commit to user
Program Diploma III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan BAB IV Analisis Data Pembahasan
Hendarwati Pamungkas I 8708032
4.4.1. Koefisien Gesek Pipa dan Faktor Sambungan Percabangan 1.
Koefisien Gesek Pipa dan Faktor Sambungan Percabangan pada volume 20 liter
a. Pengecilan pipa halus pada diameter 17,5 mm menjadi diameter 10 mm
menghasilkan faktor sambungan percabangan actual
actual
sebesar
0,006182190301 dan faktor sambungan percabangan teoritis
teoritisl
sebesar 0,32, sehingga nilai perbandingan
actual
dan
teoritisl
menghasilkan
nilai R sebesar 0,01931934469. b.
Pembesaran pipa halus pada diameter 10 mm menjadi 17,5 mm menghasilkan faktor sambungan percabangan actual
actual
sebesar 0,3191740096 dan
faktor sambungan percabangan teoritis
teoritisl
sebesar 0,4535610162,
sehingga nilai perbandingan
actual
dan
teoritisl
menghasilkan nilai R sebesar
0,7037068844. c.
Lurus pipa halus pada diameter 6 mm menghasilkan koefisien gesek pipa actual
actual
f sebesar 0,0001532831052 dan koefisien gesek pipa teoritis
teoritis
f sebesar 0,0155, sehingga nilai perbandingan
actual
f dan
teoritisl
f menghasilkan nilai R sebesar 0,009889232594.
d. Lurus pipa halus pada diameter 10 mm menghasilkan koefisien gesek pipa
actual
actual
f sebesar 0,001523969514 dan koefisien gesek pipa teoritis
teoritis
f sebesar 0,017, sehingga nilai perbandingan
actual
f dan
teoritisl
f menghasilkan nilai R sebesar 0,08964526553.
e. Lurus pipa kasar pada diameter 17,5 mm menghasilkan koefisien gesek pipa
actual
actual
f sebesar 0,04582213911 dan koefisien gesek pipa teoritis
teoritis
f sebesar 0,0199, sehingga nilai perbandingan
actual
f dan
teoritisl
f menghasilkan nilai R sebesar 2,302620056.
f. Belokan siku pada sudut 45
menghasilkan faktor sambungan percabangan actual
actual
sebesar 0,4170219019 dan faktor sambungan percabangan
commit to user
Program Diploma III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan BAB IV Analisis Data Pembahasan
Hendarwati Pamungkas I 8708032 teoritis
teoritisl
sebesar 0,195, sehingga nilai perbandingan
actual
dan
teoritisl
menghasilkan nilai R sebesar 2,138573856.
g. Lurus pipa halus pada diameter 17,5 mm menghasilkan koefisien gesek pipa
actual
actual
f sebesar 0,02459562136 dan koefisien gesek pipa teoritis
teoritis
f sebesar 0,0193, sehingga nilai perbandingan
actual
f dan
teoritisl
f menghasilkan nilai R sebesar 1,274384526.
h. 90
Elbow pada diameter 17,5 mm menghasilkan faktor sambungan percabangan actual
actual
sebesar 0,2088302068 dan faktor sambungan
percabangan teoritis
teoritisl
sebesar 0,98, sehingga nilai perbandingan
actual
dan
teoritisl
menghasilkan nilai R sebesar 0,2130920478.
i. 90
Bend pada diameter 17,5 mm menghasilkan faktor sambungan percabangan actual
actual
sebesar 0,1105007636 dan faktor sambungan
percabangan teoritis
teoritisl
sebesar 0,19, sehingga nilai perbandingan
actual
dan
teoritisl
menghasilkan nilai R sebesar 0,5815829662.
j. Gate Valve Katu Gate pada diameter 17,5 mm menghasilkan faktor
sambungan percabangan actual
actual
sebesar 2,501493372 dan faktor
sambungan percabangan teoritis
teoritisl
sebesar 0,19, sehingga nilai
perbandingan
actual
dan
teoritisl
menghasilkan nilai R sebesar 13,16575459.
k. Globe Valve Katub Globe pada diameter 17,5 mm menghasilkan faktor
sambungan percabangan actual
actual
sebesar 2,343731011 dan faktor
sambungan percabangan teoritis
teoritisl
sebesar 10, sehingga nilai
perbandingan
actual
dan
teoritisl
menghasilkan nilai R sebesar 0,2343731011.
2. Koefisien Gesek Pipa dan Faktor Sambungan Percabangan pada
volume 18 liter
commit to user
Program Diploma III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan BAB IV Analisis Data Pembahasan
Hendarwati Pamungkas I 8708032 a.
