Analisis Framing Pemberitaan Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa (KTTLB) Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Dalam Mewujudkan Perdamaian Konflik Palestina Pada Kompas.Com Dan Republika Online

“ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN KONFERENSI TINGKAT TINGGI LUAR
BIASA (KTTLB) ORGANISASI KERJASAMA ISLAM (OKI) DALAM
MEWUJUDKAN PERDAMAIAN KONFLIK PALESTINA PADA KOMPAS.COM DAN
REPUBLIKA ONLINE”
Skripsi
Di Ajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

Wiji Lestari
1112051000093

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2016 M

ABSTRAK

ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN KONFERENSI TINGKAT TINGGI LUAR
BIASA (KTTLB) ORGANISASI KERJASAMA ISLAM (OKI) DALAM
MEWUJUDKAN PERDAMAIAN KONFLIK PALESTINA PADA KOMPAS.COM
DAN REPUBLIKA ONLINE.
Konflik Palestina dan Israel sampai saat ini masih berkepanjangan. Berbagai upaya
telah dilakukan untuk menyelesaikan konflik ini. Konferensi Organisasi Kerjasama Islam
OKI yang ke-5 dengan tuan rumah Indonesia diharapkan tidak hanya bisa mendorong isu ini
dan menjadi retorika semata agar menjadi perhatian publik internasional, tetapi bisa
menyatukan kubu yang bertikai di dalam konflik Palestina-Israel. Deklarasi ini diliput oleh
banyak media. Kompas.com dan Republika Online merupakan media Online di Indonesia,
keduanya turut serta mengambil peran dalam pemberitaan KTTLB OKI ke-5, namun
peristiwa yang sama dapat dimaknai secara berbeda oleh media dan pada akhirnya
menghasilkan berita yang berbeda pula.
Berdasarkan latar belakang di atas, pertanyaan penelitian ini adalah: 1). Bagaimana
Kompas.com membingkai pemberitaan tentang KTTLB OKI dalam mewujudkan perdamaian
konflik Palestina dari segi sintaksis, skrip, tematik dan retoris? 2). Bagaimana Republika
Online membingkai berita tentang KTTLB OKI dari segi sintaksis, skrip, tematik dan retoris?
3). Bagaimana perbandingan bingkai pemberitaan pada kedua media online tersebut?
Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori Konstruksi sosial media massa
yang diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman. Bahwasanya realitas tidak

muncul begitu saja, melainkan dibangun atau dikonstruksi. Untuk mengetahui bagaimana
Kompas.com dan Republika Online membingkai pemberitaan ini penulis menggunakan
model analisis framing Zhongdang Pan dan Gerald Kosicki. Dengan menggunakan empat
dimensi struktur teks berita sebagai perangkat framing, keempat struktur tersebut adalah
sintaksis, skrip, tematik, dan retoris.
Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode analisis
deskriptif. Sedangkan metode pengumpulan data melalui observasi teks (unit analysis) dan
wawancara serta dokumentasi dengan menggunakan paradigma konstruktivis.
Hasil penelitian terhadap Kompas.com dan Republika Online ditemukan adanya
perbedaan dalam membingkai pemberitaan KTTLB OKI ke-5 dalam mewujudkan perdamian
konflik Palestina. Kompas.com menekankan pemberitaan mengenai kritikan atas tindakan
OKI yang dinilai lemah dan kurangnya sikap kolektif yang dimana sudah berulangkali
deklarasi dilakukan namun tidak ada perubahan yang dihasilkan. Diperkuat dengan
pernyataan pengamat internasional, pemerhati Timur Tengah dan anggota Komisi 1 DPR
Tantowi Yahya. Sementara Republika Online menekankan pemberitaan mengenai OKI
mengecam penyerangan pasukan Israel yang secara brutal meneror masyarakat Palestina dan
dukungan dari berbagai negara untuk kemerdekaan Palestina sudah luar biasa melalui
tekanan terhadap Israel. Pada pemberitaan ini, Republika Online dikuatkan dengan
pernyataan Sekjen OKI Iyad Ameen Madani dan anggota Komisi 1 DPR Ahmad Muzani.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Kompas.com dan Republika Online

mempunyai perspektif dan pembingkaian berita yang berbeda dalam melihat sebuah peristiwa
dan memaknainya. Kedua media mengatakan netral terhadap pemberitaan KTTLB OKI ke-5
dalam mewujudkan perdamaian Konflik Palestina, namun pada kenyataannya pemberitaan
yang mereka suguhkan tidak berimbang karena Kompas lebih kontra terhadap kinerja OKI
dalam mewujudkan perdamaian melalui kritikan atas tindakan OKI yang lemah dan tidak
kolektif. Sedangkan, Republika Online pro terhadap tindakan OKI yang sudah sangat luar
biasa melalui kecaman penyerangan Israel terhadap Palestina .
Kata kunci: Pemberitaan, KTTLB, OKI, Konflik, Palestina.
i

KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillahi Rabbil ‘aalamin, Segala puji bagi Allah SWT dzat Maha
Sempurna yang senantiasa menyempurnakan kenikmatan kepada hamba-Nya.
Dengan segala karunia-Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan penelitian ini,
tak lupa sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada panutan kita
semua, Rasulullah Muhammad SAW, berikut para keluarga, sahabat, ulama, dan
segenap umat Islam sekalian.
Dalam menyusun skripsi ini, penulis menyadari bahwa penulis tidak akan
mampu


menyelesaikan

tanpa

bantuan

dari

pihak

lain.

Penulis

ingin

menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada semua pihak yang
membantu kelancaran penulisan skripsi ini, baik berupa dorongan moril maupun
materil.

Selanjutnya, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
dan penghargaan yang setinggih-tingginya kepada:
1. Bapak Dr. Arief Subhan M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, beserta Wadek I Dr. Suparto, M.Ed, Wadek II Dr. Hj.
Roudhonah, MA, dan Wadek III Drs. Wahidin Saputra, MA.
2. Masran, MA selaku ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan
Fita Faturokhmah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam.

