Pengaruh Kerepotan Keluarga Sehari-hari (Family Daily Hassles) dan Strategi Koping terhadap Kesejahteraan Subjektif Keluarga dengan Ayah dan Ibu Bekerja

PENGARUH KEREPOTAN KELUARGA SEHARI-HARI
(FAMILY DAILY HASSLES) DAN STRATEGI KOPING
TERHADAP KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF KELUARGA
DENGAN AYAH DAN IBU BEKERJA

INDAH KRISTIE MAYANG SARI

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Kerepotan
Keluarga Sehari-hari (Family Daily Hassles) dan Strategi Koping terhadap
Kesejahteraan Subjektif Keluarga dengan Ayah dan Ibu Bekerja adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2014
Indah Kristie Mayang Sari
NIM I24100032

*pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerjasama dengan pihak
luar IPB harus didasarkan perjanjian kerjasama yang terkait

ABSTRAK
INDAH KRISTIE MAYANG SARI. Pengaruh Kerepotan Keluarga Sehari-hari
(Family Daily Hassles) dan Strategi Koping terhadap Kesejahteraan Subjektif
Keluarga dengan Ayah dan Ibu Bekerja. Dibimbing oleh LILIK NOOR YULIATI
dan TIN HERAWATI.
Family daily hassles merupakan salah satu stres yang terjadi secara kontinu.
Stres tersebut dapat memengaruhi kesejahteraan subjektif keluarga, sehingga
mengharuskan keluarga untuk melakukan mekanisme koping. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh family daily hassles dan strategi koping

terhadap kesejahteraan subjektif keluarga. Populasi penelitian ini adalah ayah dan
ibu yang bekerja sektor formal di Kota Bogor. Responden dalam penelitian ini
dipilih melalui metode purposive sampling sebanyak 54 orang yang mengisi
kuisoner dengan cara self report. Rata-rata pendidikan ayah dan ibu setara dengan
tamatan diploma III. Hasil menunjukkan bahwa semakin tinggi family daily
hassles maka semakin tingga pula strategi koping fokus masalah dan fokus emosi
yang dilakukan responden. Sebesar 70.4 persen keluarga dalam penelitian ini
memiliki kesejahteraan subjektif yang masuk dalam kategori sedang. Penelitian
ini menemukan bahwa: 1) family daily hassles tidak memiliki pengaruh terhadap
kesejahteraan subjektif keluarga, dan 2) strategi koping memiliki pengaruh positif
terhadap kesejahteraan subjektif keluarga
Kata kunci: family daily hassles, keluarga dengan ayah dan ibu bekerja,
kesejahteraan subjektif, strategi koping

ABSTRACT
INDAH KRISTIE MAYANG SARI. The Effect of Family Daily Hassles and
Coping Strategy on Subjective Wellbeing of Dual Earner Family. Supervised by
LILIK NOOR YULIATI and TIN HERAWATI.
Family daily hassles are kind of stress that occurs continously. Stress needs
coping mechanism that will affect family subjective well-being. The aim of this

study was to analyze the effect of family daily hassles and coping strategy on
family subjective wellbeing. The respondents were father and mother who worked
in formal sectors in Bogor and they were selected by purposive sampling method.
This research involved 54 who fill questionnare with self report. The education
level of respondents were mostly in diploma degree. The results showed that the
higher family daily hassles, the higher the coping strategies focus problems and
emotional focus of respondents. Family in this study were categorized as medium
subjective wellbeing (70.4%). Regression analysis found that family daily hassles
have no effect on family subjective well-being. However, regression analysis
found that coping strategies have positive influence on subjective well-being in
family.
Keyword : family daily hassles, coping strategy, subjective wellbeing, dual earner
family

PENGARUH KEREPOTAN KELUARGA SEHARI-HARI
(FAMILY DAILY HASSLES) DAN STRATEGI KOPING
TERHADAP KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF KELUARGA
DENGAN AYAH DAN IBU BEKERJA

INDAH KRISTIE MAYANG SARI


Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Pengaruh Kerepotan Keluarga Sehari-hari (Family Daily Hassles)
dan Strategi Koping terhadap Kesejahteraan Subjektif Keluarga
dengan Ayah dan Ibu Bekerja
Nama
: Indah Kristie Mayang Sari
NIM
: I24100032


Disetujui oleh

Dr Lilik Noor Yuliati, MFSA
Pembimbing I

Dr Tin Herawati SP, MSi
Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Ujang Sumarwan, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Segala pujian terbaik dari seluruh alam hanyalah disampaikan kepada Allah
SWT atas nikmat yang tidak terhitung jumlahnya dan segala Maha Kasih serta
karunia yang penulis sadari dan tidak sadari sehingga dapat menyelesaikan skripsi

ini. Shalawat dan doa terkasih kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, sang
pemimpin abadi yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Judul penelitian sebagai
pengetahuan yang penulis gali adalah “Pengaruh Kerepotan Keluarga Sehari-hari
(Family Daily Hassles) dan Strategi Koping Keluarga terhadap Kesejahteraan
Subjektif Keluarga dengan Ayah dan Ibu Bekerja”. Penelitian ini dilakukan
sebagai salah satu syarat dalam mendapatkan gelar sarjana sains (S.Si) pada
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Institut Pertanian Bogor. Sebagai
manusia biasa, penulis menyadari ketidaksempurnaan dalam penulisan skripsi ini,
namun atas bantuan dari keluarga, dosen dan sahabat yang saya jadikan panutan,
penelitian ini dapat berjalan dengan lancar. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
saya mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada:
1. Dr Lilik Noor Yuliati, MFSA selaku dosen pembimbing yang tanpa lelah
membimbing dan mengajarkan penulis berpikir kritis dan teoritis sehingga
penelitian ini berlangsung sesuai kaidah penelitian.
2. Dr Tin Herawati, SP MSi selaku dosen pembimbing yang tanpa pamrih
membantu penulis memahami metode penelitian, kaidah penelitian dan
mendukung penulis mengerjakan skripsi ini dengan penuh pertimbangan
yang baik.
3. Dr Ir Diah K Pranadji, MSc selaku dosen penguji dalam sidang penelitian
yang memberikan banyak masukan yang membangun demi kelancara dan

