I-1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam masa pengembangan Terminal Petikemas Semarang TPKS saat ini, usaha-usaha pembangunan terus dilakukan. Diantaranya yaitu
perpanjangan dermaga, peninggian dermaga dan pengerukan kolam pelabuhan. Pekerjaan pengerukan pada kolam pelabuhan dilakukan untuk
menjaga agar kedalaman kolam pelabuhan sesuai dengan desain kedalaman rencana. Pengukuran kedalaman kolam pelabuhan minimal dilaksanakan
setiap 4 bulan sekali dengan menggunakan alat
echo sounding
. Data yang didapat dari alat
echo sounding
kemudian diolah menjadi peta batimetri seperti pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1. Peta batimetri setelah pengerukan kolam pelabuhan TPKS, 2015
I-2 Berdasarkan peta batimetri pada Gambar 1.1, perencanaan kedalaman
kolam pelabuhan di dermaga Terminal Petikemas Semarang dibagi atas 7 pias yaitu pias A, B, C, D, E, F dan G. Kedalaman pias-pias tersebut mengacu
pada bobot kapal maksimum yang berlabuh di dermaga Terminal Petikemas Semarang yaitu 36.002 DWT
TPKS, 2008
Kedalaman masing-masing pias secara berturut-turut yaitu -9 mLWS, -9 mLWS, -9 mLWS, -9 mLWS, -9
mLWS, -8 mLWS, dan -8 mLWS. Pada pias A, B, C, D, E yang kedalamannya kurang dari -9 mLWS harus dilakukan pengerukan. Sedangkan
untuk pias F dan G yang kedalamannya kurang dari -8 mLWS harus dikeruk. Setelah pekerjaan pengerukan selesai dilaksanakan, maka kontur tanah akan
berubah akibat beda tinggi seperti yang terlihat pada gambar 1.2.
Gambar 1.2. Potongan melintang dermaga sebelum dan sesudah pengerukan
TPKS, 2012 Dari laporan hasil penyelidikan tanah pada pembangunan Terminal
Petikemas Semarang TPKS tahun 2013, diketahui bahwa pada kedalaman ± 0,00 m sampai 25,00 m berupa lumpur dan lempung sangat lunak sampai
lunak. Menurut Muthukkumaran, et al., 2004 menyebutkan bahwa, setelah dilaksanakan pengerukan di kolam pelabuhan akan terjadi peningkatan
I-3 defleksi pada tiang pancang dermaga. Hal ini dikarenakan perilaku
pergerakan merayap tanah lempung lunak. Persamaan karakteristik tanah dan kondisi kontur tanah diantara
dermaga Terminal Petikemas Semarang dengan penelitian yang telah dilakukan pada jurnal diatas, memungkinkan terjadinya dampak yang sama
juga terhadap kedua dermaga. Oleh karena itu untuk mengetahui hal tersebut maka penulis melakukan evaluasi struktur pekerjaan pengerukan terhadap
struktur dermaga Terminal Petikemas Semarang sebagai Tugas Akhir. Dalam Tugas Akhir ini akan mengevaluasi secara struktural untuk mengetahui
dampak pengerukan terhadap struktur bawah dermaga di Terminal Petikemas Semarang.
1.2. Rumusan Masalah