ii

3. Rubiyanah, M.A. selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah berkenan
meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan dan inspirasinya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
memberikan banyak ilmu pengetahuan yang bermanfaat.
5. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu dalam urusan
administrasi serta lainnya selama perkuliahan maupun penelitian skripsi.
6. Pihak Media Kompas.com, Heru Margianto sebagai narasumber dan Aldi

sebagai sekretaris redaksi yang telah meluangkan waktunya untuk
penelitian skripsi ini.
7. Pihak Republika Online, Muhammad Subarkah sebagai narasumber dan
Erna Indriyanti sebagai sekretaris redaksi yang telah meluangkan
waktunya untuk penelitian skripsi ini.
8. Kepada orang tua, kaka-kakak, adik, dan saudara tercinta. Bapak Suraji,
ibunda

tersayang

Siti

Jaemah,

kakak-kakak

terbaik

Wanjaroh,


M.Romadhan dan Lisma Isa, adik Masyiratul Mila, dan saudara tercinta
Muhamad Kahfi. Terima kasih atas kasih sayang yang tulus diberikan,
pengorbanan serta doa yang selalu dipanjatkan serta dukungan yang
diberikan baik dukungan moril maupun materil.
9. Teman-teman seperjuangan yang selalu memberi dukungan dan semangat,
Sari Setianingrum, Zakiyatun Nufus, Gita Sulistiani, Syifa Fauziah, Putri
Ayu Silmi Afifah. Terima kasih atas dukungannya dan waktunya
membantu menyelesaikan skripsi ini, semoga kalian dapat meraih

iii

kesuksesan. Untuk sahabat-sahabat penulis, Dewi Ayu, Avi Syafitri, Maria
Tunggal, Nur Halimah, Farhatul Alawiyah, Ika Tri Mustika, Syifa Fauziah,
Gina Handayani, Bibit Nur Atikah, Fatmawati, Siti Istikhomah, dan
Martini terima kasih atas segala hal yang telah kalian berikan kepada
penulis selama ini.
10. Teman-teman KPI 2012, khususnya KPI C yang tidak bisa disebutkan
satu persatu.
11. Semua pihak yang telah memberikan konstribusi besar terhadap
penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, tanpa

mengurangi rasa hormat kepada mereka semua.
Peneliti menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan namun,
peneliti sudah melakukan usaha yang maksimal. Semoga apa yang ada pada
skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Jakarta, 25 Juli 2016

Wiji Lestari

iv

DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Batasan dan Perumusan Masalah .............................................. 6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................. 7
D. Metodologi Penelitian ............................................................... 8
1.

Jenis Penelitian .................................................................. 8

2.

Paradigma Penelitian ......................................................... 9

3.

Subjek dan Objek Penelitian .............................................. 10

4.

Teknik Pengumpulan Data ................................................ 10


5.

Sumber Data ...................................................................... 12

6.

Teknik Analisis Data ......................................................... 12

E. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 15
F. Sistematika Penulisan ............................................................... 18
BAB II

LANDASAN TEORI
A. Teori Konstruksi Sosial Media Massa ....................................... 20
B. Konsep Framing Zhongdang Pan dan Gerald Kosicki .............. 22
C. Konseptualisasi Berita .............................................................. 29
1. Definisi Berita ...................................................................... 29
2. Nilai Berita ........................................................................... 30

BAB III


GAMBARAN UMUM
A. Profil Kompas.com .................................................................... 32
B. Profil Republika Online ............................................................. 38

v

C. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerjasama
Islam (OKI) dalam Mewujudkan Perdamaian Konflik
Palestina pada Kompas.com dan Republika Online .................. 43
BAB IV

ANALISIS DAN TEMUAN DATA
A. Pemberitaan tentang KTT OKI ke-5 dalam mewujudkan
perdamaian konflik Palestina di Kompas.com .......................... 47
B. Pemberitaan tentang KTT OKI ke-5 dalam mewujudkan
perdamaian konflik Palestina di Republika Online ................... 68
C. Analisis Perbandingan Bingkai Pemberitaan KTT OKI ............ 82
1. Perbandingan bingkai berita Kompas.com edisi 7 Maret
2016 dan Republika Online edisi 7 Maret 2016 .................. 87
2. Perbandingan bingkai berita Kompas.com edisi 8 Maret
2016 dan Republika Online edisi 8 Maret 2016 .................. 96

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 106
B. Saran ......................................................................................... 107

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 109
LAMPIRAN-LAMPIRAN

vi

DAFTAR TABEL
Tabel 1.1

Perangkat Framing model Zhongdang Pan dan Gerald Kosicki ...... 9

Tabel 1.2

Perangkat Framing Pan dan Gerald Kosicki .................................... 14

Tabel 4.3

Analisis Sintaksis Berita 1 dari Kompas.com .................................. 47
Edisi 7 Maret 2016 (OKI Tak “Bertaring” Atasi Konflik
Palestina, Suriah, dan Yaman)

Tabel 4.4

Analisis Skrip Berita 1 dari Kompas.com ....................................... 52

Tabel 4.5

Analisis Tematik Berita 1 dari Kompas.com ................................... 54

Tabel 4.6

Analisis Retoris Berita 1 dari Kompas.com..................................... 57

Tabel 4.7

Frame: OKI Tak “Bertaring” Atasi Konflik Palestina, Suriah,
dan Yaman ....................................................................................... 58

Tabel 4.8

Analisis Sintaksis berita 2 dari Kompas.com .................................. 59
Edisi 8 Maret 2016 (Tantowi: Perlu Sikap Kolektif untuk
Wujudkan Kemerdekaan Palestina)

Tabel 4.9

Analisis Skip Berita 2 dari Kompas.com ......................................... 64

Tabel 4.10

Analisis Tematik Berita 2 dari Kompas.com ................................... 66

Tabel 4.11

Analisis Retoris Berita 2 dari Kompas.com..................................... 67

Tabel 4.12

Frame: Tantowi:

Perlu Sikap Kolektif untuk

Wujudkan

Kemerdekaan Palestina .................................................................... 67
Tabel 4.13

Analisis Berita 3 dari Republika Online .......................................... 68
Edisi 7 Maret 2016

( OKI Kecam Agresi Pasukan Israel

Terhadap Tempat Suci Islam dan Kristen)
Tabel 4.14

Analisis Skip Berita 3 dari Republika Online .................................. 71

Tabel 4.15

Analisis Tematik Berita 3 dari Republika Online ............................ 72
vii

Tabel 4.16

Analisis Retoris Berita 3 dari Republika Online ............................. 75

Tabel 4.17

Frame: OKI Kecam Agresi Pasukan Israel Terhadap Tempat
Suci Islam dan Kristen ..................................................................... 76

Tabel 4.18

Analisis Sintaksis Berita 4 dari Republika Online........................... 76
Edisi 8 Maret 2016 (OKI Diminta tak Putus Asa Bantu
Kemerdekaan Palestina)

Tabel 4.19

Analisis Skrip Berita 4 dari Republika Online ................................ 79

Tabel 4.20

Analisis Tematik Berita 4 dari Republika Online ............................ 79

Tabel 4.21

Analisis Retoris Berita 4 dari Republika Online ............................. 81

Tabel 4.22

Frame: OKI Diminta tak Putus Asa Bantu Kemerdekaan
Palestina ........................................................................................... 82

