Analisis Hubungan Gender dengan Strategi Nafkah.
ANALISIS HUBUNGAN GENDER
DENGAN STRATEGI NAFKAH
DESI ROSITA
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Hubungan
Gender dengan Strategi Nafkah adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan
tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalamteks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2015
Desi Rosita
NIM. I34110139
ABSTRAK
DESI ROSITA. Analisis Hubungan Gender dengan Strategi Nafkah. Dibimbing
oleh IVANOVICH AGUSTA.
Gender merupakan perbedaan peran, status, tanggung jawab antara laki-laki
dan perempuan. Adanya perbedaan gender menyebabkan perbedaan pada aktivitas
yang dijalankan oleh suami dan istri. Namun, di Desa Ciherang, Kecamatan
Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, tidak hanya seorang suami yang
mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga, tetapi seorang istri juga ikut
serta dalam kegiatan ekonomi. Tujuan dari penelitian ini yang pertama adalah
menganalisis hubungan antara karakteristik individu dengan profil gender. Kedua,
menganalisis hubungan profil gender dengan ekonomi keluarga. Ketiga,
menganalisis hubungan ekonomi keluarga dengan strategi nafkah. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah survey dengan pendekatan kuantitatif
didukung dengan data kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat
hubungan antara umur dengan curahan waktu profil aktivitas. Terdapat hubungan
antara tingkat pendidikan dengan tingkat partisipasi. Terdapat hubungan antara
jenis pekerjaan dengan tingkat pengambilan keputusan. Terdapat hubungan antara
tingkat pengeluaran dengan tingkat pengambilan keputusan. Terdapat hubungan
antara tingkat pengeluaran dengan tingkat pengambilan keputusan. Terdapat
hubungan antara jenis pekerjaan dengan pola nafkah ganda.
Kata kunci: Gender, karakteristik individu, strategi nafkah.
ABSTRACT
DESI ROSITA. Analysis of Gender Relations Livelihoods Strategy. supervised by
IVANOVICH AGUSTA.
Gender are differences in the roles, status, and responsibilities between man
and woman. Existence of gender lead to difference activities conducted by
husband and wife. However, in Ciherang Village, Dramaga Subdistrict, Bogor
District , West Java, it is not only husband who earns to meet needs of the family,
but also participates in economic activities. Aims of this study is first to analyze
the relationship between individual characteristics by gender profile. Second,
analyze the relationship between gender profile and family economy. Third,
analyze the economic relations with the family livelihood strategies. Method used
in this research is survey with quantitative approach supported by qualitative
data. The results showed that there is a relationship between age and time
outpouring activity profile. There is relationship between level of education and
level of participation. There is relationship between the type of work to the level
of decision-making. There is relationship between the level of expenditure to the
level of decision-making. There is relationship between the level of expenditure to
the level of decision-making. There is relationship between type of work and
double livelihood patterns.
Keywords: gender, individual characteristics, livelihood strategy
ANALISIS HUBUNGAN GENDER
DENGAN STRATEGI NAFKAH
DESI ROSITA
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
Judul Skripsi
Nama
NIM
: Analisis Hubungan Gender dengan Strategi Nafkah.
: Desi Rosita
: I34110139
Disetujui oleh
Dr Ivanovich Agusta SP, MSi
Dosen Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Siti Amanah, MSc
Ketua Departemen
Tanggal Lulus: _______________
PRAKATA
Untaian puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan
Semesta Alam, yang masih memberikan nikmat jasmani dan rohani serta waktu
yang bermanfaat bagi penulis sehingga skripsi dengan judul “Analisis Hubungan
Gender dengan Strategi Nafkah” dapat diselesaikan tanpa hambatan dan
masalah yang berarti. Pujian dan sholawat senantiasa penulis sampaikan kepada
Rasullah SAW, keluarga beliau, dan para sahabat hingga tabi‟in dan pengikutnya
hingga akhir.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik karena
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
rasa terima kasih kepada:
1.
Dr Ivanovich Agusta, SP MSi, dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
mencurahkan waktu untuk membimbing dan memberikan masukan yang
sangat berarti selama penulisan skripsi ini.
2.
Masyarakat RW 07 Desa Ciherang yang telah membantu penulis dalam
proses pengisian kuesioner.
3.
Suherwin, SH sebagai kepala Desa Ciherang yang telah membantu penulis
dalam proses pengumpulan data.
4.
Ayah Machpud, Yanti Aprianti, S.Pi, Udi Kusdinar, S.Hut, Roni Wardani,
Santi Agustianti, Lina Herlina sebagai saudara yang merupakan sumber
motivasi penulis dalam segala hal.
5.
Andika Rachman sebagai pembangkit semangat serta motivasi lebih selama
proses penulisan skripsi.
6.
Teman-teman tercinta Yunizar Sri W, Iradhatie Wurinanda, Gina Sutanti,
Annisa Amalia Ikhsania, Wira Fuji Astuti, atas semangat dan
kebersamaannya selayaknya keluarga.
7.
Teman-teman yang memberikan dukungan penuh dari Futri Amelia, Tiffany
Diahnisa yang sudah membantu memberikan masukan dalam penulisan.
8.
Sahabat selama di asrama TPB (Tingkat Persiapan Bersama) Amelia
Rahmawati dan Indah yang saling menyemangati satu sama lain.
9.
Teman-teman seperjuangan SKPM 48 atas semangat dan kebersamaan
selama ini.
10. Semua pihak yang telah memberikan dukungan sehingga terselesaikannya
skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
penulis dan pembaca dalam memahami lebih jauh tentang gender dan strategi
nafkah.
Bogor, Mei 2015
Desi Rosita
vii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
PENDEKATAN TEORITIS
Tinjauan Pustaka
Konsep Gender
Strategi Nafkah
Kerangka Berfikir
Hipotesis
Definisi Operasional
PENDEKATAN LAPANGAN
Metode Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Teknik Penentuan Informan dan Responden
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
GAMBARAN DESA CIHERANG
Kondisi Geografis
Kondisi Ekonomi
Kondisi Sosial
KARAKTERISTIK INDIVIDU
Umur
Tingkat Pendidikan
PROFIL GENDER
Profil Aktivitas Produksi
Profil Aktivitas Reproduksi
Profil Akses (Tingkat Partisipasi)
Kontrol (Pengambilan Keputusan)
EKONOMI KELUARGA
Jenis pekerjaan
Tingkat Pendapatan
Tingkat Pengeluaran
STRATEGI NAFKAH
Intensifikasi Lahan Pertanian
Pola Nafkah Ganda
Rekayasa Spasial (Migrasi)
HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN PROFIL
GENDER
HUBUNGAN PROFIL GENDER DENGAN EKONOMI KELUARGA
HUBUNGAN EKONOMI KELUARGA DENGAN STRATEGI
NAFKAH
ix
xi
xi
1
1
2
3
3
4
4
4
5
8
8
9
14
14
14
14
15
15
17
17
18
19
21
21
21
23
23
24
28
31
34
34
35
36
38
38
39
40
41
43
45
viii
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
46
46
46
48
65
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
Tabel 5
Tabel 6
Tabel 7
Tabel 8
Tabel 9
Tabel 10
Tabel 11
Tabel 12
Tabel 13
Tabel 14
Tabel 15
Tabel 16
Tabel 17
Tabel 18
Tabel 19
Tabel 20
Tabel 21
Tabel 22
Strategi nafkah menurut Scoones (1998)
Definisi operasional profil gender
Definisi operasional karakteristik individu
Definisi operasional ekonomi keluarga
Definisi operasional strategi nafkah
Pemilihan informan
Pemanfaatan lahan Desa Ciherang tahun 2014
Jumlah dan persentase pendapatan asli Desa Ciherang tahun
2014
Jumlah penduduk menurut matapencaharian
Jumlah dan penduduk menurut mobilitas dan mutasi
penduduk Desa Ciherang tahun 2014
Jumlah penduduk menurut selang umur
Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Ciherang tahun 2014
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan kategori umur di RW 07, Desa Ciherang,
Kecamatan Dramaga
Jumlah dan persentase responden pasangan suami istri
berdasarkan tingkat pendidikan di RW 07, Desa Ciherang,
Kecamatan Dramaga
Jumlah dan persentase responden suami istri berdasarkan
aktivitas produksi
Jumlah dan persentase responden suami istri berdasarkan
pihak yang melakukan aktivitas reproduksi di bidang bahan
bakar
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang melakukan aktivitas reproduksi di
bidang pangan
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang melakukan aktivitas reproduksi di
bidang pengasuhan anak
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang melakukan aktivitas reproduksi di
bidang kesehatan
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang melakukan aktivitas reproduksi di
bidangkebersihan
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang melakukan aktivitas reproduksi di
bidang pasar
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang melakukan aktivitas reproduksi di
bidang pakaian
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang melakukan aktivitas reproduksi di
bidang alat rumah tangga
6
10
11
12
12
15
17
18
19
19
19
20
21
21
23
24
24
25
26
26
27
27
28
x
Tabel 23
Tabel 24
Tabel 25
Tabel 26
Tabel 27
Tabel 28
Tabel 29
Tabel 30
Tabel 31
Tabel 32
Tabel 33
Tabel 34
Tabel 35
Tabel 36
Tabel 37
Tabel 38
Tabel 39
Tabel 40
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang melakukan akses terhadap
sumberdaya tanah
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang melakukan akses terhadap peralatan
rumah tangga
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang melakukan akses terhadap
pendidikan
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang melakukan akses terhadap
penghasilan
Jumlah dan persentase responden pasangan suami istri
berdasarkan pihak yang memperoleh manfaat pendapatan
atas akses
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang memperoleh manfaat dari hasil
kekayaan
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang memperoleh manfaat atas kebutuhan
dasar
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang mengambil keputusan dalam hal
keuangan
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang mengambil keputusan dalam hal
pangan
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang mengambil keputusan dalam hal
pendidikan
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang mengambil keputusan dalam hal
kesehatan
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang mengambil keputusan dalam
keperluan lainnya
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang mengambil keputusan dalam hal
strategi pemenuhan kebutuhan hidup
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan jenis pekerjaan
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan tingkat pendapatan
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan tingkat pengeluaran konsumsi
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan tingkat pengeluaran bukan konsumsi
Jumlah dan persentase berdasarkan luas lahan
28
29
29
29
30
30
30
31
31
31
32
32
32
34
35
36
36
37
xi
Tabel 41
Tabel 42
Tabel 43
Jumlah dan persentase berdasarkan kegunaan lahan
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang bekerja
Jumlah dan persentase berdasarkan tingkat migrasi
37
38
40
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Kerangka berfikir
Grafik pendapatan bulanan suami
Grafik pendapatan bulanan istri
8
35
36
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampuran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Waktu pelaksanaan penelitian
Sketsa Desa Ciherang
Hasil Uji Reabilitas
Hasil uji statistik Rank Spearman
Dokumentasi
51
52
53
53
64
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris karena sebagian besar penduduknya
mengandalkan sektor pertanian sebagai matapencaharian. Namun, saat ini jumlah
lahan pertanian semakin berkurang. Menurut data Biro Pusat Statistik (2014),
menunjukan di Pulau Jawa setiap tahun telah terjadi alih fungsi lahan pertanian
seluas 27.000 hektar. Selain itu, secara nasional konversi lahan pertanian
mencapai 100.000 hektar hingga 110.000 hektar per tahun. Menurut Badan Pusat
Statistik (BPS) merilis hasil sensus pertanian 2013 yaitu terjadinya penurunan
rumah tangga petani dari 31,17 juta rumah tangga pada tahun 2003 menjadi 26,13
juta rumah tangga pada tahun 2013. Mayoritas petani beralih fungsi ke sektor lain
karena tren penduduk bergeser dari sektor usaha pangan ke sektor jasa. Sektor
pertanian dipandang kurang memberikan keuntungan dibidang ekonomi.
Sementara kebutuhan hidup semakin hari semakin meningkat. Menurut Badan
Komunikasi dan Informasi menyatakan bahwa harga kebutuhan pokok mengalami
kenaikan, hampir disemua pasar, mulai dari Rp 500- Rp 1000.
Gender merupakan perbedaan peran, fungsi, status dan tanggung jawab pada
laki-laki dan perempuan sebagai hasil dari bentukan konstruksi sosial budaya
yang tertanam lewat proses sosialisasi dari satu generasi ke generasi berikutnya,
Puspitawati (2012). Berdasarkan Instruksi Presiden RI Nomor 9 Tahun 2000,
pengarusutamaan gender adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan
untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia agar mampu
berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya,
pertahanan dan keamanan nasional, dan kesamaan dalam menikmati hasil
pembangunan tersebut. Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender (PUG) penting
dilakukan, agar antara perempuan dan laki-laki mendapatkan kesetaraan gender.
Menurut data (Biro Perencanaan dan Keuangan), pada saat ini jumlah penduduk
Indonesia diperkirkan sekitar 225 juta jiwa, separuhnya adalah perempuan, namun
potensi perempuan sebagai sumberdaya pembangunan belum dioptimalkan. Jika
pemerintah dapat memberikan suatu kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan
laki-laki maupun perempuan maka kebijakan tersebut akan tepat guna. Prastiwi
dan Sumarti (2012), keberhasilan pelaksanaan CSR bidang pemberdayaan
ekonomi lokal PT Holcim Indonesia Tbk, program tersebut tidak hanya
berorientasi dibidang ekonomi, tetapi sosial dan lingkungan dengan upaya
memberdayakan ekonomi lokal. Program ini memberikan biaya untuk melakukan
usaha mikro melalui Baitul Maal wa Tamwil (BMT) kepada laki-laki dan
perempuan.
