Analisis Framing Pemberitaan Upaya Pelegalan Daging Anjing Di Jakarta Oleh Republika Online Dan Kompas.Com
ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN
UPAYA PELEGALAN DAGING ANJING DI JAKARTA OLEH REPUBLIKA ONLINE DAN KOMPAS.COM
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
SARI SETIANINGRUM 1112051000065
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1437 H / 2016 M
(2)
(3)
(4)
(5)
ABSTRAK Sari Setianingrum
1112051000065
ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN UPAYA PELEGALAN DAGING ANJING DI JAKARTA OLEH REPUBLIKA ONLINE DAN
KOMPAS.COM
Rencana Gubernur DKI Jakarta menerbitkan peraturan daerah (pergub) yang mengatur peredaran daging anjing di Jakarta menuai kontroversi. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama beranggapan dengan penerbitan ini dapat mencegah penyakit rabies di Jakarta. Dari peristiwa tersebut media massa berusaha menciptakan opini publik tentang peristiwa yang terjadi. Sehingga berita ini menuai pro dan kontra terutama pada masyarakat muslim.
Berdasarkan latar belakang di atas, pertanyaan penelitian ini adalah: 1).
Bagaimana Republika Online membingkai pemberitaan tentang upaya pelegalan
daging anjing di Jakarta dari segi struktur sintaksis, skrip, retoris dan tematik? 2). Bagaimana Kompas.com membingkai pemberitaan tentang upaya pelegalan daging anjing di Jakarta dari segi struktur sintaksis, skrip, retoris dan tematik? 3). Bagaimana perbedaan antara Republika Online dan Kompas.com dalam membingkai pemberitaaan tentang upaya pelegalan daging anjing di Jakarta?
Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori kontruksi sosial media massa yang diperkenalkan oleh Peter L. Berger. Teori ini mengatakan bahwa realitas yang ada pada proses sosial bukanlah terjadi secara alamiah melainkan hasil dari sebuah kontruksi manusia. Sedangkan untuk menganalisa berita menggunakan analisis data framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Model framing ini memiliki empat struktur dalam menganalisis teks yaitu sintaksis , skrip, tematik dan retoris
Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Sedangkan metode pengumpulan data melalui observasi teks (unit analysis) dan wawancara serta dokumentasi. Paradigma yang digunakan adalah paradigma kontruktivis. Paradigma ini memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi hasil dari konstruksi.
Bedasarkan hasil penelitian data, peneliti melihat perbedaan cara pembingkaian berita upaya pelegalan daging anjing di Jakarta antara Republika Online dan Kompas.com bahwa ideologi media memberikan dampak berbeda
pada masing-masing media. Republika Online melihat peristiwa ini dari sudut
pandang negatif, Republika Online mengambil pendapat dari Ketua Presidium
Kaukus Perempuan Muda NU yang menolak Pergub tersebut karena dapat melukai umat Islam. Sedangkan Kompas.com melihat peristiwa ini dari sudut pandang positif . Kompas.com mengambil pendapat dari pihak Pemprov DKI Jakarta yang membantah Pergub ini akan dijadikan landasan melegalakan daging
anjing konsumsi di Jakarta.
Kata kunci: Pelegalan, daging anjing, Republika Online, Kompas.com, pemberitaan.
(6)
AlhamdulillahiRabbil’ aalamiin, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, serta shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAWsehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Framing
Pemberitaan Upaya Pelegalan Daging Anjing di Jakarta Oleh Republika
Online dan Kompas.com”
Sepenuhnya penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini banyak mengalami kesulitan, hingga terkadang rasa putus asa selalu dirasakan. Namun berkat bantuan, motivasi, bimbingan dan pengarahan yang sangat berharga dari berbagi pihak menjadikan penulis semakin bersemangat untuk menyelesaikan skripsi ini dan akhirnya skripsi dapat terselesaikan.
Oleh karena itu dengan segala ketulusan, perkenankan penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis. Karena dengan bimbingan, arahan serta semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis, terutama kepada:.
1. Dr. H. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi,Suparto, M. Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, serta Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.
2. Drs. Masran, M.A selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan
Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
(7)
3. Umi Musyarrofah, M.A selaku Dosen Pembimbing Akademik.
4. Rubiyanah, M.A selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan
waktu dikala padatnya jadwal mengajar dan meluangkan pikiran untuk memberikan pengarahan dan inspirasinya kepada penulis dikala berkonsultasi, serta teramat sabar dalam membimbing dan mengarahkan penulis.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis selama penulis mengikuti perkuliahan.
6. Seluruh Staff dan Karyawan Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam hal peminjaman buku-buku yang digunakan sebagai referensi dan memberikan pelayanan dengan baik kepada penulis hingga penyusuanan skripsi ini selesai.
7. Seluruh pihak Republika Online yang telah membantu penulis dalam
membuat skripsi ini, khususnya kepada Bapak Didi Purwadi selaku Asisten Redaktur Republika Online yang bersedia menjadi narasumber dalam penelitian ini. Serta kepada pihak Kompas.com, khususnya Bapak Heru Margianto selaku News Asistent Managing Kompas.com yang menyempatkan diri di sela kesibukannya untuk menjadi narasumber dalam penelitian ini.
8. Orang tua tercinta, Papah Satria Budi Kartanegara dan Mamah Hati Nurani.
Terima kasih banyak atas segala kasih sayang dan do’amu, penulis sangat bahagia memiliki orang tua yang selalu memberikan dukungan yang tulus dan sangat berharga untuk penulis demi keberhasilan penulis dalam menyelesaikan
(8)
9. Sahabat-sahabatku, Audia Juliyani, Aprilia Puji, Atika, Nia Yuliani yang telah memberikan semangat dalam menjalankan skripsi.
10.Teman-teman seperjuangan skripsi Wiji Lestari, Intan Aulianti, Dewi
Mufarikhah, Miqdad, Syifa Fauziah, Falahul Mualim, Sukmana Galih, Riadin Munawar dan Sinta Sulistyoningrum. Terima kasih selalu memberikan semangat dan banyak informasi yang sangat membantu penulis dalam penulisan skripsi.
11.Serta teruntuk teman-teman KPI 2012 khususnya KPI C tercinta, terima kasih
atas kebersamaan yang menyimpan banyak kenangan, tanpa kalian masa kuliah yang dijalankan penulis tidaklah berwarna. Terima kasih selalu memberikan semangat dan banyak informasi yang sangat membantu penulis dalam penulisan skripsi.
12.Temen-teman Kuliah Kerja Nyata STIPMA Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang banyak mengajarkan pengalaman kehidupan yang baru untuk Penulis sekaligus memberikan pengalaman yang tidak terlupakan. Terimakasih untuk satu bulannya di Desa Pasir Barat, Jambe tercinta.
13.Semua pihak, yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu namun tanpa
mengurangi rasa hormat, yang telah membantu penulis. Saya ucapkan terima kasih.
Akhir kata penulis hanya bisa berharap Allah SWT berkenan membalas
(9)
skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan khususnya bagi diri penulis sendiri.
Jakarta, 15 Juli 2016
(10)
ABSTRAK ...i
KATA PENGANTAR ...ii
DAFTAR ISI ...vi
DAFTAR TABEL ...ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ...4
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...5
D. Metodologi Penelitian ...6
1. Jenis Penelitian ...6
2. Paradigma Penelitian ...6
3. Subjek dan Objek Penelitian ...8
4. Teknik Pengumpulan Data ...8
5. Sumber Data ...9
6. Teknik Analisis Data ...9
E. Tinjauan Pustaka ...11
F. SistematikaPenulisan ...15
BAB II KERANGKA TEORI A. Teori Kontruksi Sosial Media Massa ...17
B. Analisis Framing dan Framing Model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki ...23
1. Konsep Framing ...23
2. Framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki ...25
C. Konseptualisasi Berita ...33
1. Definisi Berita ...33
2. Jenis-Jenis Berita ...33
3. Nilai Berita...34
D. Tinjauan Islam Tentang Hukum Daging Anjing ...36
BAB III GAMBARAN MEDIA A. Profil Republika Online ...38
1. Sejarah Singkat Republika Online ...38
2. Visidan Misi Republika Online ...39
3. Struktur Organisasi Republika Online ...40
4. Kanal Republika Online ...42
5. PemberitaanTentangUpaya Pelegalan Daging Anjing di Jakarta oleh media Republika Online ...44
B. Profil Kompas.com ...44
1. Sejarah Singkat Kompas.com ...46
(11)
3. Struktur Organisasi Republika Kompas.com ...46
4. Kanal Republika Kompas.com ...49
5. Pemberitaan Tentang Upaya Pelegalan Daging Anjing
di Jakarta oleh media Kompas.com ...50 BAB IV ANALISIS TEMUAN DAN INTERPRETASI
A. Pembingkaian berita di Kompas.com ...52
B. Pembingkaian berita di Kompas.com ...63
C. Perbandingan Bingkai Pemberitaan Upaya Pelegalan Daging
Anjing di Jakarta di RepublikaOnline dan Kompas.com ...74 D. Interpretasi ...82 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...95 B. Saran ...96 DAFTAR PUSTAKA ...97 LAMPIRAN-LAMPIRAN
(12)
Tabel 1.1. Perangkat Framing Pan danKosicki ...10
Tabel 2.1. Perangkat Framing Pan danKosicki ...27
Tabel 4.1. Analisis Sintaksis dari Republika Online ... 52
Tabel 4.2 Analisis Skrip dari Republika Online ... 58
Tabel 4.3. Analisis Tematik dari Republika Online ... 59
Tabel 4.4. Analisis Retoris dari Republika Online ... 62
Tabel4.5 . Analisis Sintaksis dari Kompas.com ...63
Tabel4.6 . AnalisisSkripdari Kompas.com ...68
Tabel4.7 .Analisis Tematik dari Kompas.com ...70
Tabel4.8 .Analisis Retoris dari Kompas.com...73
Tabel 4.9.Perbandingan Analisis Sintaksis Berita RepublikaOnline ...75
Edisi 30 September 2015 dan Kompas.com 30 September 2015 Tabel 4.10.Perbandingan Analisis Skrip Berita RepublikaOnline ...77
Edisi 30 September 2015 dan Kompas.com 30 September 2015 Tabel 4.11.Perbandingan Analisis Tematik Berita Republika Online ...79
Edisi 30 September 2015 dan Kompas.com 30 September 2015 Tabel 4.12.Perbandingan Analisis Retoris Berita Republika Online ...81
(13)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ada beberapa hal yang di haramkan dalam agama Islam salah satu nya adalah mengkonsumsi daging anjing. Bukan hanya haram dikonsumsi memelihara anjing hukumnya tidak boleh, kecuali yang syariat memberikan rukhshah padanya. Rasulullah memberikan rukhshah untuk memelihara anjing pada tiga macam anjing, yaitu anjing penggembala kambing yang menjaganya dari binatang buas dan serigala, anjing penjaga tanaman yang menjaga dari kambing dan dari yang lainnya, dan anjing yang dimanfaatkan oleh pemburu. Ketiganya ini di rukhshahkan oleh Rasululllah untuk dipelihara, yang selainnya tidak boleh.
