Prosedur Pelaksanaan Pembukaan Giro pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Gajah Mada

(1)

PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBUKAAN GIRO PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA CABANG GAJAH MADA MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh :

MELISSA JAYA NASUTION 122101087

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

(3)

Bismillaahirrahmaanirrahim Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat dan karuniaNYA. Shalawat dan salam semoga tercurah selalu kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat, atas selesainya penyusunan tugas akhir ini yang berjudul ”Prosedur Pelaksanaan Pembukaan Giro pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Gajah Mada”.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang teristimewa untuk kedua orang tua tercinta, yang telah membesarkan, mendidik dan memberikan dukungan, limpahan kasih sayang dan doa yang tak henti-hentinya kepada penulis. Terima kasih telah menjadi orang tua terhebat untuk penulis. Dengan tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Yeni, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Program D III Manajmen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Syafrizal H. Situmorang, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(4)

4. Ibu Dra. Lucy Anna M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, kesabaran dan pikirannya untuk membimbing dan menyarankan pnulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. 5. Untuk teman-teman Manajemen Keuangan Grup B stambuk 2012.

terutama untuk para sahabatku tersayang Gita Putri Asih, Aulia Septi Handayani, Delvira Siregar, Rizki Risnanda, Dwi Juniary, Dwi Retno Pratiwi, Rahmawati Lbs dan Nur Syahfitri dan sahabat kecilku Maya Sari. 6. Kepada semua dosen dan staf pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu penulis selama menjalani masa perkuliahan.

7. Bapak Pimpinan Cabang, Staf dan seluruh Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia KCP Gajah Mada Medan yang telah meluangkan waktu untuk memberikan kesempatan dan bantuan selama penulis mengadakan riset. Demikian kata pengantar ini penulis sampaikan, semoga Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan yang penulis dapatkan. Penulis menyadari bahwa penyajian tugas akhir ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan di masa yang akan datang.

Medan, Juni 2015 Penulis,


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... ... iv

DAFTAR TABEL ... ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan ... 5

B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 9

C. Uraian Pekerjaan ... 10

D. Visi dan Misi ... 14

BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Bank ... 15

B.Jenis- jenis Bank ... 16

C.Kegiatan- kegiatan Bank ... 19

D.Pengertian Giro ... 21

E.Peranan Giro ... 24

F. Pelaksanaan Pembukaan Giro ... 26

G.Persyaratan Umum Giro Pada PT. Bank Rakyat Indonesia ... 36

H.Jenis Giro di PT. Bank Rakyat Indonesia ... 37

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 43

B. Saran ... 43


(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia ... 10


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Syarat Pembukaan Giro di PT. BRI ... 40


(8)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perbankan memiliki peran cukup penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian suatu Negara. Menurut Drs. Mohammad Hatta Bank merupakan sendi kemajuan masyarakat dan bila tidak ada bank maka tidak akan ada kemajuan seperti saat ini. Sekarang ini juga banyak perusahaan yang menggunakan jasa bank untuk melangsungkan kegiatan usahannya. Selain menggunakan suatu mata uang yang berlaku dalam Negara tersebut, dapat juga menggunakan suatu warkat berdasarkan kesepakatan dari pihak-pihak yang berkaitan dengan pembayaran tersebut. Cara penyelesaian pembayaran yang dapat digunakan dalam perbankan Indonesia yaitu transaksi dengan menggunakan giro dan bilyet giro. Dengan demikian, giro, cek, dan bilyet giro merupakan bagian yang saling terkait dalam kegiatan perbankan di Indonesia. Dunia perbankan dihadapkan dengan kenyataan bahwa persaingan-persaingan semakin tajam. Dimana-mana kita dapat melihat persaingan yang menyolok. Bahkan nasabah bank sekarang tidak hanya memerlukan keamanan, ketepatan, dan ketelitian dari pelayanan yang diberikan oleh bank, tetapi juga menuntut kecepatan pelayanan, serta kebesaran nama bank. Kebesaran nama suatu bank ini dibutuhkan oleh sekelompok nasabah yang beranggapan bahwa bank bukan hanya sebagai lembaga penghimpun dana. Untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, maka perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan selalu berusaha untuk lebih meningkatkan aktivitasnya. Dengan demikian banyak orang yang melakukan


(9)

transaksi lewat bank adalah salah satu kunci utama dalam pelayanan kepada para nasabah dengan cara bank memberikan kebijaksanaan dalam upaya pemberian penjaminan kepada nasabah.

Definisi bank menurut UU No. 10 tahun 1998 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Pasal 1 butir 1 Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia (SKBI) No. 11 / 110 / Kep / Dir / UPPB tanggal 28 Maret 1979 tentang pemberian jaminan oleh bank bukan bank, menyebutkan " jaminan adalah warkat yang diterbitkan oleh bank yang mengakibatkan kewajiban membayar terhadap pihak yang menerima jaminan apabila jaminan pihak yang dijamin cidera janji (wanprestasi)". Salah satu jasa bank tersebut adalah Giro. Giro adalah simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan mempergunakan cek,surat perintah pembayaran lainnya, bilyet giro atau dengan cara pemindahbukuan. Cek adalah surat perintah pembayaran tanpa syarat, sedangkan bilyet giro adalah surat perintah pemindahbukuan.

Dalam lingkungan internal bank itu sendiri, giro merupakan dana yang ada di bank yang merupakan tanggung jawab dari bank atas pengelolaannya. Dalam pedoman akuntansi perbankan indonesia (PAPI) ditetapkan bahwa pengertian giro adalah simpanan pihak lain pada bank yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran. Penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, kartu ATM, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan bilyet giro. Giro dikelompokkan sebagai sumber dana jangka pendek bagi bank dan berbiaya


(10)

murah karena giro dapat ditarik setiap saat. Bank cenderung memberikan jasa giro relatif rendah dibandingkan dengan sumber dana lainnya seperti tabungan dana deposito. Jenis rekening giro adalah sebagai berikut:

1. Giro swasta : yaitu giro yang dimiliki oleh perseorangan, kelompok, instansi swasta, yayasan sosial dan badan pemerintah lainnya.

2. Giro pemerintah : yaitu giro yang dimiliki oleh instansi pemerintah misalnya giro kelurahan, giro departement, giro dinas perpajakan dll.

Berdasarkan latar belakang maka dilakukan penelitian mengenai proses pemberian giro dan penyelesaian yang dilakukan bank dalam bentuk tugas akhir berjudul : " PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBUKAAN GIRO PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA CABANG GAJAH MADA MEDAN”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian ini yang jadi permasalahan pokok dalam penulisan tugas akhir ini adalah :

1. Apa saja jenis giro di Bank Rakyat Indonesia?

2. Bagaimana pelaksanaan pembukaan giro di Bank Rakyat Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dilakukan dalam tugas akhir adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui jenis-jenis giro yang tersedia di PT. Bank Rakyat Indonesia. 2. Mengetahui mengenai pelaksanaan pemberian giro di Bank Rakyat


(11)

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan

Untuk memberikan bahan masukan yang dapat membantu perusahaan melakukan analisis prosedur pemberian di masa yang akan datang.

2. Bagi Pembaca

Untuk memberikan informasi mengenai giro dan dapat memanfaatkan jasa-jasa yang diberikan oleh bank, juga sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan.

3. Bagi penulis

Selain sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar ahli madya, penulis juga mendapatkan pengalaman dan menambah wawasan di dunia kerja secara nyata.