Dharmawan (2007) mengatakan bahwa strategi nafkah adalah taktik dan
aksi yang dibangun oleh individu ataupun kelompok untuk mempertahankan
kehidupan mereka dengan tetap memperhatikan eksistensi, infrastruktur sosial,
struktur sosial, dan sistem nilai budaya yang berlaku. Strategi nafkah dilakukan
agar individu atau rumahtangga dapat bertahan hidup dengan kondisi yang ada.
Pemilihan strategi nafkah yang cocok akan membantu dalam peningkatan
ekonomi keluarga.
Menurut Andriani dan Sunarti (2008), secara tradisional perempuan
memegang peran pada sektor domestik rumah tangga dan pria bertugas mencari
2
nafkah. Namun, tidak jarang perempuan terlibat dalam mencari nafkah. Akibatnya
perempuan memikul beban ganda. Peran perempuan dalam kebutuhan pangan
keluarga, menyebabkan anggota keluarga terpaksa memasuki usaha diluar
pertanian. Pada penelitian ini, peran suami lebih mendominasi dalam pengambilan
keputusan keluarga. Istri boleh membantu suami mencari nafkah, istri berhak
mendapatkan akses dan kontrol sumberdaya yang ada. Pada pengambilan
keputusan untuk urusan pangan didominasi oleh istri. Pengambilan keputusan
pada bidang pendidikan, kesehatan, keuangan, pemeliharaan rumah diambil secara
bersama-sama.Pembagian kerja dalam keluarga dalam sektor domestik dilakukan
oleh istri. Pada aktivitas publik lebih banyak dilakukan oleh suami, namun istri
terkadang membantu mencari nafkah.
Desa Ciherang merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan
Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan data hingga
Januari 2014 jumlah penduduk Desa Ciherang berjumlah 13.009 jiwa yang terbagi
sebanyak 6.698 penduduk laki-laki, 6.311 penduduk perempuan, dan 3.653 kepala
keluarga (KK)1. Mayarakat Desa Ciherang khususnya RW 07 rata-rata memiliki
mata pencaharian di sektor informalseperti menjadi sopir angkot, usaha warung,
kuli bangunan, dan buruh pabrik. Namun,selain peran laki-laki sebagai pencari
nafkah utama dalam keluarga, di desa ini perempuan juga berperan serta dalam
menunjang perekonomian keluarganya. Oleh karena itu, yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah sejauh mana hubungan profil gender dengan strategi
nafkah?
Masalah Penelitian
Gender merupakanperbedaan peran, fungsi, status dan tanggung jawab
pada laki-laki dan perempuan sebagai hasil dari bentukan konstruksi sosial
budaya yang tertanam lewat proses sosialisasi dari satu generasi ke generasi
berikutnya (Puspitawati 2012). Perbedaan peran tersebut diterapkan pada setiap
aktivitas yang dijalankan dalam kehidupan sehari-hari.
Profil gender dalam masyarakat dipengaruhi oleh tingkat karakteristik
individu, antara lain: umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan. Umur
merupakan faktor yang berhubungan dengan reit partisipasi angkatan kerja.
Semakin tinggi pendidikan yang dicapai seseorang maka akan semakin tinggi pula
kesempatan orang tersebut untuk memperoleh pekerjaan yang diinginkan.
Kemudian, dengan pekerjaan yang didapatkan maka akan berdampak terhadap
seberapa besar pendapatan yang diperoleh. Oleh karena itu, menjadi penting
bagi peneliti untuk mengetahui sejauh mana hubungan karakteristik
individu dengan profil gender?
Peran antara laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan, seperti dalam
hal memenuhi kebutuhan hidupnya. Begitu juga dalam hal ekonomi atau biasa
disebut aktivitas produksi. Oleh karena itu, menjadi penting bagi peneliti
untuk mengetahui sejauh mana hubungan profil gender dengan ekonomi
keluarga?
1
[Prodeskel]. Profil Desa dan Kelurahan. Kependudukan Desa Ciherang 2014. [internet] [diunduh
tanggal 12 November 2014]
3
Strategi nafkah merupakan suatu taktik dan aksi yang dibangun oleh
individu ataupun kelompok untuk mempertahankan kehidupan mereka dengan
tetap memperhatikan eksistensi, infrastruktur sosial, struktur sosial, dan sistem
nilai budaya yang berlaku (Dharmawan 2007). Setiap individu memiliki strategi
nafkah yang berbeda untuk mempertahankan kehidupannya. Oleh karena itu,
menjadi penting bagi peneliti untuk mengetahui sejauh mana hubungan
ekonomi keluarga dengan strategi nafkah?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian secara umum adalah untuk menganalisis hubungan
gender dengan strategi nafkah rumah tangga dan tujuan secara khusus adalah
untuk:
1.
Menganalisis hubungan karakteristik individu dengan profil gender.
2.
Menganalisis hubungan profil gender dengan ekonomi keluarga
3.
Menganalisis hubungan ekonomi keluarga dengan strategi nafkah.
Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat bagi para pihak yang
berminat maupun yang terkait dengan masalah gender dalam penerapan strategi
nafkah, khususnya kepada: tambahkan kalimat
1.
Civitas akademika, untuk memperoleh pengetahuan tentang karakteristik
individu dan profil gender. Sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya
yang berhubungan dengan gender maupun strategi nafkah.
2.
Masyarakat, untuk memperoleh pengetahuan tentang strategi nafkah agar
masyarakat bisa mencocokan strategi apa yang tepat untuk di terapkan
dalam mempertahankan hidupnya.
3.
Pemerintah, untuk menyusun kebijakan mengenai gender dan strategi
nafkah. Dengan demikian, kebijakan yang disusun pemerintah tepat
sasaran dan bermanfaat bagi masyarakat secara luas.
4
PENDEKATAN TEORITIS
Tinjauan Pustaka
Gender
Kata “gender” diartikan sebagai perbedaan peran, fungsi, status dan
tanggung jawab pada laki-laki dan perempuan sebagai hasil dari bentukan
konstruksi sosial budaya yang tertanam lewat proses sosialisasi dari satu generasi
ke generasi berikutnya (Puspitawati 2012). Kata gender dalam istilah bahasa
Indonesia sebenarnya berasal dari bahasa inggris, yaitu „gender’. Istilah gender
pertama kali dikenalkan oleh Robert Stoller, untuk memisahkan pencirian
manusia yang didasarkan pada pendefinisian yang bersifat sosial-budaya dengan
pendefinisian yang berasal dari ciri-ciri fisik biologis. Gender merupakan
behavioral differences (perbedaan perilaku) antara laki-laki dan perempuan yang
dikonstruksi secara sosial, yakni perbedaan yang bukan ketentuan tuhan
melainkan diciptakan oleh manusia (bukan kodrat) (Nugroho 2011). Sementara
menurut Kantor Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indinesia,
mengartikan, gender adalah peran-peran sosial yang dikonstruksikan oleh
masyarakat, serta tanggung jawab dan kesempatan laki-laki dan perempuan yang
diharapkan masyarakat agar peran-peran sosial tersebut dapat dilakukan oleh
keduanya (laki-laki dan perempuan). Gender tidak bersifat universal namun
bervariasi dari masyarakat satu ke masyarakat yang lain dari waktuke waktu.
Gender adalah suatu konstruksi sosial atau bentuk sosial yang sebenarnya bukan
bawaan lahir sehingga dapat dibentuk atau diubah tergantung dari tempat,
waktu/zaman, suku/ras/bangsa, budaya, status sosial, pemahanman agama,
Negara, ideologi, politik, hukum dan ekonomi.sedangkan jenis kelamin (Seks)
merupakan kodrat Tuhan yang berlaku dimana saja dan sepanjang masa yang
tidak dapat diubah dan dipertukarkan antara jenis kelamin laki-laki dan
perempuan.
Handayani dan Sugiarti (2008), mengungkapkan konsep gender adalah
sifat yang melekat pada kaum laki-laki dan perempuan yang dibentuk oleh faktorfaktor sosial maupun budaya, sehingga lahir beberapa anggapan tentang peran
sosial dan budaya laki-laki dan perempuan. Menurut Andriani dan Sunarti (2008),
gender sebagai suatu konsep hubungan sosial membedakan fungsi antara pria dan
perempuan yang terjadi melalui proses sosialisasi, penguatan, dan konstruksi
sosial, kultural dan keagamaan. Sedangkan, Puspitawati et al (2010)
mengemukakan bahwa gender adalah perbedaan peran, fungsi, persifatan,
kedudukan, tanggungjawab, dan hak perilaku baik perempuan maupun laki-laki
yang dibentuk, dibuat dan disosialisasikan oleh norma, adat, kebiasaan, dan
kepercayaan masyarakat setempat. Secara mendasar, gender berbeda dari jenis
kelamin secara biologis. Jenis kelamin biologis merupakan pemberian, tetapi yang
menjadikan maskulin atau feminis adalah gabungan blok dan interpretasi biologis
oleh kultur. Gender adalah seperangkat peran, yang halnya kostum atau topeng di
teater, menyampaikan kepada oranglain bahwa kita adalah feminism atau
maskulin (Mosse 1996). Gender dapat menentukan akses terhadap pendidikan,
kerja, alat-alat, dan sumberdaya yang diperlukan untuk industry dan keterampilan.
Gender dapat menentukan kesehatan, harapan hidup, dan kebebasan untuk gerak
5
dan menentukan seksualitas, hubungan, kemampuan untuk membuat keputusan
secara autonom.
Gender Framework Approach Analysis (GFA) ialah suatu analisis yang
digunakan untuk melihat suatu profil gender dari suatu kelompok sosial dan peran
gender dalam proyek pembangunan, yang mengutarakan perlunya tiga komponen
dan interelasi satu sama lainnya, yaitu: profil aktivitas, profil akses dan profil
kontrol (Overholt et al dalam Handayani dan Sugiarti 2008):
1. Profil aktivitas dilihat dari pembagian kerja produktif, reproduktif,
sosial-budaya. Pembagian kerja dalam keluarga maupun komunitas
(masyarakat) pada umumnya dapat dilihat dari profil kegiatannya. Profil
kegiatan mencakup: siapa yang melakukan kegiatan, kapan dan dimana
kegiatan dilaksanakan serta berapa frekuensi waktu dbutuhkan untuk
melakukan kegiatan tersebut, dan berapa pendapat yang dihasilkan
melalui kegiatan tersebut. Pembagian kerja berdasarkan gender mengacu
kepada pekerjaan yang berbeda yang dilakukan oleh perempuan dan lakilaki sebagai konsekuensi dari pola-pola sosialisasi, tugas-tugas secara
tradisional diidentifikasikan dilihat sebagai „kerja perempuan‟ dan „kerja
laki-laki‟
Kerja reproduktif seringkali dikaburkan oleh pandangan yang
menempatkan sebagai bagian “alami” dari perempuan. Seorang istri
cenderung feminimnya melayani, yang membawa memikul tanggungjawab mengasuh anak dan mengurus rumah keluarganya, dengan
ketersediaan uang yang diberikan oleh pencari nafkah laki-laki.
Pekerjaan rumah tangga merupakan suatu aspek pembagian kerja
berdasarkan gender dimana laki-laki cenderung melakukan pekerjaan
yang dibayar dan perempuan mengerjakan pekerjaan yang tidak dibayar.
2. Profil akses adalah peluang atau kesempatan dalam memperoleh atau
menggunakan sumberdaya tertentu ataupun hasilnya tanpa memiliki
wewenang untuk mengambil keputusan terhadap cara penggunaan dan
hasil sumberdaya tersebut. Akses, dalam arti kesamaan hak dalam
mengakses sumberdaya produktif di dalam lingkungan (Nugroho 2011).
3. Kontrol adalah penguasaan atau wewenang atau kekuatan untuk
mengambil keputusan. kontrol yang dimaksudkan disini adalah
kewenangan penuh untuk mengambil keputusan atas penggunaan hasil
dari sumberdaya. Kontrol, yaitu bahwa laki-laki dan perempuan
mempunyai kesempatan yang sama untuk melakukan kontrol atas
pemanfaatan sumberdaya.
4. Manfaat, yaitu bahwa lelaki dan perempuan harus sama-sama menikmati
hasil-hasil pemanfaatan sumberdaya atau pembangunan secara setara.
Strategi Nafkah
Dharmawan (2007) mengatakan bahwa strategi nafkah adalah taktik dan
aksi yang dibangun oleh individu ataupun kelompok untuk mempertahankan
kehidupan mereka dengan tetap memperhatikan eksistensi infrastruktur sosial,
struktur sosial, dan sistem nilai budaya yang berlaku. Ellis (2000) mengatakan
bahwa nafkah mengarah pada perhatian hubungan antara asset dan pilihan orang
untuk kegiatan alternative yang dapat menghasilkan tingkat pendapatan untuk
bertahan hidup, dimana sebuah nafkah terdiri dari asset (alam, fisik, manusia,
6
modal keuangan, dan sosial) kegiatan dan akses (dimediasi oleh lembaga dan
modal keuangan, dan sosial) yang bersama-sama menentukan hidup individu atau
rumah tangga. Menurut Paulina et al (2007), Strategi nafkah yaitu cara kegiatan
ekonomi untuk bertahan hidup.