Adapun hukum menyentuh anjing, jika menyentuhnya dalam keadaan kering, maka tidak menyebabkan tangan terkena najis. Namun jika menyentuhnya dalam keadaan basah, maka hal itu menyebabkan tangan terkena najis menurut pendapat mayoritas ahli ilmu. Oleh karena itu, ia wajib mencuci tangan setelah menyentuhnya selama tujuh kali, salah satunya
dengan debu.1
Hewan-hewan buas yang memiliki taring yang digunakan untuk berburu salah satunya anjing hukumnya haram untuk dikonsumsi. Terlebih ada hikmah yang mengharuskan adanya pelarangan tersebut. Hikmahnya adalah setiap makanan akan berpengaruh terhadap orang yang memakannya.
1
Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin, Halal Haram Dalam Islam. (Jakarta: Ummul Qura, 2014) cet. 1, hal. 214.
(14)
Sehingga, ketika seseorang terbiasa memakan daging dari hewan-hewan buas, maka ia akan menjadi sosok yang suka bermusuhan dengan orang lain. Sebab,
tabiat hewan-hewan bertaring terbiasa untuk menyerang.2
ُﷲﺍ ﻰﱠﻠَﺻ ِﻪﱠﻠﻟﺍ َﻝﻮُﺳَﺭ ﱠﻥَﺃ ،ُﻪْﻨَﻋ ُﻪﱠﻠﻟﺍ َﻲِﺿَﺭ َﺔَﺒَﻠْﻌَﺛ ﻲِﺑَﺃ ْﻦَﻋ
ﻱِﺫ ﱢﻞُﻛ ِﻞْﻛَﺃ ْﻦَﻋ ﻰَﻬَﻧ َﻢﱠﻠَﺳَﻭ ِﻪْﻴَﻠَﻋ
ِﻉﺎَﺒﱢﺴﻟﺍ َﻦِﻣ ٍﺏﺎَﻧ
Dari Abu Tsa’labah radliyallaahu ‘anhu : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam melarang memakan semua binatang buas yang memiliki taring [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy]2F3
Terlepas dari haramnya mengkonsumsi daging anjing menurut agama Islam, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berupaya menerbitan Peraturan Gubernur (Pergub) yang khusus mengatur tentang peredaran daging anjing di Jakarta. Gubernur DKI Jakarta (Basuki) beranggapaan dengan penerbitan Pergub ini dapat mecegah peredaran penyakit rabies di Jakarta, karena banyaknya anjing rabies dari luar kota yang masuk ke Jakarta.
Menyangkut upaya Gubernur menerbitkan Peraturan Gubernur yang mengatur tentang peredaran daging anjing di Jakarta, menimbulkan pro dan kontra berbagai pihak dan respon negatif dari masyarakat muslim, terutama pemuka agama Islam di Jakarta. Masyarakat menilai, kebijakan Ahok terkait upaya pelegalan peredaran daging anjing di Jakarta, merupakan tindakan yang tidak begitu perlu di lakukan, karena pada dasarnya daging anjing memang haram untuk dikonsumsi bagi umat Islam, tidak dilegalkan saja banyak beredar makanan haram dan tak layak konsumsi. Apalagi, kalau
2
Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin, Halal Haram Dalam Islam, hal. 508.
3
Muhammad Fuad Abdul Baqi, Muttafaqun’Alaih Shahih Bukhari Muslim, (Jakarta: Beirut, 2015) cet. 1, hal. 791.
(15)
3
peredaran daging anjing dilegalkan dengan regulasi, akan makin banyak beredar.
Terkait dengan pemberitaan yang sudah beredar di media online akhir bulan September 2015 kemarin tentang kebijakan pemprov DKI Jakarta akan membuat peraturan peredaran daging anjing menjadi berita yang dimuat di media massa merupakan sebuah konstruksi realita yang dikemas sesuai kebijakan masing – masing media. Bingkai yang digunakan oleh setiap media massa tentu berbeda-beda sesuai dengan ideologi dan kebijakan redaksional masing – masing. Selain itu sudut pandang wartawan dalam melihat suatu peristiwa, tentu tidak sama.
Berita tersebut sudah banyak tersebar di seluruh media massa nasional,
cetak, maupun media online, terutama di media Republika Online dan
Kompas.com. Alasan penulis memilih media online Republika dan Kompas
karena kedua media tersebut mempunyai latar belakang yang berbeda, yakni Republika berlatar belakang Islam, Sedangkan Kompas berlatar belakang Nasional.
Berita di kedua media online ini pun pada hari yang sama dan waktu yang berdekatan sangat berbeda. Republika Online memberitakan tentang penolakan NU terkait peraturan gubernur tersebut yang di wakili dengan pernyataan Susianah Affandy selaku Ketua Presidium Kaukus Muda NU sedangkan Kompas.com memberitakan tentang klarifikasi dan alasan terkait upaya Gubernur yang ingin menerbitkan Pergub tentang peredaran daging anjing di Jakarta yang di wakili dengan pernyataan Sri Hartati selaku Kepala Bidang Ketahanan dan Kesehatan Hewan Dinas Pemprov DKI Jakarta.
Penulis mengangkat isu tentang pemberitaan upaya pelegalan daging anjing di Jakarta pada Republika online dan Kompas.com karena ingin
(16)
melihat kecenderungan dan pembingkaian berita dari kedua media online tersebut. Apakah ada perbedaan yang signifikan dari penyajian berita kedua
media online tersebut, serta bagaimana berita tentang upaya pelegalan daging
anjing di Jakarta di kemas dan di sampaikan dari kedua media online ini. Dari media kita dapat memperoleh informasi mengenai realitas yang tengah berlangsung di suatu tempat. Sementara, realitas yang dihadirkan media ke hadapan pembaca bukanlah realitas yang sesungguhnya, melainkan yang sudah dibingkai dan dibentuk sedemikian rupa oleh media tersebut. Peranan media massa dalam proses mengkonstruksi suatu peristiwa menjadi signifikan dalam pembentukkan realitas sosial.
Berdasarkan pada latar belakang di atas, penulis memberi judul “Analisis Framing Pemberitaan Upaya Pelegalan Daging Anjing di Jakarta Oleh Republika Online dan Kompas.com”
B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah
Berdasarkan judul dan latar belakang yang sudah di paparkan di atas, agar tidak menyimpang dari fokus penelitian, penulis membatasi permasalahan pemberitaan upaya pelegalan daging anjing di Jakarta tanggal 30 September 2015 pada Republika Online yang berjudul “Ahok akan Legalkan Daging Anjing, NU: Melukai Umat Islam dan pada Kompas.com yang berjudul “Pemprov DKI Jakarta Bantah Akan Legalkan Daging Anjing Konsumsi”. Edisi tersebut di analisis karena pada hari yang sama dan waktu yang berdekatan terdapat perbedaan antara pemberitaan tentang upaya pelegalan daging anjing di Jakarta di kedua
media online ini, seperti di Republika Online yang membahas tentang
(17)
5
membahas tentang klarifikasi Pergub tentang pelegalan daging anjing di Jakarta.
2. Rumusan Masalah
Bedasarkan batasan masalah yang dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
a. Bagaimana Republika Online membingkai pemberitaan tentang
upaya pelegalan daging anjing di Jakarta dari segi struktur sintaksis, skrip, retoris dan tematik?
b. Bagaimana Kompas.com membingkai pemberitaan tentang upaya
pelegalan daging anjing di Jakarta dari segi struktur sintaksis, skrip, retoris dan tematik?
c. Bagaimana perbedaan antara Republika Online dan Kompas.com
dalam membingkai pemberitaaan tentang upaya pelegalan daging anjing di Jakarta?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan yang telah penulis rumuskan di atas, ada beberapa tujuan yang ingin penulis capai dari hasil penelitian ini, yaitu :
Untuk mengetahui pembingkaian pemberitaan upaya pelegalan daging anjing di Jakarta pada Republika Online dan Kompas.com.
(18)
2. Kegunaan Penelitian a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan keilmuan komunikasi, khususnya bagi penelitian yang bersifat framing model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. b. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat digunakan oleh praktisi di bidang jurnalistik, seperti wartawan dalam membingkai berita dan juga di harapkan memberi masukan sebagai refrensi tambahan terkait dengan data anlisis yang sama.
D. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Menurut Bagdan dan Taylor penelitian kualitatif adalah “metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa data-data tertulis atau tulisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati.4 Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitin ini adalah analisis framing model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki.
2. Paradigma Penelitian
Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme yang berpandangan bahwa pengetahuan itu bukan hanya merupakan
4
Lexy. J. Meolong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 1999), cet ke-10, h. 3.
(19)
7
pengalaman terhadap fakta, tetapi merupakan hasil konstruksi rasio
subjek yang diteliti..5
Paradigma ini memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi hasil dari konstruksi. Karenanya, konsentrasi analisis pada paradigma konstruksionis adalah menemukan bagaimana peristiwa atau realitas tersebut dikonstruksi, dengan cara apa konstruksi itu dibentuk. Dalam studi komunikasi, paradigma konstruksionis ini seringkali disebut sebagai paradigma produksi atau pertukaran makna.
Paradigma kontruktivis melihat komunikasi bukan sebagai penyebaran pesan dan gagasan, tetapi proses pembentukan individu sebagai anggota dari kebudayaan atau masyarakat. Kemudian paradigma ini melihat juga bahwa pesan adalah kontruksi, melalui interaksi dengan penerima. Pesan disini bukan apa yang dikirimkan, tetapi apa yang dikontruksi dan apa yang di baca. Makna merupakan produk kontruksi dan interaksi antara pengirim dan penerima.
Menurut kaum kontruktivis, berita adalah hasil dari kontruksi sosial dimana selalu melibatkan pandangan, idelogi, dan nilai-nilai dari
wartawan atau media. 6
Berita terkait upaya pelegalan daging anjing di Jakarta merupakan hasil kontruksi dari wartawan sesuai dengan ideologi media masing-masing, seperti pemilihan berita, narasumber, penggunaan kata, pemilihan gambar sampai penyuntingan.
5
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013) hal. 40.
6
Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara, 2002), h. 25.
(20)
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini yaitu pemberitaan upaya pelegalan
daging anjing di Jakarta pada Republika Online dan Kompas.com. Sementara objek dalam penelitian ini adalah pemberitaan tentang upaya pelegalan daging anjing di Jakarta pada edisi yang sama yaitu 30 September 2016
di Republika Online yang berjudul “Ahok akan Legalkan Daging
Anjing, NU: Melukai Umat Islam dan pada Kompas.com yang berjudul “Pemprov DKI Jakarta Bantah Akan Legalkan Daging Anjing Konsumsi”
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : a. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang di gunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan
penginderaan.7 Observasi teks adalah pembagian teks yang diperoleh
ke dalam dua bagian, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah meneliti teks berita upaya pelegalan daging anjing di
Jakarta oleh Republika Online dan Kompas.com, sedangkan data
sekunder adalah data yang mendukung objek penelitian seperti buku dan kepustakaan lainnya.
b. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang
7
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), cet ke-3, h. 115.
(21)
9
diwawancarai.8 Peneliti mengadakan Tanya jawab kepada Bapak
Didi Purwadi selaku Asisten Redaktur Pelaksana Republika Online dan Bapak Heru Margianto selaku News Assistant Managing Editor Kompas.com
c. Dokumentasi
Dokumentasi, peneliti melakukan pengambilan data terkait pemberitaan upaya pelegalan daging anjing di Jakarta pada Republika Online dan Kompas.com pada tanggal 30 September 2015.
