Ruliani, 2014 NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL ARSITEKTUR RUMOH ACEH SEBAGAI SUMBER  BELAJAR MITIGASI
BENCANA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI Universitas Pendidikan Indonesia
| \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
E. Klarifikasi Konsep
1. Kearifan Lokal
Pengertian Kearifan Lokal dilihat dari kamus Inggris Indonesia, terdiri dari 2 kata yaitu kearifan wisdom dan lokal local. Local berarti setempat dan wisdom
sama dengan kebijaksanaan. Dengan kata lain maka kearifan lokal dapat dipahami sebagai  gagasan-gagasan, nilai-nilai pandangan-pandangan setempat  lokal yang
bersifat  bijaksana,  penuh  kearifan,  bernilai  baik,  yang  tertanam  dan  diikuti  oleh anggota  masyarakatnya.  Hal  ini  ditegaskan  oleh  Suyami  dkk  2005:  23  yang
menjelaskan  kearifan  lokal  adalah  kebijaksanaan  atau  pengetahuan  yang melahirkan perilaku hasil dari adaptasi mereka terhadap lingkungan.
2. Sumber Belajar
Sumber  belajar  adalah  salah  satu  komponen  dalam  penyususunan  desain instruksional.  Rohani  1997:  101  mengungkapkan  sumber  belajar  memerlukan
fasilitas  alat  dan  bahan  yang  memungkin  guru  dapat  menyusun  dan mengembangkan  program  sesuai  dengan  keadaan  strategi  yang  diciptakannya
Paparan tersebut menjelaskan segala macam sumber yang ada di luar diri peserta didik yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar.
3. Mitigasi Bencana
Mitigasi  adalah  suatu  bentuk  tindakan  dalam  mengurangi  pengaruh  bahaya. Coburn  dkk  1994:14  menekankan  bahwa“bahaya-bahaya  dari  bencana  harus
dipahami”, pemahaman bahaya-bahaya mencakup memahami tentang bagaimana
bahaya  itu  muncul,  kemungkinan  terjadinya  dan  besarnya,  mekanisme  fisik kerusakan,  elemen-elemen  dan  aktivitas-aktivitas  yang  paling  rentan  terhadap
konsekuensi kerusakan.
F. Manfaat Penelitian
Ruliani, 2014 NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL ARSITEKTUR RUMOH ACEH SEBAGAI SUMBER  BELAJAR MITIGASI
BENCANA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI Universitas Pendidikan Indonesia
| \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Adapun manfaat yang diharapkan  dalam penelitian ini adalah: 1.
Dapat  memberikan  masukan  bagi  peningkatan  pengetahuan  masyarakat mengenai  mitigasi  dan  masukan  bagi  upaya  penguatan  lembaga  adat  agar
tetap  melestarikan  kearifan  lokal  untuk  menanamkan  kesiapan  dalam menghadapi bencana.
2. Dapat memberikan masukan kepada pemegang kebijakan agar dapat menjaga
dan  melestarikan  nilai-nilai  kearifan  lokal  untuk  mensinergikan  dengan peraturan  daerah,  agar  memiliki  kekhasaan  tersendiri  dalam  menghadapi
bencana. 3.
Dapat menjadi bahan masukan bagi dunia pendidikan, terutama para pendidik geografi  untuk  memanfaatkan  kearifan  arsitektur  Rumoh  Aceh  sebagai
sumber  belajar  mitigasi  bencana  gempa  dan  di  Kota  Banda  Aceh.  Dengan demikian  pembelajaran  geografi  akan  lebih  kontekstual  yaitu  lebih
mendahulukan lingkungan  terdekat  sebagai  sumber dan materi pembelajaran dapat dilaksanakan.
4. Secara  praktis  hasil  penelitian  ini  dapat  dijadikan  sebagai  bahan  masukan
bagi  pendidik  kelas  khususnya  pada  pelajaran  geografi  pada  Sekolah Menengah  Atas  di  Aceh,  untuk  lebih  mengembangkan  materi  pembelajaran
untuk  pendidikan  dalam  geografi.  Dan  mendorong  motivasi  peserta  didik untuk  terus  memanfaatkan  kearifan  lokal  arsitektur  Rumoh  Aceh  dalam
meningkatkan pemahaman mitigasi bencana agar selalu hidup dan bermaknn dengan tidak kehilangan kekhasan daerah Aceh sendiri.
Ruliani, 2014 NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL ARSITEKTUR RUMOH ACEH SEBAGAI SUMBER  BELAJAR MITIGASI
BENCANA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI Universitas Pendidikan Indonesia
| \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Mulyana 2006: 145 menjelaskan metodologi  adalah proses, prinsip, dan prosedur  yang  kita  gunakan  untuk  mendekati  problem  dan  mencari  jawaban
terhadap topik penelitian yang. Sedangkan penelitian menurut  Surakhmad 2004: 53  dapaat  dipandang  sebagai  alat  bagi  setiap  orang  yang  bermaksud  untuk
mencari  kebenaran  yang  bersifat  objektif  dalam  ukuran  ilmiah.  Hal  tersebut menjelaskan  metode  penelitian  adalah  suatu  proses  ataupun  prosedur  yang
digunakan untuk mendapatkan kebenaran terhadap suatu permasalahan yang ada. Metode  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  metode  kualitatif.  Menurut
Sugiyono  2012:  283  penggunaan  metode  ini  dikarenakan  dalam  penelitian kualitatif  masalah  masih  bersifat  sementara  tentatif,  dan  akan  berkembang  atau
berganti  setelah  peneliti  berada  di  lapangan.  Penelitian  kualitatif  adalah  suatu prosedur  penelitian  yang  menghasilkan  deskriptif  berupa  kata-kata  tertulis  atau
lisan  dari  orang-orang  dan  perilaku  yang  diamati.  Hal  tersebut  menjelaskan permasalahan  dalam  penelitian  kualitatif  kompleks  dan  dinamis  sehingga  tidak
mungkin  data  pada  situasi  tersebut  dianalisis  dengan  kuantitatif.  Hal  ini ditegaskan oleh  Creswell 2009:4 :
Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami  makna  yang  oleh  sejumlah  individu  atau  sekelompok  orang
dianggap  berasal  dari  masalah  sosial  atau  kemanusiaan.  Proses  penelitian kualitatif  ini  melibatkan  upaya-upaya  penting,  seperti  mengajukan
pertanyaan-pertanyaan  dan  prosedur-prosedur,  mengumpulkan  data  yang spesifik dari para partisipan.
Pengkajian  data  dalam  penelitian  ini  bersifat  kualitatif  verifikatif  yang  akan dituangkan dalam bentuk uraian. Penelitian kulitatif verifikatif merupakan sebuah
upaya  pendekatan  induktif  terhadap  seluruh  proses  penelitian  yang  akan dilakukan. Menurut Bungin 2007: 70 format penelitian kualitatif verifikatif lebih
Ruliani, 2014 NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL ARSITEKTUR RUMOH ACEH SEBAGAI SUMBER  BELAJAR MITIGASI
BENCANA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI Universitas Pendidikan Indonesia
| \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
banyak  mengkonstruksi  format  penelitian  dan  strategi  memperoleh  data  di lapangan sehingga format penelitiannya menganut model induktif.
Inti dari metode ini masih menurut Bungin 2007: 71  adalah sebagai berikut: 1.
Secara  ontologis,  postpositivisme  bersifat  critical  realism  yang memandang  realitas  sosial  memang  ada  dalam  kenyataan  sesuai  dengan
hukum  alam,  tetap  suatu  hal  yang  mustahil  apabila  suatu  realitas  sosial dapat dilihat oleh manusia
2. Secara metodologis, pendekatan eksperimental melalui observasi tidaklah
cukup untuk menemukan kebenaran data, tetapi sumber data, peneliti dan teori.
3. Secara  epistemologis,  hubungan  antara  pengamat  atau  peneliti  dengan
objek atau realitas sosial yang diteliti tidaklah dapat dipisahkan. Penenelitian  ini  tentunya  akan  mengkaji  dan  menggali  nilai-nilai  yang  terdapat
dalam  kearifan  arsitektur  Rumoh  Aceh.  Pada  prakteknya  peneliti  akan  mencari informasi pada para petua dan para pemilik Rumoh Aceh yang berkenaan dengan
nilai-nilai yang terdapat pada Rumoh Aceh. Sebagai proses penelitian kebudayaan maka  berbaurnya  peneliti  dengan  masyarakat  yang  diteliti  adalah  hal  yang  tidak
bisa dihindarkan, sehingga kakuratan data yang diperoleh bisa relatif terjaga.
B. Jenis Data Penelitian