positif; 5 keruntutan; 6 pertanyaan terbuka; 7 Dorongan Minimal; 8 Refleksi isi dan perasaan; 9 penyimpulan; 10 penafsiran
E. Kerangka Fikir
Konseling
Behavioral
dikenal juga dengan modifikasi perilaku yang dapat diartikan sebagai tindakan yang bertujuan untuk mengubah perilaku. Modifikasi
perilaku dapat pula diartikan sebagai usaha menerapkan prinsip – prinsip psikologi
hasil eksperimen lain pada perilaku manusia. bootzin dan sukadji dalam gantina
84
Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa penghargaan merupakan sesuatu yang diberikan kepada seseorang karena sudah mendapatkan prestasi dengan yang
dikehendaki, yakni mengikuti peraturan sekolah yang sudah ditentukan
85
Tujuan hukuman menurut Gunning sebagaimana dikutip Ngalim Purwanto, tidak lain adalah pengasuhan kata hati atau membangkitkan kata hati. Artinya,
hukuman yang diterapkan harus bertujuan untuk membangkitkan kesadaran yang timbul dari dalam diri terhadap kesalahan yang telah diperbuatnya, sehingga berusaha
bertobat dan menyadari tentang kesalahan yang telah diperbuatnya.
86
Pemberian hadiah
atau hukuman
secara selektif
selective
reward Punishment
. Strategi pada teknik ini untuk memperbaiki tingkah laku siswa
84
Komalasari, Gantina. Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: PT Indeks. 201, hal.154
85
Suharsimi Arikunto, Teknik Belajar yang Efektif Jakarta: PT Rineka Cipta, 1990 hal. 182.
86
H.M.Arifin Sayy, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Kritis dan Praktis Berdasarkan Interdisipliner
Jakarta: PT Bumi Aksara, 1993, hal. 217
yang menyimpang dengan melibatkan figur di sekeliling anak sehari-hari khususnya orangtua dan guru.
Pada penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dalam menggunakan konseling behavioral dengan teknik
reward
dan
Punishment
diharapkan dapat menangani peserta didik dalam kasus membolos. Namun pemberian
reward
dan
Punishment
hendaknya yang bersifat selektif dan efektif guna memperbaiki tingkah laku peserta didik yang menyimpang dengan melibatkan figur disekeliling anak
sehari-hari khususnya orang tua dan guru. Namun khususnya pada perilaku membolos, diharapkan adanya perubahan
yang positif dengan berkurangnya perilaku membolos pada peserta didik agar mereka dapat mengarahkan pembelajaran yang lebih baik dan berprestasi di sekolah.
Selanjutnya peneliti membuat kerangka pikir penelitian yang digambarkan dengan skema berikut:
Gambar 1.1 Kerangka Berfikir
Input Proses
Output
• Di SMP Al-Azhar 3 Bandar lampung
kelas VIII terdapat 5 peserta didik
yang membolos dikarenkan Malas
ketika berangkat ke sekolah,
terpengaruh ajakan teman untuk
membolos, orang tua yang kurang
memperhatikan anak-anaknya,
takut masuk sekolah karena
tidak membuat tugas, pesreta didik
belum memahami arti penting
kegunaan sekolah.
• Menggunakan penelitian tindakan atau
Action Research
• Penelitian ini terdapat 4 tahap yaitu Perencanaan, Tindakan, Observasi, dan Refleksi. Dalam melakukan
penelitian
Action Reaserch
juga terdapat Siklus I dan Siklus II
• Siklus I: Peserta didik setelah diberikan peserta didik masih terdapat beberapa yang melanggar peraturan
sekolah berupa membolos. Terdapat 5 peserta didik yang menjadi fokus penelitian dalam prilaku
membolos, diantaranya yaitu MA, RM, SN, AJ, dan DZ. Dari ke-5 peserta didik tersebut yang masih
melanggar tata tertib sekolah berupa membolos yaitu RM dan SN. Pada siklus 1 yang diberikan ini masih
dirasa belum berhasil dalam merubah perilaku mmebolos peserta didik, maka peneliti perlu
melakukan tindakan berikutnya yaitu Siklus II.
• Siklus II: peserta didik dapat terlihat perubahan yang lebih baik dari siklus sebelumnya. Peserta didik yang
menjadi fokus penelitian ini diantaranya MA, RM, SN, AJ, dan DZ yang dari hasil sebelumnya RM dan
SN belum menunjukan adanya perubahan pada prilaku membolosnya, kini setelah mendapatkan hasil evaluasi
dari ke dua peserta didik tersebut, dapat dinyatakan mereka telah mangalami perubahan yang baik. Kini
mereka tidak lagi membolos dan dapat mematuhi peraturan tata tertib sekolah di SMP Al-Azhar 3
Bandar lampung.
• Peneliti selanjutnya memberikan teknik yang kedua yaitu teknik
reward.
Sebelum dilakukannya teknik
reward
, peneliti dan guru BK memberikan satu tugas sebagai evaluasi akhir setelah diberikan penelitian
tindakan yang melalui 4 tahap tersebut, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi peserta
didik diberikan tugas berupa menulis Memo atau catatan harian aktivitas peserta didik sehari-hari.
Setelah mereka mengumpulkan tugas tersebut, maka peneliti dan guru BK memberikan penghargaan atau
reward kepada peserta didik yang telah menyelasaikan tugas terakhirnya.
Reward
yang diberikan berupa point atau nilai dan pujian sebagai bentuk
penghargaan kepada peserta didik yang mampu menaati peraturan sekolah. yang diberikan oleh
peneliti dan guru BK
• Kesimpulan • Dari pelaksanaan tindakan
ini maka dapat disimpulkan kembali
bahwa peserta
didik yang
diantaranya MA, RM, SN, AJ, dan DZ
yang menjadi fokus dalam penelitian
ini yaitu
mengenai penerapan
konseling
behavioral
dengan teknik
reward
dan
punishment
maka dapat dinyatakan efektif dalam
mengatasi atau menangani perilaku membolosnya dan
dapat mematuhi tata tertib sekolah di SMP Al-Azhar
3 Bandar lampung.
• Peserta didik
dapat dikatakan telah mencapai
target peneliti untuk dapat mematuhi
tata tertib
sekolah dan bisa mengatasi perilaku membolos yang di
alami oleh peserta didik. Dalam metode
reward
ini peserta
didik dapat
merasakan motivasi baru yang lebih baik dan mereka
merasa bangga
atas perubahan perilaku yang
lebih baik di alami oleh peserta
didik. Dan
diharapkan mereka dapat menjadi pribadi yang lebih
baik sebagai
generasi penerus bangsa dan dapat
mencapai cita-cita yang membanggakan
bagi peserta didik tersebut dan
bagi orang-orang
disekitarnya.
Kerangka pikir merupakan gambaran mengenai hubungan antar variabel dalam suatu penelitian, yang diuraikan oleh jalan pikiran melalui kerangka logis.
F. Hipotesis Tindakan