(12)

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia didirikan di Purwokerto, Jawa tengah oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp

enspaarbank der Inlandsche Hoofdeen atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik

Kaum Priyayi yang berkebangsaan Indonesia (Pribumi). Bank ini didirikan pada tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan hari kelahiran Bank Rakyat Indonesia.

Setelah kemerdekaan Indonesia, berdasarkan peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 pasal 1 disebutkan bahwa Bank Rakyat Indonesia adalah Bank pemerintah pertama di Indonesia. Dengan adanya perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan Bank Rakyat Indonesia sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan mengubah namanya menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Dengan PERPU No.14 tahun 1960, dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari Bank Rakyat Indonesia, Bank Tani nelayan, dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Berdasarkan penetapan Presiden (Penpres) No.9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan kedalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia urusan koperasi Tani dan Nelayan.

Setelah berjalan selama satu bulan, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan


(13)

Koperasi, Tani, dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit III bidang Ekspor Impor (Exim).

Berdasarkan Undang-undang No.14 tahun 1967 tentang Undang-undang pokok perbankan dan Undang-undang No.13 tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral, dan Bank Negara Indonesia Unit II bidang Rural dan Ekspor Impor di pisahkan masing-masing menjadi (2) bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor . Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No.21 tahun 1968, tugas-tugas pokok Bank Rakyat Indonesia sebagai bank umum yang di tetapkan kembali.

Mengingat Bank Rakyat Indonesia didirikan berdasarkan Undang-undang No.21 tahun 1968, maka berdasarkan Pasal 45 Undang-undang No.14 tahun 1967 tanggal 30 Desember 1967 tentang perbankan jo. Pasal 55 Undang-undang No.7 tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No.10 tahun 1998 tentang perrbankan, Bank Rakyat Indonesia dapat menjalankan kegiatan usahanya di bidang perbankan.

Sejak 1 agustus 1992 berdasarkan Undang-undang perbankan No.7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.21 tahun 1992, status Bank Rakyat Indonesia berubah menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) dan kepemilikannya 100% ditangan pemerintah.

Perubahan Bank Rakyat Indonesia menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, tersebut dituangkan dalam Akta pendirian No.113 tanggal 31 juli 1992, yang dibuat dihadapan Muhadi Salin, SH, Notaris di Jakarta dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam


(14)

Surat Keputusan No. C2-6584, HT.01.01TH.92 tanggal 12 Agustus 1992 dan telah di daftarkan dalam buku Register pada Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di bawah No. 2155/1992 pada tanggal 15 Agustus 1992, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 73, tambahan No. 3A tanggal 11 September 1992.

Anggaran dasar PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, telah mengalami beberapa kali perubahan, antara lain berdasarkan :

1. Akta berita acara rapat Bank Rakyat Indonesia No.78 tanggal 19 September 1992, dan akta pembetulan No.6 tanggal 1 Oktober 1992, keduanya dibuat oleh Muhadi Salim, SH, Notaris di Jakarta antara lain sehubungan dengan perubahan pasal 4, pasal 5, pasal 6, pasal 7, dan pasal 24. Akta ini telah di setujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-8227.HT.0104.TH.92 tanggal 3 Oktober 1992 dan telah di daftarkan dalam buku register pada Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 2628/1992 dan 2629/1992 pada tanggal 5 Oktober 1992, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 84, tambahan No. 010A tanggal 20 Oktober 1992.

2. Akta perubahan Anggaran Dasar PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk No. 7 tanggal 4 September 1998, dibuat dihadapan Imas Fatimah, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan perubahan pasal 1, pasal 2, pasal 3, dan pasal 4 sampai dengan pasal 33, Akta tersebut telah disetujui olah Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusan No. C2-24930.HT.01.04.TH.98 tanggal 13 November 1998.


(15)

3. Akta keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk No.25 tanggal 25 Juli 2001, dibuat dihadapan Fathiah Helmi, SH, Notaris Jakarta, sehubungan dengan penambahan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah pasal 3 ayat 2. 4. Akta pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk No. 26 tanggal 25Juli 2001, dibuat dihadapan Fathiah Helmi, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan penambahan pasal mengenai Dewan Pengawas Syariah pada pasal 18, menambah ayat 5, 6, dan pasal 7 pasal 26.

5. Akta perubahan Dasar PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk No. 7 tanggal 3 Oktober 2003, dibuat dihadapan Imas Fatimah, GH, Notaris di Jakarta, yang memuat perubahan Anggaran Dasar PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ternasuk perubahan status Bank menjadi perusahaan terbuka dan peningkatan modal ditempatkan dan disetor.

PT. BRI (Persero) yang didirikan sejak tahun 1895 didasarkan pada pelayanan masyarakat kecil yang sampai sekarang tetap konsisten, yaitu dengan fokus pemberian fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil. Hal ini antara lain tercermin pada perkembangan penyaluran KUK pada tahun 1994 sebesar Rp. 6.419,8 milyar yang meningkat menjadi Rp. 8.231,1 milyar pada tahun 1995 dan pada tahun 1999 sampai dengan bulan September sebesar Rp. 20.466 milyar.

Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat maka sampai saat ini PT. Bank Rakyat Indonesia ( Persero) Tbk mempunyai unit kerja yang berjumlah 4.4447 buah, yang berdiri dari 1 Kntor Pusat BRI, 12 Kantor Inspeksi/SPI, 170 Kantor Cabang (Dalam Negeri), 145 Kantor Cabang Pembantu,


(16)

1 Kantor Cabang Khusus, 1 New York Agency, 1 Caymand Island Agency, 1 Kantor Perwakilan Hongkong, 40 Kantor Kas Bayar, 6 Kantor Mobil Bank, 193 P.Point, 3.931 BRI UNIT dan 357 Pos Pelayanan Desa.

B. Struktur Organisasi Perusahaan

Secara umum pengertian dari struktur organisasi adalah suatu susunan pekerjaan dari masing-masing pekerjaan yang terdapat dalam suatu perusahaan. Mulai dari tingkat yang paling atas sampai dengan tingkat yang paling bawah, yang tersusun sedemikian rupa dalam suatu perusahaan. Organisasi merupakan hal yang penting dalam menentukan tujuan perusahaan, atas dasar kerja sama yang mempunyai bentuk dan susunan yang jelas dalam merumuskan tugas setiap unsur antara yang satu dengan lainnya dalam hubungan kerja. Selain itu juga untuk memperlancar dan mempermudah pimpinan untuk mengadakan pengawasan terhadap tugasnya.

Struktur organisasi pada PT. Bank Rakyat Indonesia ( Persero) Tbk Cabang Gajah Mada Medan adalah struktur organisasi garis dan staf, dalam hal ini setiap atasan mempunyai beberapa bawahan dan seorang bawahan hanya mempunyai seorang atasan. Struktur organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Gajah Mada Medan dapat dilihat pada Gambar 2.1


(17)

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT Bank Rakyat Indonesia KCP Gajah Mada Medan

Sumber : PT Bank Rakyat Indonesia KCP Gajah Mada Medan

C.Job Description (Uraian Pekerjaan)

Berikut ini akan diuraikan tugas, dan wewenang dari masing-masing bagian berdasarkan struktur organisasi sebagai berikut :

1. Pimpinan Cabang

a. Mengelola seluruh kegiatan kantor Cabang Bank Rakyat Indonesia dan Unit wilayahnya.

b. Mengetahui dan memelihara arsip yang ada yang mencakup seluruh kebijakan, peraturan dan ketentuan yang berhubungan dengan pinjaman, perkiraan kas, dan operasi luar negeri.