Pengecilan pipa halus pada diameter 17,5 mm menjadi diameter 10 mm menghasilkan faktor sambungan percabangan actual
actual
sebesar
0,005438500977 dan faktor sambungan percabangan teoritis
teoritisl
sebesar 0,32, sehingga nilai perbandingan
actual
dan
teoritisl
menghasilkan
nilai R sebesar 0,01699531555. b.
Pembesaran pipa halus pada diameter 10 mm menjadi 17,5 mm menghasilkan faktor sambungan percabangan actual
actual
sebesar 0,2517662097 dan
faktor sambungan percabangan teoritis
teoritisl
sebesar 0,4535610162,
sehingga nilai perbandingan
actual
dan
teoritisl
menghasilkan nilai R sebesar
0,5550878508. c.
Lurus pipa halus pada diameter 6 mm menghasilkan koefisien gesek pipa actual
actual
f sebesar 0,0001259815893 dan koefisien gesek pipa teoritis
teoritis
f sebesar 0,0138, sehingga nilai perbandingan
actual
f dan
teoritisl
f menghasilkan nilai R sebesar 0,009129100674.
d. Lurus pipa halus pada diameter 10 mm menghasilkan koefisien gesek pipa
actual
actual
f sebesar 0,001337152487 dan koefisien gesek pipa teoritis
teoritis
f sebesar 0,0168, sehingga nilai perbandingan
actual
f dan
teoritisl
f menghasilkan nilai R sebesar 0,07959240994.
e. Lurus pipa kasar pada diameter 17,5 mm menghasilkan koefisien gesek pipa
actual
actual
f sebesar 0,05354666962 dan koefisien gesek pipa teoritis
teoritis
f sebesar 0,0202, sehingga nilai perbandingan
actual
f dan
teoritisl
f menghasilkan nilai R sebesar 2,650825229.
f. Belokan siku pada sudut 45
menghasilkan faktor sambungan percabangan actual
actual
sebesar 0,3483028981 dan faktor sambungan percabangan
teoritis
teoritisl
sebesar 0,195, sehingga nilai perbandingan
actual
dan
teoritisl
menghasilkan nilai R sebesar 1,786168708.
g. Lurus pipa halus pada diameter 17,5 mm menghasilkan koefisien gesek pipa
actual
actual
f sebesar 0,02493907265 dan koefisien gesek pipa teoritis
commit to user
Program Diploma III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan BAB IV Analisis Data Pembahasan
Hendarwati Pamungkas I 8708032
teoritis
f sebesar 0,0189, sehingga nilai perbandingan
actual
f dan
teoritisl
f menghasilkan nilai R sebesar 1,319527653.
h. 90
Elbow pada diameter 17,5 mm menghasilkan faktor sambungan percabangan actual
actual
sebesar 0,1336752623 dan faktor sambungan
percabangan teoritis
teoritisl
sebesar 0,98, sehingga nilai perbandingan
actual
dan
teoritisl
menghasilkan nilai R sebesar 0,1364033289.
i. 90
Bend pada diameter 17,5 mm menghasilkan faktor sambungan percabangan actual
actual
sebesar 0,07799676952 dan faktor sambungan
percabangan teoritis
teoritisl
sebesar 0,19, sehingga nilai perbandingan
actual
dan
teoritisl
menghasilkan nilai R sebesar 0,4105093133.
j. Gate Valve Katu Gate pada diameter 17,5 mm menghasilkan faktor
sambungan percabangan actual
actual
sebesar 2,165486392 dan faktor
sambungan percabangan teoritis
teoritisl
sebesar 0,19, sehingga nilai
perbandingan
actual
dan
teoritisl
menghasilkan nilai R sebesar 11,3972968.
k. Globe Valve Katub Globe pada diameter 17,5 mm menghasilkan faktor
sambungan percabangan actual
actual
sebesar 2,137257741 dan faktor
sambungan percabangan teoritis
teoritisl
sebesar 10, sehingga nilai
perbandingan
actual
dan
teoritisl
menghasilkan nilai R sebesar 0,2137257741.
3. Koefisien Gesek Pipa dan Faktor Sambungan Percabangan pada
volume 16 liter
commit to user
Program Diploma III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan BAB IV Analisis Data Pembahasan
Hendarwati Pamungkas I 8708032 a.
Pengecilan pipa halus pada diameter 17,5 mm menjadi diameter 10 mm menghasilkan faktor sambungan percabangan actual
actual
sebesar
0,00394772235 dan faktor sambungan percabangan teoritis
teoritisl
sebesar
0,32, sehingga nilai perbandingan
actual
dan
teoritisl
menghasilkan nilai R
sebesar 0,01233663234. b.
Pembesaran pipa halus pada diameter 10 mm menjadi 17,5 mm menghasilkan faktor sambungan percabangan actual
actual
sebesar 0,2455632998 dan
faktor sambungan percabangan teoritis
teoritisl
sebesar 0,4535610162,
sehingga nilai perbandingan
actual
dan
teoritisl
menghasilkan nilai R sebesar
0,54141183. c.
Lurus pipa halus pada diameter 6 mm menghasilkan koefisien gesek pipa actual
actual
f sebesar 0,000121805473 dan koefisien gesek pipa teoritis
teoritis
f sebesar 0,0137, sehingga nilai perbandingan
actual
f dan
teoritisl
f menghasilkan nilai R sebesar 0,008890910438.
d. Lurus pipa halus pada diameter 10 mm menghasilkan koefisien gesek pipa
actual
actual
f sebesar 0,001356805907 dan koefisien gesek pipa teoritis
teoritis
f sebesar 0,0167, sehingga nilai perbandingan
actual
f dan
teoritisl
f menghasilkan nilai R sebesar 0,08124586269.
e. Lurus pipa kasar pada diameter 17,5 mm menghasilkan koefisien gesek pipa
actual
actual
f sebesar 0,05182744879 dan koefisien gesek pipa teoritis
teoritis
f sebesar 0,02017, sehingga nilai perbandingan
actual
f dan
teoritisl
f menghasilkan nilai R sebesar 2,569531422.
f. Belokan siku pada sudut 45
menghasilkan faktor sambungan percabangan actual
actual
sebesar 0,3355888774 dan faktor sambungan percabangan
teoritis
teoritisl
sebesar 0,195, sehingga nilai perbandingan
actual
dan
teoritisl
menghasilkan nilai R sebesar 1,720968602.
g. Lurus pipa halus pada diameter 17,5 mm menghasilkan koefisien gesek pipa
actual
actual
f sebesar 0,02325149333 dan koefisien gesek pipa teoritis
commit to user
Program Diploma III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan BAB IV Analisis Data Pembahasan
Hendarwati Pamungkas I 8708032
teoritis
f sebesar 0,0188, sehingga nilai perbandingan
actual
f dan
teoritisl
f menghasilkan nilai R sebesar 1,23678156.
h. 90
Elbow pada diameter 17,5 mm menghasilkan faktor sambungan percabangan actual
actual
sebesar 0,141979815 dan faktor sambungan
percabangan teoritis
teoritisl
sebesar 0,98, sehingga nilai perbandingan
actual
dan
teoritisl
menghasilkan nilai R sebesar 0,1448773632.
i. 90
Bend pada diameter 17,5 mm menghasilkan faktor sambungan percabangan actual
actual
sebesar 0,07685397516 dan faktor sambungan
percabangan teoritis
teoritisl
sebesar 0,19, sehingga nilai perbandingan
actual
dan
teoritisl
menghasilkan nilai R sebesar 0,4044946061.
j. Gate Valve Katu Gate pada diameter 17,5 mm menghasilkan faktor
sambungan percabangan actual
actual
sebesar 2,187326762 dan faktor
sambungan percabangan teoritis
teoritisl
sebesar 0,19, sehingga nilai
perbandingan
actual
dan
teoritisl
menghasilkan nilai R sebesar 11,51224612.
k. Globe Valve Katub Globe pada diameter 17,5 mm menghasilkan faktor
sambungan percabangan actual
actual
sebesar 2,056335807 dan faktor
sambungan percabangan teoritis
teoritisl
sebesar 10, sehingga nilai
perbandingan
actual
dan
teoritisl
menghasilkan nilai R sebesar 0,2056335807.
Dari perbandingan hasil koefisien gesek f dan koefisien sambungan percabangan
yang diperoleh dari penelitian di atas sedapat mungkin harus mendekati 1. Apabila hasil yang diperoleh tidak dapat mendekati 1, maka dapat
dikatakan penelitian tersebut gagal. Adapun beberapa faktor yang dapat menyebabkan kegagalan antara lain :
1. Masih adanya gelembung udara dalam pipa 2. Kesalahan dalam menbaca manometer Hg
3. Kesalahan dalam perhitungan waktu 4. Penutupan kran kurang rapat pada saat sambungan
4.4.2. Hubungan Antara Kehilangan Energi Akibat Gesekan Dengan Kecepatan Aliran Melalui Pipa Berdinding Halus dan Pipa Kasar
commit to user
Program Diploma III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan BAB IV Analisis Data Pembahasan
Hendarwati Pamungkas I 8708032
1. Pada Volume 20 liter
Grafik 4.1. Hubungan kehilangan energi dengan kecepatan pada volume 20 liter Grafik 4.1. dengan nilai R
2
= 0,256 menunjukkan bahwa hubungan antara kecepatan dan kehilangan energi tidak kuat saling mempengaruhi. Hal tersebut
karena kehilangan energi yang terjadi pada pipa berdinding halus dan kasar tidak hanya dipengaruhi oleh kecepatan aliran, tetapi dipengaruhi juga oleh beberapa
faktor, yaitu koefisien gesek pipa, panjang ruas pipa, diameter dalam pipa, percepatan gravitasi.
2. Pada Volume 18 liter
commit to user
Program Diploma III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan BAB IV Analisis Data Pembahasan
Hendarwati Pamungkas I 8708032 Grafik 4.2. Hubungan kehilangan energi dengan kecepatan pada volume 18 liter
Grafik 4.2. dengan nilai R
2
= 0,169 menunjukkan bahwa hubungan antara kecepatan dan kehilangan energi tidak kuat saling mempengaruhi. Hal tersebut
karena kehilangan energi yang terjadi pada pipa berdinding halus dan kasar tidak hanya dipengaruhi oleh kecepatan aliran, tetapi dipengaruhi juga oleh beberapa
faktor, yaitu koefisien gesek pipa, panjang ruas pipa, diameter dalam pipa, percepatan gravitasi.
commit to user
Program Diploma III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan BAB IV Analisis Data Pembahasan
Hendarwati Pamungkas I 8708032
3. Pada Volume 16 liter
Grafik 4.3. Hubungan kehilangan energi dengan kecepatan pada volume 16 liter Grafik 4.3. dengan nilai R
2
= 0,174 menunjukkan bahwa hubungan antara kecepatan dan kehilangan energi tidak kuat saling mempengaruhi. Hal tersebut
karena kehilangan energi yang terjadi pada pipa berdinding halus dan kasar tidak hanya dipengaruhi oleh kecepatan aliran, tetapi dipengaruhi juga oleh beberapa
faktor, yaitu koefisien gesek pipa, panjang ruas pipa, diameter dalam pipa, percepatan gravitasi.
commit to user
Program Diploma III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan BAB IV Analisis Data Pembahasan
Hendarwati Pamungkas I 8708032
4.4.3. Hubungan Antara Kehilangan Energi Akibat Perubahan Penampang Pipa, Sambungan Percabangan dan Belokan Dengan Kecepatan Aliran
1. Pada Volume 20 liter
Grafik 4.4. Hubungan kehilangan energi dengan kecepatan akibat perubahan penampang pada volume 20 liter
Grafik 4.4. dengan nilai R
2
= 0,011 menunjukkan bahwa hubungan antara kehilangan energi akibat perubahan penampang pipa, sambungan percabangan
dan belokan dengan kecepatan aliran tidak kuat saling mempengaruhi. Kehilangan energi yang terjadi tidak hanya dipengaruhi oleh kecepatan aliran
saja, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor sambungan percabangan dan percepatan gravitasi.
commit to user
Program Diploma III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan BAB IV Analisis Data Pembahasan
Hendarwati Pamungkas I 8708032
2. Pada Volume 18 liter
Grafik 4.5. Hubungan kehilangan energi dengan kecepatan akibat perubahan penampang pada volume 18 liter
Grafik 4.5. dengan nilai R
2
= 0,007 menunjukkan bahwa hubungan antara kehilangan energi akibat perubahan penampang pipa, sambungan percabangan
dan belokan dengan kecepatan aliran tidak kuat saling mempengaruhi. Kehilangan energi yang terjadi tidak hanya dipengaruhi oleh kecepatan aliran
saja, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor sambungan percabangan dan percepatan gravitasi.
commit to user
Program Diploma III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan BAB IV Analisis Data Pembahasan
Hendarwati Pamungkas I 8708032
3. Pada Volume 16 liter
Grafik 4.6. Hubungan kehilangan energi dengan kecepatan akibat perubahan penampang pada volume 16 liter
Grafik 4.6. dengan nilai R
2
= 0,009 menunjukkan bahwa hubungan antara kehilangan energi akibat perubahan penampang pipa, sambungan percabangan
dan belokan dengan kecepatan aliran tidak kuat saling mempengaruhi. Kehilangan energi yang terjadi tidak hanya dipengaruhi oleh kecepatan aliran
saja, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor sambungan percabangan dan percepatan gravitasi.
commit to user
Program Diploma III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan BAB IV Analisis Data Pembahasan
Hendarwati Pamungkas I 8708032
4.4.4. Besarnya Perubahan Koefisien Gesekan Akibat Perubahan Volume Air