3.2 Kebutuhan Perangkat Minimum
Proses instalasi sistem operasi Linux Clear OS 5.2 ini membutuhkan komputer yang akan dijadikan sebagai server dengan kebutuhan perangkat minimum sebagai berikut:
1. Processor-Up to 16 processor pentiumceleronAMD
2. RAM-Minimal 512 MB atau lebih
3. Harddisk-Instalasi dan log sistem minimal 1 GB
4. CDROM-Dibutuhkan saat instalasi
5. Network Cards-PCIISAPCMCIA 2 unit
6. Monitor-Dibutuhkan saat instalasi
7. Keyboard-Dibutuhkan saat instalasi
8. Broadband-EthernetCableDSL Connection
9. Tidak mendukung layanan koneksi ISDNSatelit
Spesifikasi hardware yang penulis gunakan adalah sebagai berikut: 1.
Processor Intel Pentium III 800Mhz 2.
RAM 512 MB 3.
Harddisk 40 GB 4.
2 dua Network Card PCI
3.3 Topologi Yang Digunakan
Dalam proses perancangan jaringan, penulis fokus pada tipe jaringan LAN dengan menggunakan topologi star pada jaringan tersebut. Berikut ini rancangan topologi
Universitas Sumatera Utara
jaringan komputer yang akan penulis bangun dan mengimplementasikan proxy server pada jaringan tersebut.
3.4 Instalasi Linux Clear OS 5.2
Pada bagian ini, penulis akan menjelaskan langkah-langkah dalam proses instalasi sistem operasi Linux Clear OS 5.2 yang akan dijadikan sebagai komputer server.
Installer Linux Clear OS 5.2 berbentuk file Iso yang dapat diperoleh dari situs Clear OS di
http:www.clearfoundation.com .
Berikut ini langkah-langkah yang penulis lakukan pada saat instalasi sistem:
3.4.1 Setup Bios untuk Booting CD
Proses setup bios ini dilakukan agar komputer yang akan diinstal sistem dapat membaca piringan CDDVD pertama kali pada saat komputer melakukkan proses
booting. Jika konfigurasi bios tidak diubah, maka secara umum komputer tidak akan membaca piringan CDDVD karena komputer proses awal booting membaca
harddisk. Pada saat booting tekan tombol “Del” pada keyboard untuk masuk ke menu setup bios.
Gambar 3.1 Interface BIOS Setup Utility
Universitas Sumatera Utara
Pilih tab boot, lalu pilih menu Boot Device Priority kemudian atur CD-Rom menjadi urutan paling pertama seperti Gambar 3.2
Gambar 3.2 Pengaturan Boot Priority BIOS
Setelah itu, tekan tombol F10 untuk menyimpan konfigurasi dan keluar dari bios.
3.4.2 Proses Instalasi Clear OS 5.2 Enterprise Edition
Jika bios telah dikonfigurasi secara benar, maka pada saat CD dimasukkan ke CD- Rom tampilan instalasi sistem akan muncul. Setelah itu tekan tombol Enter untuk
melanjutkan proses instalasi sistem.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.3 Tampilan Utama Instalasi Sistem
Setelah proses loading file sistem yang diperlukan dalam proses intalasi selesai, proses selanjutnya adalah pemilihan bahasa yang akan digunakan dalam sistem. Dalam hal
ini penulis memilih bahasa yang umum digunakan yaitu bahasa Inggris.
Gambar 3.4 Pemilihan Bahasa
Universitas Sumatera Utara
Proses selanjutnya adalah pemilihan jenis keyboard yang digunakan. Proses pemilihan ini berhubungan dengan keyboard yang penulis gunakan dalam proses instalasi. Jika
jenis keyboard yang dipilih tidak sesuai dengan keyboard yang penulis gunakan, maka keyboard tersebut tidak akan terdeteksi oleh sistem.
Gambar 3.5 Pemilihan Jenis Keyboard
Setelah memilih jenis keyboard, proses selanjutnya adalah pemilihan media instalasi sistem yang penulis gunakan dalam proses instalasi sistem. Ada 2 dua media yang
didukung oleh sistem untuk melakukan instalasi antara lain yaitu: FTP dan CD-Rom. Dalam hal ini penulis menggunakan media CD-Rom karena lebih mudah dan praktis.
Gambar 3.6 Pemilihan Media Instalasi
Universitas Sumatera Utara
Proses selanjutnya adalah pemilihan tipe instalasi sistem. Ada 2 dua tipe instalasi yaitu: Instal dan Upgrade. Dalam hal ini, penulis memilih tipe Instal karena komputer
yang digunakan oleh penulis belum pernah dilakukan instalasi sistem operasi Linux Clear OS 5.2.
Gambar 3.7 Pemilihan Metode Instalasi
Proses selanjutnya adalah pembuatan nama sistem dengan cara mengetikkan keyword ClearOS.
Gambar 3.8 Pembuatan Nama Partisi
Proses selanjutnya adalah pemilihan mode sistem yang akan digunakan. Ada 2 dua mode yaitu Gateway dan Standalone.
Universitas Sumatera Utara
1. Gateway Mode
Pada mode gateway, sistem membutuhkan 2 dua unit LAN Card karena mode ini digunakan sebagai gateway dari jaringan LAN untuk terkoneksi ke
internet. Selain sebagai gateway server, pada mode ini juga bisa digunakan sebagai Proxy Server, Web Server, File Server secara bersamaan menjadi satu
server. 2.
Standalone Mode Pada mode standalone, sistem membutuhkan 1 satu unit LAN Card karena
mode ini hanya digunakan sebagai server khusus tanpa gateway server dari jaringan LAN maupun WAN. Server yang dimaksud adalah Proxy Server, File
Server, Mail Server, Web Server, dan lain sebagainya.
Dalam hal ini, penulis memilih mode gateway yang akan diimplementasikan sebagai gateway server dan proxy tambahan. Hal ini dikarenakan karena jika
menggunakan mode gateway, maka penulis tidak membutukan router yang akan dijadikan sebagai gateway server dalam jaringan LAN.
Gambar 3.9 Pemilihan Mode Sistem
Universitas Sumatera Utara
Setelah memilih mode sistem yang akan diinstal, proses selanjutnya adalah memilih jenis koneksi internet yang digunakan pada server. Dalam hal ini penulis
menggunakan koneksi internet Speedy yang termasuk ADSL, penulis memilih tipe koneksi Ethernet.
Gambar 3.10 Pemilihan Tipe Koneksi Yang Digunakan
Proses selanjutnya adalah pemilihan metode ip address. Penulis memilih metode manual untuk mengkonfigurasi ip address pada interface card komputer server.
Gambar 3.11 Pemilihan Konfigurai IP Address
Universitas Sumatera Utara
Jika memilih metode manual configuration, maka penulis harus mengkonfigurasikan IP address secara satu persatu pada interface card komputer server. Langkah awal
penulis harus mengkonfigurasi IP address interface card yang akan dihubungkan dengan modem Speedy. Dalam hal ini ip modem Speedy 192.168.2.1 dimasukkan
dalam IP gateway, sedangkan pada interface card yang terhubung ke modem diisikan IP 192.168.2.2. Selanjutnya konfigurasi IP address untuk interface card yang
terhubung ke switch untuk jaringan lokal. Dalam hal ini penulis menggunakan ip 192.168.1.251 dan subnet mask 255.255.255.0.
Gambar 3.12 Konfigurasi IP Address untuk LAN Dan WAN
Universitas Sumatera Utara
Proses selanjutnya adalah pengisian password sistem root. Di linux, root adalah user tetinggi dalam hirarki, dan root bisa melakukan semua instalasi dan setting advanced
untuk fitur-fitur yang ada dalam Linux Clear OS Server.
Gambar 3.13 Pengisian Password Root
Setelah proses pengisian password root, proses selanjutnya adalah melakukan partisi harddisk. Ada 2 dua metode yang bisa dipilih dalam proses partisi harddisk yaitu
manual dan automatis sistem yang melakukan partisi harddisk. Pada bagian ini penulis memilih metode otomatis sistem yang melakukan partisi secara default.
Gambar 3.14 Pemilihan Metode Partisi Harddisk
Proses selanjutnya adalah pemilihan module sistem atau servis layanan yang akan diinstal ke dalam komputer server. Ada beragam jenis servis layanan atau fitur
Universitas Sumatera Utara
yang dapat dijalankan menggunakan Linux Clear OS 5.2. Pada bagian ini penulis tidak mengaktifkan semua layanan yang ada, akan tetapi hanya mengaktifkan servis
layanan yang dibutuhkan untuk proses implementasi proxy server yang dilakukan oleh penulis. Berikut ini servis yang diaktifkan antara lain: DHCP and Local Servers,
Antimalware, Antispam, Protocol Filter, Web Proxy, Content Filter, Windows Networking.
Gambar 3.15 Pemilihan Servis Layanan Server
Proses selanjutnya adalah konfirmasi proses instalasi sistem. Hal ini bertujuan jika semua konfigurasi sudah benar, maka prsoses instalasi akan meminta konfirmasi
untuk melanjutkan proses format harddisk dan pengcopyan data yang dibutuhkan
Universitas Sumatera Utara
untuk sistem ke dalam harddisk. Jika konfigurasi masih ada yang salah atau belum lengkap, maka proses instalasi bisa diulang tahap konfigurasinya tanpa harus
mengkonfirmasi proses implementasi.
Gambar 3.16 Konfirmasi Instalasi Sistem
Apabila proses konfirmasi telah disetujui, maka proses instalasi selanjutnya adalah proses format harddisk dan pengcopyan data yang dibutuhkan dalam sistem. Jika
proses telah selesai 100, maka sistem akan meminta user untuk melakukan restart sistem dan pengujian sistem yang telah berhasil diinstal.
Gambar 3.17 Proses Instalasi Sistem
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.18 Konfirmasi Reebot Sistem
Setelah proses reboot berhasil, sistem akan menampilakan menu login administrator yang meminta user untuk memasukkan password root. Password yang harus diisi pada
waktu login adalah password root yang telah dibuat pada saat proses instalasi sistem.
Gambar 3.19 Halaman Login Administrator
Universitas Sumatera Utara
3.4.3 Konfigurasi Sistem dengan Remote Web Config
Ada banyak cara untuk melakukan konfigurasi server melalui komputer klien, salah satunya adalah dengan cara remote Web config. Penulis memilih cara ini dikarenakan
oleh kemudahan yang didapatkan penulis dalam proses konfigurasi server dari komputer klien. Berikut ini langkah-langkah yang harus dilakukan pertama kali
menggunakan Web config setelah proses instalasi sistem berhasil: 1.
Tes koneksi jaringan antara komputer klient dengan server apakah sudah terhubung atau masih belum terhubung. Caranya adalah dengan melakukan tes
koneksi jaringan atau ping ke komputer server dari komputer klien dengan perintah: ping 192.168.1.251. Jika pesan yang muncul berisi laporan reply,
maka komputer klien sudah terhubung dengan komputer server.
Gambar 3.20 Pengujian Koneksi Jaringan
2. Gambar 3.20 menunjukkan bahwa komputer klien sudah terhubung dengan
komputer server. Proses selanjutnya adalah login administrator menggunakan Web config dari komputer klien. Caranya adalah jalankan aplikasi Web
browser seperti mozilla firefox, lalu pada kotak isian address bar ketikkan
Universitas Sumatera Utara
alamat IP komputer server diikuti alamat port-nya. Dalam hal ini penulis menggunakan perintah
https:192.168.1.251:81 . Port 81 adalah port http yang
digunakan untuk meremote komputer server melalui http.
Gambar 3.21 Pengujian Koneksi Menggunakan Web Browser
3. Gambar 3.21 muncul karena demi keamanan http melalui Web browser
pertama kali melakukan remote server menggunakan Web config akan muncul pernyataan keamanan Web browser. Langkah yang harus dilakukan adalah
Add Exception lalu pilih Confirm Security Exception.
Gambar 3.22 Konfirmasi Keamanan Web Browser
Universitas Sumatera Utara
4. Ketikan user root dan password sesuai pada konfigurasi pada saat instalasi
sistem.
Gambar 3.23 Halaman Login Web Config
5. Langkah selanjutnya pengisian alamat DNS Server yang diberikan ISP dalam
hal ini Telkom Speedy.
Gambar 3.24 Halaman Pengaturan DNS Server
6. Langkah selanjutnya pemilihan zona waktu, dalam hal ini penulis memilih
jakarta dikarenakan penulis bertempat tinggal di Medan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.25 Pengaturan Zona Waktu
7. Pengisian nama domain untuk server yang telah dibuat.
Gambar 3.26 Pembuatan Nama Server
8. Pengisian data kelengkapan server yang berguna sebagai identitas server.
Gambar 3.27 Pengisian Identitas Server
Universitas Sumatera Utara
9. Selanjutnya akan tampil halaman konfirmasi penyelesaian konfigurasi awal
server menggunakan remote Web config. Proses selanjutnya tentang pembuatan proxy server, content filter, dan gateway server akan penulis bahas
pada Bab 4 implementasi sistem.