(18)

c. Mengikuti perubahan yang terjadi di bidang perekonomian dan kondisi kerja yang mempengaruhi kegiatan di cabang.

d. Memeriksa dan menganalisa secara berkala kondisi keuangan dan bagian-bagian untuk menentukan perlu atau tidaknya perbaikan dan pencegahan.

e. Menglola rencana pengembangan bisnis, mengadakan hubungan dan kerjasama yang baik dengan unit/sub unit PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Gajah Mada

2. Manajer Operasional

Wakil pimpinan cabang Bank Rakyat Indonesia bertanggung jawab untuk seluruh bidang khususnya operasional.

3. Account Officer

a. Mengelola, merencanakan, mengorganisasikan dan mengawasi aktivitas bisnis kantor cabang (kredit, pengerahan dana dan produk atau jasa lainnya). Serta kualitas portofolio kredit untuk memaksimumkan pendapatan cabang sesuai dengan anggaran.

b. Mencari dan menetapkan pasar sasaran, toleransi dan batas resiko untuk kantor cabang sesuai dengan petunjuk atau teknis.

4. AMPB ( Asisten Manajer Perkreditan Bisnis)

a. Mengelola dan mengkoordinasikan proses pelayanan nasabah di kantor cabang secara efektif dan efisien.

b. Mengawasi seluruh proses kegiatan operasional perkreditan dan mempersiapkan pembayaran atau realisasi kredit ataupun pembayaran gaji pegawai kantor cabang.


(19)

5. Supervisior Administrasi Kredit

a. Menjamin berjalannya kebijakan dan prosedur perkrditan di kantor cabang.

b. Mengadakan konsultasi dengan Account Officer untuk kredit yang baru, perubahan kredit dan masalah lain bila di perlukan.

c. Mengelola kelengkapan dari pekerjaan Financial Analsysis. 6. Koordinator Akuntansi dan Laporan

a. Mengelola dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan dan proses akuntansi di kantor cabang untuk menjamin kelancaran kegiatan operasional sehari-hari.

b. Mengelola dan mengkoordinasikan perisapan pembuatan anggaran di kantor cabang dan menyajikan laporan keuangan dari kantor cabang. c. Memberikan petunjuk kepada bawahannya dalam membuat anggaran

tahunan dan revisi anggaran berdasarkan petunjuk dari kantor wilayah atau kantor pusat ataupun pimpinan cabang

7. Supervisior Devisa

a. Menjamin kelancaran pelayanan transaksi-transaksi ekspor dan impor di kantor cabang.

b. Menjamin terselenggaranya pelayanan invisible dan jasa bank. c. Membuat rencana kerja dan anggaran.


(20)

8. Supervisor Pelayanan Intern

a. Menjamin pemenuhan seluruh kebutuhan pelayanan intern di kantor cabang dan pengelolaan dan kebutuhan logistik kantor cabang Bank Rakyat Indonesia unit.

b. Menjamin semua surat yang masuk dan keluar di proses dengan cepat dan tepat waktu.

c. Menjamin penyediaan kebutuhan operasional di kantor cabang dan Bank Rakyat Indonesia Unit.

d. Menangani harta dan asset perolehan, disposisi dan penyimpanan arsip kepegawaian Bank Rakyat Indonesia dengan kebijakan dari Bank Rakyat Indonesia pusat.

e. Menjamin dan memelihara kas kecil (petty cash).

f. Membuat permohonan pengembalian kas dari brankas pada pagi hari dan selama hari berjalan.

g. Menyiapkan kelebihan kas selama hari berjalan dan mengumpulkan penerimaan kas selama akhir hari.

h. Memberikan persetujuan surat-surat penolakan pada nasabah. i. Memeriksa bahwa seluruh kas teller telah di hitung pada akhir hari. j. Secara efektif memonitor pelayanan terhadap nasabah.

7. AMBM (Asisten Manajer Bisnis Mikro)

a. Tugasnya mengelola, merencanakan, mengorganisir dan mengawasi aktivitas Kantor Cabang Bank Rakyat Indonesia Unit (termasuk kredit,


(21)

penyerahan dana dan produk/jasa bank lainnya), serta kualitas portofolio kredit untuk memaksimumkan pendapatan Bank Rakyat Indonesia Unit. b. Memberikan perhatian atas hasil hasil-hasil audit, membina secara efektif

dan professional serta dengan nasabah dan instansi-instansi pemerintah. 8. Kepala Bank Rakyat Indonesia Unit

a. Mengelola seluruh aktivitas kantor Bank Rakyat Indonesia di wilayahnya, bekerja dengan pegawai Bank Rakyat Indonesia Unit mengembangkan tujuan yang ingin dicatat oleh kantor Bank Rakyat Indonesia Unit.

b. Memberikan perencanaan pengembangan bisnis unit,memonitor dan memecahkan masalah yang timbul di kantor Bank Rakyat Indonesia Unit.

c. Mewakili direksi Bank Rakyat Indonesia dengan urusan nasabah dan pemerintah setempat.

D. Visi dan Misi Perusahaan Visi

“Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah”.

Misi

1. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.


(22)

2. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dan teknologi informasi yang handal dengan melaksanakan manajemen risiko serta praktek Good Corporate Governance (GCG) yang sangat baik.

3. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders).


(23)

A. Pengertian Bank

Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti penbayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah, dan pembayaran lainnya.

Menurut undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan BANK adalah " badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Menurut UU No. 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat. Kegiatan


(24)

menyalurkan dana, berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat. Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan utama tersebut.

B.Jenis-jenis Bank

Perbedaan jenis perbankan dapat dilihat dari segi fungsi, serta kepemilikannya. Dari segi fungsi perbedaan yang terjadi terletak pada luasnya kegiatan atau jumlah produk yang dapat ditawarkan serta jangkauan wilayah operasinya. Sedangkan kepemilikan perusahaan dilihat dari segi kepemilikan sahamnya.

Adapun jenis perbankan ditinjau dari berbagai segi antara lain: 1. Dilihat dari segi fungsinya

Menurut undang-undang pokok perbankan nomot 14 tahun 1967 jenis perbankan menurut fungsinya terdiri dari:

a. Bank umum

b. Bank pembangunan c. Bank tabungan d. Bank pasar e. dan Bank lainnya

Namun setelah keluar UU Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-Undang RI nomor 10 Tahun 1998 maka jenis perbankan berdasarkan fungsinya terdiri dari:

a. Bank umum


(25)

2. Dilihat dari segi kepemilikannya.

Jenis bank dilihat dari segi kepemilikannya adalah : 1. Bank Milik Pemerintah

Merupakan bank yang akte pendirian maupun modal bank sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. Contoh bank milik pemerintah indonesia antara lain:

a) Bank Negara Indonesia 46 (BNI) b) Bank Rakyat Indonesia (BRI) c) Bank Tabungan Negara (BTN) d) Bank Mandiri

2. Bank Milik Swasta Nasional

Merupakan bank yang seluruh atau sebagaian besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional.

Contoh bank milik swasta nasional antara lain: a) Bank Bumi Putra

b) Bank Danamon c) Bank Mega d) Bank Muamalat e) Bank Niaga 3. Bank Milik Koperasi

Merupakan bank yang kepemilikan saham-sahamnya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Contoh bank jenis ini adalah Bank Umum Koperasi Indonesia (Bukopin)


(26)

4. Bank milik asing

Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta atau pemerintah asing. Contoh bank asing antara lain: 1) American Express Bank

2) Bangkok Bank

3) Standard Chartered Bank 4) Deutsche Bank

5. Bank milik campuran

Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Contoh bank campuran antar lain:

1) Bank Finconesia

2) Bank Sakura Swadarma 3) Ing Bank

4) Inter Pacific Bank 3. Dilihat dari Segi Status

Kedudukan atau status ini menunjukkan ukuran kemampuan bank dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal maupun kualitas pelayanannya. Jenis bank dilihat dari segi status antara lain:

a) Bank Devisa

Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan.

b) Bank non Devisa

Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa.