Strategi nafkah muncul karena adanya persoalan kemiskinan yang
kemudian menjelma ke dalam persoalan “derivate” seperti diversivikasi sumber
nafkah, pekerjaan nafkah wanita dan pembagian kerja dalam rumah tangga,
ataupun lapangan kerja/usaha dan kesempatan kerja di pedesaan.Alasan individu
melakukan diversivikasi sebagai strategi nafkah adalah karena keterpaksaan
(necessity) dan pilihan (choice). Istilah lain yang sering digunakan adalah antara
bertahan hidup (survival) dan akumulasi (accumulation) Ellis (2000). Chambers
(1992) membagi strategi nafkah rumah tangga ke dalam tiga tahap yaitu:
desperation, vulnerability, dan independence. Masing-masing tahap memiliki
prioritas pemenuhan kebutuhan yang berbeda pula. Tahap pertama yaitu
Desperation, tujuannya adalah bertahan hidup (survival), cara yang ditempuh
adalah dengan menjadi buruh lepas, memanfaatkan common proverty, migrasi
musiman, dan meminjam dari patron. Tahap kedua yaitu vulnerability, jaminan
keamanan adalah tujuan utamanya, diperoleh dengan mengembangkan asset,
menggadaikan asset, dan berhutang.Tahap ketiga yaitu independace, misalnya
membebaskan diri dari status klien dalam hubungan patron-klien, melunasi
hutang, menabung, dan membeli atau mengembangkan asset yang mereka miliki.
Sumber-sumber Strategi Nafkah
Scoones (1998), mengemukakan bahwa dalam penerapan strategi nafkah,
rumahtangga petani memanfaatkan berbagai sumberdaya yang dimiliki dalam
upaya untuk dapat mempertahankan hidup. Strategi nafkah (livelihood strategy)
diklasifikasikan berdasarkan tiga kategori, yaitu: rekayasa sumber nafkah
pertanian, yang dilakukan dengan memanfaatkan sektor pertanian secara efektif
dan efisien melalui penambahan input eksternal seperti teknologi dan tenaga kerja
(intensifikasi), maupun dengan memperluas lahan garapan (ekstensifikasi); pola
nafkah ganda (diversifikasi), yang dilakukan dengan cara mencari pekerjaan lain
selain pertanian untuk meningkatkan pendapatan atau dengan mengerahkan
tenaga kerja keluarga (ayah, ibu dan anak) untuk ikut bekerja, selain pertanian dan
memperoleh pendapatan; rekayasa spasial (migrasi), merupakan usaha yang
dilakukan dengan melakukan mobilitas ke daerah lain di luar desanya, baik secara
permanen maupun sirkuler untuk memperoleh pendapatan tambahan
Tabel 1. Strategi Nafkah menurut Scoones (1998)
Rekayasa Sumber Nafkah
Pola Nafkah Ganda
Pertanian
Sektor petanian:
Mengerahkan tenaga
Intensif
kerja keluarga:
Ekstensif
Ayah
Ibu
Anak
Rekayasa
Spasial
Migrasi
7
Ellis (2000) mengemukakan tiga klasifikasi sumber nafkah (income source) yaitu:
a.
Sektor farm income : sektor ini mengacu pada pendapatan yang berasal
dari tanah pertanian milik sendiri, baik yang diusahakan oleh pemilik
tanah maupun diakses melalui sewa menyewa atau bagi hasil. Strategi on
farm merujuk pada nafkah yang berasal dari pertanian dalam arti luas.
b.
Sektor off farm income : sektor ini mengacu pada pendapatan di luar
pertanian, yang dapat berarti penghasilan yang diperoleh berasal dari upah
tenaga kerja, sistem bagi hasil, kontrak upah kerja non upah, dan lain-lain
namun masih dalam lingkup pertanian.
c.
Sektor non-farm income : sektor ini mengacu pada pendapatan yang bukan
berasal dari pertanian, seperti pendapatan atau gaji pension, pendapatan
dari usaha pribadi, dan sebagiannya.
8
Kerangka Penelitian
Tujuan dari penelitian ini salah satunya adalah mengetahui hubungan profil
gender terhadap strategi nafkah.
Berdasarkan kerangka analisis gender dapat dianalisis dengan menggunakan
kerangka Harvard yaitu tingkat profil aktivitas, tingkat profil akses, dan kontrol
terhadap sumberdaya.Adanya perbedaan gender antara laki-laki dan perempuan di
masyarakat dalam tingkat profil aktivitas, tingkat akses dan kontrol tersebut dapat
dihubungkan oleh karakteristik individu.
Karakteristik individu antara lain umur, tingkat pendidikan, dan tingkat
pendapatan. Umur merupakan faktor yang berhubungan dengan reit partisipasi
angkatan kerja. Penduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk usia 15-64
tahun. Pendidikan seseorang berhubungan dengan kesempatan jenis pekerjaan
yang akan diperoleh. Semakin tinggi pendidikan yang dicapai seseorang maka
akan semakin tinggi pula kesempatan orang tersebut untuk memperoleh pekerjaan
yang diinginkan. Kemudian, dengan pekerjaan yang didapatkan maka akan
berdampak terhadap seberapa besar pendapatan yang diperoleh. Strategi nafkah
merupakan cara atau aksi bagaimana seseorang untuk mempertahankan hidupnya.
Karakteristik Individu
X1.1 = Umur
X1.2 = Tingkat Pendidikan
Profil Gender
X2.1 = Profil Aktivitas
X2.2 = Profil Akses dan Kontrol
Ekonomi Keluarga
X3.1 = Status Pekerjaan
X3.2 = Tingkat Pendapatan
X3.3 = Tingkat Pengeluaran
Y = Strategi Nafkah
Keterangan:
Berhubungan
Gambar 1. Kerangka Berfikir Hipotesis
Hipotesis Penelitian
1.
2.
3.
Terdapat hubungan antara karakteristik individu dengan profil gender.
Terdapat hubungan antara profil gender dengan ekonomi keluarga.
Terdapat hubungan ekonomi keluarga dengan strategi nafkah.
9
Definisi Operasional
Gender
Teknik analisis Harvard atau yang biasa disebut Gender Framework
Analysis (Overholt et. Al dalam Handayani dan Sugiarti 2008) yaitu suatu analisis
yang mengutarakan perlunya tiga komponen dan interelasi satu sama lain, yaitu:
1. Profil Aktivitas berdasarkan pada pembagian kerja gender (siapa
mengerjakan apa, didalam rumah tangga dan masyarakat), yang memuat
daftar tugas perempuan dan laki-laki, sehingga dimungkinkan untuk
dilakukan pengelompokan menurut umur, etnis, kelas sosial tertentu, dimana
dan kapan tugas-tugas tersbut dilakukan. Aktivitas dikelompokan menjadi
aktivitas produktif, reproduktif. Tingkat Profil aktivitas dapat diukur dengan
frekuensi dan curahan waktu.
Aktivitas Produksi adalah kegiatan yang menyumbang pendapatan keluarga
dalam bentuk uang atau barang. Kegiatan ini disebut juga sebagai kegiatan
ekonomi.
Aktivitas Reproduksi adalah kegiatan yang menjamin kelangsungan hidup
manusia dan keluarga. Kegiatan ini disebut juga kegiatan reproduksi sosial
Tingkat Frekuensi adalah berapa banyak atau seberapa sering pekerjaan
tersebut dilakukan.
Tingkat Curahan waktu adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
kegiatan.Curahan waktu tidak hanya dicurahkan pada sektor usaha tani tetapi
pada juga pada sektor diluar usaha tani.Satuan ukuran yang umumnya dipakai
untuk mengukur curahan waktu kerja adalah jumlah kerja dan hari kerja total.
Jumlah jam dan hari kerja total.
2. Profil Akses adalah siapa yang mempunyai akses terhadap
sumberdayaproduktif termasuk sumberdaya alam seperti tanah, hutan,
peralatan, pekerja, pendidikan. Perempuan bisa mempunyai apa dan laki-laki
memperoleh apa.Tingkat profil akses dan kontrol dapat diukur dari tingkat
partisipasi dan tingkat pengambilan keputusan.
Sumberdaya adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan, seperti tanah,
peralatan, tenaga kerja, pendidikan.
Manfaat adalah hasil yang diperoleh atas sumberdaya
Tingkat Profil kontrol adalah siapa yang dapat mengambil keputusan atau
mengontrol sumberdaya. Sumberdaya disini adalah sumberdaya yang
diperlukan untuk melakukan tugas-tugas.
10
Tabel 2. Definisi Operasional Profil Gender
No. Variabel
Definisi
Operasional
1.
Profil
Berdasarkan
Aktivitas:
pada
- Aktivitas
pembagian
Produksi
kerja gender
- Aktivitas
(siapa
Reproduktif
mengerjakan
apa, didalam
rumah tangga
dan
masyarakat),
yang memuat
daftar tugas
perempuan
dan laki-laki,
dan kapan
tugas-tugas
tersebut
dilakukan.
2.
Profil Akses
dan Kontrol
-Sumberdaya
- Manfaat
siapa yang
mempunyai
akses
terhadap
sumberdaya
produktif
termasuk
sumberdaya
alam seperti
tanah, hutan,
peralatan,
pekerja,
pendidikan.
Perempuan
bisa
mempunyai
apa dan lakilaki
memperoleh
apa
Indikator
- Frekuensi
5= Tidak
pernah
4= Jarang
Sekali
3= Jarang
2= Sering
1= Selalu
- Curahan
waktu
rendah jika
(≥ 7,8/ hari),
- Curahan
waktu
sedang jika (
7,8 jam/ hari
< curahan
waktu > 11,5
jam/ hari),
- Curahan
waktu tinggi
jika (≤ 11,5
jam/ hari).
Tingkat
Partisipasi:
1= Istri saja
2= Istri
dominan
3= Istri dan
suami setara
4= suami
dominan
5= suami
saja
Jenis
Data
Ordinal
dan
Nominal
Sumber
Rujukan
The
Oxfam
Gender
Training
Manual (
Terjemah
an)
dalam
Handaya
ni 2008)
dan
Sugiarti
Nominal
The
Oxfam
Gender
Training
Manual (
Terjemah
an)
dalam
Handaya
ni 2008)
dan
Sugiarti
11
Karakteristik Individu
1.
Umur adalah lamanya seseorang hidup dalam satuan tahun. Dinyatakan
dalam tahun menggunakan skala ordinal.
2.
Tingkat Pendidikan menurut UU Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003
Tingkat pendidikan atau sering disebut dengan jenjang pendidkan adalah
tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan
peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang
dikembangkan.Jenjang pendidikan formal terdiri dari pendidikan dasar,
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.Dinyatakan dengan skala
ordinal.
Ekonomi Keluarga
1.
Jenis pekerjaan adalah Pekerjaan utama dalam perolehan pendapatan utama
dalam KK. Dinyatakan dengan skala ordinal.
2.
Tingkat Pendapatan adalah rata-rata hasil kerja berupa uang yang diperoleh
uang yang diperoleh tiap individu per bulan, tingkat pendapatan diukur
berdasarkan rataan pendapatan rumah tangga responden.
3.
Tingkat pendapatan adalah rata-rata pengeluaran untuk kebutuhan pangan,
sandang, papan berdasarkan rataan pengeluaran rumah tangga responden,
Tabel 3. Definisi Operasional Karakteristik Individu
No
Variabel
1.
Umur
2.
Tingkat
Pendidikan
Definisi Operasional
lamanya seseorang
hidup dalam satuan
tahun.
Tingkat Pendidikan
Menurut UU
Republik Indonesia
No. 20 tahun 2003
Tingkat pendidikan
atau sering disebut
dengan jenjang
pendidkan adalah
tahapan pendidikan
yang ditetapkan
berdasarkan tingkat
perkembangan
peserta didik, tujuan
yang akan dicapai
dan kemampuan
yang
dikembangkan.Jenja
ng pendidikan
formal terdiri dari
pendidikan dasar,
pendidikan
menengah dan
Indikator
1. SD
2. SMP
3. SMA
4. Diploma
5. Sarjana
6. Master
7. Doktor
Jenis
Data
Ordinal
Sumber
Rujukan
Rusli S
(2012)
Ordinal
BPS
(2005)
12
No
1.
2.
3
Variabel
Jenis
pekerjaan
Definisi Operasional
Indikator
Jenis
Data
Sumber
Rujukan
pendidikan tinggi.
Pekerjaan utama dalam
perolehan pendapatan
utama dalam KK.
1: PNS/POL/TNI Nominal Kariyasa ,
2: Swasta
Siregar,
3:Pedagang
Suradisast
4: Buruh
ra, dan
5: Petani
Yusdja
6: Wiraswasta
7: Ternak
8:Tidak Bekerja
Tingkat
Rata-rata hasil (X) kerja X ≤ ½ SD :
Ordinal BPS
Pendapatan berupa uang yang
rendah
(2005)
diperoleh tiap individu
per bulan, tingkat
½ SD < X < ½
pendapatan diukur
SD : sedang
berdasarkan rataan
pendapatan rumah
X ≥ ½ SD : tinggi
tangga responden.
Tingkat
Rata-rata (X)
X ≤ ½ SD :
Ordinal BPS
Pengeluaran konsumsi/pengeluaran
rendah
(2005)
untuk pemenuhan
kebutuhan pangan,
½ SD < X < ½
pendidikan dan
SD : sedang
kesehatan (nonpangan). Pengukuran
X ≥ ½ SD : tinggi
tingkat pengeluaran
didasarkan pada
pengeluaran rumah
tangga responden untuk
pemenuhan kebutuhan
pangan dan pendidikan
dan jasa (non-pangan).
Strategi Nafkah
Berikut ini definisi operasional strategi nafkah yang diketahui menurut
Scoones (1998).
Tabel 4. Definisi Operasional Strategi Nafkah menurut Scoones(1998)
Jenis
No
Variabel
Definisi Operasional
Indikator
Data
1.
Sumber
rekayasa sumber
Kegunaan lahan Ordinal
Nafkah
nafkah pertanian,
Pertanian
yang dilakukan
dengan
memanfaatkan sektor
pertaniansecara
efektif dan efisien
Sumber
Rujukan
Scoones
(1998)
13
No
2.
3.
