Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian Desain Penelitian
e. Penganalisaan hasil, analisa item, melihat pola jawaban peninjauan
saran-saran dan sebagainya. f.
Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik, dengan mendasarkan diri pada data yang diperoleh sewaktu uji coba.
Untuk mengetahui faktor-faktor dari tingkat usaha mengatasi kejenuhan latihan pada atlet atletik Kelas Khusus Olahraga KKO dan
Atlet Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar PPLP Daerah Istimewa Yogyakarta, maka disusun angket sebagai instrumen
pengumpulan data. Menurut Sutrisno Hadi 1991: 7-11 ada tiga langkah pokok yang harus diperhatikan dalam menyusun instrumen, yaitu :
1 Mendefinisikan Konstrak
Konstrak atau konsep ubahan yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah kejenuhan. Kejenuhan didefinisikan sebagai implementasai
dari suatu kebosanan terhadap situasi atau kondisi terhadap suatu hal. 2
Menyidik faktor-faktor Langkah ini dimulai dari mendefinisikan pengaruh kejenuhan
dalam latihan terhadap prestasi. Selanjutnya upaya untuk mengatasi kejenuhan tersebut dijadikan faktor dalam penelitian ini.
Menurut Bompa 1994: 27, segala keberhasilan latihan yang dicapai sangat tergantung dari kualitas serta keakraban hubungan antara
atlet dengan pelatihnya, dimana peranan pengarahan harus diperankan oleh pelatih itu sendiri. Suatu proses berlatih dan melatih perlu interaksi antara
38
atlet dan pelatih secara baik dan serasi, sehingga harapan bisa menjadi kenyataan sesuai engan tujuan.
Lebih lanjutnya dinyatakan faktor-faktor kejenuhan timbul dari faktor intrinsik yaitu perasaan jenuh atau bosan yang berasal dari dalam
diri sendiri dan faktor ekstrinsik yaitu perasaan jenuh atau bosan yang berasal dari lingkungan luar.
Menurut Freeman, William H. 1989 Prinsip variasi variety kompleksitasnya latihan dan tingginya tingkat pembebanan dalam latihan
untuk sukses membutuhkan variasi bentuk latihan dan metode latihan agar tidak terjadi kejenuhankebosanan boredome atau basi staleness. Faktor
kebosanan ini akan menjadi kritis apabila kurang bervariasi seperti pada gerakan saja yang secara teknik tidak begitu kompleks terbatas. Faktor
keaktifan, partisipasi sungguh-sungguh. Hal ini mengandung makna bahwa untuk menghasilkan prestasi yang maksimal atlet harus terlihat
secara aktif dalam proses proses yang telah dipilihnya. Faktor ini sering luput dari perhatian atlet dan juga pelatih. Atlet berpartisipasi seara pasif,
hanya mengikuti saja apa yang diperintahkan atau menunggu pemberian motivasi dari pelatih tanpa didasari atas kesungguhan untuk melakukan
latihan bahwa latihan adalah suatu kebutuhan. 3
Menyusun Butir Menurut Sutrisno Hadi 1991: 165,dalam menyusun angket
adalah sebagai berikut: 1
Gunakan kata-kata yang tidak rangkap artinya. 39