kesempurnaan skripsi
4. Dr Ir Istiqlaliyah Muflikhati, Msi selaku moderator dalam ujian sidang
yang memberikan arahan, saran dan semangat kepada peneliti.
5. Dinas se-Kota Bogor yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan
data penelitian beserta staf tata usaha Bapak Asep, Bapak Acuy, Bapak
Nurdin, Ibu Santy, Bapak Budi, Ibu Tintin, Ibu Yenni,Ibu Ayu, Ibu
Fitri,dan staf lain yang tidak dapat penilis sebutkan satu persatu.
6. Bapak Krismen Nur SPd. MMPd dan Ibu Syafridawati SPd. MSi. Atas
semua bantuan, dukungan, doa dan kasih sayang yang diberikan kepada
penulis dengan tulus.
7. Amelia Kristie STp, Kemala de Kristie ST dan Harry Jamatul Kristie,
saudaraku yang selalu memberikan dukungan sosial supaya skripsi ini
cepat selesai dengan membanggakan.
8. Sahabat extraordinary 10, IKK 47, Leni, Elin, Yunita, Icang, Ruby, Maya,
Mardi, Lisa, Icha, dan lain-lain, IKA 2013 Kebaikan dari semua pihak
bukan berati mengasilkan skripsi yang sempurna, tetap Allah Yang Maha
Sempurna Ilmunya, namun harapan penulis tidak hentinya menginginkan
skripsi ini bermanfaat bagi berbagai pihak.
Bogor, September 2014
Indah Kristie Mayang Sari


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian


3

Manfaat Penelitian

3

KERANGKA BERPIKIR

4

Keterangan :

5

METODE PENELITIAN

6

Desain, Lokasi, dan Waktu


6

Teknik Penarikan Contoh

6

Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

6

Prosedur Analisis Data

8

Defenisi Operasional

9

HASIL DAN PEMBAHASAN


10

HASIL

10

Karakteristik Ibu dan Keluarga

10

Family Daily Hassles

11

Kesejahteraan Subjektif Keluarga

14

Hubungan Family Daily Hassles dengan Strategi Koping

15

Faktor- Faktor yang Memengaruhi Kesejahteraan Subjektif Keluarga

16

SIMPULAN DAN SARAN

20

Simpulan

20

Saran

21

DAFTAR PUSTAKA

21

LAMPIRAN

25
vi

DAFTAR GAMBAR

vi

RIWAYAT HIDUP

30

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Variabel, skala, kategori data, dan instrumen penelitian ....................... 7
Sebaran karakteristik keluarga dan responden ................................... 10
Sebaran pekerjaan ayah dan ibu ......................................................... 11
Karakteristik deskriptif family daily hassles responden ..................... 12
Sebaran kategori family daily hassles (n=54) ..................................... 13
Sebaran keluarga berdasarkan strategi koping .................................... 13
Sebaran persentase strategi koping responden .................................... 14
Sebaran kategori kesejahteraan subjektif keluarga .............................. 15
Korelasi karakteristik keluarga dan responden dengan family daily
hassles ............................................................................................... 15
10 Korelasi family daily hassles dengan strategi koping .......................... 15
11 Pengaruh karakteristik keluarga dan individu, strategi koping dan
family daily hassles terhadap kesejahteraan subjektif keluarga ........... 16

DAFTAR GAMBAR
1

Kerangka pemikiran..............................................................................5

DAFTAR LAMPIRAN
1 Sebaran responden family daily hassles ............................................... 27
2 Serbaran jawaban responden pada variabel strategi koping .................. 28
3 Sebaran jawaban responden pada variabel kesejahteraan keluarga
subjektif ............................................................................................... 29
4 Uji asumsi klasik ................................................................................. 29

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ilmu sosial memandang kesejahteraan baik bagi individu maupun
kelompok sebagai esensi penting dalam pembangunan. Berbagai upaya dalam
meningkatkan kesejahteraan telah dilakukan baik dalam ranah penelitian, diskusi,
atau implementasi kebijakan (Sunarti 2001). Salah satu cara dalam meningkatkan
kesejahteraan di era ekonomi global adalah melalui peningkatan akses dan
hubungan seluruh anggota dengan lingkungan publik (Francavilla et al. 2011).
Ibu adalah salah satu anggota keluarga yang sering melakukan peningkatan akses
dan hubungan dengan lingkungan publik. Hal tersebut diperkuat dengan adanya
kontribusi ibu yang cukup tinggi dalam kesejahteraan keluarga (Adriyani 2000).
Peningkatan akses dan hubungan dalam lingkungan publik menjadi sisi mata uang
dalam keluarga karena selain berpotensi dalam meningkatkan pendapatan
keluarga, namun berpotensi menurunkan kesejahteraan subjektif. Kesejahteraan
subjektif merupakan konstruk dari kualitas hidup, yang berkaitan dengan
kepuasan terhadap kehidupan keluarga (Puspitawati 2013). Oleh karena itu,
keluarga akan berusaha untuk mencapai kesejahteraan subjektif keluarga malalui
berbagai upaya. Sunarti et al. (2009) menyatakan bahwa keluarga dengan ayah
dan ibu bekerja akan melakukan upaya adaptasi terhadap sumber daya, fungsi
pencapaian tujuan keluarga, serta fungsi integrasi melalui pemeliharaan ikatan
antar anggota keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Salah satu
contoh fungsi integrasi yang dilakukan oleh keluarga terkait dengan kesejahteraan
keluarga adalah melakukan aktivitas rutin bersama antar anggota keluarga.
Pelaksanaan kegiatan rutin dalam keluarga selain dapat menjadi penguat
sistem dalam keluarga, juga dapat menjadi potensi konflik dan stress dalam
keluarga. Hal tersebut dapat terjadi karena kegiatan sehari-hari dalam keluarga
dapat dianggap sebagai hal yang membuat seseorang menjadi semakin sibuk,
merasa terganggu, dan menimbulkan stres yang dikenal dengan istilah family daily
hassles (Kanner et al.1981). Salah satu permasalahan yang sering dialami
keluarga dengan ayah dan ibu bekerja adalah tingginya hassles yang dialami ibu,
sehingga ibu yang bekerja mengalami hassles yang lebih tinggi dibandingkan
dengan ibu yang tidak bekerja. Hal ini berkaitan dengan semakin meningkatnya
kuantitas pekerjaan yang menyerap energi dan waktu ibu terutama pada aspek
pekerjaan dan keluarga (Alpert dan Culbertson 1987). Hassles pada individu
tidak hanya menyita energi dan waktu, tapi juga dapat membuat depresi dan sulit
untuk melakukan penyesuaian diri (Bailey dan Covell 2011).
Depresi yang diakibatkan oleh hassles menuntut keluarga untuk melakukan
fungsi adaptasi dengan baik. Hasil penelitian Kanner et al. (1981) menyatakan
bahwa hassles mengalami pengaruh yang kuat terhadap adaptasi. Adaptasi
keluarga terhadap hassles merupakan salah satu upaya dalam menghindari dan
mengurangi keadaan stres dalam keluarga (Serido et al. 2004). Salah satu bentuk
adaptasi yang dilakukan keluarga adalah melakukan mekanisme koping yang
dapat memengaruhi kesejahteraan subjektif keluarga (Simajuntak 2010). Strategi
koping adalah usaha individu dalam memenuhi tuntutan dan mengurangi stres
(Lazarus 1993). Menurut Puspitawati (2012) kesejahteraan keluarga subjektif