Variabel
Pola Nafkah
Ganda
Rekayasa
Spasial
Definisi Operasional
melalui penambahan
input eksternal seperti
teknologi dan tenaga
kerja (intensifikasi).
pola yang dilakukan
dengan cara mencari
pekerjaan lain selain
pertanian untuk
meningkatkan
pendapatan atau
dengan mengerahkan
tenaga kerja
keluargaselain di
sektor pertanian .
memperluas lahan
garapan
ekstensifikasi
rekayasa spasial
(migrasi), merupakan
usaha yang dilakukan
dengan melakukan
mobilitas ke daerah
lain di luar desanya,
baik secara permanen
maupun sirkuler
untuk memperoleh
pendapatan
tambahan.
Indikator
Jenis
Data
Sumber
Rujukan
Ordinal
Suami
bekerja
Istri bekerja
Anak bekerja
Scoones
(1998)
Migrasi:
Ordinal
Tahun Migrasi
Pernah
melakukan
migrasiatau
tidak
Scoones
(1998)
PENDEKATAN LAPANGAN
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh data
kualitatif. Pertama melakukan sensus pasangan suami istri untuk pembuatan
kerangka sampling. Setelah memperoleh data mengenai sensus penduduk
kemudian akan dlakukan metode pengambilan sampel. Kerangka sampling yang
dipakai adalah pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling).
Metode kuantitatif dilakukan dengan mengisi kuesioner. Pendekatan kuantitatif
diharapkan mampu menjawab bagaimana hubungan profil gender dengan strategi
nafkah di Desa Ciherang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Data kualitatif
dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam terhadap
informan.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di RW 07, Desa Ciherang, Kecamatan Dramaga,
Kabupaten Bogor. Wilayah ini termasuk kedalam wilayah semi perkotaan.
Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara Purposive (sengaja). Pemilihan
lokasi tersebut dengan mempertimbangkan matapencaharian penduduk yang
beragam mulai dari supir angkot, buruh, wiraswasta. Banyaknya perempuan yang
bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sementara laki-laki lebih banyak yang
menganggur. Hal tersebut menjadi relevan dengan topik gender dengan melihat
hubungan antara gender dengan strategi nafkah. Penetapan lokasi ini ditetapkan
setelah melakukan penjajagan.
Proses penelitian diawalai dengan penyusunan proposal penelitian pada
bulan Desember 2014. Penelitian dilaksanakan selama enam bulan, terhitung
mulai bulan Desember 2014 sampai dengan bulan Maret 2015, jadwal penelitian
secara lengkap tersaji pada lampiran. Kegiatan penelitian meliputi penyusunan
proposal skripsi, kolokium, pengambilan data lapangan, penulisan draft skripsi,
sidang skripsi, dan perbaikan laporan skripsi.
Teknik Penentuan Informan dan Responden
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat, terutama suami dan istri di
RW 07 Desa Ciherang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Pemilihan
responden dilakukan melalui metode sensus. Kemudian, dilakukan penentuan
sampel. Penentuan sampel digunakan dengan melihat kerangka sampling dan
melakukan sampel acak sederhana (simple random sampling) sebanyak 30
pasangan suami-istri.
Informan adalah orang yang menceritakan tentang lingkungannya atau
pihak-pihak lain. Informan juga dikatakan sebagai pihak yang dapat mendukung
keberlangsungan informasi penelitian secara lancar. Informan yang dimaksudkan
adalah tokoh kunci atau yang dipandang dimasyarakat, seperti tokoh perempuan
dan tokoh masyarakat dengan cara snowball.
Responden adalah orang yang mengisi kuesioner. Pemilihan responden
dilakukan setelah memperoleh data sensus penduduk. Responden disini adalah
suami dan istri.
15
Tabel 5. Pemilihan Informan
Kerangka Berfikir
Profil Gender
Karakteristik Individu
Strategi Nafkah
Informan
Tokoh Masyarakat (Bapak Mus)
Tokoh Perempuan (Ibu Ddh)
Tokoh Masyarakat (Bapak Mus)
Tokoh Perempuan (Ibu Ddh)
Tokoh Masyarakat (Bapak Mus)
Tokoh Perempuan (Ibu Ddh)
Teknik Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif diperoleh
melalui kuesioner (lampiran 6). Kuesioner berisi beberapa variabel profil gender,
tingkat karakteristik individu dan variabel tingkat startegi nafkah. Data kualitaif
diperoleh melalui wawancara mendalam pada beberapa informan.Topik
wawancara mendalam mengenai profil gender, tingkat karakteristik individu dan
strategi nafkah.
Hasil dari pengamatan dan wawancara dilapangan dituangkan dalam catatan
harian dengan bentuk uraian rinci dan kutipan langsung. Data sekunder diperoleh
melalui literatur yaitu buku-buku, podes, Biro Pusat Statistik (konsep gender dan
konversi lahan), profil Desa Ciherang yang diunduh dari internet, informasi
tertulis, data-data dan literatur-literatur yang mendukung kebutuhan data
mengenai fokus penelitian seperti data monografi Desa Ciherang tahun 2014.
Teknik Analisis Data
Unit analisis dari penelitian ini adalah individu. Adapun individu dalam
penelitian ini adalah suami dan istri masyarakat Desa Ciherang khususnya RW 07.
Penelitian ini mempunyai dua jenis data yang akan diolah dan dianalisis
yaitu data kuantitaif dan data kualitatif. Data kuantatif menggunakan aplikasi
Microsoft Excel 2007 dan SPSS for windows 20.0. Pembuatan tabel frekuensi,
grafik, diagram, serta tabel tabulasi silang untuk melihat data awal responden
untuk masing-masing variabel secara tunggal menggunakan aplikasi Microsoft
Excel 2007. Kemudian SPSS. for windows 20.0 digunakan untuk membantu
dalam uji statitistik yang akan menggunakan uji korelasi. Uji korelasi Rank
Spearman digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antar dua
variabel yang berskala ordinal dan tidak menentukan prasyarat data terdistribusi
normal. Rank Spearman digunakan untuk uji korelasi yang menghubungkan
variabel profil gender, tingkat karakteristik individu serta adanya hubungan
keduanya dengan strategi nafkah.
Data kuantitatif diperoleh dengan menggunakan kuesioner.Kuesioner
tersebut telah diuji dengan menggunakan uji realibilitas. Hasil uji realibilitas
(Cronbach Alfa) (Lampiran 4) yaitu 0, 779.
Data kualitatif dianalisis melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian
data, dan verifikasi. Proses reduksi data dimulai dari proses pemilihan,
penyederhanaan, abstraksi, hingga transformasi data hasil wawancara mendalam,
observasi, dan studi dokumen. Tujuan dari reduksi data ini ialah untuk
16
mempertajam, menggolongkan, mengarahkan, dan membuang data yang tidak
perlu. Penyajian data yang berupa menyusun segala informasi dan data yang
diperoleh menjadi serangkaian kata-kata yang mudah dibaca ke dalam sebuah
laporan. Penyajian data berupa narasi, diagram, dan matriks. Verifikasi adalah
langkah terakhir yang merupakan penarikan kesimpulan dari hasil yang telah
diolah pada tahap reduksi. Verifikasi dilakukan dengan mendiskusikan hasil
olahan data kepada responden, informan, dan dosen pembimbing. Seluruh hasil
penelitian pada akhirnya akan dituliskan dalam laporan skripsi
GAMBARAN UMUM
Kondisi Geografis
Ciherang merupakan desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat. Desa ini memiliki luas wilayah 251,57 Ha. Pemanfaatan lahan
Desa Ciherang antara lain digunakan untuk perumahan, sawah, ladang, kolam,
sungai, jalan, pemakaman, lapangan olahraga, bangunan industri, tanah
peribadatan, dan bangunan pendidikan. Pemanfaatan lahan terluas adalah sawah
dengan luas 151 Ha. Pemilihan lokasi penelitian di Desa Ciherang karena sesuai
dengan konsep gender dan strategi nafkah, dimana pemanfaatan lahan terluas
untuk persawahan, namun jumlah penduduk yang bermatapencaharian di sektor
usaha tani lebih sedikit dibandingkan dengan matapencaharian di sektor informal.
Selain itu tidak hanya suami yang bekerja untuk mencari nafkah keluarga, tetapi
istri juga turut berperan serta dalam mencari nafkah.
Tabel 6. Pemanfaatan lahan Desa Ciherang, tahun 2014
No.
Pemanfaatan
Luas (Ha)
Persentase
(%)
59,54
27,89
8,02
1,58
0,79
0,79
0,79
0,28
0,12
0,19
1.
Sawah
151,00
2.
Perumahan/pemukiman dan pekarangan
70,73
3.
Ladang
20,34
4.
Jalan
4,00
5.
Kolam/ tambak
2,00
6.
Sungai
2,00
7.
Pemakaman/ kuburan
2,00
8.
Tanah/ bangunan pendidikan
0,70
9.
Lapangan olah raga
0,30
10.
Tanah/ peribadatan
0,50
Sumber: Data Monografi Desa Ciherang Tahun 2014
Desa Ciherang terdiri atas 11 RW (Rukun Warga) dan 49 RT (Rukun
Tetangga) dan memiliki wilayah administratif yang berbatasan dengan Desa
lainnya. Batas-batas administratifnya sebagai berikut:
Sebelah Utara
: Kelurahan Margajaya
Sebelah Timur
: Desa Laladon
Sebelah Selatan
: Desa Ciapus dan Desa Sukawening
Sebelah Barat
: Desa Dramaga dan Desa Sinarsari.
Kondisi geografis Desa Ciherang berada pada ketinggian tanah dari
permukaan laut sekitar 196 meter dengan suhu rata-rata 25̊ C- 32 ̊ C. Orbitasi dan
waktu tempuh dari pusat kecamatan 1,5 km dengan waktu tempuh 10 menit dan
dari ibu kota kabupaten 25 km dengan waktu tempuh 60 menit.
RW 07 terdiri dari 5 RT. Wilayah dari masing-masing RT cukup
berdekatan.RT 01 berdampingan dengan RT 04.RT 01 bersebrangan dengan RT
02.RT 02 berdampingan dengan RT 03, dan yang terakhir RT 05 terletak
berdampingan dengan RT 04. Sebelah utara RW 07berbatasan dengan Desa
Ciherang Inpres, Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Ciherang Kramat,
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Ciherang Rawabolong, dan sebelah Timur
berbatasan dengan Ciherang Kaum. RW 07 memiliki kepadatan penduduk yang
18
cukup tinggi dengan terlihat rumah yang saling berhimpitan satu sama lain. Lahan
kosong sudah jarang terlihat karena ditutupi oleh pemukiman penduduk, namun
masih ada beberapa petak sawah milik warga.
Kondisi Ekonomi
Jumlah lahan pertanian yang cukup luas ternyata belum cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup masyarakat Desa Ciherang.Oleh karena itu, sebagian
besar masyarakat Desa Ciherang lebih banyak bekerja di sektor non pertanian
dengan jumlah penduduk yang bermatapencaharian sebagai buruh berjumlah
2.440 orang.
Tabel 7. Jumlah dan persentase pendapatan asli Desa Ciherang, tahun 2014
Sumber Pendapatan Asli Desa
Jumlah
Persentase(%)
Swadaya Masyarakat
Swadaya Masyarakat/ Partisipasi
Calon Kades
131.097.135
93,89
Pungutan Desa
8.532.000
6,11
Total Swadaya Masyarakat
139.629.135
100,00
Bantuan Pemerintah
Pemerintah Pusat
198.861.764
49,97
Pemerintah Provinsi
100.000.000
25,13
Pemerintah Kabupaten Retribusi
Pajak
99.114.828
24,90
Total Bantuan Pemerintah
397.976.592
100,00
Sumber: Data Monografi Desa Ciherang Tahun 2014
Perekonomian desa didukung oleh partisipasi masyarakat maupun para
calon kepala desa. Sumber pendapatan desa terbesar berasal dari swadaya
masyarakat dalam menggalang dana yaitu sebesar Rp 131.097.135,- serta
pungutan desa sebesar Rp 8.532.000. Dana tersebut dipergunakan untuk
keberlangsungan pembangunan desa.Namun, pendapatan tidak hanya diperoleh
dari partisipasi masyarakat. Adapun bantuan anggaran dari pemerintah, baik
pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten sebesar Rp 397.976.592,-.
Masyarakat RW 07 termasuk kedalam golongan Pra Sejahtera dan sebagian
kecil termasuk ke dalam golongan miskin berdasarkan stratifikasi RW.Mata
pencaharian warga desa ini beraneka ragam, namun sebagian besar pada sektor
non usaha tani.Matapencaharian lainya terdiri dari buruh pabrik, supir angkot,
pedagang, usaha warung, guru, dan sebagiannya. Tuntutan hidup yang dialami
oleh warga RW 07 menuntut mereka untuk mencari cara agar tetap dapat hidup
dan menyesuaikan diri dengan perubahan perekonomian dimasa kini. Hal tersebut
mendorong sebagian istri yang ada di RW 07 untuk ikut serta dalam menambah
nafkah keluarganya.Pendapatan yang diperoleh oleh suami dirasa belum cukup
memenuhi kebutuhan hidup saat ini.
19
Tabel 8. Jumlah dan persentase penduduk menurut matapencaharian, tahun 2014
No. Pekerjaan
Jumlah (orang)
Persentase
(%)
1.
Buruh
2.440
34,77
2.
Wiraswasta
1.489
21,21
3.
Pedagang
787
11,21
4.
Pegawai Negeri Sipil
552
7,87
5.
Petani
523
7,45
6.
Jasa
499
7,11
7.
Pengusaha
247
3,52
8.
Tukang Bangunan
386
5,50
9.
