Analisis framing pemberitaan meninggalnya ustadz Jefri Al-Buchori pada Republika online dan kompas.com

(1)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Disusun oleh : Tika Aprilia NIM: 109051000118

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1434 H/2013


(2)

Skripsi:

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh: Tika Aprilia NIM 109051000118

Di Bawah Bimbingan:

Dr. Armawati Arbi, M.Si NrP. 19650207 199103 2 002

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVBRSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 Hl20t3 M


(3)

MENINGGALNYA USTADZ JEFRI AL-BUCHORI PADA REPUBLIKA

ONLINE

DAN KoMPAS.coM

telah diujikan dalam sidang munaqasyah

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

pada tanggal 27 Agustus 2013. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh

gelar

Sarjana Komunikasi

Islam

(S"Kom.I.)

pada Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta,2T Agustus 20 13

Sidang Munaqasyah

Ketua

,-)

),t

' /74qu;

u.r..lo-Jrri.

trl.Si NrP.19630515 199203

I

006

Sekretaris

Anggota,

Pembimbing

Dr. Armawati Arbi, M.Si NIP. 19650207 1999103 2 002

NIP. 1971081 99703 2 A02

Penguji 1


(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi

ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata

1 di

UIN

Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan

ini

telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

di

UIN

Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari

terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(5)

i

JEFRI AL BUCHORI PADA REPUBLIKA ONLINE DAN KOMPAS.COM

Pemberitaan dari sejumlah media mengenai meninggalnya ustadz Jefri Al Buchori akibat kecelakaan motor, dirasa sangat mengagetkan masyarakat, terlebih bagi keluarga, kerabat dekat dan para jamaahnya. Terkenal dan sangat berpengaruhnya ustadz Jefri saat masih hidup membuat berita pilu ini telah menyita perhatian masyarakat. Semua media seakan kompak menayangkan hal-hal yang terkait dengan peristiwa kecelakaan yang dialami ustadz Jefri Al-Buchori. Salah satu contoh media tersebut adalah media online yaitu Republika Online dan KOMPAS.com. Antara Republika Online dan KOMPAS.com memiliki karakteristik yang berbeda. Masing-masing diantaranya memiliki caranya sendiri dalam mengemas atau membingkai suatu berita dengan tema yang sama, seperti pada pemberitaan atas meninggalnya ustadz Jefri Al Buchori.

Berdasarkan konteks di atas, maka tujuan penulisan ini adalah untuk menjawab beberapa pertanyaan. Adapun pertanyaannya adalah Bagaimana struktur sintaksis pemberitaan Meninggalnya Ustadz Jefri Al-Buchori pada Republika Online dan KOMPAS.com? Bagaimana struktur skrip pemberitaan Meninggalnya Ustadz Jefri Al-Buchori pada Republika Online dan KOMPAS.com? Bagaimana struktur tematik pemberitaan Meninggalnya Ustadz Jefri Al-Buchori pada Republika Online dan KOMPAS.com? dan Bagaimana struktur retoris pemberitaan Meninggalnya Ustadz Jefri Al-Buchori pada Republika Online dan KOMPAS.com? Metode yang digunakan adalah analisis Framing dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini memakai model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki.

Dari struktur sintaksis Republika Online dan KOMPAS.com menunjukkan kebaikan yang dapat dipetik dalam peristiwa meninggalnya Ustadz Jefri Al Buchori seperti dengan begitu banyaknya orang yang ikut mensholatkan jenazah, pembahasan mengenai hari wafatnya ustadz Jefri Al Buchrori yang jatuh pada hari baik, yaitu hari Jumat dan kilas balik tentang gaya berdakwah sang ustadz sewaktu masih hidup Lalu dilihat dari struktur skrip Republika Online dan KOMPAS.com mengutip dari narasumber yang secara langsung maupun tidak langsung memiliki keterikatan dengan almarhum Ustadz Jefri Al Buchori, sehingga pemberitaan ditemukan berbagai tanggapan dari banyak kalangan. Struktur tematik Republika Online dan KOMPAS.com secara garis besar menggambarkan rasa duka yang mendalam dan kehilangan atas kepergian sosok Ustadz Jefri Al Buchori. Dari struktur retoris Republika Online dan KOMPAS.com memasukkan gambar yang berhubungan dengan isi pemberitaannya.

Keywords: Framing, Republika Online, KOMPAS.com, Meninggal, dan Ustadz Jefri Al Buchori.


(6)

ii Bismillahirrahmanirrahim

Segala Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis, sehingga pembuatan skripsi ini dapat penulis selesaikan. Data dan hasil skripsi ini didapat dengan menganalisis bingkai pemberitaan Meninggalnya Ustadz Jefri Al Buchori pada dua media online, yaitu Republika Online dan KOMPAS.com.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat akhir untuk mencapai gelar sarjana ilmu komunikasi Islam di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini meneliti tentang “Analisis Framing Pemberitaan Meninggalnya Ustadz Jefri Al Buchori pada Republika Online dan KOMPAS.com”.

Penyusunan skripsi ini merupakan ujian dan tantangan terberat, dimana fisik, mental, dan pikiran bertarung untuk memecahkan kebuntuan dan melawan rasa malas yang memuncak. Kesal, galau, kecewa, bosan bahkan titian air mata kadang terlintas dan memasung pikiran. Namun, semangat yang tak pernah padam disertai kerja keras akhirnya bisa menghancurkan semua rasa itu.

Banyak sekali permasalahan yang penulis alami dalam proses menjalani penelitian skripsi ini. Tetapi skripsi ini, bukan merupakan karya penulis semata, melainkan merupakan hasil dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, hingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Untuk itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kelancaran penelitian ini :


(7)

iii

sebagai Pembantu Dekan Bid. Akademik, Bapak Mahmud Jalal MA, Selaku pembantu Dekan Bid. Administrasi Umum dan Keuangan dan Drs. Study Rizal, LK, MA, sebagai Pembantu dekan Bid. Kemahasiswaan.

2. Drs. Jumroni, M.Si selaku Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

3. Kedua orang tua yang selalu memberi semangat dan dukungan penuh, baik dukungan moril maupun materil. Dan tiada henti mendoakan penulis agar senantiasa kuat, tenang dan focus dalam penulisan skripsi ini.

4. Adik-adikku yang tersayang Aji Nur Saputra dan Nadifa Putriana yang selalu dapat membuat penulis tersenyum saat lelah mulai menghampiri.

5. Dra. Armawati Arbi, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu penulis hingga skripsi ini terselesaikan. Terima kasih atas bimbingan dan kesediaannya memberikan waktu.

6. Kepada segenap Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi dan seluruh staf karyawan yang telah mindidik dan memberikan ilmunya dengan baik serta telah membantu penulis selama perkuliahan.

7. Kepada Pegawai Perpustakaan Fakultas dan Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas untuk mencari literature sebagai bahan skripsi. Semoga ilmu yang telah diberikan dapat bermanfaat dan mendapat ridha dan balasan dari Allah Swt. Amin.


(8)

iv

memberikan banyak dorongan, ide, dan doa kepada penulis. Terima kasih untuk semua waktu, perhatian, dan cerita yang selama ini terukir.

9. Semua teman-temanku di KPI D angkatan 2009 yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih atas dukungan dan kebersamaannya kurang lebih 4 tahun untuk saling mengenal satu sama lain.

10.Teman-teman dari KKN SADARI, Endang, Bintang, Ririn, Kikiy, Uus, Diah, Angga, Irul, Wanda, Ami, Ajeng, Risa, Sarah, Hadid, Titin, Rita, Yunus, Ikhwan dan Alif. Terima kasih untuk kebersamaan yang singkat namun kompak dan membekas di hati. Semoga selalu kompak dan tetap menjaga silaturahmi.

Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat dan pengalaman berharga bagi penulis khususnya pembaca pada umumnya, untuk pengembangan ilmu di masa yang akan datang.

Ciputat, 19 Agustus 2013


(9)

v

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Tinjauan Pustaka ... 7

F. Metodologi Penelitian ... 8

G. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Analisis Framing... 13

B. Berita di Media Online... 19

C. Peristiwa Kematian menurut Pandangan Islam... 27

BAB III GAMBARAN UMUM A. Profil Republika Online... 35

B. Profil KOMPAS.com... 38

BAB IV ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN MENINGGALNYA USTADZ JEFFRY AL-BUCHORI PADA REPUBLIKA ONLINE dan KOMPAS.COM A. Pembingkaian Pemberitaan Pada Republika Online... 43


(10)

vi

A. Kesimpulan... 101 B. Kritik dan saran... 102 Daftar Pustaka


(11)

1

A.Latar Belakang Masalah

Akhir bulan April tahun 2013, Indonesia dikejutkan dengan pemberitaan mengenai meninggalnya salah satu ustadz muda berbakat, yaitu ustadz Jefri Al-Buchori. Seorang ustadz yang dikenal sebagai ustadz gaul karena dakwah yang disuarakan terkesan gaul sehingga memiliki pasar sendiri bagi kalangan generasi muda Indonesia.1 Walaupun lebih mencerminkan gaya anak muda, namun tetap terlihat berwibawa. Terlihat tegas namun tidak seperti menggurui. Gaya dakwah seperti itu yang ia hadirkan, membuat pesan-pesan dakwahnya dapat lebih mudah diterima para mad‟u.

Peristiwa kematian memang tidak bisa ditebak kapan, dimana dan dalam keadaan yang seperti apa. Sama halnya seperti yang dialami ustadz Jefri, imam besar Islam seperti Imam Asy-Syafi‟i lebih dulu mengalami peristiwa kematian. Ia yang selama hidupnya untuk membaca dan menulis, serta berfikir keras dan terus mengarang buku serta menebarkan madzhabnya kepada manusia. Kehidupan seperti itu ia jalani hingga ia terkena penyakit wasir yang sangat menyiksanya dan membawanya kembali kepada Allah SWT. Ia wafat pada malam Jum‟at menjelang subuh dalam umurnya yang ke 54 tahun. Kematiannya membawa

1

RepublikaOnline, http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/04/26/mlu7hg-mui-merasa-kehilangan-ustadz-jefri-al-buchori, MUI Merasa Kehilangan Ustadz Jefri Al Buchori , terbit pada Jumat, 26 April 2013 pukul 07:46 WIB, dan diakses pada Kamis, 9 Mei 2013 pukul 12:42 WIB


(12)

kesedihan dan duka melanda seluruh warga. Dan tak ada perkataan yang terucap saat itu kecuali permohonan rahmat, ridha untuk yang telah pergi.2

Dilihat dari kedua kenyataan diatas, meninggalnya mereka yang turut andil dalam menyebarkan ajaran agama Islam selalu menyebabkan kesedihan dan luka mendalam pada orang-orang yang ditinggalkan. Seperti pemberitaan dari sejumlah media mengenai meninggalnya ustadz gaul akibat kecelakaan motor, dirasakan sangat mengagetkan bagi masyarakat, terlebih bagi keluarga, kerabat dekat dan para jamaahnya. Sebuah kenyataan yang tidak disangka karena ia meninggal begitu cepat di umurnya yang ke-40. Indonesia kehilangan satu pemuda yang luar biasa. Ustaz yang kharismatik.3 Terkenal dan sangat berpengaruhnya ustadz Jefri saat masih hidup bagi banyak masyarakat membuat berita pilu ini telah menyita perhatian masyarakat. Sehingga pemberitaan ini diangkat oleh sejumlah media hampir tiap harinya.

