PR didiagnosis dengan pemeriksaan gambaran klinis, terutama onset yang jelas dan ruam berupa herald patch dan gambaran “Christmas tree”.
6
PR didiagnosis banding dengan tinea korporis, psoriasis dan dermatitis numular.
Sangkaan bahwa PR disebabkan oleh reaktivasi HHV-6 dan HHV-7 maka beberapa peneliti memperkenalkan penggunaan obat antiviral sistemik pada pengobatan PR untuk
mempercepat penyembuhan PR.
3
3
Inflamasi pada ruam PR dapat diredakan dengan pemberian topikal kortikosteroid potensi sedang yang juga dapat meredakan gejala pruritus yang sering
dijumpai.
4
II. LAPORAN KASUS
Seorang anak laki-laki berumur 7 tahun BB 20 kg datang ke poliklinik kulit kelamin RSUP Haji Adam Malik dengan keluhan penebalan kulit kemerahan disertai rasa gatal pada badan
sejak 3 minggu terakhir. Awalnya 2 minggu yang lalu terdapat satu penebalan kulit kemerahan pada daerah pinggul kanan yang timbul secara tiba-tiba dan semakin lama lesi
tampak meninggi. Satu minggu kemudian mulai timbul lesi yang sama pada seluruh tubuh terutama pada paha atas, perut, punggung, lengan dan leher yang membentuk gambaran
seperti baju renang. Pada punggung tampak gambaran seperti pohon cemara. Penderita sebelumnya telah berobat kedokter dan telah diberikan obat oles dan obat makan namun tidak
ada perbaikan. Pada pemeriksaan fisik dijumpai BB pasien 20 kg dengan keadaan umum pasien baik,
status gizi baik, suhu badan afebris. Pemeriksaan status dermatologi dijumpai plak eritem, multipel, lentikuler sampai numular, diskret pada, regio koli, nuchae, torakalis, abdomen,
vertebre, kokse dan femoralis dekstra dan sinistra. Pada pemeriksaan kerokan kulit dengan KOH 10 pada lesi tidak dijumpai struktur
jamur. Pasien didiagnosis banding dengan pitiriasis rosea, tinea korporis dan psoriasis. Dengan
diagnosis sementara pada pasien ini adalah pitiriasis rosea. Penatalaksanaan diberikan terapi antiviral asiklovir dengan dosis 5x400 mg hari
selama 1 minggu. Terapi topikal diberikan salep desoksimetason yang dioleskan pada lesi 2x sehari.
Universitas Sumatera Utara
Kontrol pasien 1 minggu kemudian, kemerahan pada lesi telah berkurang dan tidak dijumpai lesi baru. Obat antiviral dihentikan, pengobatan dengan salep desoksimetason
diteruskan. Kontrol 2 minggu setelah pengobatan plak eritem telah berubah menjadi makula
hipopigmentasi multipel dan pengobatan dengan salep desoksimetason dihentikan. Prognosis quo ad vitam bonam, quo ad funtionam bonam, quo ad sanationam bonam.
Gbr 1. Pada saat datang pertama sekali
Gbr 2. Pada saat datang pertama sekali
Universitas Sumatera Utara
Gbr 3. Pada saat kontrol 1
Gbr 4. Pada saat kontrol 1
Gbr 5. Pada saat kontrol 2
Universitas Sumatera Utara
Gbr 6. Pada saat kontrol 2
III. DISKUSI