Pengusaha
247
3,52
10. Pensiunan/ Purnawirawan
67
0,95
11. Peternak
16
0,23
Sumber: Data Monografi Desa Ciherang Tahun 2014
Kondisi Sosial
Kondisi sosial Desa Ciherang terdiri dari masyarakat yang heterogen dengan
ad
DENGAN STRATEGI NAFKAH
DESI ROSITA
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Hubungan
Gender dengan Strategi Nafkah adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan
tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalamteks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2015
Desi Rosita
NIM. I34110139
ABSTRAK
DESI ROSITA. Analisis Hubungan Gender dengan Strategi Nafkah. Dibimbing
oleh IVANOVICH AGUSTA.
Gender merupakan perbedaan peran, status, tanggung jawab antara laki-laki
dan perempuan. Adanya perbedaan gender menyebabkan perbedaan pada aktivitas
yang dijalankan oleh suami dan istri. Namun, di Desa Ciherang, Kecamatan
Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, tidak hanya seorang suami yang
mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga, tetapi seorang istri juga ikut
serta dalam kegiatan ekonomi. Tujuan dari penelitian ini yang pertama adalah
menganalisis hubungan antara karakteristik individu dengan profil gender. Kedua,
menganalisis hubungan profil gender dengan ekonomi keluarga. Ketiga,
menganalisis hubungan ekonomi keluarga dengan strategi nafkah. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah survey dengan pendekatan kuantitatif
didukung dengan data kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat
hubungan antara umur dengan curahan waktu profil aktivitas. Terdapat hubungan
antara tingkat pendidikan dengan tingkat partisipasi. Terdapat hubungan antara
jenis pekerjaan dengan tingkat pengambilan keputusan. Terdapat hubungan antara
tingkat pengeluaran dengan tingkat pengambilan keputusan. Terdapat hubungan
antara tingkat pengeluaran dengan tingkat pengambilan keputusan. Terdapat
hubungan antara jenis pekerjaan dengan pola nafkah ganda.
Kata kunci: Gender, karakteristik individu, strategi nafkah.
ABSTRACT
DESI ROSITA. Analysis of Gender Relations Livelihoods Strategy. supervised by
IVANOVICH AGUSTA.
Gender are differences in the roles, status, and responsibilities between man
and woman. Existence of gender lead to difference activities conducted by
husband and wife. However, in Ciherang Village, Dramaga Subdistrict, Bogor
District , West Java, it is not only husband who earns to meet needs of the family,
but also participates in economic activities. Aims of this study is first to analyze
the relationship between individual characteristics by gender profile. Second,
analyze the relationship between gender profile and family economy. Third,
analyze the economic relations with the family livelihood strategies. Method used
in this research is survey with quantitative approach supported by qualitative
data. The results showed that there is a relationship between age and time
outpouring activity profile. There is relationship between level of education and
level of participation. There is relationship between the type of work to the level
of decision-making. There is relationship between the level of expenditure to the
level of decision-making. There is relationship between the level of expenditure to
the level of decision-making. There is relationship between type of work and
double livelihood patterns.
Keywords: gender, individual characteristics, livelihood strategy
ANALISIS HUBUNGAN GENDER
DENGAN STRATEGI NAFKAH
DESI ROSITA
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
Judul Skripsi
Nama
NIM
: Analisis Hubungan Gender dengan Strategi Nafkah.
: Desi Rosita
: I34110139
Disetujui oleh
Dr Ivanovich Agusta SP, MSi
Dosen Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Siti Amanah, MSc
Ketua Departemen
Tanggal Lulus: _______________
PRAKATA
Untaian puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan
Semesta Alam, yang masih memberikan nikmat jasmani dan rohani serta waktu
yang bermanfaat bagi penulis sehingga skripsi dengan judul “Analisis Hubungan
Gender dengan Strategi Nafkah” dapat diselesaikan tanpa hambatan dan
masalah yang berarti. Pujian dan sholawat senantiasa penulis sampaikan kepada
Rasullah SAW, keluarga beliau, dan para sahabat hingga tabi‟in dan pengikutnya
hingga akhir.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik karena
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
rasa terima kasih kepada:
1.
Dr Ivanovich Agusta, SP MSi, dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
mencurahkan waktu untuk membimbing dan memberikan masukan yang
sangat berarti selama penulisan skripsi ini.
2.
Masyarakat RW 07 Desa Ciherang yang telah membantu penulis dalam
proses pengisian kuesioner.
3.
Suherwin, SH sebagai kepala Desa Ciherang yang telah membantu penulis
dalam proses pengumpulan data.
4.
Ayah Machpud, Yanti Aprianti, S.Pi, Udi Kusdinar, S.Hut, Roni Wardani,
Santi Agustianti, Lina Herlina sebagai saudara yang merupakan sumber
motivasi penulis dalam segala hal.
5.
Andika Rachman sebagai pembangkit semangat serta motivasi lebih selama
proses penulisan skripsi.
6.
Teman-teman tercinta Yunizar Sri W, Iradhatie Wurinanda, Gina Sutanti,
Annisa Amalia Ikhsania, Wira Fuji Astuti, atas semangat dan
kebersamaannya selayaknya keluarga.
7.
Teman-teman yang memberikan dukungan penuh dari Futri Amelia, Tiffany
Diahnisa yang sudah membantu memberikan masukan dalam penulisan.
8.
Sahabat selama di asrama TPB (Tingkat Persiapan Bersama) Amelia
Rahmawati dan Indah yang saling menyemangati satu sama lain.
9.
Teman-teman seperjuangan SKPM 48 atas semangat dan kebersamaan
selama ini.
10. Semua pihak yang telah memberikan dukungan sehingga terselesaikannya
skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
penulis dan pembaca dalam memahami lebih jauh tentang gender dan strategi
nafkah.
Bogor, Mei 2015
Desi Rosita
vii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
PENDEKATAN TEORITIS
Tinjauan Pustaka
Konsep Gender
Strategi Nafkah
Kerangka Berfikir
Hipotesis
Definisi Operasional
PENDEKATAN LAPANGAN
Metode Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Teknik Penentuan Informan dan Responden
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
GAMBARAN DESA CIHERANG
Kondisi Geografis
Kondisi Ekonomi
Kondisi Sosial
KARAKTERISTIK INDIVIDU
Umur
Tingkat Pendidikan
PROFIL GENDER
Profil Aktivitas Produksi
Profil Aktivitas Reproduksi
Profil Akses (Tingkat Partisipasi)
Kontrol (Pengambilan Keputusan)
EKONOMI KELUARGA
Jenis pekerjaan
Tingkat Pendapatan
Tingkat Pengeluaran
STRATEGI NAFKAH
Intensifikasi Lahan Pertanian
Pola Nafkah Ganda
Rekayasa Spasial (Migrasi)
HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN PROFIL
GENDER
HUBUNGAN PROFIL GENDER DENGAN EKONOMI KELUARGA
HUBUNGAN EKONOMI KELUARGA DENGAN STRATEGI
NAFKAH
ix
xi
xi
1
1
2
3
3
4
4
4
5
8
8
9
14
14
14
14
15
15
17
17
18
19
21
21
21
23
23
24
28
31
34
34
35
36
38
38
39
40
41
43
45
viii
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
46
46
46
48
65
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
Tabel 5
Tabel 6
Tabel 7
Tabel 8
Tabel 9
Tabel 10
Tabel 11
Tabel 12
Tabel 13
Tabel 14
Tabel 15
Tabel 16
Tabel 17
Tabel 18
Tabel 19
Tabel 20
Tabel 21
Tabel 22
Strategi nafkah menurut Scoones (1998)
Definisi operasional profil gender
Definisi operasional karakteristik individu
Definisi operasional ekonomi keluarga
Definisi operasional strategi nafkah
Pemilihan informan
Pemanfaatan lahan Desa Ciherang tahun 2014
Jumlah dan persentase pendapatan asli Desa Ciherang tahun
2014
Jumlah penduduk menurut matapencaharian
Jumlah dan penduduk menurut mobilitas dan mutasi
penduduk Desa Ciherang tahun 2014
Jumlah penduduk menurut selang umur
Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Ciherang tahun 2014
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan kategori umur di RW 07, Desa Ciherang,
Kecamatan Dramaga
Jumlah dan persentase responden pasangan suami istri
berdasarkan tingkat pendidikan di RW 07, Desa Ciherang,
Kecamatan Dramaga
Jumlah dan persentase responden suami istri berdasarkan
aktivitas produksi
Jumlah dan persentase responden suami istri berdasarkan
pihak yang melakukan aktivitas reproduksi di bidang bahan
bakar
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang melakukan aktivitas reproduksi di
bidang pangan
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang melakukan aktivitas reproduksi di
bidang pengasuhan anak
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang melakukan aktivitas reproduksi di
bidang kesehatan
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang melakukan aktivitas reproduksi di
bidangkebersihan
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang melakukan aktivitas reproduksi di
bidang pasar
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang melakukan aktivitas reproduksi di
bidang pakaian
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang melakukan aktivitas reproduksi di
bidang alat rumah tangga
6
10
11
12
12
15
17
18
19
19
19
20
21
21
23
24
24
25
26
26
27
27
28
x
Tabel 23
Tabel 24
Tabel 25
Tabel 26
Tabel 27
Tabel 28
Tabel 29
Tabel 30
Tabel 31
Tabel 32
Tabel 33
Tabel 34
Tabel 35
Tabel 36
Tabel 37
Tabel 38
Tabel 39
Tabel 40
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang melakukan akses terhadap
sumberdaya tanah
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang melakukan akses terhadap peralatan
rumah tangga
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang melakukan akses terhadap
pendidikan
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang melakukan akses terhadap
penghasilan
Jumlah dan persentase responden pasangan suami istri
berdasarkan pihak yang memperoleh manfaat pendapatan
atas akses
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang memperoleh manfaat dari hasil
kekayaan
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang memperoleh manfaat atas kebutuhan
dasar
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang mengambil keputusan dalam hal
keuangan
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang mengambil keputusan dalam hal
pangan
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang mengambil keputusan dalam hal
pendidikan
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang mengambil keputusan dalam hal
kesehatan
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang mengambil keputusan dalam
keperluan lainnya
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang mengambil keputusan dalam hal
strategi pemenuhan kebutuhan hidup
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan jenis pekerjaan
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan tingkat pendapatan
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan tingkat pengeluaran konsumsi
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan tingkat pengeluaran bukan konsumsi
Jumlah dan persentase berdasarkan luas lahan
28
29
29
29
30
30
30
31
31
31
32
32
32
34
35
36
36
37
xi
Tabel 41
Tabel 42
Tabel 43
Jumlah dan persentase berdasarkan kegunaan lahan
Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri
berdasarkan pihak yang bekerja
Jumlah dan persentase berdasarkan tingkat migrasi
37
38
40
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Kerangka berfikir
Grafik pendapatan bulanan suami
Grafik pendapatan bulanan istri
8
35
36
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampuran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Waktu pelaksanaan penelitian
Sketsa Desa Ciherang
Hasil Uji Reabilitas
Hasil uji statistik Rank Spearman
Dokumentasi
51
52
53
53
64
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris karena sebagian besar penduduknya
mengandalkan sektor pertanian sebagai matapencaharian. Namun, saat ini jumlah
lahan pertanian semakin berkurang. Menurut data Biro Pusat Statistik (2014),
menunjukan di Pulau Jawa setiap tahun telah terjadi alih fungsi lahan pertanian
seluas 27.000 hektar. Selain itu, secara nasional konversi lahan pertanian
mencapai 100.000 hektar hingga 110.000 hektar per tahun. Menurut Badan Pusat
Statistik (BPS) merilis hasil sensus pertanian 2013 yaitu terjadinya penurunan
rumah tangga petani dari 31,17 juta rumah tangga pada tahun 2003 menjadi 26,13
juta rumah tangga pada tahun 2013. Mayoritas petani beralih fungsi ke sektor lain
karena tren penduduk bergeser dari sektor usaha pangan ke sektor jasa. Sektor
pertanian dipandang kurang memberikan keuntungan dibidang ekonomi.
Sementara kebutuhan hidup semakin hari semakin meningkat. Menurut Badan
Komunikasi dan Informasi menyatakan bahwa harga kebutuhan pokok mengalami
kenaikan, hampir disemua pasar, mulai dari Rp 500- Rp 1000.
Gender merupakan perbedaan peran, fungsi, status dan tanggung jawab pada
laki-laki dan perempuan sebagai hasil dari bentukan konstruksi sosial budaya
yang tertanam lewat proses sosialisasi dari satu generasi ke generasi berikutnya,
Puspitawati (2012). Berdasarkan Instruksi Presiden RI Nomor 9 Tahun 2000,
pengarusutamaan gender adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan
untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia agar mampu
berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya,
pertahanan dan keamanan nasional, dan kesamaan dalam menikmati hasil
pembangunan tersebut. Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender (PUG) penting
dilakukan, agar antara perempuan dan laki-laki mendapatkan kesetaraan gender.
Menurut data (Biro Perencanaan dan Keuangan), pada saat ini jumlah penduduk
Indonesia diperkirkan sekitar 225 juta jiwa, separuhnya adalah perempuan, namun
potensi perempuan sebagai sumberdaya pembangunan belum dioptimalkan. Jika
pemerintah dapat memberikan suatu kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan
laki-laki maupun perempuan maka kebijakan tersebut akan tepat guna. Prastiwi
dan Sumarti (2012), keberhasilan pelaksanaan CSR bidang pemberdayaan
ekonomi lokal PT Holcim Indonesia Tbk, program tersebut tidak hanya
berorientasi dibidang ekonomi, tetapi sosial dan lingkungan dengan upaya
memberdayakan ekonomi lokal. Program ini memberikan biaya untuk melakukan
usaha mikro melalui Baitul Maal wa Tamwil (BMT) kepada laki-laki dan
perempuan.
