dan pertambahan unit, becak di Kota Pematangsiantar mulai bertambah fungsi, selain sebagai alat transportasi ternyata tanpa disadari becak telah menjadi salah satu indentitas kota Siantar. 37 Kapan pastinya becak menjadi kebanggaan masyarakat Siantar sulit diketahui. Namun menurut Kartiman maupun Rohim di tahun 1970-an becak sudah mulai digunakan sebagai arak-arakan apabila ada publik figure yang datang ke kota ini. Becak juga kerap digunakan partai-partai politik sebagai media kampanye. Uniknya untuk masa kampanye partai politik, para tukang becak hanya mau terlibat dalam kampanye satu partai saja Satu hal yang pasti, perubahan fungsi becak ini dikarenkan dari keunikannya. Menggunakan motor BSA ber kapasitas besar 350-500 menjadikan becak Siantar cukup terkenal. Ibarat mata koin yang saling berdampingan Siantar tidak akan terlepas dari becaknya. 38 Di tahun 1980-an Becak Siantar kian mulai dikenal, fihak industri rokok juga mulai melirik potensi Becak Siantar sebagai media promosi. Merek-merek rokok ternamapun biasa menggunakan Becak Siantar sebagai media promosi. Biasanya beberapa Becak siantar akan di carter untuk melakukan konvoi keliling kota Siantar walaupun pada saat itu ada tiga partai yang bertarung yaitu Golkar, PDI dan PPP. Sudah menjadi kesepakatan para tukang becak untuk hanya digunakan oleh satu partai saja. 37 Hingga saat ini belum ada Peraturan Pemerintah maupun Peraturan Daerah yang untuk mempertahankan becak Siantar sebagai benda cagar budaya. 38 Wawancara dengan Suyadi UNVERSITAS SUMATERA UTARA maupun konvoi ke kota lain sebagai media promosi merek rokok tertentu. Namun yang terbesar adalah ketika pada tahun 1986 serombongan becak melakukan touring perjalan Jauh Siantar-Medan-Berastagi-Kabanjahe - Raya- Parapat-Siantar dalam kegiatan promosi rokok PANAMAS. Setiap tukang becak mendapat ongkos carter Rp. 150.000,- plus jaket berlogo rokok ini, oli, dan semua kebutuhan selama perjalan ditanggung pihak sponsor. 39 Tidak hanya pihak partai politik dan pihak industri rokok saja yang menggunakan becak sebagai media promisinya. Instansi pemerintah Kota Pematangsiantar juga sering menggunakan becak untuk memeriahkan acara yang mereka adakan. Misalkan pada acara perayaan HUT Republik Indonesia yang dilakukan setiap tahun oleh Pemko pemerintahan kota Pematangsiantar biasa mengadakan acara mobil hias, namun pada perlobaan ini juga di buka katagori khusus becak hias. Ketika pawai malam takbiran becak juga telihat ikut memeriahkan penyambutan hari yang Fitri. Begitupun ketika Pematangsiantar mendapat piala Adipura pada tahun 1993 rombongan becak memiliki tempat sepesial untuk mengikuti rombongan Pemko Siantar menjemput walikota beserta piala tersebut di Tidak mengherankan memang, selain keunikannya dengan suara yang besar ditambah dalam jumlah yang banyak becak Siantar merupakan media yang efektif untuk melakukan promosi. Bersuara gemuruh serombongan becak tentunya akan menarik perhatian orang-orang yang dilaluinya. Tentunya hal ini merupakan cara efektif untuk mempromosikan produk karena dapat dengan mudah menarik perhatian orang banyak. Sisi itulah yang dimanfaatkan fihak sponsor rokok. 39 Wawancara dengan Kartiman UNVERSITAS SUMATERA UTARA Kantor Gebernur Sumatera Utara. Sejarah kembali terulang ketika Pematang Siantar mendapat Piala Wahana Tata Nugraha pada tahun 1996 konvoi becak juga ikut mengiringi perjalanan piala tersebut dari Medan ke Pematangsiantar. Begitupun ketika piala ini di arak keliling kota becak tidak terlepas dari panjangnya iring-iringan konvoi becak. Mulai di eksposnya keberadaan becak siantar semenjak 1980-an oleh media masa cetak dan media elektronik nasional. 