Budidaya Secara Alami Budidaya Secara Tradisional

BAB III TATA CARA PELAKSANAAN BUDIDAYA DAN MANFAAT

JAMUR SHITAKE

3.1 Tata Cara Pelaksanaan Budidaya Jamur Shitake

3.1.1 Budidaya Secara Alami

Budidaya jamur shitake secara alami belum menggunakan bibit buatan, tetapi masih mengandalkan spora yang beterbangan di udara atau dari calon jamur yang menempel di pepohonan ataupun di tanah. Budidaya alami ini caranya adalah sebagai berikut: • Lokasi yang dipilih adalah daerah yang ada dipegunungan yang hawanya cukup dingin, tidak banyak sinar yang masuk, kelembapannya cukup tinggi, dan angin pun tidak terlalu kencang. • Pokok kayu harus cocok ditanami jamur shitake, misalnya pohon getah manis atau pohon yang lain. • Pohon yang akan ditanami dipotong terlebih dahulu menjadi balok-balok, kemudian diberi banyak lubang dan ditutup tanah. Setelah satu tahun, balok-balok tersebut akan lapuk. Balok kayu tersebut kemudian diletakkan dibawah pohon yang ada dihutan lindung sehingga kemungkinan besar banyak calon jamur yang akan jatuh ke balok-balok kayu. • Balok-balok kayu tersebut ditutup lagi dengan reruntuhan cabang, ranting dan dedaunan dari pohon tersebut. Kemudian, disiram dengan air cucian beras. Penyiraman air bisa dilakukan agak sering dan balok-balok tersebut dipukul-pukul dengan kayu agar permukaannya menjadi lunak. Universitas Sumatera Utara • Pada permukaan balok pada suhu dan kelembapan yang cocok maka beberapa waktu kemudian akan tumbuh jamur shitake. Munculnya jamur ini biasanya setelah turunnya hujan dan keadaan iklim yang hangat. Dan pada saat panen biasanya banyak jamur shitake yang akan siap dipanen. Dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, para petani pun berinisyatif untuk memilih lokasi lain untuk menambah hasil yang didapat dan untuk periode selanjutnya. Dengan demikian jika lokasi yang satunya sedang panen maka lokasi berikutnya sedang dalam proses pengarapan. Maka setiap waktu ada kegiatan yang dilakukan sehingga tidak menunggu lokasi yang hanya satu sehingga mendapatkan produksi jamur shitake yang banyak.