Tabel 4.23

Pemberitaan Kompas.com tanggal 7 dan 8 Maret 2016 dan
pemberitaan Republika Online tanggal 7 dan 8 Maret 2016 ........... 83

Tabel 4.24

Perbandingan bingkai berita Kompas.com dan Republika Online
edisi 7 Maret 2016 ........................................................................... 87

Tabel 4.25

Perbandingan Sintaksis berita Kompas.com dan Republika
Online edisi 7 Maret 2016 ............................................................... 88

Tabel 4.26

Perbandingan Skrip berita Kompas.com dan Republika Online
edisi 7 Maret 2016 ........................................................................... 92

Tabel 4.27

Perbandingan Tematik berita Kompas.com dan Republika
Online edisi 7 Maret 2016 ............................................................... 93

Tabel 4.28

Perbandingan Retoris berita Kompas.com dan Republika Online
edisi 7 Maret 2016 ........................................................................... 94

Tabel 4.29 Perbandingan bingkai berita Kompas.com dan Republika Online
edisi 8 Maret 2016 .......................................................................... 96

viii

Tabel 4.30

Perbandingan Sintaksis berita Kompas.com dan Republika
Online edisi 8 Maret 2016 ............................................................... 98

Tabel 4.31

Perbandingan Skrip berita Kompas.com dan Republika Online
edisi 8 Maret 2016 ........................................................................... 100

Tabel 4.32

Perbandingan Tematik berita Kompas.com dan Republika
Online edisi 8 Maret 2016 ............................................................... 102

Tabel 4.33

Perbandingan Retoris berita Kompas.com dan Republika Online
edisi 8 Maret 2016 ........................................................................... 103

ix

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Konflik Palestina dan Israel sampai saat ini masih berkepanjangan.
Situasi di Yerusalem semakin mengkhawatirkan dimana warga Palestina
masih dijajah oleh Israel. Berbagai upaya telah dilakukan oleh negaranegara internasional khususnya Organisasi Kerjasama Islam (OKI) melalui
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa yang ke-5 ini dengan tuan
rumah Indonesia diharapkan tidak hanya bisa mendorong isu ini dan hanya
retorika semata agar menjadi perhatian publik internasional, tetapi bisa
menyatukan kubu yang bertikai di dalam konflik Palestina dan konflik
Timur Tengah.
Publik internasional sudah mulai melupakan isu Palestina,
sementara sudah 60 tahun lamanya mereka belum bisa menjadi negara
berdaulat, sebagian dari wilayah mereka masih diduduki oleh Israel.1
Warga Palestina yang ingin beribadah di komplek Masjid Al-Aqsa
aksesnya

semakin

dibatasi

sehingga

publik

internasional

mulai

mengangkat isu Palestina dan ingin mewujudkan perdamaian antara
Palestina dan Israel.
Konflik antara Palestina dengan Israel bermula dari adanya
penyerangan para Zionis untuk menghancurkan Masjid Al-Aqsha sejak
tahun 1967, kelompok-kelompok ini telah menyerang Masjid Al-Aqsha
lebih dari 100 kali, dan dalam serangan itu mereka telah membunuh
1

http://www.reppler.com/indonesia/124844-lima-hal-soal-ktt-luar-biasa-oki diakses pada
29 Maret 2016 Pukul 15.30 WIB.

1

2

banyak orang Islam yang tengah menjalankan ibadah. 2 Pada 21 Agustus
1969, Zionis melancarkan serangan langsung ke masjid tersebut dan
merusakkan sebuah mimbar kayu dan gading yang berusia ratusan tahun.
PBB hanya mengutuk kejadian itu yang jelas-jelas merupakan serangan
langsung atas tempat ibadah umat Islam.3
Diadakannya Konferensi Organisasi Kerjasama Islam (OKI)
mengingatkan kembali ke masa awal tujuan dibentuknya Organisasi
Kerjasama Islam. OKI didirikan di Rabat, Maroko pada 12 Rajab 1389 H
(25 September 1969) dalam pertemuan pertama para pemimpin dunia
Islam. Asal mula Organisasi Konferensi Islam adalah oleh adanya suatu
tantangan yang muncul berupa jatuhnya Yerusalem ke tangan Israel pada
tanggal 7 Juni 1967 dalam perang 6 hari, dan diperkuat lagi dengan
peristiwa terbakarnya Mesjid Al-Aqsha di Yerusalem oleh seorang
pemuda Yahudi yang bernama Michael Rohin, tanggal 21 Agustus 1969
yang menimbulkan amarah dunia Islam dan dalam rangka mempersatukan
negara-negara Islam agar dapat menjawab dari menghadapi tantangan
secara bersama-sama.4
KTT OKI (Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerjasama Islam)
merupakan pertemuan yang dihadiri oleh kepala negara dan pemerintahan
negara

2

anggota

OKI.

Konferensi

internasional

ini

biasanya

Harun Yahya, PALESTINA (Intifadhah dan Muslihat Israel), (Bandung: PT Syaamil
Cipta Media , 2005) h.23.
3
Harun Yahya, PALESTINA (Intifadhah dan Muslihat Israel), h. 23.
4
T.May Rudy,Administrasi dan Organisasi Internasional, (Bandung: Refika Aditama,
2002) h. 119-120.

3

diselenggarakan tiap tiga tahun sekali.5 Namun, untuk KTT Luar Biasa
kel-5 ini disebut luar biasa karena tidak dijadwalkan dalam rangkaian
pertemuan tahunan OKI. Anggota OKI adalah negara-negara Islam dan
negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Indonesia
merupakan negara yang penduduknya mayoritas Islam oleh karena itu,
Indonesia ikut menjadi anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan
Indonesia menjadi tuan rumah KTT Luar Biasa OKI yang ke-5 pada 6
sampai 7 Maret 2016.
Sebagai organisasi internasional yang pada awalnya lebih banyak
menekankan pada masalah politik, terutama masalah konflik Palestina dan
Israel, dalam perkembangannya OKI menjelma sebagai suatu organisasi
internasional yang menjadi wadah kerjasama di berbagai bidang politik,
ekonomi, sosial, budaya dan ilmu pengetahuan antar negara-negara
muslim di seluruh dunia.
KTT Luar Biasa OKI ke-5 ini merupakan KTT pertama yang
mengangkat secara khusus isu Palestina dan Al-Quds Al-Syarif. KTT LB
OKI ke-5 ini mengambil tema “Bersatu untuk Solusi yang Tepat bagi
Palestina dan Al-Quds Al-Sharif”.
Salah satu fokus yang dibahas dalam pertemuan konferensi ini
menyangkut status Yerusalem yang sampai saat ini masih diklaim menjadi
ibu kota Israel. Berbagai seruan sudah dikeluarkan setiap berlangsungnya
Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerjasama Islam (KTT OKI),
termasuk KTT di Dakar, Senegal, yang berlangsung pada 13-14 Maret
5

http://www.sridianti.com/sejarah-dan-tujuan-organisasi-konferensi-islam-oki.html
diakses pada 29 Maret 2016 Pukul 15.30 WIB.

4

2008. Raja Arab Saudi dan Liga Arab telah mempunyai gagasan, road
map, dan beberapa persetujuan lain, yaitu sudah tiba saatnya bagi OKI
untuk mengambil langkah konkrit. Pasca Pertemuan Annapolis 2007,
ternyata perundingan pihak Palestina dengan Israel tidak mengalami
kemajuan yang berarti.6
Menyangkut kembali dibahasnya konflik Palestina dan Israel yang
berkepanjangan dalam Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa (KTTLB)
Organisasi Kerjasama Islam (OKI) adanya pro dan kontra terhadap
kredibilitas Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mampu mewujudkan
perdamaian konflik yang terjadi di Timur Tengah terutama konflik
panjang Palestina-Israel. Sejumlah pihak optimis dengan diadakannya
KTTLB OKI yang ke-5 ini mampu menyelesaikan konflik Timur Tengah
terutama konflik Palestina dan mewujudkan perdamaian bahkan tidak
sedikit yang menganggap Organisasi Kerjasama Islam (OKI) tidak mampu
menyelesaikan konflik Palestina dan Israel bahkan seringkali konflik di
dalam anggota OKI terjadi dan masih ada yang belum satu suara.
Terkait dengan pemberitaan yang sudah beredar di media online
mengenai Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa (KTTLB) Organisasi
Kerjasama Islam (OKI) ke-5 pada 6 sampai 7 Maret di Jakarta, membahas
dukungan terhadap Palestina dalam dekralasi Jakarta, disini penulis telah
mengutip berita tersebut dari media Kompas.com dan Republika Online
karena media online tersebut merupakan portal berita yang update pada

Dr. Abdul Hadi Adnan. „‟Perkembangan Hubungan Internasional di Afrika”. (Bandung:
CV Angkasa, 2007) h. 264.
6

5

setiap pemberitaan di Indonesia khususnya pemberitaan KTT OKI ke-5
ini.
Alasan peneliti memilih kedua media ini, karena terdapat
perbedaan yang signifikan pada sudut pandang media dalam pemberitaan
yang dinilai peneliti sangat menarik untuk diteliti lebih dalam. Peneliti
menduga perbedaan sudut pandang ini dipengaruhi oleh kepentingan
masing-masing media. Untuk itu peneliti menganalisis bagaimana masingmasing media diatas mengkonstruksi pemberitaan dengan menggunakan
analisis framing.
Analisis framing merupakan analisis untuk mengetahui realitas
(peristiwa, aktor, kelompok, atau apa saja) dibingkai oleh media.
Pembingkaian tersebut melalui proses konstruksi. Dengan cara dan teknik
pada suatu peristiwa ditekankan dan ditonjolkan. Apakah dalam berita itu
ada bagian yang dihilangkan, luput, atau bahkan disembunyikan dalam
pemberitaan.7
Maka, berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini peneliti
merasa

tertarik

untuk

melakukan

penelitian

tersebut

dengan

mengangkatnya ke dalam skripsi dengan judul “ Analisis Framing
Pemberitaan Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa (KTTLB)
Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dalam Mewujudkan Perdamaian
Konflik Palestina pada Kompas.com dan Republika Online” untuk
mengetahui bagaimana pengemasan Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa
(KTTLB) Organisasi Kerjasama Islam (OKI) terkait mewujudkan
7

Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media (Yogyakarta: PT
Lkis Pelangi Askara, 2002), h.3.

6

perdamaian konflik Palestina dan Israel di Kompas.com dan Republika
Online serta ingin mengetahui perbandingan pandangan antara kedua
media terkait Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa (KTTLB) Organisasi
Kerjasama Islam (OKI) dalam mewujudkan perdamaian konflik Palestina
dan Israel.
B. Batasan dan Perumusan Masalah
1. Batasan masalah
Agar masalah tidak menyimpang dari fokus penelitian, penulis
memfokuskan dan membatasi penelitian ini pada Konferensi Tingkat
Tinggi Luar Biasa (KTTLB) Organisasi Kerjasama Islam (OKI) ke-5
dalam mewujudkan Perdamaian konflik Palestina-Israel pada dua media
online, yakni Kompas.com dan Republika Online pada tanggal 7 dan 8
Maret 2016. Edisi tersebut di analisis karena pada edisi yang sama
memberitakan terkait kinerja OKI dalam mewujudkan perdamaian
Palestina.
2. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang sudah di
jelaskan, adapun rumusan masalahnya sebagai berikut:
a.

Bagaimana

Kompas.com

Konferensi Tingkat

membingkai

pemberitaan

tentang

Tinggi Luar Biasa (KTTLB) Organisasi

Kerjasama Islam (OKI) dalam mewujudkan perdamaian konflik
Palestina dari segi sintaksis, skrip, tematik dan retoris?
b.

Bagaimana

Republika

Online

membingkai

berita

tentang

Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa (KTTLB) Organisasi

7

Kerjasama Islam (OKI)

dari segi sintaksis, skrip, tematik dan

retoris?
c. . Bagaimana perbandingan bingkai pemberitaan pada kedua media
online tersebut?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permaslahan di atas, maka tujuan yang hendak
dicapai dalam penelitian ini, yaitu:
a.

Untuk mengetahui bagaimana Kompas.com membingkai pemberitaan
tersebut dari segi sintaksis, skrip, tematik dan retoris.

b.

Untuk mengetahui bagaimana Republika

Online

membingkai

pemberitaan tersebut dari segi sintaksis, skrip, tematik dan retoris.
c.

Untuk

mengetahui

perbandingan

bingkai

dalam

pemberitaan

Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa (KTTLB) Organisasi
Kerjasama Islam (OKI) dilihat dari pembingkaian yang mereka
tampilkan.
2. Kegunaan Penelitian
Pada penelitian ini, diharapkan bisa bermanfaat bagi:
a.

Akademik
1.

Diharapkan

penelitian

ini

bisa

menjadi

kontribusi

bagi

pengembangan penelitian di bidang imu komunikasi khususnya
yang berkaitan dengan pembingkaian berita.

8

2.

Menjadi referensi, bahan pertimbangan, dan informasi bagi
penelitian yang sejenis.

b.

Praktis
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi kepada
portal berita lainnya khususnya Kompas.com dan Republika Online
untuk

memberitakan

seputar

organisasi

internasional

dalam

mewujudkan perdamaian konflik Timur Tengah dengan selalu
memberikan solusi bagi organisasi tersebut

agar terwujudnya

perdamaian dunia.
D. Metodologi Penelitian
1.

Jenis penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode penelitian deskriptif analisis berdasarkan analisis framing
model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kociki.
Peneliti mengambil empat berita terkait dengan pemberitaan
Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa (KTTLB) Organisassi
Kerjasama Islam (OKI) dalam mewujudkan perdamaian konflik
Palestina-Israel, yakni dua dari Kompas.com dan Republika Online.
Dalam

hal

ini,

penelitian

mempertimbangkan

aspek

kesesuaian isi berita dengan judul skripsi. Selain itu peneliti juga
sangat mempertimbangkan porsi pembahasannya, menurut peneliti
keempat berita yang terpilih merupakan berita-berita yang fokus dan
porsi pembahasannya paling mempersentasikan judul skripsi. Adapun
keempat berita tersebut adalah sebagai berikut:

9

Tabel 1.1
Tanggal Berita
Senin, 7 Maret 2016

Judul Berita Kompas.com
OKI

Tak

“Bertaring”

Atasi

Konflik

Palestina, Suriah, dan Yaman.
Selasa, 8 Maret 2016

Tantowi:

Perlu

Sikap

Kolektif

untuk

Wujudkan Kemerdekaan Palestina.
Tanggal Berita

Judul Berita Republika Online

Senin, 7 Maret 2016

OKI Kecam Agresi Pasukan Israel Terhadap
Tempat Suci Islam dan Kristen.

Selasa, 8 Maret 2016

OKI

Diminta

tak

Putus

Asa

Bantu

Kemerdekaan Palestina.

Keempat berita tersebut kemudian dianalisis dengam
menggunakan analisis framing model Pan dan Kosicki, untuk dilihat
dari segi sintaksis, skrip, tematik, dan retoris.
2.

Paradigma Penelitian
Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme yang
berpandangan bahwa pengetahuan itu bukan hanya merupakan
pengalaman terhadap fakta, tetapi merupakan hasil konstruksi rasio
subjek yang diteliti.
Paradigma konstruksionis melihat komunikasi bukan sebagai
penyebaran pesan dan gagasan, tetapi proses pembentukan individu
sebagai anggota dari kebudayaan atau masyarakat. Kemudian
paradigma ini melihat juga bahwa pesan adalah konstruksi, melalui

10

interaksi dengan penerima (receiver). Pesan di sini bukan apa yang
dikirimkan, tetapi apa yang dikonstruksi, dan apa yang dibaca. Makna
merupakan produk konstruksi dan interaksi antara pengirim dan
penerima.
Menurut kaum konstruktivis, berita adalah hasil dari konstruksi
sosial di mana selalu melibatkan pandangan, ideologi, dan nilai-nilai
dari wartawan atau media.8
Berita terkait Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa (KTTLB)
Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dalam Mewujudkan Perdamaian
Konflik Palestina merupakan hasil konstruksi dari kerja jurnalisitik
mulai dari pemilihan fakta, sumber, pemakaian kata, gambar sampai
penyuntingan sesuai dengan ideologi media memberi andil bagaimana
realitas tersebut hadir di hadapan khalayak.
3.

Subjek dan Objek penelitian
Subjek penelitian ini adalah Kompas.com dan Republika
Online sedangkan yang menjadi objek pada penelitian ini adalah dua
pemberitaan mengenai pemberitaan Konferensi Tingkat Tinggi Luar
Biasa (KTTLB) Organisasi Kerjasama Islam (OKI) ke-5 dalam
mewujudkan perdamaian konflik Palestina dan Israel pada edisi 7 dan
8 Maret 2016.

4.

Teknik pengumpulan data
Teknik dan pengumpulan data yang akan dilakukan dalam
penulisan ini yaitu:

8

Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 25.

11

1. Observasi Teks
Secara luas, observasi atau pengamatan berarti kegiatan
untuk melakukan pengukuran.9 Observasi teks adalah pembagian
teks yang diperoleh ke dalam dua bagian, yaitu data primer dan
data sekunder. Data primer adalah meneliti teks berita Konferensi
Tingkat Tinggi Luar Biasa (KTTLB) Organisasi Kerjasama Islam
(OKI) dalam mewujudkan perdamaian konflik Palestina pada
Kompas.com dan Republika Online pada edisi 7 dan 8 Maret 2016,
sedangkan data sekunder adalah data yang mendukung objek
penelitian seperti buku dan kepustakaan lainnya.
2. Wawancara
Wawancara adalah proses penemuan data dengan cara
Tanya jawab bertatap muka secara langsung. Untuk memperoleh
informasi

secara

langsung

penulis

memberikan

beberapa

pertanyaan dan tatap muka dengan partisipan. Peneliti mengadakan
tanya jawab kepada redaksi Kompas.com yaitu Heru Margianto
sebagai News Assistant Managing Editor dan Muhammad
Subarkah sebagai Asisten Redaktur Pelaksana Republika Online.
3. Dokumentasi
Dokumentasi, peneliti melakukan pengambilan data terkait
Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa (KTTLB) Organisasi
Kerjasama Islam (OKI) dalam mewujudkan perdamaian konflik

9

Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011), h. 69.

12

Palestina di Jakarta pada Kompas.com dan Republika Online edisi
7 dan 8 Maret 2016.
5. Sumber Data
Untuk memperoleh data-data yang lengkap dan akurat, penulis
menggunakan data primer dan data sekunder.
a.

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari narasumber
melalui observasi dan wawancata yang dilakukan penulis di
lapangan.

b.

Data sekunder adalah data tidak langsung, yaitu data yang penulis
peroleh dari sumber-sumber tertulis seperti yang terdapat dalam
buku, jurnal, dokumentasi atau arsip-arsip yang berupa tulisan.
Data sekunder tidak hanya berupa tulisan tetapi juga berupa data
yang diperoleh dari informan yang mengetahui informasi tentang
apa yang sedang diteliti dan mendukung penelitian tersebut.

6. Teknik analisis data
Analisis data yang dilakukan menggunakan konsep Framing.
Framing adalah pendekatan untuk melihat bagaimana realitas itu
dibentuk dan dikonstruksi oleh media. Proses pembentukan dan
konstruksi realitas itu, akhirnya adalah adanya bagian tertentu dari
realitas yang lebih menonjol dan lebih mudah dikenal. Akibatnya
khalayak lebih mudah mengingat aspek-aspek tertentu yang disajikan
secara menonjol oleh media.10

10

Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: PT.
LKIS Pelangi Aksara, 2002) h. 66.

13

Penelitian ini menggunakan analisis model Zhongdang Pan
dan Gerld M. Kosicki di mana menurut Pan dan Koisicki melihat
ada dua konsepsi dari framing yang saling berkaitan. Pertama, dalam
konsepsi psikologi. Dimana Framing dalam konsepsi ini lebih
menekankan pada bagaimana seseorang memproses informasi dalam
dirinya. Kedua, konsepsi sosiologi. Pada konsepsi ini pandangan
psikologi lebih melihat pada proses internal seseorang, bagaimana
individu secara kognitif menafsirkan suatu peristiwa dalam cara
pandang (sosiologis) konstruksi sosial atas realitas. Penelitian ini
menggunakan empat cara dalam menganalisis berita menurut model
Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Pertama, struktur sintaksis,
bagaimana wartawan menyusun peristiwa atau pernyataan, opini,
kutipan, pengamatan atas peristiwa ke dalam bentuk susunan umum
berita melalui lead yang dipakai, latar, headline, kutipan yang di
ambil, dan sebagainya. Kedua, struktur skrip, bagaimana wartawan
mengisahkan atau menceritakan peristiwa ke dalam bentuk berita,
artinya melihat strategi cara bercerita dan bertutur yang di pakai
wartawan dalam mengemas peristiwa. Ketiga, struktur tematik,
bagaimana wartawan mengungkapkan pandangannya atas peristiwa
ke dalam proposisi, kalimat atau hubungan antar kalimat yang
membentuk teks secara keseluruhan, melihat pemahaman itu
diwujudkan kedalam bentuk yang lebih kecil. Keempat, struktur
retoris, bagaimana wartawan menekankan arti tertentu ke dalam
berita, melihat bagaimana wartawan memakai pilihan kata, idiom,

14

grafik, dan gambar yang dipakai bukan hanya mendukung tulisan,
melainkan juga menekkankan arti tertentu kepada pembaca.11
Tabel 1.2
Perangkat Framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki
Struktur

Perangkat Framing

Unit yang Di amati

SINTAKSIS

1. Skema Berita

Headline,

Cara wartawan

latar

menyusun fakta

kutipan,

lead,

informasi,
sumber,

pernyataan,
penutup
2. Kelengkapan

SKRIP
Cara wartawan

5W+1H

Berita

mengisahkan fakta
TEMATIK

3. Detail

Paragraf,

Cara wartawan

4. Koherensi

proposisi, kalimat,

menulis fakta

5. Bentuk

hubungan

Kalimat

antarkalimat

6. Kata Ganti
RETORIS

7. Leksikon

Kata,

Cara

8. Grafis

gambar/foto

wartawan

menekankan fakta

11

idiom,

9. Metafora

Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 294.

15

Konsep framing yang sifatnya deskriptif digunakan untuk
menggambarkan bagaimana berita Konferensi Tingkat Tinggi Luar
Biasa

(KTTLB)

Organisasi

Kerjasama

Islam

(OKI)

dalam

mewujudkan perdamaian konflik Palestina oleh Kompas.com dan
Republika Online, dan akan terlihat apakah terdapat atau tidak suatu
kecenderungan dari kedua media tersebut terhadap Konferensi yang
dilakukan OKI dalam mewujudkan perdamaian Palestina. Dengan
menggunakan empat cara dalam menganalisis berita menurut
Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki memudahkan penulis untuk
meneliti berita tersebut.
E. Tinjauan Pustaka
Telah ada beberapa skripsi sebelumnya yang juga membahas
mengenai analisis framing, diantaranya:
1.

“Analisis framing isu tentang kondisi partai islam pada surat
kabar nasional media Indonesia dan Republika” disusun oleh
Arfian Fahri mahasiswa konsentrasi KPI UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Dalam penelitian ini membahas mengenai bagaimana Harian
umum media Indonesia dan Republika membingkai tentang kondisi
partai

Islam

dan

bagaimana

bingkaian

tersebut

diproduksi.

Kesimpulan dari penelitian Arfian Fahri terdapat perbedaan dalam
mengkonstruk berita, terlihat dari penggunaan strategi pengemasan
pesan yang berbeda pada berita yang dibuat. Media Indonesia melihat
peristiwa terkait kondisi partai Islam dari hasil survey oleh Lingkaran
Suvey Indonesia (LSI) yang mengatakan bahwa suara partai Islam

16

lebih rendah dibandingkan partai nasionalis, sedangkan Republika
berbeda dengan Kompas melalui Lembaga Survey Nasional yang
mengatakan partai Islam lebih bersih daripada nasinalis.12
2.

“Bingkai pemberitaan penyergapan terorisme Ciputat (Studi
komparasi berita di Liputan6.com dan Tempo.co)“ disusun oleh
Aji Sasongko mahasiswa konsentrasi KPI UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Dalam penitian ini membahas mengenai bagaimana
Liputan6.com dan Tempo.co membingkai pemberitaan penyergapan
terorisme Ciputat dan bagaimana perbandingan pembingkaian di
kedua media tersebut. Kesimpulan dari penelitian Aji Sasongko
melalui perbandingan bingkai kedua media ini yaitu Liputan6.com
menekankan

pemberitaan

mengenai

konerja

Polri

pada

penggerebekkan teroris Ciputat harus diapresiasi dan sudah sesuai
prosedur. Sedangkan Tempo.co menekankan mengenai kritikan
terhadap kinerja Polri pada penggerebekkan tersebut. Tentunya
terdapat perbedaan dalam membingkai berita, pada Liputan6.com
menekankan

pemberitaan

mengenai

kinerja

Polri

pada

penggerebekkan teroris Ciputat harus diapresiasi dan sudah sesuai
prosedur. Sedangkan, Tempo.co menekankan mengenai kritikan
terhadap kinerja Polri dapa penggerebekkan tersebut.13

Arfian Fahri, “Analisis Framing isu tentang kondisi Partai Islam pada surat kabar
nasional Media Indonesua dan Republika”, (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013).
13
Aji Sasongko, “ Bingkai Pemberitaan Penyergapan Terorisme Ciputat (Studi
Komparasi berita di Liputan6.com dan Tempo.com”, (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan
Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015).
12

17

3.

“Konstruksi pemberitaan ledakan bon Vihara Ekayana pada
Kompas.com dan Republika Online” disusun oleh Ade Nur Afifah
mahasiswa konsentrasi KPI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini meneliti bagaimana Kompas.com dan Republika online
mengkonstruksi berita peristiwa ledakan bom di Vihara Ekayana.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa keduanya menganggap kasus
ledakan bom adalah peristiwa kriminal. Penyebab terjadinya ledakan
adalah aksi teror yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung
jawab. Republika Online menganggap peristiwa ini adalah ulah
oknum yang ingin merusak hubungan antara Islam dengan Budha.
Peritiwa yang terjadi pada bulan Ramadhan ini pun dianggap telah
mencoreng kesucian bulan Ramadhan. Kompas.com mengangkat isu
Rohingya dengan menjadikan salah satu kaum minoritas Rohingya
sebagai narasumber. Dalam berita tersebut dijelaskan bagaimana
kekhawatiran etnis Rohingya setelah kasus ledakan yang dianggap
sebagai aksi balas dendam dan solidaritas terhadap Rohingya
tersebut.14

4.

