Metode Analisis Sejarah Singkat Perusahaan

39

3.5. Metode Analisis

Adapun tujuan analisis data adalah untuk menyederhanakan data kedalam bentuk yang mudah dicerna dan diaplikasikan. Didalam persamaan regresi ganda dianalisis bahwa ada hubungan antara variabel bebasindependent variabel X serta variabel tidak bebasdependen variabel Y. Secara sistematis model persamaan dirumuskan sebagai berikut: Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + μ Dimana: Y = Permintaan Kredit Griya Utama β 1 = Koefisien Regresi Tingkat Suku Bunga Kredit β2 = Koefisien Regresi Tingkat Inflasi β3 = Koefisien Regresi Pendapatan Perkapita α = Intercept X1 = Tingkat Suku Bunga X2 = Tingkat Inflasi X3 = Pendapatan rupiah μ = Kesalahan Pengganggu Term Error Hipotesis Kerja dari persamaan ini: ∂Y 0 artinya, jika terjadi kenaikan pada tingkat suku bunga, ceteris paribus maka jumlah kredit akan turun. ∂Y 0 artinya, jika terjadi kenaikan pada tingkat inflasi, ∂Y ∂X1 ∂Y ∂X2 Universitas Sumatera Utara 40 ceteris paribus maka jumlah kredit akan turun. ∂Y 0 artinya, jika terjadi kenaikan pada tingkat pendapatan, ceteris paribus maka jumlah permintaan kredit akan naik.

3.6. Test Goodness of Fit Uji Kesesuaian

3.6.1. Koefisien Determinasi R Square

Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar variabel-variabel dependen secara bersama-sama mampu memberikan penjelasan mengenai variabel dependen.

3.6.2. Uji t- Statistik

Uji t merupakan pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah masing- masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap dependent variabel. Dengan menganggap variabel independent lainnya konstan. Dalam uji ini digunakan hipotesis sebagai berikut: Ho : bi = b Ha : bi ≠ b Dimana bi adalah koefisien variable independent ke-I nilai parameter hipotesisnya biasanya = 0, artinya tidak ada pengaruh variable X terhadap Y. Bila t- hitungnya t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa variable indpenden diuji berpengaruh secara nyata signifikan terhadap variable dependen. ∂Y ∂X3 Universitas Sumatera Utara 41

3.6.3. Uji F- Statistik

Uji F ini adalah pengujuan yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh koefisien regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut: Ho : bi = b2 = ………………………………..bk = o tidak ada pengaruh Ha : bi = b2 = ………………………………..bk ≠ 0 ada pengaruh Pengujian in dilakukan dengan membandingkan nilai F-hitung dengan F-tabel. Jika F-hitung F-tabel maka Ho ditolak, yang berarti variable independent secara bersama-sama mempengaruhi dependen variable. Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus F-hitung = R 2 k-1 1- R 2 n-k Dimana: R 2 = Koefisien determinasi k = Jumlah variabel independent n = Jumlah sampel Dengan kriteria pada tingkat kepercayaan 1- α 100 sebagai berikut: Ho diterima jika F-hitung F α Ho ditolak jika F-hitung F α

3.6.4. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik Multikolinearity

Multikolinearity adalah alat untuk mengetahui apakah ada hubungan yang kuat antar independent variabel. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearity dilihat R-Square, F-hitung, t-hitung, serta standard error. Universitas Sumatera Utara 42 Adanya multikolinearity ditandai dengan:  Standard error tidak terhingga  Tidak ada yang signifikan  Terjadi perubahan tanda atau tidak sesuai dengan teori  R 2 sangat tinggi

3.6.5. Serial CorrelationAutocorrelation Uji Durbin-Watson

Uji Durbin-Watson Uji D-W digunakan untuk mengetahui apakah didalam model yang digunakan terdapat autokorelasi diantara variabel-variabel yang diamati. Uji D-W dirumuskan sebagai berikut: ∂ hit = Bentuk hipotesanya adalah sebagai berikut: Ho : ρ = 0 berarti tidak ada autokorelasi Ho : ρ ≠ 0 berarti ada autokorelasi Dengan jumlah sample tertentu variable independent tertentu, diperoleh nilai kritis dl dan du dalam table distribusi D-W untuk berbagai nilai . Hipotesis yang digunakan adalah: Ho Diterima Ha diterima Ha diterima Gambar 3.1 Grafik Durbin Watson Σ et- et-1 2 Σe 2 t Universitas Sumatera Utara 43 Dimana: Ho = Tidak ada autokorelasi Dwdl = Tolak Ho ada autokorelasi positif Dw4-dl = Tolak Ho ada autokorelasi negatif Dudwd-du = Terima Ho tidak ada autokorelasi dl ≤dw≤ = Pengujian tidak bisa disimpulkan inconclusive 4-du ≤ dw V 4-dl = Pengujian tidak bisa disimpulkan inconclusive

3.6.6. Definisi Operasional

 Suku Bunga adalah tingkat pengembalian yang harus dibayarkan oleh peminjam atau debitur kepada bank sesuai dengan ketentuan bank yang berlaku pada saat pengembalian.  Inflasi adalah kenaikan harga yang berlangsung secara terus menerus.  Pendapatan adalah sejumlah uang yang diterima oleh seseorang atau suatu badan atau suatu daerah dalam suatu periode tertentu.  Permintaan adalah keinginan seseorang terhadap sesuatu barang yang diikuti oleh daya beli dari orang tersebut.  Kredit adalah suatu kepercayaan yang diberikan oleh pemilik uang kepada orang yang membutuhkan uang dengan pengembalian secara menyicil. Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Dengan maksud mendidik masyarakat agar gemar menabung, Pemerintah Hindia Belanda melalui Koninklijk Belsuit No. 27 tanggal 16 Oktober 1897 mendirikan POSTSPAARBANK, yang kemudian terus hidup dan berkembang serta tercatat hingga tahun 1939 telah memiliki 4 empat cabang yaitu Jakarta, Medan, Surabaya dan Makasar. Pada tahun 1940 kegiatannya terganggu, sebagai akibat penyerbuan Jerman atas Netherland yang mengakibatkan penarikan tabungan besar- besaran dalam waktu yang relative singkat rush. Namun demikian keadaan keuangan POSTSPAARBANK pulih kembali pada tahun 1941. Tahun 1942 Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Pemerintah Jepang, Jepang membekukan kegiatan POSTSPAARBANK dan mendirikan TYOKIN KYOKU sebuah bank yang bertujuan untuk menarik dana masyarakat melalui tabungan. Usaha pemerintah Jepang ini tidak sukses karena dilakukan dengan paksaan. TYOKIN KYOKU hanya mendirikan satu cabang yaitu cabang Yogyakarta. Proklamasi kemerdekaan R.I 17-08-1945 telah memberikan inspirasi kepada Bapak Darmosoetanto untuk memprakarsai pengambilalihan TYOKIN KYOKU dari Pemerintah Jepang ke Pemerintah R.I. dan terjadilah penggantian nama menjadi KANTOR TABUNGAN POS. Bapak Darmosoetanto ditetapkan oleh Pemerintah R.I. menjadi Direktur pertama. Tugas pertama KANTOR TABUNGAN POS adalah melakukan penukaran uang Jepang dengan Oeang Republik Indonesia ORI. Tetapi Universitas Sumatera Utara 45 kegaiatan KANTOR TABUNGAN POS tidak berumur panjang, karena agresi militer Belanda Desember 1946 mengakibatkan didudukinya semua kantor- termasuk kantor cabang dari KANTOR TABUNGAN POS hingga tahun 1949. Saat KANTOR TABUNGAN POS dibuka kembali 1949, nama KANTOR TABUNGAN POS diganti menjadi BANK TABUNGAN RI. Sejak kelahirannya dan sampai berubah nama BANK TABUNGAN POS RI, lembaga ini bernaung dibawah Kementrian Perhubungan. Banyak kejadian bernilai sejarah sejak tahun 1950 tetapi yang substantive bagi sejarah BTN adalah dikeluarkannya UU Darurat No.9 Tahun1950 Tanggal 9 Februari 1950 yang mengubah nama “POSTSPAARBANK IN INDONESIA” berdasarkan staatsblat no. 295 tahun 1941 menjadi BANK TABUNGAN POS dan memindahkan induk kementrian dari Kementrian Perhubungan ke Kementrian Keuangan dibawah Mentri Urusan Bank Sentral. Walaupun dengan UU Darurat tersebut masih bernama BANK TABUNGAN POS, tetapi tanggal 09 Februari 1950 ditetapkan sebagai hari dan tanggal lahir BANK TABUNGAN NEGARA. Nama BANK TABUNGAN POS menurut UU Darurat tersebut dikukuhkan dengan UU No. 36 Tahun 1953 tanggal 18 Desember 1953. Perubahan nama dari BANK TABUNGAN POS menjadi BANK TABUNGAN NEGARA didasarkan pada PERPU No. 4 tahun 1963 tanggal 22 Juni 1963 yang kemudian dikuatkan dengan UU No. 2 tahun 1964 tanggal 25 Mei 1964. Penegasan status BANK TABUNGAN NEGARA ditetapkan dengan UU No. 20 Tahun 1968 tanggal 19-12-1968 yang sebelumnya sejak tahun 1964 BANK TABUNGAN NEGARA menjadi BNI unit V. jika tugas utama saat pendirian Universitas Sumatera Utara 46 POSTSPAARBANK 1897 sampai dengan BANK TABUNGAN NEGARA 1968 adalah bergerak dalam lingkup penghimpunan dana masyarakat melalui tabungan, maka sejak tahun 1974 BANK TABUNGAN NEGARA ditambah tugasnya yaitu memberikan pelayanan KPR dan untuk pertama kalinya penyaluran KPR terjadi pada tanggal 10 Desember 1976, karena itulah tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari KPR bagi BTN. Bentuk hokum BTN mengalami perubahan lagi pada tahun 1992, yaitu dengan dikeluarkannya PPNo. 24 tahun 1992 tanggal 29 April 1992 yang merupakan pelaksanaan dari UU No. 7 tahun 1992 bentuk hukum BTN berubah menjadi Perusahaan Perseroan. Sejak itu nama BTN menjadi PT BANK TABUNGAN NEGARA Persero dengan call name Bank BTN. Berdasarkan kajian konsultan independent, Price Waterhouse Coopers, Pemerintah melalui Mentri BUMN dalam surat nomor S-554M-MBU2002 tanggal 21 Agustus 2002 memutuskan Bank BTN sebagai Bank Umum dengan focus bisnis pembiayaan perumahan tanpa subsidi. Salah satu produk pembiayaan perumahan atau kredit pemilikan rumah yang diberikan Bank BTN kepada masyarakat adalah Kredit Griya Utama, yaitu kredit yang digunakan untuk pembelian rumah tinggal baik yang dibangundijual oleh developerdeveloper perorangan, termasuk rumah bekas rumah second. Dimana maksimal kredit yang dapat diberikan adalah sebesar 80 dari harga jual atau harga pasar yang wajar. Universitas Sumatera Utara 47

4.2. Analisa dan Pembahasan