3.1.2 Budidaya Secara Tradisional

Budidaya jamur shitake secara tradisional dengan balok kayu tidak seperti budidaya jamur shitake secara alami yang hanya bisa dikembangkan di hutan lindung. Tahapan-tahapan budidaya Jamur Shitake secara tradisional yaitu: 1. Persiapan Tempat Tanam Jenis jamur shitake adalah jenis jamur yang hidupnya menempel pada kayu. Dia tumbuh di balok kayu yang kering dengan cara mengambil sari kayu yang telah mati. Lapisan kulit dari balok kayu dilindungi pertumbuhan jamur dan sangat berperan penting dalam pembentukan badan buah. Karena itu, balok kayu untuk penanaman jamur shitake tidak bisa sembarangan jenisnya, haruslah jenis kayu yang khusus. Pokok kayu yang digunakan untuk media tanam jamur shitake sebaiknya cukup tebal dan bentuknya sebaiknya seragam. Namun, apabila terpaksa pokok kayu yang kecilpun dapat dipakai asalkan memenuhi syarat untuk pertumbuhan jamur shitake. Universitas Sumatera Utara Pokok kayu yang tua dan tebal dapat menghasilkan jamur shitake yang besar, baik dan banyak. Sebaliknya, pokok kayu yang muda dan tipis dapat menghasilkan jamur yang kecil dengan tudung yang tipis. Sebabnya adalah dikarenakan pokok kayu yang tipis dan kayunya yang kurang keras dapat menyebabkan pertumbuhan jamur shitake kurang optimal. Sedangkan pokok kayu yang sudah tua yang mempunyai kulit tebal dan kayu yang keras dapat membuat pertumbuhan jamur shitake menjadi optimal dan menghasilkan buah yang banyak. Persiapan tanam dan pembuatan balok-balok kayu yang perlu diperhatikan adalah hal- hal seperti berikut: • Musim pemotongan pohon menjadi balok-balok kayu adalah: Musim yang paling baik untuk melakukan pemotongan terhadap pohon atau cabang kayu. Waktu yang tepat adalah waktu pohon atau cabang kayu kulit luarnya tidak mudah terkelupas dan waktu tersebut biasanya periode antara musim gugur saat daun- daun berguguran dan tunas-tunas mulai tumbuh pada musim semi. Pada waktu tersebut pohon menimpan kandungan nutrisi tertinggi dan kulit kayu sedang mengalami masa istirahat. Pemotongan pokok atau cabang kayu harus diusahakan agar tidak merusak kulit kayu yang menjadikan kualitas produksinya menurun. • Kandungan kelembapan kayu: Kelembapan kayu sebaiknya antara 40-45 apabila kelembapan kayu dibawah 40 pertumbuhan calon jamur akan terhambat. Dan bila kelembapan kayu tersebut 20 maka calon jamur tidak akan tumbuh. Jika kelembapan kayu diatas 60 balok kayu tersebut tidak akan cocok untuk pertumbuhan calon jamur sehingga jamur tidak akan tumbuh dibalok kayu tersebut. Universitas Sumatera Utara Pemotongan pohon sebaiknya didahului dengan pemotongan cabang-cabang dan ranting-ranting sampai ujungnya untuk mengurangi kelembapannya. Pokok-pokok kayu tersebut kemudian dipotong sepanjang 1 m- 1,5m. pengeringannya bervariasi tergantung pada lokasi dan jenis pohonnya, yakni berkisar antara 20- 40 jamur shitake yang akan muncul. Kandungan kelembapannya antara 40- 45 cocok bagi pertumbuahan jamur shitake. Pengeringan pokok-pokok kayu biasanya dengan sinar matahari, sinar matahari dapat membunuh mikroorganisme lain yang merusak calon jamur dan sekaligus menjaga kulit kayu tetap rapat pada kayunya dan tidak terkelupas. Jika pokok kayu terlalu kering kekuatan bibit menjadi lemah karena kekeurangan kelembapan dan pekerjaan inokulasi kebih sulit. Dengan alasan itulah inokulasi bibit pada pokok kayu sebaiknya dilakukan pada saat balok-balok kayu masih sedikit agak basah. Dengan inokulasi waktu balok kayu masih sedikit basah maka pengeboran terhadap balok kayu akn lebih mudah. Dengan begitu calon jamur akan mulai merambat dan tumbuh bersamaan dengan proses keringnya balok kayu. 2. Pembuatan Bibit adalah sebagai berikut: • Bibit Induk Bahan bibit yang dipakai berasal dari calon jamur yang tumbuh menjadi bibit induk dari membaurnya badan buah jamur. Bibit induk ini dapat dibuat dengan dua cara yaitu dengan mengambil bagian dari calon jamur atau dengan sebagian daging badan bauahnya lewat media agar. • Media Tanam Universitas Sumatera Utara Media tanam yang dipakai adalah pengembangan media tanam yang berasal dari bibit induk. Dengan pengembangan ini bibit menjadi murah dan memudahkan inokulasi. Media tanam bisa dibuat dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan media dari serbuk gergaji kayu dan dengan menggunakan media potongan- potongan kayu dengan bentuk silindris. Di berbagai Negara pembuatan media tanam menggunakan formula yang berbeda- beda. Demikian pula setiap pengusaha dalam menentukan formula untuk media tanam serbuk gergaji berbeda-beda. Contoh formulanya adalah sebagai berikut: serbuk gergaji sekitar 65, dedak gandum sekitar 15, daun teh kering sekitar 20, kadar air sekitar 65. Pengolahannya adalah sebagai berikut: Serbuk gergaji dikeringkan dan kemudian diayak, dicampurkan dengan bahan-bahan lainnya. Untuk mengetahui bahwa kadar airnya 65 serbuk gergaji tersebut digenggam. Apabila serbuk gergaji tersebut dilepaskan dan kemudian pecah berantakan, berarti masih kurang kadar airnya dan perlu ditambahkan air lagi. Dan bila genggaman dibuka dan serbuk bisa menggumpal berarti kadar airnya cukup. Bahan yang sudah dicampur tadi kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastic yang tebal atau ke dalam botol plastic dan dipadatkan. Kemudian bagian atasnya diberi potongan bambu atau plastic tempat lubang untuk tempat pemidahannya nanti. Kemudian lubang tersebut ditutupi kapas dengan tambahan aluminium foil. Setalah itu bahan yang telah dicampurkan tadi didiamkan selama 2- 4 jam dan kemudian dimasukaan ke dalam ruangan yang bersuhu kamar 24 C- 25 C selama 30- 40 hari. Ada cara lain dalam pembuatan media tanam yaitu dengan memotong kayu menjadi potongan kecil-kecil yang diameternya 0,5 cm- 1 cm dan panjang 1 cm- 1,5 cm. Universitas Sumatera Utara Bentuk potongan kayu kecil-kecil ukuran diameter 0,5 cm dan panjang 1 cm, agar bahan bisa menempel. 3. Pemindahan Bahan atau Bibit Pemindahan bibit ke dalam pokok kayu disebut spawing. Calon jamur shitake akan tumbuh dengan baik pada suhu 20 C- 26 C. Pemindahan pada pokok kayu membutuhkan waktu yang cukup lama karena berlangsung dari satu tempat ke tempat yang lain dan dari balok kayu satu ke balok kayu yang lai. Waktu yang baik untuk pemindahan jamur adalah pada bulan-bulan dingin, yang bersuhu rata-rata 10 C sebagai suhu yang paling tepat. Pada suhu tersebut calon jamur masih bisa merambat dan tumbuh berkembang tetapi mikroorganisme lain tidak alan tumbuh pada suhu tersebut. Pembuatan lubang pada balok kayu dapat dilakukan dengan cara manual, yaitu melubangi dengan bor satu demi satu. Kemudian bahan tanam yang ada di botol plastic atau di kantong plastic terlebih dahulu dikeluarkan dan diletakan dialam kantong yang lebih kecil agar mudah dimasukan ke lubang bor pada kayu tersebut. Dan bahan tanam dimasukkan ke lubang bor yang telah disiapkan dengan berat bahan yang telah disiapkan yaitu 1 g setiap lubang. Diusahakan bibit jangan sampai jatuh ke tanah atau hancur. Usahakan bentuk bibit tetap seperti sewaktu ada dalam botol ataupun kantong plastic. Setelah dimasukkan kelubang bor tersebut bibit kemudian ditekan secara perlahan. Lubang yang terisi bibit ditutup dengan potongan kayu yang berasal dari kulit luar atau dari bahan lainnya. Potongan kayu tersebut diusahakan agar menutupi lubang secara merata dan tepat. Potongan kayu tersebtu tidak boleh lepas atau lebih dalam dari lubang bor karena dapat menyebabkan rusaknya bibit yang ada didalam kayu. Universitas Sumatera Utara Sesudah penutupan dilakukan kemudian diatasnya lumuri dengan lilin cair untuk menjaga jamur lain tidak tumbuh dan menjaga kelembapannya. Media tanam yang berasal dari potongan kayu yang telah terambati oleh calon jamur tentu saja lebih baik dan lebih terjamin, tetapi biayanya akan lebih mahal. Pekerjaan pemberian bibit sebaiknya dilakukan pada tempat telindung dan pada saat cuaca tidak hujan. Dan selama pemberian bibit, hal-hal yang menyebabkan rusaknya bibit jamur sebaiknya dihindari. 4. Penyimpanan Balok Kayu Setelah pemasukan bahan tanam, balok-balok kayu kemudian ditempatkan di lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan calon jamur. Tempat yang cocok untuk menyimpan balok-balok kayu tersebut adalah tempat yang selalu mendapat sinar matahari pagi, menghadap kearah timur atau tenggara. Sinar matahari akan masuk dibawah lindungan cabang-cabang pohon dan sirkulasi udara sedikit lembab. Dan kemudian balok kayu tersebut disusun untuk menghemat tempat maka setiap 15- 20 balok kayu diletakan secara menyilang. Kadang juga sejumlah 100- 150 balok kayu diletakkan pada tanah datar yang disusun secara berurutan sampai setinggi 50 cm dan ditutup jemari atau ranting pohon. Apabila keadaan cocok maka calon jamur yang berwarna putih tumbuh di dalam lubang balok sekitar 20 hari setelah pemberian bibit dan merambat perlahan ke dalam balok. Pada tingkat ini penyebarannya terjadi pelan- pelan, kemudian menjalar lebih cepat menuju kearah permukaan di bawah kulit di dalam batang. Setelah 40- 50 hari calon jamur yang berwarna putih tersebut akan tumbuh dari lapisan luar balok kayu dan meluas ke kedua ujung balok. Dan apabila cuaca jelek, basah atau terlalu kering masa peningkatan pertumbuhan calon jamur terjadi antara 6 bulan sampai 1 tahun, tergantung pada tingkat Universitas Sumatera Utara kemampuan bibit dan jenis pokok kayu yang dipakai. Jika cuaca terlalu basah balok kayu menjadi mudah terserang oleh mikroorganisme lain yang biasanya tumbuh di tempat yang lembab dan pada saat cuaca yang jelek. Jika cuaca telalu kering bibit juga menjadi kering dan perkembangan calon jamur akan terhenti. Karena itu balok kayu perlu ditempatkan di tempat yang terlindungi. Bila tanahnya datar, maka diatas balok kayu sebaiknya diberi tutup yang tebal di atas dan juga dipinggir harus terbuka untuk sirkulasi udara. 5. Pemiliharaan Balok Kayu Pertumbuhan jamur shitake memerlukan kondisi lingkungan yang sedikit lembap dan sedikit sinar matahari. Setelah calon jamur tumbuh dan menutupi lubang pokok kayu, balok-balok kayu tersebut bisa dipindahkan ke tempat lain yang lingkungannya memenuhi syarat untuk pembentukan badan buah dan sirkulasi udara di luar agar bisa dibandingkan dengan tempat penyimpanan balok kayu pada waktu penyimpanan. Pembentukan badan buah selama perkembangan memerlukan peningkatan kelembapan udara dan tempat yang benar-benar terlindungi. Beberapa hari setelah pemindahan pokok kayu keluar, terkena sinar matahari dan siraman air badan buah akan muncul. Lokasi yang tepat untuk pertumbuhan jamur tersebut harus diusahakan tidak kering dan dijaga agar selalu hangat sampai badan buah berukuran 1cm- 2cm. Pada musim panas jamur akan cepat berkembang dan masak setelah 4 hari, sedangkan pada musim dingin mencapai 6 hari. Satu batang balok kayu rata-rata bisa panen 3 kali setiap tahun. Setelah satu siklus panen balok kayu tidak segera disiram dengan air tetapi didiamkan selama 40 hari dan kemudian diberi air dalam beberapa hari. pokok kayu tidak mungkin dipelihara sampai 6 tahun sebab pada tahun ke 5 panen sudah sangat sedikit diakibatkan menurunnya fungsi balok kayu tersebut. Tetapi sampai tahun ke 3 produksi masih berjalan lancar. Universitas Sumatera Utara 6. Panen Panen jamur shitake dimulai setelah rata-rata jamur segar yang bisa dipanen terlihat 20. Waktu pemetikan pada jamur shitake ditentukan oleh jenis kayunya dan kebutuhan pemasaran. Pemetikan jamur shitake untuk jamur segar yang akan dijual dilakukan jika tudung sudah mulai terbuka dan mengembang. Pada musim dingin badan buah jamur shitake membuka pelan dan pada suhu yang rendah jamur mempunyai tangkai yang pendek dan tudung yang tebal. Jika terjadi hujan, kelembapannya cukup tinggi dan suhun tinggi maka jamur segar akan mempunyai tudung yang tipis dan tangkainya panjang. Bila jamur shitake telah dipetik bagian bawah dipotong kemudian jamur shitake pun dikemas. Usahakan pemetikan tidak merusak balok kayu agar tidak menyebabkan banyak kehilangan air dan menimbulkan tumbuhnya jamur liar. Selain dapat menimbulkan tumbuhnya jamur liar dapat juga memperpendek waktu produksi jamur shitake.

3.2 Manfaat Penting Jamur Shitake