Gamba Gambar 3.28 Halaman Akhir Konfigurasi
r 3.28 Halaman Akhir Konfigurasi
3.5 Konfigurasi Proxy Server
Setelah proses instalasi Linux Clear OS 5.2 pada komputer server, proses selanjutnya penulis akan melakukan proses konfigurasi proxy server di sistem Linux Clear OS 5.2
menggunakan remote Web config dari komputer klien.
Proxy server adalah sebuah layanan atau fungsi yang terdapat pada Linux Clear OS 5.2 yang digunakan untuk menyimpan file-file tertentu dari halaman-
halaman Website yang pernah diakses oleh komputer klien, sehingga jika komputer klien yang lain mengakses Website yang sama, maka file-file tersebut akan
diambilkan dari Chace Proxy. Hal ini sangat berguna untuk mempercepat akses
Universitas Sumatera Utara
internet dan mengurangi kepadatan trafik di jalur internet, karena beberapa file diambil dari Server, bukan dari internet secara langsung.
Sebelum penulis melakukan konfigurasi proxy server, penulis akan menjelaskan topologi yang penulis gunakan dalam membangun proxy server tersebut.
Berikut ini gambar rancangan topologi proxy server yang penulis bangun pada jaringan LAN.
Gambar 3.29 Topologi Jaringan Proxy Server
Topologi yang dirancang hanya menggunakan 1 satu komputer server sebagai gateway server dan proxy server tanpa hardware tambahan yang berfungsi
sebagai router seperti perangkat router board RB750. Berikut ini ada berbagai istilah dalam tahap proses konfigurasi proxy server antara lain:
1. Max Cache Size adalah fitur yang mengatur berapa besarnya ruang
harddisk yang akan digunakan untuk menyimpan file-file hasil caching proxy server.
2. Max Object Size adalah fitur yang mengatur berapa besar maksimalnya
ukuran file yang akan disimpan. File yang ukurannya lebih besar dari ketentuan tidak akan disimpan di cache proxy server.
Universitas Sumatera Utara
3. Max Download adalah fitur yang mengatur berapa besar maksimalnya file
yang bisa didownload secara langsung. 4.
Transparent Mode adalah fitur yang dibuat secara otomatis tanpa pengaturan di Web browser komputer klien. Maksudnya adalah jika mode
ini diaktifkan, maka semua browser dan akses HTTPWeb dari klien akan diarahkan secara otomatis melalui proxy server. Sedangkan jika tidak
diaktifkan, maka pada komputer klien harus mengisikan IP address dan port proxy server secara manual ke setiap Web browser yang ada di setiap
komputer klien. 5.
Content Filter adalah fitur yang berfungsi untuk mengaktifkan penyaringan konten Website.
6. Banner and Pop-up Filter adalah fitur yang berfungsi memblokir iklan pop
up yang ada di Website internet. 7.
Bypass Proxy Server adalah fitur yang berfungsi untuk melawatkan Website dari proxy server. Jika suatu Website tidak mau jalan
menggunakan proxy server, maka akan dilakukan bypass terhadap Website tersebut agar Website tersebut dapat dibuka di komputer klien.
Berikut ini langkah-langkah untuk melakukan konfigurasi proxy server pada komputer server:
1. Remote komputer server melalui Web browser pada komputer klien. Jika
proses koneksi login berhasil, maka akan tampil seperti Gambar 3.30.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.30 Halaman Utama Administrator
2. Klik menu Proxy and Filtering yang ada di sebelah kiri Web browser, lalu
klik sub menu Web Porxy. Setelah itu penulis melakukan konfigurasi Maximum Cache yang disimpan, Maximum Object yang disimpan dan
Maximum besar Download yang diperbolehkan untuk komputer klien. Langkah selanjutnya memilih jenis proxy, pada tahap ini penulis memilih
mode Transparent Proxy pada server agar pada komputer klien tidak melakukan konfigurasi proxy secara manual. Setelah konfigurasi telah
selesai, proses selanjutnya penulis melakukan update sistem untuk menyimpan konfigurasi yang telah dilakukan penulis dan mengaktifkan
servis proxy server seperti yang terlihat pada Gambar 3.31.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.31 Halaman Konfigurasi Proxy Server
3.6 Konfigurasi Content Filter