Dharmawan (2007) mengatakan bahwa strategi nafkah adalah taktik dan
aksi yang dibangun oleh individu ataupun kelompok untuk mempertahankan
kehidupan mereka dengan tetap memperhatikan eksistensi, infrastruktur sosial,
struktur sosial, dan sistem nilai budaya yang berlaku. Strategi nafkah dilakukan
agar individu atau rumahtangga dapat bertahan hidup dengan kondisi yang ada.
Pemilihan strategi nafkah yang cocok akan membantu dalam peningkatan
ekonomi keluarga.
Menurut Andriani dan Sunarti (2008), secara tradisional perempuan
memegang peran pada sektor domestik rumah tangga dan pria bertugas mencari
2
nafkah. Namun, tidak jarang perempuan terlibat dalam mencari nafkah. Akibatnya
perempuan memikul beban ganda. Peran perempuan dalam kebutuhan pangan
keluarga, menyebabkan anggota keluarga terpaksa memasuki usaha diluar
pertanian. Pada penelitian ini, peran suami lebih mendominasi dalam pengambilan
keputusan keluarga. Istri boleh membantu suami mencari nafkah, istri berhak
mendapatkan akses dan kontrol sumberdaya yang ada. Pada pengambilan
keputusan untuk urusan pangan didominasi oleh istri. Pengambilan keputusan
pada bidang pendidikan, kesehatan, keuangan, pemeliharaan rumah diambil secara
bersama-sama.Pembagian kerja dalam keluarga dalam sektor domestik dilakukan
oleh istri. Pada aktivitas publik lebih banyak dilakukan oleh suami, namun istri
terkadang membantu mencari nafkah.
Desa Ciherang merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan
Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan data hingga
Januari 2014 jumlah penduduk Desa Ciherang berjumlah 13.009 jiwa yang terbagi
sebanyak 6.698 penduduk laki-laki, 6.311 penduduk perempuan, dan 3.653 kepala
keluarga (KK)1. Mayarakat Desa Ciherang khususnya RW 07 rata-rata memiliki
mata pencaharian di sektor informalseperti menjadi sopir angkot, usaha warung,
kuli bangunan, dan buruh pabrik. Namun,selain peran laki-laki sebagai pencari
nafkah utama dalam keluarga, di desa ini perempuan juga berperan serta dalam
menunjang perekonomian keluarganya. Oleh karena itu, yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah sejauh mana hubungan profil gender dengan strategi
nafkah?
Masalah Penelitian
Gender merupakanperbedaan peran, fungsi, status dan tanggung jawab
pada laki-laki dan perempuan sebagai hasil dari bentukan konstruksi sosial
budaya yang tertanam lewat proses sosialisasi dari satu generasi ke generasi
berikutnya (Puspitawati 2012). Perbedaan peran tersebut diterapkan pada setiap
aktivitas yang dijalankan dalam kehidupan sehari-hari.
Profil gender dalam masyarakat dipengaruhi oleh tingkat karakteristik
individu, antara lain: umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan. Umur
merupakan faktor yang berhubungan dengan reit partisipasi angkatan kerja.
Semakin tinggi pendidikan yang dicapai seseorang maka akan semakin tinggi pula
kesempatan orang tersebut untuk memperoleh pekerjaan yang diinginkan.
Kemudian, dengan pekerjaan yang didapatkan maka akan berdampak terhadap
seberapa besar pendapatan yang diperoleh. Oleh karena itu, menjadi penting
bagi peneliti untuk mengetahui sejauh mana hubungan karakteristik
individu dengan profil gender?
Peran antara laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan, seperti dalam
hal memenuhi kebutuhan hidupnya. Begitu juga dalam hal ekonomi atau biasa
disebut aktivitas produksi. Oleh karena itu, menjadi penting bagi peneliti
untuk mengetahui sejauh mana hubungan profil gender dengan ekonomi
keluarga?
1
[Prodeskel]. Profil Desa dan Kelurahan. Kependudukan Desa Ciherang 2014. [internet] [diunduh
tanggal 12 November 2014]
3
Strategi nafkah merupakan suatu taktik dan aksi yang dibangun oleh
individu ataupun kelompok untuk mempertahankan kehidupan mereka dengan
tetap memperhatikan eksistensi, infrastruktur sosial, struktur sosial, dan sistem
nilai budaya yang berlaku (Dharmawan 2007). Setiap individu memiliki strategi
nafkah yang berbeda untuk mempertahankan kehidupannya. Oleh karena itu,
menjadi penting bagi peneliti untuk mengetahui sejauh mana hubungan
ekonomi keluarga dengan strategi nafkah?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian secara umum adalah untuk menganalisis hubungan
gender dengan strategi nafkah rumah tangga dan tujuan secara khusus adalah
untuk:
1.
Menganalisis hubungan karakteristik individu dengan profil gender.
2.
Menganalisis hubungan profil gender dengan ekonomi keluarga
3.
Menganalisis hubungan ekonomi keluarga dengan strategi nafkah.
Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat bagi para pihak yang
berminat maupun yang terkait dengan masalah gender dalam penerapan strategi
nafkah, khususnya kepada: tambahkan kalimat
1.
Civitas akademika, untuk memperoleh pengetahuan tentang karakteristik
individu dan profil gender. Sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya
yang berhubungan dengan gender maupun strategi nafkah.
2.
Masyarakat, untuk memperoleh pengetahuan tentang strategi nafkah agar
masyarakat bisa mencocokan strategi apa yang tepat untuk di terapkan
dalam mempertahankan hidupnya.
3.
Pemerintah, untuk menyusun kebijakan mengenai gender dan strategi
nafkah. Dengan demikian, kebijakan yang disusun pemerintah tepat
sasaran dan bermanfaat bagi masyarakat secara luas.
4
PENDEKATAN TEORITIS
Tinjauan Pustaka
Gender
Kata “gender” diartikan sebagai perbedaan peran, fungsi, status dan
tanggung jawab pada laki-laki dan perempuan sebagai hasil dari bentukan
konstruksi sosial budaya yang tertanam lewat proses sosialisasi dari satu generasi
ke generasi berikutnya (Puspitawati 2012). Kata gender dalam istilah bahasa
Indonesia sebenarnya berasal dari bahasa inggris, yaitu „gender’. Istilah gender
pertama kali dikenalkan oleh Robert Stoller, untuk memisahkan pencirian
manusia yang didasarkan pada pendefinisian yang bersifat sosial-budaya dengan
pendefinisian yang berasal dari ciri-ciri fisik biologis. Gender merupakan
behavioral differences (perbedaan perilaku) antara laki-laki dan perempuan yang
dikonstruksi secara sosial, yakni perbedaan yang bukan ketentuan tuhan
melainkan diciptakan oleh manusia (bukan kodrat) (Nugroho 2011). Sementara
menurut Kantor Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indinesia,
mengartikan, gender adalah peran-peran sosial yang dikonstruksikan oleh
masyarakat, serta tanggung jawab dan kesempatan laki-laki dan perempuan yang
diharapkan masyarakat agar peran-peran sosial tersebut dapat dilakukan oleh
keduanya (laki-laki dan perempuan). Gender tidak bersifat universal namun
bervariasi dari masyarakat satu ke masyarakat yang lain dari waktuke waktu.
Gender adalah suatu konstruksi sosial atau bentuk sosial yang sebenarnya bukan
bawaan lahir sehingga dapat dibentuk atau diubah tergantung dari tempat,
waktu/zaman, suku/ras/bangsa, budaya, status sosial, pemahanman agama,
Negara, ideologi, politik, hukum dan ekonomi.sedangkan jenis kelamin (Seks)
merupakan kodrat Tuhan yang berlaku dimana saja dan sepanjang masa yang
tidak dapat diubah dan dipertukarkan antara jenis kelamin laki-laki dan
perempuan.
Handayani dan Sugiarti (2008), mengungkapkan konsep gender adalah
sifat yang melekat pada kaum laki-laki dan perempuan yang dibentuk oleh faktorfaktor sosial maupun budaya, sehingga lahir beberapa anggapan tentang peran
sosial dan budaya laki-laki dan perempuan. Menurut Andriani dan Sunarti (2008),
gender sebagai suatu konsep hubungan sosial membedakan fungsi antara pria dan
perempuan yang terjadi melalui proses sosialisasi, penguatan, dan konstruksi
sosial, kultural dan keagamaan. Sedangkan, Puspitawati et al (2010)
mengemukakan bahwa gender adalah perbedaan peran, fungsi, persifatan,
kedudukan, tanggungjawab, dan hak perilaku baik perempuan maupun laki-laki
yang dibentuk, dibuat dan disosialisasikan oleh norma, adat, kebiasaan, dan
kepercayaan masyarakat setempat. Secara mendasar, gender berbeda dari jenis
kelamin secara biologis. Jenis kelamin biologis merupakan pemberian, tetapi yang
menjadikan maskulin atau feminis adalah gabungan blok dan interpretasi biologis
oleh kultur. Gender adalah seperangkat peran, yang halnya kostum atau topeng di
teater, menyampaikan kepada oranglain bahwa kita adalah feminism atau
maskulin (Mosse 1996). Gender dapat menentukan akses terhadap pendidikan,
kerja, alat-alat, dan sumberdaya yang diperlukan untuk industry dan keterampilan.
Gender dapat menentukan kesehatan, harapan hidup, dan kebebasan untuk gerak
5
dan menentukan seksualitas, hubungan, kemampuan untuk membuat keputusan
secara autonom.
Gender Framework Approach Analysis (GFA) ialah suatu analisis yang
digunakan untuk melihat suatu profil gender dari suatu kelompok sosial dan peran
gender dalam proyek pembangunan, yang mengutarakan perlunya tiga komponen
dan interelasi satu sama lainnya, yaitu: profil aktivitas, profil akses dan profil
kontrol (Overholt et al dalam Handayani dan Sugiarti 2008):
1. Profil aktivitas dilihat dari pembagian kerja produktif, reproduktif,
sosial-budaya. Pembagian kerja dalam keluarga maupun komunitas
(masyarakat) pada umumnya dapat dilihat dari profil kegiatannya. Profil
kegiatan mencakup: siapa yang melakukan kegiatan, kapan dan dimana
kegiatan dilaksanakan serta berapa frekuensi waktu dbutuhkan untuk
melakukan kegiatan tersebut, dan berapa pendapat yang dihasilkan
melalui kegiatan tersebut. Pembagian kerja berdasarkan gender mengacu
kepada pekerjaan yang berbeda yang dilakukan oleh perempuan dan lakilaki sebagai konsekuensi dari pola-pola sosialisasi, tugas-tugas secara
tradisional diidentifikasikan dilihat sebagai „kerja perempuan‟ dan „kerja
laki-laki‟
Kerja reproduktif seringkali dikaburkan oleh pandangan yang
menempatkan sebagai bagian “alami” dari perempuan. Seorang istri
cenderung feminimnya melayani, yang membawa memikul tanggungjawab mengasuh anak dan mengurus rumah keluarganya, dengan
ketersediaan uang yang diberikan oleh pencari nafkah laki-laki.
Pekerjaan rumah tangga merupakan suatu aspek pembagian kerja
berdasarkan gender dimana laki-laki cenderung melakukan pekerjaan
yang dibayar dan perempuan mengerjakan pekerjaan yang tidak dibayar.
2. Profil akses adalah peluang atau kesempatan dalam memperoleh atau
menggunakan sumberdaya tertentu ataupun hasilnya tanpa memiliki
wewenang untuk mengambil keputusan terhadap cara penggunaan dan
hasil sumberdaya tersebut. Akses, dalam arti kesamaan hak dalam
mengakses sumberdaya produktif di dalam lingkungan (Nugroho 2011).
3. Kontrol adalah penguasaan atau wewenang atau kekuatan untuk
mengambil keputusan. kontrol yang dimaksudkan disini adalah
kewenangan penuh untuk mengambil keputusan atas penggunaan hasil
dari sumberdaya. Kontrol, yaitu bahwa laki-laki dan perempuan
mempunyai kesempatan yang sama untuk melakukan kontrol atas
pemanfaatan sumberdaya.
4. Manfaat, yaitu bahwa lelaki dan perempuan harus sama-sama menikmati
hasil-hasil pemanfaatan sumberdaya atau pembangunan secara setara.
Strategi Nafkah
Dharmawan (2007) mengatakan bahwa strategi nafkah adalah taktik dan
aksi yang dibangun oleh individu ataupun kelompok untuk mempertahankan
kehidupan mereka dengan tetap memperhatikan eksistensi infrastruktur sosial,
struktur sosial, dan sistem nilai budaya yang berlaku. Ellis (2000) mengatakan
bahwa nafkah mengarah pada perhatian hubungan antara asset dan pilihan orang
untuk kegiatan alternative yang dapat menghasilkan tingkat pendapatan untuk
bertahan hidup, dimana sebuah nafkah terdiri dari asset (alam, fisik, manusia,
6
modal keuangan, dan sosial) kegiatan dan akses (dimediasi oleh lembaga dan
modal keuangan, dan sosial) yang bersama-sama menentukan hidup individu atau
rumah tangga. Menurut Paulina et al (2007), Strategi nafkah yaitu cara kegiatan
ekonomi untuk bertahan hidup.
Strategi nafkah muncul karena adanya persoalan kemiskinan yang
kemudian menjelma ke dalam persoalan “derivate” seperti diversivikasi sumber
nafkah, pekerjaan nafkah wanita dan pembagian kerja dalam rumah tangga,
ataupun lapangan kerja/usaha dan kesempatan kerja di pedesaan.Alasan individu
melakukan diversivikasi sebagai strategi nafkah adalah karena keterpaksaan
(necessity) dan pilihan (choice). Istilah lain yang sering digunakan adalah antara
bertahan hidup (survival) dan akumulasi (accumulation) Ellis (2000). Chambers
(1992) membagi strategi nafkah rumah tangga ke dalam tiga tahap yaitu:
desperation, vulnerability, dan independence. Masing-masing tahap memiliki
prioritas pemenuhan kebutuhan yang berbeda pula. Tahap pertama yaitu
Desperation, tujuannya adalah bertahan hidup (survival), cara yang ditempuh
adalah dengan menjadi buruh lepas, memanfaatkan common proverty, migrasi
musiman, dan meminjam dari patron. Tahap kedua yaitu vulnerability, jaminan
keamanan adalah tujuan utamanya, diperoleh dengan mengembangkan asset,
menggadaikan asset, dan berhutang.Tahap ketiga yaitu independace, misalnya
membebaskan diri dari status klien dalam hubungan patron-klien, melunasi
hutang, menabung, dan membeli atau mengembangkan asset yang mereka miliki.
Sumber-sumber Strategi Nafkah
Scoones (1998), mengemukakan bahwa dalam penerapan strategi nafkah,
rumahtangga petani memanfaatkan berbagai sumberdaya yang dimiliki dalam
upaya untuk dapat mempertahankan hidup. Strategi nafkah (livelihood strategy)
diklasifikasikan berdasarkan tiga kategori, yaitu: rekayasa sumber nafkah
pertanian, yang dilakukan dengan memanfaatkan sektor pertanian secara efektif
dan efisien melalui penambahan input eksternal seperti teknologi dan tenaga kerja
(intensifikasi), maupun dengan memperluas lahan garapan (ekstensifikasi); pola
nafkah ganda (diversifikasi), yang dilakukan dengan cara mencari pekerjaan lain
selain pertanian untuk meningkatkan pendapatan atau dengan mengerahkan
tenaga kerja keluarga (ayah, ibu dan anak) untuk ikut bekerja, selain pertanian dan
memperoleh pendapatan; rekayasa spasial (migrasi), merupakan usaha yang
dilakukan dengan melakukan mobilitas ke daerah lain di luar desanya, baik secara
permanen maupun sirkuler untuk memperoleh pendapatan tambahan
Tabel 1. Strategi Nafkah menurut Scoones (1998)
Rekayasa Sumber Nafkah
Pola Nafkah Ganda
Pertanian
Sektor petanian:
Mengerahkan tenaga
Intensif
kerja keluarga:
Ekstensif
Ayah
Ibu
Anak
Rekayasa
Spasial
Migrasi
7
Ellis (2000) mengemukakan tiga klasifikasi sumber nafkah (income source) yaitu:
a.
Sektor farm income : sektor ini mengacu pada pendapatan yang berasal
dari tanah pertanian milik sendiri, baik yang diusahakan oleh pemilik
tanah maupun diakses melalui sewa menyewa atau bagi hasil. Strategi on
farm merujuk pada nafkah yang berasal dari pertanian dalam arti luas.
b.
Sektor off farm income : sektor ini mengacu pada pendapatan di luar
pertanian, yang dapat berarti penghasilan yang diperoleh berasal dari upah
tenaga kerja, sistem bagi hasil, kontrak upah kerja non upah, dan lain-lain
namun masih dalam lingkup pertanian.
c.
Sektor non-farm income : sektor ini mengacu pada pendapatan yang bukan
berasal dari pertanian, seperti pendapatan atau gaji pension, pendapatan
dari usaha pribadi, dan sebagiannya.
8
Kerangka Penelitian
Tujuan dari penelitian ini salah satunya adalah mengetahui hubungan profil
gender terhadap strategi nafkah.
Berdasarkan kerangka analisis gender dapat dianalisis dengan menggunakan
kerangka Harvard yaitu tingkat profil aktivitas, tingkat profil akses, dan kontrol
terhadap sumberdaya.Adanya perbedaan gender antara laki-laki dan perempuan di
masyarakat dalam tingkat profil aktivitas, tingkat akses dan kontrol tersebut dapat
dihubungkan oleh karakteristik individu.
Karakteristik individu antara lain umur, tingkat pendidikan, dan tingkat
pendapatan. Umur merupakan faktor yang berhubungan dengan reit partisipasi
angkatan kerja. Penduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk usia 15-64
tahun. Pendidikan seseorang berhubungan dengan kesempatan jenis pekerjaan
yang akan diperoleh. Semakin tinggi pendidikan yang dicapai seseorang maka
akan semakin tinggi pula kesempatan orang tersebut untuk memperoleh pekerjaan
yang diinginkan. Kemudian, dengan pekerjaan yang didapatkan maka akan
berdampak terhadap seberapa besar pendapatan yang diperoleh. Strategi nafkah
merupakan cara atau aksi bagaimana seseorang untuk mempertahankan hidupnya.
Karakteristik Individu
X1.1 = Umur
X1.2 = Tingkat Pendidikan
Profil Gender
X2.1 = Profil Aktivitas
X2.2 = Profil Akses dan Kontrol
Ekonomi Keluarga
X3.1 = Status Pekerjaan
X3.2 = Tingkat Pendapatan
X3.3 = Tingkat Pengeluaran
Y = Strategi Nafkah
Keterangan:
Berhubungan
Gambar 1. Kerangka Berfikir Hipotesis
Hipotesis Penelitian
1.
2.
3.
Terdapat hubungan antara karakteristik individu dengan profil gender.
Terdapat hubungan antara profil gender dengan ekonomi keluarga.
Terdapat hubungan ekonomi keluarga dengan strategi nafkah.
9
Definisi Operasional
Gender
Teknik analisis Harvard atau yang biasa disebut Gender Framework
Analysis (Overholt et. Al dalam Handayani dan Sugiarti 2008) yaitu suatu analisis
yang mengutarakan perlunya tiga komponen dan interelasi satu sama lain, yaitu:
1. Profil Aktivitas berdasarkan pada pembagian kerja gender (siapa
mengerjakan apa, didalam rumah tangga dan masyarakat), yang memuat
daftar tugas perempuan dan laki-laki, sehingga dimungkinkan untuk
dilakukan pengelompokan menurut umur, etnis, kelas sosial tertentu, dimana
dan kapan tugas-tugas tersbut dilakukan. Aktivitas dikelompokan menjadi
aktivitas produktif, reproduktif. Tingkat Profil aktivitas dapat diukur dengan
frekuensi dan curahan waktu.
Aktivitas Produksi adalah kegiatan yang menyumbang pendapatan keluarga
dalam bentuk uang atau barang. Kegiatan ini disebut juga sebagai kegiatan
ekonomi.
Aktivitas Reproduksi adalah kegiatan yang menjamin kelangsungan hidup
manusia dan keluarga. Kegiatan ini disebut juga kegiatan reproduksi sosial
Tingkat Frekuensi adalah berapa banyak atau seberapa sering pekerjaan
tersebut dilakukan.
Tingkat Curahan waktu adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
kegiatan.Curahan waktu tidak hanya dicurahkan pada sektor usaha tani tetapi
pada juga pada sektor diluar usaha tani.Satuan ukuran yang umumnya dipakai
untuk mengukur curahan waktu kerja adalah jumlah kerja dan hari kerja total.
Jumlah jam dan hari kerja total.
2. Profil Akses adalah siapa yang mempunyai akses terhadap
sumberdayaproduktif termasuk sumberdaya alam seperti tanah, hutan,
peralatan, pekerja, pendidikan. Perempuan bisa mempunyai apa dan laki-laki
memperoleh apa.Tingkat profil akses dan kontrol dapat diukur dari tingkat
partisipasi dan tingkat pengambilan keputusan.
Sumberdaya adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan, seperti tanah,
peralatan, tenaga kerja, pendidikan.
Manfaat adalah hasil yang diperoleh atas sumberdaya
Tingkat Profil kontrol adalah siapa yang dapat mengambil keputusan atau
mengontrol sumberdaya. Sumberdaya disini adalah sumberdaya yang
diperlukan untuk melakukan tugas-tugas.
10
Tabel 2. Definisi Operasional Profil Gender
No. Variabel
Definisi
Operasional
1.
Profil
Berdasarkan
Aktivitas:
pada
- Aktivitas
pembagian
Produksi
kerja gender
- Aktivitas
(siapa
Reproduktif
mengerjakan
apa, didalam
rumah tangga
dan
masyarakat),
yang memuat
daftar tugas
perempuan
dan laki-laki,
dan kapan
tugas-tugas
tersebut
dilakukan.
2.
Profil Akses
dan Kontrol
-Sumberdaya
- Manfaat
siapa yang
mempunyai
akses
terhadap
sumberdaya
produktif
termasuk
sumberdaya
alam seperti
tanah, hutan,
peralatan,
pekerja,
pendidikan.
Perempuan
bisa
mempunyai
apa dan lakilaki
memperoleh
apa
Indikator
- Frekuensi
5= Tidak
pernah
4= Jarang
Sekali
3= Jarang
2= Sering
1= Selalu
- Curahan
waktu
rendah jika
(≥ 7,8/ hari),
- Curahan
waktu
sedang jika (
7,8 jam/ hari
< curahan
waktu > 11,5
jam/ hari),
- Curahan
waktu tinggi
jika (≤ 11,5
jam/ hari).
Tingkat
Partisipasi:
1= Istri saja
2= Istri
dominan
3= Istri dan
suami setara
4= suami
dominan
5= suami
saja
Jenis
Data
Ordinal
dan
Nominal
Sumber
Rujukan
The
Oxfam
Gender
Training
Manual (
Terjemah
an)
dalam
Handaya
ni 2008)
dan
Sugiarti
Nominal
The
Oxfam
Gender
Training
Manual (
Terjemah
an)
dalam
Handaya
ni 2008)
dan
Sugiarti
11
Karakteristik Individu
1.
Umur adalah lamanya seseorang hidup dalam satuan tahun. Dinyatakan
dalam tahun menggunakan skala ordinal.
2.
Tingkat Pendidikan menurut UU Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003
Tingkat pendidikan atau sering disebut dengan jenjang pendidkan adalah
tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan
peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang
dikembangkan.Jenjang pendidikan formal terdiri dari pendidikan dasar,
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.Dinyatakan dengan skala
ordinal.
Ekonomi Keluarga
1.
Jenis pekerjaan adalah Pekerjaan utama dalam perolehan pendapatan utama
dalam KK. Dinyatakan dengan skala ordinal.
2.
Tingkat Pendapatan adalah rata-rata hasil kerja berupa uang yang diperoleh
uang yang diperoleh tiap individu per bulan, tingkat pendapatan diukur
berdasarkan rataan pendapatan rumah tangga responden.
3.
Tingkat pendapatan adalah rata-rata pengeluaran untuk kebutuhan pangan,
sandang, papan berdasarkan rataan pengeluaran rumah tangga responden,
Tabel 3. Definisi Operasional Karakteristik Individu
No
Variabel
1.
Umur
2.
Tingkat
Pendidikan
Definisi Operasional
lamanya seseorang
hidup dalam satuan
tahun.
Tingkat Pendidikan
Menurut UU
Republik Indonesia
No. 20 tahun 2003
Tingkat pendidikan
atau sering disebut
dengan jenjang
pendidkan adalah
tahapan pendidikan
yang ditetapkan
berdasarkan tingkat
perkembangan
peserta didik, tujuan
yang akan dicapai
dan kemampuan
yang
dikembangkan.Jenja
ng pendidikan
formal terdiri dari
pendidikan dasar,
pendidikan
menengah dan
Indikator
1. SD
2. SMP
3. SMA
4. Diploma
5. Sarjana
6. Master
7. Doktor
Jenis
Data
Ordinal
Sumber
Rujukan
Rusli S
(2012)
Ordinal
BPS
(2005)
12
No
1.
2.
3
Variabel
Jenis
pekerjaan
Definisi Operasional
Indikator
Jenis
Data
Sumber
Rujukan
pendidikan tinggi.
Pekerjaan utama dalam
perolehan pendapatan
utama dalam KK.
1: PNS/POL/TNI Nominal Kariyasa ,
2: Swasta
Siregar,
3:Pedagang
Suradisast
4: Buruh
ra, dan
5: Petani
Yusdja
6: Wiraswasta
7: Ternak
8:Tidak Bekerja
Tingkat
Rata-rata hasil (X) kerja X ≤ ½ SD :
Ordinal BPS
Pendapatan berupa uang yang
rendah
(2005)
diperoleh tiap individu
per bulan, tingkat
½ SD < X < ½
pendapatan diukur
SD : sedang
berdasarkan rataan
pendapatan rumah
X ≥ ½ SD : tinggi
tangga responden.
Tingkat
Rata-rata (X)
X ≤ ½ SD :
Ordinal BPS
Pengeluaran konsumsi/pengeluaran
rendah
(2005)
untuk pemenuhan
kebutuhan pangan,
½ SD < X < ½
pendidikan dan
SD : sedang
kesehatan (nonpangan). Pengukuran
X ≥ ½ SD : tinggi
tingkat pengeluaran
didasarkan pada
pengeluaran rumah
tangga responden untuk
pemenuhan kebutuhan
pangan dan pendidikan
dan jasa (non-pangan).
Strategi Nafkah
Berikut ini definisi operasional strategi nafkah yang diketahui menurut
Scoones (1998).
Tabel 4. Definisi Operasional Strategi Nafkah menurut Scoones(1998)
Jenis
No
Variabel
Definisi Operasional
Indikator
Data
1.
Sumber
rekayasa sumber
Kegunaan lahan Ordinal
Nafkah
nafkah pertanian,
Pertanian
yang dilakukan
dengan
memanfaatkan sektor
pertaniansecara
efektif dan efisien
Sumber
Rujukan
Scoones
(1998)
13
No
2.
3.