2
dilandasi oleh keadaan keluarga yang merasakan kepuasan terhadap berbagai
aspek kehidupannya. Oleh karena itu, mengelola hassles untuk melaksanakan
tugas dan rutinitas untuk mencapai kesejahteraan keluarga menjadi hal yang
penting untuk dipahami lebih lanjut. Selain itu, temuan yang mengonfirmasi
hassles dan upaya dalam mengatasinya merupakan satu kesatuan yang belum
banyak di teliti di Indonesia, sehingga penelitian ini diharapkan dapat menjadi
bagian dari penelitian ilmu keluarga dalam melengkapi berbagai aspek yang
memengaruhi kesejahteraan keluarga.
Perumusan Masalah
Peningkatan akses anggota keluarga pada akses publik merupakan salah
satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Di negara berkembang
seperti Indonesia, peningkatan alokasi waktu bekerja di sektor publik
memengaruhi jumlah upah dan gaji yang diterima (Wowor 1994), sehingga
alokasi waktu bekerja akan cenderung meningkat. Pelaksanaan pola nafkah ganda
merupakan salah satu strategi yang dilakukan oleh keluarga untuk meningkatkan
kesejahteraan keluarga. Kecenderungan pelaksanaan pola nafkah ganda tidak
dapat dihindari terjadi di negara Indonesia yang masih berkembang dan
berorientasi pada kesejahteraan finansial. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin
menurunnya tingkat pengangguran terbuka dari tahun ketahun yang dialami
perempuan Indonesia, yaitu dari persentase 7.62 pada tahun 2011 menjadi 6.77
pada tahun 2012 (BPS 2012). Selain peningkatan dalam hal jumlah pekerja, juga
terdapat peningkatan dalam jumlah jam kerja (BPS 2010)
Meningkatnya partisipasi ibu bekerja di luar rumah akan mengurangi
energi dan waktu yang digunakan ibu dalam pekerjaannya dikeluarga. Hal
tersebut disebabkan penggunaan energi dan waktu tidak hanya terjadi pada sektor
domestik, namun juga terjadi pada sektor publik. Ibu bekerja akan mengalami
interkasi dengan sistem yang lebih kompleks yakni dengan lingkungan pekerjaan,
keluarga, dan masyarakat. Berbagai interaksi dan pelaksanaan tugas yang semakin
kompleks tersebut menuntut kemampuan dalam menyeimbangkan dan mengelola
potensi masalah baik dalam keluarga, masyarakat dan lingkungan pekerjaanya.
Ibu yang tidak mampu mengelola potensi masalah akan menunjang peningkatan
stres pada anggota keluarga lainnya (Fontainha 2006).
Salah satu potensi masalah pada keluarga dengan ayah dan ibu bekerja
adalah ibu yang mengabaikan perannya di sektor domestik demi melaksanakan
peran di sektor publik (Wood 2001). Potensi masalah lain yang dihadapi keluarga
berhubungan komitmen dalam bekerja dan berkeluarga, perilaku dan sikap dalam
memandang seks, sikap ayah terhadap pekerjaaan, dan belum mampunya keluarga
dalam penyelesaian tugas perkembangan secara ideal (Marshall dan Barnett 1993;
Damayanti 2013). Ibu yang bekerja akan menghadapi tantangan berkaitan dengan
kemampuannya dalam menyeimbangkan energi dan waktu di sektor publik dan
domestik. Tantangan tersebut berdampak baik pada anak, dan orangtua,
diantaranya adalah penurunan pengalokasian waktu untuk mengasuh anak yang
berdampak pada penurunan perkembangan mental anak, dan penurunan alokasi
waktu untuk ibu sendiri yang memegaruhi pengurangan waktu tidur, pola makan
yang tidak teratur, tingginya kecemasan ibu, serta potensi konflik pasangan yang
semakin tinggi (Afwan 1998; Tubbs et al. 2005; Voydanoff 1987).

3
Berdasarkan pemaparan diatas, penggunaan energi dan waktu pada
keluarga dengan ayah dan ibu bekerja dapat menimbulkan stres yang
membutuhkan strategi koping. Menurut Dollahite (1991) sumberdaya energi dan
waktu merupakan input dalam manajemen sumberdaya keluarga yang perlu
diproses dengan strategi koping karena berpotensi menimbulkan stres. Rusydi
(2011) menjelaskan bahwa secara umum masyarakat Indonesia masih
mengesampingkan alokasi waktu yang efisien bagi keluarganya, padahal hal
tersebut memengaruhi tujuan utama pembentukan keluarga yakni mencapai
keluarga sejahtera.
Menganggapi pentingnya penggunaan energi dan waktu dalam aktivitas ibu
yang bekerja pada sektor publik dan domestik, family daily hassles merupakan
kajian yang memuat pandangan seseorang terhadap hal tersebut. Selain itu, family
daily hassles juga mencerminkan keadaaan seseorang dalam menilai keterlibatan
energi dan waktu dalam aktivitas yang dilakukannya dan dampaknya bagi
keluarga. Berdasarkan fenomena penggunaan energi dan waktu ibu pada keluarga
ayah dan ibu bekerja, maka family daily hassles menjadi suatu bagian yang
penting dalam memahami upaya ibu dalam mengurangi stres melalui strategi
koping untuk mencapai kesejahteraan keluarganya. Oleh karena itu, penelitian ini
dilakukan untuk melihat pengaruh family daily hassles dan strategi koping
tehadap kesejahteraan subjektif keluarga:
1. Apa saja hassles yang dialami ibu bekerja ?
2. Apa saja strategi koping yang dilakukan keluarga?
3. Apakah hassles dan strategi koping berkaitan dengan kesejahteraan
keluarga subjektif?
Tujuan Penelitian
Tujuan umum:
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memahami pengaruh family
daily hassles dan strategi koping terhadap kesejahteraan keluarga subjektif.
Tujuan khusus:
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1. Menganalisis karakteristik contoh, tingkat family daily hassles, strategi
koping dan kesejahteraan keluarga.
2. Menganalisis hubungan karakteristik keluarga dengan family daily hassles.
3. Menganalisis hubungan family daily hassles dengan koping yang
dilakukan keluarga.
4. Menganalisis pengaruh karakteristik keluarga, family daily hassles dan
strategi koping terhadap kesejahteraan keluarga subjektif.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas informasi pembaca dan peneliti
dalam hal tekanan keluarga sehari-hari, sehingga dengan adanya informasi ini
keluarga dan berbagai pihak terkait dapat mengurangi berbagai kemungkinan
stress yang dialami keluarga dari hari-kehari. Bagi peneliti, selain digunakan
untuk menambah wawasan tentang berbagai strategi koping dalam menghadapi
stres, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu cara pengaplikasian ilmu

4
keluarga yang telah dipelajari selama ini. Bagi pembaca, penelitian ini juga
diharapkan dapat dijadikan sumber dalam memahami berbagai hal dalam
keluarga, terutama yang terjadi dalam keseharian keluarga dan hal–hal dapat
memicu stres dalam kehidupan rumah tangga maupun diluar keluarga.