Definisi berita sendiri adalah informasi atau laporan yang menarik perhatian masyarakat konsumen, berdasarkan fakta, berupa kejadian dan atau ide (pendapat), disusun sedemikian rupa dan disebarkan media massa dalam waktu secepatnya.4 Dari definisi tersebut informasi atau laporan tidak akan menjadi berita bila tidak dipublikasikan atau disebarkan melalui media massa.

Beberapa hari berturut-turut hampir semua media memberitakan peristiwa atas meninggalnya ustadz Jefri Al-Buchori. Mulai dari media cetak, media

2 Syaikh Muhammad Al-Jamal, Biografi 10 Imam Besar, (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar,

2005), h.86

3

KOMPAS.com,http://megapolitan.kompas.com/read/2013/04/26/14185231/Basuki.Khotb ah.Uje.Enak.Banget.Didengar?utm_source=WP&utm_medium=Ktpidx&utm_campaign=Ustaz%2 0Jeffry%20Al%20Buchori%20Wafat, Basuki: Khotbah Uje Enak Banget Didengar, terbit pada Jumat, 26 April 2013 pukul 14:18 WIB, dan diakses pada Kamis, 9 Mei 2013 pukul 07:33 WIB

4 Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008),


(13)

elektronik, dan juga pada media Online. Hingga hari ke tujuh meninggalnya ustadz Jefri, pemberitaan tersebut masih menyita perhatian masyarakat.

Semua media seakan kompak menayangkan awal peristiwa kejadian atas kecelakaan yang dialami ustadz Jefri Al-Buchori, proses pemandian jenazah beliau, lalu solat jenazah, pemakaman, sampai pada pendapat para keluarga, sahabat, tokoh, dan umat muslim yang sangat amat merasakan kehilangan ustadz muda yang hangat dan ramah. Semua yang diberitakan media mengenai meninggalnya ustadz Jefri Al-Buchori tentunya memberikan umat Islam suatu pelajaran dan hikmah yang dapat diambil atas kejadian ini. Seperti berita di beberapa media online yaitu Republika Online dan KOMPAS.com.

Republika online termasuk salah satu media massa yang berskala nasional serta bersegmentasi ke-Islaman. Hal tersebut dapat dilihat dari berita-berita yang dibahas Republika Online banyak memasukan unsur Islam dalam pemberitaannya, termasuk dalam pemberitaan tentang meninggalnya ustadz Jefri Al-Buchori. Republika Online termasuk salah satu media yang turut menyajikan banyak berita terkait atas meninggalnya ustadz Jefri Al-Buchori. Dalam hal ini, Republika Online lebih banyak memuat berita tersebut pada tanggal 26 April 2013 atau tepat pada hari meninggalnya ustadz Jefri Al-Buchori.

Sama halnya dengan Republika Online, pada KOMPAS.com juga turut andil dalam pemberitaan meninggalnya ustadz Jefri Al-Buchori. Antara Republika Online dan KOMPAS.com memiliki karakteristik yang berbeda. Masing-masing diantaranya memiliki cara yang berbeda dalam mengemas atau membingkai suatu berita dengan tema yang sama, seperti pada pemberitaan atas meninggalnya ustadz Jefri Al Buchori.


(14)

Semua yang diberitakan media mengenai meninggalnya ustadz Jefri Al-Buchori tentunya memberikan umat Islam suatu pelajaran dan hikmah yang dapat diambil. Di dalam kehidupan ini, manusia mengenal akan adanya kematian. Segala sesuatu akan kembali kepada pemiliknya.5 Manusia berasal dari Tuhan dan akan kembali pada Tuhan. Mereka sejatinya tidak akan pernah tahu kapan, dimana dan dalam kondisi yang seperti apa sebuah ajal akan menjemput. Kapan pun kita semua pasti akan menyaksikan peristiwa kematian, baik pada tumbuhan, hewan, maupun manusia itu sendiri, karena kita sebagai manusia harus meyakini bahwa setiap yang hidup pasti akan mati.

Kenyataan ini harus selalu tertanam di dalam diri, kenyataan bahwa kehidupan di bumi ini hanya sementara dan dibatasi dengan ajal, bahwa akhir kehidupan pasti datang, bahwa orang saleh maupun orang durhaka sama-sama akan mati.6 Seperti yang disebutkan dalam Al-Qur‟an pada surat Al-Hijr/15:99:





Artinya: “Dan sembahlah Tuhanmu, sampai tiba kepadamu (kematian) yang meyakinkan”. Dilihat dari ayat di atas menggambarkan datangnya kematian dengan kalimat “sampai datang kepadamu keyakinan”. Ini berarti suka atau tidak suka, cepat atau lambat, kematian pasti datang menjemput kita. Ia diibaratkan dengan anak panah yang telah dilepas dari busurnya ia terus akan mengejar sasarannya, dan begitu ia tiba pada sasaran saat itu pula kematian yang ditujunya tiba.7

5 Rita Rosita, Mengingat Kematian, (Ciputat : Mediatama Publishing Group, 2010), h.11 6 Ali Muhammad Lagha, Perjalanan Kematian, (Tripoli : PT Serambi Ilmu Semesta,

2002), h.18


(15)

Penelitian ini dirasa menarik bagi penulis dikarenakan pemberitaan mengenai meninggalnya ustadz Jefri Al Buchori sangat menyita perhatian masyarakat di Indonesia sehingga peristiwa tersebut diangkat dan ditampilkan terus menerus oleh semua media, dalam penelitian ini khusunya oleh media online yaitu Republika Online dan KOMPAS.com. Sehingga pemberitaan ini dalam beberapa waktu yang lama masih melekat dipikiran masyarakat. Lalu subjek yang dibahas dalam berita yang diteliti adalah ustadz Jefri Al Buchori, yang merupakan seorang ustadz atau dapat disebut dengan da‟i. Dan dapat kita ketahui bahwa da‟i merupakan salah satu unsur dalam dakwah sehingga diharapkan data dalam penelitian ini dapat memberikan manfaat akademis, khususnya pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka melalui penelitian ini penulis menentukan judul yang diambil yaitu ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN MENINGGALNYA USTADZ JEFRI AL-BUCHORI PADA REPUBLIKA ONLINE DAN KOMPAS.COM.

B.Pembatasan dan perumusan

Untuk menghindari semakin luas dan melebarnya pembahasan maka penelitian ini dibuat suatu batasan. Penelitiannya adalah pemberitaan “Meninggalnya Ustadz Jefri Al-Buchori” pada Republika Online dan KOMPAS.com edisi 26 April 2013.

Sedangkan perumusan masalah yang diangkat adalah :

1. Bagaimana struktur sintaksis pemberitaan Meninggalnya Ustadz Jefri Al-Buchori pada Republika Online dan KOMPAS.com?


(16)

2. Bagaimana struktur skrip pemberitaan Meninggalnya Ustadz Jefri Al-Buchori pada Republika Online dan KOMPAS.com?

3. Bagaimana struktur tematik pemberitaan Meninggalnya Ustadz Jefri Al-Buchori pada Republika Online dan KOMPAS.com?

4. Bagaimana struktur retoris pemberitaan Meninggalnya Ustadz Jefri Al-Buchori pada Republika Online dan KOMPAS.com?

C.Tujuan penelitian

Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui struktur sintaksis pemberitaan Meninggalnnya Ustadz Jefri Al-Buchori pada Republika Online dan KOMPAS.com.

2. Untuk mengetahui struktur skrip pemberitaan Meninggalnya Ustadz Jefri Al-Buchori pada Republika Online dan KOMPAS.com.

3. Untuk mengetahui struktur tematik pemberitaan Meninggalnya Ustadz Jefri Al-Buchori pada Republika Online dan KOMPAS.com.

4. Untuk mengetahui struktur retoris pemberitaan Meninggalnya Ustadz Jefri Al-Buchori pada Republika Online dan KOMPAS.com.

D.Manfaat penelitian

1. Manfaat akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam perkembangan kajian dakwah tentang media dan komunikasi massa, serta memberikan pandangan baru tentang analisis framing sebagai sebuah metode penelitian dalam analisis teks media.


(17)

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan bagi masyarakat agar mengetahui bagaimana media mampu mengkonstruksi pemikiran pembacanya.

E.Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian Analisis Framing Pemberitaan Meninggalnya Ustadz Jefri Al-Buchori dalam Republika Online dan KOMPAS.com, penulis terinspirasi pada skripsi-skripsi terdahulu. Diantaranya, Ika sari Nur laili Romadlon8 yang meneliti tentang pemberitaan mengenai waria pada majalah Waria @Information Group rubrik Under Cover dengan menemukan persamaan dengan skripsi yaitu sama-sama menggunakan metode analisis framing model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Namun perbedaannya terletak pada subjek yang dipakai menggunakan media cetak yaitu majalah.

Cahya Mulyaningrum9 dalam penelitiannya menganalisis teks berita menggunakan analisis Framing model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki yang meneliti tentang pemberitaan naturalisasi pemain Tim Nasional Indonesia pada rubrik „Ole! Nasional‟ tabloid Bola. Dan Helmi Nur Alami10 meneliti tentang isu perkembangan Islam modern di Indonesia pada film “Sang Pencerah” dan menyimpulkan persamaan pada skripsi ini adalah sama-sama menggunakan

8 Ika sari Nur laili Romadlon, Analisis Framing Pemberitaan waria pada Majalah Waria

@Information Group Rubrik Under Cover”, Fak. Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta, 2011

9 Cahya Mulyaningrum, Analisis Framing Pemberitaan Naturalisasi Pemain Tim

Nasional Indonesia Pada Rubrik „Ole! Nasional‟ Tabloid Bola, Fak. Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta, 2011

10 Helmi Nur Alami, Analisis Framing Film “Sang Pencerah” Tentang Isu

Perkembangan Islam Modern di Indonesia, Fak. Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta, 2012


(18)

analisis Framing model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Perbedaannya yaitu pada penelitian ini membahas analisis Framing terhadap film.

