3 Meningkatkan kreativitas guru dalam proses pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
1 Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan belajar
siswa melalui metode Team Assisted Individualization pada berbagai mata pelajaran.
2 Sebagai salah satu sumber inspirasi guna menentukan kebijakan
dalam mengembangkan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas serta meningkatkan mutu akademik pada siswanya.
LANDASAN TEORI A. Keaktifan Belajar Siswa
Menurut Hakim 2009 : 52, pembelajaran aktif adalah kegiatan mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi
dengan mata pelajaran yang dipelajarinya. Siswa mengemukakan pendapat, tanya jawab, mengembangkan pengetahuannya, memecahkan masalah,
diskusi, dan menarik kesimpulan.
Sementara itu, Zaini 2008 : XIV mengemukanakan bahwa: “Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk
belajar secara aktif menggunakan otak baik untuk menemukan ide pokok materi pelajaran, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang
baru dipelajari dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata.
Keaktifan ini tidak hanya mental tetapi juga melibatkan keaktifan fisik”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar dalam
penelitian ini yaitu kegiatan siswa untuk terlibat langsung secara aktif dalam proses pembelajaran, baik secara fisik maupun psikis sehingga tercipta
suasana belajar aktif pada diri siswa untuk menemukan ide pokok dari materi pembelajaran, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang telah
dipelajari ke dalam realita kehidupan nyata.
Indikator- indikator Keaktifan Belajar menurut Erna dalam http:ardhana12.wordpress.com20090120indikator-keaktifan-siswa-yang-
dapat-dijadikan-penilaian-dalam-ptk-2 dapat dilihat dari: 1.
Perhatian siswa terhadap penjelasan guru 2.
Kerjasamanya dalam kelompok 3.
Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok ahli 4.
Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok asal 5.
Memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam kelompok 6.
Mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat 7.
Memberi gagasan yang cemerlang 8.
Membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang. 9.
Keputusan berdasarkan pertimbangan anggota yang lain. 10.
Memanfaatkan potensi anggota kelompok 11.
Saling membantu menyelesaikan masalah”. Berdasarkan indikator yang telah diuraikan di atas, maka dalam
penelitian ini peneliti hanya menggunakan 6 indikator yang untuk menilai keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran matematika, yaitu:
1. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru
2. Kerjasama dalam kelompok
3. Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok
4. Memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam kelompok
5. Memberi gagasan yang cemerlang
6. Saling membantu menyelesaikan masalah
B. Karakteristik Pembelajaran Matematika
Matematika dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 KTSP dinyatakan sebagai ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat dibidang teknologi
informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan
matematika diskrit. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi dimasa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 KTSP Depdiknas,2006, mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua
siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan
bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk
bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
C. Metode Team Assisted Individualization TAI
1. Pengertian Metode Team Assisted Individualization
Team Assisted Individualization TAI merupakan salah satu tipe pembelajaran Cooperative Learning yang dikembangkan oleh Robert
Slavin. Terjemahan bebasnya adalah Bantuan Individual Dalam Kelompok Bidak. Metode ini merupakan perpaduan antara pembelajaran kooperatif
dan pengajaran individual. Dasar pemikiran metode ini adalah untuk mengadaptasikan
pengajaran terhadap
heterogenitas kemampuan
individual siswa dalam pencapaian prestasi. Heterogenitas tersebut meliputi pengetahuan, kemampuan, dan motivasi dalam pembelajaran.
Ketika guru menyampaikan pelajaran kemungkinan ada sebagian siswa yang tidak memiliki syarat kemampuan untuk mempelajari pelajaran
tersebut dan sebagian siswa lainnya mungkin sudah menguasai materi itu, atau bisa juga dapat mempelajarinya dengan sangat cepat sehingga waktu
mengajar yang dihabiskan bagi mereka hanya membuang-buang waktu saja.
2. Langkah-langkah Metode Team Assisted Individualization
Heru Wahyudi
menyebutkan bahwa
dalam http:choiroe.blogspot.com201004model-pembelajaran-tai.html
“Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI Team Assisted Individualization adalah :
a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi
pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru. b.
Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal.
c. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 –
5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah Jika mungkin anggota
kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender.
d. Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok.
Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok. Apabila ada siswa yang belum jelas
maka dia dapat bertanya dengan temannya yang pandai.
e. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan,
dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
f. Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual.
g. Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai
peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya terkini
”. 3.
Kelebihan dan KelemahanMetode Team Assisted Individualization Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan Metode Team
Assisted Individualization adalah sebagai berikut : a.
Siswa yang kemampuan akademiknya rendah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalahnya
b. Siswa yang kemampuan akademiknya tinggi dapat mengembangkan
kemampuan dan ketrampilannya c.
Adanya tanggung jawab dalam kelompok dalam menyelesaikan permasalahannya
d. Siswa dapat belajar bekerja sama dalam suatu kelompok
Adapun Kelemahan metode Team Assisted Individualization adalah sebagai berikut :
a. Tidak ada persaingan antar kelompok
b. Siswa yang kemampuan akademiknya rendah dimungkinkan
menggantungkan pada siswa yang kemampuan akademiknya tinggi Untuk meminimalisasi kelemahan-kelemahan tersebut, hendaknya
guru selalu memberikan pengawasan dalam pelaksanaan diskusi. Dengan demikian pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan tujuan yang telah
ditetapkan dapat tercapai.
METODE PENELITIAN A.
Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Bakaran Wetan 01 Kecamatan Juwana Kabupaten Pati
pada semester genap tahun pelajaran 2013 2014 yang pelaksanaannya antara bulan April sampai bulan Juni tahun 2014.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan berdasarkan
permasalahan nyata yang muncul di kelas, selanjutnya berdasar permasalahan tersebut guru mencari alternatif cara-cara untuk mengatasinya dan