KERANGKA BERPIKIR
Manajemen sumberdaya merupakan bagian dari ilmu keluarga yang
menganalisis sistem keluarga yang terdiri atas komponen input, proses, dan output
yang saling berinteraksi (Deacon dan Firebaugh 1988). Beberapa input dalam
manajemen sumberdaya adalah karakteristik keluarga, waktu, dan energi.
Karaketeristik keluarga terdiri atas usia anggota keluarga, pendidikan, pekerjaan,
besar keluarga dan usia anak. Karakteristik keluarga merupakan keadaan
sosiodemografi keluarga yang dapat memengaruhi tantangan pekerjaan dan
berpotensi menimbulkan stres baik dalam keluarga maupun saat bekerja (Neupert
dan Ettner 2004, didalam Helms dan Demo 2005). Menurut Garrison dan Hira
(1992) karekteristik individu merupakan prediktor dalam menganalsisi hassles.
Manajemen waktu yang dilakukan keluarga memiliki pengaruh terhadap stres dan
kerentanan keluarga pada berbagai tahapan perkembangan keluarga (Sunarti et al.
2013). Alokasi waktu memiliki pengaruh terhadap kesejahteraan keluarga
(Puspitawati dan Sari 2008).
Meningkatnya partisipasi sektor publik akan meningkatkan penggunaan
energi dan waktu yang berdampak pada pelaksanaan tugas seseorang yang
semakin banyak. Berbagai tugas dengan berbagai tuntutannya berpotensi
menimbulkan stress dan dikenal dengan istilah hassles. Hassles yang dialami
keluarga dengan ayah dan ibu bekerja membutuhkan strategi koping agar depresi
dalam akibat aktivitas sehari-hari dapat berkurang. Hal tersebut dikarenakan
strategi koping merupakan upaya dalam mengurangi stres dan mengurang keadaan
riskan dalam keluarga (Lazarus 1993). Hassles terbukti menjadi variabel yang
berpengaruh signifikan terhadap stategi koping keluarga (Bowker et al.2000;
Nasteruk dan Garrison 2005). Keluarga dengan ayah dan ibu bekerja yang dapat
menagani masalah dengan melakukan strategi koping, dapat meningkatkan
kesejahteraan keluarga secara umum (APS 2013). Hal tersebut dikarenakan
keadaan keluarga dalam menangani hassles sehari-hari memberikan pengaruh
pada kepuasan hidup yang menjadi indikator penting dalam kesejahteraan
subjektif keluarga (Lavee & Ben 2008).

5







Karakteristik Keluarga
Usia ayah
Pendidikan ayah
Pekerjaan ayah
Besar keluarga
Usia anak

Karakteristik Responden
 Usia ibu
 Pendidikan ibu
 Pekerjaan ibu

Family Daily Hassles
Keteribatan energi dan waktu




Strategi Koping
Koping dengan emosi
Koping dengan penyelesaian masalah

Kesejahteraan Keluarga
Subjektif

Gambar 1 Kerangka pemikiran

Keterangan :
: yang diteliti
: tidak diteliti

6

METODE PENELITIAN
Desain, Lokasi, dan Waktu
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, yakni melakukan
penelitian pada satu waktu tertentu. Lokasi penelitian bertempat di Kota Bogor,
Jawa Barat yang dipilih secara purposive dengan kriteria wilayah tersebut
memiliki jumlah ayah dan ibu bekerja yang banyak (BPS 2010). Penelitian
dilakukan mulai bulan Maret hingga September 2014.
Teknik Penarikan Contoh
Populasi penelitian adalah keluarga dengan ayah dan ibu bekerja formal
yang memiliki anak usia sekolah (6-12 tahun) di Bogor. Contoh dalam penelitian
ini adalah ibu yang bekerja di pada sektor formal.
Penarikan contoh
menggunakan teknik non probability sampling dengan cara purposive. Data
jumlah ibu bekerja diperoleh dari kantor kesekertariatan dan tata usaha dinas
terkait. Penelitian ini mengambil contoh sebanyak 54 orang ibu bekerja di Kota
Bogor yang memenuhi kriteria dan bersedia melakukan self report.
Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah primer dan
sekunder. Data sekunder didapatkan melalui studi literatur dari buku, publikasi,
internet dan penelitian lain yang mendukung penguasaan materi penelitian. Data
primer diperoleh dari hasil self report, yaitu responden mengisi kuisoner
terstruktur secara mandiri dengan arahan cara pengisian kuisoner dari peneliti.
Data primer meliputi karakteristik keluarga (usia ayah, pendidikan ayah,
pekerjaan ayah, usia anak, dan besar keluarga) dan karekteristik ibu (pendidikan
ibu, usia ibu, dan pekerjaan ibu), family daily hassles (FDH), strategi koping, dan
kesejahteraan keluarga subjektif.
Family daily hassles diukur dengan modifikasi instrumen Family Daily
Hassles Inventory yang dikembangkan oleh Rollins et al. (2002) dengan nilai
Cronchbach’s alpha 0.806. FDH terdiri atas keterlibatan energi dan waktu,
pengaruh negative, dan pengaruh positif. Strategi koping dalam mengahadapi
hassles yang memicu depresi anggota keluarga diukur menggunakan modifikasi
instrumen Ways of Coping Questionnare (Lazarus & Folkman 1988) dengan
Cronbach’s alpha 0.840. Kesejahteraan subjektif keluarga diukur melalui
instrument Kesejahteraan Subjektif dari Puspitawati (2012) dengan nilai
Cronbach’s alpha 0.942.
Tahapan dalam responden dalam mengisi self report adalah: pertama,
responden mengisi keterlibatan waktu dan energi yang dirasakan berkaitan dengan
item pernyataan family daily hassles, kemudian berdasarkan keterlibatan energi
dan waktu yang dirasakan keluarga mengisi pengaruh negatif dan positif yang
dirasakan. Tahapan selanjutnya adalah responden melakukan pengisian kuisioner
berkaitan dengan strategi koping berkaitan dengan family daily hassles yang