Variabel
Pola Nafkah
Ganda
Rekayasa
Spasial
Definisi Operasional
melalui penambahan
input eksternal seperti
teknologi dan tenaga
kerja (intensifikasi).
pola yang dilakukan
dengan cara mencari
pekerjaan lain selain
pertanian untuk
meningkatkan
pendapatan atau
dengan mengerahkan
tenaga kerja
keluargaselain di
sektor pertanian .
memperluas lahan
garapan
ekstensifikasi
rekayasa spasial
(migrasi), merupakan
usaha yang dilakukan
dengan melakukan
mobilitas ke daerah
lain di luar desanya,
baik secara permanen
maupun sirkuler
untuk memperoleh
pendapatan
tambahan.
Indikator
Jenis
Data
Sumber
Rujukan
Ordinal
Suami
bekerja
Istri bekerja
Anak bekerja
Scoones
(1998)
Migrasi:
Ordinal
Tahun Migrasi
Pernah
melakukan
migrasiatau
tidak
Scoones
(1998)
PENDEKATAN LAPANGAN
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh data
kualitatif. Pertama melakukan sensus pasangan suami istri untuk pembuatan
kerangka sampling. Setelah memperoleh data mengenai sensus penduduk
kemudian akan dlakukan metode pengambilan sampel. Kerangka sampling yang
dipakai adalah pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling).
Metode kuantitatif dilakukan dengan mengisi kuesioner. Pendekatan kuantitatif
diharapkan mampu menjawab bagaimana hubungan profil gender dengan strategi
nafkah di Desa Ciherang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Data kualitatif
dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam terhadap
informan.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di RW 07, Desa Ciherang, Kecamatan Dramaga,
Kabupaten Bogor. Wilayah ini termasuk kedalam wilayah semi perkotaan.
Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara Purposive (sengaja). Pemilihan
lokasi tersebut dengan mempertimbangkan matapencaharian penduduk yang
beragam mulai dari supir angkot, buruh, wiraswasta. Banyaknya perempuan yang
bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sementara laki-laki lebih banyak yang
menganggur. Hal tersebut menjadi relevan dengan topik gender dengan melihat
hubungan antara gender dengan strategi nafkah. Penetapan lokasi ini ditetapkan
setelah melakukan penjajagan.
Proses penelitian diawalai dengan penyusunan proposal penelitian pada
bulan Desember 2014. Penelitian dilaksanakan selama enam bulan, terhitung
mulai bulan Desember 2014 sampai dengan bulan Maret 2015, jadwal penelitian
secara lengkap tersaji pada lampiran. Kegiatan penelitian meliputi penyusunan
proposal skripsi, kolokium, pengambilan data lapangan, penulisan draft skripsi,
sidang skripsi, dan perbaikan laporan skripsi.
Teknik Penentuan Informan dan Responden
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat, terutama suami dan istri di
RW 07 Desa Ciherang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Pemilihan
responden dilakukan melalui metode sensus. Kemudian, dilakukan penentuan
sampel. Penentuan sampel digunakan dengan melihat kerangka sampling dan
melakukan sampel acak sederhana (simple random sampling) sebanyak 30
pasangan suami-istri.
Informan adalah orang yang menceritakan tentang lingkungannya atau
pihak-pihak lain. Informan juga dikatakan sebagai pihak yang dapat mendukung
keberlangsungan informasi penelitian secara lancar. Informan yang dimaksudkan
adalah tokoh kunci atau yang dipandang dimasyarakat, seperti tokoh perempuan
dan tokoh masyarakat dengan cara snowball.
Responden adalah orang yang mengisi kuesioner. Pemilihan responden
dilakukan setelah memperoleh data sensus penduduk. Responden disini adalah
suami dan istri.
15
Tabel 5. Pemilihan Informan
Kerangka Berfikir
Profil Gender
Karakteristik Individu
Strategi Nafkah
Informan
Tokoh Masyarakat (Bapak Mus)
Tokoh Perempuan (Ibu Ddh)
Tokoh Masyarakat (Bapak Mus)
Tokoh Perempuan (Ibu Ddh)
Tokoh Masyarakat (Bapak Mus)
Tokoh Perempuan (Ibu Ddh)
Teknik Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif diperoleh
melalui kuesioner (lampiran 6). Kuesioner berisi beberapa variabel profil gender,
tingkat karakteristik individu dan variabel tingkat startegi nafkah. Data kualitaif
diperoleh melalui wawancara mendalam pada beberapa informan.Topik
wawancara mendalam mengenai profil gender, tingkat karakteristik individu dan
strategi nafkah.
Hasil dari pengamatan dan wawancara dilapangan dituangkan dalam catatan
harian dengan bentuk uraian rinci dan kutipan langsung. Data sekunder diperoleh
melalui literatur yaitu buku-buku, podes, Biro Pusat Statistik (konsep gender dan
konversi lahan), profil Desa Ciherang yang diunduh dari internet, informasi
tertulis, data-data dan literatur-literatur yang mendukung kebutuhan data
mengenai fokus penelitian seperti data monografi Desa Ciherang tahun 2014.
Teknik Analisis Data
Unit analisis dari penelitian ini adalah individu. Adapun individu dalam
penelitian ini adalah suami dan istri masyarakat Desa Ciherang khususnya RW 07.
Penelitian ini mempunyai dua jenis data yang akan diolah dan dianalisis
yaitu data kuantitaif dan data kualitatif. Data kuantatif menggunakan aplikasi
Microsoft Excel 2007 dan SPSS for windows 20.0. Pembuatan tabel frekuensi,
grafik, diagram, serta tabel tabulasi silang untuk melihat data awal responden
untuk masing-masing variabel secara tunggal menggunakan aplikasi Microsoft
Excel 2007. Kemudian SPSS. for windows 20.0 digunakan untuk membantu
dalam uji statitistik yang akan menggunakan uji korelasi. Uji korelasi Rank
Spearman digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antar dua
variabel yang berskala ordinal dan tidak menentukan prasyarat data terdistribusi
normal. Rank Spearman digunakan untuk uji korelasi yang menghubungkan
variabel profil gender, tingkat karakteristik individu serta adanya hubungan
keduanya dengan strategi nafkah.
Data kuantitatif diperoleh dengan menggunakan kuesioner.Kuesioner
tersebut telah diuji dengan menggunakan uji realibilitas. Hasil uji realibilitas
(Cronbach Alfa) (Lampiran 4) yaitu 0, 779.
Data kualitatif dianalisis melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian
data, dan verifikasi. Proses reduksi data dimulai dari proses pemilihan,
penyederhanaan, abstraksi, hingga transformasi data hasil wawancara mendalam,
observasi, dan studi dokumen. Tujuan dari reduksi data ini ialah untuk
16
mempertajam, menggolongkan, mengarahkan, dan membuang data yang tidak
perlu. Penyajian data yang berupa menyusun segala informasi dan data yang
diperoleh menjadi serangkaian kata-kata yang mudah dibaca ke dalam sebuah
laporan. Penyajian data berupa narasi, diagram, dan matriks. Verifikasi adalah
langkah terakhir yang merupakan penarikan kesimpulan dari hasil yang telah
diolah pada tahap reduksi. Verifikasi dilakukan dengan mendiskusikan hasil
olahan data kepada responden, informan, dan dosen pembimbing. Seluruh hasil
penelitian pada akhirnya akan dituliskan dalam laporan skripsi
GAMBARAN UMUM
Kondisi Geografis
Ciherang merupakan desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat. Desa ini memiliki luas wilayah 251,57 Ha. Pemanfaatan lahan
Desa Ciherang antara lain digunakan untuk perumahan, sawah, ladang, kolam,
sungai, jalan, pemakaman, lapangan olahraga, bangunan industri, tanah
peribadatan, dan bangunan pendidikan. Pemanfaatan lahan terluas adalah sawah
dengan luas 151 Ha. Pemilihan lokasi penelitian di Desa Ciherang karena sesuai
dengan konsep gender dan strategi nafkah, dimana pemanfaatan lahan terluas
untuk persawahan, namun jumlah penduduk yang bermatapencaharian di sektor
usaha tani lebih sedikit dibandingkan dengan matapencaharian di sektor informal.
Selain itu tidak hanya suami yang bekerja untuk mencari nafkah keluarga, tetapi
istri juga turut berperan serta dalam mencari nafkah.
Tabel 6. Pemanfaatan lahan Desa Ciherang, tahun 2014
No.
Pemanfaatan
Luas (Ha)
Persentase
(%)
59,54
27,89
8,02
1,58
0,79
0,79
0,79
0,28
0,12
0,19
1.
Sawah
151,00
2.
Perumahan/pemukiman dan pekarangan
70,73
3.
Ladang
20,34
4.
Jalan
4,00
5.
Kolam/ tambak
2,00
6.
Sungai
2,00
7.
Pemakaman/ kuburan
2,00
8.
Tanah/ bangunan pendidikan
0,70
9.
Lapangan olah raga
0,30
10.
Tanah/ peribadatan
0,50
Sumber: Data Monografi Desa Ciherang Tahun 2014
Desa Ciherang terdiri atas 11 RW (Rukun Warga) dan 49 RT (Rukun
Tetangga) dan memiliki wilayah administratif yang berbatasan dengan Desa
lainnya. Batas-batas administratifnya sebagai berikut:
Sebelah Utara
: Kelurahan Margajaya
Sebelah Timur
: Desa Laladon
Sebelah Selatan
: Desa Ciapus dan Desa Sukawening
Sebelah Barat
: Desa Dramaga dan Desa Sinarsari.
Kondisi geografis Desa Ciherang berada pada ketinggian tanah dari
permukaan laut sekitar 196 meter dengan suhu rata-rata 25̊ C- 32 ̊ C. Orbitasi dan
waktu tempuh dari pusat kecamatan 1,5 km dengan waktu tempuh 10 menit dan
dari ibu kota kabupaten 25 km dengan waktu tempuh 60 menit.
RW 07 terdiri dari 5 RT. Wilayah dari masing-masing RT cukup
berdekatan.RT 01 berdampingan dengan RT 04.RT 01 bersebrangan dengan RT
02.RT 02 berdampingan dengan RT 03, dan yang terakhir RT 05 terletak
berdampingan dengan RT 04. Sebelah utara RW 07berbatasan dengan Desa
Ciherang Inpres, Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Ciherang Kramat,
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Ciherang Rawabolong, dan sebelah Timur
berbatasan dengan Ciherang Kaum. RW 07 memiliki kepadatan penduduk yang
18
cukup tinggi dengan terlihat rumah yang saling berhimpitan satu sama lain. Lahan
kosong sudah jarang terlihat karena ditutupi oleh pemukiman penduduk, namun
masih ada beberapa petak sawah milik warga.
Kondisi Ekonomi
Jumlah lahan pertanian yang cukup luas ternyata belum cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup masyarakat Desa Ciherang.Oleh karena itu, sebagian
besar masyarakat Desa Ciherang lebih banyak bekerja di sektor non pertanian
dengan jumlah penduduk yang bermatapencaharian sebagai buruh berjumlah
2.440 orang.
Tabel 7. Jumlah dan persentase pendapatan asli Desa Ciherang, tahun 2014
Sumber Pendapatan Asli Desa
Jumlah
Persentase(%)
Swadaya Masyarakat
Swadaya Masyarakat/ Partisipasi
Calon Kades
131.097.135
93,89
Pungutan Desa
8.532.000
6,11
Total Swadaya Masyarakat
139.629.135
100,00
Bantuan Pemerintah
Pemerintah Pusat
198.861.764
49,97
Pemerintah Provinsi
100.000.000
25,13
Pemerintah Kabupaten Retribusi
Pajak
99.114.828
24,90
Total Bantuan Pemerintah
397.976.592
100,00
Sumber: Data Monografi Desa Ciherang Tahun 2014
Perekonomian desa didukung oleh partisipasi masyarakat maupun para
calon kepala desa. Sumber pendapatan desa terbesar berasal dari swadaya
masyarakat dalam menggalang dana yaitu sebesar Rp 131.097.135,- serta
pungutan desa sebesar Rp 8.532.000. Dana tersebut dipergunakan untuk
keberlangsungan pembangunan desa.Namun, pendapatan tidak hanya diperoleh
dari partisipasi masyarakat. Adapun bantuan anggaran dari pemerintah, baik
pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten sebesar Rp 397.976.592,-.
Masyarakat RW 07 termasuk kedalam golongan Pra Sejahtera dan sebagian
kecil termasuk ke dalam golongan miskin berdasarkan stratifikasi RW.Mata
pencaharian warga desa ini beraneka ragam, namun sebagian besar pada sektor
non usaha tani.Matapencaharian lainya terdiri dari buruh pabrik, supir angkot,
pedagang, usaha warung, guru, dan sebagiannya. Tuntutan hidup yang dialami
oleh warga RW 07 menuntut mereka untuk mencari cara agar tetap dapat hidup
dan menyesuaikan diri dengan perubahan perekonomian dimasa kini. Hal tersebut
mendorong sebagian istri yang ada di RW 07 untuk ikut serta dalam menambah
nafkah keluarganya.Pendapatan yang diperoleh oleh suami dirasa belum cukup
memenuhi kebutuhan hidup saat ini.
19
Tabel 8. Jumlah dan persentase penduduk menurut matapencaharian, tahun 2014
No. Pekerjaan
Jumlah (orang)
Persentase
(%)
1.
Buruh
2.440
34,77
2.
Wiraswasta
1.489
21,21
3.
Pedagang
787
11,21
4.
Pegawai Negeri Sipil
552
7,87
5.
Petani
523
7,45
6.
Jasa
499
7,11
7.
Pengusaha
247
3,52
8.
Tukang Bangunan
386
5,50
9.
Pengusaha
247
3,52
10. Pensiunan/ Purnawirawan
67
0,95
11. Peternak
16
0,23
Sumber: Data Monografi Desa Ciherang Tahun 2014
Kondisi Sosial
Kondisi sosial Desa Ciherang terdiri dari masyarakat yang heterogen dengan
ad