“Analisis Framing Pemberitaan Bakso Oplosan Pada Portal
Berita Republika Online dan Kompas.com” disusun oleh Sonata
Batoan Sehaputra Manurung mahasiswa Universitas Mulawarman.
Penelitian ini meneliti bagaimana perbedaan portal berita Republika
Online dan Kompas.com mengkonstruksi (framing) pemberitaan
bakso oplosan. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa ideologi media

Ade Nur Afifah, “Konstruksi Pemberitaam Ledakan Bom Vihara Ekayana pada
Kompas.com dan Republika Online”, (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015).
14

18

memberikan dampak berbeda pada masing-masing media. Di dalam
memberitakan peristiwa, subjektivitas pemberitaan tetap tidak dapat
dihindari oleh kedua media. Namun, Kompas.com nampak lebih
berusaha untuk tetap menunjukan objektivitasnya dan lebih menjujung
tinggi etika jurnalisme daripada Republika Online.15
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembatasan skripsi ini, secara sistemtis
penulisannya dibagi kedalam lima bagian, yaitu:
Bab I

Pendahuluan membahas latar belakang masalah, batasan
dan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,
metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika
penulisan.

Bab II

Membahas tentang kerangka Teori yaitu berupa teori
Konstruksi

Sosial

Media

Massa,

konsep

framing

Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki dan konseptualisasi
berita.
BAB III

Gambaran umum Kompas.com dan Republika Online yaitu,
berupa sejarah singkat, visi dan misi, struktur organisasi,
dan pemberitaan terkait Konferensi Tingkat Tinggi Luar
Biasa (KTTLB) Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dalam
mewujudkan perdamaian konflik Palestina dan Israel pada 7
dan 8 Maret 2016 di Kompas.com dan Republika Online.

Sonata Batoan Sehaputra Manurung, “Analisis Framing Pemberitaan Bakso Oplosan
Pada Portal Berita Republika Online dan Kompas.com”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Universitas Mulawarman, 2015). www.ejournal.an.fisip-unmul.ac.id diakses pada 5
Juli 2016 Pukul 06.15 WIB.
15

19

BAB IV

Analisis dan temuan data yaitu, Pembingkaian Kompas.com
dan Republika Online, dan perbandingan bingkai terkait
pemberitaan Konferensi Tingkat Tinggi

Luar Biasa

(KTTLB) Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dalam
mewujudkan perdamaian Konflik Palestina dan Israel pada
7 dan 8 Maret 2016 melalui empat struktur analisis framing
Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki.
BAB V

Penutup yaitu berupa kesimpulan dan saran dari penelitian
yang dilakukan dan menjadi penutup dari pembahasan
materi ini.

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Konstruksi Sosial Media Massa
Istilah konstruksi realitas sosial (social construction of reality)
menjadi terkenal sejak dipertemukan oleh Peter L. Berger dan Thomas
Luckman melalui bukunya yang bejudul The Sosial Construction of
Reality : A Treatise in the Sociological of Knowlege (1996). Ia
menggambarkan proses sosial melalui tindakan dan interaksi, dimana
individu menciptakan secara terus menerus suatu realitas yang di miliki
dan dialami bersama secara subyektif.1
Sosial atas realitas sosial dibangun secara simultan melalui tiga
proses, yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Proses simultan
ini terjadi antara individu satu dengan yang lainnya di dalam masyarakat.
Bangunan realitas yang tercipta karena proses sosial tersebut adalah
objektif, subjektif dan simbolis atau intersubjektif.2
Gagasan awal dari teori konstruksi sosial media massa ini adalah
untuk mengoreksi teori konstruksi sosial atas realitas yang dibangun oleh
Berger dan Luckmann (1965). Realitas yang terkonstruksi itu juga
membentuk opini massa cenderung apriori dan opini massa cenderung
sinis.
Teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas secara
stimultan melalui 3 proses sosial, yaitu : eksternalisasi, objektivasi, dan

1

Burhan Bungin, “Sosioligi Komunikasi” ,(Jakarta:Kencana prenada media group, 2011),

h. 291.

Burhan Bungin, “Konstruksi Sosial Media Massa”,(Jakarta:Kencana prenada media
group, 2011) , h. 292.
2

20

21

internalisasi. Proses ini terjadi antara individu satu dengan lainnya di
dalam masyarakat. Bangunan realitas yang tercipta karena proses sosial
tersebut adalah objektif, subjektif, dan simbolis.3
Proses eksternalisasi terjadi pada tahap yang sangat mendasar,
dalam satu pola perilaku interaksi antara individu dengan produk-produk
sosial masyarakatnya. Dengan demikian, tahap eksternalisasi ini
berlangsung ketika produk sosial tercipta di dalam masyarakat, kemudian
individu mengeksternalisasikan (penyesuaian diri) ke dalam dunia sosiokulturalnya sebagai bagian dari produk manusia.
Pada proses Obyektivasi sebuah produk sosial berada pada proses
institusionalisasi, sedangkan individu oleh Berger dan Luckmann
mengatakan, memanifestasikan diri dalam produk-produk kegiatan
manusia yang tersedia, baik bagi produsen-produsennya maupun bagi
orang lain sebagai unsur dari dunia bersama.
Kemudian untuk proses internalisasi adalah pemahaman atau
penafsiran yang langsung dari suatu peristiwa obyektif sebagai
pengungkapan suatu makna, artinya, sebagai suatu manifestasi dari
proses-proses subyektif orang lain yang dengan demikian menjadi
bermakna secara subyektif bagi individu sendiri.4
Posisi “konstruksi sosial media massa” adalah mengoreksi
substansi kelemahan dan melengkapi “konstruksi sosial atas realita”,
dengan menempatkan seluruh kelebihan media massa dan efek media pada
3

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana prenada media group , 2007),

h. 85-86.
4

Burhan Bungin, Konstriksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana prenada media
group, 2011), h. 16-19

22

keunggulannya. Proses simultan yang digambarkan diatas tidak bekerja
secara tiba-tiba, namun terbentuknya proses tersebut melalui beberapa
tahap penting. Dari konten konstruksi sosial media massa, proses kelahiran
konstruksi sosial media massa melalui tahap-tahap sebagai berikut: (a)
tahap menyiapkan materi konstruksi, (b) tahap sebaran konstruksi; (c)
tahap pembentukan konstruksi; (d) tahap konfirmasi.
Bagaimana media membentuk suatu realitas fakta atau peristiwa,
realitas itu hadir karena dihadirkan lewat subjektifitas wartawan dan
realitas tercipta melalui konstruksi sudut pandang tertentu dari seorang
wartawan.
B. Konsep Framing Zhongdang Pan dan Gerald Kosicki
Pada dasarnya, analisis framing merupakan versi terbaru dari
pendekatan analisis wacana, khususnya untuk menganalisis teks media.
Gagasan mengenai Framing pertama kali dilontarkan oleh Beterson tahun
1955. Mulanya, frame dimaknai sebagai struktur konseptual atau
perangkat kepercayaan yang mengorganisir pandangan politik, kebijakan,
dan wacana, serta yang menyediakan kategori-kategori standar untuk
mengapresiasi realitas. Kemudian konsep ini dikembangkan lebih jauh
oleh Goffman pada 1974, yang mengandaikan frame sebagai kepingankepingan perilaku (strips of behavior) yang membimbing individu dalam
membaca realitas.5
Ada dua aspek dalam framing. Pertama, memilih fakta atau
realitas. Proses memilih fakta ini didasarkan pada asumsi, wartawan tidak
5

Alex Sobur, Analisis Teks Media: suatu penganter untuk analisis wacana, analisis
semiotik dan analisis framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 161-162.

23

mungkin melihat peristiwa tanpa perspektif. Dalam memilih fakta ini
selalu terkandung dua kemungkinan: apa yang dipilih (included) dan apa
yang dibuang (exluded). Bagian mana yang ditekankan dalam realitas?
Bagian mana dari realitas yang diberitakan dan bagian mana yang tidak
diberitakan? Penekanan aspek tertentu itu dilakukan dengan memilih
angle tertentu, memilih fakta tertentu, dan melupakan fakta yang lain,
memberikan aspek tertentu dari melupakan aspek lainnya.6 Wartawan
akan memilih realitas mana yang akan diambil dan memilih angle
tertentu dan akan mengakibatkan frame yang berbeda pada satu media
dengan media lain. Media yang menekankan pada aspek tertentu dan
memilih fakta tertentu akan menghasilkan berita yang berbeda dari media
lain yang menekankan pada aspek tertentu dari realitas yang tidak
diberitakan dan aspek tertentu justru ditonjolkan .
Kedua, menulis fakta. Proses ini berhubungan dengan bagaimana
fakta yang dipilih itu disajikan kepada khalayak. Gagasan itu
diungkapkan dengan kata, kalimat dan proposisi apa, dengan bantuan
eksentuasi foto dan gambar apa, dan sebagainya. Bagaimana fakta yang
sudah dipilih tersebut ditekankan dengan pemakaian perangkat tertentu:
penempatan yang mencolok (menempatkan di headline depan, atau
bagaian belakang), pengulangan, pemakaian grafis untuk mendukung dan
memperkuat penonjolan, pemakaian label tertentu ketika menggambarkan
orang atau peristiwa yang diberitakan, asosiasi terhadap simbol budaya,

6

Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: PT.
LKIS Pelangi Aksara, 2002), h. 69.

24

generalisasi, simplifikasi, dan pemakaian katta yang mencolok, gambar,
dan sebagainya.7
Model analisis framing diperkenalkan oleh banyak tokoh, salah
satunya ialah model analisis framing yang diperkenalkan oleh Zhongdang
Pan and Gerald M. Kosicki. Menurut Pan dan Kosicki terdapat dua
konsepsi dari framing yang saling berkaitan. Pertama, dalam konsepsi
psikologi. Framing dalam konsepsi ini lebih menekankan pada bagaimana
seseorang memproses informasi dalam dirinya. Kedua, konsepsi
sosiologi. Pada konsepsi ini pandangan sosiologis lebih melihat pada
bagaimana konstruksi sosial atas realitas. Frame disini dipahami sebagai
proses bagaimana seseorang mengklarifikasi, mengorganisasi, dan
menafsirkan pengalaman sosialnya untuk mengerti dirinya dan realitas
diluar dirinya.8
Bagi Pan dan Kosicki, framing pada dasarnya melibatkan kedua
konsepsi tersebut. Dalam media, framing karenanya dipahami sebagai
perangkat kognisi yang digunakan dalam informasi untuk membuat kode,
menafsirkan, dan menyimpannya untuk dikomunikasikan dengan
khalayak yang kesemuanya dihubungkan dengan konvensi, rutinitas, dan
praktik kerja profesional wartawan.9
Suatu peristiwa diproduksi oleh wartawan melalui subjektifitas
dan penafsiran sendiri sesuai dengan realitas yang akan dibuat oleh
wartawan. Penafsiran realitas suatu peristiwa tidak hanya wartawan saja.
Setidaknya ada tiga pihak yang saling berhubungan, yaitu wartawan,
7

Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 70.
Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 252-253.
9
Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 253.

8

25

sumber, dan khalayak. Masing-masing pihak menafsirkan realitas suatu
peristiwa dengan pemikiran mereka sendiri, dan berusaha menjadi yang
paling dominan dan menonjol.
Model framing Pan dan Kosicki berpandangan bahwa frame
berhubungan dengan makna. Bagaimana seseorang memaknai suatu
peristiwa dapat dilihat dari perangkat tanda yang dimunculkan dalam teks
berita ke dalam teks secara keseluruhan.
Penelitian ini menggunakan empat cara dalam menganalisis
berita menurut model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki (1993)
melalui tulisan mereka “Framing Analysis: An Approach to News
Discours” mengoperasionalkan empat dimensi struktural teks berita
sebagai perangkat framing: sintaksis, skrip, tematik, dan retoris. Keempat
dimensi struktural ini membentuk semacam tema yang mempertautkan
elemen-elemen semantik narasi berita dalam suatu koherensi global.10
Pertama, struktur sintaksis, bagaimana wartawan menyusun
peristiwa atau pernyataan, opini, kutipan, pengamatan atas peristiwa ke
dalam bentuk susunan umum berita melalui lead yang dipakai, latar,
headline, kutipan yang di ambil, dan sebagainya.11 Biasanya struktur
sintaksis yang paling populer dalam teks berita ialah bentuk piramida
terbalik, di mana bagian yang atas lebih penting dari bagian bawahnya.
Headline merupakan aspek sintaksis dan wacana berita dengan
tingkat kemenonjolan yang tinggi dengan menunjukan kecenderungan

10

Alex Sobur, Analisis Teks Media: