Perancangan media informasi mengenai pola asuh kreatif

(1)

(2)

(3)

(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Christine Resti Meiliana

Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 02 Mei 1990

Alamat : Komp. NataEndah II Jl. Anggrek

Blok I-153 SadangKopo Bandung

Pendidikan : TK. Kusuma 1996

SDN.Taman Kopo Indah 2002 SMPN.Negeri3Bandung 2005 SMAN.Negeri17Bandung 2008


(5)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI MENGENAI POLA ASUH KREATIF

DK 38315/Tugas Akhir

Semester II 2012-2013

Oleh:

Christine Resty Meiliana

51909055

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan YME, atas rahmat dan anugerahNya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul Perancangan Media Informasi Mengenai Pola Asuh Kreatif. Dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Tugas Akhir Program Studi Desain Komunikasi Visual. Perencanaan media informasi bertujuan untuk memberikan arahan kepada orang tua dan anak dalam melakukan aktivitas kreatif sehari-hari di rumah.

Perancangan media ini dibuat dengan tujuan agar penulis dapat mencoba menyelesaikan sebuah permasalahan yang nyata melalui bidang yang penulis tekuni. Penulis juga berharap media ini dapat benar-benar bermanfaat bagi subjek yang diteliti yakni pola asuh orang tua terhadap kreativitas anak. Penulis pun ingin mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia, Prof. Dr. Biranul Anas Zaman selaku Dekan Fakultas Desain, Taufan Hidayatullah, S.Sn., M.Ds selaku ketua program Studi DKV. Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih kepada pembimbing yakni ibu Rini Maulida, M.Sn yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama penulisan laporan perancangan tugas akhir ini. Teman-teman DKV-2 yang turut membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari Laporan Tugas Akhir yang berjudul Perancangan Media Informasi Mengenai Pola Asuh Kreatif ini jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini.

.

Bandung, Agustus 2013


(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR SURAT KETERANGAN HAK EKSLUSIF ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 3

I.3 Rumusan Masalah ... 3

I.4 Batasan Masalah ... 3

I.5 Tujuan Penelitian ... 3

BAB II MEDIA INFORMASI POLA ASUH KREATIF II.1 Pengertian dan cirri media ... 4

II.2 Media Informasi ... 5

II.2.1 Jenis-Jenis Media Informasi... ... 6

II.2.2 Pemanfaatan Media... ... 7

II.3 Media Cetak... 9

II.3.1 Fungsi dan Manfaat Media Cetak... 10

II.4 Teori Desain Buku ... 11

II.4.1 Jenis-Jenis Buku... ... 11

II.4.2 Buku Psikologi... ... 14

II.4.3 Struktur Buku... ... 14

II.4.4 Penjilidan Buku... ... 18

II.5 Elemen Dasar Desain ... 18


(8)

II.5.2 Tipografi... ... 19

II.4.2 Layout... ... 20

II.4.2 Warna... ... 20

II.6 Analisa Permasalahan ... 21

II.7 Solusi ... 23

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan ... 25

III.1.1 Target Segmentasi ... 25

III.1.2 Strategi Komunikasi ... ... 26

III.1.2.1 Materi Pesan ... ... 26

III.1.2.2 Tujuan Perancangan ... ... 28

III.1.2.3 Pendekatan Visual... ... 28

III.1.2.4 Pendekatan Verbal ... ... 28

III.1.3 Strategi Kreatif... ... 29

III.1.4 Strategi Media ... ... 29

III.1.5 Strategi Distribusi ... ... 30

III.2 Konsep Visual ... 31

III.2.1 Logo... ... 32

III.2.2 Format Desain ... 32

III.2.3 Tata Letak ... 33

III.2.4 Tipografi ... ... 34

III.2.5 Ilustrasi ... ... 36

III.2.6 Lokasi ... ... 39

III.2.7 Warna ... ... 40

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA IV.1 Proses Perancangan Buku Panduan ... 42

IV.2 Media Utama ... 42

IV.2.1 Teknis Produksi Media ... 43

IV.2.2 Sampul Buku ... 45

IV.2.3 Isi Buku ... 46


(9)

IV.3.1 Poster ... 48

IV.4 Media Promosi ... 49

IV.4.1 Stiker ... 49

IV.4.2 Pembatas Buku ... 49

IV.4.3 Pin dan Gantungan Kunci... 50

IV.4.4 Mug ... 51

IV.4.5 Kaos ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52

DAFTAR RIWAYAT ... 54


(10)

DAFTAR PUSTAKA

2001.Pengembangan Kreativitas Anak Melalui Pembelajaran Kelompok Bermain.Tersedia di: https://sites.google.com/a/episentrum.com

Aditya, Wahyu.(2013).Kreatif Sampai Mati.Jakarta: PT.Bentang Pustaka.

Darsono, Max. dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press

Dimyati.2005.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Depdikbud.

Djamarah,Syaiful Bahri.2002.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:Rineka Cipta.

Hamalik,Oemar.2003.Proses Belajar Mengajar.Bandung:Bumi Aksara.

Kiong, Melly.(2010). Cara Kreatif Mendidik Anak ala Melly Kiong. Jakarta: Progressio Publishing.

Lucy, Bunda.(2012).Ayah, Bunda Tolong Dukung Mimpiku.Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Lucy, Bunda & Rizky, Ade J.(2012).Dahsyatnya Brain Smart Teaching.Jakarta: Penebar Plus.

Mulyasa,E.2003.Kurikulum Berbasis Kompetensi.Bandung:Remaja Rosdakarya.

Munandar, Utami. (2009).Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Noe’man, Rani R.(2012). Amazing Parenting.Jakarta: PT Mizan Publika. Prabowo, Ardi.2011(Desember).Kreatif Menurut Beberapa Ahli.Tersedia di:

http://karyailmiah-ardhiprabowo.blogspot.com.

Pratiwi, Indah C.(2011).Kreativitas Siswa BerdasarkanPola Asuh Orang Tua (Studi Perbandingan Antara Kelas Akselerasi dan Kelas Reguler SD Negeri Banjasari Bandung).Skripsi pada Fakultas Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak Diterbitkan.


(11)

Rustan, Surianto. (2009). Layout (Dasar dan Penerapannya). Jakarta: Gramedia Rustan, Surianto. (2011). Huruf Font Tipografi. Jakarta: Gramedia

Sardiman,A.M.2006.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta:Grafindo.

Dameria, Anne. (2008). Basic Printing. Jakarta: Link and Match

Jennings Simon. (1987). The Complete Guide to Advanced Illustration and Design. Chartwell Books. Detroit US: Michigan University


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Orang tua akan merasa bangga ketika anak mereka mencapai keberhasilan dengan prestasi yang baik dan menjadi orang berhasil. Namun pada kenyataanya, orang yang berhasil tidak cukup dengan mengandalkan intelegensi yang tinggi, tetapi juga dibutuhkan kreativitas. Oleh karena itu, pendidikan yang diterapkan tertuju pada pengembangan kreativitas anak guna dapat memenuhi kebutuhan pribadi, keluarga dan masyarakat.Bakat kreatif sesungguhnya dimiliki oleh setiap anak, namun pada kenyataanya setiap anak memiliki kemampuan kreativitas yang berbeda. Setiap anak merupakan pribadi yang unik.

Perkembangan kreativitas tersebut tentunya harus didukung oleh pihak orang tua. Pola asuh orang tua dapat mempengaruhi kemampuan kreativitas seorang anak. Menurut Utami Munandar sudah lebih dari 30 tahun pakar psikologis menemukan bahwa sikap dan nilai orang tua berkaitan erat dengan kreativitas anak (Amabile,1989). Dengan demikian orang tua harus mempunyai wawasan yang lebih luas dalam mengasuh anak untuk mengembangkan kreativitas anak sejak dini.

Permasalahan yang terjadi, banyak orang tua yang tidak mengerti pola asuh yang baik bagi perkembangan kreativitas anak. Terbukti dengan banyaknya kekerasan pada anak, pola asuh otoriter dan pemaksaan kehendak yang dilakukan orang tua dalam mendidik anak mereka. Dari berbagai sumber permasalahan yang menyebabkan kurangnya pemahaman pola asuh kreatif pada orang tua, secara umum dapat dibagi kedalam dua faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal yang dapat dijadikan sumber permasalahan kurangnya pemahaman orang tua terhadap kreativitas anak salah satunya adalah kurangnya kepedulian orang tua terhadap kreativitas anak. Orang tua mengganggap hal tersebut tidak penting bagi prestasi anak, belajar menjadi hal yang wajib dalam meraih prestasi. Selanjutnya faktor eksternal yang dapat dijadikan sumber permasalahan kurangnya pemahaman orang tua terhadap kreativitas anak salah


(13)

satunya adalah kurangnya media informasi yang membahas pentingnya kreativitas terhadap anak dengan konten yang mudah dipahami, terutama buku.

Setelah melihat permasalahan yang terjadi, dapat disimpulkan bahwa faktor yang mendasari permasalahan kurangnya pemahaman orang tua terhadap kreativitas anak salah satunya adalah media informasi yang kurang aplikatif. Media informasi yang sudah banyak beredar dipasaran yaitu berupa buku. Buku-buku psikologi yang membahas mengenai pola asuh kreatif sudah sangat banyak, tetapi kurang aplikatif dalam pengemasan isi buku.

Buku-buku psikologi yang tersebar saat ini lebih banyak memuat teks. Hal ini membuat kejenuhan dalam membaca danbahasa yang dipakai pun susah untuk dimengerti. Mengingat kondisi budaya baca di Indonesia yang masih rendah, hal tersebut menjadi pertimbangan dalam mengemas sebuah media informasi, terutama buku. Menurut Data Badan Pusat Statistik tahun 2006 menunjukan bahwa penduduk Indonesia yang menjadikan baca sebagai sumber informasi baru sekitar 23,5%. Sedangkan yang menonton televisi 85,9% dan mendengarkan radio 40,3%.Faktanya, penduduk Indonesia lebih banyak mencari informasi dari televisi dan radio ketimbang buku atau media baca lainnya.Hal ini jelas membuktikan bahwa visual lebih dapat menarik minat masyarakat Indonesia.

Buku merupakan sumber informasi yang mudah dalam penggunaan dan pengaplikasiannya. Sebuah buku dapat dijadikan panduan dalam mengatasi masalah. Pengemasan buku yang sesuai dengan konten buku dapat memudahkan informasi tersampaikan dengan baik, dikarenakan buku dinilai melalui covernya.

Semakin menarik sebuah buku, semakin menarik orang untuk

membacanya.Permasalahan tersebut jelas menjadi peluang untuk menciptakan sesuatu yang baru dan tidak berkesan monoton melalui pembuatan sebuah buku kreatif. Penambahan visual dan material dalam desain sebuah buku dapat menjadi sesuatu yang baru,

Mengingat pentingnya kegiatan membaca bagi masyarakat Indonesia, termasuk orang tua maka pemenuhan varian pengemasan buku sebagai media informasi sangatlah diperlukan. Sehingga dapat meningkatkan ketertarikan masyarakat atau orang tua untuk tetap menggali informasi dari media buku. Selain


(14)

mengedepankan isi atau konten buku, tampilan dan kemasan buku menjadi hal penting untuk diperhatikan, agar memiliki nilai lebih bagi audiens.

1.2Identifikasi Masalah

 Kurangnya pemahaman orang tua terhadap kreativitas anak.

 Penduduk Indonesia lebih banyak mencari informasi dari televisi dan radio ketimbang buku atau media baca lainnya.

 Kurangnya media informasi yang membahas pentingnya kreativitas terhadap anak dengan pengemasan yang menarik, terutama buku.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, maka untukrumusan masalah dalam penelitian ini dimunculkan pertanyaan-pertanyaansebagai berikut:

 Bagaimana cara agar orang tua dapat mendapatkan media informasi aplikatif mengenai pola asuh kreatif?

1.4Batasan Masalah

Masalah ini lebih difokuskan terhadap perancangan media informasi format buku untuk orang tua mengenai pola asuh kreatif yang lebih aplikatif, kreatif dan menarik.

1.5Tujuan Perancangan

Berikut adalah tujuan perancangan media informasi yang bersifat arahan, bagi orang tua dan anak yakni,

 Memberikan kemudahan bagi orang tua dalam membaca dan mengaplikasikan langsung teori yang sudah dipaparkan dalam buku.

 Memberikan sesuatu yang baru dalam penjilidan sebuah buku kreatif.  Meningkatkan minat baca buku kepada masyarakat.


(15)

BAB II

MEDIA INFORMASI POLA ASUH KREATIF

II.1 Pengertian dan Ciri Media

Kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah berarti tengah, perantara, pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Dijabarkan juga oleh Djamarah (1995 : 136), Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai Tujuan pembelajaran. Secara khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Bahan dan alat yang kita kenal dengan istilah software dan hardware tak lain dan tak bukan adalah media pendidikan.

AECT (Association of Education and Communication Technology, 1977) memberikan batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Heinich dan kawan-kawan (1982) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran. Sejalan dengan batasan ini, Hamidjojo dalam Latuheru (1993) memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.

Gerlach & Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efesien) melakukannya.


(16)

 Ciri Fiksatif (Fixative Property). Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek.

 Ciri Manipulatif (Manipulative Property). Transformasi suatu kejadian atau obyek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif.

 Ciri Distributif (Distributive Property). Ciri distributif dari media memungkinkan suatu obyek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.

Pesan adalah sesuatu yang dikirimkan dan atau diterima sewaktu tindakan komunikasi berlangsung. Pesan dapat dikirimkan baik melalui bahasa verbal maupun nonverbal. Pesan juga dapat merupakan suatu wujud informasi yang mempunyai makna. Apabila pesan tidak bisa dipahami oleh penerima maka pesan yang dikirimkan tersebut tidak menjadi informasi. Akan tetapi perlu disadari bahwa suatu pesan bisa mempunyai makna yang berbeda bagi satu individu ke individu lain, karena pesan berkaitan erat dengan masalah penafsiran bagi yang menerimanya. Proses penuangan pesan ke dalam simbol-simbol komunikasi itu disebut encoding. Sedangkan proses penafsiran simbol-simbol komunikasi yang mengandung pesan-pesan tersebut disebut decoding.

II.2 Media Informasi

Media informasi terus berkembang dan sangat diperlukan setiap saat karena melalui media informasi manusia dapat mengetahui informasi yang sedang berkembang, selain itu manusia juga bisa saling berinteraksi satu sama lain. Melalui media informasi juga sebuah pesan dapat tersampaikan dengan baik jika media yang dibuat tepat kepada sasaran dan informasi yang disampaikan bermanfaat bagi pembuat dan target.

Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos, 1996). Sedangkan pengertian dari informasi secara umum informasi adalah data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam pengambilan keputusan,


(17)

baik masa sekarang atau yang akan datang (Gordon B. Davis 1990; 11). Maka pengertian dari media informasi dapat disimpulkan sebagai alat untuk mengumpulkan dan menyusun kembali sebuah informasi sehingga menjadi bahan yang bermanfaat bagi penerima informasi, adapun penjelasan Sobur (2006) media informasi adalah “alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual”.

Gambar II.1 Contoh Media Informasi

Sumber : http://belajar-pemrograman2.blogspot.com/2010/10/new-media.html Diakses: 28 Agustus 2013

II.2.1 Jenis-Jenis Media Informasi

Media informasi sebagai alat yang menyampaikan suatu informasi harus tepat sasaran agar dapat tersampaikan dengan baik pada target sasaran sehingga dapat bermanfaat bagi pembuat dan penerima informasi, media informasi dapat dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu :

- Media Lini Atas

Merupakan media yang tidak langsung bersentuhan dengan target audiens dan jumlahnya terbatas tetapi jangkauan target yang luas, seperti billboard, iklan televis, iklan radio, dan lain-lain.

- Media Lini Bawah

Suatu media iklan yang tidak disampaikan atau disiarkan melalui media massa dan jangkauan target hanya berfokus pada satu titik atau daerah, seperti brosur, poster, flyer, sign system dan lain-lain.


(18)

Media cetak dapat berupa buku, koran, majalah, poster, pamplet, spanduk, dan lain-lain

- Media Elektronik

Media ini dapat disampaikan melalui radio, kaset, kamera, handphone, dan internet.

II.2.2 Pemanfaatan Media

Media mempunyai beberapa karakteristik yang dapat dijadikan sebagai dasar untuk membuat klasifikasi. Karakteristik tersebut yaitu:

1. kemampuan dalam mempresentasikan gambar 2. faktor warna

3. faktor gerak 4. faktor bahasa

5. faktor keterkaitan antara unsur gambar dan suara.

Semua karakteristik ini dapat membedakan jenis media yang satu dengan jenis media yang lain. Pemilihan jenis media yang akan digunakan untuk keperluan komunikasi informasi sebaiknya mempertimbangkan karakteristik dan klasifikasi media.Kontribusi media dalam proses komunikasi informasi adalah sebagai berikut:

1. Informasi yang dikomunikasikan menjadi lebih standar, 2. Penyajian informasi dapat menjadi lebih menarik, 3. Kualitas penerimaan informasi menjadi lebih efektif, 4. Memungkinkan terjadinya proses belajar secara individual.

Pemanfaatan mediaharus diarahkan untuk mencapai misi pelayanan yang meliputi pelayanan program pendidikan, informasi, kebudayaan, hobi, dan rekreasi. Pemanfaatan media memiliki beberapa tujuan yaitu: untuk memotivasi perilaku tertentu (to motivate), menyampaikan informasi (to inform) dan pembelajaran (to instruct).

Media memungkinkan pemakainya dapat mengatasi hambatan yang berupa ruang dan waktu dalam memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan.


(19)

Media tertentu seperti media audio visual dapat memberikan pengalaman belajar langsung kepada pemakainya. Medium televisi dapat mengungkapkan peristiwa yang berlangsung di tempat yang cukup jauh. Medium lain seperti halnya film dan video memiliki potensi dalam mengungkapkan kembali peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di masa lalu.

Perpustakaan dapat memperoleh koleksi media melalui dua cara yaitu: (a) membeli dari produsen yang khusus memproduksi media tertentu dan (b) memproduksi sendiri media sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Jika membeli dari produsen media tertentu, maka perpustakaan perlu mempertimbangkan beberapa faktor yaitu: isi pesan/informasi, tujuan, kesesuaian, biaya, kualitas teknis, faktor pemakaian, uji coba dan validasi.

Medium overhead transparansi, misalnya memerlukan adanya faktor penunjang seperti aliran listrik dengan kapasitas yang sesuai, proyektor dan layar. Jika sebuah perpustakaan ingin membeli atau menggunakan medium tertentu, maka faktor penunjang untuk pemanfaatan medium tersebut perlu disediakan.

Penggunaan media dapat mengatasi masalah “ruang” dalam upaya individu memperoleh pengetahuan dan informasi. Pengetahuan dan informasi tentang suatu objek yang berada pada jarak yang jauh dapat dikomunikasikan melalui media tertentu.


(20)

II.3 Media Cetak

Gambar II.2 Koran sebgai media cetak Sumber : www.merdeka.com

Diaskes: 28 Agustus 2013

Media cetak mempunyai makna sebuah media yang menggunakan bahan dasar kertas atau kain untuk menyampaikan pesan-pesannya. Unsur-unsur utama adalah tulisan (teks), gambar visualisasi atau keduanya. Media cetak ini bisa dibuat untuk membantu fasilitator melakukan komunikasi interpersonal saat pelatihan atau kegiatan kelompok. Media ini juga bisa dijadikan sebagai bahan referensi (bahan bacaan) atau menjadi media instruksional atau mengkomunikasikan teknologi baru dan cara-cara melakukan sesuatu (leaflet, brosur, buklet). Bisa juga mengkomunikasikan perhatian dan peringatan serta mengkampanyekan suatu isu (poster) dan menjadi media ekspresi dan karya personal (poster, gambar, kartun, komik).

Media cetak ini merupakan bagian dari saluran informasi masyarakat disamping media elektronik dan juga media digital. Dan ditengah dinamika masyarakat yang demikian pesat, media cetak dianggap sudah tertinggal dibandingkan dengan dua pesaingnya yakni media elektronik dan media digital. Meski demikian, bukan berarti media cetak sudah tidak mampu meraih konsumen yang menantikan informasi yang dibawanya.

Dan pengertian media cetak tersebut, maka ada keunggulan media ini dibandingkan dua pesaingnya tersebut. Media cetak bisa menyampaikan sebuah informasi secara detail dan terperinci. Sementara untuk media elektronik dan


(21)

digital, mereka lebih mengutamakan kecepatan informasi. Sehingga tak jarang informasi yang disampaikan lebih bersifat sepotong dan berulang-ulang.

II.3.1 Fungsi dan Manfaat Media Cetak

Terlahir & berkembangnya media cetak di Indonesia dapat menunjang terlaksananya cita – cita pembangunan di Indonesia untuk menjadi negara yang lebih maju. Untuk dapat menunjang terlaksananya cita – cita tersebut, peranan media cetak di Indonesia adalah:

1. Sebagai media informasi yang mencerahkan. 2. Sebagai media pendidikan yang mencerdaskan. 3. Meningkatkan intelektual kehidupan masyarakat. 4. Membantu memperkuat kesatuan nasional.

Adapun manfaat media cetak yang dapat berpengaruh bagi masyarakat, sebagai berikut:

- Sebagai pemberi informasi.

- Sebagai pemberi identitas pribadi dimana media dapat dijadikan sebagai salah satu kacamata yang dipergunakan untuk melihat siapa, apa serta bagaimana sesungguhnya.

- Media massa dapat memberikan berbagai pilhan topik yang bisa digunakan dalam membangun dialog dengan orang lain. Hal ini menjadikan media massa sebagai sarana integrasi dan interaksi sosial yang berfungsi untuk penyedia bahan percakapan dalam interaksi sosial. - Media memungkinkan seseorang untuk dapat mengetahui posisi sanak

keluarga, teman dan masyarakat. Baik posisi secara fisik, secara intelektual maupun secara moral mengenai suatu peristiwa..

- Media dapat bermanfaat sebagai alternatif hiburan yang membantu kita di dalam melepaskan diri dari problem yang sedang dihadapi atau lari dari perasaan jenuh.


(22)

II.4 Teori Desain Buku

Menurut Kamus Besar Indonesia (KBBI) buku mempunyai arti yaitu lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Sedangkan menurut Oxford Dictionary, buku mempunyai arti sebagai hasil karya yang ditulis atau dicetak dengan halaman-halaman yang dijilid pada satu sisi ataupun juga merupakan suatu karya yang ditunjukkan untuk penerbitan.

Desain grafis adalah bagian dari seni yang teratur dan sistematik. Sejarah menjabarkan jika desain grafis pertama ditemukan pada “Book of Kells” yang menampilkan system desain buku kuno. Desain pada buku merupakan asal muasal dari seluruh konsep desain yang ada pada saat ini. Tanpa desain yang baik, buku akan sulit dan tidak menarik untuk dibaca.

II.4.1 Jenis-Jenis Buku

Pemanfaatan buku sebagai media informasi sudah sangat umum, sehingga mempunyai beragam jenis-jenis buku. Berikut jenis-jenis buku yang ada saat ini:

- Buku Fiksi

Buku fiksi biasanya berkaitan dengan imajinasi sang penulis bukan berdasarkan kenyataan yang ada dikehidupan sang penulis ataupun disekitarnya. Oleh kerena itu, jenis buku ini sangatlah mudah untuk dibuat oleh siapapun, kerena tidak memerlukan data data yang akurat, tidak memerlukan daftar pustaka serta tidak seperti karya ilmiah lainnya yang memperhatikan secara detail kata kata yang digunakan maupun tanda baca. Ragam dari jenis buku inipun cukup banyak. Ada yang berisi cerpen, novel, kumpulan puisi, cerita bersambung, naskah dari sebuah drama, dll. Setiap jenisnya mempunyai konvensi/aturan main tersendiri. - Teks Book

Untuk jenis buku ini tidak asing lagi bagi kalangan mahasiswa, karena jenis buku ini digunakan mahasiswa sebagai bahan diktat perkuliahan dan semacamnya. Fungsi buku ini biasanya sebagai rujukan atau referensi tentang teori-teori dalam satu bidang keilmuan. Oleh kerena itu, semua Text Book menggunakan bahasa formal kejuruan bukan bahasa yang


(23)

akrab digunakan buku populer lainnya. Konsumen untuk jenis buku ini pun biasanya terbatas, hanya kalangan pendidik.

- Buku Diktat.

Buku ini hampir sama dengan Teks Book. Perbedaan buku ini dimonopoli oleh kalangan guru dan dosen sebagai penulisnya. Buku Diklat ini erat hubunganya dengan materi pembelajaran bagi pelajar maupun mahasiswa. Isi dari buku diktat tidak sembarang karena mengaju kepada aturan kurikulum yang menjadi standar dinas pendidikan. Kebanyakan Buku Diktat diterbitkan dalam jumlah yang cukup banyak dan melalui tender karena akan dibagikan kepada sekolah-sekolah serta perpustakaan milik sekolah.

- Buku Panduan

Buku yang biasanya berisi petunjuk dan pemahaman terhadap suatu hal. Buku ini dapat ditemui disetiap toko buku dan memiliki gaya bahasa yang komunikatif sehingga membuat pembacanya mudah memahaminya tanpa harus mempunyai buku pendamping lainnya. Untuk menciptakan Buku Panduan tidak sulit, hanya perlu mentransfer pengetahuan dan pengalaman kepada orang lain tanpa harus membuat binggung. Topik yang dibahas di buku panduan cukup beragam, tergantung dari kondisi dan masalah-masalah yg dihadapi masyarakat.

- Buku Agama

Buku jenis ini bisa dibilang mempunyai nilai jual tersendiri. Bila dihitung secara statistik, 60 % persen pasar buku dipegang oleh buku jenis ini. Apalagi jika menjelang hari-hari keagamaan seperti Bulan Rahmadan. Bukan hanya itu buku agama biasanya menjadi pegangan disaat mengalami banyak sekali musibah beruntun.

- Buku Agrobisnis.

Buku ini membahas tentang salah satu bisnis yang menghandalkan sektor pertanian yang ada. Negara kita adalah negara agraris, jadi tidak heran buku untuk jenis ini dapat tumbuh subur di Indonesia. Kebanyakan buku jenis ini lebih digunakan untuk sebagai panduan penyaluran hobi bukan sebagai panduan berwirausaha. Secara garis besar buku ini hampir mirip


(24)

dengan Buku Panduan, perbedaannya adalah buku Argrobisnis lebih memusatkan dirinya kepada cara menanam, membudidaya, bertenak , dll. - Buku Biografi

Buku ini biasanya berisi tentang kehidupan tokoh tertentu seperti pemimpin, orang sukses, serta orang yang memiliki keunikan dalam dirinya yang dapat dituangkan ke dalam sebuah buku. Untuk membuat buku jenis ini tidaklah terlalu mudah bagi seorang pemula, dikarenakan kebutuhan akan informasi serta cara penyampaiannya pun cukup berat. - Buku Autobiografi

Buku ini sekilas telihat sama, akan tetapi perbedaannya terletak pada siapa yang menulis buku tersebut. Buku Autobiografi selalu ditulis oleh orang orang yang mempunyai cerita tersebut bukan melalui tangan penulis profesional maupun amatiran lainnya. Untuk peredaran buku ini, jumlahnya berada dibawah buku biografi, dikarenakan sudah jarang orang orang yang memiliki “keunikkan” dalam dirinya mengangkat dalam sebuah buku.

- Buku Terjemahan.

Buku Terjemahan merupakan salah satu buku yang sangat memudahkan untuk membaca buku bahasa asing, tanpa harus mahir dalam bahasa tersebut. Tapi adakalanya buku ini bisa membuat binggung karena penerjemahannya yang kurang tepat. Penerbit buku ini biasanya telah memiliki hak cipta untuk menterjemahkan buku-buku tertentu.

- Buku Anak.

Anak-anak tidak luput sebagai penyebaran buku. Buku Anak memiliki bahasa yang sangat simple sehingga anak-anak bisa membaca, memahami hingga merangsang untuk berimajinasi. Buku yang biasanya dibaca oleh anak-anak adalah buku cerita, buku bergambar, komik dan masih banyak jenis lainnya yang selalu dibumbuhi dengan gambar-gambar menarik.


(25)

II.4.2 Buku Psikologi

Psikologi yang dalam istilah lama disebut ilmu jiwa itu berasal dari kata bahasa Inggris psychology merupakan dua akar yang bersumber dari bahasa Greek (Yunani), yaitu: 1) psyche yang berarti jiwa; 2) logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi memang berarti ilmu jiwa. Ada beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai definisi psikologi.

 Gleitmen (1986); psikologi adalah sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha memahami perilaku manusia, alasan dan cara mereka melakukan sesuatu, dan juga memahami bagaimana makhluk tersebut berpikir dan berperasaan.

 Bruno (1987); membagi pengertian psikologi dalam tiga bagian yang pada prinsipnya saling berhubungan. Pertama, psikologi adalah studi (penyelidikan) mengenai “ruh”. Kedua, psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “kehidupan mental”. Ketiga, psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “tingkah laku” organisme.

Jadi, buku psikologi adalah buku yang membahas ilmu pengetahuan tentang kejiwaan manusia, perilaku, alasan dan cara manusia melakukan sesuatu. Buku Psikologi menjadi sumber informasi untuk berbagai masalah hidup manusia. Buku ini bisa digolongkan dalam jenis buku Text Book maupun buku panduan. Buku Psikologi bisa dijadikan sumber informasi bagi kalangan pendidikan psikologi, yang berfungsi rujukan atau referensi tentang teori-teori dalam bidang psikologi. , Buku Text Book menggunakan bahasa formal kejuruan bukan bahasa yang akrab digunakan buku populer lainnya. Tetapi bisa juga masuk dalam jenis buku panduan yang bersifat lebih komunikatif, agar mudah dimengerti bagi orang-orang awam.

II.4.3 Struktur Buku

Menurut Dr. K. Satya Murthy dalam bukunya “How to write a book”, bagian dari buku adalah judul, kata pengantar, prakata, daftar isi, bab, appendix, glossary, bibliography dan index. Putra (2007:45) menyatakan bahwa buku yang


(26)

lengkap terdiri atas empat bagian, yaitu sampul (cover), pendahuluan(preliminaries), isi (text matter) dan penutup(postliminaries).

Gambar II.3 Struktur Buku Sumber : www.uthk-mandiri.com

Diaskes: 28 Agustus 2013

a. Sampul (Cover)

Sampul sangat penting untuk menarik minat pembeli. John Cremer dalam Putra (2007:46) menyebutkan “You sell a book by its cover.” Orang kadang timbul minat membeli buku dengan melihat halaman sampulnya. Berdasarkan pengamatan buku-buku yang beredar di toko buku sekarang, tampilan sampulnya sangat bervariasi dan menarik. Hal itu semuanya bertujuan untuk menarik daya minat pembeli agar membeli buku tersebut.

Selanjutnya kalau kita perhatikan cover (sampul) buku, maka umumnya cover buku terdiri atas tiga bagian pokok, yaitu sampul depan, punggung buku, dan sampul belakang.

- Sampul Depan

Sampul depan buku biasanya terdiri dari judul, nama penulis, penerbit dan edisi. Bagian yang penting dari sampul buku adalah judul buku. Judul buku memegang peranan penting karena menggambarkan sekilas isi buku.Judul berarti nama yang diberikan untuk menunjukkan sebuah buku. Judul terdiri atas tiga jenis, yaitu judul umum, judul bab dan sub-bab.


(27)

Judul umum tampak pada halaman sampul. Judul bab umumnya dapat dilihat di dalam buku.

- Punggung Buku

Punggung buku terdiri atas judul buku, nama penulis dan logo penerbit. Penulis tidak perlu membuatnya karena penerbitlah yang akan membuatnya.

- Sampul Belakang

Sampul belakang buku berisi sinopsis, logo dan nama penerbit dan barcode. Bagian yang cukup penting dari sampul belakang adalah sinopsis. Sinopsis berasal dari bahasa Yunani sin + oftalmos. Sin secara harfiah berarti bersama-sama, sekilas, selayang pandang dan oftalmos berarti mata atau penglihatan. Jadi sinopsis berarti sekali (sekilas) melihat (membaca) buku teks, orang langsung tahu isi secara keseluruhan.

b. Pendahuluan (Preliminaries)

Preliminaries berisi halaman judul, halaman copyright, halaman persembahan, kata pengantar, prakata (jika ada), dan daftar isi, daftar table (jika ada), daftar gambar (jika ada), dan daftar istilah (jika ada). Berikut ini penjelasan singkat tentang bagian-bagian dari preliminaries.

- Halaman judul - Halaman copyright

- Halaman persembahan/dedikasi - Kata Pengantar

Kata pengantar biasanya disusun oleh penulis sendiri. Didalam kata pengantar, penulis menyajikan tujuan penulisan buku, pokok pikiran buku, dan method yang digunakan. Kata pengantar merupakan kunci bagi pembaca untuk memahami ruang lingkup dan ciri karya penulis.


(28)

- Prakata (jika ada)

Kebanyakan buku memiliki prakata. Tujuan prakata adalah untuk memperkenalkan buku dan pengarang oleh orang lain yang tidak secara langsung berhubungan dengan buku tersebut

- Daftar Isi

Semua buku memiliki daftar isi. Tujuan daftar isi adalah menunjukkan sekilas apa yang ada di dalam buku. Di dalam daftar isi, pengarang menyajikan semua bab, sub-bab.

- Daftar Tabel (jika ada) - Daftar Gambar (jika ada) - Daftar Singkatan (jika ada)

c. Isi (Text Matter)

Bagian isi (text matter) berisi dari: - Pendahuluan (Introduction)

- Judul bab, subbab, dan subsubbab

Bab menurut leksikografik didefinisikan sebagai pembagian utama buku.

- Penomoran bab, subbab, dan subsubbab.

d. Penutup (Postliminaries)

Bagian penyudah berisi daftar isi, daftar istilah dan index.

- Daftar pustaka

Daftar Pustaka merupakan daftar buku yang dirujuk oleh penulis.

- Daftar Istilah (glosarium)

Daftar istilah merupakan kumpulan istilah-istilah yang ada didalam buku. - Index


(29)

II.4.4 Penjilidan Buku

Penjilidan buku dilakukan dengan tujuan untuk menjaga buku agar tetap awet dan dapt disimpan dalam jangka waktu yang lama. Penjilidan buku dilakukan dengan beberapa teknik penjilidan, diantaranya:

- Plastic Comb Binding

Ini adalah book binding yang paling murah dari semua tipe penjilidan buku atau book binding. Tipe penjilidan ini memungkinkan buku, booklet, katalog atau company profile untuk dibuka rata, mudah untuk digandakan dengan fotokopi, ringan dan isi dapat ditambahkan kemudian atau dikeluarkan bila sudah tidak relevan lagi. Kelemahan utama dari plastic comb binding ini adalah biasanya dilakukan manual dengan pekerjaan tangan dan bila dilakukan dalam jumlah besar akan sangat tidak efesien dan efektif lagi sehingga akan memakan biaya yang tinggi bagi proses produksinya.

- Ring Spiral Binding

Teknik jilid spiral atau spiral coil binding ini lebih mahal dari tehnik penjilidan plastic comb. Jilid spiral ini tersedia dalam dua macam bahan yaitu plastik dan kawat, dengan jilid ring spiral kawat umumnya lebih mahal dari segi biaya produksi buku, booklet, katalog, atau company profile yang dijilid dengan spiral dapat dibuka hingga rata bahkan ditekuk kebelakang agar mudah dibaca atau digandakan. Jilid ring spiral ini sangat populer dipergunakan untuk membuat kalender meja.

II.5 Elemen Dasar Desain

Didalam perancangan media informasi yang berkaitan dengan subjek permasalahan yang diteliti, terdapat berbagai elemen dasar desain yang perlu diperhatikan agar pesan visual yang dirancang dapat diterima dengan baik oleh penerima selaku pengkases informasi. Teori ilustrasi, tipografi, layout, dan warna dalam media permainan ini dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan dasar dalam perancangannya.


(30)

II.5.1 Ilustrasi

Secara bahasa, kata illustrasi berasal dari bahasa yunani yakni "illustre" yang memiliki arti gambaran, gambar, penjelasan, dan uraian. Sehingga secara garis besar kata ilustrasi dapat diartikan sebagai bentuk visual yang dapat menerangkan suatu hal. Menurut Simon Jennings didalam buku yang berjudul

”TheCompleteGuidetoAdvancedIllustrationandDesign” menyatakan bahwa,

ilustrasi memiliki tiga fungsi yakni

yaituilustrasisebagaiinformasi,ilustrasisebagaidekorasi, dan ilustrasi sebagai bentuk komentar. Saat ini Ilustrasi dapat dinikmati oleh setiap orang sebagai hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik drawing manual maupun digital, lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan hubungan subjek visual dari tujuan pembuatan ilustrasi itu sendiri. Didalam teknik drawing atau cara gambar versi digital terdapat beberapa cara dalam penggarapannya yakni melalui digital imaging, digital painting, baik itu format vector atau bitmap. Vector adalah gambar yang dibuat melalui garis, kurva, dan bidang bidang secara matematik setiap garis memiliki atribut fill dan stroke (Dameria, 2008, h.12).

II.5.2 Tipografi

Tipografi diturunkan dari kata-kata yunani “typos” yang memiliki arti impresi dan “graphein” menulis. Tipografi adalah penggunaan bentuk huruf untuk mengkomunikasikan secara visual suatu bahasa lisan. Oleh karena huruf dibentuk oleh budaya asal huruf, penggunaan huruf sebagai sarana tipografi adalah bagian dari bahasa visual suatu budaya (Klimchuk, 2007, h.79). Selain alat komunikasi tipografi juga merupakan representasi visual dari sebuah objek yang menimbulkan kesan tersendiri. Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tipografi, antara lain (Rustan, 2009, h.74):

A. Legibility

Legibility atau penampakan, suatu jenis huruf dapat dikatakan legible apabila masing-masing huruf atau karakternya mudah dikenali dan dibedakan dengan jelas satu sama lain


(31)

B. Readability

Readibility atau keterbacaan, adalah tingkat keterbacaan suatu teks. Sebuah teks yang readible berarti teks tersebut secara keseluruhan mudah untuk dibaca.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa legibility lebih menekankan kejelasan karakter satu-persatu, sedangkan readibility lebih ditekankan kepada keseluruhan teks yang disusun dalam suatu komposisi.

II.5.3 Layout

Suryanto Rustan didalam buku “Layout” berpendapat bahwa Layout adalah tata letak elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep pesan yang dibawanya (Rustan, 2009, h.1). Konsep tersebut dapat menjadi spesifik dalam kaitannya dengan disiplin ilmu khusus atau dapat menjadi umum ketika mengacu pada suatu garis besar komposisional. Berikut adalah poin-poin penting sebuah layout dalam sebuah rancangan desain (Klimchuk, 2007, h.80),

A. Keseimbangan

Keseimbangan adalah proses bersatunya elemen-elemen didalam sebuah tampilan secara keseluruhan

B. Posisi

Posisi adalah penempatan elemen-elemen dalam kaitanya antara satu elemen dengan elemen lainya dalam format visual.

C. Urutan

Pengurutan adalah adalah penyusunan elemen-elemen visual dalam pengelompokan logis yang nyaman bagi persepsi manusia dan secara visual mendukung alur informasi.

II.5.4 Warna

Sistem warna adalah berdasarkan warna dalam proyeksi cahaya atau pantulan cahaya, sedangkan proyeksi cahaya adalah pantulan atau serapan cahaya sebuah objek yang terdapat pada persepsi mata seseorang bukan dikarenakan benda tersebut memancarkan cahayanya sendiri (Klimchuk, 2007, h.80). Benda-benda yang dicat dan dicetak menghasilkan warna dengan memantulkan cahaya


(32)

dari zat-zat seperti cat, tinta, pewarna, dan bubuk tinta yang akibat terjadinya proses pencampuran warna.

Pencampuran warna addictive adalah pencampuran warna primer cahaya yang terdiri atas warna red, green dan blue dimana pencampuran ketiga warna primer dengan jumlah yang sama maka akan menghasilkan warna putih, kombinasi antara kedua warna primer akan menghasilkan warna sekunder warna sekunder tersebut yaitu cyan (gabungan warna green dan blue) magenta(gabungan warna blue dan red) dan yellow (gabungan warna red dan green). Prinsip pencampuran warna addictive diterapkan pada monitor, tv, video, scanner dan lainnya. Warna subtractive warna sekunder dari warna addictive , namun secara material warna subtractive berbeda material dengan warna addictive (Dameria, 2008, h.22).

Warna addictive dibentuk dari cahaya sedangkan warna subtractive dibentuk dari pigment warna yang bersifat transparan. Tinta cetak adalah contoh dari pencampuran dari warna subtractive, warna subtractive terdiri atas cyan, magenta, dan yellow, secara teori pencampuran ketiga warna subtractive akan menghasilkan warna hitam, tetapi kenyataan dilapangan adalah warna cokelat tua (karena keterbatasan tinta cetak), oleh sebab itu ditambahkan warna hitam (Black) dinyatakan dengan simbol K, berasal dari kata kunci Key untuk menambah kepekatannya, saat ini warna cmyk menjadi warna standar dalam proses cetak separasi di industri grafika (Dameria, 2008, h.21).

II.6 Analisa Permasalahan

Berdasarkan paparan dari penjelasan media informasi mengenai pola asuh kreatif, dapat di analisa permasalahan sebagai berikut :

 Data hasil penelitian buku-buku psikologi mengenai pola asuh kreatif yang bersifat buku panduan yang diperoleh dari pengamatan langsung terhadap buku, kemudian dianalisis dan disajikan berdasarkan struktur buku dibawah ini.


(33)

Gambar II.4 Contoh Cover Buku Psikologi

- Sampul (Cover)

Dari pengamatan pada sampul buku psikologi berupa buku panduan bagi orang tua ini masih terlihat umum, dengan warna kontras dan gambar yang simple.

- Bentuk Buku

Bentuk dari buku pun masih berbentuk dan berukuran standar buku seperti biasanya. Ukuran buku sekitar ukuran A5 atau 21 x 15 cm.

Gambar II.5 Contoh Isi Buku Psikologi

- Isi buku

Isi buku masih banyak berupa teks dengan sedikit gambar visual hitam putih. Gaya bahasa sudah komunikatif, tetapi masih banyak berupa teori psikologi yang dipaparkan dengan penjelasan yang panjang dan rumit, sehingga informasi yang terdapat dalam buku sudah sangat lengkap. Bagian-bagian buku sudah tertera dengan baik, dari pendahuluan sampai penutup.


(34)

 Dari hasil pengamatan pada buku-buku psikologi dapat disimpulkan bahwa buku-buku panduan mengenai kreativitas ini masih kurang komunikatif. Isi buku masih banyak berupa teks yang sulit dimengerti bagi orang awam, sehingga menimbulkan kejenuhan saat membaca.

 Teori-teori dalam buku pun masih sulit dilakukan dengan penjelasan yang panjang dan berbelat-belit. Menimbulkan kebingungan bagi pembaca untuk melakukan teori tersebut kedalam kehidupan langsung.

 Pengemasan buku kreatif ini dinilai kurang menarik, mengingat pembahasan yang dibahas mengenai kreativitas. Sehingga buku dinilai kurang memberikan sesuatu yang baru dan unik untuk meningkatkan referansi kreatif.

II.7 Solusi

Dari permasalahan-permasalahan yang telah dipaparkan dalam latar belakang dan analisa permasalahan yang dilakukan telah didapatkan bahwa buku-buku psikologi dinilai kurang komunikatif dan aplikatif bagi masyarakat Indonesia permasalahan mendasar inilah yang menjadi landasan atas solusi yang tepat untuk meningkatkan pemahaman orang tua mengenai pola asuh kreatif melalui media informasi buku.

Permasalahan yang terjadi pada masyarakat Indonesia mengenai budaya baca yang masih rendah, buku psikologi dengan teks yang terlalu banyak menjadikan semakin kurangnya minat baca. Hal ini dikaitkan dengan masyarakat yang lebih memilih mencari sumber informasi melalui televisi. Sehingga masyarakat membutuhkan visual dengan gambar yang lebih menarik.

Konsep dasar perubahan bentuk dan isi buku dipilih sebagai salah satu solusi yang tepat karena konsep dasar tersebut adalah salah satu cara untuk meningkatkan minat baca masyarakat, khususnya orang tua. Sebagai cara yang harus diimplementasikan sebelum memilih buku yang sesuai, konsep dasar perubahan bentuk dan isi buku dinilai sangat penting untuk menarik pembaca agar informasi tersampaikan dengan baik.

Hal utama dalam perubahan bentuk dan isi buku adalah merubah tampilan cover buku hingga isi buku dengan menambahkan ilustrasi dan visual yang lebih


(35)

menarik dan unik. Dengan merubah bentuk dan isi buku yang lebih aplikatif dan komunikatif, diharapkan dapat merubah pandang masyarakat dalam membaca buku dapat lebih menyenangkan. Informasi yang disediakan dalam buku dikemas dengan bahasa sehari-hari dengan kalimat yang lebih seingkat, sehingga pembaca dapat mengerti dan memahami isi buku.


(36)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan

Pengetahuan dan pemahaman orang tua mengenai pola asuh kreatif penting untuk mendidik anak agar anak-anak dapat mengembangkan kreativitas yang ada dalam dirinya dengan maksimal. Teori psikologi mengenai pola asuh adalah salah satu dasar yang harus diketahui oleh orang tua. Melalui konsep dasar perubahan bentuk dan isi buku psikologi dipilih sebagai salah satu solusi yang tepat untuk meningkatkan minat baca serta memudahkan orang tua dalam menggali informasi melalui buku.

Informasi yang ingin disampaikan berupa arahan kegiatan yang dapat mengembangkan kreativitas anak didalam rumah. Beberapa informasi akan pentingnya penerapan kreativitas didalam rumah dan aktivitas kreatif yang menyenangkan untuk dilakukan bersama keluarga ditampilkan dalam 4 sub bab buku ini, pembagian tersebut agar mempermudah orang tua dan anak-anak memulai aktivitas kreatif.

Perancangan informasi ini dituangkan kedalam dua media, yakni: media utama yaitu buku, media pendukung dan promosi. Dimana bobot akan informasi lebih mendalam terdapat di media utamanya. Media pendukung dan media kreatif hanya sebagai pelengkap saja yang tujuannya agar khalayak sasaran merujuk mendapatkan informasi dari media utama.

III.1.1. Target Segmentasi

Pemahaman pola asuh terhadap kreativitas anak menjadi kewajiban orang tua. Dalam hal ini orang tua dapat menjadi segmentasi karena orang tua harus mengetahui informasi tentang pola asuh kreatif. Orang tua mengalami perkembangan teknologi dan jaman dalam medidik anak.

Geografis

 Berdasarkan geografis target audiens dikhususkan pada kota-kota besar di Indonesia terutama di Jawa Barat.


(37)

Demografi

 Primer : Orang tua usia 30-40 tahun

Orang tua usia 30 – 40 tahun dipilih sebagai target segmentasi primer

karena pada masa ini merupakan usia dewasa awal seorang manusia memasuki tahap kehidupan berumah tangga. Pada masa inilah orang tua muda mengalami permasalahan dalam mendidik anak.

 Pendidikan : Perguruan Tinggi  Ekonomi : Menengah keatas

 Sekunder : Anak-anak usia 6- 12 tahun

Anak-anak sebagai target segmentasi sekunder karena anak-anak menjadi tujuan orang tua dalam mendidik anak yang berprestasi. Anak-anak menjadi inspirasi orang tua dalam sisi kreativitas. Anak-anak usia 6-12 tahun merupakan usia emas anak dalam mengembangkan kreativitasnya.

Psikografi

 Target Primer:

Orang tua yang terbuka, sangat peduli dan loyal terhadap keberadaan

anak-anaknya yang dapat memberikan kontribusi postif. Peka akan perkembangan trend dan informasi baik diluar dan di dalam area lingkungannya. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan senang mencoba hal-hal yang baru.

 Target Sekunder :

Anak-anak yang aktif, ceria, selalu ingin tahu, suka tantangan, senang bermain.

III.1.2 Strategi Komunikasi

Dalam perencanaan perubahan isi pada buku psikologi, akan dilakukan perubahan gaya bahasa dalam penyampaian pesan. Pendekatan komunikasi yang digunakan meliputi perubahan materi pesan dan tujuan perancanaan. Strategi ini dilakukan untuk mempermudah penyampaian pesan agar mudah dipahami.

III.1.2.1 Materi Pesan

Materi pesan yang akan digunakan pada perubahan bentuk dan isi buku akan dilakukan dengan cara menambahkan material lain selain


(38)

kertas, menambahkan ilustasi dan meringkas isi buku menjadi lebih singkat tetapi mudah dipahami oleh orang tua. Konsep dasar perubahan bentuk dan isi buku merupakan upaya meningkatkan minat baca dan memudahkan dalam memahami isi buku. Dengan rincian sebagai berikut :

1) Menambahkan material

Mengetahui unsur pokok sebuah buku yaitu lembran kertas. Penambahan material lain seperti kain pada buku merupakan sesuatu yang baru yang dikenal dengan “cloth book”. Adapun fungsi dari cloth book seperti berikut :

Cloth Books (buku kain) dan Soft Toys (mainan lembut) biasanya identik dengan mainan bayi karena karakternya yang „lunak‟ dan biasanya terbuat dari kain (ringan & gampang dibersihkan). Mainan ini dapat berupa bentuk dadu, boneka, buku cerita dari kain, boneka jari, dll.

Pada umumnya, sisi edukasi mainan jenis ini berfungsi untuk : - Memperkaya imajinasi

- Warna-warna yang cerah/mencolok pada mainan ini dipercaya para ahli dapat meningkatkan point IQ bayi.

- Memperkuat indera peraba & penglihatan

- Memperbayak kosa kata (jika dijadikan media bercerita) 2) Menambahkan ilustrasi

Ilustrasi menjadi bagian dalam buku yang menjadikan buku lebih bercerita. Adapun fungsi ilustrasi menurut wikipedia seperti berikut: Fungsi khusus ilustrasi antara lain:

 Memberikan bayangan setiap karakter di dalam cerita.

 Memberikan bayangan bentuk alat-alat yang digunakan di dalam tulisan ilmiah.

 Memberikan bayangan langkah kerja.  Mengkomunikasikan cerita.

 Menghubungkan tulisan dengan kreativitas dan individualitas manusia.  Memberikan humor-humor tertentu untuk mengurangi rasa bosan.  Dapat menerangkan konsep yang disampaikan.


(39)

Isi buku akan lebih mudah dipahami dengan menggunakan bahasa sehari-hari dan tidak berbelit-belit.

III.1.2.2 Tujuan Pesan

Konsep perubahan bentuk dan isi buku mempunyai tujuan, yaitu mempermudah pembaca dalam memahami isi buku, mempermudah pembaca dalam mempraktekan teori-teori yang dipaparkan dalam buku dan menambah minat baca masyarakat pada buku psikologi. Tujuan dari merubah bentuk dan isi buku ini pun untuk memberikan sesuatu yang baru dalam membaca buku, agar lebih menyenangkan dengan tampilan gambar dan kata yang lebih ringan.

III.1.2.3 Pendekatan Visual

Media informasi mengenai pola asuh kreatif ini diperuntukan bagi orang tua dan anak usia sekolah yakni 6 sampai 12 tahun. Penyajian Ilustrasi dalam media informasi ini lebih ditujukan kepada keberadaan objek-objek umum yang sangat mudah dijumpai oleh orang tua dan anak-anak disekitar rumah. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai cara dalam melatih kepekaan anak-anak dalam menangkap informasi. Tahap selanjutnya adalah pemilihan jenis huruf, yakni jenis sanserif yang berkesan modern dengan garis tipis, serta gaya gambar ilustrasi menarik dan sederhana diharapkan dapat mendekatkan ketertarikan orang tua dan anak untuk melakukan aktivitas kreatif.

III.1.2.4 Pendekatan Verbal

Pendekatan verbal yang disajikan dalam media informasi ini menggunakan bahasa Indonesia sehari-hari dengan istilah-istilah psikologi yang lebih ringan, kata-kata yang tersedia dalam media ini dipilih dan disesuaikan dengan kebutuhan orang tua dan anak-anak dalam berkomunikasi untuk medapat melakukan aktivitas kreatif didalam rumah lebih menyenangkan, sehingga suasana yang dibangun tidak kaku dan lebih akrab.


(40)

III.1.3 Strategi Kreatif

Untuk mencapai tujuan dalam memberikan kemudahan dan ketertarikan orang tua dan anak melakukan aktivitas kreatif didalam rumah, strategi kreatif dalam perancangan media informasi pola asuh kreatif ini adalah dengan memberikan arahan atau langkah-langkah dalam melakukan aktivitas kreatif yang dapat dilakukan didalam maupun diluar rumah.

Melihat hal tersebut, perancangan media informasi ini diharapkan dapat memudahkan orang tua dan anak-anak berkomunikasi dan melakukan aktivitas kreatif. Salah satunya adalah dengan menciptakan media yang dapat dijadikan alat eksplorasi bagi orang tua dan anak dalam menciptakan suasana rumah yang aktif dan kreatif. Penyisipan gambar ruangan dalam rumah dimedia ini dibuat tidak terlalu asing dan diharapkan dapat memacu imajinasi dan kreativitas anggota keluarga dalam melakukan aktivita kreatif lainnya.

III.1.4 Strategi Media

Dalam perancangan media informasi buku panduan mengenai aktivitas kreatif, media merupakan sarana yang sangat vital dan sangat berpengaruh terhadap penyebaran informasi. Karena media sebagai alat pendukung, perantara, serta alat komunikasi untuk menyampaikan pesan kepada target masyarakat yang dituju.

Dalam perancangan media informasi buku panduani “The Creative Family” ini, telah dipertimbangkan akan beberapa penggunaan media yang terkait dengan target masyarakat yang dituju dengan tujuan efisiensi dan efektifitas dari penggunaan media tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Media Utama Buku

Media ini dipilih sebagai media utama karena buku merupakan sarana pengetahuan yang dalam penggunaannya berisi akan informasi-informasi yang dapat dipertanggung jawabkan. Dikutip dari www.mizan.comorang tua berpikir bahwa buku menampilkan ilustrasi dapat menggabungkan berbagai elemen, yang tidak akan didapatkan dari e-Book atau layar sentuh. Ketika


(41)

anak-anak membaca sebuah buku, mereka melibatkan semua indra. Ini mengajarkan mereka untuk mengubah halaman dengan benar dan anak-anak dapat merasakan bau dan tekstur kertas ketika menyentuh.Selain itu pemilihan media informasi berupa buku akan lebih efektif karena tidak membutuhkan media lain sebagai perantara.Buku merupakan media yang mudah dibawa dan mudah digunakan. Bukudikalangan masyarakat juga lebih dikenal sebagai jendela ilmu..

Dalam bentuk buku panduan orang tuaakan mengikuti sesuai alur panduan tanpa merasa digurui, karena itu penyampaian materi juga yang penting akan diselipkan secara perlahan agar menyatu dengan ilustrasi. Namun, akan ada fakta-fakta yang sekilas akan dibahas sehingga antara hiburan dan informasi akan seimbang porsinya.

2. Media Promosi

Media promosi merupakan salah satu hal penting agar buku dapat sampai kepada konsumen.Media promosi utama yang dipilih adalah poster.Sebagai media pengingat dipilih stiker, pembatas buku, pin, mug dan kaos.

III.1.5 Strategi Distribusi

Penyebaran media pendukung dikategorikan pada beberapa bagian:

 Secara geografis

Wilayah penyebaran toko buku, maupun lingkungan pendidikan dan perumahan.

 Lokasi penyebaran media

Lokasi penyebaran media diarahkan ke toko-toko buku, lingkungan pendidikan dan perumahan.Pemilihan media pendukung karena adanya kedekatan media dengan khalayak yaitu orang tua.

Bagan penyebaran media utama dan media pendukung serta waktu penyebaran media promosi buku


(42)

No Media Mei Juni Juli 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Poster

5. Stiker

6. Pembatas buku 7. Pin

8. Mug 9. Kaos

 Waktu Penyebaran

Penyebaran disesuaikan dengan waktu liburan sekolah.Buku panduan ini dapat diterapkan untuk mengisi waktu kosong anak-anak dan memberikan hiburan kepada anak-anak setelah lelah belajar.

III.2 Konsep Visual

Konsep visual keseluruhan yang ingin ditampilkan dalam media informasi pola asuh kreatif ini adalah kesan keakraban, kasih sayang, aktif, ceria, kekompakan mengacu pada tujuan perancangan yang dibuat. Aplikasi Ilustrasi yang disajikan dibuat semenarik mungkin agar audiens khususnya anak-anak dapat menangkap pesan visual sebagai informasi yang baik untuk direkam didalam memori jangka panjang sang anak. Kemudian pemilihan tema buku ular yang menekankan kepada aktivitas yang dapat dilakukan orang tua dan anak agar tetap semangat untuk menciptakan sesuatu yang unik dan kreatif. Kesan tersebut ditunjukan dari penggunaan warna fullcolor, ilustrasi yang mendekatkan kehangatan, keceriaan dan kelembutan, kemudian tipografi yang disajikan berbentuk uppercase, karakter tipografi yang mengunakan unsur keluwesan dan kesederhanan.


(43)

III.2.1 Logo

Logo sebagai personal identitas dalam perancangan media informasi pola asuh kreatif ini dimaksudkan sebagai pembeda dari keberadaan media informasi yang telah ada. Logo yang dibuat adalah ilustrasi karakter keluarga beruang yang harmonis, kompak dan ceria maka dilakukan penyederhanaan atau abstraksi agar logo ini menjadi ikon yang dapat dilihat dengan jelas dalam keadaan minimum. Tipografi yang digunakan adalah Sanserif yakni Otun warna yang digunakan adalah warna coklat sebagai simbol kehangatan.

Gambar III.1 Logo Media Informasi Pola Asuh Kreatif Sumber : Pribadi

III.2.2 Format Desain

Format yang digunakan dalam pembuatan media utama buku tutorial bergambar menggunakan ukuran 21 x 21 Cm. Hal ini bertujuan agar mempermudah dalam hal teknis produksi buku ini dan mudah dibawa dan dipelajari oleh orang tua dan anak-anak.


(44)

III.2.3 Tata Letak

Layout adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan kedalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik.Hal ini bisa juga disebut manajemen bentuk dan bidang. Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan.

Gaya layout yang dipakai adalah ceria dan penuh warna sehingga cocok untuk anak yang memang pada masa aktif.

Cover Buku

Content Layout Gambar III.2 Sketsa Layout


(45)

Gambar III.3 Layout Hasil Akhir Sumber : pribadi

III.2.4 Tipografi

Untuk Judul pada buku panduanpola asuh orang tuaini, menggunakan Font Sans Serif sebagai Headline. Font yang digunakan adalah Otun. Penggunaan font Otun pada Headline memberikan kesan serius, tetapi santai, saling mengisi tidak ada tempat yang kosong/berlubang, persahabatan dan kekeluargaan.Font ini juga menimbulkan kesan modern dan efisien.Menggambarkan bahwa buku ini dapat membawa sesuatu yang baru, simple dan berguna.Penggunaan font Reklame pada SubHeadline memberikan kesan ceria, gembira, bermain, saling terikat, kekanak-kanakan.Dengan font ini dapat menimbulkan kesan pribadi dan akrab, karena font ini jenis script.


(46)

Gambar III.4 Font Headline

Gambar III.5 Font Sub Headline

Sedangkan pada teks menggunakan tipografi yang berbeda dengan font yang di gunakan pada judul, untuk body teks dan halaman yaitu menggunakan font My First Crush.Font My First Crush ini termasuk dalam jenis font Sans Serif. Font san serif tidak memiliki sirip pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan yang sama. Kesan yang ditimbulkan dari font ini adalah modern, kontemporer dan efisien. Penggunaan font ini berfungsi untuk mempermudah dalam membaca. Font ini memiliki kesan kekanak-kanakan cocok untuk buku yang dapat dibaca oleh anak-anak.


(47)

Gambar III.6 Font teks

III.2.5 Ilustrasi

Gambar III.7 Referensi Tokoh Teddy Bear Sumber:www.flickr.com

Diakses tanggal 22 juni 2013

Gaya ilustrasi kartun yang merupakan salah satu pendekatan visual yang tepat bagi anak-anak, merupakan hal yang paling penting dalam komunikasi dalam buku ini.Karena ilustrasi dalam buku ini menggambarkan adegan-adegan yang dapat mengkomunikasikan informasi lewat gambar-gambar itu sendiri.Untuk mendukung kualitas visual dalam desain buku panduan ilustrasi, pewarnaan ilustrasi menggunakan cat air.


(48)

Ilustrasi pada perancangan buku panduan ini menampilkan objek yang menggunakan bentuk-bentuk yang telah mengalami abstraksi (penyederhanaan bentuk).

Karakter yang digunakan dalam buku ini adalah binatang yaitu beruang.Karakter yang ditampilkan merupakan satu keluarga beruang yang mempunyai karakter ayah, ibu, anak perempuan dan anak laki-laki.Setiap karakter digambarkan dengan warna baju pada setiap beruang.

Penokohan dalam buku ini menggunakan karakter Teddy Bear.Tokoh ini dekat dengan anak-anak dan merupakan gambaran tokoh yang baik dan bersahabat.

 Tokoh Orang tua

- Ungu : menunjukan pengaruh, pandangan, kekuatan spiritual, pengetahuan, aspirai, kebangsawanan, pencerahan, empati, arogan, intuisi, kepercayaan, ambisi dan harga diri.

Sehingga warna ungu cocok dalam penggambaran karakter sang ayah yang menjadi pengaruh terhadap keluarga, pembimbing spritual, membawa pencerahan dan mempunyai harga diri yang harus dihormati olrh setiap anggota keluarga yang lain.

- Hijau : Menunjukan warna bumi, penyembuhan fisik, kelimpahan, keajaiban, tanaman, kesuburan, pertumbuhan, kesuksesan, pembaharuan, daya tahan, keseimbangan, ketergantungan dan persahabatan.

Warna hijau cocok untuk penggambaran karakter sang ibu yang dapat membawa perubahan, pembaharuan dalam keluarga, sumber dari segala kesuksesan anak-anaknya, tempat bergantungnya keluarga dan merangsang kreativitas.


(49)

Gambar III.8 tokoh orang tua

Tokoh orang tua disesuaikan dengan gambaran orang tua yang dewasa dan mapan. Tokoh Ayah dan Ibu ditampilkan dalam karakter beruang dewasa

 Tokoh Anak

Orange : Menunjukan kehangatan, antuastisme, persahabatan, karier, kesuksesan, kesehatan, kesehatan, gerak cepat, ketertarikan. Orange memberi kesan yang kuat pada elemen yang dianggap penting.

Kuning : Menunjukan ingatan, imajinasi logis, energi, kerjasama, kebahagian, kegembiraan, optimis.

Warna orange dan kuning pada anak perempuan menggambarkan karakter anak perempuan yang ceria, menarik perhatian, mempunyai imajinasi yang tinggi dan bisa membawa kesuksesan dalam keluarga.

Biru : Menunjukan komunikasi, peruntungan, kebijakan, perlindungan, inspirasi spritual, tenang, lembut, dinamis, kreativitas, cinta, kedamaian, loyalitas, kesedihan.

Pink : Menunjukan simbol kasih sayang dan cinta, persahabatan, niat baik, emosi, indah.

Warna biru dan pink pada anak laki-laki menggambarkan anak laki-laki yang bisa melindungi keluarga kelak dewasa, sosok yang dewasa, tenang dalam menghadapi masalah, dapat diandalkan, dan membawa kedamaian dalam kelurga.


(50)

Gambar III.9 Gambar tokoh anak Sumber:Pribadi

Penokohan karakter anak pada media pendukung ini disesuaikan dengan target audiens yaitu anak berumur 6-12 tahun. Anak sekolah dasar yang aktif, punya mimpi besar, imajinasi yang tinggi, banyak ingin tahu, dan senang bermain.Pemilihan warna pada tokoh anak berkarakter ceria dan lembut sesuai dengan sifat anak-anak

III.2.6 Lokasi

Dalam pembuatan buku panduan ilustrasi ini menggunakan lokasi-lokasi yang berada didalam rumah.Teknis pembuatan dilakukan melalui penyederhanaan bentuk dari bentuk aslinya serta melakukan distorsi atau penambahan/pengurangan objek bertujuan agar ilustrasi yang dibuat diharapkan lebih menarik dengan mengkomposisikan objek yang baik.Setiap ruang mewakili aktivitas kreatif yang akan dilakukan. Setiap ruangan disesuaikan dengan keadaan ruangan sebenarnya.


(51)

Gambar III.10 Suasana ruangan Sumber: Pribadi

III.2.7 Warna

Menurut J.Linschoten dan Drs. Mansyur (http://senirupa.web.id/), warna itu bukanlah suatu gejala yang hanya dapat diamati, warna itu mempengaruhi kelakuan, memegang peranan penting dalam penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknyaakan bermacam-macam benda. Dari pemahaman diatas dapat dijelaskan bahwa warna, selain hanya dapat dilihat dengan mata ternyata mampu mempengaruhi perilaku seseorang.

Atas dasar teori diatas saya menggunakan warna-warna yang cerah pada buku ini, adapun warna-warna dominan yang saya gunakan melambangkan sifat orang tua yang lembut, hangat, bijaksana dan sifat anak-anak yang aktif, ceria, cerdas, bersahabat.Untuk warna yang dapat mempengaruhi perilaku orang tua, maka dipilih warna biru, ungu dan pink. Warna biru melambangkan ketenangan, bijaksana,stabil, sedangkan warna ungu melambangkan spiritual,keangkuhan dan warna pink yang melambangkan cinta, kasih saying, kelembutan. Dari konsep warna-warna tersebut dapat mempengaruhi perilaku orang tua yang dapat mengasuh anak dengan bijaksana, kesabaran, penuh kasih sayang dan ketegasan.


(52)

Untuk warna yang dapat mempengaruhi perilaku anak-anak maka dipilih warna yang cerah, seperti orange dan kuning. Warna orange melambangkan persahabatan dan kehangatan, sedangkan kuning melambangkan keceriaan, santai, cita-cita setinggi langit. Dari konsep warna-warna tersebut dapat diharapkan mempengaruhi perilaku anak-anak menjadi lebih bersemangat, ceria dan mempunyai cita-cita setinggi langit.

.

Gambar III.11 Warna Sumber : Pribadi


(53)

BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA

IV.1 Proses Perancangan Buku Panduan

Proses perubahan buku “The Creative Family” ini dimulai dari pengembangan material aktivitas-aktivitas kreatif yang dapat dilakukan didalam rumah bersama keluarga menjadi outline buku dimana penulis mengambil tema aktivitas kreatif yang terdiri dari 4 buah sub tema yaitu pembagian ruangan didalam rumah yang dapat dijadikan tempat aktivitas kreatif, yaitu ruang keluarga, ruang tidur, ruang makan dan ruang luar rumah. Outline buku dikembangkan lagi menjadi story line setelah itu memasuki proses pembuatan sketsa-sketsa gambar untuk setiap halaman.

Setelah sketsa-sketsa selesai dikerjakan menggunakan pewarnaan cat air manual, lalu garis ditebalkan dengan menggunakan drawing pen agar terlihat dengan jelas saat proses scanning, setelah sketsa masuk kedalam computer, kemudian sketsa diedit menggunakan software Adobe Photoshop CS5.

Setelah proses editing selesai, maka file yang telah jadi siap di cetak sebagai dummy. Hasil dummy tersebut menjadi acuan hasil akhir cetakan buku. Dummy di print laser dengan kertas HVS biasa. Setelah dummy selesai dan berhasil maka selanjutnya desain buku melalui proses percetakan menggunakan kertas Artpaper 260grm.

IV.2 Media Utama

Pada Media Informasi “The Creative Family” ini, digunakan pada kertas ukuran custom, yaitu 21 cm x 21 cm. Jenis kertas yang digunakan adalah jenis Artpaper.

Ukuran : 22 x 22 cm Material : Artpaper (260gr) Tekniscetak :Cetak offset


(54)

IV.2.1 Teknis Produksi Media

Teknis pengerjaan media utama buku panduan ilustrasi ini menggunakan penggambaran sketsa secara manual pada awalnya. Dengan menggunakan pensil 2b, kemudian diberi warna dengan menggunakan cat air.

Gambar IV.1 Sketsa setelah scanning Sumber: Pribadi

Setelah sketsa selesai dikerjakan, proses selanjutnya editing warna dengan menggunakan Software Adobe Photoshop CS5. Editing dilakukan guna memberikan warna yang kontras dan lebih cerah.


(55)

Gambar IV.2 Proses editing sketsa Sumber: Pribadi

Proses editing yang dilakukan dengan mengatur brightness dan contrast pada tool Image. Kemudian masukan vector dari gambar kepala beruang untuk membentuk gambar menjadi bentuk kepala beruang. Pisahkan antara kedua layer, kemudian atur pada layer sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

Pewarnaan yang dihasilkan lebih halus dalam gradasi warna. Mode warna yang digunakan adalah RGB, karena pengerjaanya dilakukan dengan computer sehingga warna yang dihasilkan pun akan menyesuaikan dengan kalibrasi pada monitor.


(56)

Gambar IV.3 Hasil akhir Sumber: Pribadi

IV.2.2 Sampul Buku

Pada sampul buku terdapat judul dan ilustrasi. Ilustrasi dengan tokoh utama yaitu keluarga beruang dengan tujuan memperkenalkan tokoh utama kepada target segmentasi yaitu orang tua dan anak-anak untuk menjadi keluarga yang kreatif, aktif dan kompak. Judul buku “The Creative Family” dibuat besar sebagai temabuku.

Pada sampul depan ini juga terdapat penulis buku asli dari “The Creative Family” ini, menandakan bahwa isi buku diambil asli dari buku asli. Pada sampul juga tercantum edisi buku, yaitu 4 Ruang Inspirasi Kreatif yang memaparkan isi buku.

Sampul buku merupakan kesatuan dari packaging, dikarenakan buku terbuat dari kain felt sehingga sampul terpisah dari buku. Konsep ini pun dibuat untuk lebih memfokus buku langsung kepada inti cerita.


(57)

Gambar IV.4 Tampilan Cover Depan dan Belakang Sumber: Pribadi

IV.2.3Isi Buku

Isi Buku pada buku panduan ilustrasi “The Creative Family” berisi 16 halaman. Ada 4 sub tema dengan masing-masing 4 halaman didalamnya dengan masing-masing judul:

1. Ruang Keluarga 2. Ruang Tidur 3. Ruang Makan 4. RuangLuar Rumah

Setiap halaman berisi aktivitas kreatif yang dapat dilakukan disetiap masing-masing ruangan.


(58)

Gambar IV.5 Isi buku

Sumber :Pribadi

Setelah isi buku dicetak, kemudian dilakukan pembuatan kerangka buku yang dibuat dari kain felt. Kain felt dibentuk menjadi buku ular yang mempunyai 6 kotak persegi yang menjadi tempat isi buku.

Gambar IV.6 Bentuk Buku


(59)

IV.3 Media Pendukung IV.3.1 Poster

Untuk media promosi buku “The Creative Family”, digunakan poster sebagai media informasi telah terbitnya buku ini. Layout poster dibuat agar lebih focus pada judul dan objek buku di tengah agar dapat menarik rasa penasaran. Media promosi ini memang ditujukan untuk orang tua, karena itu digunakan tampilan yang lebih sederhana namuntetapjelas.

Ukuran poster yang digunakan adalah A3 (29,7 cm x 42) di kertas berjenis akasia laminasi glosy. Karena mempunyai kualitas yang tidak gampang

kotor dan kualitas warnanya terjaga. Ukuran : 29,7 x 42 cm (A3) Material : Akasia (200 gr) Teknis cetak : Cetak offset

GambarIV.7 Poster Sumber: Pribadi


(60)

IV.4 Media Promosi IV.4.1 Stiker

Disini stiker berfungsi sebagai media pengingat yang fleksibel dan praktis untuk ditempelkan dimana saja. Pada tiap pembelian media utama maka akan mendapatkan stiker sebagai bonus.

Stiker mempunyai desain hamper sama dengan cover cerita bergambar agar lebih mengingatkan pada produk media utama.

Ukuran : 9 x 11 cm Material :Stiker

Teknis cetak :Cetak offset

Gambar IV.8Stiker Sumber: Pribadi

IV.4.2Pembatasbuku

Sebagai media pengingat, pembatas buku dapat digunakan untuk keperluan menandai halaman buku yang sedang dibaca untuk dibuka kembali lain waktu. Media ini dapat digunakan oleh orang tua maupun anak. Sehingg amenjangkau semua lapisan.

Ukuran: 3 x 15 cm

Material 
 : Artpaper 260 gr Teknis cetak: Cetak offset


(61)

Gambar IV.9Pembatasbuku Sumber: Pribadi

IV.4.3 Pin dan GantunganKunci

Sebagai media pengingat, pin dan gantungan kunci juga berfungsi sebagai media promosi karena pin dan gantungan kunci selalu digunakan ditas atau di baju. Media ini dapat digunakan oleh orang tua maupun anak. Sehingga menjangkau semua lapisan.

Ukuran: Diameter 4,4 cm Material 
 : Artpaper (200 gr) Teknis cetak: Cetak offset

Gambar IV.10 PindanGantunganKunci


(62)

IV.4.4 Mug

Mug berfungsi sebagai media pengingat. Pemilihan mug sebagai media pengingat adalah sebagai salah satu langkah solusi pemilihan media.

Ukuran: Diameter 4,4 cm Material 
 : Keramik

Teknis cetak: Hot Press Printing

Gambar IV.11 Mug Sumber: Pribadi

IV.4.5Kaos

Sebagai media pengingat, kaos juga berfungsi sebagai media promosi karena kaos selalu digunakan. Media ini dapat digunakan oleh orang tua maupun anak. Sehingga menjangkau semua lapisan.

Desain pada kaos mempunyai desain yang berbeda. Desain dirancang menjadi lebih simple agar focus kepada objek. Tagline pada desain kaos juga mengajak orang untuk berpikir kreatif.

Ukuran: Size s, m, l Material 
 : Katun


(63)

Gambar IV.12 Kaos Sumber: Pribadi


(1)

Gambar IV.5 Isi buku Sumber :Pribadi

Setelah isi buku dicetak, kemudian dilakukan pembuatan kerangka buku yang dibuat dari kain felt. Kain felt dibentuk menjadi buku ular yang mempunyai 6 kotak persegi yang menjadi tempat isi buku.

Gambar IV.6 Bentuk Buku Sumber : Pribadi


(2)

IV.3 Media Pendukung IV.3.1 Poster

Untuk media promosi buku “The Creative Family”, digunakan poster sebagai media informasi telah terbitnya buku ini. Layout poster dibuat agar lebih focus pada judul dan objek buku di tengah agar dapat menarik rasa penasaran. Media promosi ini memang ditujukan untuk orang tua, karena itu digunakan tampilan yang lebih sederhana namuntetapjelas.

Ukuran poster yang digunakan adalah A3 (29,7 cm x 42) di kertas berjenis akasia laminasi glosy. Karena mempunyai kualitas yang tidak gampang

kotor dan kualitas warnanya terjaga. Ukuran : 29,7 x 42 cm (A3) Material : Akasia (200 gr) Teknis cetak : Cetak offset

GambarIV.7 Poster Sumber: Pribadi


(3)

IV.4 Media Promosi IV.4.1 Stiker

Disini stiker berfungsi sebagai media pengingat yang fleksibel dan praktis untuk ditempelkan dimana saja. Pada tiap pembelian media utama maka akan mendapatkan stiker sebagai bonus.

Stiker mempunyai desain hamper sama dengan cover cerita bergambar agar lebih mengingatkan pada produk media utama.

Ukuran : 9 x 11 cm Material :Stiker

Teknis cetak :Cetak offset

Gambar IV.8Stiker Sumber: Pribadi

IV.4.2Pembatasbuku

Sebagai media pengingat, pembatas buku dapat digunakan untuk keperluan menandai halaman buku yang sedang dibaca untuk dibuka kembali lain waktu. Media ini dapat digunakan oleh orang tua maupun anak. Sehingg amenjangkau semua lapisan.

Ukuran: 3 x 15 cm

Material 
 : Artpaper 260 gr Teknis cetak: Cetak offset


(4)

Gambar IV.9Pembatasbuku Sumber: Pribadi

IV.4.3 Pin dan GantunganKunci

Sebagai media pengingat, pin dan gantungan kunci juga berfungsi sebagai media promosi karena pin dan gantungan kunci selalu digunakan ditas atau di baju. Media ini dapat digunakan oleh orang tua maupun anak. Sehingga menjangkau semua lapisan.

Ukuran: Diameter 4,4 cm Material 
 : Artpaper (200 gr) Teknis cetak: Cetak offset

Gambar IV.10 PindanGantunganKunci Sumber: Pribadi


(5)

IV.4.4 Mug

Mug berfungsi sebagai media pengingat. Pemilihan mug sebagai media pengingat adalah sebagai salah satu langkah solusi pemilihan media.

Ukuran: Diameter 4,4 cm Material 
 : Keramik

Teknis cetak: Hot Press Printing

Gambar IV.11 Mug Sumber: Pribadi

IV.4.5Kaos

Sebagai media pengingat, kaos juga berfungsi sebagai media promosi karena kaos selalu digunakan. Media ini dapat digunakan oleh orang tua maupun anak. Sehingga menjangkau semua lapisan.

Desain pada kaos mempunyai desain yang berbeda. Desain dirancang menjadi lebih simple agar focus kepada objek. Tagline pada desain kaos juga mengajak orang untuk berpikir kreatif.

Ukuran: Size s, m, l Material 
 : Katun


(6)

Gambar IV.12 Kaos Sumber: Pribadi