Seperti yang telah dipaparkan, perbedaan dengan ketiga penelitian diatas adalah subjek dari penelitian ini dilakukan pada dua media online yaitu Republika Online dan KOMPAS.com. Lalu yang ingin diteliti adalah pemberitaan mengenai meninggalnya Ustadz Jefri Al Buchori di Republika Online dan KOMPAS.com. Dalam penelitian ini penulis menganalisis teks berita mengenai peristiwa meninggalnya Ustadz Jefri Al Buchori. Menganalisis pemberitaan meninggalnya salah satu ustadz di Indonesia atau dapat disebut dengan da‟i yang menjadi salah satu unsur dakwah dirasa sangat menarik oleh penulis dan diharap dapat bermanfaat khususnya pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

F. Metodologi penelitian

1. Metode penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Framing dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Lexy J. Moleong mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.11Penelitian ini bersifat kualitatif karena dalam pelaksanaannya lebih dilakukan pada pemaknaan teks, daripada jumlah kategori. Metode ini dilakukan dengan melihat penyajian realitas tentang suatu kejadian, dalam masalah ini adalah mengenai pemberitaan meninggalnya ustadz Jefri Al-Buchori dalam Republika Online dan KOMPAS.com.

11 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung: PT Remaja


(19)

Dalam Republika Online dan KOMPAS.com ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana media massa ini menonjolkan dan membingkai realitas suatu kejadian menjadi sebuah berita. Seperti yang dibahas dalam penelitian ini mengenai pemberitaan “Meninggalnya Ustadz Jefri Al-Buchori” menjadi layak disediakan untuk diresapi oleh khalayak pembaca.

2. Subjek dan objek penelitian

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah media Republika Online dan KOMPAS.com. Dan sebagai objek penelitiannya adalah teks pemberitaan mengenai Meninggalnya ustadz Jefri Al-Buchori yang berjumlah 6 berita, yakni 3 berita dari Republika Online dan 3 berita dari KOMPAS.com. Berikut rinciannya: a. Pada Republika Online

1) “Animo Umat Muslim Menshalatkan Jenazah Uje Sangat Besar” pada edisi Jum‟at, 26 April 2013 pada pukul 11:25 WIB

2) “Yusuf Mansyur: Allah Sangat Sayang Ustaz Uje ” pada edisi Jum‟at, 26 April 2013 pada pukul 13:31 WIB

3) “MUI Merasa Kehilangan Ustadz Jefri Al-Buchori” pada edisi Jum‟at, 26 April 2013 pada pukul 07:46 WIB

b. Pada KOMPAS.com

1) “Di Masjid Istiqlal, Jenazah Ustaz Jeffry Diiringi Takbir, Tahlil, dan Tangis” pada edisi Jum‟at, 26 April 2013 pada pukul 12:43 WIB

2) “Ungu: Uje, Hamba yang Disayang Tuhan” pada edisi Jum‟at, 26 April 2013 pada pukul 21:42 WIB

3) “Basuki: Khotbah Uje Enak Banget Didengar” pada edisi Jum‟at, 26 April 2013 pada pukul 14:18 WIB


(20)

3. Teknik Pengolahan Data a. Pengumpulan data

Untuk memperoleh datanya, penulis melakukan document research artinya penulis hanya meneliti script atau isi yang terdapat pada teks-teks pemberitaan mengenai meninggalnya ustad Jefri Al-Bukhori sebagai data primer atau sasaran utama dalam analisis, tanpa melakukan melakukan wawancara.

Selain melakukan research pada script tersebut, document research juga sebagai teknik pengumpulan data-data atau teori-teori melalui telaah dan mengkaji dari majalah, internet dan literatur lainnya yang ada relevansi dengan materi penelitian ini.

b. Analisis Data

Setelah data yang dibutuhkan telah terkumpul, langkah berikutnya adalah menganalisa data sesuai dengan rumusan masalah. Analisa data merupakan cara yang dipakai untuk menganalisis, mempelajari, serta mengolah kelompok data tertentu sehingga dapat diambil suatu kesimpulan yang kongkrit tentang persoalan yang diteliti dan dibahas.

Analisis data pada penelitian ini menggunakan model Framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Framing didefinisikan sebagai proses membuat suatu pesan lebih menonjol, menempatkan informasi lebih dari pada yang lain sehingga khalayak lebih tertuju pada tersebut. Framing secara sederhana dapat digambarkan sebagai analisis untuk mengetahui bagaimana realitas ( peristiwa, aktor, kelompok, atau apa saja ) dibingkai oleh media.12


(21)

Analisis bingkai merupakan dasar struktir kognitif yang memandu persepsi dan representasi realitas – membongkar ideologi dibalik penulisan informasi, menjelaskan bahwa latar belakang budaya membentuk pemahaman terhadap sebuah peristiwa.13

Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki, yang merupakan salah satu dari analisis Framing terpopuler yang digunakan untuk memperoleh gambaran isi pesan yang disampaikan. Model analisis ini dibagi dalam empat struktur besar, yakni meliputi struktur sintaksis, skrip, tematik, dan retoris.

Tabel. 1.1

Skema Framing Zhongdang Pan dan GeraldM. Kosicki

STRUKTUR PERANGKAT FRAMING

A

SINTAKSIS

Cara wartawan menyusun fakta Skema berita - skematik

B SKRIP

Cara wartawan mengisahkan fakta Kelengkapan berita

C TEMATIK

Cara wartawan menulis fakta

Detail Koherensi Bentuk kalimat

Kata Ganti

D RETORIS

Cara wartawan menekankan fakta

Leksikon Grafis Metafora

G.Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan skripsi ini, maka dibuatlah sistematika penulisan yang terdiri dari beberapa bab, dan bab-bab tersebut memiliki beberapa sub-bab yaitu :

BAB 1 PENDAHULUAN yaitu Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penelitian.

13 Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi,( Jakarta: Lembaga Penelitian UIN


(22)

BAB II LANDASAN TEORI yang terdiri dari Pengertian analisis Framing, Pengertian berita di Media Online dan Definisi peristiwa kematian menurut pandangan Islam.

BAB III GAMBARAN UMUM yang terdiri dari profil Republika Online dan profil KOMPAS.com.

BAB IV ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN MENINGGALNYA USTADZ JEFRI AL-BUCHORI DALAM REPUBLIKA ONLINE DAN

KOMPAS.COM membahas hasil penelitian yang berisi tentang bagaimana pengemasan pesan dan realitas simbolik apa saja yang disajikan Republika Online dan KOMPAS.com terhadap pemberitaan meninggalnya ustadz Jefri Al-Buchori.


(23)

13

LANDASAN TEORI

A.Pengertian Analisis Framing

Pada dasarnya, analisis framing merupakan versi terbaru dar pendekatan analisis wacana, khususnya untuk menganalisis teks media.1 Analisis framing dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana realitas dikonstruksi oleh media. Dengan cara dan teknik apa peristiwa ditekankan dan ditonjolkan. Apakah dalam berita itu ada bagian yang dihilangkan, luput atau bahkan disembunyikan dalam pemberitaan. Analisis framing secara sederhana dapat digambarkan sebagai analisis untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, aktor, kelompok, atau apa saja) dibingkai oleh media. Pembingkaian tersebut tentu saja melalui proses konstruksi. Disini realitas sosial dimaknai dan dikonstruksi dengan makna tertentu.2

Alex Sobur mendefinisikan bahwa analisis ini mencermati strategi seleksi, penonjolan dan pertautan fakta ke dalam berita agar lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti atau lebih diingat, untuk menggiring interpretasi khalayak sesuai perspektifnya. Deng an kata lain, framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita.3

1

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.161

2 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: LkiS

Yogyakarta,2002), h.3

3

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.162


(24)

Karena itu praktiknya, framing dijalankan oleh media dengan menyeleksi isu tertentu dan mngabaikan isu lain; serta menonjolkan aspek isu tersebut dengan menggunakan pelbagai strategi wacana – penempatan yang mencolok (menempatkan di headline, halaman depan, atau bagian belakang), pengulangan, pemakaian grafis untuk mendukung dan memperkuat penonjolan, pemakaian label tertentu ketika menggambarkan orang atau peristiwa yang diberitakan.4

Pada dasarnya framing adalah metode untuk melihat cara bercerita (story telling) media atas peristiwa. Cara bercerita itu tergambar pada “cara melihat” terhadap realitas yang dijadikan berita. “Cara melihat” ini berpengaruh pada hasil akhir dari konstruksi realitas. Analisis framing adalah analisis yang dipakai untuk melihat bagaimana peristiwa dipahami dan dibingkai oleh media. Ada dua esensi utama dari framing, pertama, bagaimana peristiwa dimaknai. Ini berhubungan dengan bagian mana yang diliput dan mana yang tidak diliput. Kedua, bagaimana fakta itu ditulis. Aspek ini berhubungan dengan pemakaian kata, kalimat dan gambar untuk mendukung gagasan.5

Berbicara masalah analisis framing, banyak berbagai model yang mendukung analisis ini. Salah satunya adalah model framing yang diperkenalkan oleh Zhongdang pan dan Gerald M. Kosicki. Ini merupakan salah satu model yang paling populer dan banyak dipakai. Bagi Pan dan Kosicki, analisis framing ini dapat menjadi salah satu alternatif dalam menganalisis teks media di samping analisis isi kuantitatif.

4

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.164

5 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: LkiS


(25)

Framing didefinisikan sebagai proses membuat suatu pesan lebih menonjol, menempatkan informasi lebih daripada yang lain sehingga khalayak lebih tertuju pada pesan tersebut. Menurut Pan dan Kosicki, ada dua konsepsi dari framing yang saling berkaitan. Pertama, dalam konsepsi psikologi. Framing dalam konsepsi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang memproses informasi dalam dirinya. Framing berkaitan dengan struktur dan proses kognitif, bagaimana seseorang mengolah sejumlah informasi dan ditunjukan dalam skema tertentu. Framing disini dilahat sebagai penempatan informasi dalam suatu konteks yang unik/khusus dan menempatkan elemen tertentu dari suatu isu dengan penempatan lebih menojol dalam kognisi seseorang. Elemen-elemen yang diseleksi dari suatu isu/peristiwa tersebut menjadi lebih penting dalam mempengaruhi pertimbangan dalam membuat keputusan tentang realitas. Kedua, konsepsi sosiologis. Pandangan sosiologis lebih melihat pada bagaimana konstruksi sosial atas realitas. Disini dipahami bagaimana sesorang mengklasifikasikan, mengorganisasikan, dan menafsirkan pengalaman sosialnya untuk mengerti dirinya dan realitas diluar dirinya.6

Alex Sobur menjelaskan bahwa model ini berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame yang berfungsi sebagai pusat organisasi ide. Frame merupakan suatu ide yang dihubungkan dengan elemen yang berbeda dalam teks berita – kutipan sumber, latar informasi, pemakaian kata atau kalimat tertentu- ke dalam teks secara keseluruhan. Frame berhubungan dengan makna. Bagaimana

6 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: LkiS


(26)

seseorang memaknai suatu peristiwa, dapat dilihat dari perangkat tanda yang dimunculkan dalam teks.7

Wartawan atau media menonjolkan pemaknaan atau penafsiran mereka atas suatu peristiwa dengan memakai secara strategis kata, kalimat, lead, hubungan antarkalimat, foto, grafik, dan perangkat lain untuk membantu dirinya mengungkapkan pemaknaan mereka sehingga dapat dipahami oleh pembaca. Perangkat wacana itu dapat juga menjadi alat bagi peneliti untuk memahami bagaimana media mengemas peristiwa.8

Dalam pendekatan ini, perangkat framing dapat dibagi ke dalam empat struktur besar, yaitu :9

1. Struktur sintaksis.

Sintaksis berhubungan dengan bagaimana wartawan menyusun peristiwa - pernyataan, opini, kutipan, pengamatan atas peristiwa – ke dalam bentuk susunan umum berita. Struktur semantik ini dengan demikian dapat diamati dari bagan berita (lead yang dipakai, latar, headline, kutipan yang diambil, dan sebagainya). Bagian itu tersusun dalam bentuk yang tetap dan teratur sehingga membentuk skema yang menjadi pedoman bagaimana fakta hendak disusun.

Headline mempunyai fungsi framing kuat. Pembaca cenderung lebih mengingat headline yang dipakai dibandingkan bagian berita. Headline mempengaruhi bagaimana kisah dimengerti untuk kemudian digunakan dalam membuat pengertian isu dan peristiwa sebagaimana mereka beberkan. Selain headline/judul, lead adalah perangkat sintaksis lain yang sering digunakan. Lead

7

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.175

8 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: LkiS

Yogyakarta,2002), h.254


(27)

yang baik umumnya memberikan sudut pandang dari berita, menunjukan perspektif tertentu dari peristiwa yang diberitakan.10

Latar merupakan bagian berita yang dapat mempengaruhi makna yang ingin ditampilkan wartawan. Seorang wartawan ketika menulis berita biasanya mengemukakan latar belakang atas peristiwa yang ditulis. Latar yang dipilih menentukan ke arah mana pandangan khalayak hendak dibawa. Bagian berita lain yang penting adalah pengutipan sumber berita. Bagian ini dalam penulisan berita dimaksudkan untuk membangun objektivitas-prinsip keseimbangan dan tidak memihak.11

Intinya, struktur sintaksis mengamati bagaimana wartawan memahami peristiwa yang dapat dilihat dari cara ia menyusun fakta ke dalam bentuk umum berita. Elemen sintaksis memberi petunjuk yang berguna tentang bagaimana wartawan memaknai peristiwa dan hendak kemana berita tersebut akan dibawa. 2. Struktur skrip

Skrip berhubungan dengan bagaimana wartawan mengisahkan atau menceritakan peristiwa ke dalam bentuk berita. Struktur ini melihat bagaimana strategi cara bercerita atau bertutur yang dipakai oleh wartawan dalam mengemas peristiwa ke dalam bentuk berita.

Seperti halnya novelis, wartawan ingin agar khalayak pembaca tertarik dengan berita yang ditulis. Karenanya, peristiwa diramu dengan mengaduk unsur emosi, menampilkan peristiwa tampak sebagai sebuah kisah dengan awal, adegan, klimaks dan akhir. Bentuk umum dari struktur skrip ini adalah pola 5 W + 1 H who, what, when, where, why, dan how. Meskipun pola ini tidak selalu dapat

10 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta:

LkiS Yogyakarta,2002), h.257-258


(28)

dijumpai dalam setiap berita yang ditampilkan, kategori informasi ini yang diharapkan diambil oleh wartawan untuk dilaporkan. 12

3. Struktur tematik.

Tematik berhubungan dengan bagaimana wartawan mengungkapkan pandangannya atas peristiwa ke dalam proposisi, kalimat atau hubungan antarkalimat yang membentuk teks secara keseluruhan. Dalam menulis berita, seorang wartawan mempunyai tema tertentu atas suatu peristiwa. Ada beberapa elemen yang dapat diamati dari perangkat tematik ini. Di antaranya adalah koherensi: pertalian atau jalinan antarkata, proposisi atau kalimat.

Ada beberapa macam koherensi. Pertama, koherensi sebab-akibat. Proposisi atau kalimat satu dipandang akibat atau sebab dari proposisi lain. Kedua, koherensi penjelas. Proposisi atau kalimat satu dilihat sebagai penjelas proposisi atau kalimat lain. Ketiga, koherensi pembeda. Proposisi atau kalimat satu dipandang kebalikan atau lawan dari proposisi atau kalimat lain. proposisi mana yang dipakai dalam teks berita, secara mudah dapat dilihat dari kata hubung yang dipakai. Proposisi sebab-akibat umumnya ditandai dengan kata hubung “sebab” atau “karena”. Koherensi penjelas ditandai dengan pemakaian kata hubung “dan” atau “lalu”.sementara koherensi pembeda ditandai dengan kata hubung “dibandingkan” atau “sedangkan”.13

4. Struktur retoris.

Retoris berhubungan dengan bagaimana wartawan menekankan arti tertentu ke dalam berita. Struktur ini akan melihat bagaimana wartawan memakai pilihan kata, idiom, grafik dan gambar yang dipakai bukan hanya

12 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta:

LkiS Yogyakarta,2002), h.260


(29)

mendukung tulisan, melainkan juga menekankan arti tertentu kepada pembaca.14

B.Berita di Media Online

M. Lyle Spencer, dalam buku News Writing menyebutkan berita merupakan kenyataan atau ide yang benar dan dapat menarik perhatian sebagian besar para pembaca. Lalu, William S. Maulsby, dalam buku Getting in News menulis, berita dapat didefinisikan sebagai suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang memunyai arti penting dan baru terjadi, yang menarik perhatian para pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut.15

Haris Sumadiria mendefinisikan bahwa berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau gagasan yang bisa dipertanggung jawabkan, menarik dan penting bagi sebagian besar khalayak. Melalui media surat kabar, radio, televisi, atau media online internet.16

Sedangkan Romli mendefinisikan berita merupakan laporan peristiwa yang memiliki nilai berita (news value) – aktual, faktual, penting, dan menarik.17 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2002) dikemukakan, berita adalah cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat.18 Secara ringkas dapat dikatakan bahwa berita adalah jalan cerita tentang peristiwa. Ini berarti bahwa suatu berita setidaknya mengandung dua hal, yaitu peristiwa dan

14 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta:

LkiS Yogyakarta,2002), h. 255-256

15 Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008),

h. 132-133

16

AS Haris Sumadiria., Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature (Panduang Praktis Jurnalis Profesional), (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005), cet-1, h.64

17Ibid, h.133

18

Arifin S. Harahap, Jurnalistik Televisi: Teknis Memburu dan Menulis Berita, (Jakarta: Indeks, 2006), h. 2


(30)

jalan ceritanya. Jalan cerita tanpa peristiwa atau peristiwa tanpa jalan cerita tidak dapat disebut berita.19

Lalu Eric C. Hepwood mengemukakan, berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting sehingga dapat menarik perhatian umum. Definisi ini mengungkapkan tiga unsur berita yakni aktual, penting dan menarik. Sementara itu pakar komunikasi lainnya, JB Wahyudi mengemukakan, berita adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai penting, menarik bagi sebagian khalayak, masih baru dan dipublikasikan secara luas melalui media massa periodik. Peristiwa atau pendapat tidak akan menjadi berita bila tidak dipublikasikan melalui media massa periodik.20

Berdasarkan berbagai definisi itu, meskipun berbeda terdapat persamaan yang mengikat pada berita, meliputi: menarik perhatian, luar biasa dan termasa (baru). Karena itu, bisa disimpulkan bahwa berita adalah: informasi atau laporan yang menarik perhatian masyarakat konsumen, berdasarkan fakta, berupa kejadian dan atau ide (pendapat), disusun sedemikian rupa dan disebarkan media massa dalam waktu secepatnya.21

Dalam kehidupan sehari-hari tentu banyak peristiwa dan informasi. Tetapi sifat informasi berikut ini selalu diburu wartawan untuk dijadikan berita:22

1. Aktual/hangat/baru atau sedang terjadi

Peristiwa yang menyenangkan dan juga menyedihkan yang terjadi saat ini sangat berpotensi menjadi berita. Misalnya, musibah pesawat udara,

19 Sudirman Tebba, Jurnalistik baru, (Ciputat: Kalam Indonesia, 2005), h.55

20

Arifin S. Harahap, Jurnalistik Televisi: Teknis Memburu dan Menulis Berita, (Jakarta: Indeks, 2006), h.3-4

21 Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008),

h.133

22


(31)

tenggelamnya kapal laut, kecelakaan lalu lintas, ledakan bom, musibah banjir, dan lain-lain.

2. Berakibat pada kehidupan orang banyak

Seperti jika 70% warga Indonesia selama sebulan kesulitan BBM, maka akan menjadi berita yang hebat. Kenaikan harga BBM, tarif listrik, harga beras, harga minyak goreng biasanya dirasakan akibatnya oleh banyak orang. Hujan yang berakibat banjir dan angin yang berakibat bangunan roboh juga dirasakan oleh banyak orang.

3. Mengandung unsur ketokohan

Nama besar melahirkan berita. Tokoh biasanya menjadi panutan bagi banyak orang. Misalnya, presiden mengawinkan puterinya, selebritis melahirkan putera pertama, kyai kondang menikah lagi, dan lain-lain.

4. Langka

Peristiwa yang jarang terjadi atau yang probabilitas kejadiannya kecil, biasanya memancing minat dan keingintahuan orang. Ada domba bertanduk tiga, gajah berbelalaui dua, dan lain-lain.

5. Kedekatan (nearness)

Orang lebih tertarik pada informasi dari lingkungannya atau tempat asalnya. Misalnya, pohon tumbang di dekat terminal bus di kota ini mengakibatkan kemacetan.

6. Mengandung konflik

Konflik merupakan bagian dari kehidupan. Dan berita berkenaan dengan kehidupan tersebut. Konflik meningkatkan minat khalayak.


(32)

7. Membawa perubahan

Pembangunan megamal atau pusat perbelanjaan di kota anda layak untuk menjadi berita. Keberadaan megamal akan membawa perubahan. Misalnya, fisik kota berubah, arus lalu lintas berubah, bahkan gaya hidup warga pun akan mengalami perubahan. Pembangunan megamal itu pada awalnya menyerap tenaga kerja, maupun setelah diresmikan bangunan tersebut akan lebih banyak lagi menyerap tenaga kerja.

8. Mengandung aksi

Peristiwa yang mengandung unsur aksi atau gerakan (massal) biasanya menarik untuk dijadikan berita. Contoh aksi-aksi unjuk rasa.

9. Tindakan pemerintah

Tindakan pemerintah akan menjadikan berita jika ada kaitannya dengan lahirnya peraturan baru atau perundangan baru, peresmian, hasil sidang kabinet. Tetapi, seringkali berita dapat dimulai sebagai akibat dari pengumuman pemerintah yang kemudian diikuti dengan penjelasan dari pemerintah.

10.Seremonial

Peristiwa yang sifatnya perayaan atau peringatan dapat menjadi berita. Misalnya, peringatan hari lahir kota Jakarta yang selalu diperingati oleh warga ibukota dengan berbagai program. Yang juga menjadi berita adalah perayaan keagamaan seperti Idul Fitri, Idul Adha, Natal, Waisak, kenaikan Isa Almasih. Berita biasanya menyangkut persiapan menjelang hari-hari tersebut, tempat atau perbelanjaan yang penuh dengan orang berbelanja, dan acara ritual pada perayaan tersebut.


(33)

11.Kriminalitas

Berita mengenai peristiwa-peristiwa kejahatan memiliki peminat dalam jumlah besar. Jenis peristiwanya sangat beragam, muali dari pencurian, perampkan bank, penipuan, hingga pembunuhan dan pemerkosaan. Saat ini setiap media mempunyai program kriminal.

12.Informasi ringan mengenai pengembangan diri dan keterampilan praktis Pengembangan diri merupakan sesuatu yang baru di dunia junalistik dan jarang dilirik oleh wartawan karena dianggap tidak ada nilai beritanya. Namun, belakangan disadari bahwa peminat acara ini ternyata banyak. Seperti cara berkebun, mengelola keuangan rumah tangga, merawat wajah, dan lain-lain.

13.Mengandung unsur entertainment

Dunia hiburan saat ini menjadi sumber informasi yang diminati banyak orang. Bahkan saat ini berita dunia hiburan merupakan andalan untuk meningkatkan rating lembaga penyiaran. Dunia media massa Indonesia kini dimeriahkan oleh berbagai jenis program hiburan, baik di radio, televisi, maupun media cetak.

Lalu, Berita dapat dibagi ke dalam beberapa macam, tergantung dari segi melihatnya, seperti:23

a. Sifat kejadian

Dilihat dari segi sifat kejadiannya berita dibedakan antara berita yang terduga, seperti perayaan hari nasional, dan berita yang tak terduga, seperti ledakan bom, kebakaran, kecelakaan lalu lintas, pembunuhan, dan semacamnya.

23


(34)

b. Cakupan isi berita

Dilihat dari segi cakupan isinya berita itu terbagi pada berita politik, ekonomi, kebudayaan, pendidikan, hukum, seni, agama, kejahatan, olahraga, militer, laporan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan sebaginya.

c. Bentuk penyajian berita

Berita juga dapat dibedakan dari bentuk penyajiannya seperti berita langsung, berita komprehensif dan feature.

Berbagai berita dan pemberitaan semua disampaikan melalui sarana media. Media merupakan saluran komunikasi yang dapat diterima melalui panca indera. Media yang digunakan bisa media elektronik maupun media massa.24 Media merupakan alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi yang memandang bahwa dalam komunikasi antar manusia, media yang paling dominan dalam berkomunikasi adalah pancaindera manusia, seperti mata dan telinga. Akan tetapi media komunikasi yang dimaksud disini adalah media massa.25

Istilah media massa merujuk pada alat atau cara terorganisasi untuk berkomunikasi secara terbuka dan dalam jarak jauh kepada banyak orang (khalayak) dalam jangka waktu yang ringkas.26

Media massa pada awalnya dikenal dengan istilah pers berasal dari bahasa Belanda, yang dalam bahasa Inggris berarti press. Secara harfiah pers berarti cetak dan secara maknawiyah berarti penyiaran secara tercetak atau publikasi secara

24 H.A.W. Widjaja, Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2008), Cet. Ke 5, h.24

25 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2007), h.123

26 Nurani Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010),


(35)

tercetak. Dalam perkembangannya pers mempunyai dua pengertian, yakni pers dalam pengertian sempit dan pers dalam pengertian luas. Pers dalam arti luas adalah meliputi segala penerbitan, termasuk media massa elektronika, radio siaran, televisi siaran, sedangkan pers dalam arti sempit hanya terbatas pada media massa cetak, yakni surat kabar, majalah dan buletin kantor berita.27

Media massa mempunyai peranan penting dalam penyebaran informasi/berita kepada masyarakat juga kepada pemerintah (pejabat-pejabat pemerintah) dan dalam pembentukan pendapat umum.28 Informasi yang disampaikan di media massa pada umumnya dinilai masyarakat memiliki kredibilitas yang tinggi, sehingga apa yang diungkapkan dianggap suatu kebenaran yang ada dimasyarakat. Informasi tersebut juga mampu mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan perilaku manusia.29

Makin berkembangnya teknologi informasi, maka media informasi juga mengalami perubahan dan memungkinkan terjadi komunikasi dua arah. Saat ini hampir keseluruhan media cetak baik surat kabar maupun majalah telah pula mengembangkan media online yang membuka kesempatan para pembacanya untuk berkomentar mengenai informasi yang disampaikan. Sedangkan sebelumnya media elektronik telah banyak pula membuka kesempatan pendengar atau pemirsanya memberikan umpan balik langsung.30

Media online merupakan media yang menggunakan internet. Sepintas lalu orang akan menilai media online merupakan media elektronik, tetapi para pakar memisahkannya dalam kelompok tersendiri. Alasannya media online

27 Diah Wardhani, Media Relation: Sarana Membangun Reputasi Organisasi,

(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), h.20-21

28Ibid, h.7 29Ibid, h.7 30Ibid, h.22


(36)

menggunakan gabungan proses media cetak dengan menulis informasi yang disalurkan melalui sarana elektronik, tetapi juga berhubungan dengan komunikasi personal yang terkesan perorangan.31

Sebagian kalangan mengkategorikan internet ke dalam media massa, karena pesannya bisa diterima oleh banyak orang. Namun ada pihak yang tidak sependapat dikarenakan karakteristik media internet sangat berlawanan dengan media massa. Informasi melalui media online, hanya dapat dibaca, jika khalayak aktif mencari. Hal itulah yang menunjukan perbedaannya dengan media massa seperti televisi yang kini makin banyak dipilih masyarakat dalam memperoleh berita terkini.32

Setiap jenis media massa memiliki kelebihan dan kekurangan. Termasuk pada media online. Media online memiliki kelebihan tersendiri, informasinya lebih “personal”, yang dapat diakses siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Tentu dengan syarat; ada sarananya, berupa perangkat komputer dan jaringan internetnya. Kelebihan lain, informasi yang disebarkan dapat di-update setiap saat, bila perlu setiap detik. Lebih dari itu, media online juga dilengkapi fasilitas pencarian berita dan pengarsipan berita yang dapat diakses dengan mudah.33

Lalu berikutnya adalah kelemahan media online. Kelemahan media online terletak pada peralatan dan kemampuan penggunaannya. Media online harus menggunakan perangkat komputer dan jaringan internet yang hingga saat ini biayanya cukup mahal di negeri kita ini. Saat ini, belum seluruhnya wilayah di

31

Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), h.13

32 Diah Wardhani, Media Relation: Sarana Membangun Reputasi Organisasi,

(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), h.22

33Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008),


(37)

Indonesia memiliki jaringan internet, di samping diperlukan keahlian tertentu guna memanfaatkannya, dan mungkin juga belum banyak orang menguasainya.34 Selain kelebihan dan kelemahan yang dimiliki, media online atau media internet juga memiliki karakteristik sebagai berikut:35

1. Sifat komunikasinya dua arah (interaktif) 2. Komunikatornya bisa lembaga dan personal 3. Isi pesannya lebih personal/individual

4. Informasi diterima publiknya tidak serentak namun sesuai dengan kebutuhan komunikannya

5. Publiknya bisa homogen

Penulisan dan penayangan berita online hampir sama dengan penulisan dalam media cetak, khususnya surat kabar. Namun, perbedaannya dalam pola pemuatannya, di mana medianya adalah di internet. Umumnya, ketika berita online dibuka, awalnya hanya muncul judul dan lead atau intro berita. Bila ingin mengetahui lebih jauh, pembaca atau pemirsa internet harus membuka (meng-klik) halaman atau link lanjutannya.36 Bila itu dilakukan, baru muncul informasi yang lebih lengkap. Dengan cara itu, pengguna internet dapat memilih informasi yang diinginkannya. Selain itu, biasanya media online “dinikmati” sendiri.37

C.Peristiwa Kematian Menurut Pandangan Islam

Secara etimologis mati berarti padam, diam dan tenang, maksudnya sesuatu yang tidak memiliki roh. Jika tenang merupakan makna asal dari

34 Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008),

h.25

35 Diah Wardhani, Media Relation: Sarana Membangun Reputasi Organisasi,

(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), h.22-23

36 Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008),

h.146


(38)

kematian, maka gerak adalah makna asal dari kehidupan. Kehidupan manusia timbul pada saat roh ditiupkan pada jasad janin dalam rahim ibunya. Sedangkan kematian adalah terputusnya hubungan dan terpisahnya roh dengan badan. Kematian juga bermakna bergantinya keadaan dan berpindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain.38

Kematian adalah hal yang tidak diingkari siapa pun. Ia terjadi pada seluruh makhluk di planet bumi ini. Allah SWT mengabarkan hal itu kepada kita dalam firman-Nya.















Yang artinya: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati (dzaiqatul maut). Dan sesungguhnya pada hari kiamat disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan

yang memperdayakan.”(Q.S. Al „Imran 3: 185) 39

Kita sebagai manusia tidak perlu takut mati, waktunya sudah ditentukan. Maksudnya, seseorang tidak akan mati melainkan dengan takdir Allah dan setelah tuntas jangka waktu yang Allah tetapkan baginya. Pengetahuan tentang itu dapat menghilangkan ketakutan yang selalu membelenggu leher para hamba. Orang yang beriman kepada Allah adalah orang yang paling sedikit terpukul oleh bencana kematian. Bahkan lebih dari itu, ia merindukan pertemuan dengan Allah SWT.40

38 Sudirman Tebba, Kiat Sukses Menjemput Maut, (Jakarta: Pustaka Irvan, 2006), h.11 39 Ali Muhammad Lagha, Perjalanan Kematian, ( Tripoli: Serambi Ilmu Semesta, 2002),

h.17

40 Ali Muhammad Lagha, Perjalanan Kematian, ( Tripoli: Serambi Ilmu Semesta, 2002),


(39)

Semua manusia pasti pernah melihat manusia yang lain sedang mengalami peristiwa kematian. Setelah manusia melihat kondisi kematian, memandang jenazah tidak lagi mampu menggerakkan badannya, lalu membusuk bahkan punah, maka dia sadar bahwa ada sesuatu yang hilang dari orang mati yang baru saja dilihatnya penuh gerak dan rasa itu. Disanalah manusia mencari apa dan mengapa itu, sambil mencari apa yang terjadi pada manusia yang mati itu.41 Dan itu semua membuat manusia tidak tenang membayangkan jika hal itu menimpa dirinya sendiri.

Kecemasan tentang kematian dan apa yang terjadi sesudahnya mendorong manusia mencari sandaran yang dapat diandalkan. Hal itu tidak dapat dia temukan kecuali pada Tuhan yang Maha Esa lagi Maha Kuasa.42 Disinilah sebagai manusia harus mendekatkan diri kepada Tuhan dengan cara beribadah hanya kepada-Nya dan berbuat kebaikan sampai akhir hayatnya.

Dalam Islam kematian itu ada dua cara, yaitu husnul khatimah dan su’ul khatimah. Husnul khatimah berarti kesudahan yang baik, yaitu kematian dalam keadaan iman kepada Allah, sehingga berpeluang masuk surga. Lawannya ialah

su’ul khatimah dan konsekuensinya ialah masuk neraka. Kedua istilah itu tidak dikenal dalam Al-Quran, tetapi ada ayat yang mengisyaratkan perlunya kita meninggal secara husnul khatimah dan menjauhi kematian yang su’ul khatimah, yaitu : 43

41 M. Quraish Shihab, Perjalanan Menuju Keabadian: Kematian, Surga dan Ayat-Ayat

Tahlil, (Jakarta: Lentera Hati, 2001), h.10

42 Sudirman Tebba, Kiat Sukses Menjemput Maut, (Jakarta: Pustaka Irvan, 2006), h. 17 43 Sudirman Tebba, Kiat Sukses Menjemput Maut, (Jakarta: Pustaka Irvan, 2006), h.61


(40)















Artinya: “Dan Ibrahim mewasiatkan ini kepada putera-puteranya, Dan yakub (juga berpesan), Hai putera-puteraku! Allah telah memilih agama bagimu. Maka

janganlah kamu mati kecuali dalam berserah diri”. (Al-Baqarah, 2: 132)

Kehadiran ajal tidak diketahui oleh siapapun. Pesan itu berarti hendaknya kita tidak meninggalkan agama Islam walau sesaat pun. Jadi, kapan pun saat kematian datang, kita tetap menganut agama ini. Kematian tidak dapat di duga kedatangannya. Kalau kita melepaskan ajaran agama ini sesaat, maka jangan sampai pada waktu yang sesaat itu kematian datang menjemput nyawa kita agar kita mati secara husnul khatimah. Kalau kita mati ketika meninggalkan agama ini walau hanya sesaat, maka itu kematian termasuk su’ul khatimah, na’uzubillah minzalik, kita berlindung kepada Allah dari nasib buruk itu.44

Memang penulis tidak menemukan ayat atau riwayat yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya tentang sifat dan keadaan seseorang yang mati dalam husnul khatimah atau su’ul khatimah, tetapi agaknya kita dapat berkata bahwa ketenangan yang menyertai kematian, keceriaan yang nampak pada air muka yang wafat serta pujian orang atau amal-amalnya, dapat menjadi indikator-indikator kesudahan yang baik.45

Allah telah menetapkan tanda-tanda bahwa kematian seseorang husnul khatimah. Syaikh Albani rahimahullah telah mengumpulkan dalam kitabnya

44Ibid, h.62

45 M. Quraish Shihab, Perjalanan Menuju Keabadian: Kematian, Surga, dan Ayat-Ayat


(41)

(Ahkamul Janaiz) tanda-tanda ini dari Al-Quran dan Sunah. Berikut ini dijelaskan tanda-tanda seorang mati dalam keadaan husnul khatimah, yaitu:46

a. Mengucapkan kalimat syahadat ketika wafat b. Ketika wafat dahinya berkeringat

c. Wafat pada malam Jum‟at

d. Mati syahid dalam medan perang e. Mati dalam peperangan fisabilillah f. Mati disebabkan penyakit kolera g. Mati karena tenggelam

h. Mati karena tertimpa reruntuhan/tanah longsor i. Perempuan yang meninggal karena melahirkan j. Mati terbakar

k. Mati karena penyakit busung perut l. Mati karena penyakit TBC

m.Mati karena mempertahankan hartanya yang dirampas n. Mati dalam membela agama dan jiwa

o. Mati dalam berjaga-jaga di perbatasan di jalan Allah p. Orang yang meninggal pada saat mengerjakan amal shaleh

q. Orang yang dibunuh penguasa yang dhalim kerena dia mendatanginya dan menasihatinya

Sehingga dapat diambil beberapa kesimpulan mengenai kematian seseorang bisa disebut husnul khotimah adalah:47

46 Maria Hidayah, Khusnul Khotimah: Jemputlah Kematianmu dengan Khusnul

Khotimah, (Klaten: Cable Book, 2012), h.27


(42)

a. Ditinjau dari kata-kata terakhirnya, apabila kata-kata terakhirnya adalah kalimat-kalimat toyyibah, maka itu tandanya dia mati dalam keadaan husnul khotimah.

b. Ditinjau dari aktifitas terakhirnya, apabila seseorang di masa-masa akhir hidupnya beribadah baik ibadah mahdhoh maupun ghoiru mahdhoh. Dan dia meninggal dalam keadaan beribadah atau usai menjalankan ibadah maka itulah tandanya dia mati dalam keadaan husnul khotimah.

c. Ditinjau dari hari terakhirnya (hari Jum‟at), begitu banyak orang-orang sholih yang meninggal dunia pada hari Jum‟at, karena mati pada hari Jum‟at adalah tanda kematian husnul khotimah.

d. Ditinjau dari kondisi terakhir fisiknya. Kita sering menyaksikan seseorang meninggal dengan kondisi tubuh yang tidak wajar seperti tubuh gosong, penuh dengan luka dan nanah, berbau busuk, keluar belatung, lidah menjulur dan mata melotot atau bahkan tidak ada yang mau memandikan, mengkafani, mensholatkan, dll. Seseorang yang matinya husnul khotimah tidak akan mengalami kejadian-kejadian seperti diatas, malah sebaliknya seperti wajah mayit terlihat tenang dan damai bahkan ada yang tersenyum, banyak yang berta‟ziyah dan mensholatkan dan lain-lain.

Begitulah akhir kehidupan yang baik, banyak orang yang menangis setelah kepergiannya ke alam akhirat. Menangis bahagia, karena ditinggal orang shalih dan bahagia karena orang shalih tersebut meninggal dalam husnul khotimah. Abu Hamid al-Ghazali menjelaskan, dalam menyikapi soal kematian manusia dibagi


(43)

tiga golongan. Pertama, orang yang sibuk dengan kehidupan dunia. Kedua, pemula yang bertobat, dan ketiga, orang yang telah mencapai tingkatan arifin.48 1. Orang yang sibuk dengan kehidupan dunia

Orang ini tidak akan mengingat kematian. Kalaupun ia mengingatnya itu dilakukan sambil meratapi kehidupan dunianya dan menyesali datangnya kematian. Bagi orang seperti ini kematian hanya akan membuatnya semakin jauh dari Tuhan.

2. Orang yang bertobat

Orang ini seringkali mengingat kematian, sehingga rasa takut dan gentar mungkin sekali timbul dalam hatinya dan dengan demikian menyempurnakan tobatnya. Boleh jadi dia merasa khawatir bahwa kematian akan menjemput sebelum tobatnya sempurna dan bekalnya untuk kehidupan akhirat cukup.

Rasa takut mati orang seperti itu masih bisa dimaklumi dan dia tidak termasuk kedalam kelompok yang disebut dalam sabda Rasulullah: “ Barang siapa yang membenci pertemuan dengan Allah, maka Allah akan benci bertemu dengannya”. Ciri khas orang yang bertobat adalah persiapannya yang terus menerus untuk hal itu dan sikapnya mengurangi perhatian kepada hal-hal yang lain. jika tidak demikian, maka dia akan termasuk manusia yang tenggelam dalam urusan duniawi semata.

3. Orang yang telah mencapai tingkatan arifin

Orang yang arif akan senantiasa mengingat kematian, sebab baginya kematian merupakan saat yang berbahagia bersama Kekasihnya dan seorang pecinta yang tak akan pernah melupakan janji pertemuan dengan Zat yang


(44)

dicintainya. Biasanya orang seperti itu mneganggap kedatangan kematian merayap lambat dan dia merasa gembira dengan kedatangannya, karena dengan itu dia bisa meninggalkan dunia tempat tinggal orang-orang yang berdosa untuk kemudian berada di hadirat Tuhan Semesta Alam.

Manusia di dunia ini tidak ada yang sama. Setiap orang memiliki perbedaan. Demikian pula dalam mengingat kematian. Tidak semua manusia di dunia ini mengingat kematian. Hanya orang-orang yag memiliki ketakwaan dan percaya akan kuasa Allah yang mengerti apa yang akan terjadi pada dirinya sesuai yang digariskan oleh Allah. Namun lebih banyak lagi golongan manusia yang tidak ingat dan mengerti tentang kematian.49

49


(45)

35

GAMBARAN UMUM

A.Profil Republika Online

Republika Online hadir sejak 17 Agustus 1995, dua tahun setelah harian republika terbit. Republika Online atau bisa disingkat ROL merupakan portal berita yang menyajikan informasi secara teks, audio, dan video, yang terbentuk berdasarkan teknologi hipermedia dan hiperteks. Dengan kemajuan informasi dan perkembangan sosial media, ROL kini hadir dengan berbagai fitur baru yang merupakan percampuran komunikasi media digital. Informasi yang disampaikan diperbarui secara berkelanjutan yang terangkum dalam sejumlah kanal, menjadikannya sebuah portal berita yang bisa dipercaya.1

Seperti yang telah disebutkan pada kalimat di atas, segala informasi dirangkum dalam sejumlah kanal. Sejumlah kanal dalam ROL mencakup Pendidikan, Sepak Bola, Konsultasi, Senggang, Otomotif, Video, Nasional, Olahraga, Internasional, Ekonomi, Trendtek, Gaya Hidup, Komunitas, Publika, ROL to Campus, ROL to School, Humaira, dan Khazanah. Semua kanal ini dapat mempermudah para pembaca dalam memilah dan memilih suatu berita sesuai kebutuhan mereka.

Republika Online seperti yang kita tahu merupakan portal berita yang bersegmentasi ke-Islaman. Bisa dilihat dari salah satu kanal yang ada dalam ROL terdapat kanal Khazanah. Kanal Khazanah ini memiliki beberapa subkanal di


(46)

dalamnya, yaitu Hikmah, Mualaf, Fatwa, Wakaf, Konsultasi Wakaf, Pojok Arifin Ilham, Umrah – Haji, Celoteh Kang Erick Yusuf, Nusantara, Gaya Sufi, Mancanegara dan Mozaik.2 Semua subkanal ini kurang lebih membahas tentang segala berita ataupun hal-hal yang berhubungan dengan Islam. ini bertujuan agar dapat membuat para pembaca mendapatkan „makanan rohaniah‟ agar dapat memberi solusi dan mengatasi masalah-masalah hidup yang sedang mereka hadapi dan jalani.

ROL kini juga hadir dalam versi English. English Version ini juga mencakup beberapa subkanal seperti National & Regional, Islam in the Archipelago, General, Travelling, Resonance, dan International. Dengan itu semua dapat membuat ROL akan lebih menarik untuk dikunjungi oleh para pembaca yang haus akan informasi terkini, terhangat dan terpopuler.

Republika Online dan Harian Republika tetap bersegmentasi ke-Islaman. Keduanya memiliki beberapa kanal (seperti yang telah disebutkan di atas) dan rubrik yang sama dalam memuat pemberitaan. Pada Harian Republika memuat rubrik Nasional, Ekonomi, Opini, Finansial dan Industri, Internasional, Publik, Urbana, Khazanah, dan Olahraga. Dalam hal ini penulis melihat bahwa ROL memiliki lebih banyak beberapa kanal dibanding dengan Harian Republika. Dan semua ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan para pembaca.

Dalam struktur organisasi antara ROL dan Harian Republika memiliki pemimpin dan wakil pemimpin redaksi yang sama, namun berbeda redaktur pelaksana dan tim redaksi. Berikut struktur redaksi dalam Republika Online dan Harian Republika:

2


(47)

Republika Online :

Pemimpin Redaksi : Nasihin Masha

Wakil Pemimpin Redaksi : Arys Hilman Nugraha

Redaktur Pelaksana Republika Online : M Irwan Ariefyanto

Asisten Redaktur Pelaksana Republika Online : Heri Ruslan

Tim Redaksi: Yeyen Rostiani, Didi Purwadi, Ajeng Ritzki Pitakasari, Djibril Muhammad, Taufiqqurachman Bachdari, Dewi Mardiani, Endah Hapsari, Miftahul Falah, Hafidz Muftisany, Hazliansyah, Karta Raharja Ucu, Yudha Manggala P Putra, Fernan Rahadi,A.Syalaby Ichsan,Mansyur Faqih,Citra Listya Rini,Damanhuri Zuhri,Nidia Zuraya,M.Amin Madani, Hannan Putra, Niken Paramitha, Asti Yulia Sundari, Muthia Ramadani, Sadly Rachman, Agung Sasongko, Yunita Sari, Fanny Damayanti.3

Harian Republika :

Pemimpin Redaksi : Nasihin Masha

Wakil Pemimpin Redaksi : Arys Hilman Nugraha

Redaktur Pelaksana Koran : Elba Damhuri

Wakil Redaktur Pelaksana : Irfan Junaidi, Syahruddin El-Fikri, Kumara Dewatasari

Asisten Redaktur Pelaksana : Firkah Fansuri, Heri Ruslan, Johar Arief, Joko Sadewo, Nur Hasan Murtiaji, Subroto

Staf Redaksi : Agus Yulianto, Alwi Shahab, Andi Nur Aminah, Andri Saubani, Anjar Fahmiarto, Asep K Nurzaman, Budi Raharjo, Burhanuddin Bella, Chairul Akhmad, Darmawan Sepriyossa, Dewi Mardiani, Didi Purwadi, Endro Yuwanto, EH Ismail, Ferry Kisihandi, Fitriyan Zamzami, Heri Purwata, Indira Rezkisari, Irwan Kelana, Israr, Khoirul Azwar, M Ikhsan Shiddieqy, Nashih Nashrullah, Natalia Endah Hapsari, Nidia Zuraya, Nina Chairani Ibrahim, Priyantono Oemar, Rahmat Budi Harto, Ratna Puspita, Reiny Dwinanda, R Hiru Muhammad, Stevy Maradona, Taufiqurrahman Bachdari, Teguh Firmansyah, Wachidah Handasah, Wulan Tanjung Palupi, Yeyen Rostiyani, Yogi Ardhi Cahyadi, Yusuf Assidiq, Zaky Al Hamzah, edwin Dwi Putranto, Abdullah Sammy, Agus Raharjo, Ahmad Islami Jamil, Ahmad Reza safitri, Amri Amrullah, Ani Nursalikah, A Syalaby Ichsan, Bilal Ramadhan, Bowo Pribadi Citra Listya Rini, Damanhuri Zuhri, Darmawan, Desy Susilawati, Djoko Suceno, Dwi Murdaningsih, Dyah Ratna Meta Novia, Edi Setyoko, Eko Widiyanto, Erdy Nasrul, Erik Purnama Putra, Esthi Maharani, Fernan rahadi, Fitria Andayani, Friska Yolandha, Ichsan Emrald Alamsyah, Indah Wulandari, Irfan Fitrat Pribadi, Lilis Sri Handayani, Lingga Permesti, Mansyur faqih, Meiliani Fauziah, Mohammad Akbar, Muhammad Akbar wijaya, Muhammad Fakhruddin, Mutia Ramadhani, M Hafil, Neni Ridarineni, Nur Aini, Qommarria Rostanti, Rosita Budi Suryaningsih, Rusdy Nurdiansyah, Satya Festini, Setyanavidita Livikacansera, Yoebal Ganesha Rasyid, Yulianingsih, Tahta Aidilla, Aditya Pradana Putra, Agung Supriyanto, Wihdan Hidayat, Afriza hanifa, Bambang Nuroyono, Gita Amanda Jatnikawati, Fenny

3


(48)

Melisa, Adi Wicaksono, Annga Indrawan, M Iqbal, Satria Kartika Yudha, Ira Sasmita, Rizky Jaramaya, Umi Lailatul, Aldian Wahyu Ramadhan, Gilang Akbar Prambadi, Alicia Saqina, Rr laeny Sulistyawati, Nora Azizah, Aghia Khumaesi.4

Dengan melihat struktur redaksi ROL dengan Harian Republika yang berbeda, dapat sama-sama dipahami juga bahwa informasi dan isi pemberitaan yang ditampilkan oleh keduanya pun berbeda. Dan ternyata pada Harian Republika memiliki koran digital tersendiri yang disebut ePaper. ePaper merupakan salah satu layanan dari republika, di mana para pembaca bisa membaca Harian Republika dalam format digital (ePaper) secara langsung di layar komputer mereka.5

B.Profil KOMPAS.com

KOMPAS.com berdiri pada tahun 1997 dengan nama Kompas Online. Saat itu, Kompas Online hanya berperan sebagai edisi internet dari Harian Kompas. Kemudian pada tahun 1998 Kompas Online merubah namanya menjadi KOMPAS.com dengan berfokus pada pengembangan isi, desain, dan strategi pemasaran yang baru. KOMPAS.com pun memulai langkahnya sebagai portal berita terpercaya di Indonesia.6

Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 2008 KOMPAS.com tampil dengan perubahan penampilan yang signifikan. Mengusung ide “Reborn”, KOMPAS.com membawa logo, tata letak, hingga konsep baru di dalamnya. Lebih kaya, lebih segar, lebih elegan dan tentunya tetap mengedepankan unsur user-friendly dan advertiser-friendly.

4 Koran Republika edisi Sabtu, 7 September 2013, hal.6

5

http://epaper.republika.co.id/ diakses pada hari Senin, 9 September 2013 pukul 16.44


(49)

Seperti yang telah dipaparkan diatas, dapat dipahami bahwa KOMPAS.com memiliki struktur manajement dan redaksi yang berbeda dengan Harian KOMPAS.7 Informasi atau isi pemberitaannya pun berbeda satu sama lain. Koran KOMPAS sendiri memiliki bentuk digital yang dapat diakses melalui internet yaitu bernama KOMPAS ePaper. KOMPAS ePaper ini dapat dilihat melalui epaper.kompas.com atau www.kompasprint.com.8

Sinergi ini menjadikan KOMPAS.com sebagai sumber informasi lengkap, yang tidak hanya menghadirkan berita dalam bentuk teks, namun juga gambar, video, live streaming. Perubahan ini pun mendorong bertambahnya pengunjung aktif KOMPAS.com di awal tahun 2008 yang mencapai 20 juta pembaca aktif per bulan, dan total 40 juta page views/impression per bulan. Saat ini,KOMPAS.com telah mencapai 120 juta page view perbulan.