(27)

4. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga

Jenis bank dilihat dari caranya dalam menentukan harga, baik harga jual maupun harga beli terbagi 2 kelompok:

1. Bank yang berdasarkan Prinsip Konvensional (Barat)

Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabah, bank berdasarkan prinsip konvensional menggunakan 2 metode yaitu menetapkan bunga sebagai harga, untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito dan untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan konvensional menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu.

2. Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah (Islam)

Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan Prinsip Syariah adalah sebagai berikut:

1. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah) 2. Pembiayaan berasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah) 3. Prinsip jual beli barang dengan memporoleh keungan (murabahah) 4. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan

(ijarah)

5. Atau dengan adanya pilihan pemindagan kepemilikan atau barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina)

C. Kegiatan –kegiatan Bank

Kegiatan bank umum secara lengkap meliputi kegiatan sebagai berikut: 1. Menghimpun Dana


(28)

Kegiatan menghimpun dana merupakan kegiatan membeli dana dari masyarakat. Kegiatan ini dikenal juga dengan kegiatan funding. Kegiatan membeli dana dapat dilakukan dengan cara menawarkan berbagai jenis simpanan. Jenis-jenis simpanan antara lain:

A.Simpanan giro

Simpanan giro merupakan simapanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek atau bilyet giro.

B.Simpanan Tabungan

Merupakan simpanan pada bank yang penarikan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh bank.

C.Simpanan Deposito

Merupakan simpanan yang memiliki jangka waktu tertentu (jatuh tempo). Penarikannya pun dilakukan sesuai jangka waktu tersebut.

2. Menyalurkan Dana

Penyaluran dana dilakukan oleh bank melalui pemberian pinjaman dalam masyarakat yang lebih dikenal dengan kredit. Secara umum jenis-jenis kredit yang ditawarkan meliputi:

A.Kredit Investasi B.Kredit Modal Kerja C.Kredit Perdagangan D.Kredit Produktif E. Kredit Konsumtif F. Kredit Profesi


(29)

3. Memberikan Jasa-jasa Bank Lainnya

Dalam praktiknya jasa-jasa yang ditawarkan meliputi: a. Kiriman uang

b. Kliring c. Inkaso

d. Safe Deposit Box e. Bank Card f. Bank Notes g. Bank Garansi h. Bank Draft i. Letter of Credit

j. Menerima setoran-setoran

k. Menerima pembayaran-pembayaran l. Bermain di dalam pasar modal m. dan jasa-jasa lainnya.

D.Pengertian Giro

Secara umum giro dikatakan sebagai bentuk simpanan nasabah baik perorangan maupun perusahaan, lembaga, atau institusi pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat oleh giran atau pemilik dengan menggunakan cek dan giro bilyet atau surat perintah pemindah bukuan lainnya. Terdapat asumsi bahwa biaya dana giro tersebut relatif ringan karena pada umumnya tingkat persentase jasa giro yang ditetapkan Bank Umum kepada nasabah penyimpan lebih rendah bila dibandingkan dengan tingkat persentase


(30)

bunga tabungan atau bunga deposito walaupun secara kasuistik mungkin tidak lagi sepenuhnya berlaku seperti demikian.

Pengertian giro menurut ketentuan pasal 1 angka 6 UU perbankan Indonesia 1992/1998 adalah sebagai berikut.

"Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindahbukuan."

Pengertian simpanan giro atau yang lebih populer disebut rekening giro menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998, Giro adalah Simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, saran perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan. Sedangkan pengertian simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank dalam bentuk giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan atau yang dapat dipersamakan dengan itu.

Berdasarkan beberapa pengertian giro diatas maka dapat disimpulkan bahwa giro adalah simpanan masyarakat dalam rupiah atau valuta asing pada bank yang transaksinya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, kartu ATM, dan cara pembayaran lainnya.

Karena sifat penarikannya yang dapat dilakukan setiap saat, Artinya adalah bahwa uang yang disimpan di rekening giro dapat diambil setiap waktu setelah memenuhi berbagai persyaratan yang ditetapkan misalnya waktu jam kantor, keabsahan dan kesempurnaan cek serta saldonya yang tersedia, maka sumber dana dari rekening giro ini merupakan sumber dana jangka pendek yang jumlahnya relatif lebih dinamis tau berfluktuasi dari waktu ke waktu. Dengan kata lain giro


(31)

ini sebagai dana yang sensitif atau peka terhadap perubahan sehingga disebut pula sebagai dana yang labil yang sewaktu waktu dapat ditarik atau disetor oleh nasabah. Bagi nasabah pemegang rekening giro (giran), sifat penarikan tersebut sangat membantu dalam membiayai nasabah secara lebih efisien. Biasanya simpanan giro ini digunakan untuk kepentingan bisnis, yaitu untuk menampung hasil penerimaan dan untuk pembayaran dari dan kepada para relasi bisnis. Penarikan uang direkening giro dapat menggunakan sarana penarikan yaitu cek dan bilyet giro. Apabila penarikan yang dilakukan secara tunai maka sarana penarikannya adalah dengan menggunakan cek. Sedangkan untuk penarikan non tunai adalah dengan menggunakan bilyet giro. Di samping itu jika kedua penarikan sarana tersebut hilang maka nasabah dapat menggunakan sarana penarikan lainnya, seperti surat pernyataan atau surat kuasa yang ditandatangani diatas materai.

Karena sifat penarikannya yang dapat dilakukan setiap saat, Maka uang yang disimpan di rekening giro dapat diambil setiap waktu setelah memenuhi berbagai persyaratan yang ditetapkan misalnya waktu jam kantor, keabsahan dan kesempurnaan cek serta saldonya yang tersedia, maka sumber dana dari rekening giro ini merupakan sumber dana jangka pendek yang jumlahnya relatif lebih dinamis dari waktu ke waktu. Dengan kata lain giro ini sebagai dana yang sensitif atau peka terhadap perubahan sehingga disebut pula sebagai dana yang labil yang sewaktu waktu dapat ditarik atau disetor oleh nasabah. Bagi nasabah pemegang rekening giro, sifat penarikan tersebut sangat membantu dalam membiayai nasabah secara lebih efisien. Biasanya simpanan giro ini digunakan untuk


(32)

kepentingan bisnis, yaitu untuk menampung hasil penerimaan dan untuk pembayaran dari dan kepada para relasi bisnis.

Penarikan uang direkening giro dapat menggunakan sarana penarikan yaitu cek dan bilyet giro. Apabila penarikan yang dilakukan secara tunai maka sarana penarikannya adalah dengan menggunakan cek. Sedangkan untuk penarikan non tunai adalah dengan menggunakan bilyet giro. Di samping itu jika kedua penarikan sarana tersebut hilang maka nasabah dapat menggunakan sarana penarikan lainnya, seperti surat pernyataan atau surat kuasa yang ditandatangani diatas materai.

Menurut Kasmir (2006:67) bahwa dalam pelaksanaannya, setiap pemilik giro akan memperoleh buku cek dan bilyet giro sebagai instrumen untuk melakukan penarikan dana atau pembayaran atas suatu transaksi.

E. Peranan Giro

Peranan giro sebagai produk bank dapat dilihat dari berbagai sisi, antara lain dari sisi masyarakat, perbankan dan penyelenggaraan sistem pembayaran. Peranan giro dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Peranan Giro dalam Masyarakat

Giro adalah salah satu bentuk simpanan yang memberikan berbagai manfaat kepada pemilik dana. Berbagai ketentuan tentang penggunaan giro umumnya sangat mendukung kepentingan keuangan pihak-pihak yang bertransaksi di masyarakat, terutama yang berasal dari lingkungan dunia usaha. Penyelesaian suatu transaksi pembayaran menjadi lebih mudah melalui giro, baik yang berupa penarikan maupun yang berupa


(33)

penyetoran. Selain itu penatausahaan keuangan nasabah penyimpan akan menjadi lebih baik melalui pengelolaan giro yang dilakukan oleh Bank Umum.

2. Peranan Giro dalam Perbankan

Dari sisi perbankan, giro merupakan salah satu sumber dana bagi Bank Umum untuk menjaga kelangsungan kegiatannya sebagai suatu badan usaha. Dana yang dihimpun bank dari masyarakat, antara lain melalui giro, akan disalurkannya kembali sesuai dengan usahanya, terutama dalam bentuk pemberian kredit kepada pihak-pihak yang memerlukan pinjaman dana dan usaha perbankan lainnya. Pihak-pihak yang memerlukan dana dalam rangka sesuatu pembiayaan akan dapat dibantu oleh bank dalam bentuk pemberian kredit. Bank melalui pemberian kredit yang sehat diharapkan akan mendorong kegiatan perekonomian masyarakat.

3. Peranan Giro dalam Penyelenggaran Sistem Pembayaran

Giro sesuai dengan pengelolaannya sebagai produk perbankan merupakan salah satu penunjang tercapainya kelancaran lalu lintas pembayaran terutama sepanjang berkaitan dengan warkat pembayaran dan kliring antarbank. Melalui kliring antarbank dan rekening giro pada bank umum, terjadi perpindahan dana masyarakat secara cepat dan aman guna mendukung kegiatan perekonomian umumnya. Adapun mengenai warkat yang dikliringkan selama ini diketahui sebagian besar berupa bilyet giro dan cek yang penggunaannya selalu berhubungan dengan giro.


(34)

F. Pelaksanaan Pembukaan Giro

Kegiatan pengelolaaan giro oleh bank umum secara umum mencakup beberapa tindakan pelaksanaan. Antara lain berupa:

A. Penerimaan Nasabah Giro

Pihak yang ingin menjadi nasabah giro terlebih dahulu harus mengajukan permohonan kepada Bank Umum dengan memenuhi persyaratannya. Setiap Bank umum menetapkan persyaratan pembukaan rekening giro dalam peraturan internnya. Kelengkapan permohonan dan kejelasan nasabah akan dinilai oleh Bank umum yang menerima permohonan tersebut. Penilaian dilakukan berdasarkan peraturan internnya, peraturan perundang-undangan yang berlaku umum dan yang khusus tentang perbankan.

Beberapa hal mengenai penerimaan dan identifikasi nasabah sebagaimana yang diatur oleh peraturan perundang-undangan Bank Indonesia antara lain:

1. Penerimaan dan Identifikasi Nasabah

Penerimaan dan indentifikasi nasabah Bank umum menurut ketentuan PBI No 3/10/PBI/2001 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah sebagaimana telah diubah dengan PBI No 3/23/PBI/2001 dan PBI No 5/21/PBI/2003, ditetapkan sebagai berikut:

Sebelum melakukan hubungan usaha dengan nasabah, bank yang menerima permohonan wajib meminta informasi mengenai:


(35)

1) Identitas calon nasabah

2) Maksud dan tujuan hubungan usaha dilakukan oleh calon nasabah dengan bank

3) Informasi lain yang memungkinkan bank untuk dapat mengetahui profil calon nasabah dan

4) Identitas pihak lain

2. Dokumen pendukung bagi nasabah perorangan sekurang-kurangnya terdiri dari:

Identitas nasabah yang memuat: 1) Nama

2) Alamat dan tempat tinggal tetap 3) Tempat dan tanggal lahir 4) Kewarganegaraan

5) Keterangan mengenai pekerjaan 6) Eksperimen tanda tangan

7) Keterangan mengenai sumber dana dan tujuan penggunaaan dana

3. Perjanjian Penyimpanan Dana dan Pembukaan Rekening Giro

Bila bank umum dapat menyetujui permohonan calon nasabah untuk diterima sebagai nasabah giro, maka dilakukan pengikatan berupa perjanjian pembukaan rekening giro.

A. Perjanjian pembukaan rekening giro

Perjanjian antara nasabah bank dengan nasabah sesuai dengan SEBI No 2/10/DASP, sebagaimana telah diubah dengan SEBI


(36)

No 4/17/DASP, adalah perjanjian pembukaan rekening, dan dalam praktik perbankan yang berkaitan dengan simpanan giro. Suatu perjanjian secara umum tunduk kepada ketentuan hukum perikatan yang tercantum dalam KUH Perdata dan kepada ketentuan larangan pencantuman klausul baku yang tercantum dalam UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen. Akan tetapi, dalam rangka perjanjian di bidang perbankan wajib pula dipatuhi peraturan perundang-undangan Bank Indonesia.

B. Pembukaan Rekening

Bila perjanjian pembukaan rekening giro telah ditanda tangani oleh kedua belah pihak dan dokumen lainnya sudah diselesaikan dan dilengkapi oleh nasabah penyimpan, bank umum yang bersangkutan segera membuka suatu rekening giro dengan nama nasabah penyimpan sesuai dengan peraturan internnya. Setiap rekening yang dibuka akan mempunyai nomor rekening tersendiri yang mengacu pada sistem akun yang berlaku pada masing-masing bank umum. Nomor rekening merupakan salah satu aspek yang terkait dengan nasabah penyimpan dan simpanannya yang wajib dirahasiakan oleh bank dan pihak terafiliasi sebagaimana yang diatur oleh ketentuan rahasia bank. Dalam rangka pembukaan rekening giro tersebut, nasabah penyimpan diminta untuk melakukan setoran pertama, menyerahkan surat kuasa tentang orang-orang yang ditunjuk


(37)

untuk berhubungan dengan bank dan melakukan pengambilan contoh tanda tangan dari pihak yang berwenang dan yang diberikan kuasa dalam hubungan rekening giro.

C. Penyerahan Blanko Cek / Bilyet Giro

Setelah semua persyaratan administratif diselesaikan, bank umum memberikan blanko warkat yang diperlukan nasabah penyimpan untuk melakukan penarikan dana yang tersimpan dalam rekening gironya. Blanko cek tersebut diserahkan dalam bentuk buku yang masing-masing umumnya berisi 25 lembar dan disertai dengan lembar tanda tangan.

Lembar tanda terima (biasanya disebut lembar pertama) harus dikembalikan kepada bank. Pada lembar tanda terima tersebut tercantum pernyataan tanggung jawab pengunaan blanko oleh nasabah penyimpan, jumlah dan nomor blanko dan sebagainya. Pengembalian lembar tanda terima dilakukan setelah ditanda tangani oleh nasabah penyimpan. Bila lembar tanda terima belum diserahkan kembali kepada banl umum yang bersangkutan, maka terhadap cek atau bilyet giro yang kepada bank umum sebagai pihak tertarik akan ditolak pelaksanaan perintahnya.

Pemberian bilyet giro kepada nasabah yang baru pertama kali membuka rekening giro seharusnya disertai dengan pemberian penjelasan.


(38)

4. Penarikan dan Penyetoran Dana Giro

Penarikan dan penyetoran dana dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan keinginan dan permintaan nasabah, peraturan intern masing-masing bank umum dan ketentuan yang dicantumkan dalam perjanjian pembukaan rekening giro. Dengan dilakukannya penarikan dan penyetoran oleh nasabah penyimpan, maka terjadi mutasi debet dan mutasi kredit atas rekening giro yang bersangkutan.

A. Setoran Pertama B. Penarikan C. Setoran Rutin

D. Jasa Giro/ Biaya Rekening E. Penutupan Rekening 5. Jasa Giro dan Biaya

Sehubungan dengan penyimpanan dana nasabah penyimpan melalui rekening giro, bank umum yang mengelola simpanan tersebut akan memberikan jasa giro yang dinyatakan dalam persentase tertentu. Beberapa bank lainnya tidak menggunakan istilah jasa giro, tetapi menggunakan istilah bunga giro. Tingkat persentase jasa giro ada umumnya lebih kecil bila dibandingkan dengan tingktat persentase bunga deposito atau tabungan. Namun demikian, beberapa bank umum pada saat yang sama sering pula menetapkan kebijakan besarnya tingkat persentase jasa giro yang berbeda kepada nasabahnya berdasarkan pertimbangan tertentu.


(39)

6. Saldo minimum

Setiap nasabah wajib memelihara saldo minimum yang jumlahnya sesuai dengan ketentuan bank. Apabila terjadi pelanggaran atas ketentuan tersebut, maka nasabah harus dikenakan denda yang besarnya sesuai dengan ketentuan bank. Proses pembebanan denda atas rekening yang memiliki saldo di bawah minimal harus dilakukan pada setiap transaksi.

7. Transaksi Rekening Giro

Setiap transaksi yang dibukukan ke dalam rekening Giro harus memuat informasi, antara lain: tanggal transaksi, nomor Cek/Bilyet Giro yang ditarik atau keterangan lainnya, debet atau kredit dan nominal transaksi. Total saldo seluruh rekening Giro yang ada harus sama dengan saldo perkiraan Giro dalam Neraca Harian pada hari yang sama. Semua bukti transaksi rekening Giro yang sudah dibukukan harus diperiksa kembali oleh masing-masing unit kerja bersangkutan dan dilakukan verifikasi ulang oleh Seksi Akuntansi.

8. Setoran Giro

Setoran awal sekurang-kurangnya adalah sebesar jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan bank, sedangkan penyetoran selanjutnya tanpa batasan nominal dapat dilakukan secara tunai, pemindahbukuan, transfer dan kliring. Media yang digunakan untuk transaksi penyetoran secara tunai adalah slip setoran. Penyetoran yang bersifat pemindahbukuan dilakukan dengan menggunakan media pemindahbukuan.


(40)

9. Penarikan Giro

Media yang digunakan untuk transaksi penarikan adalah penarikan tuna menggunakan cek. Penarikan non tunai, untuk dikliringkan menggunakan Bilyet Giro/Cross Cek. Untuk pemindahbukuan antar rekening, menggunakan Cross Cek, Bilyet Giro atau media lainnya sesuai ketentuan bank. Tidak ada batasan frekuensi penarikan dan jumlah pengambilan selama saldo masih mencukupi (kecuali untuk rekening/saldo blokir, apabila ada).

Apabila nasabah menarik Cek/Bilyet Giro kosong melalui kliring, maka akan diberikan Surat Peringatan kepada nasabah yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku. Penarikan giro antar cabang dapat dilakukan dengan memperhatikan verifikasi tandatangan dan limit transaksi sesuai ketentuan bank.

10.Jasa giro

a. Jasa giro Kasda Pemerintah Daerah Provinsi, Kota dan Kabupaten (PKD) :

1. Saldo < Rp 5.000.000, tidak memperoleh jasa 0,00% (2009) 2. Saldo ≥ Rp 5.000.000 memperoleh jasa sebesar 3,00% (2009) b. Jasa giro lainnya :

1. Saldo < Rp 5.000.000, tidak memperoleh jasa 0,00% (2009) 2. Saldo ≥ Rp 5.000.000 memperoleh jasa 1,00% (2009) 3. Saldo ≥ Rp 25.000.000 memperoleh jasa 1,50% (2009) 4. Saldo ≥ Rp 100.000.000 memperoleh jasa 2,00% (2009)


(41)

c. Jasa giro bank lain :

1. Saldo < Rp 10.000.000, tidak memperoleh jasa 0,00% (2009) 2. Saldo ≥ Rp 10.000.000 memperoleh jasa 0,25% (2009) 3. Saldo ≥ Rp 50.000.000 memperoleh jasa 0,50% (2009)

1. Pajak Penghasilan atas Jasa Giro

Pajak penghasilan (PPh) atas jasa giro dikenakan sesuai dengan ketentuan pajak yang berlaku yaitu 20% dari saldo terakhir dan dibebankan pada saat pembayaran jasa giro dengan cara menyajikan pemotongan PPh secara terpisah dari jumlah jasa giro.

Penyetoran PPh atas jasa giro ke Kantor Kas Negara dilakukan sesuai peraturan yang berlaku. Apabila terdapat perubahan peraturan pemerintah yang berkenaan dengan PPh atas jasa giro, maka peraturan tersebut secara otomatis bersifat mengikat pada saat peraturan tersebut diberlakukan.

2. Salinan Rekening Giro

Salinan rekening giro (rekening koran) dicetak sebulan sekali untuk diberikan/dikirim kepada alamat masing-masing nasabah, sesuai dengan permintaan nasabah yang bersangkutan. Salinan rekening giro juga dapat dicetak sewaktu-waktu apabila terdapat permintaan dari nasabah. Biaya pencetakan salinan rekening giro karena permintaan nasabah dibebankan secara langsung pada hari yang sama. Pengiriman salinan rekening giro dilaksanakan oleh Unit Kerja Administrasi dan Umum.


(42)

3. Kehilangan Cek/Bilyet Giro

Dalam hal kehilangan Cek/Bilyet Giro, nasabah harus membuat Surat Pernyataan Hilang disertai dengan Laporan Kehilangan dari Kepolisian yang ditujukan kepada Kantor Cabang dimana rekening giro dibuka.

Berdasarkan Surat Pernyataan Hilang tersebut, harus segera dilakukan pembatalan pembayaran (Stop Payment Order) atau pemblokiran atas Cek/Bilyet Giro yang dinyatakan hilang, ke dalam sistem. Cek/Bilyet Giro yang telah diblokir tidak dapat digunakan lagi atau dianggap tidak sah.

4. Rekening Pasif

Rekening pasif merupakan rekening giro yang mempunyai mutasi/transaksi sesuai dengan ketentuan bank. Rekening pasif dikenakan biaya administrasi rekening pasif yang besarnya sesuai dengan ketentuan bank.

Pada setiap akhir bulan harus dicetak daftar rekening giro yang tergolong dalam rekening pasif. Bank berhak melakukan penutupan rekening pasif sesuai dengan ketentuan bank

5. Penutupan Rekening Giro

Penutupan rekening giro hanya dapat dilakukan pada kantor di mana rekening giro tersebut dibuka. Penutupan rekening giro dapat dilakukan berdasarkan permintaan nasabah sendiri, kepentingan bank atau atas perintah Bank Indonesia secara tertulis.


(43)

Bank harus membebankan biaya penutupan rekening giro yang besarnya sesuai dengan ketentuan bank. Proses penutupan rekening giro pada sistem harus dilakukan secara dual control antara staf pelaksanaan dengan pejabat yang berwenang. Untuk setiap rekening giro yang ditutup sisa buku cek/bilyet giro yang belum digunakan oleh nasabah harus ditarik kembali.

6. Pemindahbukuan

Pemindahbukuan merupakan bentuk ringkas dari dua transaksi yaitu penerimaan dan pengeluaran dengan mendebet suatu rekening kas atau setara kas dan mengkredit rekening kas atau setara kas lainnya. Namun kita cukup mencatat transaksinya sekali saja selanjutnya tugas komputer. Prosedur ini tidak berhubungan dengan buku utang dan buku piutang seperti jurnal penerimaan dan pengeluaran kas. Pemindahbukuan tidak mempengaruhi total asset perusahaan dalam bentuk kas dan setara kas. Karena itu tidak digolongkan ke dalam transaksi penerimaan kas atau pengeluran kas.

7. Penutupan Rekening

Penutupan rekening giro dapat terjadi atas permintaan nasabah penyimpan karena nasabah memutuskan hubungan usaha degan banknya atau atas keputusan bank umum yang berdsasngkutan. Pengaturan penutupan rekening giro tersebut tunduk kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku dan peraturan intern bank. Surat Pemberitahuan Penutupan Rekening (SPPR) atau nasabah yang bersdangkutan telah termasuk dalam Daftar Hitam. Mengenai penutupan rekening dan Daftar


(44)

Hitam yang diatur dalam SEBI No 2/10/DASP sebagaimana telah diubah dengan SEBI No 4/17/DASP

G. Persyaratan Umum Giro Pada PT. Bank Rakyat Indonesia

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh perorangan dan badan usaha untuk menjadi pemegang rekening Giro adalah sebagai berikut:

1. Nama calon pemegang rekening Giro tidak tercantum di dalam Daftar Hitam yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.

2. Menyetujui setiap pasal yang tercantum dalam “Syarat – syarat Umum Pembukaan Rekening Koran pada Bank”.

3. Mengisi formulir “Permohonan Membuka Rekening pada Bank”. 4. Calon pemegang rekening harus mengisi Kartu Contoh Tanda Tangan. 5. Mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

6. Menyerahkan fotocopy bukti diri (KTP/SIM/Paspor dan KITAS bagi WNA) dan kuasanya (bila dikuasakan).

7. Khusus calon nasabah yang merupakan badan usaha harus menyerahkan : a. Akte Pendirian dan/atau Akte Perubahan yang terakhir.

b. Pengesahan dari Departemen Kehakiman khusus untuk badan usaha berbentuk PT.

c. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dan perizinan lainnya.

H. Jenis Giro di PT. Bank Rakyat Indonesia A. Giro BRI


(45)

penarikan lainnya atau dengan cara pemindahbukuan. Sedangkan Jumlah Giro yang dimaksud adalah total keseluruhan Giro yang dihimpun oleh bank dalam periode tertentu.

Giro BRI memiliki dua jenis yaitu Giro BRI Rupiah dan Giro BRI Valas penjelasannya sebagai berikut :

a. Giro BRI Rupiah

Giro dari Bank BRI yang mempermudah transaksi bisnis dan keuangan Anda. Keunggulan berupa Real Time Online, dapat bertransaksi secara online di lebih dari 7000 unit kerja online yang tersebar di seluruh Indonesia serta kemudahan bertransaksi setiap saat dengan mempergunakan Cek dan Bilyet Giro BRI.

Fasilitas yang diberikan berupa Fasilitas Transfer Otomatis (standing instruction), Automatic Fund Transfer (AFT) yaitu Fasilitas untuk mentransfer dana dari Giro BRI ke rekening lainnya di BRI, pada tanggal tertentu yang ditetapkan oleh nasabah, Account Sweep yaitu Fasilitas untuk mentransfer dana dari Giro BRI ke rekening lainnya secara otomatis sesuai dengan batasan saldo minimal dan maksimal yang ditetapkan nasabah, dan Automatic Grab Fund (AGF) yaitu Fasilitas untuk menarik (mendebet) dana GiroBRI secara otomatis oleh satu rekening tertentu, misalnya untuk angsuran pembayaran rekening pinjaman.

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh nasabah yaitu mengisi aplikasi pembukaan GiroBRI Rupiah, setoran awal minimum Rp. 1.000.000,-. Perorangan: Melampirkan fotokopi kartu identitas (KTP/SIM/Paspor


(46)

dan KITAS/KITAP) dan NPWP (bila ada), dan Non Perorangan: Melampirkan fotokopi Akte Pendirian/Anggaran Dasar, Izin usaha, NPWP dan dokumen identitas pengurus serta asli Surat Kuasa.

b. Giro BRI Valas

Produk Giro dari Bank BRI dalam mata uang asing. Keunggulannya berupa Real Time Online, Dapat bertransaksi secara online di lebih dari 7000 unit kerja on-line yang tersebar di seluruh Indonesia dan Bebas biaya administrasi di bulan pertama pembukaan rekening.

Fasilitasnya Tersedia dalam mata uang: US Dollar, EURO, SGD, JPY, AUD. Persyaratan yang harus di penuhi oleh nasabah adalah :

1. Setoran

2. Mengisi formulir aplikasi pembukaan GiroBRI Valas

3. Perorangan: Melampirkan fotokopi kartu identitas (KTP/SIM/Paspor dan KITAS/KITAP) dan NPWP (bila ada)

4. Non Perorangan: Melampirkan fotokopi Akte Pendirian/Anggaran Dasar, Ijin usaha, NPWP dan dokumen identitas pengurus serta asli Surat Kuasa, Mengisi aplikasi pembukaan GiroBRI Rupiah dan Setoran awal minimum Rp. 1.000.000,-

Keunggulan

1. Real Time Online

2. Kemudahan bertransaksi setiap saat dengan mempergunakan Cek dan Bilyet Giro BRI.

Fasilitas


(47)

a. Automatic Fund Transfer (AFT).

Fasilitas untuk mentransfer dana dari GiroBRI ke rekening lainnya di BRI, pada tanggal tertentu yang ditetapkan oleh nasabah.

b. Account Sweep.

Fasilitas untuk mentransfer dana dari GiroBRI ke rekening lainnya secara otomatis sesuai dengan batasan saldo minimal dan maksimal yang ditetapkan nasabah.

c. Automatic Grab Fund (AGF).

Fasilitas untuk menarik (mendebet) dana GiroBRI secara otomatis oleh satu rekening tertentu, misalnya untuk angsuran pembayaran rekening pinjaman.

2. Kartu Giro (Perorangan dan Badan Usaha) *) 3. Fasilitas e-Banking

4. E-Statement

Fasilitas pengiriman rekening koran ke alamat email nasabah. 5. E-BRIVA


(48)

Tabel 3.1

Syarat Pembukaan Giro PT. BRI

Dokumen PERORANGAN BADAN USAHA

a. Tidak termasuk dalam daftar hitam BI b. Copy KTP/SIM/

PASPOR/ KITAS/ KITAP) dan NPWP

a.Tidak termasuk dalam daftar hitam Bank

b.Copy Akte Pendirian/ AD-ART, IjinUsaha

(SIUP,SITU, TDP), NPWP, Dok Id Pengurus

c.Surat Kuasa Asli (jika diwakilkan kepada bukan pengurus)

Setoran Awal Perorangan Badan Usaha

Min. Rp 500.000 Min. Rp 1.000.000 Saldo Minimum

tidak kena penalti

Rp 500.000

Biaya Administrasi

Rp. 25.000,- untuk rata - rata saldo dibawah Rp. 10.000.000,- Gratis untuk rata - rata saldo lebih atau sama dengan Rp. 10.000.000,-

Penalti Saldo dibawah minimum

Rp 25.000

Suku Bunga 0 s/d < 5 juta : 0 % 5 juta s/d 25 juta : 0.5 % >25 juta s/d 100 juta : 1.00 %

>100 juta s/d 1 M : 1.5 % >1 M : 2 %

Biaya Buku Cek/ BG

Rp 100.000,-/buku

Biaya Penutupan Rp 25.0000

Biaya Rekening Koran

RK / e-Statement per bulan : Gratis RK tambahan : Rp. 5.000,- per lembar


(49)

A. Kesimpulan

Berdasarkan atas pengamatan yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Proses pembukaan rekening Giro dilaksanakan bila calon nasabah telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Rekening Giro hanya bisa dibuka bila seluruh dokumen pembukaan Giro telah lengkap dan disetujui oleh Pemimpin Seksi Customer Service dan Pemimpin Bagian Pelayanan. 2. Proses pelaksanaan Bilyet Giro dan Cek dimulai sejak nasabah

mengajukan permohonan pembuatan lembaran Bilyet Giro dan Cek dari bank yang bersangkutan. Bilyet Giro dan Cek itu sendiri dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang sah dan pencairannya dapat dilakukan diseluruh kantor Cabang Bank BRI.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat diberikan penulis adalah sebagai berikut :

1. Lebih memasyarakatkan lagi penggunaan Bilyet Giro dan Cek dalam kegiatan transaksi keuangan perbankan terutamanya terhadap nasabah dan masyarakat sehingga penggunaan Bilyet Giro dan Cek bisa lebih memasyarakat.


(50)

2. Lebih ditingkatkan lagi pelayanan nasabah pada PT. Bank Rakyat Indonesia karena sering terjadinya masalah jaringan pada saat melakukan kegiatan transaksi melalu Bank.


(51)

Bahsan, M. S.H., S.E. 2005. Giro dan Bilyet Giro Perbankan Indonesia. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Kasmir, SE., MM. 2015. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Kasmir, SE., MM. 2008. Dasar- Dasar Perbankan. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Latumaerissa, Julius R. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Salemba Empat. Jakarta Selatan.


(1)

39

dan KITAS/KITAP) dan NPWP (bila ada), dan Non Perorangan: Melampirkan fotokopi Akte Pendirian/Anggaran Dasar, Izin usaha, NPWP dan dokumen identitas pengurus serta asli Surat Kuasa.

b. Giro BRI Valas

Produk Giro dari Bank BRI dalam mata uang asing. Keunggulannya berupa Real Time Online, Dapat bertransaksi secara online di lebih dari 7000 unit kerja on-line yang tersebar di seluruh Indonesia dan Bebas biaya administrasi di bulan pertama pembukaan rekening.

Fasilitasnya Tersedia dalam mata uang: US Dollar, EURO, SGD, JPY, AUD. Persyaratan yang harus di penuhi oleh nasabah adalah :

1. Setoran

2. Mengisi formulir aplikasi pembukaan GiroBRI Valas

3. Perorangan: Melampirkan fotokopi kartu identitas (KTP/SIM/Paspor dan KITAS/KITAP) dan NPWP (bila ada)

4. Non Perorangan: Melampirkan fotokopi Akte Pendirian/Anggaran Dasar, Ijin usaha, NPWP dan dokumen identitas pengurus serta asli Surat Kuasa, Mengisi aplikasi pembukaan GiroBRI Rupiah dan Setoran awal minimum Rp. 1.000.000,-

Keunggulan

1. Real Time Online

2. Kemudahan bertransaksi setiap saat dengan mempergunakan Cek dan Bilyet Giro BRI.


(2)

a. Automatic Fund Transfer (AFT).

Fasilitas untuk mentransfer dana dari GiroBRI ke rekening lainnya di BRI, pada tanggal tertentu yang ditetapkan oleh nasabah.

b. Account Sweep.

Fasilitas untuk mentransfer dana dari GiroBRI ke rekening lainnya secara otomatis sesuai dengan batasan saldo minimal dan maksimal yang ditetapkan nasabah.

c. Automatic Grab Fund (AGF).

Fasilitas untuk menarik (mendebet) dana GiroBRI secara otomatis oleh satu rekening tertentu, misalnya untuk angsuran pembayaran rekening pinjaman.

2. Kartu Giro (Perorangan dan Badan Usaha) *) 3. Fasilitas e-Banking

4. E-Statement

Fasilitas pengiriman rekening koran ke alamat email nasabah. 5. E-BRIVA


(3)

41

Tabel 3.1

Syarat Pembukaan Giro PT. BRI

Dokumen PERORANGAN BADAN USAHA

a. Tidak termasuk dalam daftar hitam BI b. Copy KTP/SIM/

PASPOR/ KITAS/ KITAP) dan NPWP

a.Tidak termasuk dalam daftar hitam Bank

b.Copy Akte Pendirian/ AD-ART, IjinUsaha

(SIUP,SITU, TDP), NPWP, Dok Id Pengurus

c.Surat Kuasa Asli (jika diwakilkan kepada bukan pengurus)

Setoran Awal Perorangan Badan Usaha Min. Rp 500.000 Min. Rp 1.000.000 Saldo Minimum

tidak kena penalti

Rp 500.000

Biaya Administrasi

Rp. 25.000,- untuk rata - rata saldo dibawah Rp. 10.000.000,- Gratis untuk rata - rata saldo lebih atau sama dengan Rp. 10.000.000,-

Penalti Saldo dibawah minimum

Rp 25.000

Suku Bunga 0 s/d < 5 juta : 0 % 5 juta s/d 25 juta : 0.5 % >25 juta s/d 100 juta : 1.00 %

>100 juta s/d 1 M : 1.5 % >1 M : 2 %

Biaya Buku Cek/ BG

Rp 100.000,-/buku

Biaya Penutupan Rp 25.0000

Biaya Rekening Koran

RK / e-Statement per bulan : Gratis RK tambahan : Rp. 5.000,- per lembar


(4)

A. Kesimpulan

Berdasarkan atas pengamatan yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Proses pembukaan rekening Giro dilaksanakan bila calon nasabah telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Rekening Giro hanya bisa dibuka bila seluruh dokumen pembukaan Giro telah lengkap dan disetujui oleh Pemimpin Seksi Customer Service dan Pemimpin Bagian Pelayanan. 2. Proses pelaksanaan Bilyet Giro dan Cek dimulai sejak nasabah

mengajukan permohonan pembuatan lembaran Bilyet Giro dan Cek dari bank yang bersangkutan. Bilyet Giro dan Cek itu sendiri dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang sah dan pencairannya dapat dilakukan diseluruh kantor Cabang Bank BRI.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat diberikan penulis adalah sebagai berikut :

1. Lebih memasyarakatkan lagi penggunaan Bilyet Giro dan Cek dalam kegiatan transaksi keuangan perbankan terutamanya terhadap nasabah dan masyarakat sehingga penggunaan Bilyet Giro dan Cek bisa lebih memasyarakat.


(5)

43

2. Lebih ditingkatkan lagi pelayanan nasabah pada PT. Bank Rakyat Indonesia karena sering terjadinya masalah jaringan pada saat melakukan kegiatan transaksi melalu Bank.


(6)

Bahsan, M. S.H., S.E. 2005. Giro dan Bilyet Giro Perbankan Indonesia. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Kasmir, SE., MM. 2015. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Kasmir, SE., MM. 2008. Dasar- Dasar Perbankan. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Latumaerissa, Julius R. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Salemba Empat. Jakarta Selatan.