5. Sumber Data
Untuk memperoleh data-data yang lengkap dan akurat, penulis menggunakan data primer dan data sekunder.
a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari narasumber
melalui observasi dan wawancara yang dilakukan oleh penulis di lapangan.
b. Data sekunder adalah data yang penulis peroleh dari sumber
-sumber tertulis seperti yang terdapat dalam buku, jurnal, dokumentasi atau arsip-arsip dan literatur lainnya yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Data sukender tidak hanya tulisan tetapi juga berupa data yang diperoleh oleh informan yang mengetahui informasi tentang apa yang diteliti serta mendukung penelitian tersebut.
6. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data framing. Secara sederhana analisis framing dapat digambarkan sebagai analisis untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, aktor, kelompok, atau apa saja)
8
(22)
di bingkai oleh media. Pembingkaian tersebut tentu saja melalui proses kontruksi. Di sini realitas sosial di maknai dan di kontruksi dengan makna
tertentu. Peristiwa di pahami dengan bentukan tertentu.9
Model analisis framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki membagi perangkat framing ke dalam 4 struktur golongan besar. Keempat pendekatan tersebut dapat digambarkan ke dalam bentuk skema sebagai berikut :
Tabel 1.1
Perangkat Framing Pan dan Kosicki
Struktur Perangkat Framing Unit yang diamati SINTAKSIS :
Cara wartawan menyusun fakta
Skema berita Headline, Lead,
Latar Informasi, Kutipan
Sumber, Pernyataan, Penutup. SKRIP :
Cara wartawan mengisahkan fakta
Kelengkapan berita 5W + 1H
TEMATIK :
Cara wartawan menulis fakta
Detail
Maksud kalimat berhubungan
Paragraf, Proporsi
9
(23)
11
Nominalisasi antar kalimat Koherensi
Bentuk kalimat Kata ganti RETORIS :
Cara wartawan menekakan fakta
Leksikon Grafis
Metafora, Pengadaian
Kata,
Gambar/Foto, Grafik
E. Tinjauan pustaka
1. Analisis Framing Isu Tentang Kondisi Partai Islam Pada Surat Kabar
Nasional Media Indonesia Dan Republika yang ditulis oleh Arfian Fahri Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013. Dalam penelitian tersebut membahas tentang bagaimana pembingkaian Tentang Kondisi Partai Islam Pada Surat Kabar Nasional Media Indonesia Dan Republika. Kesimpulan dari penelitian Arfian Fahri terdapat perbedaan dalam mengkonstruk berita, terlihat dari penggunaan strategi pengemasan pesan yang berbeda pada berita yang dibuat. Media Indonesia melihat peristiwa tentang kondisi partai Islam dari hasil survey oleh Lingkaran Survey Indonesia yang mengatakan bahwa suara partai Islam lebih rendah dibanding partai Nasionalis, sedangkan Republika oleh Lembaga Survey Nasional yang mengatakan partai Islam lebih bersih daripada partai Nasionalis. Persamaan skripsi ini keduanya menggunakan metode analisis framing dengan model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Perbedaannya terletak pada pembahasan jenis
(24)
berita yang di analisis, Arfian Fahri membahas tentang kondisi partai
sedangkan peneliti membahas berita tentang pelegalan daging anjing.10
2. Analisis Framing Konflik Muslim Rohingnya Pada Harian Republika
yang di tulis oleh Suci Rohmayni Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013. Dalam penelitian tersebut membahas tentang bagaimana pengemasan berita tentang konflik Muslim Rohingnya pada Harian Republika. Kesimpulan dari penelitian ini Republika mengemas berita konflik Muslim Rohingya sebagai tindakan kekerasan yang melanggar hak asasi manusia dan frame Republika memposisikan pemerintah Myanmar sebagai pelaku kekerasan dan Muslim Rohingya sebagai korban dari tindakan pemerintah Myanmar tersebut. Persamaan skripsi ini dalam proses penelitiannya sama-sama meneliti suatu berita. Perbedaannya terletak pada metodologi penelitiannya Suci Rohmayni menggunakan metode analisis framing dengan model Robert N. Entman sedangkan peneliti menggunakan metode analisis framing dengan model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki dan Suci Rohmayni hanya meneliti satu surat kabar sedangkan peneliti membandingkan berita dari
dua surat kabar.11
3. Bingkai Pemberitaan Penyergapan Terorisme Ciputat (Studi Komparasi
Berita di Liputan6.com dan Tempo.co) di tulis oleh Aji Sasongko Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2015. Dalam penelitian tersebut membahas tentang bagaimana pembingkaian
10
Arfian Fahri, “Analisis Framing Isu Tentang Kondisi Partai Islam Pada Surat Kabar Nasional Media Indonesia Dan Republika”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013).
11
Suci Rohmayni “Analisis Framing Konflik Muslim Rohingnya Pada Harian Republika”,
(Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013).
(25)
13
Pemberitaan Penyergapan Terorisme Ciputat di Liputan6.com dan Tempo.co. Kesimpulan dari penelitian Aji Sasongko perbandingan bingkai pada kedua media ini yaitu Liputan 6.com memberitakan peggerebekkan tersebut harus diapresiasi , bingkai tersebut di dukung dengan pernyataan Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso walaupun tindakan Polri tidak sempurna namun tetap di apresiasi, sedangkan Tempo.co dalam pemberitaannya sangat tidak menyetujui dengan apa yang dilakukan Densus 88 Antiteror. Persamaan skripsi ini dalam proses penelitiannya membandingkan berita dari dua surat kabar yang berbeda. Perbedaannya terletak pada pembahasan jenis berita yang di analisis, Aji Sasongko membahas tentang Penyergapan Terorisme Ciputat sedangkan peneliti membahas berita tentang upaya pelegalan daging anjing di
Jakarta.12
4. Pembingkaian Berita Mengenai Krisis Toleransi Antar Umat Beragama
di Harian Republika (Analisis Framing Berita Tentang Izin Pendirian Rumah Ibadah) di tulis oleh Wandita Gita Swasti Universitas Indonesia 2010. Kesimpulan dari skripsi ini membahas tentang krisis toleransi antarumat beragama merupakan kemerosotan rasa toleransi yang dimiliki masing-masing umat beragama, yang berwujud konflik, kekerasan, penyerangan, hingga sudah tidak memiliki rasa menghormati agama lain. Persamaan skripsi ini dalam proses penelitiannya menggunakan teknik analisis framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Perbedaannya terletak pada jumlah berita yang di analisis,
12
Aji Sasongko “Bingkai Pemberitaan Penyergapan Terorisme Ciputat (Studi Komparasi Berita di Liputan6.com dan Tempo.co)” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015).
(26)
Wandita Gita Swasti hanya meneliti satu berita dari satu surat kabar
sedangkan peneliti membandingkan berita dari dua surat kabar.13
5. Analisis Framing Pemberitaan Bakso Oplosan Pada Portal Berita
Republika Online dan Kompas.com di tulis oleh Sonata Batoan
Sehaputra Manurung. Kesimpulan dari Jurnal ini adalah Ideologi media memberikan dampak yang berbeda pada masing-masing media. Seperti
Republika Online yang di dirikan oleh cendikiawan muslim Nampak
mengkontruksi peristiwa hanya bedasarkan ideologi keislaman, sedangkan Kompas.com yang memiliki misi untuk menghadirkan informasi bagi setiap kalangan pembaca, terlihat lebih umum dalam membingkai pemberitaan. Persamaan jurnal ini dengan skripsi peneliti dalam proses penelitiannya menggunakan teknik analisis framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki, selain itu mengambil berita dari media online yang sama yaitu Republika dan Kompas. Perbedaan jurnal ini dengan skripsi peneliti terletak pada pembahasan jenis berita yang di analisis, Sonata Batoan Sehaputra Manurung membahas berita tentang Analisis Framing Pemberitaan Bakso Oplosan Pada Portal Berita
Republika Online dan Kompas.com, sedangkan peneliti membahas
berita tentang upaya pelegalan daging anjing di Jakarta.14
13
Wandita Gita Swasti “Pembingkaian Berita Mengenai Krisis Toleransi Antar Umat
Beragama di Harian Republika (Analisis Framing Berita Tentang Izin Pendirian Rumah Ibadah)”
(Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Depok 2010).
14
Sonata Batoan Sehaputra Manurung “Analisis Framing Pemberitaan Bakso Oplosan Pada Portal Berita Republika Online dan Kompas.com” (eJournal Ilmu Komunikasi,3, (1) 2015, hal. 443-457). ejournal.an.fisip-unmul.ac.id di akses pada 25 Juni 2016 pukul 19.05.
(27)
15
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembatasan skripsi ini, secara sistematis penulisannya dibagi kedalam lima bagian, yaitu :
BAB I : Pendahuluan, berupa latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II : Kerangka Teori yaitu berupa teori kontruksi sosial media massa, konsep framing model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki, konseptualisasi berita, dan tinjauan Islam tentang hukum daging anjing.
BAB III : Gambaran Media yaitu berupa profil Republika online dan Kompas.com yaitu berupa sejarah singkat, visi dan
misi, struktur organisasi, kanal Republika online dan
Kompas.com. dan pemberitaan tentang upaya pelegalan daging anjing dijakarta tanggal 30 September 2015 di Republika online dan Kompas.com.
BAB IV: Analisis temuan teks dan interpretasi yaitu berupa pembingkaian berita upaya pelegalan daging anjing di
Jakarta pada Republika online dari empat struktur
analisis framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki (sintaksis, skrip, tematik, retoris),, pembingkaian berita upaya pelegalan daging anjing di Jakarta pada Kompas.com dari empat struktur analisis framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki (sintaksis, skrip, tematik, retoris), Perbandingan bingkai pemberitaan
(28)
upaya pelegalan daging anjing di Jakarta di Republika Online dan Kompas.com dan interpretasi.
BAB V : Penutup yaitu berupa kesimpulan dan saran dari penelitian yang dilakukan.
(29)
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Teori Kontruksi Sosial Media Massa
Istilah konstruksi sosial atas realitas menjadi terkenal semenjak diperkenalkan oleh Peter L Berger dan Thomas Luckmann. Ia menggambarkan proses sosial melalui tindakan dan interaksinya, yang mana individu menciptakan secara terus menerus suatu realitas yang dimiliki dan
dialami bersama secara subjektif.1
Teori dan pendekatan kontruksi sosial atas realitas terjadi secara simultan melalui tiga proses sosial, yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Tiga proses ini terjadi di antara individu satu dengan individu lainnya dalam masyarakat.
Pertama, pada tahap ekternalisasi ini berlangsung ketika produk sosial tercipta di dalam masyarakat, kemudian individu mengekternalisasikan (penyesuaian diri) ke dalam dunia sosiokulturalnya sebagai bagian dari
produk manusia.2 Ekternalisasi merupakan tahap yang sangat mendasar yang
terjadi dari proses interaksi antara individu dengan masyarakat.
Kedua, pada tahap obyektivasi produk sosial terjadi dalam dunia intersubyektif masyarakat yang dilembagakan. Pada tahap ini sebuah produk
sosial berada pada proses institusionalisasi.3 Hal ini berlangsung tanpa harus
1
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Dikursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat (Jakarta: Kencana, 2007), cet ke-4, h. 188.