Semua kesuksesan berupa banyaknya para pembaca yang mengunjungi situs KOMPAS.com ini terjadi karena adanya tim editor dan para reporter KOMPAS,com yang solid dan bekerja sama dengan baik. Berikut merupakan nama-nama tim editor dan reporter KOMPAS.com :

Editor

Muhammad Reza Wahyudi, Wicaksono Surya Hidayat, Aloysius Gonsaga A.E, Benny N Joewono, Fikria Hidayat, Sabastian, Zulkifli BJ, Aris Fertony Harvenda, Felicitas Harmandini, Laksono Hari Wiwoho, Ana Shofiana Syatiri, Glori Kyrious Wadrianto, Kistyarini, Farid Assifa, Erlangga Djumena, I Made Asdhiana, Asep Candra, Eko Hendrawan Sofyan, Taslimah Widianti Kamil, Inggried Dwi Wedhaswary, Hindra, Jodhi Yudono, Moh. Latip, Herry Prasetyo, Albertus Tjatur Wiharyo, Egidius Patnistik, Caroline Sondang Andhikayani D

7

Wawancara dengan Customer Care KOMPAS.com


(50)

Reporter

Didik Purwanto, Aditya Panji Rahmanto, Oik Yusuf Araya, Wardah Fazriyati, Christina Andhika Setyanti, Josephus Primus, Antonius Tjahjo Sasongko, Lusia Kus Anna Maryati, Icha Rastika, Sabrina Asril, Fabian Januarius Kuwado, Rianah Afifah, Agung Kurniawan, Donny Aprilianda, Maullana (Irfan), Ichsan Suhendra, Yunanto Wiji Utomo, Ni Luh Made, Ferril Dennys Sitorus, Okky Herman Dilaga, AryWibowo.9

Pada tahun tersebut juga mulai ditampilkan channel-channel atau kanal-kanal di halaman depan KOMPAS.com. Kanal-kanal ini didesain sesuai dengan tema berita dan membuat setiap pengelompokan berita memiliki karakter. Kanal-kanal tersebut antara lain adalah:10

KOMPAS Female

Memuat informasi seputar dunia wanita: tips-tips seputar karier, kehamilan, trik keuangan serta informasi belanja.

KOMPAS Bola

Tempat akurat untuk mengetahui update skor, berita seputar tim dan pertandingan sepak bola.

KOMPAS Health

Berisi tips-tips dan artikel tentang kesehatan, informasi medis terbaru, beserta fitur informasi kesehatan interaktif.

KOMPAS Tekno

Mengulas gadget-gadget terbaru di pasaran, menampilkan review produk dan beragam berita teknologi.

9

http://www.kompas.com/aboutus pada hari Kamis, 5 September 2013 pukul 14.15

10


(1)

Basuki: Khotbah Uje Enak Banget Didengar

Penulis : Kurnia Sari Aziza | Jumat, 26 April 2013 | 14:18 WIB

TRIBUN JAKARTA/JEPRIMA Istri Ustaz Jeffry Al Buchori atau Uje, Pipik Dian Irawati menangis di depan jenazah sang suami yang meninggal dunia, di rumah duka, Perumahan Bukit Mas, Rempoa, Tangerang Selatan, Jumat (26/4/2013). Uje meninggal dunia karena kecelakaan motor di depan rumah yang beralamatkan di Jalan Gedung Hijau Raya No 17, Pondok Indah, Jakarta Selatan pada Jumat dini hari sekitar pukul 02.00 WIB.

JAKARTA, KOMPAS.com — Kenangan tentang Ustaz Jeffry Al Buchori juga dimiliki

oleh Basuki Tjahaja Purnama. Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mengaku pernah mengundang "ustaz gaul" tersebut ke Belitung.

"Ikut berbelasungkawa, kita pernah undang ke Belitung," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Jumat (26/4/2013).

Menurut Basuki, dia senang mendengarkan khotbah dan syiar yang disampaikan Uje. Menurut dia, khotbah yang disampaikan Uje mudah diterima dan dicerna oleh masyarakat Muslim.

"Saya suka banget khotbahnya, enak banget didengar. Keren banget," tutur Basuki lagi. Menurutnya, khotbahnya juga dapat diterima oleh semua kalangan. Kepergian ustaz yang arkab disapa Uje itu ke hadapan Sang Khalik, bagi Basuki, merupakan kehilangan seluruh rakyat Indonesia.

"Indonesia kehilangan satu pemuda yang luar biasa. Ustaz yang kharismatik," kata Basuki. Uje meninggal di usia 40 tahun. Lelaki kelahiran Jakarta, 12 April 1973, tersebut

meninggalkan seorang istri, Pipik Dian Irawati; dan empat anak, Adiba Khanza Az-Zahra, Mohammad Abidzar, Bilal Al-Ghifari, dan Ayla Azuhro.


(2)

Ungu: Uje, Hamba yang Disayang Tuhan

Penulis : Irfan Maullana | Jumat, 26 April 2013 | 21:42 WIB

KOMPAS.com/IRFAN MAULLANAEnda (kiri) dan Rowman dari band Ungu hadir dalam pemakaman jenazah Ustaz Al Buchori di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta Pusat, Jumat (26/4/2013) siang.

JAKARTA, KOMPAS.com -- Sifat terpuji yang dimiliki oleh almarhum Ustaz Jeffry Al-Buchori atau Uje begitu membekas di hati kedua personel band Ungu, Enda (gitar) dan Rowman (drum). Oleh karena itu, mereka hadir dalam pemakaman jenazah Uje di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta Pusat, Jumat (26/4/2013) siang.

Enda mengaku kaget begitu mendengar kabar bahwa lelaki yang dianggapnya guru dan sahabat itu meninggal dunia akibat kecelakaan tunggal sepeda motor gede yang

dikendarainya di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Jumat dini hari. "Ya, kaget lah, dia guru, sahabat. Gue melihat Uje sebagai sosok Islam sebenarnya, baik hati, enggak membeda-bedakan," kata Enda.

Rowman juga memuji sang mendiang. "Uje adalah hamba yang disayangi Dia, semoga diterima di sisi-Nya," kata Rowman.

Dengan banyak pelayat hadir dalam pemakaman jenazah Uje, Rowman dan Enda berdoa semoga pintu surga akan terbuka lebar bagi Uje. "Banyak yang mendoakan dia, semoga pintu surga terbuka untuknya," ucap Enda.


(3)

Lampiran Tiga Berita pada Republika Online

Animo Umat Muslim Menshalatkan

Jenazah Uje Sangat Besar

Jumat, 26 April 2013, 11:25 WIB Irfan Abdurrahmat

Sejumlah kerabat dan jamaah membawa jenazah almarhum ustaz Jefry al Buchori

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Animo umat Muslim ikut menshalatkan jenazah Ustaz Jeffry Al Buchori alias Uje sangat besar.

Dari pantauan ROL, satu jam sebelum Shalat Jumat ditunaikan, lebih dari setengah shaf Masjid Istiqlal sudah dipenuhi jamaah. Ini sangat berbeda dengan shalat-shalat Jumat di hari biasa.

Para jamaah mengaku sengaja datang awal ke Masjid Istiqlal untuk dapat menshalatkan jenazah Uje. Rozak, (30) salah satu warga Depok, sengaja berangkat dari rumahnya pukul 09.00 WIB hanya untuk Shalat Jumat di Masjid Istiqlal dan menshalatkan jenazah Uje. "Setelah tahu jenazah Uje dishalatkan di Istiqlal, saya langsung bergegas ke sini," ujarnya ketika berbincang dengan ROL, Jumat (26/4). Rozak mengaku kaget dengan kabar

meninggalnya Uje di televisi Jumat pagi.

Sejak Jumat pagi, awak media bersiaga di ruang transit Masjid Istiqlal untuk menunggu jenazah. Jenazah Uje tiba di Istiqlal sekitar jam 11.00 siang. Sebelum akhirnya diletakkan di hadapan para jamaah untuk dishalatkan usai shalat Jumat.

Reporter : Amri Amrullah


(4)

MUI Merasa Kehilangan Ustadz Jefri Al

Buchori

Jumat, 26 April 2013, 07:46 WIB Antara

Ustad Jefri Al Buchori

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengaku telah

kehilangan ulama muda sekaliber Ustadz Jefri Al Buchori (Uje). Ketua MUI Komisi Fatwa, KH. Ma'ruf Amin, mengatakan Uje adalah salah satu pioner ulama muda di Indonesia. "Kabar meninggalnya Uje membuat MUI merasa sangat kehilangan dai muda yang memiliki tempat khusus di hati masyarakat ini," ujar Kiai Ma'ruf, kepada Republika, Jumat (26/4). Terlebih, kata dia, hari meninggalnya adalah hari baik yakni hari Jumat. "Semoga hari ini memberi tanda baik bagi masyarakat dan keluarga yang ditinggalkannya," kata Kiai Ma'ruf. Uje, jelas Kiai, telah mendapatkan tempat sendiri di hati umat Islam Indonesia. Dakwah yang disuarakan Uje terkesan gaul sehingga memiliki pasar sendiri bagi kalangan generasi muda Indonesia. "Tidak mudah mencetak dai muda seperti Uje," katanya.

Kiai Ma'ruf pun berpesan agar para dai muda mencontoh kiprah Uje selama berdakwah. Almarhum menarik ummat memahami agama dan mencari cara berdakwah yang sangat efektif tentunya dengan tidak menyalahi syariat Islam.

Reporter : Amri Amrullah


(5)

Yusuf Mansyur: Allah Sangat Sayang Ustaz

Uje

Jumat, 26 April 2013, 13:31 WIB Republika/Agung Supriyanto

Yusuf Mansur A+ | Reset | A-

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARA -- Kecelakaan tunggal yang mengakibatkan Ustaz Jefry Al Buchori meninggal dunia, mengundang banyak simpati. Kenangan akan kebaikannya dan doa-doa pun terus mengalir.

Tak terkecuali dari Yusuf Mansur, rekan Uje, begitu suami Pipit Dian Irawati ini kerap disapa. Yusuf mengatakan, kebaikan dakwah Uje akan menutup seluruh keburukan dan kejelekannya. Wafatnya Uje, yang jatuh pada hari Jumat, menurut Yusuf, menunjukkan betapa Sang Khalik mencintainya.

"Allah pilihkan hari yang baik, malam yang pas untuk wafatnya beliau. Masya Allah. Allah sangat sayang hamba-Nya yang bernama Ustaz Jefry. Siapa coba yang bisa ngumpulin orang satu Istiqlal, untuk menshalatkannya? Kecuali Allah," ujar Yusuf, Jumat (26/4).

Yusuf kemudian mengutip satu hadis riwayat Muslim, yang menyatakan tidak ada seorang Mukmim yang meninggal pada hari Jumat, kecuali diampunkan dosanya. "Uje, Masya Allah, tabarakallah," ujarnya.

Yusuf mengatakan, kiranya ini cukup untuk menandakan kalau Uje disayang dan diampuni Allah. Dia pun mengatakan, jalan dakwah jalan yang sangat baik untuk diikuti dan ditiru. Tentu saja dengan ikhlas dan sepenuh hati mengharap ridha-Nya.

"Saya turut mendoakan beliau dan keluarganya serta semua yang sudah wafat dan semua yang masih hidup. Dan semua yang akan lahir, Muslim-Muslimah hingga akhir zaman," ujar Yusuf.

Jeffry Al Buchori lahir di Jakarta 12 April 1973. Dia adalah anak ketiga dari lima bersaudara. Uje meninggal dalam kecelakaan tunggal saat mengendarai motor.

Reporter : Andi Nur Aminah


(6)