7
dirasakan. Terakhir, responden melakukan pengisian kuisioner pada variabel
kesejahteraan subjektif keluarga.
Tabel 1 Variabel, skala, kategori data, dan instrumen penelitian
Variabel
Karakteristik Ibu
Usia
(Hurlock 1980)
Pendidikan
Pekerjaan

Karakteristik keluarga
Besar keluarga
(BKKBN 1998)

Skala
Rasio
Rasio
Nominal

Rasio

Usia anak
Usia ayah
(Hurlock 1980)

Rasio
Rasio

Pendidikan ayah
Pekerjaan ayah

Rasio
Nominal

Kategori Data
1 = Dewasa awal (18-40 tahun)
2 = Dewasa madya (40-60 tahun)
3 = Dewasa akhir (> 60 tahun)

Instrumen

-

1 = PNS
2 = Wiraswasta
3 = Swasta
4 = Buruh
5 = TNI/Polri
6 = Guru
7 = PRT
8 = Lainnya
1 = Keluarga kecil (≤ 4 orang)
2 = Keluarga sedang (5-6 orang)
3 = Keluarga besar (> 6 oran)

-

-

1 = Dewasa Awal (18-40 tahun)
2 = Dewasa Madya (40-60 tahun)
3 = Dewasa Akhir (> 60 tahun)
1 = PNS
2 = Wiraswasta
3 = Swasta
4 = Buruh
5 = TNI/Polri
6 = Guru
7 = PRT
8 = Lainnya

Family daily hassles
Keterlibatan waktu dan energi
Pengaruh positif
Pengaruh negative

Ordinal

1 = tidak sama sekali
2 = Sedikit
3 = Sedang
4 = banyak
5 = sangat banyak

Strategi Koping Keluarga
Strategi Koping fokus masalah
Strategi koping fokus emosi

Ordinal

1= tidak mengalami
2= jarang
3= sedikit
4= banyak

Kesejahteraan Keluarga Subjektif

Ordinal

1= Kurang puas
2= Cukup Puas
3= Puas

-

Modifikasi
Family Daily
Hassles
Inventory,
(Rollins et al.
2002)
Modifikasi
Ways of Coping
Questionnare
(Lazarus dan
Folkman 1988)
Modifikasi
instrumen
Kesejahteraan
subjektif
Puspitasari 2012

8
Prosedur Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan diolah melalui proses editing, coding,
entering, cleaning dan analyzing. Jenis data rasio dijumlahkan untuk
mendapatkan skor komposit. Variabel family daily hassles diukur menggunakan
tiga dimensi, yakni penggunaan waktu dan energi, pengaruh positif dan pengaruh
negatif. Tiap pertanyaan diberi skor satu sampai lima. Sistem skoring family daily
hassles diperoleh dengan rumus:
Indeks =
Keterangan:
Indeks
Skor ibu
Skor terendah
Skor tertinggi

Skor ibu - skor terendah
X 100%
Skor tertinggi - skor terendah

= Skor ibu yang sudah diindeks
= Skor yang diperoleh
= Skor tertendah dalam data instrumen
= Skor tertinggi dalam data instrumen

Variabel strategi koping diukur dengan dimensi strategi koping fokus
pada emosi dan strategi koping fokus pada masalah. Pernyataan dalam kuisoner
diberi skor satu sampai empat. Pernyataan yang bersifat acak dalam kuisoner akan
dikelompokkan sesuai tipe koping setelah data diperoleh, kemudian dilakukan
pengolahan data berupa penjumlahan untuk mengetahui tipe koping yang paling
sering digunakan oleh responden, kemudian mencari indeks setiap item
pertanyaan, dengan rumus:
Indeks =
Keterangan:
Indeks
Skor ibu
Skor terendah
Skor tertinggi

Skor ibu - skor terendah
X 100%
Skor tertinggi - skor terendah

= Skor ibu yang sudah diindeks
= Skor yang diperoleh
= Skor tertendah dalam data instrumen
= Skor tertinggi dalam data instrumen

Variabel kesejahteraan subjektif keluarga memiliki dua puluh satu
pernyataan dengan rentang skor dari satu sampai tiga. Setelah mendapatkan skor,
akan diketahui kepuasan keluarga secara umum, menggunakan rumus sebagai
berikut:
Skor ibu - skor terendah
Indeks =
X 100%
Skor tertinggi - skor terendah
Keterangan:
Indeks
Skor ibu
Skor terendah
Skor tertinggi

= Skor ibu yang sudah diindeks
= Skor yang diperoleh
= Skor tertendah dalam data instrumen
= Skor tertinggi dalam data instrumen

Family daily hassles, strategi koping dan kesejahteraan subjektif
dikategorikan menggunakan lake cut-off rataan kelas. Kategori tersebut digunakan
berdasarkan keadaan sebaran hasil penelitian yang cenderung normal, sehingga
data yang dikategorikan dengan rataan kelas sesuai dengan keadaan responden.

9
Variabel family daily hassles dikatergorikan rendah dengan nilai skor dibawah
56.0, kategori sedang dengan skor besar sama dengan 56.0 sampai kecil dari sama
dengan 82.3, kategori tinggi dengan skor diatas 82.3. Variabel strategi koping
dikatergorikan rendah dengan nilai skor dibawah 66.8, kategori sedang dengan
skor besar sama dengan 66.8 sampai kecil dari sama dengan 79.1, kategori tinggi
dengan skor diatas 79.1. Variabel kesejahteraan subjektif dikategorikan rendah
dengan nilai skor dibawah 66.8, kategori sedang dengan skor besar sama dengan
66.8 sampai kecil dari sama dengan 79.1, kategori tinggi dengan skor diatas 79.1
Analisis statistik dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:
1. Analisis deskriptif (rata-rata, nilai minimum dan maksimum, dan
persentase) untuk mengidentifikasi karakteristik keluarga, karakteristik
ibu, strategi koping, family daily hassles, dan kesejahteraan subjektif
keluarga.
2. Uji hubungan menggunakan uji korelasi untuk mengetahui hubungan
antara family daily hassles dengan strategi koping.
3. Uji Pengaruh dilakukan dengan uji regresi linear berganda. Uji tersebut
digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel karakteristik keluarga,
karakteristik ibu, family daily hassles, dan strategi koping terhadap
variabel kesejahteraan keluarga subjektif. Dalam penelitian ini dilakukan
pengujian asumsi klasik dengan model yang memenuhi kriteria uji
regresi, diantaranya uji normalitas, uji autokorelasi (Lampiran 3).
Persamaan dari regresi linear dirumuskan sebagai berikut
Y= a + b1X1 + b2X2+ b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e
Keterangan:
Y = kesejahteraan subjektif keluarga
a = konstanta
X1 = usia ayah
X2 = pendidikan ayah
X3 = besar keluarga
X4 = pendidikan ibu
X5 = family daily hassles
X6 = strategi koping
e = error

Defenisi Operasional
Pekerjaan formal adalah pekerjaan di suatu instansi dengan menggunakan
metode pembayaran tetap, memiliki aturan jam kerja yang kaku dan berada
diluar rumah
Family daily hassles adalah kejadian atau rutinitas keluargaakibat interaksi
dengan lingkungan yang menyebabkan ibu merasa stres, terganggu dan
frustasi menghadapinya yang didasari dari penggunaan/ keterlibatan energi
dan waktu
Keterlibatan energi dan waktu adalah tingkat penggunaan energi dan waktu
dalam aktivitas tertentu menurut pandangan / persepsi subjektif ibu bekerja.
Pengaruh positif adalah pengaruh yang dirasakan oleh ibu bekerja berdasarkan
keterlibatan energi dan waktu dalam melakukan aktivitas tertentu terhadap
keluarga yang menimbulkan rasa yang nyaman dan bahagia bagi ibu

10
Pengaruh negatif pengaruh yang dirasakan oleh ibu bekerja berdasarkan
keterlibatan energi dan waktu dalam melakukan aktivitas tertentu terhadap
keluarga yang menimbulkan rasa tidak nyaman bagi ibu
Strategi koping dalam keluarga adalah upaya anggota keluarga dalam
mengurangi stres akibat hassles.
Koping berfokus masalah adalah upaya yang dilakukan seseorang dalam
menghadapi hassles dengan mengubah keadaaan atau lingkungan
Koping berfokus emosi adalah upaya yang dilakukan seseorang dalam
mengelola hassles melalui perubahan emosi ibu tanpa mengubah lingkungan
secara langsung
Kesejahteraan keluarga subjektif adalah tingkat kepuasan dan penerimaan
keluarga terhadap apa yang dialami dalam keluarganya saat ini berdasarkan
persepsi subjektif ibu.

HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Karakteristik Ibu dan Keluarga
Rata-rata usia kepala keluarga adalah 39.57 tahun, usia ibu 37.35 tahun
dan usia anak sekolah dasar adalah 9.57 tahun. Pada penelitian ini rata-rata usia
ayah dan ibu berada pada usia dewasa muda (20-40 tahun ) (Santrock 2011). Anak
dalam penelitian ini memasuki fase perkembangan sosial industry vs inferiority,
sehingga tugas orang tua adalah membimbing anak untuk menjadi pribadi yang
produktif dan senang berkreasi. Rata-rata lama pendidikan yang ditempuh ayah
adalah 15.54 tahun, artinya ayah menamatkan pendidikan setara Diploma III, hal
tersebut juga terjadi pada lama pendidikan ibu (15.44 tahun). Secara umum
keluarga berada pada kategori ukuran keluarga kecil dengan rata-rata jumlah
keluarga terdiri atas empat orang (BKKBN 1998).
Tabel 2 Sebaran karakteristik keluarga dan responden
Variabel
Karakteristik keluarga
Usia ayah (tahun)
Pendidikan ayah (tahun)
Usia anak sekolah dasar
(tahun)
Besar keluarga
Karakteristik responden
Usia ibu (tahun)
Pendidikan ibu (tahun)

Minimum

Maksimum

Rata-rata ± STD

34
9
6

59
18
13

39.57 ± 1.021
15.54 ± 0.287
9.57 ± 0.239

3

6

4.09 ± 0.100

30
6

49
20

37.35 ± 0.670
15.44 ± 0.379

Pada karakteristik pekerjaan orang tua, hampir separuh ayah bekerja sebagai
karyawan swasta (46.3%), sedangkan seluruh ibu (100.0%) bekerja sebagai
pegawai negeri sipil (PNS). Pekerjaan ayah dalam penelitian ini cukup beragam
dengan persentase tertinggi adalah pekerja swasta. Sisanya pekerjaan ayah adalah
pegawai negeri sipil (38.9 %), buruh (13.1), dan guru (1.9%)

11
Tabel 3 Sebaran pekerjaan ayah dan ibu
Variabel
Pekerjaan ibu
1. PNS
Pekerjaan ayah
1. PNS
2. Swasta
3. Buruh
4. Guru

N

(%)

54

100.0

21
25
7
1

38.9
46.3
13.1
1.9

Family Daily Hassles
Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata responden memiliki tingkat family
daily hassles yang cukup tinggi. Hal tersebut ditunjukkan dari keterlibatan waktu
dan energi dalam mengasuh anak, menyiapkan makanan, pembagian tugas
keluarga, hubungan dengan anak dan hubungan dengan rekan kerja yang memiliki
rata-rata dari 3.85 hingga 4.07 (Tabel 4). Secara umum tingkat hassles yang tinggi
yang dirasakan responden merupakan bagian dari tugas domestik keluarga. Satusatunya pernyataan yang berasal dari interaksi ibu di sektor publik dan memiliki
tingkat family daily hassles yang cukup tinggi adalah hubungan dengan rekan
kerja (3.85). Tingkat family daily hassles yang cukup tinggi juga dapat dilihat dari
persentase pernyataan, yang menunjukkan kecenderungan ibu dalam memilih
pernyataan yang sesuai dengan family daily hassles yang dialaminya (Lampiran
1).
Kegiatan yang memiliki tingkat family daily hassles rendah dalam
penelitian ini adalah keterlibatan dalam komunitas dan memperbaiki rumah
bagian dalam yang rusak. Hal tersebut ditunjukkan dari nilai keterlibatan waku
dan energi yang rendah, yakni 2.72 dan 2.57 (Tabel 4). Family daily hassles
kegiatan keterlibatan dalam komunitas yang rendah diperkuat dengan tingginya
persentase (29.7) pada kategori hampir tidak sama sekali. (Lampiran 1). Hal
tersebut sesuai dengan keterlibatan ibu dalam komunitas, yakni kurang dari
seperempat ibu (20.4 %) yang mengikuti kegiatan sosial dalam komunitas. Hal ini
tentu memengaruhi pandangan ibu dalam menggunakan waktu dan energi terkait
dengan keterlibatan dalam komunitas. Selain itu, walaupun terdapat beberapa
responden yang melakuan aktivitas bersama komunitas tertentu, ternyata hanya
11.1 persen yang aktif dalam sebagai anggota dari komunitas tersebut.
Kegiatan lainnya seperti hubungan dengan orang tua, pekerjaan rumah
tangga, menghadapi macet, masalah transportasi, hubungan dengan mertua,
hubungan dengan saudara, hubungan dengan teman, serta hubungan dengan
tetangga memiliki tingkat daily hassles yang sedang (Tabel 4). Berdasarkan
tingkat family daily hassles yang beragam pada berbagai kegiatan tersebut,
memberikan pengaruh negatif dan positif yang beragam pula pada keluarga.
Beberapa pernyataan dalam penelitian yang dianggap terlalu menyita waktu dan
energi yang cukup tinggi belum tentu memberikan pengaruh negatif dalam
keluarga. Hal tersebut dibuktikan dari pengaruh positif yang cukup tinggi
dirasakan ibu berkaitan dengan mengasuh anak (4.43), menyiapkan makanan bagi

12
keluarga (4.31), melakukan pekerjaan rumah tangga (4.11), hubungan dengan
anak (4.31), pembagian tugas keluarga (3.91), dan hubungan dengan orang tua
(4.15) (Tabel 4). Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa secara umum
kegiatan yang memiliki tingkat family daily hassles yang cukup tinggi
memberikan pengaruh positif yang dominan bagi ibu (Lampiran 1).
Berdasarkan hasil penelitian, secara umum ibu memiliki pengaruh negatif
yang rendah terhadap family daily hassles. Hanya dua pernyataan pada pengaruh
negatif yang termasuk dalam kategori dalam sedang, yaitu kegiatan menghadapi
macet dan masalah transportasi (Tabel 4). Hal tersebut sesuai dengan persentase
tingkat pengaruh negatif pada kegiatan menghadapi macet dan masalah
transportasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan pernyataan lain pada pengaruh
negatif (Lampiran 1). Kegiatan tersebut merupakan kegiatan diluar rumah yang
dilakukan responden ketika melakukan aktivitas publik. Pengaruh negatif paling
sedikit dirasakan responden berkaitan dengan hal keterlibatan dalam komunitas
(1.35) (Tabel 4). Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengaruh negatif dapat
diketahui bahwa tingkat family daily hassles yang rendah belum tentu
menghasilkan pengaruh negatif yang sedikit bagi ibu.
Tabel 4 Karakteristik deskriptif family daily hassles responden
Item Pertanyaan
Mengasuh anak
Menyiapkan makanan
Pekerjaan rumah tangga
Memperbaiki rumah rusak bagian
dalam
Mengahadapi macet
Masalah transportasi
Pembagian tugas keluarga
Keterlibatan dalam komunitas
Hubungan dengan anak
Hubungan dengan orangtua
Hubungan dengan mertua
Hubungan dengan saudara
Hubungan dengan teman
Hubungan dengan tetangga
Hubungan dengan rekan kerja

Keterlibatan
Energi dan Waktu
(Rata- rata ± Std)

Pengaruh Positif
(Rata- rata ± Std)

Pengaruh Negatif
(Rata- rata ± Std)

3.96 ± 0.135
4.02 ± 0.131
3.65 ± 0.154
2.72 ± 0.195

4.43 ±0.090
4.31 ±0.102
4.11 ±0.111
2.94 ±0.228

1.43 ± 0.780
1.43 ± 0.086
1.50 ± 0.094
1.17 ± 0.114

3.57 ± 0.199
2.89 ± 0.209
3.85 ± 0.143
2.57 ± 0.190
4.07 ± 0.171
3.67 ± 0.177
3.02 ± 0.164
3.41 ± 0.139
3.57 ± 0.117
3.33 ± 0.130
3.85 ± 0.116

1.57 ± 0.158
1.44 ± 0.146
3.91 ± 0.148
2.63 ± 0.248
4.31 ± 0.139
4.15 ± 0.133
3.78 ± 0.151
3.87 ± 0.118
3.74 ± 0.880
3.70 ± 0.101
3.80 ± 0.110

3.44 ± 0.225
3.04 ± 0.239
1.81 ± 0.130
1.35 ± 0.143
1.61 ± 0.122
1.69 ± 0.134
1.81 ± 0.140
1.83 ± 0.149
1.83 ± 0.132
1.87 ± 0.140
1.80 ± 0.131

Keterangan: 1=tidak sama sekali; 2=sedikit; 3=sedang; 4=banyak; 5=sangat banyak

Berdasarkan hasil penelitian, lebih dari separuh keluarga berada pada
tingkat family daily hassles yang sedang (60.3%). Artinya secara umum kegiatan
yang cenderung hassles dalam penelitian ini dianggap tidak terlalu berat bagi ibu.
Penelitian ini menunjukkan hanya 2.1 persen ibu yang menyatakan family daily
hassles tidak terlalu menyita waktu dan energi mereka, dan sisanya terdapat 20.7
persen ibu berada pada tingkat family daily hassles yang tinggi (Tabel 5 ).

13
Tabel 5 Sebaran kategori family daily hassles (n=54)
Family daily hassles

Variabel
n
7
35
12

Rendah (82.3)

(%)
2.1
60.3
20.7

Strategi koping
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar ibu (70.4%) melakukan koping
dengan kategori sedang, artinya ibu cukup menggunakan strategi koping dalam
menghadapi family daily hassles (Tabel 6). Dimensi strategi koping, yakni fokus
pada emosi dan fokus pada masalah yang digunakan oleh ibu masuk dalam
kategori sedang. Pada dimensi strategi koping fokus masalah, penerimaan
terhadap masalah oleh ibu mengarah pada reframing atau melakukan pengkajian
ulang terhadap sudut pandang masalah, diantaranya adalah melakukan
instrospeksi diri (96.3%) dan menganggap diri sebagai pribadi yang berkembang
(90.7%). Ibu dalam penelitian ini juga melakukan koping dengan melakukan
berbagai perencanaan yang lebih matang sebelum melakukan sesuatu, yakni
berpikir sebelum bertindak (92.6%). Selain itu, keluarga juga melakukan koping
dengan cara mencari kebenaran (100%).
Tabel 6 Sebaran keluarga berdasarkan strategi koping
Variabel

Strategi koping
fokus masalah
n

Rendah (79.1)

(%)
10
38
6

18.5
70.4
11.1

Strategi koping
fokus emosi
n

(%)
8
38
8

14.8
70.4
14.8

Strategi koping
total
n

(%)

8
38
8

14.8
70.4
14.8

Dimensi strategi koping fokus emosi secara umum dilakukan oleh ibu
dengan cara menerima tanggung jawab dari orang lain (accepting responsibility)
dengan menjadikan pengalaman orang lain sebagai teladan yang patut dicontoh
dan dihindari (88,9%) (Tabel 7). Selain itu, keluarga dalam penelitian ini juga
melakukan koping dengan menilai sesuatu secara positif (positive reappraisal),
yakni dengan berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa
(97.8%), dan melakukan pemahaman lebih terhadap kejadian yang dialami dengan
mengurangi pikiran terhadap masalah (81.3%). Startegi koping yang sama sekali
tidak dilakukan responden berkaitan dengan strategi koping fokus masalah yakni
menambah waktu tidur lebih dari biasanya (5.6%) serta strategi koping fokus
emosi dengan menghayal (1.9%) dan menerima simpati orang lain (3.7%).

14
Tabel 7 Sebaran persentase strategi koping responden
No.

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27

Pertanyaan
Strategi koping fokus masalah
Saya lebih memikirkan kejadian mendatang
Saya mencari kebenaran
Saya berharap saya bisa mengubah apa yang terjadi
Saya mencoba mencari seseorang yang peduli
Pribadi yang berkembang menjadi alasan masalah yang
saya temui
Saya berjuang demi hasil pekerjaan terbaik
Saya berpikir matang sebelum bertindak
Saya mengintrospeksi diri
Diri saya sendiri menjadi sumber masalah
Saya mencari nasihat teman saya
Saya menyiapkan diri pada hal yang tidak diinginkan
Saya berusaha melihat sudut pandang orang lain
Saya mengatakan perasaaan saya terhadap orang lain
Saya membuat rencana dan mengikutinya
Saya akan tidur lebih lama dibanding biasanya
Strategi Koping Fokus Emosi
Saya mengutarakan kesedihan saya
Saya tidak ingin terlalu banyak pikiran
Saya menyadari apa saja yang harus saya lakukan
Saya berharap keajaiban datang kepada saya
Saya harus mengambil kesempatan/ risiko
Saya bermimpi/ khayal dengan keadaan yang lebih baik
Saya menerima simpati dan pengertian dari orang lain
Saya mengambil hikmahdari pengalaman orang lain
Saya sering berbicara dengan diri sendiri
Saya menerima keadaan yang sesuai harapan saya
Saya mendekatkatkan diri kepada Tuhan
Saya meneladani sikap seseorang yang lebih baik

Sedikit

Sedang

Sangat
Sering

0.0
0.0
0.0
0.0
0.0

48.1
0.0
24.1
53.7
9.3

46.3
29.6
66.7
31.5
77.8

5.6
70.4
9.3
14.8
13.0

0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
5.6

22.2
7.4
3.7
59.3
40.7
20.4
11.1
51.9
9.3
70.4

50.0
63.0
55.6
35.2
46.3
68.5
79.6
38.9
64.8
22.2

27.8
29.6
40.7
5.6
13.0
11.1
9.3
9.3
35.9
1.9

0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
1.9
3.7
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0

28.0
18.5
3.7
24.1
55.6
35.2
51.9
9.3
48.1
18.5
1.9
11.1

23.0
72.2
66.7
42.6
35.2
37.0
38.9
79.6
46.3
63.0
33.3
75.9

5.6
9.3
29.6
33.3
9.3
25.9
5.6
11.1
5.6
18.5
64.8
13.0

Tidak

Kesejahteraan Subjektif Keluarga
Sebagian besar keluarga (70.4%) dalam penelitian ini memiliki
kesejahteraan subjektif yang masuk dalam kategori sedang. Artinya, keluarga
memiliki tingkat kepuasan hidup yang cukup berkaitan dengan kehidupan
keluarga. Lebih dari separuh keluarga (51.9%) merasakan kepuasan yang sangat
tinggi berkaitan dengan kebahagiaan kehidupan keluarga (Lampiran 2). Kepuasan
keluarga sangat tinggi terjadi pada aspek keikutsertaan dalam komunitas (72.2 %)
(Lampiran 2). Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui bahwa keterlibatan ibu dalam
komunitas atau kegiatan sosial sangat rendah. Berdasarkan hal tersebut dapat
diketahui bahwa, rendahnya keikutsertaan keluarga dalam komunitas memberikan
kepuasan yang tinggi bagi keluarga.
Hampir separuh keluarga (40.7%) mengganggap bahwa kesehatan fisik
yang baik dirasakan memberikan kepuasan yang sangat tinggi bagi keluarga.
Keluarga memiliki kepuasan hidup yang tinggi berkaitan dengan sekolah anak,
komunikasi dengan anak, kebersihan rumah, makanan keluarga dengan persentase
yang sama yakni 38.9 persen (Lampiran 2). Terdapat 27.8 persen ibu yang
menyatakan puas dengan perilaku anaknya dan kurang dari separuh ibu (38.9%)
yang menyatakan puas terhadap prestasi anak disekolah.

15
Tabel 8 Sebaran kategori kesejahteraan subjektif keluarga
Kesejahteraan subjektif keluarga
Rendah
Sedang
Tinggi

n

(%)

4
38
12

7.4
70.4
22.2

Terdapat empat responden yang tergolong dalam kategori kesejahteraan
keluarga rendah (7.4%) (Tabel 9). Beberapa hal yang dianggap membuat
responden kurang puas dan memengaruhi persepsi kesejahteraan subjektif
keluarga adalah pandangan ibu terhadap perilaku anak dalam membantu pekerjaan
rumah (14.8%) dan kurang puas terhadap gaya manajemen keuangan keluarga
(14.8%) (Lampiran 2).
Hubungan Karakteristik Keluarga dan Karakterstik Ibu dengan Family
Daily Hassles
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara
karakteristik keluarga dan karakterstik ibu dengan family daily hassles. Artinya
dengan bertambahnya usia tidak memberikan dampak terhadap family daily
hassles. Semakin tinggi pendidikan anggota keluarga, terutama pada ayah dan ibu
tidak memberikan dampak pada peningkatan family daily hassles. Berdasarkan
hasil penelitian ini, bertambahnya besar anggota keluarga tidak memberikan
dampak pada peningkatan family daily hassles.
Tabel 9 Korelasi karakteristik keluarga dan responden dengan family daily
hassles
Karakteristik keluarga
Usia ayah (tahun)
Pendidikan ayah (tahun)
Besar keluarga
Usia anak (tahun)
Usia ibu (tahun)
Pendidikan ibu (tahun)

Family Daily Hassles
-0.234
-0.075
-0.102
0.187
-0.046
-0.002

Hubungan Family Daily Hassles dengan Strategi Koping
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat hubungan positif antara strategi
koping dengan family daily hassles (Tabel 8). Dimensi strategi koping fokus pada
emosi dan dimensi strategi koping fokus pada masalah memiliki hubungan yang
positif dan signifikan dengan family daily hassles. Artinya, semakin tinggi family
daily hassles yang dialami ibu, maka semakin banyak strategi koping yang
dilakukan oleh ibu.
Tabel 10 Korelasi family daily hassles dengan strategi koping
Variabel
Strategi koping fokus emosi
Strategi koping fokus masalah
Strategi koping total
*signifikansi pada p