2
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Dikursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, hal. 194.
3
Burhan Bungin, Kontruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana prenada media group, 2008), cet ke-1, hal. 16
(30)
saling berinterksi artinya, objektivasi dapat terjadi melalui penyebaran opini yang berkembang pada masyarakat tanpa harus terjadi tatap muka antarindividu.
Ketiga, pada tahap internalisasi dalam arti umum merupakan dasar pertama, bagi pemahaman mengenai ‘sesama saya’ yaitu pemahaman individu dan orang lain. Kedua, bagi pemahaman mengenai dunia sebagai
sesuatu yang maknawi dari kenyataan sosial.4 Lebih merupakan penyerapan
kembali dunia obyektif ke dalam kesadaran sehingga subyektif individu dipengaruhi oleh struktur dunia sosial.
Posisi “konstruksi sosial media massa” adalah mengoreksi substansi kelemahan dan melengkapi “konstruksi sosial atas realitas”, dengan menempatkan seluruh kelebihan media massa dan efek media pada keunggulan “kontruksi sosial media massa” atas “kontruksi sosial atas relitas”. Namun proses simultan yang digambarkan di atasa tidak bekerja secara tiba-tiba, namun terbentuknya proses tersebut melalui beberapa tahap penting. Dari konten kontruksi media massa, proses kelahiran kontruksi sosial media massa melalui tahap-tahap sebagai berikut: (a) tahap menyiapkan materi kontruksi; (b) tahap sebaran kontruksi; (c) tahap pembentukan
kontruksi; (d) tahap konfirmasi.5
a. Tahap Menyiapkan Materi Produksi
Menyiapkan materi kontruksi sosial media massa adalah tugas redaksi media massa, tugas itu di distribusikan pada desk editor yang ada disetiap media massa. Masing-masing media memiliki desk yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan visi suatu media. Isu-isu penting penting
4
Burhan Bungin, Kontruksi Sosial Media Massa, hal. 19
5
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma, dan Dikursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, h. 207.
(31)
19
setiap hari menjadi fokus media massa, terutama yang berhubungan tiga hal, yaitu kedudukan (tahta), harta, dan perempuan. Fokus pada kedudukan termasuk juga adalah persoalan jabatan, pejabat, dan kinerja birokrasi dan layanan publik. Sedangkan yang berhubungan dengan harta menyangkut persoalan korupsi dan sebagainya. Masalah perempuan menyangkut aurat, wanita cantik dan segala macam aktivitas mereka, terutama yang berhubungan dengan kekuasaan dan harta.
Selain tiga hal itu juga ada fokus-fokus lain, seperti informasi yang sifatnya menyentuh perasaan banyak orang, yaitu persoalan-persoalan sensulitas, maupun kengerian. Sensivitas menyangkut persoalan-persoalan sensitif di masyarakat, seperti isu-isu yang meresahkan masyarakat atau agama tertentu. Sensualitas, yaitu yang berhubungan dengan seks, aurat, syahwat, maupun aktivitas yang berhubungan dengan objek-objek itu,
sampai dengan masalah-masalah pornomedia.6
b. Tahap Sebaran Kontruksi
Sebaran kontruksi media massa dilakukan melalui strategi media massa. Konsep konkret strategi media massa masing-masing media berbeda, namun prinsip utamanya adalah real time. Media elektronik memiliki konsep real-time yang berbeda dengan media cetak. Karena sifat-sifatnya yang langsung (live), maka yang dimaksud dengan real-time oleh media elektronik adalah seketika di siarkan, seketika itu juga pemberitaan sampai kepemirsa atau pendengar.
Namun bagi varian-varian media cetak, yang dimaksud dengan real-time terdiri dari beberapa konsep hari, minggu atau bulan, seperti terbitan
6
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikas: Teori, Paradigma, dan Dikursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, h. 209.
(32)
harian, terbitan mingguan atau terbitan beberapa mingguan atau bulanan. Walaupun media cetak memiliki konsep real-time yang sifatnya tertunda, namun konsep aktualitas menjadi pertimbangan utama sehingga pembaca merasa tepat waktu memperoleh berita tersebut.
Prinsip dasar dari sebaran kontruksi sosial media massa adalah semua informasi harus sampai pada pemirsa atau pembaca secepatnya dan setepatnya bedasarkan pada agenda media. Apa yang dipandang penting
oleh media, menjadi penting pula bagi media atau pembaca.7
c. Pembentukan Kontruksi Sosial
1. Tahap pembentukan kontruksi realitas
Tahap selanjutya setelah sebaran kontruksi, dimana pemberitaan telah sampai pada pembaca dan pemirsanya, yaitu terjadi pembentukan kontruksi di masyarakat melalui tiga tahap yang berlangsung secara. Pertama, kontruksi realitas pembenaran dan
kedua, kesediaan dikontruksi oleh media massa, dan ketiga sebagai
pilihan konsumtif.
Tahap pertama adalah kontruksi pembenaran sebagai suatu bentuk kontruksi pembenaran sebagai suatu bentuk kontruksi di media massa yang terbangun di masyarakat yang cenderung membenarkan apa saja yang ada (tersaji) di media massa sebagai sebuah realitas kebenaran. Dengan kata lain, informasi media massa sebagai otoritas sikap untuk membenarkan sebuah kejadian.
Tahap kedua adalah kesediaan di kontruksi oleh media massa, yaitu sikap generik dari tahap yang pertama. Bahwa pilihan seseorang
7
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Dikursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, h. 212.
(33)
21
untuk menjadi pembaca dan pemirsa media massa adalah karena pilihannya untuk bersedia pikiran-pikirannya di kontruksi oleh media.
Tahap ketiga adalah menjadikan konsumsi media massa sebagai pilihan konsumtif. Media massa adalah bagian kebisaan hidup yang tak bisa dilepaskan. Tanpa hari, tanpa menonton televisi, tanpa hari, tanpa membaca koran. Pada tingkat tertentu, seseorang merasa tak mampu beraktivitas apabila ia belum membaca koran atau menonton televisi pada hari itu.
2. Pembentukan Kontruksi Citra
Pembetukan kontruksi citra adalah bangunan yang diinginkan oleh tahap kontruksi. Dimana bangunan kontruksi citra yang dibangun oleh media massa ini terbentuk dalam dua model: (1) model good news. Model good news adalah sebuah kontruksi yang cenderung mengkontruksi suatu pemberitaan sebagai pemberitaan yang baik. Pada model ini objek pemberitaan dikontruksi sebagai sesuatu yang memiliki citra baik sehingga terkesan lebih baik dari sesungguhnya kebaikan yang ada pada objek itu sendiri. Sedangkan model bad news adalah sebuah kontruksi yang cenderung mengkontruksi kejelekan atau cenderung memberi citra buruk pada objek pemberitaan sehingga terkesan lebih jelek, lebih buruk, lebih jahat dari sesungguhnya.
Setiap pemberitaan (di sadari atau tidak oleh media massa) memiliki tujuan-tujuan tertentu dalam model pencitraan di atas. Jadi, umpamanya pada kasus pemberitaan kriminal, maka model bad news
(34)
menjadi tujuan akhir. Dimana terbentuknya citra buruk sebagai
penjahat, koruptor, terdakwa, maupun buronan.8
d. Tahap Konfirmasi
Konfirmasi adalah tahapan ketika media massa maupun pembaca dan pemirsa memberi argumentasi dan akuntabilitas terhadap pilihannya untuk terlibat dalam tahap pembentukan kontruksi. Bagi media, tahapan ini perlu sebagai bagian untuk memberi argumentasi terhadap alasan-alasannya kontruksi sosial. Sedangkan bagi pemirsa dan pembaca, tahapan ini juga sebagai bagian untuk menjelaskan mengapa ia terlibat dan bersedia hadir dalam proses kontruksi sosial.
Alasan-alasan yang sering digunakan dalam konfirmasi ini adalah umpamanya; (a) kehidupan modern menghendaki pribadi yang selalu berubah dan menjadi bagian dari produksi media massa. Pribadi-pribadi yang jauh dari media massa akan menjadi pribadi yang kehilangan informasi, karena itu ia terlambat untuk merebut kesempatan dan berubah. (b) kedekatan dengan media massa adalah life style orang modern, dimana orang modern sangat menyukai popularitas, terutama sebagai subjek media massa itu sendiri. (c) media massa walaupun memiliki kemampuan mengkontruksi realitas media bedasarkan subjektivitas media, namun kehadiran media massa dalam kehidupan seseorang merupakan sumber pengetahuan tanpa
batas yang sewaktu-waktu dapat diakses.9
8
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Dikursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, h. 213.
9
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma, dan Dikursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, h. 216.
(35)
23
B. Analisis Framing dan Framing Model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki
1. Konsep Framing
Dalam perspektif komunikasi, analisis framing dipakai untuk
membedah cara-cara atau ideologi media saat merekontruksi fakta. Analisis ini mencermati strategi seleksi, penonjolan dan pertautan fakta kedalam berita agar lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti atau lebih diingat, untuk menggiring interprestasi khalayak sesuai prespektifnya. Dengan kata lain, framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu atau berita. Cara pandang pada prespektif itu akhirnya menentukan fakta apa yang diambil , bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, serta hendak dibawa kemana
berita tersebut. 10
Framing merupakan metode penyajian realitas dimana kebenaran tentang suatu kejadian tidak di ingkari secara total, melainkan dibelokkan secara halus, dengan memberikan penonjolan terhadap aspek-aspek tertentu, dengan menggunakan istilah-istilah yang mempunyai konotasi tertentu, dan dengan bantuan foto, karikatur, dan alat ilustrasi lainnya. Dengan kata lain bagaimana realitas dibingkai,
dikontruksi dan dimaknai oleh media.11
Robert Entman melihat framing dalam dua dimensi besar: seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek realitas. Kedua faktor
10
Mohammad Zamroni , Filsafat Komunikasi : Pengantar Ontologis, Epistimologis, Aksiologis , (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009) , cet ke-1, h. 96
11
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana prenada media group) cet ke-4, h. 253.
(36)
ini dapat lebih mempertajam framing berita melalui seleksi isu yang layak ditampilkan dan penekanan isi beritanya. Prespektif wartawanlah yang akan menentukan fakta yang dipilihnya, ditonjolkannya, dan dibuangnya. Di balik semua ini, pengambilan keputusan tentu melibatkan nilai dan ideologi para wartawan yang terlibat dalam proses
produksi sebuah berita. 12
William Gamson dan Andre Modigliani menganggap framing sebagai cara bercerita atau gugusan ide-ide yang tersusun sedemikian rupa dan menghadirkan kontruksi makna dari peristiwa yang berkaitan dengan suatu wacana. Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Cara pandang itu akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan dan kemana arah berita tersebut. Cara pandang inilah yang disebut Gamson dan Modigliani sebagai kemasan (package). Package ini merupakan rangkaian ide yang menunjukan isu apa yang dibicarakan
dan peristiwa mana yang relevan. 13
Sedangkan Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki mengoperasionalisasikan empat dimensi struktural teks berita sebagai perangkat framing, yaitu sintaksis, skrip, tematik dan retoris. Model framing ini berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame yang berfungsi sebagai pusat organisasi ide. Frame merupakan suatu ide yang dihubungkan dengan elemen yang berbeda dalam teks berita, kutipan
12
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja rosdakarya t, 2001), cet ke-1, h. 163.
13
(37)
25
sumber, latar informasi, pemakaian kata atau kalimat tertentu ke dalam
teks secara keseluruhan.14
Jadi, analisis framing merupakan analisis untuk mengkaji pembingkaian realitas (peristiwa, individu, kelompok, dan lain-lain) yang dilakukan media. Pembingkaian tersebut merupakan proses kontruksi, yang artinya realitas dimaknai dan di rekontruksi dengan cara dan makna tertentu. Framing digunakan media untuk menonjolkan atau memberi penekanan aspek tertentu sesuai kepentingan media. Akibatnya, hanya bagian tertentu saja yang lebih bermakna, lebih diperhatikan, lebih dianggap penting, dan lebih mengena dalam pikiran
khalayak.15
2. Framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki
Dalam skripsi ini penulis menggunakan framing model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Model ini berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame yang berfungsi sebagai pusat dari organisasi ide. Framing didefinisikan sebagai proses membuat suatu pesan lebih menonjol,mendapatkan informasi lebih pada yang lain, sehingga khalayak lebih tertuju pada pesan tersebut.
Menurut Pan dan Kosicki ada dua konsepsi dari framing yang saling berkaitan. Pertama, dalam konsepsi psikologi. Framing dalam konsepsi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang memproses informasi dalam dirinya. Framing berkaitan dengan struktur dan proses kognitif, bagaimana seseorang mengolah sejumlah informasi dan ditunjukkan dalam skema tertentu. Framing disini dilihat sebagai
14
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, h. 175.
15
(38)
penempatan informasi dalam suatu konteks yang unik/khusus dan menempatkan elemen tertentu dari suatu isu dengan penempatan yang lebih menonjol dalam kognisi seseorang.
Kedua, konsepsi Sosiologis. Dalam konsep ini lebih melihat pada bagaimana konstruksi sosial atas realitas. Dipahami sebagai proses bagaimana seseorang mengklasifikasikan, mengorganisasikan, dan menafsirkan pengalaman sosialnya untuk realitas menjadi teridentifikasi, dipahami, dan dapat dimengerti karena sudah dilabeli dengan label tertentu.16
Wartawan atau media menonjolkan pemaknaan atau penafsiran mereka atas suatu peristiwa melalui strategi kata, kalimat, lead, hubungan antarkalimat, foto, grafik, dan perangkat lain unuk membantu dirinya mengungkapkan pemkanaan mereka sehingga dapat dipahami oleh pembaca.
Dalam pendekatan framing model Pan dan Kosicki, perangkat framing dapat dibagi ke dalam empat struktur. Pertama, struktur sintaksis, bagaimana wartawan menyusun peristiwa atau pernyataan,. Kedua, struktur skrip, bagaimana wartawan mengisahkan atau menceritakan peristiwa ke dalam bentuk berita. Ketiga, struktur tematik, bagaimana wartawan mengungkapkan pandangannya atas peristiwa ke dalam proposisi, kalimat atau hubungan antar kalimat yang membentuk teks secara keseluruhan, melihat pemahaman itu diwujudkan kedalam bentuk
16
Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara, 2002) , h. 291.
(39)
27
yang lebih kecil. Keempat, struktur retoris, bagaimana wartawan
menekankan fakta.17
Tabel 2.1
Perangkat FramingPan dan Kosicki
Struktur Perangkat Framing Unit yang diamati SINTAKSIS :
Cara wartawan menyusun fakta
Skema berita Headline,
Lead, Latar Informasi, Kutipan Sumber, Pernyataan, Penutup. SKRIP :
Cara wartawan mengisahkan fakta
Kelengkapan berita 5W + 1H
TEMATIK :
Cara wartawan menulis fakta`
Detail
Maksud kalimat berhubungan Nominalisasi antar kalimat Koherensi Bentuk kalimat Kata ganti Paragraf, Proporsi RETORIS :
Cara wartawan menekakan
Leksikon Grafis Kata, Gambar/Foto, 17
(40)
fakta Metafora, Pengadaian Grafik
Keempat struktur tersebut merupakan rangkaian yang dapat menunjukan framing dari suatu media. Kecenderungan atau kecondongan wartawan dalam memahami suatu peristiwa dapat diamati dari keempat struktur tersebut, yaitu:
a. Sintaksis
Sintaksis adalah susunan kata atau frase dalam kalimat. Dalam wacana berita, sintaksis merujuk pada pengertian susunan dan bagian berita (headline, lead, latar informasi, sumber, dan penutup) dalam satu kesatuan teks berita secara keseluruhan. Elemen sintaksis memberi petunjuk yang berguna tentang bagaimana wartawan memaknai peristiwa dan hendak kemana berita tersebut akan dibawa.
Headline merupakan aspek sintaksis dan wacana berita dengan tingkat kemenonjolan yang tinggi yang menunjukkan kecenderungan berita. Pembaca cenderung lebih mengingat headline yang di pakai di bandingkan bagian berita. Headline di gunakan untuk menunjukkan bagaimana wartawan mengkonstruksi suatu isu, seringkali dengan menekankan makna tertentu lewat pemakaian tanda tanya untuk menunjukkan sebuah perubahan dan tanda kutip untuk menunjukkan adanya jarak perbedaan.
Lead adalah perangkat sintaksis lain yang sering digunakan. Lead yang baik umumnya memberikan sudut pandang dari berita, menunjukkan perspektif tertentu dari peristiwa yang diberitakan.
Latar merupakan bagian berita yang dapat memengaruhi makna yang ingin ditampilkan wartawan. Latar yang dipilih ke arah mana pandangan khalayak hendak dibawa. Latar umumnya ditampilkan di
(41)
29
awal sebelum pendapat wartawan yang sebenarnya muncul dengan maksud mempengaruhi dan memberi kesan bahwa pendapat wartawan sangat beralasan. Karena itu latar membantu menyelidiki bagaimana seseorang memberi pemaknaan atas suatu peristiwa.
Kutipan sumber, dalam bagian penulisan berita di maksudkan untuk membangun objektivitas-prinsip keseimbangan dan tidak memihak. Bagian ini juga menekankan bahwa apa yang ditulis oleh wartawan bukan pendapat wartawan semata, melainkan pendapat dari orang yang mempunyai otoritas tertentu. pengutipan sumber ini menjadi perangkat framing atas tiga hal. Pertama, mengklaim validitas atau kebenaran dari pernyataan yang dibuat dengan mendasarkan diri pada klaim otoritas akademik. Kedua, menghubungkan poin tertentu dari pandangannya kepada pejabat yang berwenang. Ketiga, mengecilkan pendapat atau pandangan tertentu yang di hubungkan dengan kutipan atau pandangan mayoritas sehingga pandangan
tersebut tampak sebagai menyimpang.18
b. Skrip
Skrip melihat bagaimana strategi bercerita atau bertutur yang dipakai wartawan dalam mengemas peristiwa. Menulis berita dapat di samakan, dalam taraf tertentu, dengan seorang yang menulis novel atau kisah fiksi lain. Perbedaannya bukan terletak pada cara bercerita, melainkan fakta yang dihadapi. Karenanya peristiwa diramu dengan mengaduk unsur emosi, menampilkan peristiwa tampak sebagai sebuah kisah dengan awal, adegan, klimaks dan akhir
18
(42)
Bentuk umum dari struktur skrip ini adalah pola 5 W + 1 H – who, what, when, where, why, how. Meskipun pola ini tidak selalu dapat dijumpai dalam setiap berita yang ditampilkan, kategori informasi ini yang diharapkan diambil oleh wartawan untuk dilaporkan. Unsur kelengkapan berita ini dapat menjadi penanda framing yang penting. Misalnya, wartawan menulis mengenai demonstrasi mahasiswa, di beritakan mahasiswa melempar aparat keamanan sehingga puluhan aparat luka-luka. Taruhlah dalam berita
itu ada unsur who (mahasiswa), what (pelemparan batu), where
(tempat kejadian), when (tanggal kejadian), dan how (bagaimana kronologi pelemparan batu), tetapi dalam berita itu tidak ada unsur why (mengapa mahasiswa melempar) maka makna berita itu akan menjadi lain. Dengan cara bercerita semacam ini khalayak di suguhi informasi bahwa mahasiswa berbuat anarkis, atau pelemparan tersebut menyebabkan bentrokan demonstrasi. Tetapi jika dalam berita tersebut ada unsur why, makna yang ditekankan kepada publik adalah mahasiswa melepar batu karena terdesak oleh aparat, dan mahasiswa menggunakan batu hanya sebagai sarana pertahanan menghadapi
kekerasan aparat.19
c. Tematik
Struktur tematik berhubungan dengan bagaimana fakta itu ditulis. Bagaimana kalimat dipakai, bagaimana menempatkan dan menulis sumber ke dalam teks berita secara keseluruhan. Kalau struktur sintaksis berhubungan dengan pernyataan bagaimana peristiwa itu
19
(43)
31
dibuat oleh wartawan. Maka struktur tematik berhubungan dengan bagaimana fakta itu ditulis.
Dalam menulis berita, seorang wartawan mempunyai tema tertentu atas suatu peristiwa. Ada beberapa elemen yang dapat diamati dari perangkat tematik ini. Di antaranya adalah koherensi, merupakan pertalian atau jalinan antarkata, proposisi atau kalimat. Dua buah kalimat proposisi yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan dengan menggunakan koherensi, sehingga fakta yang tidak berhubungan sekalipun menjadi berhubungan ketika seseorang menghubungkannya.
Terdapat tiga macam koherensi. Pertama, koherensi sebab-akibat. Kalimat satu dipandang akibat atau sebab dari proposisi lain. Di tandai dengan penggunaan kata hubung “sebab” atau “karena”. Kedua, koherensi penjelas. Kalimat yang satu dilihat sebagai penjelas kalimat lain. Pemakaian kata hubung “dan” atau “lalu”. Ketiga, koherensi pembeda. Kalimat satu dipandang kebalikan atau lawan dari kalimat lain. Biasanya menggunakan kata hubung “dibandingkan” atau
“sedangkan”.20
d. Retoris
Struktur ini dari wacana berita menggambarkan pilihan gaya atau kata yang dipilih oleh wartawan untuk menekankan arti yang ingin ditonjolkan oleh wartawan. Struktur retoris dari wacana berita juga menunjukkan kecenderungan bahwa apa yang disampaikan tersebut adalah suatu kebenaran.
20
(44)
Ada beberapa elemen struktur retoris yang dipakai oleh wartawan.Yang paling penting adalah leksikon, pemilihan, dan pemakaian kata-kata tertentu untuk menandai atau menggambarkan peristiwa. Suatu fakta umumnya terdiri dari beberapa kata yang merujuk pada fakta. Kata “meningggal” misalnya, mempunyai kata lain seperti mati, tewas, gugur, terbunuh, menghembuskan nafas terakhir, dan sebagainya. Dengan demikian pilihan kata yang digunakan tidak semata-mata karena kebetulan, tetapi juga secara ideologis menunjukkan bagaimana pemaknaan seseorang terhadap fakta/realitas. Pilihan kata-kata yang dipakai menunjukan sikap dan ideologi tertentu.
Selain lawan kata, penekanan pesan dalam berita itu juga dapat dilakukan dengan menggunakan unsur grafis. Dalam berita, unsur grafis ini biasanya muncul lewat bagian tulisan yang dibuat lain di bandingkan tulisan lain. Pemakaian huruf tebal, huruf miring, penggunaan garis bawah, huruf yang dibuat dengan ukuran lebih besar. Bagian yang dicetak berbeda adalah bagian yang dipandang penting oleh komunikator, karena ia menginginkan khalayak menaruh bagian lebih pada bagian tersebut.
Elemen grafis itu juga muncul dalam bentuk foto, gambar, dan tabel untuk mendukung gagasan atau untuk bagian lain yang tidak ingin ditonjolkan. Elemen grafik memberikan efek kognitif, ia mengontrol perhatian dan ketertarikan secara intensif dan menunjukan apakah suatu informasi itu dianggap penting dan menarik sehingga harus
difokuskan.21
21
(45)
33
C. Konseptualisasi Pemberitaan 1. Definisi Berita
Mitchel V. Charnley dalam bukunya reporting edisi III (Holt-Reinhart & Wiston, New York, 1975 Halaman 44) menyebutkan: “Berita adalah laporan yang tepat waktu mengenai fakta atau opini yang memiliki
daya tarik atau hal penting atau kedua-duanya bagi masyarakat luas.22
Banyak para ahli lain yang mendefinisikan sebuah berita dengan beragam pendapat. Dari sekian macam pengertian itu, belum ada satu pun definisi yang menjadi patokan secara mutlak. Namun, sebagai pegangan, pengertian berita yang dapat dijadikan patokan secara mutlak. Namun, sebagai pegangan, pengertian berita dapat dikemukakan seperti berikut:
Berita ialah laporan terkini tentang fakta atau pendapat atau ide terbaru yang aktual, benar, penting, atau menarik bagi khalayak dan disebarluskan melalui media masa periodik. Seperti surat kabar, televisi, radio, maupun media online atau internet.
2. Jenis-Jenis Berita
a. Jenis Berita Bedasarkan Jenis Peristiwa
1. Hard News (Berita Berat) yaitu berita tentang peristiwa yang di anggap penting bagi masyarakat baik sebagai individu, kelompok, maupun organisasi.
2. Soft News (Berita Ringan) yaitu berita yang tidak terikat dengan aktualitas namun memiliki daya tarik bagi pemirsa.
3. Intestigative Report (Laporan Penyelidikan atau Investigasi) yaitu jenis berita yang eksklusif. Datanya tidak bisa diperoleh di
22
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi Menjadi Roperter Profesional (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2008), h. 2.
(46)
permukaan, tapi harus dilakukan bedasarkan penyelidikan. Penyajian berita ini membutuhkan waktu lama.
b. Jenis Berita Bedasarkan Sifat Kejadiannya
1. Berita di Duga, artinya peristiwa yang direncanakan atau sudah
diketahui sebelumnya, seperti peringatan hari-hari bersejarah.
2. Berita tak Terduga, artinya peristiwa yang sifatnya tiba-tiba, tidak
direncanakan dan tidak diketahui sebelumnya. Seperti kecelakaan bus atau ledakan bom di suatu gedung.
c. Jenis Berita Bedasarkan Lokasi Kejadian
1. Berita yang terjadi di tempat tertutup (indoor news) yaitu berita
yang jenisnya masuk kategori berita ringan (soft news), karen berita tersebut tidak sampai mengguncangkan perhatian serta tidak menimbulkan dampak yang luas terhadap masyarakat, seperti berita tentang sidang kabinet.
2. Berita yang terbuka (Outdoor News) yaitu berita yang jenisnya
masuk kategori berita berat (hard news) seperti, berita tentang kerusuhan.
d. Jenis Berita Bedasarkan Isinya
Di tinjau dari segi cakupan isinya, berita terdiri dari berita politik, ekonomi, kebudayaan, pendidikan, kriminal, hukum, seni, olahraga,
militer, teknologi dan sebagainya.23
3. Nilai Berita
Nilai berita menjadi suatu ukuran berita atau yang bisa diterapkan yang menentukan berita itu layak untuk diterbitkan atau tidak. Nilai berita tersebut antara lain 24:
23
(47)
35
a. Immediacy, biasa di sebut timelines, artinya terkait dengan kesegaran peristiwa , yang dilaporkan dari apa saja yang terjadi.
b. Proximity, ialah keterdekatan peristiwa dengan pembaca atau pemirsa dengan keseharian hidup mereka. Orang-orang akan tertarik dengan berita yang menyangkut kehidupan mereka.
c. Consequence, berita yang mengubah kehidupan pembaca adalah berita yang mengandung nilai konseluensi.
d. Conflict, peristiwa perang, demostran, atau kriminal merupakan contoh elemen konflik di dalam pemberitaan.
e. Oddity, peristiwa yang tidak bisa terjadi adalah sesuatu yang akan diperhatikan segera oleh masyarakat.
f. Sex, seks kerap menjadi elemen tambahan bagi pemberitaan tertentu, seperti pada berita sports, selebritis dan kriminal.
g. Emotion, elemen emotion itu kadang dinamakan elemen human interest. Elemen ini meyangkutg kisah-kisah yang mengandung kepedihan, kemarahan, simpati, ambisi, cinta, kebencian, kebahagiaan dan humor.
h. Prominence, elemen ini adalah unsur yang menjadikan dasar istilah “names make news”, nama membuat berita. Unsur keterkenalan menjadi incaran pembuat berita.
i. Suspense, elemen ini menunjukan sesuatu yang ditunggu-tunggu, tahap sebuah peristiwa oleh masyarakat. Kisah berita yang menyampaikan fakta tetap merupakan hal yang penting. Kejelasan fakta dituntut masyarakat.
24
Septiawan Santana K, Jurnalisme Komtemporer (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005), h. 18-20.
(48)
j. Progress, elemen ini merupakan elemen perkembangan peristiwa yang ditunggu masyarakat.
D. Tinjauan Islam Tentang Hukum Daging Anjing
Banyak hal yang diharamkan dalam agama Islam salah satu nya adalah mengkonsumsi daging anjing. Bukan hanya haram dikonsumsi memeliharanya pun di larang dalam Islam, kecuali memelihara anjing untuk menjaga binatang ternak dan anjing untuk berburu. Setiap yang Allah perintahkan atau larang pasti terdapat hikmah atasnya. Jika Allah mengharamkan sesuatu pasti terdapat keburukan di dalamnya, jika Allah menghalalkan sesuatu pasti ada kebaikan di dalamnya untuk kelangsungan hidup manusia di bumi ini. Seperti hal nya daging anjing yang diharamkan untuk dikonsumsi, dikarenakan dalam tubuh anjing terdapat cacing pita yang berbahaya bagi kesehatan.
Hewan-hewan buas yang memiliki taring yang digunakan untuk berburu haram untuk dimakan. Makna yang digunakan untuk berburu adalah taringnya di jadikan sebagai alat untuk membunuh. Merobek-robek buruan dan memakannya.
ِﺫ ﱢﻞُﻛ ِﻞْﻛَﺃ ْﻦَﻋ ﻰَﻬَﻧ َﻢﱠﻠَﺳَﻭ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﷲﺍ ﻰﱠﻠَﺻ ِﻪﱠﻠﻟﺍ َﻝﻮُﺳَﺭ ﱠﻥَﺃ ،ُﻪْﻨَﻋ ُﻪﱠﻠﻟﺍ َﻲِﺿَﺭ َﺔَﺒَﻠْﻌَﺛ ﻲِﺑَﺃ ْﻦَﻋ
ﻱ
ِﻉﺎَﺒﱢﺴﻟﺍ َﻦِﻣ ٍﺏﺎَﻧ
Dari Abu Tsa’labah radliyallaahu ‘anhu : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam melarang memakan semua binatang buas yang memiliki taring [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy]24F25
25
Muhammad Fuad Abdul Baqi, Muttafaqun’Alaih Shahih Bukhari Muslim, (Jakarta: Beirut, 2015) cet. 1, hal. 791.
(49)
37
Asal dari sebuah larangan adalah untuk mengharamkan. Maka dari itu, tidak halal memakan daging binatang buas yang bertaring, seperti anjing harimau, babi, serigala. Karena Rasulullah telah melarangnya. Jika seseorang membiasakan diri mengosumsi hal-hal yang seperti itu, maka boleh jadi dia
menyukai permusuhan.26
26
Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin, Halal Haram Dalam Islam. (Jakarta: Ummul Qura, 2014) cet. 1, hal. 508.
(50)
A. Profile Republika Online
1. Sejarah Singkat Republika Online
Republika Online atau yang biasa disebut ROL hadir sejak 17
Agustus 1995, dua tahun setelah Harian Republika terbit. ROL merupakan portal berita yang menyajikan informasi secara teks, audio, dan video, yang terbentuk berdasakan teknologi hipermedia dan hiperteks.
Tujuan utama penerbitan Republika versi internet adalah untuk melayani pembaca yang tidak terjangkau distribusi koran cetak dan untuk pembaca yang berada di luar negeri. Pada fase berikutnya, Republika Online secara bertahap mulai berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi khususnya teknologi informasi. Desain dan berbagai layanan web dan materi beritanya pun lebih diperkaya.
Sejak pertengahan 2008 Republika Online mengalami perubahan besar, dari sekedar situs berita sederhana menjadi web portal multimedia. Perubahan tersebut terjadi sebagai alasan atas munculnya tantangan industri media yang mulai memasuki era konvergensi media. Dalam hal ini Republika dituntut untuk memiliki dan mendistribusikan content medianya dalam format cetak, online dan mobile.
Dengan kemajuan informasi dan perkembangan sosial media, ROL kini hadir dengan berbagai fitur baru yang merupakan percampuran komunikasi media digital. Informasi yang disampaikan diperbaharui secara berkelanjutan yang terangkum dalam sejumlah kanal, menjadikannya sebuah portal berita yang bisa dipercaya. Selain
(51)
39
menyajikan informasi, ROL juga menjadi rumah bagi komunitas. ROL kini juga hadir dalam versi English.
Republika Online, sebagai media online yang lebih mengedepankan informasi keislaman, namun Republika Online tidak selalu menyajikan berita seputar keislaman. Republika Online turut berusaha untuk
memberikan informasi yang berimbang dan akurat.1
2. Visi dan Misi Republika Online2
a. Visi
Menjadikan Harian Umum Republika sebagai koran umat terpercaya dan mengedepankan nilai-nilai universal yang sejuk, toleran dan damai, cerdas dan professional, namun mempunyai prinsip dalam keterlibatannya menjaga persatuan bangsa dan kepentingan umat Islam yang bedasarkan Rahmatan Lil’Alamin.
b. Misi
1. Dalam bidang politik, Republika mendorong demokratis,
optimalisasi lembaga-lembaga negara, partisipasi politik semua lapisan masyarakat, dan pengutamaan kejujuran dan moralitas dalam politik.
2. Dalam bidang ekonomi, keterbukaan dan demokratisasi ekonomi
menjadi kepedulian Republika, mempromosikan profesionalisasi yang mengindahkan nilai-nilai kemanusiaan dan manajemen, menekankan perlunya pemerataan sumber-sumber daya ekonomi, dan mempromosikan prinsip-prinsip etika dan moralitas bisnis.
1
www.republika.co.id/sejarahrepublikaonline diakses pada 20 Maret 2015.
2
(52)
3. Dalam bidang budaya, Republika mendukung sikap yang terbuka dan apresiatif terhadap bentuk-bentuk kebudayaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dari mana pun datangnya. Mempromosikan bentuk-bentuk kesenian dan hiburan yang sehat, mencerdaskan, menghaluskan perasaan, mempertajam kepekaan nurani, serta bersikap kritis terhadap bentuk-bentuk kebudayaan yang cenderung mereduksi manusia dan mengandalkan nilai-nilai kemanusiaan.
4. Dalam bidang agama, Republika mendorong sikap beragama yang
terbuka sekaligus kritis terhadap realitas sosial-ekonomi kontemporer, mempromosikan semangat toleransi yang telus, mengembangkan penafsiran ajaran-ajaran ideal agama dalam rangka mendapatkan pencarian titik temu di antara agama-agama.
5. Bidang hukum, mendorong terwujudnya masyarakat sadar hukum,
menjunjung tinggi supremasi hukum, juga menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM).
3. Struktur Organisasi Republika Online3
Pemimpin Redaksi : Nasihin Masha Wakil Pemimpin Redaksi : Irfan Junaidi Redaktur Pelaksana ROL : Maman Sudiaman Wakil Redaktur Pelaksana ROL : Joko Sadewo
Asisten Redaktur Pelaksana ROL : Didi Purwadi, Djibril Muhammad.
3
(53)
41
Tim Redaksi :
Agung Sasongko, Bayu Hermawan, Bilal Ramadhan, Citra Listya Rini, Damanhuri Zuhri, Erik Purnama Putra, Esthi Maharani,Hazliansyah,A.Syalaby Ichsan, Ilham Tirta, Indira Rezkisari, Israr Itah, Julkifli Marbun, M.Akbar, Taufik Rahman, Winda Destiana Putri, Yudha Manggala Putra, M.Amin Madani, Sadly Rachman, Ririn Liechtiana, Fian Firatmaja, Casilda Amilah, Ani Nursalikah, Angga Indrawan, Dwi Murdaningsih, Nidia Zuraya, Nur Aini, Teguh Firmansyah Tim Sosmed : Fanny Damayanti, Asti Yulia Sundari, Dian
Alfiah, M. Fauzul Abraar, Inarah
Sales Coordinator : Heru Supriyatin
Tim Sales dan Promosi : W.K.Hadi Laga, Rani Kurniasari, Sri Hartini,
Rizka Vardya, Ade Afriyani, Achmad Yani,
Annisha Ravka Batra, Budhi Irianto
Tim IT dan Desain : Mohamad Afif, Mufti Nurhadi, Abdul Gadir,
Nandra Maulana Irawan, Mardiah, Kurnia
Fakhrini
Kepala Support dan GA : Slamet Riyanto Tim Support : Firmansyah Sekred : Erna Indriyanti Rolshop : Riky Romadon PT Republika Media Mandiri
CEO Republika : Mira R Djarot
Direktur Operasional : Arys Hilman Nugraha GM Marketing dan Sales : Yulianingsih Yamin
(54)
4. Kanal Republika Online4
1) Pendidikan
Berita informasi seputar dunia kampus
2) Sepakbola
Memuat berita tentang sepakbola dari berbagai liga di dunia. 3). Senggang
Berisi informasi tentang dunia film, musik hingga yang unik. 4). Otomotif
Memuat informasi tentang dunia mobil, motor dan aksesorisnya. 5). Video
Memuat informasi tentang berita, umat, bincang-bincang, gaya hidup, kuliner dan travelling dan sebagainya.
6). Nasional
Memuat berita politik dan hukum. 7). Olahraga
Berita seputar olahraga raket, basket dan lainnya. 8). Internasional
Memuat informasi global, Palestina-Israel, Timur Tengah, dan Australia Plus.
9). Ekonomi
Berisi informasi tentang keuangan, dan syariah. 10). Trendek
Berisi informasi tentang dunia internet, elektronik, gadget dan aplikasi.
4
(55)
43
11). Gaya hidup
Berita seputar tren, jalan-jalan, kuliner, info sehat, keluarga, cantik, tips, dan konsultasi.
12). English Version
Memuat berita versi bahasa inggris, seperti: National & Regional,
Islam in the Archipelago, general, travelling, resonance,
international, speak out. 13). Komunitas
Berisi informasi tentang galeri komunitas, dan aksi komunitas. 14). ROL To Campus
Berisi seputar kunjungan Republika Online ke berbagai Kampus. 15). ROL To Campus
Berisi seputar kunjungan Republika Online ke berbagai sekolah, seperti: Tim Jurnalistik SMA Se-Jakarta Timur, Tim Jurnalistik SMA/SMK se-DKI Jakarta dan lain sebagainya.
16). Sticker
Memuat informasi tentang Quotation dan tips. 17). Kolom
Berita tentang resonansi dan fokus. 18). Humaira
Membahas seputar dunia fashion, ibu dan anak dan sebagainya. 19). Jurnal Haji
Berita tentang umrah, kabar dari tanah suci, tips haji, konsultasi haji, pengalaman haji dan lain-lain.
20). Khazanah
(56)
21). Inforgrafis
Mengupas berita nasional. 22). Asian Games
Informasi tentang profil bintang. 23). IIMS
Berita seputar otoconcept, garasi dan lainnya. 24). DPD RI
Berita dan foto DPD. 25). In Picture
Memuat berita nasional, internasional dan Jabodetabek.
5. Pemberitaan Tentang Upaya Pelegalan Daging Anjing di Jakarta oleh media Republika Online
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berupaya melegalkan peredaran daging anjing dijakarta dengan upaya penerbitan Peraturan Daerah yang mengatur khusus tentang peredaran daging anjing di Jakarta. Ketua Presidium Kaskus Perempuan Muda NU Susianah Affandy mengganggap apabila peredaran daging anjing di legalkan, maka kebijakan tersebut akan melukai umat Islam, karena pada dasarnya daging anjing haram untuk dikonsumsi. Menurut Susianah Affandy tidak di legalkan saja banyak makanan haram beredar, apalagi dilegalkan dengan
regulasi, akan makin banyak beredar.5
5
(57)
45
B. Profile Kompas.com
1. Sejarah Singkat Kompas.com6
Kompas.com hadir pada tahun 1995 dengan nama Kompas Online.
Kompas Online pada awalnya hanya berperan sebagai edisi internet dari
Harian Kompas. Kemudian tahun 1998 Kompas Online bertransformasi menjadi Kompas.com dengan berfokus pada pengembangan isi, desain, dan strategi pemasaran yang baru. Kompas.com pun memulai langkahnya sebagai portal berita terpercaya di Indonesia. Sepuluh tahun kemudian, yaitu tepatnya tahun 2008 Kompas.com tampil dengan perubahan penampilan yang signifikan. Mengusung ide “Reborn”, Kompas.com membawa logo, tata letak, hingga konsep baru di dalamnya. Menjadi lebih kaya, lebih segar, lebih elegan dan tentunya tetap mengedepankan unsur user-friendly dan advertiser-friendly.
Sinergi ini menjadikan Kompas.com sebagai sumber informasi lengkap, yang tidak hanya menghadirkan berita dalam bentuk teks, namun juga gambar, video, hingga live streaming. Perubahan ini pun mendorong bertambahnya pengunjung aktif Kompas.com di awal tahun 2008 yang mencapai 20 juta pembaca aktif per bulan, dan total 40 juta page views/impression per bulan. Saat ini, Kompas.com telah mencapai 120
juta pageview perbulan. Pada tahun tersebut juga mulai ditampilkan
channel-channel atau kanal-kanal di halaman depan Kompas.com. Kanal-kanal ini didesain sesuai dengan tema berita dan membuat setiap pengelompokan berita memiliki karakter.
6
http://inside.kompas.com/sejarahkompas.com di akses pada 21 Maret 2016 Pukul 19.05
(58)
2. Visi dan Misi Kompas.com7
a. Visi
Menjadi perusahaan terbesar, terbaik, terpadu dan tersebar di Asian Tenggara. Melalui usaha berbasis pengetahuan untuk menciptakan masyarakat terdidik, tercerahkan, menghargai kebhinekaan, adil dan sejahtera.
b. Misi
1. Kompas.com memulai langkahnya sebagai portal berita terpercaya
di Indonesia.
2. Berita yang di tulis secara berani, kritis dan tajam.Lebih kaya,
lebih segar, lebih elegan dan tentunya tetap mengedepankan unsur user-friendly dan advertiser-friendly.
3. Sinergi ini menjadikan Kompas.com sebagai sumber informasi
lengkap, yang tidak hanya menghadirkan berita dalam bentuk teks, namun juga gambar, video, live streaming.
4. Kompas.com juga telah menciptakan komunitas menulis dengan
konsep citizen journalism dalam kompasiana. Setiap anggota
kompasiana dapat mewartakan peristiwa, menyampaikan pendapat dan gagasan serta menyalurkan aspirasi dalam bentuk tulisan, gambar ataupun rekaman audio dan video.
3. Struktur Organisasi Kompas.com8
Group of Digital Management Team
Director : Andy Budiman
7
http://inside.kompas.com/visi&misikompas.com di akses pada 21 Maret 2016 Pukul 19.05
WIB.
8
http://inside.kompas.com/strukturorganisasikompas.com di akses pada 21 Maret 2016 Pukul
(59)
47
Deputy Director : Dhanang Radityo GM HR & GA : M. Trinovita Editorial
Wisnu Nugroho -Editor in Chief
Tri Wahono –News Managing Editor
Agustinus Wisnubrata –News Assistant Managing Editor
J. Heru Margianto –News Assistant Managing Editor
Amir Sodikin –News Assistant Managing Editor
Moh. Latip -Assistant Managing Editor
Jerry Eddie Nurcahyo Hadiprojo –Video Manager
Wicaksono Surya Hidayat -Nextren.com Assistant Managing Editor
Aris Fertonny Harvenda -Otomania.com Assistant Managing Editor
Weshley Hutagalung -Juara.net Editor in Chief
Firzie A. Idris -Juara.net Managing Editor
Jalu Wisnu Wirajati -Juara.net Assistant Managing Editor
Digital Advertising Division
Devie Emza –Sales Manager
Andrew H. Sinaga -Sales Asst Manager
Amalia Nuraini –Marketing Communication Assistant Manager
Business Development Department
Tommy Anugroho –Business Development Assistant Manager
Kompas Karier Department
Naomi Octiva Corthyna Naibaho - Kompas Karier Manager Finance Department
(60)
Technology Division
Ihwan Santoso –Technology Manager
Murfi Abbas Hatumena –Technology Assistant Manager
Yohanes Kartiko Pambudi –Technology Assistant Manager
MH Prio Agung Wibowo –Technology Assistant Manager
Director's Staff
Eberhard Nove Ojong –Digital Media Business Advisor
Romi Dandiawan –Product Management Specialist
Anastasia Angeline K –Secretary to Director & GM
Reporter
Fabian Januarius Kuwado, Robertus Belarminus Goo, Antonius Tjahjo Sasongko, Ferril Dennys Sitorus, Donny Apriliananda, Febri Ardani Saragih, Dian Maharani, Reska Koko Nistanto, Kurnia Sari Azizah, Alsadadrudi, Ihsanuddin, Dani Prabowo, Sakina Rakhma Diah Setiawan, Estu Suryowati, Andri Donnal Putera, Yoga Sukmana, Abba Gabrillin, Ambaranie Nadia Kemala, Wahyu Adityo Prodjo, Jessi Carina, Silvita Agmasari, Yulianus Febriarko, Kahfi Dirga Cahya, Andi Muttya Keteng Pangerang, Tri Susanti Setiawan, Arimbi Ramadhiani, Nabilla Tashandra, Anju Christian, Nugyasa Laksamana, Tulus Muliawan, Ade Jayadiredja, Wisnu Nova, Verdi Hendrawan, Deliusno, Fatimah Kartini Bohang, Yoga Hastyadi Widiartanto, Ridwan Aji Pitoko, Stanley Ravel, Ghulam M. Nayazri.
Photo Editor & Photographer:
Dino Oktaviano Sami Putra, Heribertus Kristianto Purnomo, Roderick Adrian Mozes, Ari Prasetyo
(61)
49
Erwin Kusuma Oloan Hutapea, Dimas Wahyu Trihardjanto, Eris Eka Jaya Administrative & Secretary:
Tania Frederika Titaley, Ira Fauziah, Adinda Dwi Putri. 4. Kanal Kompas.com9
a. Kompas Female
Memuat informasi seputar dunia wanita: tips-tips seputar karir, kehamilan, trik keuangan serta informasi belanja.
b. Kompas Bola
Tempat akurat untuk mengetahui update skor, berita seputar tim dan pertandingan sepak bola.
c. Kompas Health
Berisi tips-tips dan artikel tentang kesehatan, informasi medis terbaru, beserta fitur informasi kesehatan interaktif.
d. Kompas Tekno
Mengulas gadget-gadget terbaru di pasaran, menampilkan review produk dan beragam berita teknologi.
e. Kompas Entertaiment
Menyajikan berita-berita selebriti, ulasan film, musik dan hiburan dalam dan luar negri.
f. Kompas Otomotif
Menampilkan berita-berita seputar kendaraan, trend mobil dan motor terbaru serta tips-tips merawat kendaraan.
g. Kompas Properti
Memuat direktori lengkap properti dan artikel tentang rumah, apartemen serta tempat tinggal.
9
(62)
h. Kompas Image
Menyajikan foto-foto berita berkualitas dalam resolusi tinggi, hasil pilihan editor foto KOMPAS.com
i. Kompas Karir
Kanal yang fungsinya tidak hanya sebagai direktori lowongan kerja, namun juga sebagai one-stop career solution bagi para pencari kerja maupun karyawan.Kompas.com juga telah menciptakan komunitas menulis dengan dengan konsep citizen journalism dalam kompasiana. Setiap anggota kompasiana dapat mewartakan peristiwa, menyampaiakan pendapat dan gagasan serta menyalurkan aspirasi dalam bentuk tulisan, gambar ataupun rekaman audio dan video. Kompasiana juga melibatkan kalangan jurnalis Kompas Gramedia dan para tokoh masyarakat, pengamat serta pakar dari berbagai bidang, keahlian dan disiplin ilmu untuk ikut berbagai informasi, pendapat dan gagasan. Kompasiana, yang setiap hari melahirkan 300 hingga 400 tulisan telah berhasil membangun komunitas jurnalisme warga mencapat 50.000 anggota.
5. Pemberitaan Tentang Pelegalan Daging Anjing di Jakarta oleh media Kompas.com
Dinas Kelautan Pertanian dan Ketahanan Pangan (KPKP) Pemprov DKI Jakarta menyayangkan dan membantah adanya berita tentang pelegalan daging anjing di Jakarta yang terkait dengan rencana peraturan gubernur yang mengatur daging anjing konsumsi. Menurutnya media melebih-lebihkan, padahal belum ada pergubnya sudah bilang melegalkan. Menurut Ketua Bidang Ketahanan dan Kesehatan Hewan Dinas KPKP
(1)
8. Seberapa penting unsur 5w+1h dalam sebuah berita?
Jawaban :
Itu kan nilai standar wajib yang harus ada di setiap berita dalam
prinsip-prinsip jurnalistik itu hal yang harus dituliskan. Itu sangat penting dan bagian
yang tidak bisa di abaikan.
9. Apakah ada ideologi yang menjadi acuan dari wartawan ketika menyusun fakta menjadi sebuah berita di Kompas.com?
Jawaban :
Kebeneran, independensi, objektivitas, tidak berpihak kepada satu
kelompok.Ideologi nya lebih nasionalis, prularis, demokrasi, universalitas,
keberagaman, kemanusiaan.
10. Apakah ada ketentuan khusus ketika menentukan narasumber pemberitaan terkait rencana Ahok mengeluarkan pergub tentang peredaran daging anjing di Jakarta?
Jawaban :
Ketentuannya umum.Pada sebuah peristiwa bukan hanya ini kita menentukan
narasumber pasti kompeten terkait dan kredibel terhadap wacana yang sedang
(2)
11. Bagaimana menentukan narasumber yang bersikap netral?
Jawaban :
Kami melihat orang-orang yang mempunyai cara pandang objektif pada
sebuah peristiwa. Biasanya kalau kita kenal dengan banyak narsumber kita
bisa tau kecondongan orang ini begini, orang itu begitu.Maka terhadap sebuah
peristiwa lalu kita memilih yang benar-benar bisa memberikan pendapat yang
objectif.Kami engga ingin pemberitaan kami itu condong kesini, condong
kesana.Kalaupun condong pada hal tertentu kami ingin condongnya pada
kebenaran.Pada objektivitas sehingga publik dapat mendapatkan informasi
yang benar.
12. Bagaimana pendapat Kompas.com mengenai rencana Ahok ingin menerbitkan Pergub tersebut?
Jawaban :
Kami sih netral-netral aja.Kami tidak dalam posisi mendukung atau tidak
mendukung. Kami hanya menyampaikan apa yang menjadi wacana dan apa
yang kemudian di putuskan oleh Pemprov DKI. Menurut kami sendiri
kebijakan itu bisa baik bisa tidak.bisa baik dalam pengertian itu betul harus di
awasi peredaran rabiesnya ini. Karena kalau tidak ada peraturan yang
(3)
melihat baik.Kami tidak mengambil posisi mendukung atau tidak, kami
melihat ada sesuatu yang positif dari pemberitaan itu.Kami netral.
13. Apakah ada penekanan tertentu sehingga Kompas.com mengarahkan pembaca terhadap satu kesimpulan anatara pro&kontra terhadap pemberitaan rencaa Ahok tersebut?
Jawaban :
Kami menyajikan objective, seluruh pandangan yang menyeluruh terhadap persoalan ini.
Narasumber
(4)
Rabu, 30 September 2015, 10:48 WIB
Ahok akan Legalkan Daging
Anjing, NU: Melukai Umat Islam
Rep: DR Meta Novia/ Red: Erik Purnama Putra
Republika/Yasin Habibi
Anjing (ilustrasi).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berupaya melegalkan peredaran daging anjing di Jakarta. Itu dilakukan dengan upaya penerbitan Peraturan Gubernur (Pergub) yang khusus mengatur tentang peredaran daging anjing di Jakarta.
Ketua Presidium Kaukus Perempuan Muda NU Susianah Affandy mengatakan, dalam Islam pedoman untuk mengonsumsi makanan prinsipnya halalan toyiban. Artinya, makanan yang dikonsumsi harus halal dan baik. "Jadi halal saja tidak cukup. Selain halal harus baik," katanya, Rabu (30/9).
Dia mencontohkan, ayam tiren itu ayamnya halal. Namun, karena mati kemarin ayamnya tidak baik, ayam tiren tak boleh dikonsumsi. "Apalagi daging anjing yang jelas haram, kalau peredaran daging anjing dilegalkan, kebijakan itu akan melukai umat Islam," ujar Susianah.
Logikanya, terang Susianah, tidak dilegalkan saja banyak beredar makanan haram dan tak laik konsumsi. Apalagi, kalau peredaran daging anjing dilegalkan dengan regulasi, akan makin banyak beredar
(5)
Pemprov DKI Jakarta Bantah Akan
Legalkan Daging Anjing Konsumsi
abu, 30 September 2015 | 11:14 WIB JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kelautan Pertanian dan Ketahanan Pangan
(KPKP) Pemprov DKI Jakarta menyayangkan merebaknya opini akan ada pelegalan daging anjing yang terkait adanya rencana peraturan gubernur (pergub) yang
mengatur daging anjing konsumsi.
Pihak Dinas KPKP membantah bahwa pergub tersebut akan dijadikan landasan melegalkan daging anjing konsumsi di Ibu Kota.
"Oh enggak, belum apa-apa, kadang-kadang media melebih-lebihkan. Orang belum ada pergubnya udah bilang melegalkan," kata Kepala Bidang Ketahanan dan Kesehatan Hewan Dinas KPKP Pemprov DKI Jakarta, Sri Hartati
pada Kompas.com, Rabu (30/9/2015).
Menurut Sri, wacana pergub tersebut sebenarnya difokuskan untuk mencegah peredaran rabies di Jakarta. Terlebih, berdasarkan data yang didapat Dinas KPKP, banyak anjing untuk konsumsi dipasok dari kawasan Sukabumi yang merupakan daerah endemik rabies.
"Tujuan utamanya sebenarnya untuk kesehatan, pengendalian penyakit rabies. Itu saja. Yang lain tidak ada ya. Nanti gimana pengaturannya kita akan undang pihak-pihak terkait dari berbagai aspek agar tepat sasaran," lanjut Sri.
Provinsi DKI Jakarta telah bebas dari endemik rabies sejak tahun 2004. Berbagai cara dilakukan untuk mencegah virus rabies kembali masuk ke Ibu Kota. Salah satunya dengan pengadaan vaksinasi pada anjing-anjing di Jakarta.
Belakangan, Pemprov DKI juga akan meningkatkan pencegahan rabies dengan cara menerbitkan pergub yang mengontrol penyebaran daging anjing konsumsi.
Pada kesempatan berbeda, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyatakan untuk mengatur peredaran daging anjing tidak diperlukan pergub
khusus. [Baca: Ahok: Tak Perlu Pergub untuk Awasi Peredaran Anjing Rabies] "Enggak perlu ada pergub. Kemarin kan saya bilang, saya bukan mempersoalkan konsumsi daging anjingnya. Tapi laporan warga banyak anjing rabies dari luar kota masuk ke Jakarta," kata Basuki, di Balai Kota, Rabu (30/9/2015). [Baca: Ahok: Kalau Tiap Hewan Dikasih Pergub, Capek Saya... ]
(6)
Wawancara dengan Bapak Didi Purwadi, Asisten Redaktur Pelaksana ROL pada 9 Mei 2016 di Gedung Republika Online
Wawancara dengan BapakHeru Margianto, News Assistant Managing Editor Kompas.com pada 20 MEI 2016 di Gedung Kompas.com