40 Perubahan fungsi becak dari alat transporatsi menjadi sarana pariwisata juga terlihat dengan di luncurkannya 100 unit becak pariwisata oleh KOBENAS Koperasi Becak Nasional yang bekejasama dengan Pemko Siantar pada masa Walikota Zulkifli Harahap. Membuat keberadaannya di ketahui secara luas oleh masyarakat Indonesia. Kota Pematangsiantar di kenal dengan becaknya yang antik dan berkapasitas besar. Hal inilah yang membuat kolektor barang antik dan penghobi motor tua mulai tahun 1990 banyak yang berburu motor BSA ke kota Siantar. Dari tahun 1990 sampai reformasi juga banyak turis-turis asing yang terlihat menaiki becak siantar. Ini menujukan salah satu yang menjadi daya tarik Kota Pematangsiantar adalah becaknya. 41 40 Wawancara dengan Rohim, beliau menceritakan mulai tahun 1985 bengkel beliau mulai sering di datangi wartawan-wartawan nasional seperti TEMPO, KOMPAS, dll. Kebanyakan menanyakan bagaimana mempertahan eksistensi becak Siantar dengan motor BSA nya yang sudah berumur 30 tahun dengan kondisi suku cadang asli yang tidak ada. Pada tahun 1989 bengkel beliau harus tutup melayani satu harian penuh untuk memenuhi pengambilan gambar untuk acara TVRI yang berjudul Gatra Kencana. 41 Kliping Koran SIB, tanpa halaman, tanggal dan angka tahun, Arsip Pribadi Kartiman. Namun untuk tahun terbit koran bisa kita prediksi dari 1989-1994 karena tahun ini adalah periode Zulkifli Harahap menjabat sebagai Walikota Pematangsiantar. Tentunya hal ini semakin memperkuat Becak Siantar sebagai ikon kota. Becak siantar mengalami perubahan fungsi, yang pada awalnya UNVERSITAS SUMATERA UTARA merupakan alat transportasi perkotaan namun seiring perajalanan waktu becak juga beralih fungsi sebagai ikon kota Siantar. Walaupun secara hukum tidak ada landasan yang melegetimasi becak sebagai ikon kota Siantar, baik itu berbentuk perda maupun SK namun di kalangan masyarakat Siantar becak telah menjadi kebanggaan bersama. BSA pun berubah arti yang semula merupakan Birmingham Small Arms menjadi “Becak Siantar Asli”. 42

4.2.1 Perhatian Pemerintah Terhadap Keberadaan Becak Siantar

Pada bab sebelumnya sudah terlebih dahulu dijelaskan bagaimana kehadiran becak di Pematangsiantar muncul murni inisiatip dari masyarakat. Selain sebagai alat transportasi, sebagian masyarakat Pematangsiantar menjadikan becak sebagai tumpuan ekonomi keluarga. Pada perjalanan waktu becak telah menyatu dengan mobilitas masyarakat kota Pematangsiantar. Awal dari kemunculan becak sampai dengan perkembangannya, becak telah mampu menghubungkan seluruh wilayah Pematangsiantar. Perluasan wilayah kota Pematangsiantar yang terjadi pada tahun 1986 menjadikan becak sangat dibutuhkan bagi menjangkau daerah-daerah pinggiran Pematangsiantar. Pemerintah Pematangsiantar pun menyadari peranan yang dilakukan para penarik becak dalam menjangkau daerah-daerah pinggiran Pematangsiantar. Hal ini didukung pula dengan keunikan becak Siantar menjadikan becak Siantar terkadang mendapatkan perhatian dari pemerintah kota Pematangsiantar. Perhatian terbesar dari pemerintah kotamadya Pematangsiantar terhadap keberadaan becak siantar ada ketika 42 Kapan muncul anekdot ini tidak di ketahui dengan pasti, namun mayoritas masyarakat Siantar lebih mengetahui BSA sebagai singkatandari Becak Siantar Asli. UNVERSITAS SUMATERA UTARA masa Walikota Zulkifli Harahap menjabat menjadi Walikota Pematangsiantar 1989 – 1994 . Pada masa ini beliau sangat mendukung keberadaan becak siantar. Ditunjukan dengan peluncuran 100 unit becak pariwisata menjadikan becak sebagai salah satu ikon Kota Siantar. Mulai tahun ini juga sudah sedikit sekali terjadi razia polisi khusus becak siantar. 43 Becak seakan mendapat dispensasi bisa lalu-lalang dijalanan kota Pematangsiantar tanpa harus memiliki surat-surat kelengkapan yang masih hidup masa berlakunya. Hal ini jugalah yang membuat becak tidak terdata secara menyeluruh, berujung kepada ketidakpastian jumlah becak yang ada. Ketika krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998, sekitar 30 tukang becak terkena imbas karena tidak tersedianya ban becak di pasaran baik di Medan dan secara khusus di Pematangsiantar. Keadaan ini membuat tukang becak khawatir akan keberlangsungan mata pencaharian mereka. Namun pemko Pematangsiantar dalam hal ini Walikota Pematangsiantar, Drs H. Abu Hanifah membantu tukang becak dengan menyediakan ban dengan harga lebih murah sehingga pemilik becak dapat kembali mengoperasikan becaknya. 44 Namun perhatian Pemko Siantar pada masa lalu terhadap becak, berbeda dengan sebagian anggota DPRD Pematangsiantar periode 2006. Isu keberadaan becak menjadi memanas di Pematangsiantar, hal ini dikarenakan adanya wacana dari beberapa anggota DPRD dan beberapa oknum Pemerintah Kotamadya Tingkat II Pematangsiantar untuk mengeluarkan Perda yang mengatur peremajaan becak siantar pada april 2006. Wacana Perda ini bertujuan mengganti motor penarik becak siantar 43 Wawancara dengan Suyadi. 44 Koran SIB, tanggal 16 april 1999, Tidak Ada Ban Beca Dijual di Pematangsiantar, Arsip Pribadi Kartiman UNVERSITAS SUMATERA UTARA dari motor BSA dengan sepeda motor tahun terbaru buatan Jepang. Keseriusan wacana ini juga dialami Rohim, dikediaman beliau di Jln.Tombang pada awal 2006 beliau didatangi empat orang yang mengaku sebagai pengusaha Dealer sepeda motor dari Medan yang menawarkan untuk bekerjasama memasukkan Seratus lima puluh unit sepeda motor merek Honda Wins menggantikan motor BSA sebagai penggerak becak Siantar. 45 1. Menolak dengan Tegas Perda tentang Peremajaan Becak Siantar. Serta iming-iming mendapatkan persenan apabila wacana ini berhasil digulirkan. Secara tegas Rohim menolak tawaran ini dengan mengatakan : “... tidak mungkin saya mematikan usaha saya dan saudara-saudara saya... ...Selama pemerintah Siantar masih membolehkan becak beroperasi, saya bisa menjamin sampai lima puluh tahun kedepanpun becak masih bisa tetap ada. ” Tidak hanya dari Rohim, penolakan secara keras terjadi dikalangan penarik becak lainnya. Dimotori oleh salah tokoh di Pematangsiantar E. Rizal Kesuma Ginting, tukang becak dan masyarakat yang peduli akan kelestarian Becak Siantar menghimpun diri dalam sebuah organisasi yang bernama BOM’S BSA Owner Motorcycle Siantar 25 Juni 2006. Untuk menentang wacana ini mereka melakukan aksi ke kantor Walikota dan DPRD Pematangsiantar dengan empat tuntutan : 2. Pemerintah Pematangsiantar harus memperhatikan kelestarian Becak Siantar. 45 Wawancara dengan Rohim, untuk hal ini beliau mengaku lupa nama tamu tersebut beliau cuman ingat empat orang tersebut dua orang etnis Tionghoa dan dua lainnya pribumi. UNVERSITAS SUMATERA UTARA 3. Menjadikan Becak Siantar satu-satunya kendaraan pariwisata di Kota Pematangsiantar. 4. Menjadikan becak sebagai cagar budaya yang harus dilindungi sesuai Undang-Undang No.5 Tahun 1992 tentang Perlindungan benda cagar budaya dan melegitimasi keputusan tersebut dalam payung hukum yang sah. BOM’S tidak hanya melakukan aksi protes ke jalan dengan mengerahkan para tukang becak tetapi juga melakukan aksi-aksi penekanan melalui pelayangan surat-surat somasi ke Pemko dan DPRD Pematangsiantar. 46 46 Wawancara dengan Suyadi. Dengan adanya aksi ini menjadikan becak siantar mulai kembali menarik perhatian masyarakat. Apabila di tahun 1993 dan 1996 becak konvoi untuk mendukung keberhasilan yang telah di capai Pemko Siantar dengan mendapatkan piala Adipura dan Wahana Tatanugraha. Tidak untuk kali ini, tukang becak berkonvoi untuk menggugat wacana yang dilayangkan Pemko dan DPRD Pematangsiantar. Bila dahulu hubungan pemko dengan tukang becak lebih kepada hubungan kerjasama vertikal antar rakyat dengan penguasa, namun kali ini yang terlihat adalah perlawanan sebahagian rakyat terhadap penguasa . Kartiman menceritakan pada saat itu dia dan kawan-kawan tukang becak lainya juga melakukan dialog-dialog dengan instansi-instansi yang terkait seperti fihak kepolisian, Dishub Dinas Perhubungan, juga Dinas Olahraga dan Pariwisata untuk menguatkan posisi mereka. Secara lisan kepala instansi-instansi ini mendukung para tukang becak namun itu semua di kembalikan kepada Pemko dan DPRD sebagai UNVERSITAS SUMATERA UTARA lembaga yang berhak dalam mengambil keputusan. Tidak patah semangat BOM’S tetap meneruskan perjuangannya. Aksi ini sebenarnya merupakan puncak kegamangan hidup tukang becak di Kota Pematangsiantar. Diakui Suryadi tukang becak juga menyadari besarnya biaya merawat becak semenjak terjadi krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1998. Apalagi dengan motor BSA yang berumur 50-65 tahun menambah mahalnya biaya perawatan becak siantar. Dengan mulai meningkatnya pertumbuhan mopen di kota Siantar semakin memperparah pengahasilan tukang becak. Mereka menyadari hari-hari kedepan mungkin makin sulit bagi tukang becak di kota ini. Tapi yang pasti mereka hanya ingin becak hilang secara alami. Seperti slogan yang mereka usung pada saat melakukan perlawan : 47

4.2.2 Becak Siantar Ditengah-tengah Masyarakat

“ Biarlah, kalaupun Becak Siantar harus mati, matilah dengan alami. Tapi bukan karena perda... “ Kartiman Seperti penjelasan pada bab-bab sebelumnya keberadaan becak tidak bisa dilepaskan dari kondisi masyarakat Pematangsiantar pada saat itu. Masih minimnya transportasi umum membuat becak menjadi primadona ketika mulai muncul pada tahun 1960. Apalagi dengan kemampuannya menjangkau daerah-daerah pinggiran 47 Keberhasilan beberapa poin tuntutan tukang becak ini akhirnya terakomodir dengan keluarnya SK Gebernur SUMUT No.9731882K2007 Tentang Pemberian Keringanan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap Beca Motor Di Kota Pematangsiantar. Salah satu alasan pertimbangan Surat keputusan ini bertujuan untuk mempertahankan eksistensi becak Siantar sebagai sarana kepariwisataan di kota Pematangsiantar. SK ini dilaksanakan pada tahun 2008 dengan program pemutihan surat-surat dan pengecetan sebanyak 574 unit Becak Siantar secara seragam. UNVERSITAS SUMATERA UTARA kota hal ini tentunya memberikan kemudahan masyarakat untuk mengakses pusat kota Pematangsiantar yang merupakan sentra ekonomi dan pelayanan publik. Dari tahun 1970-1990 dengan penambahan luas wilayah administrasi Siantar dari 4 kecamtan menjadi 6 kecamatan serta dari luas 12,48 Km² menjadi 79,97 Km², becak menjadi jawaban bagi masyarakat Siantar di daerah-daerah yang belum dilalui trayek mopen. Becak pun menjadi tidak terlepas dari kehidupan masyarakat Siantar. Terutama dalam hal transportasi dan mobilitas penduduk. Mulai tahun 1995 sampai 2006 posisi becak sebagai alat transportasi yang diminati mulai tergeser dengan pertambahan jumlah mopen. perbandingan ongkos yang relatif jauh membuat masyarakat lebih memilih mopen sebagai pemenuhan kebutuhan mobilitasnya karena mopen menawarkan ongkos yang jauh lebih ekonomis. Ditahun 19951996 jumlah mopen yang beroperasi sebanyak 1.242 unit dan pada tahun 2005 mencapai 2.130 unit dengan jumlah perusahaan sebanyak 25 perusahan dan trayek yang hampir menjangkau seluruh jalan-jalan utama di kota Siantar. 48 Tentunya hal ini sangat mempengaruhi pengahasilan para tukang becak. Bila di tahun 1960-1990 becak merupakan lapangan pekerjaan yang menjanjikan dan banyak masyarakat yang tertarik untuk menarik becak sebagai pekerjaan sampingan. Namun mulai tahun 2000-2006 yang terjadi malah sebaliknya beberap penarik becak harus mencari pekerjaan sampingan untuk menutupi kebutuhan sehari-hari, keluarga tukang becak pun masuk kepada kelompok masyarakat rendah. 49 48 Kantor BPS Pematangsiantar dalam angka 2006 49 Boy Iskandar Warongan, Tinjauan Sosial Ekonomi Penarik Becak BSA di Kota Pematangsiantar “ Skripsi SI , Fakulatas Ilmu Sosial Universitas Sumatera Utara, Medan 2011, hal.57. UNVERSITAS SUMATERA UTARA Walaupun masa-masa jaya becak mulai meredup di tahun 2000-an. Namun kendaraan urban kota Siantar ini masih tetap bertahan ditengah kompetisi jalanan yang semakin keras. Sebagai satunya-satunya kendaraan paratransit yang beroperasi di kota ini. Becak masih menjadi kebutuhan bagi sebagian masyarakat yang memerlukan pelayan cepat. Ratusan becak masih bergantian lalu-lalang mewarnai jalan-jalan Kota Siantar. Hal ini menunjukan becak masih dibutuhkan masyarakat Kota Pematangsiantar. Sebagai benda hasil cipta manusia becak juga melalui proses discovery dan Invetion. 50 50 Koentjaraningrat, op.,cit hal. 271. Menurut Koentjara Ningrat : “ discovery adalah suatu penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang baru, baik berupa suatu alat baru, ide baru, yang diciptakan oleh seorang individu, atau rangkaian dari beberapa individu dalam masyarakat yang bersangkutan. Discovery menjadi invention apabila masyarakat sudah mengakui, menerima, dan menerapkan penemuan baru itu. “ Begitupun becak Siantar, ketika diciptakan Pahala siahaan becak masih dalam proses discovery dikarenakan becak masih berupa alat transportasi baru di Pematangsiantar. selama proses menciptakan ini becak mengalami perubahan dan perbaikan . Hingga di tahun 1970-an becak telah menjadi Invention di karenkan masyrakat Siantar mulai mengakui, menerima, menggunakan becak sebagai sarana transportasi yang penting. UNVERSITAS SUMATERA UTARA Hal ini menunjukan ditengah-tengah masyrakat Siantar becak ternyata telah menjadi bagian dari aktifitas mereka. Tidak jarang becak selalu mendampingi aktifitas warga kota Siantar dalam memenuhi kebutuhannya. Bahkan dengan segala keunikannya becak telah bermetamorfosis dari alat transportasi menjadi ikon kota Pematangsiantar. Karena antiknya sebagian masyarakat pecinta motor tua dari luar Siantar sengaja datang ke kota ini untuk mendapatkannya. Ini semua membuat Orang-orang akan selalu mengingat Siantar akan becaknya , sebaliknya begitu juga ketika orang-orang melihat becak BSA sudah pasti orang-orang akan teringat Siantar. Hubungan saling terikat tersebut muncul karena keberadaan “Becak Siantar Asli” yang memang hanya ada di kota Siantar. UNVERSITAS SUMATERA UTARA BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan