Definisi Operasional Paradigma Penelitian Metode Penelitian

2 dapat menambah khazanah penelitian kesusastraan Indonesia dalam memahami unsur struktur dalam suatu karya sastra;dan 3 menambah referensi bagi penelitian sejenis berikutnya. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah 1 hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan yang dapat membantu pembaca untuk memahami dan mengetahui unsur struktural dalam puisi karya anak usia 7-11 tahun yang menjadi objek penelitian ini; dan 2 sebagai informasi bacaan di sekolah dasar.

1.6. Definisi Operasional

1. Khazanah puisi karya anak-anak usia 7-11 tahun padatahun 2002-2011 adalah kumpulan puisi karya anak-anak usia 7-11 tahun pada tahun 2002-2011 yang ditemukan dalam penelitian ini. 2. Analisis struktural adalah analisis unsur-unsur instrinsik yang membangun atau membentuk puisi karya anak-anak. 3. Puisi adalah karya terikat yang berisikan gagasan atau ide pengarang, menggunakan bahasa yang padat penuh makna bukan bahasa sehari-hari. 4. Puisi karya anak-anak usia 7-11 tahun adalah puisi yang ditulis oleh pengarang anak- anak berusia 7-11 tahun. 5. Bahan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah sumber bahan yang digunakan oleh guru untuk mengajarkan materi-materi yang terdapat dalam pelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

1.7. Paradigma Penelitian

Pendekatan Ekspresif Bahan Ajar di SD Puisi Karya Anak-Anak usia 7-11 tahun Teori perkembangan kognitif anak-anak Pendekatan Struktural 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dengan metode penelitian deskriptif dengan cara memberikan pemaparan hasil-hasil yang ditemukan dalam penelitian ini. Penelitian yang akan dilakukan ini merupakan penelitian yang berjenis kualitatif, yang secara keseluruhannya memanfaatkan cara-cara penafsiran dengan menyajikannya dalam bentuk deskripsi, memberikan perhatian terhadap data alamiah, data dalam hubungannya dengan konteks keberadaannya. Menurut Kutha Ratna 2009: 47, sumber data dalam penelitian kualitatif untuk sastra berupa karya, naskah, data penelitiannya, sebagai data formal adalah kata-kata, kalimat, dan wacana. Ciri-ciri terpenting penelitian kualitatif menurut Kutha Ratna 2009: 47-48 adalah sebagai berikut. 1. Memberikan perhatian utama pada makna dan pesan, sesuai dengan hakikat objek, yaitu sebagai studi kultural. 2. Lebih mengutamakan proses dibandingkan dengan hasil penelitian sehingga makna selalu berubah. 3. Tidak ada jarak antara subjek peneliti dengan objek penelitian, subjek peneliti sebagai instrumen utama, sehingga terjadi interaksi langsung di antaranya. 4. Desain dan kerangka penelitian bersifat sementara sebab penelitian bersifat terbuka. 5. Penelitian bersifat alamiah, terjadi dalam konteks sosial budayanya masing-masing. Lain lagi penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Biklen. Penelitian kualitatif memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dengan penelitian kuantitatif. Karakteristik penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Biklen via Sugiyono, 2008: 13 adalah sebagai berikut. 1 Dilakukan pada kondisi yang alamiah, sebagai lawannya adalah eksperimen, langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci. 2 Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka. 3 Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome. 4 Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif. 5 Penelitian kualitatif lebih menekankan makna data dibalik yang teramati. Untuk menganalisis unsur-unsur instrinsik atau unsur pembangun sebuah karya sastra, tidak cukup hanya dengan mengetahui dan melakukan penelitian kualitatif, tetapi juga harus disertai analisis struktural. Analisis struktural dibedakan menjadi dua macam: struktur lahir, struktur luar surface structure dan srtuktur batin, struktur dalam deep structure Ahimsa-Putra, 2006: 60. Struktur luar adalah relasi-relasi antarunsur yang dapat kita buat atau bangun berdasar atas ciri-ciri luar atau ciri-ciri empiris dari relassi-relasi tersebut, sedang struktur dalam adalah susunan tertentu yang kita bangun berdasarkan atas struktur lahir yang telah berhasil kita buat, namun tidak selalu tampak pada sisi empiris dari fenomena yang kita pelajari. Puisi merupakan sebuah struktur yang kompleks, maka untuk memahaminya perlu dianalisis sehingga dapat diketahui bagian-bagian serta jalinannya secara nyata Pradopo, 2009: 14. Untuk menganalisis unsur pembangun sebuah puisi dapat menggunakan analisis puisi berdasarkan strata norma Roman Ingarden Pradopo, 2009. Hal ini dikarenakan bahwa puisi harus dimengerti sebagai struktur norma-norma, yang dapat dipahami sebagai norma implisit yang harus ditarik dari setiap pengalaman individu karya sastra dan bersama-sama merupaka karya sastra yang murni sebagai keseluruhan Pradopo, 2009. Menurut Rene Wellek Pradopo, 2009, Roman Ingarden, seorang filsuf Polandia, menganalisis lapis norma dalam puisi sebagai berikut. 1. Lapis bunyi adalah rangkaian bunyi yang dibatasi jeda pendek, agak panjang, dan panjang, yang terdengar bila puisi dibacakan. Suara atau bunyi tersebut disusun begitu rupa hingga menimbulkan arti, yang sesuai dengan konvensi bahasa. 2. Lapis arti berupa rangkaian fonem, suku kata, kata, frasa, dan kalimat. 3. Lapis ketiga yang berupa latar, pelaku, objek-objek yang dikemukakan, dan dunia pengarang yang berupa cerita atau lukisan. 4. Lapis dunia yang dipandang dari titik pandang tertentu yang tak perlu ditanyakan, tetapi terkandung di dalamnya secara implisit. 5. Lapis metafisis, berupa sifat-sifat metafisis yang sublim, yang tragis, mengerikan atau menakutkan, dan yang suci, dengan sifat-sifat ini seni dapat memberikan renungan kontemplasi kepada pembaca. Lapis bunyi dan arti termasuk ke dalam struktur fisik, sedangkan lapis ketiga, dunia, dan metafisis termasuk ke dalam struktur dalam. Khusus untuk lapis metafisis, tidak semua puisi memilikinya. Setiap lapis norma saling terkait, ketika menganalisis lapis pertama yaitu lapis bunyi, maka secara otomatis akan menimbulkan lapis kedua yaitu arti. Analisis lapis kedua akan menimbulkan lapis ketiga, begitu seterusnya sampai selesai. Dengan menggunakan analisis struktural dalam meneliti puisi karya anak-anak ini, berarti dapat dikatakan bahwa penelitian ini menggunakan pendekatan objektif. Pendekatan objektif ini menandakan bahwa penelitian ini langsung dilakukan pada objek penelitian ini yaitu teks puisi karya anak-anak. Pendekatan objektif memusatkan perhatian semata-mata pada unsur-unsur, yang dikenal dengan analisis intrinsik Kutha Ratna, 2009: 73. Sebagai konsekuensinya, penelitian dengan pendekatan objektif akan mengabaikan bahkan menolak segala unsur ekstrinsik, seperti aspek historis, sosiologis, politis, dan biografi. Penelitian ini hanya akan memusatkan analisis terhadap unsur-unsur yang terdapat di dalam teks karya sastra dengan berpijak pada teori strukturalisme.

3.2. Desain Penelitian